Anda di halaman 1dari 12

BIOGRAFI TOKOH Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D.

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Hukum


Dosen pengampu Muhammad Chairul Huda, M. H.

Disusun Oleh :
M. Imam Mas’ud (33030170009)

HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
Bab 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap filsafat Hukum merupakan bagian dari filsafat umum tertentu, karena ia
menawarkan refleksi filosofis mengenai hukum umum. Refleksi itu bisa berasal dari
pendapat filosofis yang ada ataupun dapat mengarahkan kepada pendapat filosofis itu.
Merupakan sesuatu yang sangat alami dank has bagi sejarah pertama, sedangkan
praktisi dan ahli hukum condong kepada yang kedua. Namun tidak semua filsafat
mengarah kepada filsafat hukum, ataupun berupaya kepada upaya itu, karenanya
Descartes tidak banyak berfilsafat tentang hukum. Disisi lain banyak ahli hukum yang
puas dan mengkaji sekian banyak norma hukum yang mereka jumpai, dan memasrakan
kepada orang lain untuk mengeksplorasi filsafat hukum didunia ini dan sudah merasa
cukup dengan pengetahuan umum yang lazim disyaratkan untuk profesi itu.
Sudah banyak pengertian dan definisi tentang politik hukum yang diberikan
para ahli didalam berbagai literature. Dari berbagai pengertian atau definisi itu, dengan
mengambil substansinya yang sama yaitu “legal policy atau garis (kebijakan) resmi
tentang hukum yang akan diberlakukan baik dengan pembuatan hukum baru maupun
dengan penggantian hukum lama, dalam rangka mencapai tujuan negar.”dengan
demikian politi hukum merupakan pilihan tentang hukum-hukum yang akan
diberlakukan sekaligus pilihan tentang hukum yang akan dicabut atau tidak
diberlakukan yang kesemuanya dimaksud utuk mencapai tujuan negara seperti yang
tercantum didalam pembukaan UUD 1945.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
A. Bagaimana Biografi Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D.
B. Pengertian Filisafat Hukum
C. Filsafat Hukum dan Fungsinya
D. Ruang lingkup dan filsafat hukum
E. Hubungan Politik dan Filsafat Hukum
C. TUJUAN MASALAH
Baranjak dari rumusan masalah yang ada maka tujuan dari penulisan laporan makalah
ini adalah :
A. Menjelaskan Biografi Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D.
B. Menjelakan Pengertian Filisafat Hukum
C. Menjelakan Filsafat Hukum dan Fungsinya
D. Menjelakan Ruang lingkup dan filsafat hukum
E. Menjelaskan Hubungan Politik dan Filsafat Hukum
Bab 2
PEMBAHASAN

A. Biografi Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D.


Prof Dr K Yudian Wahyudi lahir di Balikpapan, Kalimantan Timur,17 April 1960.
Belajar di pondok pesantren Tremas Pacitan (1972-1978) dan Al Munawwir Krapyak
Yogyakarta (1978-1979). Meraih gelar Bachelor of Art (BA) dan Doktoranus di Fakultas
Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (1982 dan 1987). BA Fakultas Filsafat UGM (1986),
KKN tahun 1988 (DO tidak diketahui tahunnya). Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)
Sunan Kalijaga Yogyakarta (2016-2020)
Mengikuti Program Pembibitan Calon Dosen IAIN se-Indonesia (Semarang, 1988-
1989). Meraih gelar Master of Art (MA) dari Islamic Studies di McGill University, Montreal,
Kanada (1993), dan PhD tahun 2002.
Visiting Researcher/Scholar di Harvard Law School (2002-2004). Dosen Islamic Studies
di Comparative Department, Tufts University, Massachussetts, USA (2004-2005). Anggota
American Assosiation of University Professors (2005-2006).
Dia adalah dosen pertama dari Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang
berhasil menembus Harvard Law School di Amerika Serikat. Hal itu diperolehnya setelah
menyelesaikan pendidikan doktor (PhD) di McGill University, Kanada. Ia juga berhasil
menjadi profesor dan tergabung dalam American Asosiation of University Professors serta
dipercaya mengajar di Tufts University, Amerika Serikat (AS).
Keberhasilannya menjadi guru besar dan mengajar di salah satu universitas ternama di
AS, telah mengukir sejarah baru dalam dunia pendidikan Islam. Yudian adalah alumnus santri
di Pondok Pesantren Termas, Pacitan, Jawa Timur.
Yudian menerbitkan perjalanan kisahnya dalam buku Jihad Ilmiah dan mendirikan
pesantren Nawesea, yaitu pesantren khusus bagi mahasiswa pascasarjana. Ia mengharapkan
buku dan pesantrennya menjadi jalan untuk menuju kesuksesan di negeri Barat.
Kini Prof Drs KH. Yudian Wahyudi PhD ditetapkan dan dilantik menjadi Rektor
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta masa bakti 2016-2020.
Pengabdian yudian wahyudi kepada masyarakat
 Editorial Board of International Journal of Pesantren Studies, Jakarta, 2016
 Penyandang Dana Beasiswa Yudian W. Asmin (Yudian W. Asmin Fellowship) untuk
45 anak SMP selama tiga tahun, 2016
 Pendiri Sunan Averroes Islamic Boarding School (TK, SD dan SMP)., 2016

 Pendiri Yayasan Nawesea, 2016

 Editorial Board of International Journal of Pesantren Studies, Jakarta, 2015

 Nuzulul Quran, Masjid Agung Dr. Wahidin Soediro Hoesodo Kabupaten Sleman, 2015

 Imam-Khatib Idul Fitri, GOR, UNY,, 2015

 Imam-Khatib Idul Adha, Ambarukmo Plaza, Yogyakarta,,2015

 Pendiri Tarekat Sunan Anbia, Yogyakarta., 2015

 Menjadi Khatib Idul Adha 1436 H, di Masjid Al Falah, Jl. Tempel, Caturtunggal,
Depok, 2015

 “Pengajian dalam rangka Peringatan Tahun Baru Hijriah 1437 H.”, Pendopo
Dipokusumo, Kabupaten Purbalingga,,2015

B. Pengertian Filsafat Hukum


Filsafat merupakan terjemahan dari istilah “Philoshopia”, yang berasal dari
bahasa terjemahan Yunani dan berarti cinta akan kebijaksanaan/”love of wisdom”1.
Bijaksana memiliki dua segi arti, yang pertama memiliki pengertian yang mendalam
dan yang kedua memiliki sikap hidup yang benar. Sementara benar adalah yang baik
dan yang tepat. Jadi filsafat itu mencari kebijaksanaan.
Filsafat selalu berawal dari keheranan yang dimiliki manusia. Keheranan itu
senantiasa bersifat intelektual dan kerohanian. Keadaan keheranan ini belum boleh
disebut filsafat. Baru dapat dikatakan filsafat apabila telah ada upaya untuk mencari
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan keheranan dan menyelami rahasianya
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling berkaitan, baik secara substansial
maupun historis, karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat. Filsafat telah
mengubah pola pemikiran bangsa yunani dan umat manusia dari pandangan mitosentris
menjadi logosentris. Perubahan pola piker tersebut membawa perubahan yang cukup
besar dengan ditemukanya hukum-hukum alam dan teori-teori ilmiah yang
menjelaskan bagaimana perubahan-perubahan ini terjadi, baik yang berkaitan dengan
makrokosmos maupun mikrokosmos. Dari sinilah lahir ilmu-ilmu pengetahuan yang

1
. Muhamad Erwin SH, M.Hum. “Filsafat hukum, refleksi kritis terhadap hukum” (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada,2011) hlm.2
selanjutnya berkembang menjadi terspealisasi dalam bentuk yang lebih kecil dan
sekaligus semakin aplikatif dan terasa manfaatnya. Filsafat sebagai induk dari segala
ilmu membangun karangka berpikir dengan meletakan tiga dasar utama, yaitu ontology,
epistemology, dan oksiologi. Maka filsafat ilmu merupakan bagian dari epitermologi
(filsafat ilmu pengetahuan yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan
ilmiah).

Pengertian filsafat hukum menurut para ahli menurut Soetikno Filsafat hukum
adalah mencari hakikat dari hukum, dia ingin mengetahui apa yang ada dibelakang
hukum, mencari yang tersembunyi didalam hukum, dia menyelidiki kaidah-kaidah
hukum sebagai pertimbangan nilai. Menurut Satjipto rahardjo filsafat hukum
mempelajari pertanyaan-pertanyaan dasar dari hukum. Pertanyaan tentang hakikat
hukum, tentang dasar bagi kekuatan mengikat dari hukum, merupakan contoh-contoh
pertanyaan yang bersifat mendasar itu. Filsafat Hukum menurut Soerjono
Soekanto adalah kegiatan perenungan nilai-nilai, penyerasian nilai-nilai
dan perumusan nilai-nilai yang berpasangan tetapi kadangkala bersitegang. Dan
Menurut Apeldoorn, Pengertian Filsafat Hukum ialah petunjuk-petunjuk mengenai
nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat dan sekaligus menunjukkan ke arah mana
nilai-nilai tersebut akan berkembang.

Menurut Muhammad Erwin, S.H., M.Hum. dengan memahami filsafat hukum


akan dapat dipetik tiga kemanfaatan, yaitu:

1. Manfaat ideal
2. Manfaat praktis
3. Manfaat rill
Manfaat ideal yang dapat ditemui oleh orang yang mempelajari filsafat hukum
terutama terhadap pemahaman tentang eksistensi manusia dan kemanusiananya dalam
dinamik kehidupan. Sementara manfaat praktis dengan mengkaji filsafat hukum dapat
membuat setiap manusia mampu menggali, mengelola, dan memanfaatkan setiap
potensi dan sumber daya yang ada, baik yang ada dalam diri maupun yang terdapat
diluar dirinya,melalui gerakmenuju tinggat yang lebih baik dari masa sebelumnya.
Manfaat rill merupakan manfaat kesaatan, yakni manfaat yang mengantarkan manusia
pada suatu pengertian dan bijaksana pada kebijaksanaan hidup untuk menerima
kenyataan yang ada pada masa lalu dan yang akan datang, dari pengalaman dan ide
pada harapan yang menuntun manusia yang menyadari ketidaksadaranya dan
menerikma kebenaranya. Akan adanya pem,bagian waktu, yakni masa lalu, masa kini,
akan datang.2
C. FILSAFAT HUKUM DAN FUNGSINYA
Pada Zaman Yunani Kuno hukum dipandang berkaitan dengan alam. Alam
dikuasai oleh hukum yang biasa disebut hukum alam. Dalam pandangan yang
demikian, hukum berfungsi untuk mengatur hidup manusia supaya mengikuti peraturan
yang sesuai dengan hakikatnya. Dalam abad pertengahan pandangan ini berubah,
hukum tetap dipertahankan dalam fungsinya yang semula, yakni menciptakan aturan-
aturan. Aturan hukum adalah aturan Allah SWT. Hukum berfungsi untuk menjamin
suatu aturan hidup sebagaimana yang dikehendaki oleh pencipta manusia.3
Fungsi hukum dalam pandangan ini adalah mewujudkan suatu kehidupan
bersama yang teratur sehingga dapat menunjang perkembangan pribadi setiap manusia.
Pada kenyataannya tiap-tiap masyarakat terdiri atas beberapa individu dan kelompok.
Semua individu dan kelompok memiliki kepentingannya sendiri. Perlu diungkapan
bahwa suatu masyarakat yang teratur,bila semua kepentingan dipelihara dengan baik,
dan bila semua kepentingan, baik umum maupun individual,diperhatikan secara
seimbang oleh para penguasa. Fungsi hukum adalah memelihara kepentingan umum
dalam masyarakat, menjaga hak-hak manusia, dan mewujudkan keadilan dalam hidup
bersama. Fungsi filsafat hukum adalah untuk menempatkan hukum pada tempatnya
dalam perspektif yang tepat sebagai usaha manusia untuk menjadikan dunia ini sebagai
tempat yang lebih layak untuk didiami. Pengertian “layak” menggambarkan beliau
mendapat pengaruh pandangan Immanuel Kant dengan teori Kategori Imperatif-nya.
Arti kategori imperatif adalah beliau membuat kategoris-kategoris dalam hukum.
Maksudnya sesuai dengan kedudukan masing-masing subjek hukum yang dilandasi
kepentingan mereka. Kategoris Imperatif, dalam hal ini Immanuel Kant diperngaruhi
aliran empiris yang dipelopori David Hume. Istilah kategorisnya yang merupakan
cerminan dari arti empiris (sosiologis). Sedangkan imperative mencerminkan normatif,
demikian halnya dengan Hans Kelsen sebagai neo Kantian menganut dualis yaitu das

12
dr. Muhammad syukri albani nasution, M.A. Zul pahmi Lubis, M.H.I. iwan S.H.I.,M.H.I. Achmad faury,
S.H.I., LL.M. Hukum dalam pendekatan Filsafat (Jakarta kharisma putra utama, 2016) hlm 6
3
. Prof. Dr. Zainuddinali, M.A “Filsafat hukum” (jakarta: PT. RajaGrafindo,2004) hlm.42
sollen dan das sein. Das sollen dilihat dari formalnya (bentuk), das sein dilihat dari
materiilnya (isinya mencerminka ground norm).4
D. RUANG LINGKUP FILSAFAT HUKUM
Filsafat Hukum meliputi :
a. Ontologi Hukum (penelitian tentang hakikat dari hukum) yaitu ilmu tentang
segala sesuatu (merefleksi hakikat hukum dan konsep-konsep fundamental dalam
hukum, seperti konsep demokrasi, hubungan hukum dan kekuasaan dan hubungan
hukum dan moral.
b. Aksiologi Hukum (penentuan isi dan nilai) yaitu ilmu tentang nilai (Merefleksi
isi dan nilai-nilai yang termuat dalam hukum seperti kelayakan, persamaan,
keadilan, kebebasan, kebenaran, dan sebagainya.
c. Ideologi Hukum (ajaran ide) yaitu ilmu tentang tujuan hukum yang mengangkut
cita manusia (merefleksi wawasan manusia dan masyarakat yang melandasi dan
melegitimasi kaidah hukum, pranata hukum, sistem hukum dan bagian-bagian
dari sistem hukum).
d. Epistemologi Hukum (ajaran pengetahuan) yaitu ilmu tentang pegetahuan hukum
(Merefleksi sejauh mana pengetahuan tentang hakikat hukum dan masalah-
masalah fundamental dalam filsafat hukum mungkin dijalankan akal budi
manusia).
e. Teologi Hukum (hal yang menentukan makna dan tujuan hukum) yaitu ilmu
tentang tujuan hukum yang menyangkut cita hukum itu sendiri (merefleksi makna
dan tujuan hukum)
f. Logika Hukum, yaitu ilmu tentang berpikir benar atau kebenaran berpikir
(Merefleksi aturan-aturan berpikir yuridik, bangunan logika serta struktur sistem
hukum).
E. HUBUNGAN POLITIK DAN FILSAFAT HUKUM

Hukum adalah sebuah entitas yang sangat kompleks, meliputi kenyataan


kemastarakatan yang majemuk, banyak aspek, fase. Bernard Sharif Shidarta
menyebutkan bahwa hukum berakar dan terbentuk dalam proses Interaksi berbagai
aspek kemasyarkatan (Politik, ekonomi, social, budaya, teknologi, keagmaan, dll)

4
. Prof. Dr. H.R. Otje Salman S., SH. “Filsafat Hukum, perkembangan dan dinamika masalah” (Bandung: PT
Refika Aditama,2009) hlm.9
dibentuk dan ikut membentuk tatanan. Entuknya ditentukan oleh masyarkat dengan
sifatnya, namun sekaligus juga menentukan sifat dari masyarkat itu sendiri.
Asumsi dasar bahwa adanya hubungan antara politik dan Filsapat Hukum tidak
bias terbantahkan, bahkan bias dibilang bahwa hukum adlah produk politik, sehingga
karakter setiap produk hukum serat diwarnai oleh imbangan kekuatan pada konstelasi
plitik yang ada.
Pada era sukarno, hukm adlah panglima, namun kemudian dirubah menjadi
ekonomi dan pembangunan pada era suhato, sehingga posisi hukum tidak menjadi
panglima,masyarkat menjadi objek, banak dari produk hukum yang mengatasnamakan
rakyat namun sebagai alat untuk kepentingan pribadi para politisi
Ilmu pengetahuan lain yang erat hubungannya dengan ilmu politik ialah filsafat.
Filsafat ialah usaha untuk secara rasional dan sistematis mencari pemecahan atau
jawaban atas persoalan-persoalan yang menyangkut alam semesta (universe) dan
kehidupan manusia. Filsafat menjawab pertanyaan seperti: Apakah asas-asas yang
mendasari fakta? Apakah yang dapat saya ketahui? Apakah asas-asas dari kehidupan?
Filsafat sering merupakan pedoman bagi manusia dalam menetapkan sikap hidup dan
tingkah lakunya.
Ilmu politik terutama sekali erat hubungannya dengan filsafat politik, yaitu
bagian dari filsafat yang menyangkut kehidupan politik terutama mengenai sifat hakiki,
asal mula dan nilai (value) dari negara. Negara dan manusia di dalamnya dianggap
sebagai sebagian dari alam semesta Dalam pandangan filsuf Yunani Kuno, filsafat
politik juga mencakup dan erat hubungannya dengan moral filosofi atau etika (ethics).
Etika membahas persoalan yang menyangkut norma-norma baik/buruk, manusia
apakah yang boleh dinamakan manusia baik/buruk; apakah yang dinamakan adil/tidak
adil. Penilaian semacam ini, jika diterapkan pada politik menimbulkan pertanyaan
sebagai berikut: apakah seharusnya tujuan dari negara; bagaimana seharusnya sifat
sistem pemerintahan yang terbaik untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut; bagaimana
seorang pemimpin harus bertindak untuk keselamatan negara dan warganya. Dengan
demikian kita sampai pada bidang filsafat politik yang membahas masalah politik
dengan berpedoman pada suatu sistem nilai (valuesystem) dan norma-norma tertentu.
Contoh dari pandangan bahwa ada hubungan erat antara politik dan etika tercermin
dalam karangan filsuf Yunani Plato, Politeia, yang menggambarkan negara yang ideal.
Di negara-negara Barat pemikiran politik baru memisahkan diri dari etika mulai abad
ke-16 dengan dipelopori oleh negarawan Itali Niccolo Macchiavelli. Akan tetapi di
dunia Barat akhir-akhir ini kembali timbul perhatian baru tentang filsafat dengan
munculnya buku A Theory of Justice, karangan John Rawls tahun 1971. Rawls
memperjuangkan distribusi kekayaan secara adil (equity) bagi pihak yang kurang
mampu.
FILSAFAT POLITIK
Filsafat politik berbeda dengan ilmu politik. Bedanya ada dalam ranah
perspektif. Yang pertama memiliki perspektif filosofis, yang kedua tidak. Sementara
perspektif ilmu memiliki cangkupan pembahasan dan metodologi yang tunduk pada
ranah ilmiahempirik.
Socrates, sang pendiri filsafat politik memproklamasikan sebagai aktivitas
pencarian kebijaksanaan. Filsafat membuat tata kehidupan manusia lebih masuk akal
dan selaras dengan Sabda Tuhan. Dengan filsafat manusia bukan hanya menanggalkan
mental mistis tetapi memeluk rasionalisme. Charles Taylor meyakini bahwa filsafat
bertugas menjadikan dunia keseharian manusia menjadi dunia yang memesona.
Filsafat politik memiliki misi mendesak dan penting untuk menghindarkan
kenaifan dalam politik, mencegah dan mengatasi kekerasan brutal di masa depan di satu
pihak, dan mempromosikan fairness or equality dalam tata hidup bersama di lain pihak,
serta memutuskan cita rasa kebebasan manusia.5

5
Prof.Dr.E.Armada Riyanto,CM. Berfilsafat Politik (Yogyakarta : kanisius, 2011). Hlm. 33
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Prof Dr K Yudian Wahyudi lahir di Balikpapan, Kalimantan Timur,17 April
1960. Yudian menerbitkan perjalanan kisahnya dalam buku Jihad Ilmiah dan
mendirikan pesantren Nawesea, yaitu pesantren khusus bagi mahasiswa pascasarjana.
Ia mengharapkan buku dan pesantrennya menjadi jalan untuk menuju kesuksesan di
negeri Barat.
Kini Prof Drs KH. Yudian Wahyudi PhD ditetapkan dan dilantik menjadi
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta masa bakti 2016-
2020.

Politik Hukum adalah kemauan atau kehendak negara terhadap hukum.


Artinya:untuk apa hukum itu diciptakan, apa tujuan penciptaannya dan kemana arah
yang hendak dituju. Politik Hukum adalah kebijakan pemerintah mengenai hukum
mana yang akan dipertahankan, hukum mana yang akan diganti, hukum mana yang
akan direvisi dan hukum mana yang akan dihilangkan dan Filsafat merupakan
terjemahan dari istilah “Philoshopia”, yang berasal dari bahasa terjemahan Yunani dan
berarti cinta akan kebijaksanaan/”love of wisdom”. Bijaksana memiliki dua segi arti,
yang pertama memiliki pengertian yang mendalam dan yang kedua memiliki sikap
hidup yang benar. Sementara benar adalah yang baik dan yang tepat. Jadi filsafat itu
mencari kebijaksanaan.
DAFTTAR PUSTAKA

1. http://uin-suka.ac.id/id/page/detil_dosen/196004171989031001-Yudian-Wahyudi
2. Riyanto E.Armada Prof.Dr.,CM. Berfilsafat Politik (Yogyakarta : kanisius, 2011).
3. Salman Otje Prof. Dr. H.R. ., SH. “Filsafat Hukum, perkembangan dan dinamika
masalah” (Bandung: PT Refika Aditama,2009)
4. Soedarto, perkembangan ilmu hukum dan politik hukum (bandung,sinar baru 1983)
5. Tanya Bernand L, S.H.,M.H,”Politik Hukum” (Yogyakarta Genta Publishing, 2011)
6. Zainuddinali Prof. Dr., M.A “Filsafat hukum” (jakarta: PT. RajaGrafindo,2004)

Anda mungkin juga menyukai