Anda di halaman 1dari 6

Leukosit.

Leukosit memegang peranan penting dalam sistem pertahanan tubuh. Dalam tubuh,
terdapat sekitar 5.000-10.000 leukosit/mm3 darah. Berdasarkan granula pada sitoplasmanya,
leukosit dibagi menjadi leukosit granulosit polimorfonuklear dan agranulosit mononuklear.
Leukosit granulosit polimorfonuklear terdiri atas neutrofil, basofil dan eosinofil, sedangkan
agranulosit mononuklear terdiri atas limfosit dan monosit. Leukosit akan bersifat ameboid
dan motil setelah meninggalkan pembuluh darah dan bekerja pada jaringan.

Granulosit mempunyai dua jenis granula, yakni granula spesifik dan granula
azurofilik. Granula spesifik mengikat pewarnaan netral, basa atau asam dan memiliki
beberapa fungsi spesifik. Granula azurofilik memiliki protein untuk membunuh dan
memakan microorganisme yang telah difagosit oleh sel. Granulosit memiliki
polimorfonukleus dengan dua atau lebih lobus. Tabel 1.1 menunjukan beberapa komposisi
granul dalam granulosit tubuh.

Tabel 1.1. Komposisi granul dalam granulosit tubuh.

Jenis Leukosit Granul Spesifik Granul Azurofilik


Neutrofil Fosfatase alkali Fosfatase asam
Kolagenase Mannosidase-α
Laktoferin Arilsulfatase
Lisozim Galaktosidase-β
Beberapa protein basa non- Glukoronidase- β
enzimatik antibakteri Katepsin
Nukleotidase-5’
Elastase
Kolagenase
Mieloperoksidase
Lisozim
Defensin
Eosinofil Fosfatase asam
Arilsulfatase
Glukuronidase- β
Katepsin
Fosfolipase
RNA-ase
Peroksidase eosinofilik
Protein basa utama
Basofil Faktor kemotaktik eosinofilik
Heparin
Histamin
Peroksidase

1. Neutrofil
Neutrofil terdapat sekitar 60-70% dari jumlah sel darah putih tubuh. Sel ini berfungsi
sebagai fagosit yang menelan bakteri dan debris. Neutrofil mempunyai dua granul, yakni
granul spesifik dan granul azurofilik. Selain itu, neutrofil juga memiliki glikogen untuk
dirombak menjadi glukosa dan kemudian menjadi energi melalui jalur glikolisis. Siklus asam
sitrat kurang begitu penting, dapat dilihat dari kurangnya mitokondria pada sel ini.
Kemampuan hidup neutrofil pada suasana dengan kadar oksigen rendah sangat
menguntungkan dalam melaksanakan fungsinya saat berada pada jaringan rusak dengan
kadar oksigen rendah dan pada saat membersihan debris pada jaringan luka.

Neutrofil berdiameter 12-15 µm dengan inti sel yang memiliki 2-5 lobus. Pada inti sel
neutrofil wanita, terdapat drum stik yang menunjukan kromosom X inaktif. Pada saat di
aliran darah, neutrofil menjadi inaktif dan sferis, sedangkan menjadi aktif dan ameboid saat
melekat pada substrat yang solid seperti matriks kolagen ekstrasel. Neutrofil berumur 6-7 jam
dalam aliran darah dan dapat mencapai 1-4 hari dalam jaringan ikat.

2. Eosinofil.
Eosinofil pada tubuh terdapat sekitar 2-4% dari jumlah leukosit dalam tubuh.
Eosinofil memiliki granul spesifik yang mengandung protein basa utama yakni faktor kaya
arginin dan menimbulkan sifat asidofilia pada granul. Fungsi dari eosinofil yakni menyerang
cacing parasitik serta penting dalam reaksi alergik. Eosinofil juga memfagosit kompleks
antigen-antibodi.

Eosinofil memiliki ukuran yang hampir sama dengan ukuran neutrofil. Pembeda nyata
antara neutrofil dengan eosinofil yakni inti dari eosinofil memiliki 2 lobus yang khas
sedangkan neutrofil memiliki 2-5 lobus.granul spesifik pada eosinofil memiliki ukuran yang
besar dan lonjong.

3. Basofil.

Dalam tubuh, terdapat sekitar 0,5-15 dari seluruh jumlah leukosit tubuh. Jumlahnya
paling sedikit diantara jenis leukosit lainnya. Oleh karena itu, sedikit sulit untuk menemukan
basofil dalam sebuah preparat apusan darah. Basofil berfungsi dalam mengeluarkan histamin
yang penting dalam reaksi alergik. Selainitu, basofil juga mengeluarkan heparin yang
membenatu membersihkan lemak dari darah. Diameter dari basofil sebesar 12-15µm dengan
dua atau lebih lobus inti. Basofil memiliki granul yan besar, namun granul ini mengaburkan
bentuk dari inti basofil.

4. Monosit.
Dalam darah, monosit terdapat sekitar 3-8% dari jumlah total sel darah.
Monosit dalam jaringan berubah menjadi makrofag untuk menjalankan fungs
fagositnya. Diameter dari monosit sebesar 12-20µm. Intinya berukuran besar, terletak
agak eksentris dan dapat berbentuk lonjong, huruf U atau seperti ginjal. Monosit
mengandung granul azurofilik yang sangat halus. Dalam monosit ditemukan adanya
Retikulum Endoplasma kasar dengan poliribosom yang bebas serta mitokondria
dengan ukuran kecil. Pada monosit juga terdapat badan golgi yang terlibat dalam
pembentukan granul lisososm dan banyak mikrovili serta pinel pinositosis di
permukaan sel.

5. Limfosit

Limfosit terdapat sebanyak 20-25% dari jumlah leukosit dalam tubuh. Limfosit berperan
dalam pertahanan imun yang telah terprogram secara spesifik. Inti sel dari limfosit berbentuk
sferis. Limfosit dibagi menjadi limfosit B, limfosit T dan Natural Killer (NK). Limfosit B
berfungsi dalam menghasilkan antibodi dan limfosit T berperan dalam respon imun seluler.
Limfosit kecil berukuran 6-8 µm, sedangkan limfosit medium dan besar memiliki ukuran 9-
18 µm. Limfosit merupakan satu-satunya jenis leukosit yang memiliki kemampuan kembali
ke dalam darah dari jaringan setelah mengalami diapedesis.

Sumber

Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Penerbit EGC. Jakarta
Junqueira, L. C., Carneiro, J. 2007. Teks dan Atlas Histologi Dasar. Jakarta : EGC.

Wilson, L.M., Price, S.A., 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta:EGC

Sherwood, L., 2011. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. 6th ed. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai