Anda di halaman 1dari 32

Hukum Kirchhoff adalah salah satu hukum yang dipelajari

pada bidang elektronika yang berfungsi untuk menganalisis


arus dan tegangan yang masuk pada rangkaian. Hukum
Kirchhoff pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli fisika
Jerman yang bernama Gustav Robert Kirchhoff (1824-1887)
pada tahun 1845.
Hukum Kirchhoff terdiri dari 2 bagian yaitu Hukum Kirchhoff
1 dan Hukum Kirchhoft 2.
Hukum Kirchhoff 1
Pengertian : Hukum Kirchhoff I Merupakan Ilmu yang
berkaitan dengan arah arus yang menghadaip percabangan.
Hukum ini sering disebut KCL (Kirchhoff's Current Law).
Bunyi Hukum Kirchhoff I :
Arus total yang masuk melalui titik percabangan dalam suatu
rangkaian listrik sama dengan arus total yang keluar dari
titik percabangan tersebut.

Hukum Kirchhoff II
Pengertian : Hukum kirchhoff II yaitu ilmu yang digunakan
untuk menganalisa tegangan (beda potensial) komponen
elektronika pada rangkaian tertutup. Hukum ini sering disebut
KVL (Kirchhoff's Voltage Law).
Bunyi Hukum Kirchhoff I
Total tegangan (beda potensial) pada rangkaian tertutup
adalah nol

Hukum Kirchhoff I (pada rangkaian bercabang)

Pada suatu rangkaian listrik yang mengalami percabangan, kuat arus yang menuju
percabangan sama dengan yang meninggalkan percabangan. Perhatikan gambar
berikut!

Baterai harus mengeluarkan arus sebesar 2 A, sebab lampu I membutuhkan arus 1,5 A dan lampu 2
membutuhkan arus 0,5 A. Kemudian arus sebesar 1,5 A dan 0,5 A tersebut bergabung kembali
masuk ke dalam baterai..

Dari gambar di atas dapat dilihat :

1. Susunan paralel hambatan (lampu) akan mengakibatkan arus terbagi. Arus


sebesar 2 A terbagi menjadi dua, masing-masing menuju lampu 1 (1,5 A) dan
menuju lampu 2 (0,5 A).
2. Pada susunan paralel hambatan, masing-masing hambatan akan mendapat
tegangan yang sama, yaitu 12 volt. Karena masing-masing hambatan
kawatnya sama-sama terhubung langsung dengan sumber tegangan.

Contoh 10:

Dua buah lampu terpasang langsung pada stop kontak bertegangan 220 volt.
Hambatan lampu I = 4400 ohm dan lampu II = 8800 ohm. Tentukan :
1. kuat arus yang melalui masing-masing lampu!
2. kuat arus yang keluar dari stop kontak!
3. manakah yang menyala lebih terang?

Jawaban :

1. Karena keduanya terhubung langsung dengan sumber tegangan, maka


tegangan lampu I dan lampu II adalah sama, yaitu 220 volt.

2. kuat arus yang keluar dari stop kontak adalah 0,05 A + 0,025 A = 0,075 A.
3. Nyala lampu ditentukan oleh jumlah muatan yang dipindahkan (berarti
ditentukan oleh kuat arus) dan tegangan. Karena kedua lampu terpasang
pada tegangan yang sama, maka nyala lampu ditentukan oleh besarnya kuat
arus. Dengan demikian lampu I akan menyala lebih terang.

Dari contoh 10 dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Pada beberapa hambatan yang disusun secara paralel :


1. tegangan pada masing-masing hambatan (V) sama dengan tegangan
batería.
2. rangkaian paralel hambatan berfungsi membagi arus listrik sesuai
dengan kebutuhan masing-masing hambatan. Besar kuat arus yang
masuk ke dalam suatu hambatan tidak mempengaruhi besar kuat arus
yang masuk ke hambatan lain. Maka susunan paralel hambatan
digunakan pada instalasi listrik PLN.
2. Pada susunan seri hambatan berlaku rumus :
Itotal = I1 + I2 + I3 + …

3. Rumus di atas dapat dikembangkan menjadi :

Itotal = I1 + I2 + I3 + …

Karena Vtotal = V1 = V2 = V3 (semua hambatan terpasang pada sumber yang


sama), maka :

Hukum Kirchhoff II

Secara sederhana, hukum Kirchhoff II dapat dirumuskan sebagai berikut : ” Di dalam


suatu loop/lintasan tertutup, jumlah kenaikan tegangan baterai (E) harus sama
dengan jumlah penurunan tegangan oleh hambatan (V). Secara matematis dapat
ditulis sebagai berikut :

total E = total V 

Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal serupa hukum Kirchhoff II.

Di dalam suatu lintasan balap mobil dimana garis start sekaligus sebagai garis finish,
apabila ada lintasan yang naik pasti ada lintasan yang turun. Jumlah kenaikan
lintasan pasti sama dengan jumlah penurunan lintasan. Perhatikan ilustrasi berikut !

AB naik 5 m, BC naik 4 m. Total kenaikan 9 m.

CD turun 6 m, DA turun 3 m. Total penurunan 9 m.

Dalam lintasan tertutup total kenaikan = total penurunan.


Hal serupa juga terjadi pada lintasan air, sebagai berikut :

AB tekanan naik 10 pascal karena pompa. BC tekanan turun 5 pascal oleh hambatan kran, CD
tekanan turun 3 pascal oleh hambatan kran, DA tekanan turun 2 pascal oleh hambatan kran.

Total tekanan naik (10 pascal) = total tekanan turun (10 pascal).

Secara sederhana, hukum Kirchhoff II dapat digambarkan sebagai berikut :

Kenaikan tegangan yang dihasilkan oleh baterai sebesar 9V akan dibagi-bagi ke semua lampu,
sehingga total penurunan tegangan lampu juga sebesar 9 volt.

Dari ilustrasi di atas tergambar jelas bahwa : apabila beberapa lampu (hambatan)
disusun secara seri kemudian dihubungkan dengan suatu sumber tegangan, maka
kenaikan tegangan yang dihasilkan sumber tegangan tersebut akan dibagi-bagi
habis pada semua lampu tersebut. Dalam hal ini, susunan seri bersifat membagi
tegangan.

Contoh 8 :
Dua buah lampu dipasang secara seri kemudian dihubungkan dengan aki
bertegangan 12 volt. Setelah diukur dengan voltmeter, tegangan salah satu lampu
adalah 5 volt. Tentukan tegangan lampu yang lain!

Jawaban :

total E = total V 

12 = 5 + V2

V2 = 12 – 5

V2 = 7 V

Hukum Kirchhoff I (pada rangkaian tak bercabang)

Pada rangkaian listrik yang tidak bercabang (misalnya pada lampu yang disusun
secara seri) kuat arus di mana-mana adalah sama. Untuk lebih jelasnya
perhatikan ilustrasi berikut!

Dari ilustrasi di atas jelas bahwa pada susunan seri kran debit air di semua kran
adalah sama, meski masing-masing kran mempunyai hambatan yang berbeda-beda.
Menambah hambatan pada salah satu kran akan berakibat debit air pada semua
kran akan berkurang secara keseluruhan.

Hal serupa juga terjadi pada susunan seri hambatan listrik. Kuat arus pada semua
hambatan (lampu) apabila beberapa hambatan disusun secara seri adalah sama.
Tidak perduli hambatan pada masing-masing lampu berbeda-beda.

Contoh 9 :

Dua buah lampu dipasang secara seri kemudian dihubungkan dengan aki
bertegangan 12 volt. Lampu pertama yang mempunyai hambatan 500 ohm ternyata
mempunyai tegangan 5 volt. Tentukan :

1. Tegangan lampu ke dua!


2. Kuat arus pada lampu pertama dan ke dua!
3. Nilai hambatan lampu ke dua!

Jawaban :
1. Tegangan lampu ke dua tentu saja adalah 7 volt. Karena tegangan naik 12
volt sudah digunakan oleh lampu pertama 5 volt. (Hukum Kirchhoff II)
2. Kuat arus pada lampu pertama dapat dihitung dengan hukum Ohm.

Kuat arus pada lampu ke dua juga 0,01 A, sebab selama rangkaian belum
bercabang kuat arus di mana-mana adalah sama. I2 = 0,01 A

3. Nilai hambatan pada lampu ke dua dapat dihitung dengan rumus hukum
Ohm.

Dari contoh 9 dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Rumus hukum Ohm hanya berlaku pada suatu hambatan saja.


2. Di dalam suatu sistem rangkaian, penyebaran arus listriknya menggunakan
hukum Kirchhoff.
3. Pada beberapa hambatan yang disusun secara seri :
1. Tegangan baterai (E) akan dibagi-bagi habis pada semua hambatan.
2. Kuat arus pada semua hambatan adalah sama.
4. Kuat arus pada masing-masing hambatan sama dengan kuat arus sistem.
Kuat arus sistem sebesar 0,01 ampere juga.

5. Pada susunan seri hambatan, nilai hambatan total adalah jumlah dari semua
hambatan.

Rseri = R1 + R2 + R3 + …

Hukum Kirchhoff I (pada rangkaian bercabang)


Pada suatu rangkaian listrik yang mengalami percabangan, kuat arus yang menuju
percabangan sama dengan yang meninggalkan percabangan. Perhatikan gambar
berikut!

Baterai harus mengeluarkan arus sebesar 2 A, sebab lampu I membutuhkan arus 1,5 A dan lampu 2
membutuhkan arus 0,5 A. Kemudian arus sebesar 1,5 A dan 0,5 A tersebut bergabung kembali
masuk ke dalam baterai..

Dari gambar di atas dapat dilihat :

1. Susunan paralel hambatan (lampu) akan mengakibatkan arus terbagi. Arus


sebesar 2 A terbagi menjadi dua, masing-masing menuju lampu 1 (1,5 A) dan
menuju lampu 2 (0,5 A).
2. Pada susunan paralel hambatan, masing-masing hambatan akan mendapat
tegangan yang sama, yaitu 12 volt. Karena masing-masing hambatan
kawatnya sama-sama terhubung langsung dengan sumber tegangan.

Contoh 10:

Dua buah lampu terpasang langsung pada stop kontak bertegangan 220 volt.
Hambatan lampu I = 4400 ohm dan lampu II = 8800 ohm. Tentukan :

1. kuat arus yang melalui masing-masing lampu!


2. kuat arus yang keluar dari stop kontak!
3. manakah yang menyala lebih terang?

Jawaban :
1. Karena keduanya terhubung langsung dengan sumber tegangan, maka
tegangan lampu I dan lampu II adalah sama, yaitu 220 volt.

2. kuat arus yang keluar dari stop kontak adalah 0,05 A + 0,025 A = 0,075 A.
3. Nyala lampu ditentukan oleh jumlah muatan yang dipindahkan (berarti
ditentukan oleh kuat arus) dan tegangan. Karena kedua lampu terpasang
pada tegangan yang sama, maka nyala lampu ditentukan oleh besarnya kuat
arus. Dengan demikian lampu I akan menyala lebih terang.

Dari contoh 10 dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Pada beberapa hambatan yang disusun secara paralel :


1. tegangan pada masing-masing hambatan (V) sama dengan tegangan
batería.
2. rangkaian paralel hambatan berfungsi membagi arus listrik sesuai
dengan kebutuhan masing-masing hambatan. Besar kuat arus yang
masuk ke dalam suatu hambatan tidak mempengaruhi besar kuat arus
yang masuk ke hambatan lain. Maka susunan paralel hambatan
digunakan pada instalasi listrik PLN.
2. Pada susunan seri hambatan berlaku rumus :

Itotal = I1 + I2 + I3 + …

3. Rumus di atas dapat dikembangkan menjadi :

Itotal = I1 + I2 + I3 + …

Karena Vtotal = V1 = V2 = V3 (semua hambatan terpasang pada sumber yang


sama), maka :
pa itu hukum kirchoff?
Hukum kirchoff ditemukan oleh seorang ahli fisika asal jerman bernama Gustav Robert
Kirchoff pada tahun 1862. Hukum kirchoff ini menerangkan tentang arus listrik dan
tegangan. Hukum kirchoff dibagi menjadi 2 macam yaitu :

 Hukum kirchoff I, dan


 Hukum kirchoff II

>Hukum Kirchhoff I / Kirchhoff Current La<


Jumlah Aljabar semua arus dalam titik percabangan itu sama dengan nol ”

Kalau ditulis dalam bentuk matematik seperti ini :

∑ I = 0

Hukum kirchoff ini menerangkan tentang hukum arus kirchoff. yaitu " berapapun jumlah arus
yang masuk dari percabangan A akan sama dengan arus yang keluar dari percabangan "

Agar lebih paham lagi mari kita lihat contoh soal dibawah :
4 buah lampu dipasang paralel dengan sumber tegangan dari sebuah adaptor. Jika arus yang
masuk dari tiap-tiap lampu adalah : lampu 1 = 5A lampu 2 = 20A lampu 3 = 15A, maka
tentukanlah arus yang dbutuhkan oleh lampu 4?

Jawaban :
Sesuai dengan data yang diberikan, I lampu 1 = 5A; I lampu 2 = 20A; I lampu 3 = 15A.

Maka, kata si kirchoff semua arus jika dikurangkan harus sama dengan nol di setiap
percabangan. Karena rangkaian berbentuk paralel untuk semua lampu maka rangkaian ini
memiliki percabangan dan memenuhi syarat buat pakai hukum kirchoff 1.
I1 – I2 – I3 – I4 = 0
5A – 20A – 15A – I4 = 0
I4 = 5A + 20A + 15A
I4 = 40A

>Hukum Kirchhoff 2 / Kirchhoff Voltage Law<


Pada hukukm Kirchhoff 2 sebenarnya bunyinya hampir sama dengan hk. Kirchhoff 1, yang
membedakan adalah kalo hk. Kirchoff 1 itu digunakan untuk arus dalam percabangan
sedangkan hukum Kirchhoff 2 digunakan untuk menghitung jumlah tegangan pada suatu
lintasan tertutup.

Hukum kirchoff 2 berbunyi

“ Penjumlahan tegangan pada masing-masing komponen penyusun yang membentuk satu


lintasan tertutup akan bernilai Nol ”
Atau dalam bentuk matematiknya sebagai berikut :

∑V = 0

Cara Menghitung Kuat Arus pada Hukum Kirchoff Fisika SMA

*curhat

Beberapa lagi sebelum UN SMA. Saya merasa belajar saya kurang. Belajar sudah tidak
konsentrasi dan biasanya males-malesan. Supaya belajar saya efektif dan memiliki daya
guna, saya akan menulis latihan soal dan pembahasan di blog. Selain menyalurkan hobi, saya
bisa belajar dengan efektif. Hehe

Cara menghitung kuat arus pada Hukum Kirchoff cukup mudah. Ada dua hukum yang
berlaku. Hukum I Kirchoff adalah arus yang masuk sama dengan arus yang keluar. Hukum II
Kirchoff adalah jumlah tegangan ditambah jumlah kuat arus sama dengan nol.

I1 = I2 + I3 (I)

ΣE +ΣIR = 0 (II)

Daripada basa-basi langsung saja ke latihan soal menghitung kuat arus pada rangkaian listrik
sesuai dengan Hukum Kirchoff. Saya ambil latihan soal dari mana=mana. Termasuk soal-soal
UN SMA tahun-tahun lalu.

1. Perhatikan rangkaian listrik di bawah ini! Kuat arus


pada R = 4 ohm adalah…
a. 0,5 A
b. 1,0 A
c. 1,5 A
d. 2,0 A
e. 2,5 A
Pembahasan:
Tentukan mana arus pertama (I1) dan arus kedua (I2) sebelum memulai.

Gambar dulu arah arusnya. Terserah mau searah atau berlawanan jarum jam.
Misalnya searah jarum jam.
Kita gunakan hukum kirchoff kedua. Jadinya:
-12 + 2I1 + 4I2 = 0
2I1 + 4I2 = 12. (Persamaan pertama)
Kenapa angka 12 harus minus? Karena arah loop bertemu dengan sisi negatif (garis
pendek). Lalu kita cari persamaan kedua.

-6 + 2I1 = 0
2I1 = 6.
Substitusikan persamaan pertama dan kedua. Jadinya:
2I1 + 4I2 = 12
6 + 4I2 = 12
4I2 = 6
I2 = 1,5 A [C]
2. Perhatikan rangkaian arus berikut.

Daya pada R = 4 ohm adalah…


a. 6 W
b. 7 W
c. 8 W
d. 9 W
e. 10 W
Pembahasan:
Perhatikan! Soal ini menanyakan daya, bukan kuat arus. Soal ini gambarnya sama
seperti soal nomor 1. Mencari daya menggunakan rumus:
P = I2 . R
Jadi, (1,5 A)*2 x 4 = 2,25 x 4 = 9 W [D]
3. Perhatikan rangkaian listrik berikut!

Kuat arus pada R = 1 ohm adalah..


a. 0,20 A
b. 0,25 A
c. 0.30 A
d. 0.35 A
e. 0.40 A
Pembahasan:
Tentukan mana I1, I2 dan I3. Kuat arus pada R = 1 ohm adalah

Persamaan dengan hukum kirchoff pertama adalah I1 + I2 = I3. Paham kenapa bisa
seperti ini? Jika saya gambar arah loop seperti ini,

Satu searah jarum jam, I1 berjalan searah jarum jam.


Sedang satunya dengan arah berlawanan. Akhirnya kedua arus dipertemukan pada

cabang dan jadilah I3. Jadi I1 + I2 = I3.

Sekarang kita mencari persamaan pertama, -6 + 2I1 + 2I3 = 0


2I1 + 2I3 = 6 …. (I).

Lalu cari persamaan lainnya yaitu -8 + I2 + 2I3 = 0


I2 + 2I3 = 8 … (II).
Substitusikan persamaan hukum pertama ke persamaan (I) dan (II).
2I1 + 2(I1 + I2) = 6
2I1 + 2I1 + 2I2 = 6
4I1 + 2I2 = 6 …. (I)
I2 + 2(I1 + I2) = 8
2I1 + 3I2 = 8 …. (II)
Eliminasi persamaan (I) dan (II)
4I1 + 2I2 = 6
4I1 + 6I2 = 16
———— (-)
-4I2 = -10
I2 = 2.5 A
Tinggal substitusikan untuk mencari I2.
4I1 + 5 = 6
4I1 = 1
I1 = 0.25 A [B]
4. Perhatikan rangkaian listrik berikut!

Apabila R1 = 2 Ω, R2 = 4 Ω, dan R3 = 6 Ω, maka kuat arus yang mangalir pada


rangkaian adalah…
a. 1,0 A
b, 0,5 A
c. 0,25 A
d. 1,5 A
e. 2,0 A
Pembahasan:
Karena rangkaiannya tidak bercabang, jadi arah loopnya cukup digambar satu saja.
Tegangan tinggal dijumlah dan kuat arusnya adalah sama.

Tinggal tulis persamaannya,


-9 + 3 + (2 + 4 + 6)I = 0
-6 + 12I = 0
12I = 6
I = 0,5 A [B]
5. Besar kuat arus pada rangkaian tersebut adalah…
a. 1 A
b. 2 A
c. 3 A
d. 4 A
e. 5 A
Pembahasan:
Tentukan dan gambar arah loop seperti biasa.

Tulis persamaannya,
-12 – 12 + (2 + 3 + 3)I = 0
-24 + 8I = 0
8I = 24
I = 3 A [C]
6. Diberikan sebuah rangkaian yang terdiri dari dua buah loop dengan data sebagai
berikut :
E1 = 6 volt
E2 = 9 volt

E3 = 12 volt a. Berapa kuat arus


pada R = 2 ohm ?
b. Berapa kuat arus pada R = 3 ohm?
c. Berapa kuat arus pada R = 6 ohm?
Pembahasan:
Seperti biasa, tentukan dulu mana I1, I2, dan I3.
Persamaan sesuai hukum kirchoff pertama adalah I1 + I2 = I3. Tentukan arah loop
sesuai selera. Kalau saya seperti ini,

7. Setelah itu, tulis persamaan pertama dari rangkaian kiri dahulu,

Jadinya -6 + 9 + 2I1 + 3I3 = 0


3 + 2I1 + 3I3 = 0
2I1 + 3I3 = -3
Masukkan persamaan hukum kirchoff pertama.
2I1 + 3(I1 + I2) = -3
2I1 + 3I1 + 3I2 = -3
5I1 + 3I2 = -3 … (I)Lalu tulis persamaan keduanya,

Jadinya, -12 + 9 + 6I2 + 3I3 = 0


-3 + 6I2 + 3I3 = 0
6I2 + 3I3 = 3
Masukkan persamaan hukum kirchoff pertama
6I2 + 3(I1 + I2) = 3
6I2 + 3I1 + 3I2 = 3
3I1 + 9I2 = 3 … (II)
Eliminasi persamaan satu dan dua,
3I1 + 9I2 = 3
15I1 9I2 = -9
———— (-)
-12I1 = 12
a. I1 = -1 A
3(-1) + 9I2 = 3
-3 + 9I2 = 3
9I2 = 6
c. I2 = 2/3 A
I1 + I2 = I3
b. -1 + 2/3 = -1/3 A

8. Tegangan antara titik A dan B adalah…


a. 8 V
b. 9 V
c. 10 V
d. 11 V
e. 12 V
Pembahasan:

Tulis persamaan sesuai hukum kirchoff pertama, I1 + I2 = I3.

Tulis persamaan pada loop pertama,


-12 + 6 + 6I1 + 6I3 = 0
6I1 + 6I3 =6
I1 + I3 = 1 (bisa disederhanakan)
I1 + I1 + I2 = 1
2I1 + I2 = 1 … (I)

Tulis persamaan loop kedua,


-18 + 6 + 6I2 + 6I3 = 0
6I2 + 6I3 = 12
I2 + I3 = 2 (bisa disederhanakan)
I2 + I1 + I2 = 2
I1 + 2I2 = 2 … (II)
Eliminasi persamaan (I) dan (II)
2I1 + I2 = 1
2I1 + 4I2 + 4
———- (-)
-3I2 = -3
I2 = 1 A
2I1 + 1 = 1
2I1 = 0
I1 = 0 A
I1 + I2 = I3
0+1=1
I3 = 1 A.
Perhatikan gambar! Yang ditanya adalah tegangan antara titik A dan B.

V= I. R berarti Ry . I3 = 6 x 1 = 6 V
6 + 6 = 12 V [E]

9. Besar kuat arus yang melalui R = 2 ohm


adalah …
a. 3 A
b. 4 A
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
c. 5 A
d. 6 A
e. 7 A
Pembahasan:

Tulis persamaan loop pertama,


-12 + 8I1 + 2I2 = 0
8I1 + 2I2 = 12 … (I)

Tulis persamaan loop kedua,


-6 + 8I1 = 0
8I1 = 6
I1 = 6/8 = 3/4.
Tinggal substitusikan I1 untuk mendapat I2,
8(3/4) + 2I2 = 12
6 + 2I2 = 12
2I2 = 6
I2 = 3 [A]
26. Besar kuat arus pada rangkaian listrik di atas
adalah …
a. 1,6 A
b. 1,7 A
c. 1,8 A
d. 1,9 A
e. 2,0 A
Pembahasan:
9 – 18 + (2 +3)I = o
-9 + 5I =0
5I = 9
I = 1,8 A [C]
27. Nomor 1 (UN 2009)
Perhatikan rangkaian listrik seperti pada gambar!

Kuat arus terukur amperemeter adalah...


A. 0,1 A
B. 0,5 A
C. 1,0 A
D. 1,5 A
E. 3,0 A
28.
29. Pembahasan:
30. Diketahui:
31. R1 = 1,4 Ohm
32. V = 1,5 V
33. rd = 0,1 Ohm
34. Ditanya: i = ...
35. Jawab: Gunakan hukum II Kirchoff
36. Terlebih dahulu tentukan arah arus dan arah loop.

Menerapkan hukum II Kirchoff.


37. i . R1 + i . rd + 1,5 V = 0
38. i . 1,4 Ω + i . 0,1 Ω + 1,5 V = 0
39. i . 1,5 Ω = – 1,5 V
40. i = – 1 A (negatif berarti arah arus terbalik)
41. Jawaban: C
42.
43. Nomor 2 (UN 2013)
Perhatikan gambar rangkaian tertutup dibawah ini.

Apabila R1 = 2 Ω, R2 = 4 Ω, dan R3 = 6 Ω, maka kuat arus yang mangalir pada


rangkaian adalah...
A. 1,2 A
B. 1,0 A
C. 0,6 A
D. 0,5 A
E. 0,2 A
44.
45. Pembahasan:
46. Diketahui:
47. R1 = 2 Ω
48. R2 = 4 Ω
49. R3 = 6 Ω
50. E1 = 1,5 V
51. E2 = 3 V
52. Ditanya: i = ...
53. Jawab:
54. Terlebih dahulu tentukan arah arus dan arah loop.

Menerapkan hukum II Kirchoff.


55. i . R1 – E1 + i . R2 + i . R3 + E2 = 0
56. i . 2 Ω – 9 V + i . 4 Ω + i . 6 Ω + 3 V = 0
57. i . 12 Ω – 6 V = 0
58. i . 12 Ω = 6 V
59. i = 0,5 A
60. Jawaban: D
61.
62. Nomor 3 (UN 2013)
63. Dari gambar rangkaian dibawah, besar kuat arus yang mengalir pada rangkaian
adalah...
A. 3 A
B. 4 A
C. 6 A
D. 8 A
E. 12 A
64.
65. Pembahasan:
66. Diketahui:
67. R1 = 2 Ω
68. R2 = 3 Ω
69. R3 = 3 Ω
70. V1 = 12 V
71. V2 = 12 V
72. Ditanya: i = ...
73. Jawab:
74. Terlebih dahulu tentukan arah arus dan arah loop.

Menerapkan hukum II Kirchoff.


75. – 12 V + i . 2Ω – 12 V + i . 3Ω + 3 Ω = 0
76. – 24 V + i . 8 Ω = 0
77. i . 8Ω = 24 V
78. i = 24 V / 8 Ω = 3 A
79. Jawaban: A
80.
81. Nomor 4 (UN 2013)
82. Pada rangkaian listrik sederhana seperti gambar.

Besar kuat arus I adalah...


A. 0,25 A
B. 0,30 A
C. 0,36 A
D. 0,45 A
E. 0,50 A
83. Pembahasan:
84. Diketahui:
85. R1 = 2 Ω
86. R2 = 1 Ω
87. R3 = 2 Ω
88. V1 = 6 V
89. V2 = 8 V
90. Ditanya: I1 = ...
91. Jawab:
92. Terlebih dahulu tentukan arah arus dan arah loop.

Menerapkan hukum I Kirchof.


93. I1 = I2 + I3
94. Menerapkan hukum II Kirchof.
95. Loop 1
96. – 6 V + I1 . 2 Ω + I3 . 2 Ω = 0
97. I1 . 2 Ω + I3 . 2 Ω = 6 V
98.
99. Loop 2
100. I2 . 1 Ω + 8 V – I3 . 2 Ω = 0
101. I2 . 1 Ω – I3 . 2 Ω = – 8 V
102. I1 . 1 Ω – I3 . 1 Ω – I3 . 2 Ω = – 8 V
103. I1 . 1 Ω – I3 . 3 Ω = – 8 V
104. I2 = I1 – I3 (lihat hukum I kirchoff)
105. Eliminasi pers. Loop 1 dengan Loop 2.

106.
Nomor 5 (UN 2013)
Rangkaian seperti gambar di bawah ini!
Bila saklar S ditutup maka daya pada R = 4 Ω adalah....
A. 6 W
B. 9 W
C. 18 W
D. 20 W
E. 36 W
107.
108. Pembahasan:
109. Diketahui:
110. R1 = 2 Ω
111. R2 = 4 Ω
112. V1 = 12 V
113. V2 = 6 V
114. Ditanya: P (R2) = ...
115. Jawab:
116. Terlebih dahulu tentukan arah arus dan arah loop.

Menerapkan hukum I Kirchof.


117. I1 = I2 + I3
118. Menerapkan hukum II Kirchof.
119. Loop 1
120. – 12 V + I3 . 2 Ω + I1 . 4 Ω = 0
121. I1 . 4 Ω + I3 . 2 Ω = 12 V
122.
123. Loop 2
124. 6 V – I3 . 2 Ω = 0
125. I3 . 2Ω = 6 V
126. I3 = 3 A
127. Subtitusi hasil dari Loop 2 ke Loop 1.
128. I1 . 4 Ω + 3 A . 2 Ω = 12 V
129. I1 . 4 Ω + 6 V = 12 V
130. I1 . 4 Ω = 6 V
131. I1 = 6 V / 4 Ω = 1,5 A
132. Menghitung daya P.
133. P = I2 . R = (1,5 A)2 . 4 Ω = 9 Watt
134. Jawaban: B
Pertemuan ke 13 Hukum Kirchoff

1. Perhatikan gambar rangkaian tertutup dibawah ini

Apabila R1 = 2 Ω, R2 = 4 Ω, dan R3 = 6 Ω, maka kuat arus yang mangalir pada rangkaian


adalah?
Pembahasan :
Diketahui : R1 = 2 Ω, R2 = 4 Ω, dan R3 = 6 Ω
E1 = 9V dan E2 = 3V
Ditanya : I?
Jawab : Terlebih dahulu tentukan arah arus dan arah loop.

Menerapkan hukum II Kirchoff.


i . R1 – E1 + i . R2 + i . R3 + E2 = 0
i.2Ω–9V+i.4Ω+i.6Ω+3V=0
i . 12 Ω – 6 V = 0
i . 12 Ω = 6 V
i = 0,5 A

2. Dari gambar rangkaian dibawah, besar kuat arus yang mengalir pada rangkaian adalah...

Pembahasan:
Diketahui:
R1 = 2 Ω
R2 = 3 Ω
R3 = 3 Ω
V1 = 12 V
V2 = 12 V
Ditanya: i ?
Jawab:
Terlebih dahulu tentukan arah arus dan arah loop.

Menerapkan hukum II Kirchoff.


– 12 V + i . 2Ω – 12 V + i . 3Ω + 3 Ω = 0
– 24 V + i . 8 Ω = 0
i . 8Ω = 24 V
i = 24 V / 8 Ω = 3 A
3. Rangkaian seperti gambar di bawah ini!

Bila saklar S ditutup maka daya pada R = 4 Ω adalah?


Pembahasan :
Diketahui:
R1 = 2 Ω
R2 = 4 Ω
V1 = 12 V
V2 = 6 V
Ditanya: P (R2) ?
Jawab:
Terlebih dahulu tentukan arah arus dan arah loop.

Menerapkan hukum I Kirchof.


I1 = I2 + I3
Menerapkan hukum II Kirchof.
Loop 1
– 12 V + I3 . 2 Ω + I1 . 4 Ω = 0
I1 . 4 Ω + I3 . 2 Ω = 12 V

Loop 2
6 V – I3 . 2 Ω = 0
I3 . 2Ω = 6 V
I3 = 3 A
Subtitusi hasil dari Loop 2 ke Loop 1.
I1 . 4 Ω + 3 A . 2 Ω = 12 V
I1 . 4 Ω + 6 V = 12 V
I1 . 4 Ω = 6 V
I1 = 6 V / 4 Ω = 1,5 A
Menghitung daya P.
P = I2 . R = (1,5 A)2 . 4 Ω = 9 Watt
Contoh soal dan pembahasan:
2. Perhatikan rangkaian listrik seperti pada gambar!
Kuat arus terukur amperemeter adalah...
A. 0,1 A
B. 0,5 A
C. 1,0 A
D. 1,5 A
E. 3,0 A
Pembahasan:
Diketahui:
R1 = 1,4 Ohm
V = 1,5 V
rd = 0,1 Ohm
Ditanya: i = ...
Jawab: Gunakan hukum II Kirchoff
Terlebih dahulu tentukan arah arus dan arah loop.
Menerapkan hukum II Kirchoff.
i . R1 + i . rd + 1,5 V = 0
i . 1,4 Ω + i . 0,1 Ω + 1,5 V = 0
i . 1,5 Ω = – 1,5 V
i = – 1 A (negatif berarti arah arus terbalik)
Jawaban: C

3. Perhatikan gambar rangkaian tertutup dibawah ini.

Apabila R1 = 2 Ω, R2 = 4 Ω, dan R3 = 6 Ω, maka kuat arus yang mangalir pada rangkaian


adalah...
A. 1,2 A
B. 1,0 A
C. 0,6 A
D. 0,5 A
E. 0,2 A
Pembahasan:
Diketahui:
R1 = 2 Ω
R2 = 4 Ω
R3 = 6 Ω
E1 = 1,5 V
E2 = 3 V
Ditanya: i = ...
Jawab:
Terlebih dahulu tentukan arah arus dan arah loop.
Menerapkan hukum II Kirchoff.
i . R1 – E1 + i . R2 + i . R3 + E2 = 0
i.2Ω–9V+i.4Ω+i.6Ω+3V=0
i . 12 Ω – 6 V = 0
i . 12 Ω = 6 V
i = 0,5 A
Jawaban: D

4. Suatu rangkaian seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini,

dengan hukum Kirchhoff II hitunglah arus yang mengalir dalam rangkaian tersebut.
Dipilih loop abdca, dengan arah dari a – b – d – c – a. Dengan menerapkan hukum II
Kirchhoff: ΣE + ΣV = 0 dan memperhatikan aturan yang disepakati tentang tanda-tandanya,
sehingga diperoleh:
– E2 + I R1 + I R2 – E1 + I R2 = 0 atau
– E1 – E2 + I(R1 + R2 + R3 ) = 0 atau
I = (E1 + E2) / (R1+R2+R3) = (12 + 6) / (2 + 6 + 4) = 1,5A
Jadi, arus yang mengalir adalah 1,5 A dengan arah dari a – b – d – c – a.
5. Perhatikan gambar rangkaian listrik berikut ini! Besar kuat arus yang mengalir pada
rangkaian adalah…
A. 5/3 A
B. 8/3 A
C. 11/3 A
D. 13/3 A
E. 14/3 A
Pembahasan
Pada penyelesaian soal ini, arah arus dipilih searah dengan arah putaran jarum jam.
–I–6I+12–2I+1=0
-9I + 24 = 0
-9I = -24
I = 24 / 9
I = 8 / 3 Ampere
Karena kuat arus listrik bertanda positif maka arah arus listrik sama dengan perkiraan yakni
searah dengan putaran jarum jam.
Jawaban yang benar adalah C.

5. Perhatikan gambar rangkaian listrik berikut ini!


Besar kuat arus yang mengalir pada rangkaian adalah…

A. 5/3 A
B. 8/3 A
C. 11/3 A
D. 13/3 A
E. 14/3 A
Pembahasan
Pada penyelesaian soal ini, arah arus dipilih searah dengan arah putaran jarum jam.
–I–6I+12–2I+1=0
-9I + 24 = 0
-9I = -24
I = 24 / 9
I = 8 / 3 Ampere
Karena kuat arus listrik bertanda positif maka arah arus listrik sama dengan perkiraan yakni
searah dengan putaran jarum jam.
Jawaban yang benar adalah C.

Anda mungkin juga menyukai