Penggorengan
Dosen Pembimbing
Nita Mariyana Rosiana,STP,M.Sc
Disusun Oleh :
Golongan : A / 1
2.1.1 Alat deep frying : penggorengan untuk deep frying, spatula, peniris, kompor,
baki, pisau, piring, talenan, penjepit bahan
2.1.2 Alat pan frying : loyang martabak manis, kompor, baskom, pengaduk,
ayakan tepung, saringan, centong sayung, spatula, pisau,sendok, talenan
2.1.3 Bahan deep frying : daging ayam, tepung bumbu untuk ayam goreng, pisang,
tepung bumbu untuk pisang goreng, minyak goreng
2.1.4 Bahan pan frying : tepung terigu, telur, gula, garam, baking soda, susu
bubuk, ragi instan, air, meises, keju parut, susu kental manis
d. larutkan tepung bumbu dengan air dengan perbandingan bumbu : air = 1:2
untuk membuat adonan basah. Sisa tepung bumbu digunakan sebagai adonan
kering
f. Gulingkan ke dalam adonan kering sambil ditekan dan diremas ±10 kali, lalu
diketuk-ketuk
g. Goreng dengan inyak panas secara deep frying hingga matang atau berwarna
kuning keemasan
g. setelah adonan matang, angkat martabak dan olesi dengan mentega hingga
rata dan beri isian sesuai selera dan tambahakan susu kental manis
Tepung
Ayam yang
terigu dan
sudah di cuci
susu
dan pisang
mixer
Larutkan tepung
dengan air 1:2
Tambahkan telur,
gula pasir, garam,
Celupkan ayam
baking soda
dan pisang
Tuang adonan
Diamkan hingga
berlubang-lubang , tutup
adonan
3.075
= 23,93 %
BAB 4. PEMBAHASAN
Dari praktikum yang teah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Penggorengan ialah metode atau alat perantara untuk memasak makanan dengan
menggunakan minyak. Serta bisa mengawetkan makanan yang karena dekstruksi
panas terhadap enzim dan mikroorganisme.
2. Metode penggorengan yang bisa dilakukan ialah pan friying(menggoreng
dengan minyak yang sedikit), deep frying (menggoreng dengan produk terendam
dalam minyak yang panas), dan fry (menggoreng dengan minyak panas), serta
saute(menggoreng cepat dengan minyak yang sedikit).
3. Pengaruh penggorengan terhadap karakteristik produk ialah produk akan
berubah marna menjadi coklat keemasan, aroma goreng, serta teksturnya akan
lebih renyah. Makanan yang diolah dengan metode penggorengan biasanya akan
lebih banyak atau menambah lemak dari pada bahan olahan dengan metode
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Amin, dkk. 2003. Menyatukan Kembali Ilmu-Ilmu Agama dan Umum:
Upaya Mempertemukan Epistemologi Islam dan Umum. Yogyakarta: IAIN
Sunan Kalijaga Press.
Agarwal, P.K., Gogia, A., & Gupta, R.K., 2004, Typhoid Fever. New Delhi, JIACM
5(1): 60-4
A Martin, Elisabeth, Kamus Sains (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012)
Mariod A, Matthaus B, Eichner K, Hussein IH. 2006. Frying quality and oxidative
stability of two unconventional oils. Journal of the American Oils Chemists’
Society 83(6): 529-538.
Persson, E., I. Sjokolm dan K. Skog. 2003. Effect of High Water-Holding Capacity on
the Formation of Heterocyclic Amines in Fried Beefburgers. Journal of
Agriculture Food Chemistry. 51 (15) : 4472- 4477.
LAMPIRAN