Anda di halaman 1dari 2

Patofisiologi Marasmus

Diketahui bahwa anak berasal dari keluarga yang kurang mampu atau kondisi ekonomi
rendah. Kondisi ini memungkinkan tidak terpenuhinya nutrisi anak. Tidak terpenuhinya nutrisi
menyebabkan terjadinya defisiensi karbohidrat. Defisiensi karbohidrat menyebabkan terjadinya
glikogenolisis pada simpanan glikogen di otot. Akhirnya dapat menyebabkan otot menjadi atrofi atau
mengecil. Setelah cadangan karbohidrat menipis maka tubuh menggunakan lemak untuk sumber
energi. Tubuh melakukan kompensasi dengan glukoneogenesis melalui lipolisis untuk memperoleh
energi dari lemak. Hal ini mengakibatkan cadangan lemak menipis. Cadangan lemak yang menipis
mengakibatkan turunnya sekresi hormon leptin. Hormon leptin merupakan hormon yang mengatur
rasa kenyang. Ketika sekresi hormon leptin menurun mengakibatkan anak merasa lapar dan akhirnya
cengeng. Selanjutnya terjadi penipisan cadangan lemak subkutan akhirnya anak mengalami
penurunan berat badan atau kurus. Tubuh anak yang kurus menyebabkan ia cenderung hipotermia
atau kedinginan. Tubuh anak yang kurus dan menipisnya lemak mengakibatkan perut menjadi
cekung dan iga nampak gambang. Vitamin A,D,E,K merupakan vitamin yang larut pada lemak.
Karena lemak mengalami penipisan, maka vitamin A,D,E,K tersebut tidak dapat diserap oleh tubuh.
Akibatnya terjadi defisiensi pada vitamin-vitamin tersebut. Terjadinya defisiensi vitamin A
menyebabkan rodopsin mengalami penurunan dan mengakibatkan rabun senja. Selain itu defisiensi
vitamin A menyebabkan menurunnya diferensiasi sel epitel yang selanjutnya merangsang terjadinya
metaplasi epitel dan keratinisasi. Perubahan pada mata mengakibatkan terjadinya xeroftalmia (mata
kering). Mula – mula, terjadinya kekeringan konjungtiva (xerosis conjuntivae) sebab epitel yang
mensekresikan mukus dan kelenjar lakrimal normal digantikan oleh epitel yang mengalami
keratinisasi. Hal ini diikuti oleh tumpukan oleh tumpukan debris keratin dalam bentuk plak opak kecil
atau bercak bitot.

Patofisiologi Kwashiorkor

Anak yang mengalami defisiensi protein akan mengalami beberapa kondisi. Kondisi pertama
adalah terjadinya penurunan hemoglobin. Penurunan hemoglobin mengakibatkan anak mengalami
anemia yang ditandai oleh mata anemis. Kondisi kedua, anak yang mengalami defisiensi protein
akan mengalami gangguan perkembangan. Gangguan perkembangan yang terjadi adalah gangguan
perkembangan otak yang mengakibatkan anak menajadi rewel. Kondisi ketiga, asam amino
mengalami penurunan karena defisiensi protein. Asam amino yang berkurang mengakibatkan
keratin yang merupakan protein pada rambut juga akan mengalami penurunan akhirnya rambut
menjadi kemerahan dan mudah rontok. Kondisi keempat yang diakibatkan defisiensi protein adalah
menurunnya kadar lipoprotein. Lipoprotein merupakan pengangkut dari lemak. Apabila lipoprotein
mengalami penurunan maka lemak akan tertumpuk di hati dan mengakibatkan hepatomegali. Selain
itu defisiensi protein mengakibatkan penurunan protein plasma yaitu albumin dan globulin.
Penurunan albumin menyebabkan hipoalbuminemia. Albumin memiliki fungsi sebagai
mempertahankan tekanan osmotik darah. Apabila albumin telah menipis maka terjadi ekstravasasi
cairan ke interstitial dan berakibat terjadinya pitting edema dan ascites. Globulin merupakan
penyusun dari immunoglobulin. Apabila terjadi penurunan globulin, maka otomatis imunitas anak
akan mengalami penurunan dan mudah terjangkit infeksi. Infeksi diakibatkan oleh stimulasi sel imun
oleh pirogen eksigen yang mengakibatkan dikeluarkannya pengeluaran pirogen endogen seperti IL-1,
IL-6, TNF alfa, dan IFN gama. Pirogen endogen ini merangsang hipotalamus membentuk
prostaglandin. Prostaglandin akan menaikkan termostat di pusat termoregulasi di hipotalamus dan
akhirnya terjadilah demam dann LED naik.

Patofisiologi Marasmus-Kwashiorkor

Patofisiologi marasmus-kwashiorkor merupakan gabungan daripada patofisiologi marasmus


dan patofisiologi kwashiorkor. Marasmus-kwashiorkor dapat terjadi akibat defisiensi karbohidrat
dan protein juga bisa diakibatkan oleh kejadian marasmus yang berkelanjutan. Gambaran klinis
merupakan campuran dari beberapa gejala klinik kwashiorkor dan marasmus.

Anda mungkin juga menyukai