Anda di halaman 1dari 16

PENCERNAAN LEMAK

DAN
METABOLISME ASAM LEMAK JENUH

A. Proses Pencernaan Lemak


Lemak merupakan salah satu unsur penting yang mendukung
metabolisme dan tumbuh kembang manusia. Lemak terbagi menjadi 2 jenis,
yaitu lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati misalnya terdapat dalam
buah alpukat, kacang-kacangan, dan minyak tumbuhan, sedangkan lemak
hewani terdapat dalam daging, telur, susu hewan, ikan, serta berbagai
olahannya. Baik lemak nabati maupun lemak hewani, meskipun struktur dan
susunannya sedikit berbeda, namun di dalam tubuh keduanya dicerna dengan
proses yang sama. Proses pencernaan lemak di dalam tubuh manusia sendiri
berlangsung melalui tahapan yang cukup panjang dengan bantuan beberapa
enzim pencerna lemak yang diproduksi oleh organ-organ pencernaan.
Proses pencernaan lemak memakan waktu yang relatif lebih lama
dibandingkan dengan proses pencernaan karbohidrat maupun pencernaan
protein. Susunan molekul lemak yang panjang serta ikatan yang kuat antar
molekul lemak menjadi penyebabnya. Namun, meski relatif lama dicerna,
tubuh tetap perlu dan membutuhkan senyawa ini untuk beberapa hal
diantaranya:

1. Sebagai cadangan energi dalam bentuk sel lemak.


2. Sebagai komponen struktural penyusun membran sel.
3. Sebagai penopang fungsi senyawa organik.
4. Sebagai katalisator dalam penyerapan vitamin A, D, E dan K oleh tubuh.
5. Sebagai penahan goncangan dan pelindung bagi organ vital tubuh.

1
Makanan-makanan yang mengandung lemak dicerna oleh tubuh
melalui serangkaian tahapan panjang, baik secara mekanis maupun kimiawi.

1. Rongga Mulut
Proses pencernaan lemak mula-mula terjadi di rongga mulut. Gigi
melakukan fungsinya dalam meremahkan dan menghaluskan lemak
secara mekanis, sedangkan kelenjar air ludah yang terdapat di bagian
bawah lidah menghasilkan enzim lipase lingual yang berfungsi untuk
meminimalkan ukuran lemak agar lebih halus secara kimiawi.

2. Esofagus dan Lambung

Setelah dikunyah, makanan yang mengandung lemak akan ditelan


dan melewati esophagus secara cepat. Di bagian organ ini, lemak tidak
sama sekali mengalami proses apapun. Ia hanya lewat untuk kemudian
masuk ke dalam lambung. Di dalam lambung, lemak akan bercampur
dengan bahan makanan lain untuk kemudian digiling secara mekanis
melalui gerak kontraksi lambung dan secara kimiawi melalui penambahan
asam lambung (HCl) yang diproduksi oleh dinding lambung.

3. Usus Halus
Proses pencernaan lemak yang sebenarnya terjadi di usus halus.
Menyadari bahwa suatu zat hanya dapat dicerna jika terlarut dalam air,
sedangkan lemak atau minyak tidak bisa bercampur dengan air, maka
untuk dapat mencerna bahan satu ini proses emulsifikasi lemak mutlak
diperlukan. Proses emulsifikasi sendiri terjadi ketika lemak masuk ke
usus dua belas jari. Masuknya lemak ke organ ini, secara biologis akan
membuat kantung empedu menghasilkan cairannya. Cairan yang
disekresikan hepatosit hati ini adalah zat yang mampu mengemulsikan
lemak dan merubah ukurannya menjadi 300 kali lebih kecil dari ukuran

2
semula. Dengan bantuan enzim lipase dari pankreas, emulsi lemak
kemudian dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol. Keduanya akan
bereaksi dengan garam empedu untuk kemudian menghasilkan butir-butir
lemak (micel) yang siap diabsorpsi oleh usus kosong (jejunum) dan usus
penyerapan (ileum). Secara difusi pasif, butir-butir lemak akan diserap
oleh membran mukosa di dinding usus kosong dan usus penyerapan.
Butir-butir lemak ini kemudian dibawa dan disalurkan melalui aliran
darah ke seluruh tubuh.

4. Usus Besar dan Anus


Orang dewasa umumnya dapat mencerna dan menyerap lemak maksimal
95% dari keseluruhan makanan yang dikonsumsinya. Adapun 5% lemak
yang tidak diserap akan mengalir menuju usus besar untuk kemudian
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui feses.

3
B. Metabolisme Asam Lemak Jenuh
Asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang semua ikatan atom karbon
pada rantai karbonnya berupa ikatan tunggal (jenuh). Contoh: asam laurat,
asam palmitat, dan asam stearat. Asam lemak jenuh seringkali lebih dikenal
orang dengan sebutan lemak yang jahat. Lemak inilah yang bisa membuat
kesehatan anda menjadi terancam. Pastilah jika anda tidak mengetahui
perbedaan lemak jenuh dan lemak tak jenuh, anda akan mengatakan semua
lemak berbahaya bagi tubuh. Padahal, hanya lemak jenuhlah yang bisa
membuat anda terserang banyak penyakit yang berbahaya. Lemak jenuh ini
biasanya dihasilkan oleh makanan-makanan yang merupakan produk dari
hewan. Ya, memang ketika anda membicarakan cita rasa, makanan yang
mengandung lemak jenuh menawarkan cita rasa yang lezat, tetapi untuk
kesehatan cukup membahayakan.

4
Lemak yang terdapat dalam tubuh kita tidak hanya berasal dari
makanan yang mengandung lemak, tetapi bisa juga berasal dari karbohidrat
dan protein. Ini karena terdapat hubungan antara metabolisme lemak,
metabolisme karbohidrat dan metabolisme protein. Oksidasi asam lemak
jenuh ini mempunyai tahap-tahap reaksi yaitu:

5
1. Reaksi 1: Pembentukan heksanoil koenzim A yang berlangsung dengan
katalis enzim asil KoA sintesase atau disebut juga tiokinase.
2. Reaksi 2: Pembentukan senyawa tidak jenuh dengan oksidasi. Reaksi ini
membentuk heksanoil KoA dengan cara oksidasi. Enzim yang berperan
sebagai katalis dalam reaksi ini adalah Enzim asil KoA dehidrogenase.
3. Reaksi 3: Hidrasi. Dalam reaksi ini, enzim heksenoil KoA hidratase
berperan sebagai katalis dan menghasilkan L-hidroksiasil koenzim A.
Reaksi ini reaksi hidrasi terhadap ikatan rangkap antara C-2 dan C-3.
4. Reaksi 4: Oksidasi. Reaksi ini adalah reaksi oksidasi yang mengubah
hidroksiasil koenzim A menjadi ketoasil koenzim A. Enzim katalis dalam
reaksi ini adalah L-hidroksiasil koenzim A dehidrogenase.
5. Reaksi 5: Butiril koenzim A. Reaksi pemecahan ikatan C – C, sehingga
menghasilkan asetil koenzim A dan asil koenzim A. Asil koenzim A yang
terbentuk pada reaksi ini mengalami metabolsime lanjutan melalui reaksi
tahap 2 hingga tahap 5, demikian seterusnya sampai rantai karbon (C)
pada asam lemak dirombak menjadi molekul molekul asetil koenzim A.
Selanjutnya asetil koenzim A ini teroksidasi menjadi CO2 dan H2O
melalui siklus Krebs atau digunakan untuk reaksi-reaksi yang
membutuhkan asetil koenzim A..

6
C. Oksidasi asam lemak (oksidasi beta)
Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses
yang dinamakan oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta,
asam lemak harus diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan
adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak diaktifkan dengan dikatalisir oleh
enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).

Aktivasi asam lemak menjadi asil KoA

Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak


rantai panjang. Asam lemak rantai panjang ini akan dapat masuk ke
dalam mitokondria dengan bantuan senyawa karnitin, dengan rumus
(CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO-.

7
ATP + KoA AMP + PPi

FFA Asil-KoA

Karnitin
Asil-KoA palmitoil Membran mitokondria eksterna
sintetase transferase I
Asil-KoA KoA
(Tiokinase)
Karnitin Asil karnitin

Karnitin Karnitin Membran mitokondria interna


palmitoil Asil karnitin
transferase II translokase
KoA Karnitin Asil karnitin

Asil karnitin Asil-KoA Beta oksidasi

Mekanisme transportasi asam lemak trans membran mitokondria


melalui mekanisme pengangkutan karnitin
Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria
dijelaskan sebagai berikut:
a. Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir
oleh enzim tiokinase.
b. Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin
palmitoil transferase I yang terdapat pada membran eksterna mitokondria
menjadi asil karnitin. Setelah menjadi asil karnitin, barulah senyawa
tersebut bisa menembus membran interna mitokondria.
c. Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin
translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan
karnitin keluar.

8
d. Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi
dengan KoA dengan dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase II
yang ada di membran interna mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin
dibebaskan.
e. Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk
dalam proses oksidasi beta.

Dalam oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus


dengan 5 tahapan proses dan pada setiap proses, diangkat 2 atom C dengan
hasil akhir berupa asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk ke dalam siklus
asam sitrat. Dalam proses oksidasi ini, karbon β asam lemak dioksidasi
menjadi keton.

Oksidasi karbon β menjadi keton

9
Keterangan:
Frekuensi oksidasi β adalah (½ jumlah atom C)-1
Jumlah asetil KoA yang dihasilkan adalah (½ jumlah atom C)
Oksidasi asam lemak dengan 16 atom C. Perhatikan bahwa setiap
proses pemutusan 2 atom C adalah proses oksidasi β dan setiap 2 atom C
yang diputuskan adalah asetil KoA.

10
Aktivasi asam lemak, oksidasi beta dan siklus asam sitrat

11
Telah dijelaskan bahwa asam lemak dapat dioksidasi jika diaktifkan
terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Proses aktivasi ini membutuhkan energi
sebesar 2P. (-2P)
Setelah berada di dalam mitokondria, asil-KoA akan mengalami
tahap-tahap perubahan sebagai berikut:
1. Asil-KoA diubah menjadi delta2-trans-enoil-KoA. Pada tahap ini terjadi
rantai respirasi dengan menghasilkan energi 2P (+2P)
2. delta2-trans-enoil-KoA diubah menjadi L(+)-3-hidroksi-asil-KoA
3. L(+)-3-hidroksi-asil-KoA diubah menjadi 3-Ketoasil-KoA. Pada tahap
ini terjadi rantai respirasi dengan menghasilkan energi 3P (+3P)
4. Selanjutnya terbentuklah asetil KoA yang mengandung 2 atom C dan
asil-KoA yang telah kehilangan 2 atom C.

Dalam satu oksidasi beta dihasilkan energi 2P dan 3P sehingga total


energi satu kali oksidasi beta adalah 5P. Karena pada umumnya asam lemak
memiliki banyak atom C, maka asil-KoA yang masih ada akan mengalami
oksidasi beta kembali dan kehilangan lagi 2 atom C karena membentuk asetil
KoA. Demikian seterusnya hingga hasil yang terakhir adalah 2 asetil-KoA.
Asetil-KoA yang dihasilkan oleh oksidasi beta ini selanjutnya akan masuk
siklus asam sitrat.

D. Penghitungan Energi Hasil Metabolisme Lipid


Dari uraian di atas kita bisa menghitung energi yang dihasilkan oleh
oksidasi beta suatu asam lemak. Misalnya tersedia sebuah asam lemak dengan
10 atom C, maka kita memerlukan energi 2 ATP untuk aktivasi, dan energi
yang di hasilkan oleh oksidasi beta adalah 10 dibagi 2 dikurangi 1, yaitu 4 kali
oksidasi beta, berarti hasilnya adalah 4 x 5 = 20 ATP. Karena asam lemak
memiliki 10 atom C, maka asetil-KoA yang terbentuk adalah 5 buah.

12
Setiap asetil-KoA akan masuk ke dalam siklus Kreb’s yang masing-
masing akan menghasilkan 12 ATP, sehingga totalnya adalah 5 X 12 ATP =
60 ATP. Dengan demikian sebuah asam lemak dengan 10 atom C, akan
dimetabolisir dengan hasil -2 ATP (untuk aktivasi) + 20 ATP (hasil oksidasi
beta) + 60 ATP (hasil siklus Kreb’s) = 78 ATP.

E. Penghitungan Energi ATP Metabolisme Asam Lemak Jenuh


Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang rantai karbon panjangnya
tidak memiliki ikatan rangkap.
1. Berkarbon Genap
Setiap asam lemak menghasilkan 2 asetil Ko-A setiap kali
pemotongan, asam lemak yang masuk ke siklus TCA akan menghasilkan
energi sebanyak 12 ATP. kemudian untuk beta oksidasi pemotongannya
menghasilkan 5 ATP.
Bukti energi:
asam lemak ke TCA : 3 NADH = 9 ATP
1 FADH = 2 ATP
1 GTP = 1 ATP
------------------------- +
12 ATP

beta oksidasi :
a. proses oksidasi : 1 FADH2 = 2 ATP
b. proses hidrogenase : 1 NADH = 3 ATP
----------------------------- +
5 ATP

Rumus menghitung jumlah ATP keseluruhan : energi aktivasi (-


2) + Beta Oksidasi + TCA

13
Contoh :
Hitunglah jumlah energi pada asam lemak dibawah ini :

Jawab:
langkah pertama hitung jumlah karbonnya kemudian bagi 2 untuk
mengetahui asetil Ko-A nya. untuk menghitung pemotongan, kita bagi 2
kemudian kita kurangi 1.
4/2 = 2 asetil Ko-A
2 asetil Ko-A ------> TCA = 2 x 12 = 24 ATP
1 kali Beta oksidasi (pemotongan) =1x5 = 5 ATP
------------------------ +
29 ATP
-2 energi aktivasi
---------------------------- +
27 ATP

2. Berkarbon Ganjil
Sama dengan asam lemak berkarbon ganjil, Setiap asam lemak
menghasilkan 2 asetil Ko-A setiap kali pemotongan, asam lemak yang
masuk ke siklus TCA akan menghasilkan energi sebanyak 12 ATP.
kemudian untuk beta oksidasi pemotongannya menghasilkan 5 ATP. yang
membedakan adalah asam lemak ini akan menghasilkan 1 plopionil Ko-

14
A, dimana propionil ini akan diubah menjadi Succinil Ko-A yang akan
melepaskan 1 ATP dan menghasilkan 6 ATP.
Contoh:
Hitunglah energi asam lemak dibawah ini:

jawab:
Langkah pertama hitung jumlah karbonnya kemudian kita kurangi 3 lalu
bagi 2 untuk mengetahui asetil Ko-A nya dan pemongan beta
oksidasinya.
2/2 = 1 asetil Ko-A
1 asetil Ko-A ------> TCA = 1 x 12 = 12 ATP
1 kali Beta oksidasi (pemotongan) =1x5 = 5 ATP
------------------------ +
17 ATP
-2 energi aktivasi
---------------------------- +
15 ATP

1 propionil Ko-A --------> Succinil Ko-A = 1 x 6 ATP = 6 ATP


sehingga, 15 ATP + 6 ATP = 21 ATP - 1 ATP (kembali kecatatan diatas
yang melepaskan 1 ATP) = 20 ATP

15
F. Metabolisme Gliserol
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigeliserida) dapat menjadi
sumber energy. Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolism
karbohidrat yaitu glikolisis. Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus
fosfat dari ATP membentuk gliserol 3 fosfat. Senyawa ini masuk ke dalam
rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu produk antara
dalam jalur glikolisis.

16

Anda mungkin juga menyukai