Laporan Analisis Pangan Buah - Buahan
Laporan Analisis Pangan Buah - Buahan
ANALISIS PANGAN
Rombongan I
Kelompok V
Anggota :
AMELIA PUSPASARI (A1M011013)
M. SYAIFUDDIN (A1M011039)
MIRA PERTIWI (A1M011041)
AYU KINANTI (A1M011045)
FAUZIYAH NABILAH (A1M011047)
NADYA WIHARTATI (A1M0110483)
ACARA III
BUAH - BUAHAN
Rombongan I
Kelompok V
Penanggung Jawab :
MIRA PERTIWI (A1M011041)
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tiap buah memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda beda. Perbedaan
sifat fisik dan kimia pada buah di pengaruhi oleh faktor kematangan. Sifat fisik
buah dapat dilihat secara inderawi. Sedangkan untuk mengetahui sifat kimia dari
buah perlu dilakukan berbagai uji coba kimia. Uji coba kimia buah yang dapat
dilakukan yaitu analisis terhadap pH, total asam, padatan terlarut (soluble solid)
dan vitamin C. Analisis merupakan penguraian bahan menjadi senyawa-senyawa
penyusunnya yang kemudian dipakai sebagai data untuk menetapkan komposisi
bahan tersebut (Laksmi, 2010)
Vitamin C
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan
memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini juga
dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C
termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal
bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat mudah
teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam (Martha, 2012).
Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi
pada bagian atas usus halus lalu masuk keperedaran darah melalui vena porta.
Rata-rata absorpsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20 dan 120 mg
sehari.Tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C, bila konsumsi
mencapai 100 mg sehari (Anonim, 2010)
Vitamin C adalah vitamin yang paling tidak stabil dari semua vitamin dan
mudah rusak selama pemrosesan dan penyimpanan. Disamping itu sangat larut
dalam air dan mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar,
alkali, enzim, oksidator, serta oleh alkalis tembaga dan besi. Sumber utama
vitamin C dalam makanan adalah buah dan sayur. Buah yang masih mentah lebih
banyak mengandung vitamin C, semakin tua buah maka semakin berkurang
kandungan vitamin Cnya. Penentuan vitamin C dapat dikerjakan dengan totrasi
iodine. Hal ini berdasarkan sifat bahwa vitamin C dapat bereaksi dengan iodine.
Indikator yang dipakai adalah amilum. Akhir titrasi ditandai denagn terjadinya
warna biru dari iodine-amilum (Sudarmaji, S,dkk, 1996).
a. Metode Fisik
Metode spektroskopis
Metode Polarografi
b. Metode Kimia
Metode tauber
Tes Furfural
c. Metode biokimia
d. Metode biologi
Walaupun banyak diganti dengan metode kimia dan fisika untuk menentukan
vitamin C, metode biologi tetap merupakan metode penentu vitamin C yang
paling realistis dan paling mendekati kebenaran (Anonim, ).
Total Asam
Menurut Anonim (2011) Nilai TAN (nomor asam total) dapat disimpulkan
dengan beberapa metode yang berbeda, misalnya dengan titrasi potensiometri atau
dengan titrasi indikator warna :
Alat
Timbangan Corong
Labu ukur 100ml Kertas saring
Blender Erlenmeyer
Sentifuge Pipet ml
Bahan
B. Prosedur
Sampel di homogenkan
Dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai berubah warna menjadi pink dan
bertahan selama 30 detik, dihitung total asam tertitrasi.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Kadar Vitamin C
Total Asam
NO Sampel Berat (g) NaOH (ml)
Tertitrasi (%)
1. Jambu
1. Jambu Biji
= 4 x 20 x 0,88
1,2 𝑥 0,1
= 70,4 mg AA = x 100 %
10000
2. Mangga
= 0,0012 %
= 2,25 x 20 x 0,88
2. Mangga
= 39,6 mg AA 1,3 𝑥 0,1
= x 100 %
10000
3. Nanas
= 0,0013 %
= 3,4 x 20 x 0,88
3. Nanas
= 59,84 mg AA
1,0 𝑥 0,1
= x 100 %
10000
4. Tomat
= 0,0010 %
= 2,8 x 20 x 0,88
4. Tomat
= 49,28 mg AA
0,8 𝑥 0,1
5. Pepaya = x 100 %
10200
= 22,88 mg AA 5. Pepaya
0,4 𝑥 0,1
6. Semangka = x 100 %
10000
= 5,1 x 20 x 0,88
= 0,0004 %
= 89,76 mg AA
6. Semangka
0,3 𝑥 0,1
= x 100 %
10000
= 0,0003 %
B. Pembahasan
Produk buah – buahan memiliki sifat kimiawi yang berbeda beda. Salah
satunya yaitu berbedaan kandungan nilai gizi seperti vitamin C. Kandungan
vitamin C pada setiap buah tergantung dari jenis komoditas buah itu sendiri,
tingkat kematangan dan faktor – faktor fisiologis dan perlakuan pasca panen lain
yang dapat menyebabkan perubahan kimia (Helmiyesi dkk, 2008) .
(Sudarmadji, 1987).
Jika seluruh vitamin C telah diadisi oleh yodium, maka yodium yang
menetes selanjutnya saat titrasi akan bereaksi dengan larutan indikator amilum,
membentuk iod-amilum yang berwarna biru. Terbentuknya warna biru
menunjukkan bahwa proses titrasi telah selesai, karena seluruh vitamin C sudah
diadisi oleh yodium, Sehingga volume iodin yang dibutuhkan saat titrasi setara
dengan jumlah vitamin C.
Masing masing sampel di timbang sebanyak 200 – 300 gram kemudian
digerus dengan mortar hingga di peroleh slurry. Selanjutnya sebanyak 10 gram
slurry dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan di tambahkan aquades hingga
batas tanda. Selanjutnya campuran tersebut di sentrifuse hingga di peroleh filtrat.
Sentrifuse adalah alat yang dapat memisahkan cairan dan padatan atau cairan
dengan kepekatan berbeda-beda dengan memanfaatkan gaya sentrifugal yang
dihasilkan dari rotasi (Anonim, 2013).
Nilai faktor pengenceran yaitu 20 ml, di peroleh dari hasil perhitugan 100
ml / 5 ml. 100 ml merupakan jumlah campuran aquades yang di butuhkan untuk
melarutkan 10 gram slurry buah, sedangkan 5 ml merupakan jumlah filtrat yang
diambil dari hasil sentrifuge campuran aquades dengan slurry buah.
Setiap 1ml 0,01 N yodium setara dengan 0,88 mg asam askorbat. Jumlah
ml standar yodium setiap buah dan faktor pengenceran tersebut kemudian di
subtitusi ke dalam rumus = ml iod x FP x 0,88. Berdasarkan hasil perhitungan
yang telah dilakukan praktikan, di dapatkan kadar vitamin C untuk buah jambu,
mangga, nanas, tomat, pepaya dan semangka berturut turut adalah 70,4 mg; 39,6
mg; 59,84 mg; 49,28 mg; 22,88 mg; 89,76 mg. Kadar vitamin C tertinggi dimiliki
oleh buah semangka diikuti oleh jambu, nanas, tomat, mangga dan pepaya di
urutan terakhir.
Hasil praktikum sangat berbeda dengan referensi yang didapat praktikan.
Menurut direktorat Gizi Depkes RI (1981), dalam Rukmana (1996), kandungan
vitamin C dalam setiap 100 gr buah jambu biji segar sebanyak 87,00 mg.
Menurut Dr. Nat. B. M. Chee Schramm dalam Rismunandar, 1990, kandungan
vitamin C pada wortel , pepaya dan tomat adalah sebesar 6 mg, 78 mg, dan 34 per
100 gram buah segar mask. Menurut admin (2013) nanas mengandung 56 mg
vitamin C per 100 gr buahnya. Menurut godam (2012) semangka mengandung 6
mg vitamin c per 100 gram buah.
Sebelum di titrasi, sampel yang akan diuji di gerus terlebih dahulu dengan
mortar. Tujuan dari penggerusan adalah agar sampel menjadi homogen dan untuk
memperluas permukaan bahan. Selanjutnya 10 gram sampel yang telah homogen
dilarutkan dengan 100 ml aquades dan dikocok. Hal ini merupakan cara untuk
ekstraksi asam, dengan tujuan agar zat yang diinginkan dapat larut semaksimal
mungkin pada pelarut yang digunakan yaitu NaOH. Kemudian dilakukan
penyaringan dengan kertas saring agar didapatkan filtrat yang akan di gunakan
dalam proses titrasi. Penyaringan bertujuan untuk memisahkan air yang sudah
mengandung asam dari jaringan bahan lain.
𝑣 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻
= x 100 % untuk mengetahui total asam tertitrasi pada
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑔)
setiap buah.
A. Kesimpulan
Kadar vitamin C tertinggi dimiliki oleh buah semangka dengan nilai 89,76
mg diikuti oleh jambu, nanas, tomat, mangga dan pepaya di urutan terakhir
dengan nilai berturut – turut 70,4 mg; 59,84 mg; 49,28 mg; 39,6 mg; 22,88
mg.
Presentase total asam tertitrasi tertinggi dimiliki oleh buah mangga dengan
nilai 0,0013 %, diikuti oleh jambu biji, nanas, tomat, pepaya, dan
semangka dengan nilai total asam tertitrasi berturut turut 0,0012 %;
0,0010%; 0,00078%; 0,0004%; dan 0,0003%.
B. Saran
1 Dalam melakukan titrasi baik dengan Iod maupun NaOH harus sangat
hati-hati, perubahan warna yang terjadi harus benar-benar pas, karena
terjadi selisih sedikit saja sudah menyebabkan perbedaan dalam
analisisnya.
2 Bahan-bahan yang akan dianalisis sebaiknya tidak dikupas kulitnya,
seperti pada jambu biji, karena dapat mengurangi kandungan vitamin C
yang terdapat dalam jambu biji tersebut.
Daftar Pustaka
Admin. 2013. Buah dengan Kandungan Vitamin C Lebih Banyak dari Jeruk :
http://www.sunpride.co.id/9-buah-dengan-kandungan-vitamin-c-lebih-
banyak-daripada-jeruk/#sthash.Px600Ns9.dpuf (diakses pada 23 Juni
2013)
Anonim. 2010. Analisis Kadar Vitamin C Pada Buah Jambu Biji Merah.
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=4592 (diakses pada 22 Juni
2013)
Anonim. 2013. Sentrifuse. http://kamuskesehatan.com/arti/sentrifus/ (diakses pada
22 Juni 2013)
Anonim. 2011. Total Asam : http://muspirahdjalal.blogspot.com/2011/10/total-
asam.html (diakses pada 22 Juni 2013)
Anonim. 2011. Fungsi PP :
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20111116010811AAvb0
1f (diakses pada 23 Juni 2013)
Arifin, H., Delvita, V., Almahdy, 2007, Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap
Fetus Mencit Diabetes, Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, 12(1), 32-40.
Godam. 2012. Isi Kandungan Gizi Buah Semangka :
http://keju.blogspot.com/1970/01/isi-kandungan-gizi-buah-semangka-
komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html (diakses pada 23 Juni 2013)
Helmiyesi dkk. 2008. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Kadar Gula dan
Vitamin C pada Buah Jeruk Siam ( Citrus nobilis var. microcarpa ),
Bulentin Anatomi dan Fisiologi. Volume XVI : 2, 33-37
Laksmi, Natya. 2010. Analisis Buah – Buahan :
http://natyalaksmi.wordpress.com/laporan-analisis-pangan-buah/ (diakses
pada 22 Juni 2013)
Martha Ayu, dkk. 2012. Uji Vitamin C :
http://gitaayumartha.blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-uji-
vitamin-c_21.html (diakses pada 22 Juni 2013)
Rismunandar. 1990. Membudidayakan Tanaman Buah-Buahan. Penerbit Sinar
Baru, Bandung.
Sudarmaji, slamet.Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. PAU Pangan Gizi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Lampiran