Disusun Oleh :
M. Imam Mas’ud (33030170009)
B. IDENTIFIKASI MASALAH
A. Bagaimana Biografi Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D.
B. Pengertian Filisafat Hukum
C. Filsafat Hukum dan Fungsinya
D. Ruang lingkup dan filsafat hukum
E. Hubungan Politik dan Filsafat Hukum
C. TUJUAN MASALAH
Baranjak dari rumusan masalah yang ada maka tujuan dari penulisan laporan makalah
ini adalah :
A. Menjelaskan Biografi Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D.
B. Menjelakan Pengertian Filisafat Hukum
C. Menjelakan Filsafat Hukum dan Fungsinya
D. Menjelakan Ruang lingkup dan filsafat hukum
E. Menjelaskan Hubungan Politik dan Filsafat Hukum
Bab 2
PEMBAHASAN
Nuzulul Quran, Masjid Agung Dr. Wahidin Soediro Hoesodo Kabupaten Sleman, 2015
Menjadi Khatib Idul Adha 1436 H, di Masjid Al Falah, Jl. Tempel, Caturtunggal,
Depok, 2015
“Pengajian dalam rangka Peringatan Tahun Baru Hijriah 1437 H.”, Pendopo
Dipokusumo, Kabupaten Purbalingga,,2015
1
. Muhamad Erwin SH, M.Hum. “Filsafat hukum, refleksi kritis terhadap hukum” (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada,2011) hlm.2
selanjutnya berkembang menjadi terspealisasi dalam bentuk yang lebih kecil dan
sekaligus semakin aplikatif dan terasa manfaatnya. Filsafat sebagai induk dari segala
ilmu membangun karangka berpikir dengan meletakan tiga dasar utama, yaitu ontology,
epistemology, dan oksiologi. Maka filsafat ilmu merupakan bagian dari epitermologi
(filsafat ilmu pengetahuan yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan
ilmiah).
Pengertian filsafat hukum menurut para ahli menurut Soetikno Filsafat hukum
adalah mencari hakikat dari hukum, dia ingin mengetahui apa yang ada dibelakang
hukum, mencari yang tersembunyi didalam hukum, dia menyelidiki kaidah-kaidah
hukum sebagai pertimbangan nilai. Menurut Satjipto rahardjo filsafat hukum
mempelajari pertanyaan-pertanyaan dasar dari hukum. Pertanyaan tentang hakikat
hukum, tentang dasar bagi kekuatan mengikat dari hukum, merupakan contoh-contoh
pertanyaan yang bersifat mendasar itu. Filsafat Hukum menurut Soerjono
Soekanto adalah kegiatan perenungan nilai-nilai, penyerasian nilai-nilai
dan perumusan nilai-nilai yang berpasangan tetapi kadangkala bersitegang. Dan
Menurut Apeldoorn, Pengertian Filsafat Hukum ialah petunjuk-petunjuk mengenai
nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat dan sekaligus menunjukkan ke arah mana
nilai-nilai tersebut akan berkembang.
1. Manfaat ideal
2. Manfaat praktis
3. Manfaat rill
Manfaat ideal yang dapat ditemui oleh orang yang mempelajari filsafat hukum
terutama terhadap pemahaman tentang eksistensi manusia dan kemanusiananya dalam
dinamik kehidupan. Sementara manfaat praktis dengan mengkaji filsafat hukum dapat
membuat setiap manusia mampu menggali, mengelola, dan memanfaatkan setiap
potensi dan sumber daya yang ada, baik yang ada dalam diri maupun yang terdapat
diluar dirinya,melalui gerakmenuju tinggat yang lebih baik dari masa sebelumnya.
Manfaat rill merupakan manfaat kesaatan, yakni manfaat yang mengantarkan manusia
pada suatu pengertian dan bijaksana pada kebijaksanaan hidup untuk menerima
kenyataan yang ada pada masa lalu dan yang akan datang, dari pengalaman dan ide
pada harapan yang menuntun manusia yang menyadari ketidaksadaranya dan
menerikma kebenaranya. Akan adanya pem,bagian waktu, yakni masa lalu, masa kini,
akan datang.2
C. FILSAFAT HUKUM DAN FUNGSINYA
Pada Zaman Yunani Kuno hukum dipandang berkaitan dengan alam. Alam
dikuasai oleh hukum yang biasa disebut hukum alam. Dalam pandangan yang
demikian, hukum berfungsi untuk mengatur hidup manusia supaya mengikuti peraturan
yang sesuai dengan hakikatnya. Dalam abad pertengahan pandangan ini berubah,
hukum tetap dipertahankan dalam fungsinya yang semula, yakni menciptakan aturan-
aturan. Aturan hukum adalah aturan Allah SWT. Hukum berfungsi untuk menjamin
suatu aturan hidup sebagaimana yang dikehendaki oleh pencipta manusia.3
Fungsi hukum dalam pandangan ini adalah mewujudkan suatu kehidupan
bersama yang teratur sehingga dapat menunjang perkembangan pribadi setiap manusia.
Pada kenyataannya tiap-tiap masyarakat terdiri atas beberapa individu dan kelompok.
Semua individu dan kelompok memiliki kepentingannya sendiri. Perlu diungkapan
bahwa suatu masyarakat yang teratur,bila semua kepentingan dipelihara dengan baik,
dan bila semua kepentingan, baik umum maupun individual,diperhatikan secara
seimbang oleh para penguasa. Fungsi hukum adalah memelihara kepentingan umum
dalam masyarakat, menjaga hak-hak manusia, dan mewujudkan keadilan dalam hidup
bersama. Fungsi filsafat hukum adalah untuk menempatkan hukum pada tempatnya
dalam perspektif yang tepat sebagai usaha manusia untuk menjadikan dunia ini sebagai
tempat yang lebih layak untuk didiami. Pengertian “layak” menggambarkan beliau
mendapat pengaruh pandangan Immanuel Kant dengan teori Kategori Imperatif-nya.
Arti kategori imperatif adalah beliau membuat kategoris-kategoris dalam hukum.
Maksudnya sesuai dengan kedudukan masing-masing subjek hukum yang dilandasi
kepentingan mereka. Kategoris Imperatif, dalam hal ini Immanuel Kant diperngaruhi
aliran empiris yang dipelopori David Hume. Istilah kategorisnya yang merupakan
cerminan dari arti empiris (sosiologis). Sedangkan imperative mencerminkan normatif,
demikian halnya dengan Hans Kelsen sebagai neo Kantian menganut dualis yaitu das
12
dr. Muhammad syukri albani nasution, M.A. Zul pahmi Lubis, M.H.I. iwan S.H.I.,M.H.I. Achmad faury,
S.H.I., LL.M. Hukum dalam pendekatan Filsafat (Jakarta kharisma putra utama, 2016) hlm 6
3
. Prof. Dr. Zainuddinali, M.A “Filsafat hukum” (jakarta: PT. RajaGrafindo,2004) hlm.42
sollen dan das sein. Das sollen dilihat dari formalnya (bentuk), das sein dilihat dari
materiilnya (isinya mencerminka ground norm).4
D. RUANG LINGKUP FILSAFAT HUKUM
Filsafat Hukum meliputi :
a. Ontologi Hukum (penelitian tentang hakikat dari hukum) yaitu ilmu tentang
segala sesuatu (merefleksi hakikat hukum dan konsep-konsep fundamental dalam
hukum, seperti konsep demokrasi, hubungan hukum dan kekuasaan dan hubungan
hukum dan moral.
b. Aksiologi Hukum (penentuan isi dan nilai) yaitu ilmu tentang nilai (Merefleksi
isi dan nilai-nilai yang termuat dalam hukum seperti kelayakan, persamaan,
keadilan, kebebasan, kebenaran, dan sebagainya.
c. Ideologi Hukum (ajaran ide) yaitu ilmu tentang tujuan hukum yang mengangkut
cita manusia (merefleksi wawasan manusia dan masyarakat yang melandasi dan
melegitimasi kaidah hukum, pranata hukum, sistem hukum dan bagian-bagian
dari sistem hukum).
d. Epistemologi Hukum (ajaran pengetahuan) yaitu ilmu tentang pegetahuan hukum
(Merefleksi sejauh mana pengetahuan tentang hakikat hukum dan masalah-
masalah fundamental dalam filsafat hukum mungkin dijalankan akal budi
manusia).
e. Teologi Hukum (hal yang menentukan makna dan tujuan hukum) yaitu ilmu
tentang tujuan hukum yang menyangkut cita hukum itu sendiri (merefleksi makna
dan tujuan hukum)
f. Logika Hukum, yaitu ilmu tentang berpikir benar atau kebenaran berpikir
(Merefleksi aturan-aturan berpikir yuridik, bangunan logika serta struktur sistem
hukum).
E. HUBUNGAN POLITIK DAN FILSAFAT HUKUM
4
. Prof. Dr. H.R. Otje Salman S., SH. “Filsafat Hukum, perkembangan dan dinamika masalah” (Bandung: PT
Refika Aditama,2009) hlm.9
dibentuk dan ikut membentuk tatanan. Entuknya ditentukan oleh masyarkat dengan
sifatnya, namun sekaligus juga menentukan sifat dari masyarkat itu sendiri.
Asumsi dasar bahwa adanya hubungan antara politik dan Filsapat Hukum tidak
bias terbantahkan, bahkan bias dibilang bahwa hukum adlah produk politik, sehingga
karakter setiap produk hukum serat diwarnai oleh imbangan kekuatan pada konstelasi
plitik yang ada.
Pada era sukarno, hukm adlah panglima, namun kemudian dirubah menjadi
ekonomi dan pembangunan pada era suhato, sehingga posisi hukum tidak menjadi
panglima,masyarkat menjadi objek, banak dari produk hukum yang mengatasnamakan
rakyat namun sebagai alat untuk kepentingan pribadi para politisi
Ilmu pengetahuan lain yang erat hubungannya dengan ilmu politik ialah filsafat.
Filsafat ialah usaha untuk secara rasional dan sistematis mencari pemecahan atau
jawaban atas persoalan-persoalan yang menyangkut alam semesta (universe) dan
kehidupan manusia. Filsafat menjawab pertanyaan seperti: Apakah asas-asas yang
mendasari fakta? Apakah yang dapat saya ketahui? Apakah asas-asas dari kehidupan?
Filsafat sering merupakan pedoman bagi manusia dalam menetapkan sikap hidup dan
tingkah lakunya.
Ilmu politik terutama sekali erat hubungannya dengan filsafat politik, yaitu
bagian dari filsafat yang menyangkut kehidupan politik terutama mengenai sifat hakiki,
asal mula dan nilai (value) dari negara. Negara dan manusia di dalamnya dianggap
sebagai sebagian dari alam semesta Dalam pandangan filsuf Yunani Kuno, filsafat
politik juga mencakup dan erat hubungannya dengan moral filosofi atau etika (ethics).
Etika membahas persoalan yang menyangkut norma-norma baik/buruk, manusia
apakah yang boleh dinamakan manusia baik/buruk; apakah yang dinamakan adil/tidak
adil. Penilaian semacam ini, jika diterapkan pada politik menimbulkan pertanyaan
sebagai berikut: apakah seharusnya tujuan dari negara; bagaimana seharusnya sifat
sistem pemerintahan yang terbaik untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut; bagaimana
seorang pemimpin harus bertindak untuk keselamatan negara dan warganya. Dengan
demikian kita sampai pada bidang filsafat politik yang membahas masalah politik
dengan berpedoman pada suatu sistem nilai (valuesystem) dan norma-norma tertentu.
Contoh dari pandangan bahwa ada hubungan erat antara politik dan etika tercermin
dalam karangan filsuf Yunani Plato, Politeia, yang menggambarkan negara yang ideal.
Di negara-negara Barat pemikiran politik baru memisahkan diri dari etika mulai abad
ke-16 dengan dipelopori oleh negarawan Itali Niccolo Macchiavelli. Akan tetapi di
dunia Barat akhir-akhir ini kembali timbul perhatian baru tentang filsafat dengan
munculnya buku A Theory of Justice, karangan John Rawls tahun 1971. Rawls
memperjuangkan distribusi kekayaan secara adil (equity) bagi pihak yang kurang
mampu.
FILSAFAT POLITIK
Filsafat politik berbeda dengan ilmu politik. Bedanya ada dalam ranah
perspektif. Yang pertama memiliki perspektif filosofis, yang kedua tidak. Sementara
perspektif ilmu memiliki cangkupan pembahasan dan metodologi yang tunduk pada
ranah ilmiahempirik.
Socrates, sang pendiri filsafat politik memproklamasikan sebagai aktivitas
pencarian kebijaksanaan. Filsafat membuat tata kehidupan manusia lebih masuk akal
dan selaras dengan Sabda Tuhan. Dengan filsafat manusia bukan hanya menanggalkan
mental mistis tetapi memeluk rasionalisme. Charles Taylor meyakini bahwa filsafat
bertugas menjadikan dunia keseharian manusia menjadi dunia yang memesona.
Filsafat politik memiliki misi mendesak dan penting untuk menghindarkan
kenaifan dalam politik, mencegah dan mengatasi kekerasan brutal di masa depan di satu
pihak, dan mempromosikan fairness or equality dalam tata hidup bersama di lain pihak,
serta memutuskan cita rasa kebebasan manusia.5
5
Prof.Dr.E.Armada Riyanto,CM. Berfilsafat Politik (Yogyakarta : kanisius, 2011). Hlm. 33
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Prof Dr K Yudian Wahyudi lahir di Balikpapan, Kalimantan Timur,17 April
1960. Yudian menerbitkan perjalanan kisahnya dalam buku Jihad Ilmiah dan
mendirikan pesantren Nawesea, yaitu pesantren khusus bagi mahasiswa pascasarjana.
Ia mengharapkan buku dan pesantrennya menjadi jalan untuk menuju kesuksesan di
negeri Barat.
Kini Prof Drs KH. Yudian Wahyudi PhD ditetapkan dan dilantik menjadi
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta masa bakti 2016-
2020.
1. http://uin-suka.ac.id/id/page/detil_dosen/196004171989031001-Yudian-Wahyudi
2. Riyanto E.Armada Prof.Dr.,CM. Berfilsafat Politik (Yogyakarta : kanisius, 2011).
3. Salman Otje Prof. Dr. H.R. ., SH. “Filsafat Hukum, perkembangan dan dinamika
masalah” (Bandung: PT Refika Aditama,2009)
4. Soedarto, perkembangan ilmu hukum dan politik hukum (bandung,sinar baru 1983)
5. Tanya Bernand L, S.H.,M.H,”Politik Hukum” (Yogyakarta Genta Publishing, 2011)
6. Zainuddinali Prof. Dr., M.A “Filsafat hukum” (jakarta: PT. RajaGrafindo,2004)