Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan

jaringan subkutan biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui suatu area

yang robek pada kulit, meskipun demikian hal ini dapat terjadi tanpa bukti sisi

entri dan ini biasanya terjadi pada ekstrimitas bawah (Tucker, 1998 : 633).

Selulitis adalah inflamasi supuratif yang juga melibatkan sebagian

jaringan subkutan (mansjoer, 2000; 82). Selulitis adalah infeksi bakteri yang

menyebar kedalam bidang jaringan (Brunner dan Suddarth, 2000 : 496).

Jadi selulitis adalah infeksi pada kulit yang disebabkan oleh bakteri

stapilokokus aureus, streptokokus grup Adan streptokokus piogenes.

B. Etiologi

Penyebab dari selulitis menurut Isselbacher (1999;634) adalah bakteri

streptokokus grup. A, streptokokus piogenes dan stapilokokus aureus.

C. Patofisiologi

Patofisiologi menurut Isselbacher (1999; 634) yaitu :

Bakteri patogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi

pada permukaan kulit atau menimbulkan peradangan, penyakit infeksi sering

berjangkit pada orang gemuk, rendah gizi, kejemuan atau orang tua pikun dan

pada orang kencing manis yang pengobatannya tidak adekuat.

1
2

Gambaran klinis eritema lokal pada kulit dan system vena dan limfatik

pada kedua ektrimitas atas dan bawah. Pada pemeriksaan ditemukan

kemerahan yang karakteristik hangat, nyeri tekan, demam dan bakterimia.

Selulitis yang tidak berkomplikasi paling sering disebabkan oleh

streptokokus grup A, sterptokokus lain atau staphilokokus aureus, kecuali jika

luka yang terkait berkembang bakterimia, etiologi microbial yang pasti sulit

ditentukan, untuk absses lokalisata yang mempunyai gejala sebagai lesi kultur

pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan. Meskipun etiologi abses ini

biasanya adalah stapilokokus, abses ini kadang disebabkan oleh campuran

bakteri aerob dan anaerob yang lebih kompleks. Bau busuk dan pewarnaan

gram pus menunjukkan adanya organisme campuran.

Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. Lesi ini dangkal dan

berindurasi dan dapat mengalami super infeksi. Etiologinya tidak jelas, tetapi

mungkin merupakan hasil perubahan peradangan benda asing, nekrosis, dan

infeksi derajat rendah.

2
3

D. Pathway
Bakteri Patogen
Streptokokus piogenes, streptokokus grup A, Stapilokokus aureus

Menyerang kulit dan jaringan subkutan

Meluas kejaringan yang lebih dalam

Menyebar secara sistemik

Terjadi peradangan akut

eritema local pada kulit oedem,kemerahan

lesi nyeri tekan

Kerusakan Ganguan rasa


integritas kulit Nyaman Nyeri

(Isselbacher,1999:634)
E. Manifestasi Klinis

Menurut Mansjoer (2000:82) manifestasi klinis selulitis adalah

Kerusakan kronik pada kulit sistem vena dan limfatik pada kedua ekstrimitas,

kelainan kulit berupa infiltrat difus subkutan, eritema local, nyeri yang cepat

menyebar dan infitratif ke jaringan dibawahnya, Bengkak, merah dan hangat

nyeri tekan, Supurasi dan lekositosis.

F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium

1. Pemeriksaan darah, menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih,

eosinofil dan peningkatan laju sedimentasi eritrosit (Tucker, 1998:633).

3
4

2. Pewarnaan gram dan kultur pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan,

menunjukkan adanya organisme campuran (Issebacher 1999:634).

3. Rontgen Sinus-sinus para nasal (selulitis perioribital).

G. Penatalaksanaan Medis

Rawat inap di rumah sakit, Insisi dan drainase pada keadaan terbentuk

abses. Pemberian antibiotik intravena seperti oksasilin atau nafsilin, obat oral

dapat atau tidak digunakan, infeksi ringan dapat diobati dengan obat oral pada

pasien diluar rumah sakit, analgesik, antipretik. Posisi dan imobilisasi

ekstrimitas, Bergantian kompres lembab hangat ( Long, 1996 : 670).

H. Diagnosa Medis

1. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan

(Tucker, 1998).

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan turgor sirkulasi

dan edema (Tucker, 1998).

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

menyebabkan penatalaksanaan perawatan dirumah(Tucker, 1998)

I. Fokus Intervensi

1. Gangguaan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan.

Tujuan : nyeri berkurang atau hilang.

Kriteria hasil : pasien menampakkan ketenangan, ekspresi muka rileks

ketidaknyamanan dalam batas yang dapat ditoleransi.

4
5

Intervensi

a. Kaji intensitas nyeri menggunakan skala / peringkat nyeri

b. Pertahankan ekstrimitas yang dipengaruhi dalam posisi yang

ditemukan

c. Jelaskan kebutuhan akan imobilisasi 49 – 72 jam

d. Berikan anal gesik jika diperlukan, kaji keefektifan

e. Ubah posisi sesering mungkin, pertahankan garis tubuh untuk

menccegah penekanan dan kelelahan.

f. Bantuan dan ajarkan penanganan terhadap nyeri, penggunaan

imajinasi, relaksasi dan lainnya.

g. Tingkatkan aktivitas distraksi. (Tucher, 1998)

2. Kerusakan ingritas kulit berhubungan dengan perubahan turgor.

Tujuan : menunjukkan regenerasi jaringan.

Kriteria hasil : Lesi mulai pulih dan area bebas dari infeksi lanjut, kulit

bersih, kering dan area sekitar bebas dari edema, suhu normal.

Intervensi :

a. Kaji kerusakan, ukuran, kedalaman warna cairan

b. Pertahankan istirahat di tempat tidur dengan peningkatan ekstremitas

dan mobilitasasi.

c. Pertahankan teknik aseptic

d. Gunakan kompres dan balutan

e. Pantau suhu laporan, laoran dokter jika ada peningkatan. (tucker,

1998).

5
6

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

Mengenai : penatalaksanaan perawatan di rumah

Tujuan : pasien mengerti tentang perawatan dirumah

Criteria hasil : melaksanakan perawatan luka dengan benar menggunakan

tindakan kewaspadaan aseptic yang tepat.

Mengekspresikan pemahaman perkembangan yang diharapkan tanpa

infeksi dan jadwal obat.

Intervensi :

a. Demonstasikan perawatan luka dan balutan, ubah prosedur, tekankan

pentingnya teknik aseptic.

b. Diskusikan tentang mempertahankan peninggian dan imobilisasi

ekstrimitas yang ditentukan

c. Dorong melakukan aktivitas untuk mentoleransi penggunaan alat

penyokong.

d. Jelaskan tanda-tanda dan gejala untuk dilaporkan ke dokter

e. Diskusikan jadwal pengobatan

f. Tekankan pentingnya diet nutrisi. (Tucker, 1998).

Anda mungkin juga menyukai