(DRAFT) Buku Ikan Air Tawar B30 2017-12-05 Lowres PDF
(DRAFT) Buku Ikan Air Tawar B30 2017-12-05 Lowres PDF
ISBN:
Mitra Kerja:
Didukung oleh:
KATA PENGANTAR
Keragaman luar biasa dari spesies ikan yang ditampilkan di buku ini
mempertegas pentingnya sistem perairan yang stabil untuk konservasi
biodiversitas. Tetapi sebenarnya semua makhluk hidup bergantung
pada air selama siklus hidup mereka, mulai dari gajah Sumatera yang
agung hingga capung yang mungil, dan jelas juga kita, manusia.
iv
Persemaian
RINGKASAN
Air begitu berarti bagi kehidupan dan merupakan rumah untuk berbagai
spesies yang luar biasa beragam. Buku ini merupakan panduan lapangan
pertama untuk fauna ikan air tawar di Sumatera bagian Tengah yang semua
spesiesnya dilukis. Buku ini disusun berdasarkan hasil dari dua survei yang
dilaksanakan di Lanskap Bukit Tigapuluh, di dalam dan sekitar konsesi
restorasi ekosistem PT Alam Bukit Tigapuluh Blok I, Jambi, Sumatera pada
musim kemarau tahun 2015 dan musim penghujan tahun 2016.
Based on the IUCN red list of threatened species, the fish fauna in the
Bukit Tigapuluh Ecosystem includes 42 not evaluated species, 3 data
deficient species, 30 least concern species, 2 near threatened species, and
1 vulnerable species.
2
EKOSISTEM BUKIT TIGAPULUH
Lanskap Ekosistem Bukit Tigapuluh merupakan hutan tropis dataran
rendah yang terletak di perbatasan antara Provinsi Jambi dan Riau.
Lanskap tersebut mencakup kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh
(TNBT) dan area penyangga yang sebelumnya merupakan kawasan
konsesi penebangan kayu. Salah satu kawasan penyangganya yaitu
kawasan Restorasi Ekosistem PT. Alam Bukit Tigapuluh yang pemben-
tukannya dipelopori oleh Frankfurt Zoological Society, The Orang-
utan Project, dan World Wildlife Fund. Kawasan Restorasi Ekosistem
PT. Alam Bukit Tigapuluh terdiri dari dua blok: Blok I seluas 28.885 ha
dan Blok II seluas 16.644 ha.
Area Blok I PT. Alam Bukit Tigapuluh memiliki beberapa sungai ke-
cil dalam hutan, baik yang bersifat permanen maupun temporal
dan beberapa rawa-rawa tangkapan air. 10 lokasi perairan dipilih
sebagai stasiun penelitian pada 2 survei yang dilakukan.
Dua Daerah Aliran Sungai (DAS) utama di area Blok I, yaitu DAS Mang-
gatal dan DAS Sekalo secara artifisial dibagi menjadi tiga area me-
wakili hulu, tengah, dan hilir yang masing-masing memiliki karakter
berbeda. Secara geografis, terdapat 3 stasiun penelitian yang bera-
da di luar kawasan Blok I namun tetap dimasukkan sebagai stasiun
pembanding. Stasiun 8 dan 9 secara berurutan merupakan hilir dari
Sungai Manggatal dan Sungai Sekalo, sedangkan stasiun 10 (Sungai
Batang Sumay) merupakan area pertemuan antara Sungai Manggatal
dan Sungai Sekalo. Ketiga lokasi tersebut memiliki peranan penting
baik dari segi ekologi persebaran ikan maupun segi ekonomi bagi
masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
pasir dan
St 1 Sungai Kemumu 0229855 9867560 7.8 45
kerikil
Rawa Km 31/
St 2 0229545 9864863 300 65 lumpur
Rawa Toman
Rawa Km 29/
St 3 0229269 9864494 180 43 lumpur
Rawa Gajah
Hulu Sungai Mang-
St4 0224939 9871150 15 160 batu
gatal
Tengah Sungai pasir dan
St 5 0224374 9869461 13 90-150
Manggatal batu kecil
4
Koordinat Lebar Kecera-
Stasiun Lokasi Substrat
X Y (m) han (cm)
Tengah Sungai batu dan
St 6 0233899 9864548 25 100
Sekalo kerikil
batu kecil
St 7 Hulu Sungai Sekalo 0233499 9865616 30 96-140 hingga
sedang
pasir dan
St 8 Hilir Sungai Sekalo 0227586 9861007 34.2 140
kerikil
Hilir Sungai Mang- pasir dan
St 9 0223095 9864305 28 150
gatal batu putih
St 10 Batang Sumay 0218219 9859654 35 30 pasir
a b
c d
Ekosistem perairan di Blok I PT. Alam Bukit Tigapuluh (ABT) dan sekitarnya:
a) Sungai Kemumu, b) Rawa Toman, c) Hulu Sungai Sekalo, d) Batang Sumay.
Ancaman
Banyak jenis ikan di Ekosistem Bukit Tigapuluh yang bergantung
pada vegetasi yang menaungi sungai dalam hutan. Bahkan beberapa
spesies hanya bisa hidup pada kondisi hutan yang masih baik, se-
hingga spesies-spesies tersebut dapat berperan sebagai bio-indikator
kondisi sungai dalam hutan.
6
MENGGUNAKAN BUKU INI
Setiap spesies ikan dalam buku ini dideskripsikan dengan: ilustrasi,
nama ilmiah, nama autor, nama lokal dari beberapa daerah, karak-
ter, rumus meristik, habitat, potensi, ukuran maksimal, dan status
IUCN. Nama autor dan tahun publikasi diapit dengan tanda dalam
kurung ketika spesies dikategorikan ke genus (nama pertama dari
nama latin) yang berbeda dari genus pada saat dipublikasikan per-
tama kali.
VU
Vulnerable (VU; Rentan)
.
8
Karakter Morfologi
Identifikasi ikan di buku ini dilakukan secara morfometrik (mengukur
tubuh ikan) dan meristik (menghitung atribut ikan). Sebagai contoh:
Formula di atas berarti ikan ini memiliki 1 jari-jari keras (spine) yang
diikuti dengan 8 jari-jari lemah (rays) pada sirip dorsal (D). Jari-jari
keras yang umumnya berduri ditulis dengan angka romawi, semen-
tara jari-jari lemah yang umumnya bercabang ditulis dengan angka
arab.
Panjang
Kepala
Panjang Standar
Panjang Total
Barbel
Sirip ekor
Sirip pectoral (P) Kloaka
Sirip pelvic (Pv) Sirip anal (A)
10
Nasal barbel
Jari-jari keras
umumnya berduri
Jari-jari lemah aaa
umumnya bercabang
Sketsa Famili
Berikut merupakan sketsa dari 18 famili ikan yang ditemukan di Eko-
sistem Bukit Tigapuluh. Nama spesies dan nomor halaman dicantum-
kan untuk setiap famili.
Ordo CYPRINIFORMES
1. CYPRINIDAE
Carps and Minnows
33 Spesies, hlm. 16
Cyclocheilichthys apogon
2. BALITORIDAE
Hillstream Loaches
3 Spesies, hlm. 49
Homalopteroides nebulosus
Nemacheilus selangoricus
4. COBITIDAE
Loaches
1 Spesies, hlm. 55
Acantopsis dialuzona
Ordo SILURIFORMES
5. BAGRIDAE
Bagrid Catfishes
9 Spesies, hlm. 56
Hemibagrus sp.
6. SILURIDAE
Sheatfishes
1 Spesies, hlm. 65
Silurichthys phaiosoma
12
7. AKYSIDAE
Stream Catfishes
2 Spesies, hlm. 66
Acrochordonichthys rugosus
8. SISORIDAE
Sisorid Catfishes
2 Spesies, hlm. 68
Glyptothorax major
Ordo BELONIFORMES
9. ZENAR-
CHOPTERIDAE
Viviparous Halfbeaks
6 Spesies, hlm. 70
Zenarchopterus dispar
10. BELONIDAE
Needlefishes
2 Spesies, hlm. 76
Strongylura sp.
Hippichthys spicifer
Ordo PERCIFORMES
12. PRISTOLEPIDIDAE
Mud Perches
2 Spesies, hlm. 79
Pristolepis grootii
13. OSPHRONEMIDAE
Gouramis
2 Spesies, hlm. 81
Osphronemus goramy
14. CHANNIDAE
Snakeheads
4 Spesies, hlm. 83
Channa striata
14
Ordo SYNBRANCHIFORMES
15.MASTACEMBELIDAE
Spiny Eels
3 Spesies, hlm. 87
Macrognathus maculatus
Ordo PLEURONECTIFORMES
16. CYNOGLOSSIDAE
Toungefishes
1 Spesies, hlm. 90
Cynoglossus waandersii
17. SOLEIDAE
Soles
1 Spesies, hlm. 91
Achiroides leucorhynchos
Ordo TETRAODONTIFORMES
18. TETRAODONTIDAE
Puffers
2 Spesies, hlm. 92
Dichotomyctere nigroviridis
PS sampai 23 cm
16
LC Cyprinidae
PS sampai 30 cm
PS sampai 20 cm
18
LC Cyprinidae
PT sampai 18.6 cm
KARAKTER NAMA LAIN
Memiliki dua pasang barbel. Terdapat 2 bar Global: Spanner
melintang tepat di atas sirip pectoral dan di Barb, T-Barb13;
antara sirip dorsal dengan pelvic. Terdapat Jambi: Klubar;
sebuah bar memanjang dari belakang sirip Sunda: Dokkum11,
dorsal hingga pangkal ekor. Jari-jari keras Dokun3.
(pertama) sirip dorsal bergerigi. Terdapat
noktah hitam di atas sirip anal. DISTRIBUSI GLOBAL
Semenanjung Malaya,
DESKRIPSI MERISTIK Sumatera hingga
D I,8; A I,6; Pv I,7; P I,9-11; SMB 4.5; SMBt Borneo.
4; Li 22-25.
POTENSI
HABITAT Konsumsi lokal, ikan
Hidup di sungai berdasar batu hingga lum- hias13.
pur. Biasanya ditemukan di sungai kecil hing-
ga besar dengan arus lemah dan sedang.
PS sampai 35 cm
KARAKTER NAMA LAIN
Badan berwarna keperakan dengan sirip Global: Tinfoil Barb;
berwarna kemerahan. Mata besar warna Riau9: Kapiek; Nanga
hitam dengan tepi kekuningan. Tepi sirip Lauk: Tengadak;
dorsal serta sirip ekor berwarna kehitaman. Punan: Salap.
Pangkal sirip ekor berwarna keemasan. Rasio
tinggi badan dibandingkan dengan panjang DISTRIBUSI GLOBAL
standar 1:2.5. Thailand ke Vietnam
hingga Sumatera dan
DESKRIPSI MERISTIK Borneo.
D III,8; A III,5; Pv I,9; P I,10; SMB 8; Li 34-36.
POTENSI
HABITAT Konsumsi komersial
Hidup di sungai banjiran dan sungai kecil bernilai cukup tinggi
dalam hutan dengan arus lemah. dan ikan hias1.
20
NE Cyprinidae
PT sampai 14.8 cm
HABITAT
Hidup di sungai besar berarus, sering
ditemukan di dasar sungai3. Berada di sungai
banjiran pada musim hujan.
PT sampai 28.7 cm
KARAKTER NAMA LAIN
Tidak memiliki barbel. Terdapat titik-titik Global: Beardless
hitam pada sisik yang membentuk garis linear Barb; Lokal: Repang-
sebanyak 9 baris. Pada bagian tengah badan Repang; Riau:
titiknya besar dan lebih gelap. Terdapat Sipaku14, Sebahan9;
noktah gelap pada pangkal sirip ekor. Tepi Punan: Turing; Nanga
mata warna merah. Sirip berwarna oranye, Lauk: Buin.
kecuali sirip pectoral. Jari-jari keras pada
sirip dorsal bergergi. Rasio tinggi badan DISTRIBUSI GLOBAL
dibandingkan dengan panjang standar 1:2.4. Myanmar hingga
Sumatera dan
DESKRIPSI MERISTIK Borneo.
D I,8; A I,5; Pv I,8; P I,12; SMB 6.5; Li 34-35.
POTENSI
HABITAT Konsumsi lokal.
Hidup di sungai dan rawa dalam hutan.
Biasanya ditemukan di sungai ukuran sedang
hingga besar dengan arus lemah.
22
DD Cyprinidae
PT sampai 16 cm
HABITAT
Hidup di dasar perairan jernih dengan dasar
berbatu. Biasanya ditemukan di sungai
dengan arus deras.
PS sampai 70 cm
HABITAT POTENSI
Hidup di sungai, danau dan rawa gambut. Konsumsi komersial
Biasanya ditemukan di sungai besar berarus bernilai tinggi.
lemah dengan dasar pasir hingga lumpur.
24
NE Cyprinidae
PT sampai 33.7 cm
PS sampai 30 cm
HABITAT POTENSI
Hidup di dasar hingga pertengahan sungai Konsumsi lokal.
dalam hutan yang berarus lemah.
26
NE Cyprinidae
PS sampai 18 cm1
PT sampai 28.7 cm
28
NE Cyprinidae
PT sampai 25.5 cm
PT sampai 20 cm
30
NE Cyprinidae
PS sampai 17.5 cm
HABITAT POTENSI
Hidup di sungai dengan substrat dasar pasir Konsumsi komersial
hingga lumpur. Biasanya ditemukan di sungai bernilai cukup tinggi.
besar dengan arus lemah.
32
LC Cyprinidae
PT sampai 27.6 cm
PS sampai 20 cm
34
LC Cyprinidae
PT sampai 16.5 cm
PS sampai 20 cm
POTENSI
Konsumsi lokal dan
ikan hias.
36
NE Cyprinidae
PT sampai 7 cm
PS sampai 6 cm
HABITAT POTENSI
Hidup di sungai dan rawa dalam hutan. Konsumsi komersial
Biasanya ditemukan di air yang mengalir dan ikan hias.
dengan arus lemah atau tenang.
38
NE Cyprinidae
PS sampai 12 cm
KARAKTER NAMA LAIN
Badan dan ekor berwarna kekuningan. Global: Rosefin
Hampir semua sisik dikelilingi warna hitam. Rasbora, Yellow Tail
Rasbora (aquarium);
DESKRIPSI MERISTIK Jambi: Seluang;
D 8; A 7; Pv 8; P 15; SMB 4.5; Li 31-33. Riau9: Pantau;
Punan: Beteluh.
HABITAT
Hidup di sungai dalam hutan dataran rendah. DISTRIBUSI GLOBAL
Biasanya ditemukan di air mengalir dengan DAS Mekong dan Chao
arus lemah atau tenang. Phraya,Semenanjung
Malaya, hingga
Sumatera dan
Borneo.
POTENSI
Konsumsi komersial
dan ikan hias.
PS sampai 20 cm
40
VU Cyprinidae
.
DESKRIPSI MERISTIK
D 7; Li 24.
HABITAT
Hidup di sungai dalam hutan dengan air
jernih hingga kecokelatan dengan dasar
berbatu hingga pasir.
PS sampai 4.3 cm
42
NE Cyprinidae
Rasbora sp.
Seluang
HABITAT
Hidup di areal sungai dalam hutan. Biasanya
ditemukan di sungai kecil dengan dasar
kerikil hingga pasir.
PT sampai 13 cm
HABITAT
Hidup di sungai kecil dalam hutan pada
area dataran rendah maupun perbukitan.
Ditemukan di berbagai tipe habitat lain
dengan arus lemah dan tenang, termasuk di
danau dan gambut.
44
LC Cyprinidae
PT sampai 13 cm
Thryssocypris sp.
Seluang Juo
PT sampai 6 cm4
HABITAT
Hidup di area hilir sungai dalam hutan
dengan dasar bepasir.
46
NE Cyprinidae
PT sampai 100 cm
HABITAT
Hidup di hulu sungai dalam hutan dengan
kondisi air jernih dan dasar berbatu. Biasa-
nya ditemukan di sungai berarus deras.
PT sampai 100 cm
48
NE Balitoridae
PS sampai 11.1 cm
50
NE Balitoridae
Homalopteroides sp.
Ngengai
PS sampai 6 cm4
HABITAT
Hidup di hulu sungai dalam hutan dengan
air jernih dan berbatu. Sering bersembunyi
di bawah kayu atau celah batu. Dapat
menempelkan tubuh dengan sangat kuat di
permukaan batu.
HABITAT
Hidup di dasar perairan yang jernih dengan
dasar batu dan sedikit pasir. Biasa ditemukan
bersembunyi di balik batu.
52
DD Nemacheilidae
PS sampai 5.9 cm
PS sampai 5.5 cm
HABITAT
Hidup di dasar perairan yang jernih dengan
dasar batu dan sedikit pasir. Biasa ditemukan
bersembunyi di balik batu.
54
LC Cobitidae
PS sampai 25 cm
DESKRIPSI MERISTIK
D 11; A 6; Pv I,7; P I,8.
HABITAT
Hidup di bagian hilir sungai dengan dasar
substrat berpasir. Spesies ini sering membe-
namkan diri di pasir.
PS sampai 25 cm
56
LC Bagridae
PS sampai 65 cm
PT sampai 33.5 cm
58
NE Bagridae
PS sampai 20 cm
HABITAT
Hidup di sungai besar dengan dasar pasir
hingga lumpur.
Hemibagrus sp.
Baung
PS sampai 22 cm4
HABITAT
Hidup di sungai besar dengan dasar substrat
lumpur dan pasir.
60
NE Bagridae
Leiocassis sp.
Baung Tikus
HABITAT
Hidup di sungai dengan dasar berbatu hingga
kerikil. Namun, ditemukan juga di lahan
gambut.
PS sampai 11 cm4
HABITAT
Hidup di sungai besar dengan dasar pasir
hingga lumpur.
62
NE Bagridae
PS sampai 19.8 cm
Mystus sp.
Baung
HABITAT
Hidup di sungai besar dengan dasar substrat
lumpur dan pasir.
64
NE Siluridae
PS sampai 15 cm
PS sampai 11 cm
66
NE Akysidae
Acrochordonichthys sp.
Ngengai
DESKRIPSI MERISTIK
D I,6; A 8.
HABITAT
Hidup di dasar perairan berbatu hingga
berpasir.
PS sampai 200 cm
HABITAT
Hidup di dasar perairan. Ditemukan di sungai
besar dengan dasar pasir hingga lumpur.
68
NE Sisoridae
PT sampai 14.4 cm
HABITAT
Hidup di dasar sungai dengan arus sedang.
HABITAT
Hidup di sungai dataran rendah dalam hutan
dan air gambut. Biasanya ditemukan di
permukaan sungai.
70
LC Zenarchopteridae
HABITAT
Hidup di permukaan sungai berarus lemah
dalam hutan dataran rendah. Biasanya
ditemukan di sungai dalam hutan dengan
vegetasi baik.
PS sampai 3.6 cm
72
NE Zenarchopteridae
PT sampai 23 cm
HABITAT POTENSI
Hidup di muara sungai. Biasanya ditemukan Ikan hias.
berkelompok di permukaan air.
HABITAT
Hidup di muara dan area hilir sungai. Biasa-
nya ditemukan berkelompok di permukaan
air.
74
NE Zenarchopteridae
Zenarchopterus sp.
Julung- Julung
DESKRIPSI MERISTIK
D 10; A 11.
HABITAT
Hidup di areal sungai dalam hutan dengan
dasar pasir dan berbatu.
Strongylura sp.
Julung-Julung
PS sampai 22 cm4
DESKRIPSI MERISTIK
D 6-8; A 11-12; Pv 5-6; P 7.
HABITAT
Hidup di sungai kecil dalam hutan dengan
dasar berbatu. Merupakan indikator hutan
yang bervegetasi baik karena spesies ini
sensitif terhadap perubahan lingkungan.
76
NE Belonidae
Xenentodon sp.
Julung-Julung
HABITAT
Hidup di perairan dataran rendah dalam
hutan. Merupakan indikator hutan yang
bervegetasi baik karena spesies ini sensitif
terhadap perubahan lingkungan. Biasanya
ditemukan berkelompok (2-3 ekor) di bagian
pinggir sungai yang relatif tenang.
PT sampai 18 cm
78
LC Pristolepididae
PT sampai 21 cm1
KARAKTER NAMA LAIN
Sirip pelvic mencapai kloaka. Jari-jari keras Global: Malayan
dan lemah pada sirip dorsal terpisah jelas. Leaffish; Nanga Lauk,
Lateral line melengkung sempurna. Terdapat Puan: Patung; Riau9:
perbedaan pola warna pada dewasa dan Katung, Batuang;
juvenil. Rasio tinggi badan dibandingkan Betawi29: Katoprak.
dengan panjang standar 1:2.6.
DISTRIBUSI GLOBAL
DESKRIPSI MERISTIK DAS Mekong dan
D XII-XIII,13-14; A III,7-8; Pv I,5; P 12; SMB Chao Phraya hingga
4.5; Li 29-32. Borneo, Sumatera,
dan Jawa.
HABITAT
Hidup di rawa-rawa dan sungai berarus POTENSI
lemah dalam hutan. Biasanya ditemukan di Konsumsi komersial
antara vegetasi di pinggir sungai3. bernilai rendah dan
ikan hias30.
80
LC Osphronemidae
PT sampai 12 cm
HABITAT
Hidup di rawa dan rawa gambut.
82
LC Channidae
PT sampai 28.8 cm
84
LC Channidae
HABITAT
Hidup di sungai dataran rendah dan rawa.
Biasanya hidup di perairan yang dalam.
PS sampai 100 cm
86
NE Mastacembelidae
DESKRIPSI MERISTIK
D XXVII,57; A III,56.
(D XXVI-XXVIII, 56-58; A III,56-60)1.
HABITAT
Hidup di pertengahan hingga dasar sungai
dalam hutan dengan substrat dasar kerikil
hingga pasir. Sering bersembunyi di sela-
sela batang pohon yang terendam di sungai.
PT sampai 28 cm
88
LC Mastacembelidae
PS sampai 30 cm1
DESKRIPSI MERISTIK
(D 84-95; A 62-70)1.
HABITAT
Hidup di dasar sungai dalam hutan dengan
substrat batu hingga pasir.
90
NE Soleidae
PS sampai 8 cm
PT sampai 17 cm
92
LC Tetraodontidae
PS sampai 16 cm
94
DAFTAR ISTILAH
Borneo: keseluruhan Pulau Borneo yang mencakup Kalimantan ba-
gian Indonesia, Malaysia serta Brunei.
Barbel: organ untuk mendeteksi mangsa atau keberadaan makanan,
terutama pada ikan-ikan yang hidup di dasar perairan seperti jenis
lele.
DAS: Daerah Aliran Sungai, daerah tangkapan air hujan yang akan
diteruskan ke sungai utama.
Dorsoventral: bentuk tubuh ikan yang pipih dari atas (dorsal/pung-
gung) sampai ke bawah (ventral/perut), sehingga membentuk profil
yang datar dan lebar.
Eksoskleton: rangka luar, umumnya dimiliki oleh hewan invertebrata
dengan kulit yang keras untuk melindungi bagian dalam tubuh seper-
ti kelompok crustacea (kepiting, udang, dan sebangsanya).
Filamen: berbentuk seperti rambut atau benang tipis.
Indocina: merujuk pada daerah yang dikolonisasi oleh Perancis di ka-
wasan Asia Tenggara pada abad ke-19 dan ke-20, yang saat ini men-
jadi kawasan negara Vietnam, Laos, dan Kamboja.
Kantong pengeraman (brood pouch): kantong tempat penyimpanan
telur dierami dan dilindungi sampai menetas.
Lateral line: atau gurat sisi, berperan untuk mendeteksi tekanan
arus yang diterima oleh ikan.
Matang gonad: kondisi pada ikan betina ketika terjadi pematangan
telur/ovum. Biasanya badan membengkak karena ovum semakin be-
sar.
Operculum: penutup insang yang dapat membuka dan menutup,
berperan penting pada saat respirasi ikan, karena bisa mengatur pe-
masukan air ke dalam insang. Oksigen terlarut didapat melalui air
yang masuk ke insang.
Ovovivipar: cara perkembangbiakan dengan cara bertelur dan
dipelihara dalam tubuh, kemudian anak dikeluarkan ketika sudah
96
DAFTAR PUSTAKA
1. Kottelat, M., Whitten, A. J., Kartikasari, S. N. & Wirjoatmodjo, S. Freshwater
Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. (Periplus Edition (HK) Ltd & EMDI
Project, 1993).
2. Kottelat, M. & Whitten, A. J. Freshwater fishes of Western Indonesia and Su-
lawesi: additions and corrections. (Periplus Edition Ltd, 1996).
3. Froese, R. & Pauly, D. (Editors). FishBase. World Wide Web electronic publica-
tion. (2017). Available at: www.fishbase.org. (Accessed: 1st November 2017)
4. Sukmono, T., Musadat & Indra. Keanekaragaman Ikan di Area Blok I Penyangga
Taman Nasional Bukit Tiga Puluh Jambi. Laporan Survei Iktiofauna. (Frankfurt
Zoological Society, 2016).
5. Sukmono, T., Duryadi, D., Rahardjo, M. & Affandi, R. Iktiofauna di Perairan
Hutan Tropis Dataran Rendah, Hutan Harapan Jambi. J. Iktiologi Indones. 2,
161–174 (2013).
6. Sukmono, T., Philipus & Ardy. Fish Biodiversity of the Village Forests of Punan
Long Adiu, North Kalimantan. Tropical Biodiversity Conservation Center (2017).
7. Sukmono, T., Atun & Jhoni. Fish Biodiversity of the Village Forests Of Nanga
Lauk, West Kalimantan. Tropical Biodiversity Conservation Center (2017).
8. IUCN. The IUCN Red List of Threatened Species. Version 2017-2. (2017). Avail-
able at: http://www.iucnredlist.org. (Accessed: 1st November 2017)
9. Simanjuntak, C. P. H., Rahardjo, M. F. & Sukimin, S. Iktiofauna Rawa Banjiran
Sungai Kampar Kiri. J. Iktiologi Indones. 6, 99–105 (2006).
10. Huckstorf, V. & Freyhof, J. Barbichthys laevis. The IUCN Red List of Threat-
ened Species 2011: e.T181277A7665778. (2011). Available at: http://dx.doi.
org/10.2305/IUCN.UK.2011-1.RLTS.T181277A7665778.en. (Accessed: 1st No-
vember 2017)
11. Weber, M. & de Beaufort, L. F. The Fishes of the Indo-Australian Archipelago III
Ostariophysi; II Cyprinoidea Apodes, Synbranchi. (E. J. Brill Ltd., 1916).
12. Rachmatika, I., Dewantoro, G. W. & Sauri, S. Fauna Ikan di Sungai Cimadur,
Ciujung, dan Ciberang di Sekitar Taman Nasional Gunung Halimun, Kabupaten
Lebak, Banten. Ber. Biol. 7, 33–40 (2004).
13. Vidthayanon, C. Barbodes lateristriga. The IUCN Red List of Threatened Species
2015: e.T180977A70034217. (2015). Available at: http://dx.doi.org/10.2305/
IUCN.UK.2015-1.RLTS.T180977A70034217.en. (Accessed: 1st November 2017)
14. Fithra, R. Y. & Siregar, Y. I. Keanekaragaman Ikan Sungai Kampar. Inventarisasi
dari Sungai Kampar Kanan. Progr. Stud. Ilmu Lingkung. PPS Univ. Riau 2, 139–147
(2010).
15. Elson, G. & Lucanus, O. The Barbs Aquarium: Everything about Natural History,
Purchase, Health, Care, Breeding, and Species Identification. (Barron’s Educa-
tional Series, 2002).
98
(Accessed: 2nd November 2017)
31. Adi, C. & Risdianto, M. (Editor). Konservasi Ikan Kotes di Malang Raya. (2017).
Available at: http://wildwaterindonesia.org/konservasi-ikan-kotes-malang/.
(Accessed: 1st November 2017)
32. Weber, M. & de Beaufort, L. F. The Fishes of the Indo-Australian Archipelago IV.
Heteromi, Solenichthyes, Synentognathi, Percesoces, Labyrinthici, Microcypri-
ni. (E. J. Brill Ltd., 1922).
33. Lestari, W. & Sugiharto. Sili di Ujung Tanduk. (2010). Available at: http://www.
trubus-online.co.id/sili-di-ujung-tanduk/. (Accessed: 3rd November 2017)
34. Mongabay. Ikan Berot. (2012). Available at: http://www.mongabay.
co.id/2012/09/17/kpc-spesies-ikan-asli-sungai-ciliwung-hanya-tersisa-duapu-
luhan-jenis-saja/ikan-berot-copy/. (Accessed: 3rd November 2017)
100
dispar, Zenarchopterus 74 Genggehek 30 hypophthalmus, Parachela
Djadjuo 29 Giant 35
Dokkum 19 Gourami 81
Dokun 19 Snakehead 85 I
dusonensis, Rasbora 39 Glass Fish 36 Ikan
Dwarf Snakehead 83 Glyptothorax major 69 Batu 66
Goldstripe Halfbeak 72 Lidah 90, 91
E Goonch 68 Pasir 55
Eco, Wader 30 goramy, Osphronemus 81 Sumatera 37
Edum 84 Gourami, Ilu-Ilu Tapa Kero 65
Eel, Giant 81 Indonesian
Fire 89 Pearl 82 Leaffish 80
Frecklefin 88 Grey-Banded Loach 53 Snakehead 85
elegans, Rasbora 40 grootii, Pristolepis 80 Ingir-Ingir 63
ennealepis, Rasbora 41 Gunung,
Epalzeorhynchos kalopter- Lele 68, 69 J
us 23 Wadon 26
Gurami 81 Jalai 83
erythrotaenia, Mastacembe- Jaran 47, 48
lus 89 H Jogoripo 66
F Julung-Julung 70, 71, 72, 73,
Halfbeak, 74, 76, 77
falcifer, Lobocheilos 28 Forest 71 Jungjung 84
fasciata, Pristolepis 79 Goldstripe 72 Juo, Seluang 29, 46
Feathered River-Garfish 74 Hampal 24
festivus, Labiobarbus 25 Hampala Barb 24 K
Fighting Loach 53 Hampala macrolepidota 24
Hampalong 24 Kalakotai 69
Fire Eel 89 kalopterus, Epalzeorhynchos
Flying Fox 23 Haruan 86
Hemibagrus 23
Forest Kaluh 81
Halfbeak 71 nemurus 57
planiceps 58 Kalui 81
Snakehead 84 Kampras 16
Fox, Flying 23 sabanus 59
sp. 60 Kapar, Tilan 88
Frecklefin Eel 88 Kapiek 20
Hemirhamphodon
G phaiosoma 70 kappenii, Osteochilus 31
pogonognathus 71 kapuasensis, Nemacheilus
Gabus 83, 86 tengah 72 52
gachua, Channa 83 Hippichthys spicifer 78 Katoprak 79
Gantang, Baung 57, 59 Homalopteroides Katung 79, 80
Garfish, nebulosus 50 keithi
Buffon’s River 73 sp. 51 Macrognathus 87
Feathered River 74 Horse-Faced Loach 55 Kekel 66
Garis, Kujam 33 Kenyulung 70, 71, 72
102
phaiosoma, Rosefin Rasbora 39 Sipaku 22
Hemirhamphodon 70 Ruan 86 Snakehead
Silurichthys 65 rugosus, Acrochordonich- Dwarf 83
Pimping 35, 36 thys 66 Forest 84
Pinang, Tumbuk 37 Rungan 24 Giant 85
Ping-Ping, Seluang 34, 35, rutteni, Rasbora 42 Indonesian 85
36 Striped 86
Pipefish S Soro 47
Banded Freshwater 78 sabanus, Hemibagrus 59 soro, Tor 47
Bellybared 78 Salap 20, 30 sp.
pogonognathus, Hemirham- Salusur 49 Acrochordonichthys 67
phodon 71 Sapu-Sapu 66 Hemibagrus 60
Pristolepis Sarolet 88 Homalopteroides 51
fasciata 79 schwanenfeldii, Barbonymus Leiocassis 61, 62
grootii 80 20 Mystus 64
Pufferfish Scissortail Rasbora 45 Rasbora 43
Spotted Green 92 Sebahan 22 Strongylura 76
Punguk 47, 48 Sebarau 24 Thryssocypris 46
Puntigrus tetrazona 37 Sebelah 90, 91 Xenentodon 77
Puyou 31, 32, 33 selangoricus, Nemacheilus Zenarchopterus 75
53 Spanner Barb 19
R spicifer, Hippichthys 78
Selessur 23
Rambe, Baung 57 Selimang 23 spiniferus, Nemacheilus 54
Rasbora Seluang 38, 39, 41, 43, 44 Spotted Barb 18
bankanensis 38 Batang 39 Spotted Green Pufferfish 92
Blue Cardinal 42 Juo 29, 46 Sri Gunting, Seluang 45
dusonensis 39 Ping-Ping 34, 35, 36 striata, Channa 86
elegans 40 Sri Gunting 45 Striped Snakehead 86
ennealepis 41 Semah 47 Strongylura sp. 76
Rosefin 39 Senggal 57 Sucker Barb 17
rutteni 42 Senggiring 63 Sumatera, Ikan 37
Scissortail 45 Sengkareng 48 Sumatra Barb 37
sp. 43 Sepat Mutiara 82 sumatrana, Rasbora 44
sumatrana 44 Sepatung 79, 80 Susuh Batang 49, 50
Three-Lined 45 Sepimping 34 T
trilineata 45 Shark, Apollo 29
Twospot 40 Siamis 34, 36 Tageh 57
Yellow Tail 39 Sicangga 42 Tali-Tali 52, 53, 54
Regis 30 Signal Barb 25 Tambra 48
Repang-Repang 16, 22 Sili 88 Tana 18
River-Garfish Siluang Maram 45 Tanah 18
Buffon’s 73 Siluncing, Motan 25 Tangkur 78
Feathered 74 Silurichthys phaiosoma 65 Tapa Kero 65
104
Dr. Tedjo Sukmono, M.Si
merupakan dosen Biologi di PMIPA FKIP Universitas Jambi, dan peneliti
taksonomi dan biodiversitas ikan air tawar Indonesia secara morfologi dan
molekular. Aktif meneliti ikan di berbagai wilayah Indonesia sejak tahun
1994. Sejak tahun 2011 banyak melakukan penelitian biodiversitas ikan
air tawar dalam hutan terutama di areal Restorasi dan Hutan adat. Selain
itu sejak tahun 2015 penulis juga bergabung dengan Tim Barcoding Indo-
nesian Fish (BIF) yang merupakan kerjasama antara Lembaga Ilmu Peng-
etahuan Indonesia (LIPI) dengan Institut de Recherche pour le Dévelop-
pement (IRD) Perancis untuk meneliti DNA barcoding ikan Indonesia dan
Sundaland.
Selain menjadi peneliti, saat ini juga menjadi Editor in Chief Jurnal Biospe-
cies terindeks DOAJ dan DOI, menjadi reviewer Jurnal Iktiologi Indonesia
(terakreditasi), serta aktif menjadi penulis dan narasumber untuk media
cetak, elektronik, dan televisi untuk tema yang berkaitan dengan ikan dan
habitatnya.
e: sukmonotedjo@gmail.com
Mira Margaretha
adalah Communication Manager and Education Specialist untuk FZS Pro-
gram Indonesia. Ia telah menulis beberapa buku edukasi untuk FZS teta-
pi proyek ini merupakan buku identifikasi spesies pertamanya. Ia adalah
penyelam rekreasional yang tertarik pada ekosistem laut, terutama ikan
yang hidup di karang. Perhatiannya pada berbagai detil memastikan setiap
ilustrasi ikan merepresentasikan aslinya.
e: mira.margaretha@gmail.com
Franz Anthony
adalah seorang ilustrator dengan latar belakang desain grafis dan seni luki-
san. Setelah beberapa tahun menggarap proyek komersil, ia mengalihkan
perhatian pada ketertarikan lamanya, yakni flora dan fauna. Ia mendiri-
kan dan memimpin agensi internasional Studio 252MYA yang menggeluti
bidang ilustrasi alam, dengan paleontologi sebagai fokus utamanya. Ilus-
trasinya yang bersifat edukasional telah dilibatkan dalam proyek buku,
video, hingga konferensi paleontologi di berbagai negara, terutama Amer-
ika Serikat, Kanada, dan Australia.
e: franz.anth@gmail.com
IKAN AIR TAWAR
DI EKOSISTEM BUKIT TIGAPULUH
Ilustrasi luar biasa yang disertai dengan deskripsi meristik serta morfometrik
akan membuat identifikasi ikan jauh lebih mudah. Karakteristik setiap
spesies dijelaskan, termasuk kondisi perairan tempat hidupnya serta
penyebarannya di dunia. Nama lokal dari berbagai daerah juga akan
melancarkan proses survei pra-penelitian di lapangan. Tersedianya
petunjuk dasar identifikasi ikan berdasarkan karakter morfometrik dan
meristik, memungkinkan setiap pembaca yang tertarik untuk dengan
mudah melakukan pengenalan.