Analisis kelembagaan dilakukan untuk memahami kapasitas pemerintah kota dalam menyelenggarakan
pembangunan yang mencakup struktur organisasi dan tata laksana pemerintahan, sumber daya manusia, sarana dan
prasarana kerja, produk-produk pengaturan serta organisasi nonpemerintah, perguruan tinggi dan masyarakat. Analisis
diharapkan menghasilkan beberapa bentuk dan operasional kelembagaan di BWP sehingga semua pihak yang terlibat
dapat berpartisipasi dalam perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Metode
Metode analisis yang digunakan dalam menganalisa data yag telah didapatkan melalui survey sekunder. Metode yang di
gunakan dalam menganalisis kelembagaan adalah sebagai berikut :
1. Koordinasi
Kegiatan koordinasi ditujukan untuk menghindari terjadinya konflik yang mungkin timbul di antara para pengguna
ruang dalam proses pemanfaatan ruang. Lembaga yang berperan sebagai lembaga koordinasi kegiatan penataan
ruang adalah BKPRD yang dibentuk dari beberapa instansi di kecamatan kalibaru.
2. Pengawasan
Kegiatan pengawasan merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan untuk menemukan dan memperbaiki permasalahan
yang ditemui dalam kegiatan pemanfaatan ruang, menyediakan informasi tentang perkembangan situasi yang terjadi
dalam proses pemanfaatan ruang serta melakukan kegiatan evaluasi yang dimaksudkan untuk menghasilkan umpan
balik dalam rangka penyempurnaan kegiatan penataan ruang yang sedang berjalan maupun sebagai masukan bagi
penyempurnaan rencana tata ruang.
Lembaga yang berperan dalam kegiatan pengawasan terutama juga dilaksanakan oleh BKPRD. Selain itu,
masyarakat dalam hal ini juga sangat diharapkan dapat berperan aktif dalam mengawasi pelaksanaan tata ruang
wilayah.
3. Penertiban
Kegiatan penertiban dimaksudkan untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya penyimpangan terhadap rencana
tata ruang dalam proses pemanfaatan ruang.