Makalah Infeksi
Makalah Infeksi
Disusun Oleh :
Lilis Amongsari 152210101104
Asrin Rakhmaniyah I. 152210101105
Iskandar P. A.S. 152210101108
Prihatin Lanjar H.R. 152210101110
1522101011
Ahmad Daris Sauqi 11
Nur Huda 152210101112
Husnatul Ayniah 152210101113
Marwah Utama 152210101114
Ajeng Merdeka Putri 152210101116
Meranti Bekti Pertiwi 152210101117
I Wayan Seniarta 152210101118
Kelas : C
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.3 Manfaat......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Infeksi........................................................................................................................3
2.2 Hepatitis.....................................................................................................................5
2.3 Diare.......................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................39
3.2 Saran........................................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................40
i
BAB I PENDAHULUAN
Menurut WHO Pengertian diare adalah buang air besar dengan konsistensi
cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam). Ingat, dua kriteria
penting harus ada yaitu BAB cair dan sering, jadi misalnya buang air besar sehari tiga
kali tapi tidak cair, maka tidak bisa disebut diare. Begitu juga apabila buang air besar
dengan tinja cair tapi tidak sampai tiga kali dalam sehari, maka itu bukan diare.
Pengertian Diare didefinisikan sebagai inflamasi pada membran mukosa lambung dan
usus halus yang ditandai dengan diare, muntah-muntah yang berakibat kehilangan
1
cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan
elektrolit (Betz, 2009).
1.3 Manfaat
1.3.1 Untuk mengetahui gambaran umum Penyakit Infeksi
1.3.2 Untuk mengetahui gambaran umum mengenai penyakit hepatitis
1.3.3 Untuk mengetahui gambaran umum mengenai penyakit diare
1.3.4 Untuk mengetahui fitoterapi yang dapat diberikan kepada penderita hepatitis
dan diare
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Infeksi
Agen infeksi
Inang Reservoir
Cara penularan
3
a. Agen Infeksi
Kuman dapat berpindah atau menular ke orang lain dengan berbagai cara
seperti kontak langsung dengan penderita melalui oral, fekal, kulit atau darahnya.
Kontak tidak langsung melalui jarum atau balutan bekas luka penderita, peralatan
4
yang terkontaminasi, makanan yang diolah tidak tepat, melalui vector nyamuk
atau lalat.
e. Portal de entry
2.2 Hepatitis
Hepatitis adalah suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksinseperti;
kimia atau obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002;
131). Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap
virus, obat atau alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145). Hepatitis virus
akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannyaluas dalam tubuh walaupun
efek yang menyolok terjadi pada hati dengan memberikan gambaran klinis yang
mirip yang dapat berfariasi dari keadaan subklinis tanpa gejala hingga keadaan
5
infeksi akut yang fatal. (Sylvia A. price,1995; 439).Hepatitis adalah inflamasi hati.
Inflamasi ini bisa disebabkan olehvirus, bakteri atau substansi toxic. (luckmann dan
sorense. 2013; 1353U). Hepatitis merupakan infeksi yang menyerang bagian hati
dengan menunjukan berbagai perbedaan masa inkubasi tergantung dari unsure virus
hepatitis yang menyerang. (Barbara. C. long. 1996, perawatan medical bedah:119)
Hepatitis dipakai untuk semua jenis peradangan pada sel sel hati, salah satunya bisa
disebabkan oleh infeksi (virus, parasit, bakteri). Ada 5 jenis hepatitis virus yaitu hepatitis A,
B, C, D, dan E. Antara hepatitis satu dengan yang lainnya tidak saling berhubungan.
a. Hepatitis A
1) Penyebabnya virus hepatitis A, dan merupakan hepatitis yang ringan, bersifat
akut, sembuh spontan/sempurna tanpa gejala sisa dan tidak menyebabkan
infeksi kronik.
2) Virus hepatitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak berselubung
berukuran 27 nm.
3) Ditularkan melalui jalur fekal–oral, yang bersumber dari pencemaran air
minum, makanan yang tidak dimasak, makanan yang tercemar, sanitasi yang
buruk, dan personal hygiene rendah.
4) Gejalanya bersifat akut, tidak khas bisa berupa demam, sakit kepala, mual
dann muntah sampai ikterus, bahkan menyebabkan pembengkakan hati.
5) Masa inkubasinya 15 – 49 hari dengan rata– rata 30 hari.
6) Infeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dans anitasi
yang buruk dengan penduduk yang sangat padat.
b. Hepatitis B (HBV)
1) Etiologinya virus Hepatitis B dari golongan virus DNA
2) Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang
memiliki ukuran 42 nm.
6
3) Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier atau penderita infeksi
akut, kontak seksual dan fekal-oral. Penularan perinatal dari ibu kepada
bayinya.
4) Masa inkubasi 60–90 hari.
5) gejala tidak khas seperti rasa lesu, nafsu makan berkurang, demam ringan,
nyeri abdomen sebelah kanan, dapat timbul ikterus, air kencing warna teh.
c. Hepatitis C (HCV
1) penyebab utamanya kanker hati
2) etiologi virus Hepatitis C termasuk golongan virus RNA.
3) Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkuslemak yang
diameternya 30– 60 nm.
4) Ditularkan melalui jalur parenteral dan kemungkinan juga disebabkan juga
oleh kontak seksual.
5) Masa inkubasi virus ini 2-24 minggu
d. Hepatitis D (HDV)
1) Virus hepatitis D (HDV) merupakan virus RNA berukuran 35 nm.
2) Hepatitis D disebut virus delta, virus ini memerlukan virus hepatitis B untuk
berkembangbiak sehingga hanya ditemukan pada orang yang telah terinfeksi
virus hepatitis B.
3) Penularannya terutama melalui serum dan menyerang orang yangmemiliki
kebiasaan memakai obat terlarang dan penderita hemofilia.
4) Masa inkubasi dari virus ini 21–140 hari dengan rata– rata 35 hari.
e. Hepatitis E (HEV)
1) Etiologi Virus hepatitis E (HEV) termasuk virus RNA kecil yangdiameternya
+ 32–36 nm.
2) Penularan virus ini melalui jalur fekal-oral, seperti Hepatitis A.
3) Masa inkubasi 2-9 minggu.
4) Gejalanya ringan menyerupai gejala flu, sampai ikterus
7
2.2.2 Patofisiologi Hepatitis
Sumber: Kowalak, Jennifer P. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Hal. 363. Jakarta:EGC
8
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan akibat reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit
fungsional dasar dari hepar disebut lobul. Unit ini unik karena memiliki suplai darah
sendiri. Seiring dengan berkembanganya inflamasi pada hepar, pola normal pada
hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel- sel hepar ini
menyebabkan kerusakan sel-sel hepar.
Setelah lewat masanya, sel-sel hepar hepar yang menjadi rusak dibuang dari
tubuh oleh respons sistem imun tubuh dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang
sehat. oleh karenanya, sebagian besar pasien yang mengalami hepatitis dapat
sembuh dengan fungsi hepar normal. Fase ini juga ditandai dengan inflamasi dan
peregangan kapsul hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut
kuadran kanan atas. hal ini di manifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di
ulu hati. timbulnya ikhterus disebabkan karena kerusakan sel parenkim hati.
walaupun jumlah bilirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati
tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrapatik,
maka terjadi kerusakan dalam konjugasi. akibatnya bilirubin tidak sempurna
dikeluarkan melalui duktus hepatikus. hal ini dikarenakan terjadi retensi (akibat
kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli empedu belum mengalami
konjugasi (bilirubin indirect), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi
(bilirubin direct).
Jadi, ikhterus yang timbul, terutama disebabkan karena adanya kerusakan dalam
pengangkutan, konjungsi, dan ekskresi bilirubin. tinja mengandung sedikit
sterkobilin, sehingga tampak pucat (abolish). Karena bilirubin konjugasi larut dalam
air, maka bilirubin dapat diekskresi ke dalam kemih, sehingga bilirubin urine menjadi
pisitif dan urine berwarna gelap. peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat
disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang menimbulkan gatal-
gatal pada kulit karena ikhtesus.
9
2.3 Diare
Calcivirus Shigella
10
Yersinia entercolitica
Clostridium difficile
2) Non-infeksi
a) Inflamasi pada usus yang menyebabkan penurunan penyerapan usus
b) Induksi beberapa obat yang dapat menyebabkan peningkatan motilitas
usus, seperti antibiotic dan obat pencahar (Whyte dan Jenkins, 2012).
b. Diare Kronik
1) Infeksi
a) Giardia lamblia
b) Cryptosporidium parvum
c) Virus
2. Non-infeksi
a) Kerusakan pada mukosa
b) Kelainan pada enterosit
c) Gangguan pada pancreas (Whyte dan Jenkins, 2012)
11
Fitokimia tanaman obat sebagai antivirus hepatitis (Ashfag, 2014)
a. Temulawak
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma xanthorrhiza Roxb
1) Kandungan Kimia
12
protein pati temulawak lebih tinggi dibanding dengan tanaman lainnya. Kandungan
dari pati temulawak adalah abu, protein, lemak, serat kasar, karbohidrat, kurkumin,
kalium, natrium, kalsium, magnesium, zat besi, mangan, dan kadmuim (Sidik, 1997).
13
diaduk lalu diminum sehari dua kali sama banyak pagi dan sore. Dapat dihginakan
secara per oral 1 kali sehari 1 kapsul.
b. Kunyit
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma domestica Val
1) Kandungan Kimia
Kurkuminoid yaitu campuran dari monodeksmetoksikurkumin kurkumin
(diferuloilmetan), dan bisdesmetoksikurkumin. Struktur fenolnya memungkinkan
dapat menghilangkan radikal bebas. Minyak atsiri 5,8% terdiri dari a-feladren 1%,
sabinen 0,6%, sineol 1%, borneol 0,5%, zingiberen 25%, dan seskuiterpen 53%.
Mono- dan seskuiterpen termasuk zingiberen, kurkumrn, α- dan β- turmeron
(Permenkes, 2016)
2) Data Farmakologis
Data penelitian Hartono, dkk (2005), dilakukan diuji efek hepatoprotektor
ekstrak rimpang kunyit dengan menggunakan hewan coba yaitu tikus putih.
Pengukuran dilakukan berdasarkan pengaruh pemberian ekstrak rimpang kunyit
14
dalam mempengaruhi kerja hati berdasarkan pengukuran SGOT dan SGPT tikus
tersebut. Pemberian pemberian ekstrak rimpang kunyit pada semua dosis (1,35
gram/kg BB, 5 gram/kg BB dan 10 gram/kg BB) perlakuan mampu memberikan efek
hepatoprotektor terhadap kerusakan hepar hewan uji akibat pemberian asetaminofen
yang ditandai dengan kenaikan kadar SGOT dan SGPT.
3) Dugaan Mekanisme Kerja
Kandungan kurkumin meningkatkan aktivitas kolesterol- 7α-hidroksilase dan
meningkatkan katabolisme kolesterol. Pada jaringan dan mikrosom hati tikus,
kandungan demethoxycurcumin, bisdemethoxycurcumin, dan acetylcurcumin
menghambat lipid peroksidase (Permenkes, 2016).
4) Dosis dan Cara penggunaan
7 gram serbuk rimpang diseduh dengan 1 gelas air matang, disaring, untuk
diminum 2 kali/hari (Kemenkes RI, 2011).
Tanaman Phyllanthus niruri yang dikenal secara lokal sebagai “dukong anak”
atau “meniran” ini sebagian besar dapat ditemukan di daerah tropis dan subtropis.
Dan umumnya teradapat di ladang, padang rumput dan hutan. (Kardinan et al., 2004).
Tanaman ini hanya dapat tumbuh hingga 60 cm dan dapat dengan mudah dibedakan
dari spesies semak. Daunnya kecil dan tampak lonjong dan memiliki tangkai daun
yang pendek. (Calixto et al., 1998)
2) Kandungan Kimia
15
Tanaman meniran ini mengandung beberapa senyawa aktif, seperti senyawa
flavonoid (kuersetin, kuersitrin, isokuersitrin, astragalin, rutin, kaemferol, dalam
bentuk bebas dan terikat sebagai glikosida), alkaloid (entnorsekurini), terpenoid,
polifenol, tanin, kumarin, saponin, dan lignan (filantin, hipofilantin, nirantin,
nirtretalin, norsekurinin, sekurinin, alosekurinin, nirfilin, filinirunin). (Paithankar,
2011)
3) Data Farmakologis
16
Phyllanthus niruri terbukti dapat menghambat enzim DNA polymerase virus dan
mengikat HbsAg. (Ayu et al., 2013)
5) Dosis dan Keamanan
Dosis sebesar 30-60 gram 1x sehari selama 1 minggu, namun tidak ada efek
samping yang ditimbulkan. (http://www.sakadoci.com/2016/01/daun-meniran-
manfaat-dan-ramuan-cara.html 22.20 29-09-2018)
6) Cara Penggunaan
Cara pemakaian meniran bisa dengan cara merebus daunnya sebanyak 30-60
gram menggunakan 3 gelas air dan biarkan hingga tersisa 1 gelas. Lalu biarkan
mendingin kemudian saring air rebusan. Ramuan diminum sekaligus 1 kali sehari
selama satu minggu. (http://www.sakadoci.com/2016/01/daun-meniran-manfaat-dan-
ramuan-cara.html 22.20 29-09-2018)
7) Contoh Produk
17
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbuga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Leguminosae / Fabaceae
Genus : Glycyrrhiza L.
Spesies : Glycyrrhiza glabra L.
1) Definisi Tanaman
18
mukus oleh lambung dan juga menstimulasi sekresi mukus trakea, menghasil
penawar rasa sakit dan efek ekspektoran. (Damle, 2014).
Dosis harian 5-15 gram material tanaman kasar yang setara sampai 200-800
mg glycyrrhizin. Radix Glycyrrhizae tidak boleh digunakan lebih dari 4-6 minggu
tanpa anjuran dokter. Efek Samping Glycyrrhizin dapat menyebabkan efek okular,
hipokalemia dan hipertensi, penyakit kardiovaskuler. Kontra Indikasi Pasien dengan
hipertensi, Hipokalemia atau Insufisiensi ginjal kronis dan selama kehamilan.
6) Cara Penggunaan
19
e. Paliasa (Kleinhovia hospital Folium Linn)
Kerajaan : Plantae
Subkerajaan : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Dillenidae
Ordo : Malvales
Famili : Sterculiaceae
Genus : Kleinhovia L.
20
menjantung, gundul do kediua permukaan. Perbungaan malai terminal, renggang,
bunga lebar sekitar 5 mm, daun bunga, nenita, melanset, daun mahkota berwarna
kuning. Buah kapsul berselaput dan membulat, merekah pada rongganya, masing-
masing rangga berbiji 1-2. Biji bulat keputihan (Permenkes, 2016). Daun paliasa (K.
hospita) digunakan secara tradisional di Sulawesi Selatan sebagai obat untuk sakit
kuning atau hepatitis (Tayeb et al., 2014).
1) Kandungan kimia
Uji khasiat dan manfaat daun paliasa terhadap tikus penderita radang hati.
Digunakan 63 ekor tikus Ekstrak daun paliasa diberikan per oral. Sebelum penelitian
dimulai semua tikus kecuali kelompok kontrol diberi 0,55 mg/kg BB CCl4 untuk
merusak organ hatinya. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) terdiri dari 7 perlakuan dan 9 ulangan. Masing-masing perlakuan terdiri dari
pemberian : Akuades sebagai (Kn) Kontrol negatif, CCl4 sebagai (Kp) Kontrol
positif, CCl4 + ekstrak daun paliasa dengan dosis 250 mg/kg BB (P1). CCl4 + ekstrak
daun paliasa 500 mg/kg BB (P2), CCl4 + ekstrak daun paliasa dengan dosis 750
mg/kg BB (P3), CCl4 + ekstrak daun paliasa dengan dosis 1000 mg/kg BB (P4) serta
CCl4 + ekstrak daun paliasa dengan dosis 1250 mg/kg BB (P5). Pada ketujuh
kelompok tikus tersebut dilakukan pengukuran kadar SGPT, kandungan peroksida
lipid hati dan derajat kerusakan sel hati. Pada hari kedua atau jam ke 50 semua tikus
dimatikan dan dilakukan pengambilan darah serta pemeriksaan histopatologi. Hasil
penelitian memperlihatkan bahwa ketiga parameter tersebut secara statistik tidak
berbeda bermakna antar masing-masing perlakuan dengan ekstrak daun paliasa,
sebaliknya berbeda bermakna jika dibandingkan dengan kelompok positif CCl4 (Kp)
(P < 0,05). Maka kesimpulannya: ekstrak daun paliasa semua dosis perlakuan secara
efektif dapat mengurangi kerusakan sel hati yang ditimbulkan oleh karbon
21
tetraklorida (CCl4). Peningkatan dosis ekstrak daun paliasa (1250 mg/kg BB)
menimbulkan pengurangan efek perbaikan sel hati dan dosis ini kurang efektif untuk
pengobatan radang hati. Ekstra daun paliasa ternyata berkhasiat untuk pengobatan
radang hati pada dosis 250, 500, 750 dan 1000 mg/kg BB (Permenkes, 2016)
b) Uji Klinik:
Dengan menilai kadar SGPT dan SGOT pre dan post intervensi dengan
kriteria inklusi penderita Hepatitis Kronis dengan kadar enzim transaminase (SGPT)
lebih besar 2 kali nilai normal dan kriteria eksklusi sedang hamil dan menyusui serta
penderita Hepatoma. Hasil penelitian adalah ekstrak daun paliasa memiliki efektifitas
dalam menurunkan kadar SGPT dan SGOT penderita hepatitis.
3. Data keamanan
LD50: 18,5/ kg BB
4. Bagian yang digunakan
Daun
5. Dosis dan cara penggunaan
3x 1 kapsul (250 mg ekstrak)/hari minum selama 7 hari (Permenkes, 2016)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
22
Genus : Psidium
Spesis : Psidium guajava Lin (Parimin ,2005)
1) Kandungan kimia
Komponen aktif yang banyak terdapat pada jambu biji yang memberikan efek
antidiare adalah zat tanin (Kumalaningsih, 2006), flavoniod, minyak atsiri, dan
alkaloid (Fratiwi, 2015)
2) Data Farmakologis
Ekstrak air daun jambu biji terbukti mampu menghambat diare pada hewan uji
tikus dan mencit dan uji klinik terhadap anak di bawah 5 tahun dan orang dewasa
menunjukkan ekstrak air daun jambu biji terbukti memiliki efikasi yang tidak berbeda
signifikan dengan suspensi kaolin dan pektin dalam menghambat diare (WHO, 2005).
Sari Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dapat menghambat pertumbuhan Bakteri
E.coli dengan rata-rata Diameter Zona Bebas Bakteri E.coli mengggunakan sari daun
jambu biji tanpa pemanasan konsentrasi 20 % sebesar 7,3 mm, konsentrasi 40 %
sebesar 9,5 mm dan konsentrasi 60 mm sebesar 10,6 mm dengan pemanasan
konsentrasi 20% sebesar 7,3 mm dengan pemanasan 40% sebesar 9,3 mm ,dengan
pemanasan 60 sebesar 11,3 mm (Windra dkk 2014)
3) Dugaan Mekanisme Kerja
23
terbentuk kompleks protein-fenol dengan ikatan lemah dan segera mengalami
penguraian, diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan menyebabkan presipitasi serta
denaturasi protein. Pada kadar tinggi, fenol menyebabkan koagulasi protein dan
membran sel mengalami lisis, mengubah permeabilitas membran bakteri
(Siswandono dan Soekardjo, 2000 dalam Septiana, 2011)
Kandungan tanin dan flavonoid pada ekstrak air daun jambu dilaporkan
memiliki aktivitas antidiare yaitu antimikroba, antispasmolitik, astringen,
antimotilitas dan antisekresi (Birdi et al., 2010).
4) Dosis dan Cara Penggunaan
Daun jambu segar sebanyak kurang lebih 30 g, dan segenggam tepung beras
digongseng sampai kuning, direbus dalam dua gelas air sampai mendidih (selama 15
menit). Setelah dingin, di saring dan air saringannya diminum.2-3 kali dalam sehari.
Sebanyak 30 g daun jambu segar yang telah dicuci ditumbuk sampai lumat,
ditambahkanseujung sendok garam , dan setengah cangkir air panas, diaduk samapai
rata. Setelah dingin, di peras dan saring. Air saringannya diminum sekaligus.
Pengobatan ini diulang 2-3 kali sehari, jika masih diare.
Seganggam daun jambu yang masih muda dan segar dicuci , kemudian
direbus dalam tiga gelas air sampai tersisa separonya. Air rebusan ini digunakan
untuk menyeduh satu sendok teh daun teh hijau, dan di minum selagi hangat.
Pengobatan ini dilakukan 2-3 kali sehari sampai sembuh. (Retno Arianingrum, 2012)
5) Keamanan
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Ida Bagus Wiweka, Bagian Ilmu
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya pada tahun
24
2010 menunjukkan bahwa, ekstrak kental daun jambu biji bisa menghambat
pertumbuhan virus dengue penyebab DBD dan meningkatkan jumlah trombosit
hingga 100 ribumilimeter per kubik tanpa efek samping. Pada uji keamanan
(toksisitas) ekstrak daun jambu biji termasuk zat yang praktis tidak toksik
6) Contoh Produk
b. Kunyit(Curcuma longa)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus :Curcuma
Spesies :Curcuma domestica Val
(Backer danVan den Brink, 1968)
1) Kandungan kimia
Minyak atsiri 2-5% terdiri dari seskuiterpen dan turunan phenylpropane (I)
yang meliputi turmeron, ar-turmeron, α-dan β-turmeron,curlon,curcumol,atlanton,
turmerol,bisabolen ,curcumene, pati,tannin dan damar, serta mineral yaitu Mg, Mn,
Fe, Cu, Ca, Na, K, Pb, Zn, Co, Al dan Bi.Zat warnacurcuminoid suatu senyawa
diarylheptanoide 3-4% terdiri dari curcumin dihydrocurcumin,desmethoxy
curcumindanbisdesmethoxy-curcumin (Sudarsono dan Pudjoarinto., 1996)
25
Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam
angiospermae,terdapat khusus dalam jaringan kayu. Tanin tersebar dalamsetiap
tanaman yang berbatang dan berada dalam jumlah tertentu, biasanyaberada pada
bagian spesifik tanaman, seperti daun, buah, akar dan batang.
2) Data Farmakologis
Penelitian oleh Gan (1987) yang melaporkan bahwa pada konsentrasi berupa
bubuk rimpang kunyit sebesar 15 mg/mL dapat menghambat pertumbuhan kuman
Bacillus cereus, B. Subtilis, dan B.sterothermophilus.
3) Dugaan Mekanisme Kerja
Kurkumin dan minyak asiri merupakan beberapa zat aktif yang terdapat dalam
rhizome Curcuma domestica Val dan memiliki efek yaitu mampu menurunkan
motilitas usus (Heyne, 1987).. Efek ini dimanfaatkan untuk mengobati diare motilitas.
26
pertumbuhan jamur, virus, dan bakteri, baik Gram positif maupun Gram negatif
(Said, 2001).
4) Dosis dan Cara Penggunaan
5) Contoh produk
c. Berberis aristata
Klasifikasi Botani
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Ranunculales
Suku : Berberidaceae
Marga : Berberis
Jenis : Berberis aristata
1) Kandungan Kimia
27
Akarnya mengandung alkaloid berbamine, berberine, oxyacanthine,
dehidrocaroline, jatrorhizin, columbamine, karachine, dihydrokarachine, taximaline,
oxyberberine, dan aromaline (Kumer dkk, 2011).
2) Data Farmakologi
a) Uji Praklinis
Studi pada hewan menunjukkan bahwa berberine menurunkan sekresi air dan
elektrolit intestinal yg diinduksi oleh toksin kolera. Studi lain menunjukkan berberine
secara langsung menghambat enteroktoksin V.cholera dan E.coli, secara aktif
28
menurunkan kontraksi otot polos dan motilitas intestinal, dan menunda waktu transit
di usus pada manusia.
Berberin dapat meningkatkan mRNA dan protein expression level NHE3 dan
(aquaporin)AQP4 pada model diare tikus dan human intestinal epitel cell line.
Berberine memperlihatkan efek antidiare terutama dengan meningkatkan absorpsi
Na+ dan air (Zhang dkk, 2012).
b) Uji Klinis
Uji klinik yang dilakukan pada penelitian menggunakan kelompok control dan
orang dewasa dengan diare yang disebabkan oleh enterotoksin E.coli atau V.choler.
memberikan data bahwa pasien dengan diare E.coli volume feses menurun signifikan
pada 8 jam setelah treatment dg 400 mg berberin sulfat, dibanding dengan kontrol.
Setelah 24 jam pertama signifikan menghentikan diare pada lebih banyak pasien
dibanding kontrol (42% vs 20%). Pada pasien diare V.cholera yg diobservasi, tidak
ada perbedaan signifikan antara pasien yg di treated dg 1200 mg berberin sulfat +
tetrasiklin dengan yg di treated tetrasiklin saja. Kesimpulan dari penelitian ini
senyawa uji memberikan efek yang baik pada diare yang disebabkan E.coli
(Asgaria,2010)
29
3) Dugaan Mekanisme Kerja
Dosis terapi yang digunakan untuk kebanyakan kondisi klinis adalah 200 mg
per oral 2-4 kali sehari (Thorne Research Inc, 2000).Pembuatan ekstrak dengan
merebus akar dan dicampurkan garam, seduhannya dapat diminum jika diare.
Sedangkan sediann jadinya dapat juga dapat dikonsumsi sebagai suplemen makanan.
5) Keamanan
Dalam sebuah review artikel berjudul: Treatment berberine pada dosis 5-15
mg/kg menurunkan jumlah neuron dopaminergik pada substansia nigra dan striatum.
Hal ini menunjukkan bahwa berberine mempunyai efek toksik pada neuron ini dan
efek samping ini dapat menyebabkan gangguan pada fungsi saraf motorik dan
kognitif. Berberin dalam sel kultur menghambat sintesis dopamin dan ditemukan
toksik terhadap neuron (pada dosis 10-30µM) dengan meningkatkan neurotoksisitas
6-hidroksidopamin. Report lainnya menunjukkan bahwa berberine dapat menginduksi
kerusakan DNA (Ahmed dkk, 2015).
6) Contoh Produk
30
d. Camellia sinensis
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Magnoliophyta
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Dilleniidae
Bangsa : Theales
Suku : Theaceae
Marga : Camellia
Jenis : Camellia sinensis
1) Kandungan Kimia
31
Flavanol pada teh meliputi quersetin, kaempferol, dan mirisetin.Flavanol
merupakan satu di antara sekian banyak antioksidan alami yang terdapat dalam
tanaman pangan dan mempunyai kemampuan mengikat logam. Aktivitas antioksidan
flavanol meningkat seiring dengan bertambahnya gugus hidroksil dalam cincin A dan
B. Alkaloid Purin : caffeine, theobromine, theophylline. Ion anorganik ; fluoride,
potassium, aluminium
2) Data farmakologi
Uji aktivitasnya sebagai anti diare dengan cara diberikan kombinasi tannin
dengan polifenol 400 mg yang diberikan tiga kali sehari dapat merangsang
pertumbuhan Lactobacillis dan Bifidobacter dan menghambat pertumbuhan
Clostridium perfringens dan Clostridium difficile. Aktivitasnya sebagai antimikroba
yang diaplikasikan pada gigi sebagai obat kumur yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans, Streptococcus salivarius dan Escherichia
coli.
32
Manfaatnya sebagai antioksidan dapat mencegah kerusakan sel karena proses
oksidasi yaitu, peningkatan radikal bebas baik yang secara endogen (proses
inflamasi), maupun secara eksogen (radiasi, polusi, dan asap rokok). Salah satu efek
biologis teh hijau adalah bekerja sebagai antioksidan. Kerusakan oleh karena proses
oksidasi berasal dari peningkatan radikal bebas baik yang secara endogen (proses
inflamasi), maupun secara eksogen (radiasi, polusi, dan asap rokok). Polifenol yang
terdapat di dalam teh hijau dikatakan dapat menjadi antimikroba.
33
Penurunan kolesterol : antioksidan memiliki efek langsung pada penurunan LDL
dan TG's1.
5) Keamanaan
Secara umum teh bersifat non toksik (Heinrich M., Barnes J., Gibbons S.,
Williamson E.M., 2010).Tetapi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa keracunan
kafein kronis dapat terjadi bila meminum 5 cangkir teh setiap hari yang setara dengan
300 mg kafein.Gejalanya berupa gangguan pencernaan (dispepsia), rasa lemah,
gelisah, tremor, suka tidur, tidak ada nafsu makan, sakit kepala, pusing (vertigo),
bingung, berdebar, sesak nafas dan kadang sembelit (BPOM, 2006).
34
e. Pisang (Musa Paradisiaca)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Subclass : Zingiberidae
Order : Zingiberales
Family : Musaceae
Genus : Musa paradisiaca L.
1) Data Farmakologis
Tanaman pisang memiliki khasiat untuk dapat digunakan sebagai obat yang
dapat menyembuhkan radang selaput lendir mata, luka terbakar (daunnya yang masih
muda), demam nifas (teras batangnya), mencret, disentri (getah batangnya), radang
selaput lendir usus, ambein, sariawan (pisang, biji buahnya), kena racun makanan
(umbinya), radang tonsil, kurang darah (pisang kepok, akar dan umbinya), maupun
digigit ular berbisa (umbi pisang raja) (Atun., 2007). Kandungan yang terdapat pada
kulit pisang kepok yaitu zat seperti protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, sukrosa,
besi, vitamin A, B1,B6, C dan zat metabolit sekunder lainnya (Oktora et all., 2006).
Berdasarkan kandungan yang dimiliki terdapat kandungan mampu menghambat
bakteri. Salah satu senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri yaitu senyawa
flavonoid dan tanin (Atun et all., 2007; Rojali., 2013).
35
bahwa ekstrak kulit pisang kepok (Musa ParadisiacaLinn) mempunyai aktivitas efek
antibakteri terhadap Bakteri E. Coli. Selain itu, dinyatakan pula bahwa pada
konsentrasi 100% ekstrak kulit buah pisang kepok dapat menghambat pertumbuhan
bakteri E. Coli.
Aktivitas antibakteri yang terdapat pada kulit pisang kepok ini adalah
senyawa tanin dan senyawa flavonoid.Senyawa tanin memiliki aktivitasantibakteri di
dalam kulit buah pisang kepok, secara garis besar mekanisme yang diperkirakan
adalah toksisitas tanin dapat merusak membran sel bakteri, senyawa astringent tanin
dapat menginduksi pembentukan kompleks ikatan tanin terhadap ion logam yang
dapat menambah daya toksisitas tanin itu sendiri.
Mekanisme tanin kerja tanin diduga dapat mengkerutkan dinding sel atau
membran sel sehingga mengganggu permeabilitas sel itu sendiri.Akibat teganggunya
permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga pertumbuhannya
terhambat dan mati (Ajizah, 2004).Sedangkan aktivitas antibakteri yang terkandung
pada kulit buah pisang juga terdapat senyawa flavonoid.Flavonoid merupakan
golongan terbesar senyawa fenol (Sjahid, 2008).
36
Secara empiris, penggunaan kulit pisang sebagai obat adalahsebanyak 30 – 60
gram.Berdasarkan penelitian konsentrasi minimumnya adalah 15 gram. Pada
konsentrasi 15 g, 30 g, 60 g mempunyai aktivitas antibakteri sesuai dengan
konsentrasi empiris 30-60 mempunyai aktivitas antibakteri. Kulit pisang kepok
mempunyai aktivitasantibakteri pada bakteri Staphylococcus aureus karena terdapat
kandungan flavonoid dan tanin (Atun dkk., 2007; Rojali., 2013).
Untuk contoh produk yang ada dipasaran belum ada karena kulit pisang
sendiri masih sampai pada penelitians secara in vitro dan in vivo menggunakan
ekstrak yang didapat dari hasil ekstraksi
37
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
38
DAFTAR PUSTAKA
(http://www.sakadoci.com/2016/01/daun-meniran-manfaat-dan-ramuan-cara.html
22.20 29-09-2018)
Barbara. C. long. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni
Pendidikan Keperawatan Padjajaran.
Calixto, J.B. et al. 1998. A Review of The Plants of The Genus Phyllanthus: Their
Chemistry, Pharmacology, and Therapeutic Potentia. J. Med. Biol. Res
Hartono, Nurwati, I., Ikasari, F., dan Wiryanto. 2005. Pengaruh Ekstrak Rimpang
Kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap Peningkatan Kadar SGOT dan
SGPT Tikus Putih (Rattus norvegicus) akibat Pemberian Asetaminofen.
Surakarta : Universitas Sebelas Maret
Kardinan, A. et al. 2004. Meniran Penambah Daya Tahan Tubuh Alami. Jakarta: Agri
Pustaka
39
Luckman & Sorensen. Medical Surgical Nursing. 2013. WB Saunders Company.
Qiu, Li-Peng., Ke-Ping Chen,. 2013. Anti-HBV derived from botanical origin.
Institute of life Science, Fitoterapia Journal 84 : 140-157.
Sawitri, Endang. et al. 2012. Ekstrak Phyllanthus niruri Linn., Pertumbuhan Tumor
dan Proliferasi sel Kanker Kolorektal. Semarang: Fakultas Kedokteran
Universitas Dipenogoro
Tayeb R., Wahyudin E., Alam G., Pakki E., dan Lukman L. 2014. Preclinical Study:
Hepatoprotective Effects of “Paliasa Tea Bag” on Paracetamol-Induced Liver
Damage in Rats. The 2nd International Congress of Naturopathic Medicine.
Paris
40
41