ﻜ ِ
ﺎﻟ ﺴ
ﱠ اﻟ ﻬﺞ ﻨ
ْ ﻣ
َْ َ ُ
ـﺢ اﻟْ ِـﻔـ ْﻘ ِـﻪ ﻓِـﻲ اﻟـ ِّﺪﻳْـ ِﻦ ـﻴ
ْ
َْ ُ
وﺗَـﻮ ِ
ﺿ
اﳉﺰء اﻟﺜﺎﻟﺚ
]ﻗﺴﻢ اﳌﻌﺎﻣﻼت )ﻛـﺘـﺎب اﳌﻮارﻳﺚ-ﻛﺘﺎب اﻟﻨﻜﺎح–ﻛﺘﺎب اﻟﺼﺪاق([
)(TERJEMAHAN
ـﺎﺻ ٍﺮ اﻟـ ﱠ ِ
ﺴ ْﻌـﺪ ِّ
ي ْ ْ ﻟِﻠ ﱠ
ﺸ ْـﻴ ِﺦ َﻋ ْﺒ ِﺪ اﻟـ ﱠﺮﺣ ٰـﻤ ِﻦ ﺑـ ِﻦ ﻧَ ِ
-رﲪﻪ ﷲ-
2
ِ ﻛِ ـﺘَـﺎب اﻟْـﻤـﻮا ِرﻳْـ
ﺚ ََ ُ
Kitab Waris
َوِﻫ َﻲ اﻟْـﻌِْﻠ ُﻢ ﺑِـ ِﻘـ ْﺴـ َﻤ ِﺔ اﻟـﺘﱠ ـ ِﺮَﻛ ِﺔ ﺑـَْﻴـ َﻦ-[٤٤٩]
ُﻣ ْﺴ ـﺘَ ِﺤ ِّﻘـْﻴـ َﻬﺎ
[449]- Yaitu: ilmu tentang pembagian harta
warisan untuk dibagi di antara orang-orang yang
berhak untuk mendapatkannya.
[١٤-١١
a. Firman Allah Ta’aalaa dalam Surat An-
Nisaa’:“Allah mensyariatkan (mewajibkan)
kepadamu tentang (pembagian warisan untuk)
3
anak-anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-
laki sama dengan bagian dua orang anak
perempuan…” Sampai dengan firman-Nya:
“Itulah batas-batas (hukum) Allah…” (QS. An-
Nisaa’: 11 - 14)
4
ﺎت اﻟْ َﻜ ِﺮﻳْـ َﻤﺔُ َﻣ َﻊ ِ ِ
ُ َ ﻓَـ َﻘﺪ ا ْﺷـﺘَ َﻤﻠَﺖ ْاﻵﻳ-[٤٥١]
ِ ﻋﻠَﻰ ﺟ ِﻞ أَﺣ َﻜ ِﺎم اﻟْﻤﻮا ِرﻳ:ﺎس ِ ِ
ﺚ ْ ََ ْ ّ ُ َ ٍ َﺣﺪﻳْﺚ اﺑْ ِﻦ َﻋﺒﱠ
َوِذ ْﻛ ِﺮَﻫﺎ ُﻣ َﻔ ﱠ
.ﺼﻠَﺔً ﺑِ ُﺸ ُﺮْو ِﻃ َﻬﺎ
[451]- Ayat-ayat yang mulia ini bersama
hadits ‘Ibnu ‘Abbas: telah mencakup sebagian
besar hukum-hukum waris dan penyebutannya
secara rinci dengan syarat-syaratnya.
5
ِّ ﻟِﻠ ﱠﺬ َﻛ ِﺮ ِﻣﺜْ ُﻞ َﺣ،ض
ﻆ ِ
ُ َوَﻣﺎ أَﺑْـ َﻘﺖ اﻟْ ُﻔُﺮْو-[٤٥٣]
.ْاﻷُﻧْ ـﺜَـﻴَ ـْﻴـ ِﻦ
[453]- Dan (jika ada Ash-haabul Furuudh
dan masing-masing sudah mengambil bagiannya
-pent); warisan yang tersisa (dibagi-bagi di
antara mereka dengan aturan): bagian seorang
laki-laki sama dengan bagian dua orang
perempuan.
ﻳَﺄْ ُﺧ ُﺬ ْو َن: َوأَ ﱠن اﻟ ﱡﺬ ُﻛـ ْﻮَر ِﻣ َﻦ اﻟْ َﻤ ْﺬ ُﻛ ْﻮِرﻳْـ َﻦ-[٤٥٤]
ِ
ُ أَْو َﻣﺎ أَﺑْـ َﻘﺖ اﻟْ ُﻔُﺮْو،اﻟْ َﻤ َﺎل
.ض
[454]- Dan yang laki-laki dari mereka yang
telah disebutkan (pada point 452); maka (jika
tidak ada Ash-haabul Furuudh): mereka
mengambil semua harta, atau (jika ada Ash-
haabul Furuudh dan masing-masing sudah
mengambil bagiannya -pent): maka (mereka
mengambil) warisan yang tersisa (untuk dibagi-
bagi di antara mereka).
ِ ِ ِ ِ
.ﻒ ْ ّ ﻟَـ َﻬﺎ اﻟﻨ، َوأَ ﱠن اﻟْ َﻮاﺣ َﺪ َة ﻣ َﻦ اﻟْـﺒَـﻨَﺎت-[٤٥٥]
ُ ﺼـ
[455]- Satu Bintun (anak perempuan) maka
mendapat setengah.
6
ِ َ ﻟَـﻬﻤﺎ اﻟﺜﱡـﻠُـﺜ، واﻟـﺜِّـْﻨ ـﺘَ ـﻴـﻦ ﻓَﺄَ ْﻛﺜَـﺮ-[٤٥٦]
.ﺎن َُ ُ ْ َ
[456]- Dua (Bintun) atau lebih; maka
mendapat dua pertiga.
ِ ﻓَﻠِْﻠـﺒِْﻨ، وإِ َذا َﻛﺎﻧَﺖ ﺑِـْﻨﺖ وﺑِـْﻨﺖ اﺑ ٍﻦ-[٤٥٧]
ﺖ ْ ُ َ ٌ ْ َ
.س ﺗَ ْﻜ َﻤﻠَﺔَ اﻟﺜﱡـﻠُـﺜَـْﻴـ ِﻦ ﺪ
ُ ﺴ
ﱡ اﻟ ِ
ﻦ ﺑ ِْ ﺖ
اﻻ ِ وﻟِﺒِْﻨ،اﻟﻨِّﺼﻒ
ُ ْ َ ُ ْ
[457]- Jika berkumpul antara Bintun dan
Bintu Ibn; maka Bintun mendapat setengah dan
Bintu Ibn mendapat seperenam; sebagai
Takmilatuts Tsulutsain.
7
ِ
ُ َ َوأَﻧﱠﻪُ إِذَا ا ْﺳﺘَـ ْﻐَﺮﻗَﺖ اﻟْﺒَـﻨ-[٤٥٩]
:ﺎت اﻟـﺜﱡـﻠُـﺜَـْﻴـ ِﻦ
ﺼْﺒـ ُﻬ ﱠﻦ ِ ِ
ِ إِذَا ﻟَـﻢ ﻳـﻌ،اﻻﺑـ ِﻦ ِ
َْ ْ ْ ْ َﺳ َﻘ َﻂ َﻣ ْﻦ ُدوﻧَـ ُﻬ ﱠﻦ ﻣ ْﻦ ﺑَـﻨَﺎت
.ذَ َﻛٌﺮ ﺑِ َﺪ َر َﺟـﺘِ ِﻬ ﱠﻦ أ َْو أَﻧْـَﺰَل ِﻣْﻨـ ُﻬ ﱠﻦ
[459]- Jika para Bintun sudah mengambil dua
pertiga; maka gugurlah bagian para Bintu Ibn
yang kedudukannya di bawah mereka, hal itu
jika mereka (para Bintu Ibn) tidak menjadi
‘Ashabah bersama laki-laki yang sederajat
dengan mereka (ada Ibn Ibn), atau yang di
bawah mereka (ada Ibn Ibn Ibn) [maka ketika itu
para Bintu Ibn bersama dengan Ibn Ibn atau Ibn
Ibn Ibn: menjadi ‘Ashabah (dan Bint Ibn
menjadi ‘Ashabah hanya kalau dibutuhkan) -
pent].
ِ ﻚ اﻟ ﱠﺸـ ِﻘـﻴـ َﻘﺎت ﻳﺴ ِﻘﻄْﻦ ْاﻷَﺧﻮ
ات َ
ِ وَﻛ ٰﺬﻟ-[٤٦٠]
ََ َ ْ ُ ُ ْ َ
ِ ِ ﻟِ ْﻸ
ُ إِ َذا ﻟَـ ْﻢ ﻳَـ ْﻌﺼْﺒـ ُﻬ ﱠﻦ أ،َب
.َﺧ ْﻮُﻫ ﱠﻦ
[460]- Demikian juga para Syaqiiqah
(saudari-saudari perempuan sebapak dan seibu)
menggugurkan para Ukhtun Lil Ab (saudari-
saudari perempuan sebapak saja); jika tidak
menjadi ‘Ashabah bersama Akh Lil Ab (saudara
sebapak).
8
ﻒ َﻣ َﻊ َﻋ َﺪِم أ َْوَﻻ ِد ِ
ْ ّ َوأَ ﱠن اﻟﱠﺰْو َج ﻟَﻪُ اﻟـﻨ-[٤٦٣]
ُ ﺼ
.اﻟﱠﺰْو َﺟ ِﺔ َواﻟـﱡﺮﺑْـ ُﻊ َﻣ َﻊ ُو ُﺟ ْﻮِد ِﻫ ْﻢ
[463]- Zauj (suami) mendapatkan setengah
ketika tidak ada Aulaad Zaujah (anak-anak istri),
dan (suami) mendapat seperempat jika ada
mereka.
َﺣ ٍﺪ ِﻣ َﻦ
َ َﻣ َﻊ أ س ُ َوأَ ﱠن ْاﻷُﱠم ﻟَـ َﻬﺎ اﻟ ﱡﺴـ ُﺪ-[٤٦٥]
،اتِ أَو ْاﻷَﺧﻮ
ََ ْ اﻹ ْﺧ َﻮِة
ِْ أَ ِو اﺛْـﻨَـْﻴـ ِﻦ ﻓَﺄَ ْﻛﺜَـﺮ ِﻣ َﻦ،ْاﻷَْوَﻻ ِد
َ
ِ
.ﻚ َ ﺚ َﻣ َﻊ َﻋ َﺪِم ٰذﻟ ُ َُواﻟﺜﱡـﻠ
[465]- Umm (ibu) mendapat seperenam
ketika ada satu dari Aulaad atau minimal dua
Akhun atau Ukhtun (saudara atau saudari). Dan
(ibu) mendapat sepetiga ketika tidak ada semua
itu.
9
، َزْو ٍج َوأَﺑَـ َﻮﻳْـ ِﻦ:ﺚ اﻟْﺒَﺎﻗِ ْﻲ ﻓِـ ْﻲ
َ ُ َوأَ ﱠن ﻟَـ َﻬﺎ ﺛـُﻠ-[٤٦٦]
.أ َْو َزْو َﺟ ٍﺔ َوأَﺑَـ َﻮﻳْـ ِﻦ
[466]- Dan Umm mendapat sepertiga dari sisa
dalam kasus Zauj dan Abawain (kedua orang
tua) atau Zaujah dan Abawain.
،س ﺪ
ُ ﺴ
ﱡ اﻟ ِ ﻟِْﻠﺠﺪ وﻗَ ْﺪ ﺟﻌﻞ اﻟﻨِﱠﱯ-[٤٦٧]
ﱠة
َ َ َ ََ َ ﱠ
. َرَواﻩُ أَﺑُﻮ َد ُاو َد َواﻟﻨﱠ َﺴﺎﺋِ ﱡﻲ.إِ َذا ﻟَـ ْﻢ ﻳَ ُﻜ ْﻦ ُدوﻧَـ َﻬﺎ أُمﱞ
[467]- Dan Nabi telah menjadikan
seperenam bagi Jaddah (nenek) jika di
bawahnya tidak ada Umm. HR. Abu Dawud dan
An-Nasa-i.
11
3- Demikian juga para Ibn dan para Ibn Ibn.
ِ وﺣ ْﻜﻢ اﻟْﻌ-[٤٧١]
ِ ﺎﺻ
:ﺐ َ ُ َُ
[471]- Hukum ‘Ashabah adalah:
ﻟَـ ْﻢ ﻳَـْﺒـ َﻖ ض اﻟـﺘﱠـ ِﺮَﻛـ َﺔ؛ و ﺮ ـﻔُ ـﻟ
ْ ا ِ وإِ َذا اﺳ ـﺘَـ ْﻐـﺮﻗَـ- ﺟـ
ﺖ
ُ ُْ َ ْ َ
َﻣ َﻊ اﺑْ ِﻦ َوَﻻ ﻳـُ ْﻤ ِﻜ ُﻦ أَ ْن ﺗَ ْﺴـﺘَـ ْﻐـ ِﺮ َق،ٌﺐ َﺷ ْﻲء ِ ﻟِْﻠﻌ
ِ ﺎﺻ َ
ِ َ وَﻻ ﻣﻊ ْاﻷ،ﺐ
.ب َ َ َ ِ ﺼْﻠ اﻟ ﱡ
c. Dan kalau Ash-haabul Furuudh
menghabiskan warisan; maka tidak ada sisa bagi
‘Ashabah sama sekali. Dan (Ash-haabul
Furuudh) tidak akan menghabiskan (warisan)
kalau ada Ibn Shulb dan tidak juga kalau ada Ab.
12
ِ ِ ِ ِ
ُ َوإِ ْن ُوﺟ َﺪ َﻋﺎﺻﺒَﺎن ﻓَﺄَ ْﻛﺜَـ ُﺮ؛ ﻓَﺠ َﻬ-[٤٧٢]
ﺎت
:ﺐ ْاﻵﺗِـ ْﻲِ ﺼﻮﺑَِﺔ َﻋﻠَﻰ اﻟـﺘﱠـ ـﺮﺗِـْﻴ
ْ ْ ُ ُاﻟْﻌ
[472]- Kalau ada 2 (dua) ‘Ashabah atau
lebih; maka arah ‘Ashabah sesuai urutannya
adalah sebagai berikut:
13
5. Kemudian Wala’; yaitu: mu’tiq (tuan yang
pernah membebaskannya kalau si mayit adalah
bekas budak -pent), dan ‘Ashabah-nya yang
mereka menjadi ‘Ashabah dengan sendirinya
(bukan yang menjadi ‘Ashabah karena bersama
pihak lain -pent).
ﻗُ ِّﺪ َم:ً ﻓَِﺈ ْن َﻛﺎﻧـُ ْﻮا ﻓِـﻲ اﻟْ َﻤْﻨ ِﺰﻟَِﺔ َﺳ َﻮاء-[٤٧٥]
.بٍ َ اﻟ ﱠﺸـ ِﻘْﻴ ُﻖ َﻋﻠَﻰ اﻟﱠ ِﺬي ِﻷ: وُﻫﻮ،ْاﻷَﻗْـﻮى ِﻣْﻨـﻬﻢ
ْ َ َ ُْ َ
[475]- Kalau kedudukannya sama; maka
didahulukan yang paling kuat; yaitu: Syaqiiq
didahulukan atas yang Li Ab.
14
ِْ ﺐ َﻏْﻴـﺮ ْاﻷَﺑْـﻨَ ِﺎء َو
َﻻ:اﻹ ْﺧ َﻮِة ِ وُﻛ ﱡﻞ ﻋ-[٤٧٦]
ٍ ﺎﺻ َ َ
ُ
ُ ﺗَ ِﺮ
.ث أُ ْﺧﺘُﻪُ َﻣ َﻌﻪُ َﺷـْﻴـﺌًﺎ
[476]- Setiap ‘Ashabah selain para Ibn dan
para Akh; maka Ukhtun tidak mewarisi
bersamanya.
15
2- Kalau ada bersama mereka seorang Akh Li
Umm; maka demikian juga.
16
7- Jika (mayit) meninggalkan dua Zaujah,
dua Ukhtun Li Umm, dua Ukhtun Lighairi Umm,
dan Umm; maka ‘Aul menjadi 17 (tujuh belas).
ﺖ ِﻣ ْﻦ
ْ َﺎن َوَزْو َﺟﺔٌ؛ َﻋﺎﻟِ َ ﻓَِﺈ ْن َﻛﺎ َن أَﺑـﻮ ِان واﺑـﻨَﺘ- ٨
ْ َ ََ
.أ َْرﺑَـ َﻌ ٍﺔ َو ِﻋ ْﺸ ِﺮﻳْـ َﻦ إِ َﱃ َﺳْﺒـ َﻌ ٍﺔ َو ِﻋ ْﺸ ِﺮﻳْـ َﻦ
8- Kalau ada Abb & Umm, dua Bintun, dan
Zaujah; maka ‘Aul dari 24 (dua puluh empat)
menjadi 27 (dua puluh tujuh).
17
[479]- Kalau tidak ada Ash-haabul Furuudh
dan ‘Ashabah; maka Dzawul Ar-haam mewarisi.
Dan mereka adalah: selain dari yang telah
disebutkan, dan mereka ditempatkan sesuai
dengan orang-orang yang mereka gantikan.
ِ ث ﻟَﻪ؛ ﻓَﻤﺎﻟُﻪ ﻟِـﺒـﻴ
،ﺖ اﻟْ َﻤ ِﺎل ْ َ ُ َ ُ َ َوَﻣ ْﻦ َﻻ َوا ِر-[٤٨٠]
ﺼﺎﻟِـ ِﺢ اﻟْ َﻌﺎ ﱠﻣ ِﺔ َواﻟْـ َﺨﺎ ﱠ
.ﺻ ِﺔ ِ ُ ﻳﺼﺮ
َ ف ﻓـﻲ اﻟْـ َﻤ َْ ُ
[480]- (Mayit) yang tidak memiliki ahli
waris; maka hartanya untuk Baitul Mal;
digunakan untuk kemaslahatan umum maupun
khusus.
ُاﻹﻧْ َﺴﺎ ُن؛ ﺗَـ َﻌـﻠﱠـ َﻖ ﺑِـﺘَـ ِﺮَﻛ ـﺘِـ ِﻪ أَْرﺑَـ َﻌـﺔ َ َوإِ َذا َﻣ-[٤٨١]
ِْ ﺎت
:ًُﺣـ ُﻘ ْﻮ ٍق ُﻣَﺮﺗﱠـﺒَـﺔ
[481]- Jika seorang mati; maka warisannya
terikat dengan 4 (empat) hal berikut -secara
berurutan-:
. ُﻣ َﺆ ُن اﻟـﺘﱠ ْﺠ ِﻬْﻴ ِﺰ: أَﱠوﻟُـ َﻬﺎ-١
1- Yang pertama adalah biaya persiapan
jenazah.
. ﺛـُ ﱠﻢ اﻟ ﱡﺪﻳـُ ْﻮ ُن اﻟْ ُﻤ َﻮﺛـﱠ َﻘﺔُ َواﻟْ ُﻤ ْﺮ َﺳﻠَﺔُ ِﻣ ْﻦ َرأْ ِس اﻟْ َﻤ ِﺎل-٢
18
2- Kemudian hutang-hutang yang ada
jaminannya ataupun tidak; dengan diambil dari
harta utama.
. َوﷲُ أ َْﻋﻠَ ُﻢ، – ﺛـُ ﱠﻢ اﻟْﺒَﺎﻗِ ْﻲ ﻟِْﻠ َﻮَرﺛَِﺔ اﻟْ َﻤ ْﺬ ُﻛـ ْﻮِرﻳْـ َﻦ٤
4- Kemudian sisanya baru diberikan kepada
ahli waris yang telah disebutkan. Wallaahu
A’lam.
ِ اﻹر
:ٌث ﺛََﻼﺛَﺔ ْ ِْ ﺎب
ُ ََﺳﺒ
ْ وأ-[٤٨٢]
[482]- Sebab-sebab waris ada 3 (tiga):
،ﺐ
ُ ﱠﺴـ
َ – اﻟﻨ١
1- Nasab.
19
َ - ٣واﻟْ َﻮَﻻءُ.
)3- Wala’ (pembebasan budak
ف اﻟ ِّﺪﻳْ ِﻦ.
اﺧﺘِ َﻼ ُ
َ - ٣و ْ
3- Perbedaan agama.
ﺾ اﻟْ َﻮَرﺛَِﺔ َﺣـ ْﻤ ًﻼ أ َْو َﻣ ْﻔ ُﻘ ْﻮًدا ]َ -[٤٨٤وإِ َذا َﻛﺎ َن ﺑَـ ْﻌ ُ
ﺐ ﻠ
َ ﻃ
َ ن
ْ ﺖ ﻟَﻪُ ،إِ ﻔ
َ ـﺎط ووﻗِ ﺎﻻﺣـﺘِـﻴ ِﺖ ﺑِ ِْ ﻠ
َ أَو ﻧـَﺤﻮﻩ :ﻋ ِ
ﻤ
َ ْ َُ َ ْ ْ ْ ْ َُ ُ
ﺼ ُﻞ ﺑِِﻪ ﺤ ـﻳ ﺎ ﻣ ﺖ ﻠ
َ اث؛ ﻋ ِ
ﻤ اﻟْﻮرﺛَﺔُ ﻗِﺴﻤﺔَ اﻟْ ِﻤﻴـﺮ ِ
َ َْ ُ ْ ُ َْ َْ ََ
ِ اﻻ ْﺣـﺘِـﻴَﺎ ُط َﻋﻠَﻰ َﺣﺴ ِ
ِْ
ﺐ َﻣﺎ ﻗَـﱠﺮَرﻩُ اﻟْ ُﻔ َﻘ َﻬﺎءُ َ-رﺣـﻤـَُﻬ ْﻢ ﷲُ َ
ﺗَـ َﻌ َﺎﱃ.-
20
[484]- Jika sebagian ahli waris masih dalam
kandungan, hilang, atau semisalnya: maka
(warisan) dibagi menurut ihtiyaath (kehati-
hatian) dan dijaga bagian untuknya, jika para
ahli waris (yang lain) minta untuk (segera)
dibagi warisannya; maka (warisan) dibagi agar
terwujud ihtiyaath (kehati-hatian) sesuai dengan
yang ditetapkan para ulama -semoga Allah
Ta’aalaa merahmati mereka-.
21
اﻟْـ ِﻌـ ْﺘـ ِﻖ:ﺎب
ُ ﺑَـ
Bab: Membebaskan Budak
.ﺼ َﻬﺎ ِﻣ ْﻦ اﻟِّﺮِّق ِ ِ
ُ َوُﻫ َﻮ َْﲢ ِﺮﻳْـ ُﺮ اﻟﱠﺮﻗَـﺒَﺔ َوﺗَـ ْﺨﻠـْﻴ-[٤٨٥]
[485]- (Al-‘Itqu) adalah membebaskan budak
dan membebaskannya dari perbudakan.
22
ِ َي اﻟ ِﺮﻗ ِ َو ُﺳـﺌِ َﻞ َر ُﺳ ْﻮ ُل-[٤٨٧]
ﺎب ّ أَ ﱡ: ﷲ
ﺴ َﻬﺎ ِﻋ ْﻨ َﺪ
ُ َوأَﻧْـ َﻔ،ﺛَـ َﻤﻨًﺎ ))أَ ْﻏ َﻼ َﻫﺎ:ﻀ ُﻞ؟ ﻓَـ َﻘ َﺎل َ ْأَﻓ
.أ َْﻫﻠِ َﻬﺎ(( ُﻣﺘﱠـ َﻔ ٌﻖ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ
[487]- Rasulullah ditanya: Budak
bagaimana yang paling utama? Beliau
menjawab: “Yang paling mahal dan paling
berharga bagi majikannya.” Muttafaqun
‘Alaihi.
23
ﻀﺎﺋِِﻪ أ َْو ِ ْ وﺑِﺎﻟﺘﱠﻤﺜِـﻴ ِﻞ ﺑِـﻌـﺒ ِﺪ ِﻩ ﺑِ َﻘﻄْ ِﻊ ﻋ-ج
َ ﻀ ٍﻮ ﻣ ْﻦ أ َْﻋُ َْ ْ ْ َ
.ﺗَـ ْﺤ ِﺮﻳْـ ِﻘ ِﻪ
c. Dengan melakukan Tamtsiil terhadap
budak; yakni: memotong salah satu anggota
tubuhnya atau membakarnya.
24
demikian; maka telah dibebaskan dari budak
itu bagian yang telah dibebaskan oleh orang
(yang membebaskan bagiannya) tersebut.”
Dan dalam suatu lafazh: “Kalau tidak; maka
harga budak itu ditaksir, dan budak itu
diminta berusaha/bekerja (untuk membayar
sisa harganya -pent) dengan tidak
menyulitkannya.” Muttafaqun ‘Alaihi.
، ﻓَِﺈ ْن َﻋﻠﱠ َﻖ ِﻋـْﺘـ َﻘـﻪُ ﺑِـ َﻤ ْﻮﺗـِ ِﻪ؛ ﻓَـ ُﻬ َﻮ اﻟْ ُﻤ َﺪﺑﱠـ ُﺮ-[٤٨٩]
أَ ﱠن:ﺚ؛ ﻓَـ َﻌ ْﻦ َﺟﺎﺑِ ٍﺮ ِ ُﻳـﻌـﺘَـﻖ ﺑِـﻤﻮﺗِِﻪ إِ َذا ﺧﺮج ِﻣﻦ اﻟﺜﱡـﻠ
َ َ ََ ْ َ ُ ُْ
ِ
ُﺼﺎ ِر أ َْﻋﺘَ َﻖ ﻏُ َﻼ ًﻣﺎ ﻟَﻪُ َﻋ ْﻦ ُدﺑٍُﺮ ﻟَـ ْﻢ ﻳَ ُﻜ ْﻦ ﻟَﻪ َ َْر ُﺟ ًﻼ ﻣ َﻦ ْاﻷَﻧ
)) َﻣ ْﻦ: ﻓَـ َﻘ َﺎل، ﻚ اﻟـﻨﱠـﺒِـ ﱠﻲ ِ
َ ﻓَـﺒَـﻠَ َﻎ ٰذﻟ،ُﺎل َﻏْﻴـ ُﺮﻩ ٌ َﻣ
ِ ﻳ ْﺸ ـﺘـ ِﺮﻳـ ِﻪ ِﻣـﻨِّـﻲ؟(( ﻓَﺎ ْﺷﺘـﺮاﻩ ﻧـُﻌـﻴﻢ ﺑﻦ ﻋﺒ ِﺪ
ﷲ ﺑِﺜَ َﻤﺎﻧِـ ِﻤﺎﺋَِﺔ َْ ُ ْ ُ ْ َ ُ َ َ ْ َْ َ
ِ
ﺾ ِ ْ ))اﻗ: َوﻗَ َﺎل،َُﻋﻄَﺎﻩ ْ َوَﻛﺎ َن َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َدﻳْ ٌﻦ ﻓَﺄ،د ْرَﻫ ٍﻢ
.ﻚ(( ُﻣﺘﱠـ َﻔ ٌﻖ َﻋﻠَْﻴ ِﻪَ ََدﻳْـﻨ
[489]- Kalau seorang (pemilik budak)
mengikat/mengaitkan pembebasan budaknya
dengan kematian dirinya; maka ini dinamakan
Mudabbar; yakni: budak itu dibebaskan ketika
dia mati kalau (budak itu) tidak lebih dari
sepertiga (dari hartanya). Dari Jabir: bahwa ada
25
seorang laki-laki dari Anshar yang membebas-
kan budaknya secara Mudabbar sedangkan dia
tidak memiliki harta lainnya, maka hal itu
sampai kepada Nabi , maka beliau bersabda:
“Siapa yang mau membeli budak ini
dariku?” Maka budak itu dibeli oleh Nu’aim
bin ‘Abdillah dengan 800 (delapan ratus)
dirham. Dan laki-laki (yang meninggal) itu
memiliki hutang; maka Nabi bersabda: “Bayar-
kanlah hutangnya!” Muttafaqun ‘Alaihi.
H G F... [ :ﺎﱃ
َ ﻗَ َﺎل ﺗَـ َﻌ-[٤٩١]
ﺻ َﻼ ًﺣﺎ ﻓِـ ْﻲ ِ
َ :[ ﻳَـ ْﻌﻨـ ْﻲ٣٣ : ]اﻟﻨـ ْﱡﻮرZ... KJ I
.ِدﻳْـﻨِ ِﻬ ْﻢ َوَﻛ ْﺴﺒًﺎ
[491]- Allah Ta’aalaa berfirman: “…hendak-
lah kamu buat perjanjian kepada mereka, jika
26
kamu mengetahui ada kebaikan pada
mereka,...” (QS. An-Nuur: 33) Yakni: keshalih-
an dalam agamanya dan bisa berusaha (sendiri).
27
ٍ َو َﻋ ِﻦ اﺑْ ِﻦ َﻋﺒﱠ-[٤٩٤]
َو َﻋ ْﻦ ُﻋ َﻤَﺮ،ﺎس َﻣ ْﺮﻓُـ ْﻮ ًﻋﺎ
ٌت ِﻣ ْﻦ َﺳـﻴِّـ ِﺪ َﻫﺎ؛ ﻓَ ِﻬ َﻲ ُﺣـ ﱠﺮة ْ ))أَﻳﱡـ َﻤﺎ أ ََﻣ ٍﺔ َوﻟَ َﺪ:َﻣ ْﻮﻗـُ ْﻮﻓًﺎ
ُ َواﻟﱠﺮ ِاﺟ ُﺢ اﻟْ َﻤ ْﻮﻗُـ ْﻮ،ﺎﺟ ْﻪ ِِ
ف َ َﺧَﺮ َﺟﻪُ اﺑْ ُﻦ َﻣ ْ ﺑَـ ْﻌ َﺪ َﻣ ْﻮﺗﻪ(( أ
. َوﷲُ أ َْﻋﻠَ ُﻢ، َﻋﻠَﻰ ُﻋ َﻤَﺮ
[494] Dari Ibnu ‘Abbas secara marfuu’, dan
dari ‘Umar secara mauquuf: “Kalau ada budak
perempuan yang melahirkan anak tuannya;
maka dia bebas setelah kematian tuannya.”
HR. Ibnu Majah, dan yang rajih (lebih kuat)
adalah mauquuf dari (perkataan) ‘Umar .
Wallaahu A’lam.
28
ِ ﺎب اﻟﻨِّ َﻜ
ﺎح ِ
ُ َﻛﺘ
Kitab Nikah
. َوُﻫ َﻮ ِﻣ ْﻦ ُﺳـﻨَـ ِﻦ اﻟْ ُﻤ ْﺮ َﺳـﻠِ ـْﻴـ َﻦ-[٤٩٥]
[495]- (Nikah) adalah termasuk Sunnah para
rasul.
29
: ))ﺗُـ ْﻨ َﻜ ُﺢ اﻟ َْﻤ ْﺮأَةُ ِﻷَ ْرﺑَ ٍﻊ: ﺎل َ َ َوﻗ-[٤٩٧]
تِ ﻓَﺎﻇْ َﻔﺮِ ﺑِ َﺬا، وِدﻳـﻨِ َﻬﺎ، وﺟـﻤﺎﻟِـ َﻬﺎ، وﺣﺴﺒِ َﻬﺎ،ﻟِﻤﺎﻟِـ َﻬﺎ
ْ ْ َ َََ َ ََ َ
.ﻚ(( ُﻣﺘﱠـ َﻔﻖ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ ْ اﻟ ِّﺪﻳْـ ِﻦ ﺗَ ِﺮﺑَـ
َ ُﺖ ﻳَـ ِﻤ ْﻴـﻨ
[497]- Dan beliau bersabda: “Wanita
dinikahi karena 4 (empat) perkara:
(1)hartanya, (2)kemuliaannya, (3)kecantikan-
nya, dan (4)agamanya. Maka carilah
kemenangan dengan wanita yang baik
agamanya (niscaya) engkau mendapat
kebaikan.” Muttafaqun ‘Alaihi.
َوإِ َذا َوﻗَ َﻊ ﻓِـ ْﻲ ﻗَـْﻠﺒِ ِﻪ ِﺧﻄْﺒَﺔُ ْاﻣَﺮأ ٍَة؛ ﻓَـﻠَﻪُ أَ ْن-[٤٩٩]
ِ ﻳـْﻨﻈُﺮ ﻣْﻨـﻬﺎ ﻣﺎ ﻳ ْﺪﻋﻮﻩ إِﻟَـﻰ ﻧِ َﻜ
.ﺎﺣ َﻬﺎ ُ ُْ َ َ َ َ َ َ
[499]- Dan jika terbetik dalam hati seorang
untuk menikahi seorang wanita; maka dia boleh
30
untuk melihat bagian dari (tubuh) wanita itu
yang bisa mendorongnya untuk menikahinya.
ﺐ َﻋﻠَﻰ ﻄ
ُ ﺨ ـ ﻳ نْ َ
أ ﻞِ ﺟ ﺮﱠ ﻠِ وَﻻ ﻳـ ِﺤﻞ ﻟ-[٥٠٠]
َ ْ َ ُ َ َ ﱡ
. َﺣ ﱠﱴ ﻳَﺄْ َذ َن أ َْو ﻳَـْﺘـ ُﺮَك،َﺧْﻴ ِﻪ اﻟْ ُﻤ ْﺴﻠِ ِﻢ
ِ ِﺧﻄْﺒ ِﺔ أ
َ
[500]- Dan tidak halal bagi seorang laki-laki
untuk melakukan khitbah (lamaran) kepada
(perempuan) yang telah di-khithbah saudaranya
sesama muslim sampai dia mengizinkan atau
meninggalkan khitbah-nya.
ِ وَﻻ ﻳـﺠﻮز اﻟﺘﱠﺼ ِﺮﻳـﺢ ﺑِـ ِﺨﻄْﺒﺔ اﻟْﻤﻌﺘﺪﱠة-[٥٠١]
َْ ُ َ ُ ْ ْ ُْ ُ َ َ
.ُﻣﻄْﻠَ ًﻘﺎ
[501]- Dan tidak boleh tashriih (terang-
terangan) melakukan khithbah (melamar)
terhadap perempuan yang masih dalam masa
‘iddah secara mutlak.
31
: ]اﻟْﺒَـ َﻘَﺮةZ...E D C B A @
[٢٣٥
[502]- Dan boleh untuk menggunakan
ta’riidh (ungkapan tidak langsung) untuk
khitbah seorang (wanita) yang baa-in; baik
karena ditinggal mati (suami) atau lainnya;
berdasarkan firman Allah Ta’aalaa: “Dan tidak
ada dosa bagimu meminang perempuan-
perempuan itu dengan sindiran…” (QS. Al-
Baqarah: 235)
33
hamba dan Rasul-Nya.” Kemudian beliau
membaca tiga ayat. Diriwayatkan oleh para
penulis Kitab Sunan. Dan tiga ayat (yang dibaca
oleh beliau) dijelaskan oleh sebagian mereka;
yaitu:
8 7 6 5 4 [ :ﺎﱃ
َ ﻗَـ ْﻮﻟُﻪُ ﺗَـ َﻌ-١
] ِآلZ @ ? > = < ; : 9
[١٠٢ :ِﻋ ْﻤَﺮا َن
Firman Allah Ta’aalaa: “Wahai orang-orang
yang beriman! Bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan
janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan
muslim.” (QS. Ali ‘Imran: 102)
34
Ayat pertama dari Surat An-Nisaa’: “Wahai
manusia! Bertakwalah kepada Rabb-mu yang
telah menciptakan kamu dari diri yang satu
(Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya
(Hawa) dari (diri)nya, dan dari keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perem-
puan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah
yang dengan nama-Nya kamu saling meminta,
dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasimu.” (QS. An-Nisaa’: 1)
y x w v u [ :ﺎﱃ
َ َوﻗَـ ْﻮﻟُﻪُ ﺗَـ َﻌ-٣
¢¡ ~}|{z
¬ « ª © ¨ § ¦ ¥¤ £
[٧١ - ٧٠ :َﺣَﺰاب
ْ ]ا ْﻷZ ¯ ®
Dan firman Allah Ta’aalaa: “Wahai orang-
orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada
Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar,
niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu
dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barang-
siapa mentaati Allah dan Rasul-Nya; maka
35
sungguh, dia menang dengan kemenangan yang
agung.” (QS. Al-Ahzaab: 70-71)
36
ِ ُﺷ ُﺮْو ِط اﻟﻨِّ َﻜ:ﺎب
ﺎح ُ َﺑ
Bab: Syarat-Syarat Nikah
37
:ِﱠﺎس ﺑِـﺘَـ ْﺰِوﻳْـ ِﺞ اﻟْـ ُﺤ ـﱠﺮة
ِ َوأَْوَﱃ اﻟﻨ-[٥٠٨]
[508]- Dan orang yang paling berhak untuk
menikahkan wanita yang merdeka adalah:
38
sebelum dimintai izin.” Mereka bertanya:
Wahai Rasulullah, bagaimana (tanda bahwa)
gadis mengizinkan? “Beliau bersabda: “Gadis
itu diam.”
ِ ِ
َوﻗَ َﺎل اﻟﻨِ ﱡ-[٥١٠]
َ ))أَ ْﻋﻠﻨُﻮا اﻟﻨّ َﻜ: ﱠﱯ
((ﺎح
.َﺣـ َﻤ ُﺪ
ْ َرَواﻩُ أ
[510]- Nabi bersabda: “Umumkanlah
pernikahan!” HR. Ahmad.
،ُ َوإِ ْﺷ َﻬ ُﺎرﻩُ َوإِﻇْ َﻬ ُﺎرﻩ، َﺷ َﻬ َﺎدةُ َﻋ ْﺪﻟَـْﻴـ ِﻦ:َوِﻣ ْﻦ إِ ْﻋ َﻼﻧـِ ِﻪ
. َوﻧـَ ْﺤ ِﻮِﻩ،ﱡﻒ ِ
ِّ ب َﻋﻠَْﻴﻪ ﺑِﺎﻟﻀ ُ َواﻟﻀْﱠﺮ
[510]- Dan di antara bentuk pengumumannya
adalah: persaksian dua saksi yang ‘adl (baik
agamanya), dimasyhurkan dan ditampakkan,
adanya musik duff yang dimainkan (oleh anak-
anak perempuan -pent), dan semisalnya.
ﺲ ﻟِـ َﻮﻟِـ ِّﻲ اﻟْ َﻤ ْﺮأ َِة ﺗَـ ْﺰِوﻳْـ ُﺠ َﻬﺎ ﺑِـﻐَـْﻴـ ِﺮ َ َوﻟَـْﻴ-[٥١١]
ب ِ ِ ِ ِ ٍ ُﻛﻒ
ُ َواﻟْ َﻌَﺮ،ﺲ اﻟْ َﻔﺎﺟ ُﺮ ُﻛ ْﻔ ًﻮا ﻟْﻠـ َﻌـﻔـْﻴـ َﻔﺔ َ ﻴ
َْﻠـَﻓ ، ﺎ ﻬ
َ ـ
َ ﻟ ء ْ
.ٌﺾ أَ ْﻛ َﻔﺎء ٍ ﻀ ُﻬ ْﻢ ﻟِـﺒَـ ْﻌ
ُ ﺑَـ ْﻌ
39
[511]- Wali dari perempuan tidak berhak
untuk menikahkannya dengan orang yang tidak
sekufu’; maka orang fajir tidak sekufu’ dengan
wanita yang menjaga diri, dan bangsa Arab
sebagiannya adalah sekufu’ bagi sebagian yang
lain.
ًﺎب ِﻏـْﻴـﺒَﺔ ِ ِ
َ أ َْو َﻏ، ﻓَِﺈ ْن ﻋُﺪ َم َوﻟ ـﻴﱡـ َﻬﺎ-[٥١٢]
، َزﱠو َﺟ َﻬﺎ اﻟْـ َﺤﺎﻛِ ُﻢ: أَ ِو ا ْﻣﺘَـﻨَ َﻊ ِﻣ ْﻦ ﺗَـ ْﺰِوﻳْـ ِﺠ َﻬﺎ ُﻛ ْﻔ ًﺆا،ﻃَ ِﻮﻳْـﻠَ ًﺔ
ﺴ ْﻠﻄَﺎ ُن َوﻟِـ ﱡﻲ َﻣ ْﻦ َﻻ َوﻟِـ ﱠﻲ ))اﻟ ﱡ:ﺚ ِ َﻛﻤﺎ ﻓِـﻲ اﻟْـﺤ ِﺪﻳـ
ْ َ ْ َ
.ﱠﺴﺎﺋِ ﱠﻲَ ﻨ اﻟ ﻻ ﺎب اﻟ ﱡﺴ ـﻨَ ِﻦ إِﱠُ َﺻ َﺤ ْ َﺧَﺮ َﺟﻪُ أ ْ ﻟَﻪُ(( أ
[512]- Kalau walinya tidak ada, atau pergi
lama, atau tidak mau menikahkannya dengan
yang sekufu’: maka hakimlah yang menikahkan-
nya; sebagaimana disebutkan dalam hadits:
“Sulthan adalah wali bagi yang tidak punya
wali.” Diriwayatkan oleh para penulis Kitab
Sunan kecuali An-Nasa-i.
40
[513]- Dan harus ada kepastian dengan siapa
akad itu dilaksanakan; sehingga tidak sah
(seorang wali mengatakan): “Saya nikahkan
engkau dengan anak perempuanku.” Sedangkan
dia memiliki lebih dari satu anak perempuan,
sehingga dia harus menentukan dengan
menyebutkan nama atau sifatnya.
َﺣ ِﺪ
َ ﺄِﻀﺎ ِﻣﻦ َﻋ َﺪِم اﻟْﻤﻮاﻧِ ِﻊ ﺑ
ََ ْ ً َوَﻻ ﺑُ ﱠﺪ أَﻳْـ-[٥١٤]
ﺎت ﻓِـﻲ ِ ﺎب اﻟْﻤﺤـﱠﺮﻣ
ََُ
ِ وِﻫﻲ اﻟْﻤ ْﺬ ُﻛـﻮرةُ ﻓِـﻲ ﺑ،اﻟ ـﱠﺰوﺟـْﻴـ ِﻦ
َ ْ َْ َ َ َ َْ
.اﻟﻨِّ َﻜﺎ ِح
[514] Dan juga harus tidak ada penghalang
pada salah satu pasangan; sebagaimana yang
akan disebutkan dalam bab Al-Muharramaat Fin
Nikaah (Wanita-Wanita Yang Haram Untuk
Dinikahi).
41
ِ ﺎت ﻓِـﻲ اﻟﻨِّ َﻜ
ﺎح ِ اﻟْﻤﺤ ﱠﺮﻣ:ﺑﺎب
َ َُ ُ َ
Bab: Wanita-Wanita Yang Haram Untuk
Dinikahi
ِ وﻫ ﱠﻦ ﻗِﺴﻤ-[٥١٥]
:ﺎن َ ْ َُ
[515]- Wanita-wanita tersebut ada dua
macam:
42
ِ َ وﻟَﻮ ِﻣﻦ ﺑـﻨ، واﻟْﺒـﻨَﺎت وإِ ْن ﻧَـﺰﻟْﻦ-٢
ِ ﺎت اﻟْـﺒِـْﻨ
.ﺖ َ ْ َْ ََ َ ُ ََ
2- Anak perempuan dan terus ke bawah,
walaupun itu adalah anak perempuan dari anak
perempuan.
. َوﺑَـﻨَﺎﺗُـ ُﻬ ﱠﻦ-٤
4- Anak perempuan dari saudari perempuan.
.اﻹ ْﺧ َﻮِة
ِْ ﺎت
ُ َ َوﺑَـﻨ-٥
5- Anak perempuan dari saudara laki-laki.
43
b. Tujuh dari persusuan; yaitu semisal dengan
yang telah disebutkan.
ِ ِ
:ﻟﺼ ْﻬ ِﺮ؛ َوُﻫ ﱠﻦ
ّ َوأ َْرﺑَ ٌﻊ ﻣ َﻦ ا-ﺟـ
c. Dan empat dari pernikahan; yaitu:
ِ أُﱠﻣﻬﺎت اﻟـﱠﺰوﺟـ-١
.ﺎت َوإِ ْن َﻋﻠَ ْﻮ َن َْ ُ َ
1- Ibu dari istri, dan seterusnya ke atas.
T S[ :ﺎﱃ
َ ﻗَـ ْﻮﻟُﻪُ ﺗَـ َﻌ-١
[٢٤ -٢٣ :آﺧ ِﺮَﻫﺎ ]اﻟﻨِّ َﺴ ِﺎء
ِ إِﻟَـﻰZ... U
1- Firman Allah Ta’aalaa: “Diharamkan
atasmu (menikahi) ibu-ibumu…” dan seterusnya
ayat (QS. An-Nisaa’: 23-24)
45
seorang wanita dengan ‘Ammah-nya, dan
tidak juga antara seorang wanita dengan
Khaalah-nya.” Muttafaqun ‘Alaih.
ُ َوأَﱠﻣﺎ ِﻣْﻠ-[٥٢٠]
ﻓَـﻠَﻪُ أَ ْن ﻳَﻄَـﺄَ َﻣﺎ:ﻚ اﻟْﻴَ ِﻤْﻴـ ِﻦ
.ََﺷﺎء
[520]- Adapun budak (perempuan) yang
dimiliki; maka boleh baginya untuk menggauli
sesuai dengan kehendaknya.
46
ِ َ وإِ َذا أَﺳﻠَﻢ اﻟْ َﻜﺎﻓِﺮ وﺗَـﺤﺘَﻪ أُﺧﺘ-[٥٢١]
ا ْﺧﺘَ َﺎر:ﺎن ْ ُْ َُ َ ْ َ
ٍ أَو ِﻋْﻨ َﺪﻩ أَ ْﻛﺜَـﺮ ِﻣﻦ أَرﺑ ِﻊ زوﺟ،إِﺣ َﺪاﻫـﻤﺎ
ا ْﺧﺘَ َﺎر:ﺎت َ ْ َ َْ ْ َ ُ ْ َ ُ ْ
. َوﻓَ َﺎر َق اﻟْﺒَـ َﻮاﻗِ َﻲ،أ َْرﺑَـ ًﻌﺎ
[521]- Jika seorang kafir masuk Islam
sedangkan dia punya dua istri yang bersaudara;
maka dia memilih salah satu dari keduanya.
Atau dia memiliki lebih dari 4 (empat) istri;
maka dia pilih empat dan sisanya dia tinggalkan.
: َوﺗَـ ْﺤ ُﺮُم-[٥٢٢]
[522]- Dan haram (dinikahi):
.بﻮ ـ
ُﺘ ـ
َ ﺗ ﱴ
ﱠ ﺣ ِ
ﻩِ
ﺮ ـﻴ ـﻏَ و ﻲِ واﻟﱠﺰاﻧِـﻴﺔُ ﻋﻠَﻰ اﻟـﱠﺰاﻧـ-٣
َْ َ ْ َْ َ َ َ
47
3- Perempuan pezina (diharamkan) atas laki-
laki yang berzina dengannya dan (juga atas laki-
laki) lainnya sampai perempuan itu bertaubat.
،ُ َوﺗَـ ْﺤُﺮُم ُﻣﻄَـﻠﱠ َﻘﺘُﻪُ ﺛََﻼﺛًﺎ َﺣ ﱠﱴ ﺗَـْﻨ ِﻜ َﺢ َزْو ًﺟﺎ َﻏْﻴـَﺮﻩ-٤
.ﻀ َﻲ ِﻋ ﱠﺪﺗُـ َﻬﺎ
ِ وﺗَـْﻨـ َﻘ، وﻳـ َﻔﺎ ِرﻗَـﻬﺎ،وﻳﻄَﺄَﻫﺎ
َ َ َُ َ ََ
4- Dan haram wanita yang sudah dicerai tiga
oleh suaminya sampai wanita itu: (1)menikah
dengan suami lain, (2)dan suami baru itu
menggaulinya, (3)kemudian berpisah (bercerai)
dengannya, (4)dan selesai ‘iddahnya.
48
kepemilikannya atau dengan menikahkannya
(dengan orang lain) setelah istibraa’ (satu kali
haidh).
49
[527]- Dan pengharaman tersebar (berlaku)
dari arah ibu yang menyusui dan pemilik air
susu sebagaimana penyebaran (berlakunya
pengharaman dari segi) nasab.
50
ﺎب :اﻟ ﱡﺸ ُﺮْو ِط ﻓِـﻲ اﻟﻨِّ َﻜ ِ
ﺎح ﺑَ ُ
Bab: Persyaratan/Perjanjian Dalam
Pernikahan
ِ
]َ -[٥٢٨وﻫ َﻲ َﻣﺎ ﻳَ ْﺸ َِﱰﻃُـﻪُ أ َ
َﺣ ُﺪ اﻟـﱠﺰْو َﺟـْﻴـ ِﻦ َﻋﻠَﻰ
اْﻵ َﺧ ِﺮ.
[528]- Yaitu: hal-hal yang disyaratkan oleh
salah satu pasangan terhadap yang lain.
] -[٥٢٩وِﻫﻲ ﻗِﺴﻤ ِ
ﺎن: َ َ َْ
[529]- Dan (persyaratan-persyaratan) tersebut
ada dua:
اط أَ ْن َﻻ ﻳَـﺘَـَﺰﱠو َج َﻋﻠَْﻴـ َﻬﺎ ،أ َْو -١ﺻ ِﺤﻴﺢَ ،ﻛﺎ ْﺷِﱰ ِ
َ َ ٌ
َﻻ ﻳَـﺘَ َﺴ ـﱠﺮىَ ،وَﻻ ﻳـُ ْﺨ ِﺮ َﺟ َﻬﺎ ِﻣ ْﻦ َدا ِرَﻫﺎ أ َْو ﺑَـﻠَ ِﺪ َﻫﺎ ،أ َْو
ِ ِ
ﻚ ،ﻓَـ ٰﻬ َﺬا َوﻧَـ ْﺤ ُﻮﻩُ ُﻛﻠﱡﻪُ ِزﻳَ َﺎدة َﻣ ْﻬ ٍﺮ أ َْو ﻧَـ َﻔ َﻘ ٍﺔَ ،وﻧَـ ْﺤ ِﻮ ٰذﻟ َ
َﺣ ـ ﱠﻖ اﻟ ﱡﺸ ـ ُﺮْو ِط أَ ْن ﺗُـ ْﻮﻓُـ ْﻮاَ أ ﱠ
ن ِ
إ)) : اﺧﻞ ﻓِـﻲ ﻗَـﻮﻟِِ
ﻪ َد ٌ ْ ْ
ِ
ﺑِ ِﻪَ :ﻣـﺎ ا ْﺳ ـﺘَـ ْﺤـﻠَـ ْﻠـﺘُ ْﻢ ﺑِـ ِﻪ اﻟْـ ُﻔـ ُﺮْو َج(( ُﻣﺘﱠـ َﻔ ٌﻖ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ.
)1- Shahih (yang dibenarkan), seperti (istri
mensyaratkan agar (suami) tidak menikah lagi
51
(tidak poligami), atau agar tidak memiliki budak
(perempuan yang digauli), atau tidak
mengeluarkannya dari rumahnya atau negerinya,
atau (minta) tambahan mahar atau nafkah, dan
semisalnya. Maka (syarat-syarat) ini dan
semisalnya semuanya masuk dalam sabda Nabi
: “Sungguh, syarat yang paling berhak
untuk kalian penuhi adalah: yang dengannya
kalian menghalalkan kemaluan.” Muttafaqun
‘Alaihi.
52
Dan beliau melaknat orang yang melakukan
tahliil dan orang yang dilakukan tahliil
untuknya.
ِ
ُ أَ ْن ﻳـَُﺰِّو َج ُﻣ َﻮﻟّـﻴَـﺘَﻪ:ﻟﺸﻐَﺎ ِر؛ َوُﻫ َﻮ ِّ ﺎح ا ِ َوﻧَـ َﻬﻰ َﻋ ْﻦ ﻧِ َﻜ
. َوَﻻ َﻣ ْﻬَﺮ ﺑَـْﻴـﻨَـ ُﻬ َﻤﺎ،َُﻋﻠَﻰ أَ ْن ﻳـَُﺰِّو َﺟﻪُ ا ْﻵ َﺧ ُﺮ ُﻣ َﻮﻟِّـﻴَـﺘَﻪ
Dan beliau melarang dari nikah syighaar;
yaitu: seorang menikahkan perempuan yang
dalam perwaliannya (dengan orang lain), dengan
syarat orang lain itu juga menikahkan
perempuan yang dalam perwaliannya
dengannya; dan tidak ada mahar di antara
keduanya.
53
ِ ب ﻓِـﻲ اﻟﻨِّـ َﻜ
ﺎح ِ اﻟْـﻌُـﻴُ ـ ْﻮ:ﺎب
ُ ﺑَـ
Bab: Cacat Dalam Pernikahan
54
ِ ِ
ت ْ َوإِ ْن ﻋُـﺘـ َﻘ-[٥٣٢]
ْ ُﺧ ـﻴِّـَﺮ:ﺖ َوَزْو ُﺟ َﻬﺎ َرﻗ ـْﻴ ٌﻖ
ﺚ َﻋﺎﺋِ َﺸﺔَ اﻟﻄﱠ ِﻮﻳْ ِﻞ ﻓِـ ْﻲ ِ ﺑـﻴـﻦ اﻟْﻤ َﻘ ِﺎم ﻣﻌﻪ وﻓِـﺮاﻗِ ِﻪ؛ ﻟِـﺤ ِﺪﻳ
ْ َ َ َ ُ َ َ ُ َ َْ
ِ ِ ِ ﻗِ ﱠ
.ﺖ ْ ت ﺑَِﺮﻳْـَﺮةُ َﻋﻠَﻰ َزْوﺟ َﻬﺎ ﺣـْﻴـ َﻦ َﻋﺘَـ َﻘْ ُﺧ ـﻴِّـَﺮ:ﺼﺔ ﺑَِﺮﻳْـَﺮَة
ُﻣﺘﱠـ َﻔ ٌﻖ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ
[532]- Jika (istri tadinya budak kemudian)
dibebaskan sedangkan suaminya masih budak;
maka istri diberi pilihan antara tetap menjadi
istrinya atau berpisah dengannya, berdasarkan
hadits ‘Aisyah yang panjang tentang kisah
Barirah: Barirah diberi pilihan atas suaminya
ketika dia (Barirah) dibebaskan. Muttafaqun
‘Alaihi.
55
َوﻳَـ ْﺮِﺟ ُﻊ اﻟـﱠﺰْو ُج َﻋﻠَﻰ َﻣ ْﻦ، َوﺑَـ ْﻌ َﺪﻩُ ﻳَ ْﺴﺘَ ِﻘﱡﺮ-[٥٣٤]
.َُﻏ ـﱠﺮﻩ
[534]- Dan setelah dukhuul; maka telah tetap
(mahar), sedangkan suami kembali (menuntut)
kepada orang yang menipunya.
56
ِ ﺼ َﺪ
اق ﺎب اﻟ ﱠ ِ
ُ َﻛﺘ
Kitab Shadaaq (Mahar)
57
[536]- Dan beliau memerdekakan Shafiyyah
dan menjadikan pemerdekaan itu sebagai
shadaaq-nya. Muttafaqun ‘Alaihi.
58
ﻓَـﻠَ َﻬﺎ:ﱡﺧـ ْﻮِل ُ ﻗَـْﺒ َﻞ اﻟﺪ ﻓَـِﺈ ْن ﻃَـﻠﱠـ َﻘ َﻬﺎ-[٥٣٩]
،َُو َﻋﻠَﻰ اﻟْ ُﻤ ْﻘـﺘِـ ِﺮ ﻗَ َﺪ ُرﻩ ،ُ َﻋﻠَﻰ اﻟْ ُﻤ ْﻮ ِﺳ ِﻊ ﻗَ َﺪ ُرﻩ،ُاﻟْ ُﻤـْﺘـ َﻌـﺔ
[539]- Kalau dia menceraikannya sebelum
dukhuul (menggaulinya atau masuk ke ruangan
berdua -pent); maka (wanita) itu mendapatkan
mut’ah (hal yang membuatnya senang): bagi
yang mampu; maka menurut kemampuannya,
dan bagi yang tidak mampu; maka menurut
kesanggupannya.
59
dengan cara yang patut, yang merupakan
kewajiban bagi orang-orang yang berbuat
kebaikan.” (QS. Al-Baqarah: 236)
ِ ﺑِﺎﻟْﻤﻮ:اق َﻛ ِﺎﻣ ًﻼ
ت أَ ِو ُ ﺼ َﺪ
َوﻳَـﺘَـ َﻘﱠﺮُر اﻟ ﱠ-[٥٤٠]
َْ
.اﻟ ﱡﺪ ُﺧ ْﻮِل
[540]- Dan (istri berhak mendapatkan)
shadaaq secara sempurna: dengan kematian (dia
atau suaminya) atau dengan dukhuul.
:ﻂ
ُ َوﻳَ ْﺴـ ُﻘ-[٥٤٢]
[542]- Dan shadaaq gugur:
60
. أَْو ﻓَ ْﺴ ِﺨ ِﻪ ﻟِـ َﻌـْﻴـﺒِ َﻬﺎ-ب
b. Atau faskh dari suami karena aib pada istri.
61
ِﻋ ْﺸ َﺮِة اﻟﻨِّ َﺴ ِﺎء:ﺎب
ُ ﺑَـ
Bab: Pergaulan Dengan Istri
62
.ﺎم ﺑِﺎﻟْـ َﺨـْﺒـ ِﺰ َواﻟْـ َﻌـ ْﺠـ ِﻦ َواﻟﻄﱠـْﺒ ِﺦ َوﻧـَ ْﺤ ِﻮَﻫﺎ ِ
ُ َ َواﻟْﻘﻴ-ج
c. Membuat roti, mengadon tepung,
memasak, dan semisalnya.
ِ وﻋﻠَﻴ ِﻪ ﻧَـ َﻔـ َﻘـﺘـﻬﺎ وﻛِﺴـﻮﺗُـﻬﺎ ﺑِﺎﻟْﻤﻌﺮو-[٥٤٦]
،ف ُْ ْ َ َ َ ْ َ َ ُ ََْ
Z... µ´ ³... [ :ﺎﱃ َ َﻛ َﻤﺎ ﻗَ َﺎل ﺗَـ َﻌ
[١٩ :]اﻟﻨِّ َﺴﺎء
[546]- Suami wajib memberikan nafkah dan
pakaian kepada istri dengan cara yang ma’ruf,
sebagaimana firman Allah: “…dan bergaullah
dengan mereka (para istri) menurut cara yang
ma’ruf…” (QS. An-Nisaa’ 19)
63
اﺷـ ِﻪ
ِ ))إِ َذا َد َﻋﺎ اﻟ ﱠﺮﺟﻞ اﻣﺮأَﺗَـﻪُ إِﻟَـﻰ ﻓِﺮ: وﻗَ َﺎل
َ َْ ُ ُ َ
((ﺼﺒِ َﺢ ْ ُ ﻟَـ َﻌـﻨَـ ْﺘـ َﻬﺎ اﻟ َْﻤ َﻼﺋِ َﻜﺔُ َﺣ ﱠﱴ ﺗ:ﺖ أَ ْن ﺗَـ ِﺠـ ْﻲ َء ْ َﻓَﺄَﺑ
.ُﻣﺘﱠـ َﻔ ٌﻖ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ
Dan Nabi bersabda: “Jika suami
mengajak istri ke ranjangnya kemudian istri
tidak mau; maka malaikat melaknat istri
tersebut sampai pagi.” Muttafaqun ‘Alaih.
64
Dan dalam hadits disebutkan: “Barangsiapa
yang memiliki dua istri kemudian dia lebih
condong kepada salah satunya; maka dia
akan datang pada Hari Kiamat dalam
keadaan sebagian badannya miring.”
Muttafaqun ‘Alaih.
65
[549]- Dan ‘Aisyah berkata: Ketika
Rasulullah akan safar; maka beliau biasa
mengundi di antara istri-istrinya. Maka yang
undiannya keluar; beliau akan keluar bersafar
bersamanya. Muttafaqun ‘Alaih.
،َﺖ َزْﻣ َﻌـﺔَ ﻳَـ ْﻮَﻣ َﻬﺎ ﻟِ َﻌﺎﺋِ َﺸﺔ ُ ﺑِْﻨ ُﺖ َﺳ ْﻮَدة ْ ََوﻗَ ْﺪ َوَﻫﺒ
. ﻳَـ ْﻮَﻣ َﻬﺎ َوﻳَـ ْﻮَم َﺳ ْﻮَد َة:َﻟِ َﻌﺎﺋِ َﺸﺔ ﻳـَ ْﻘ ِﺴ ُﻢ ﱠﱯ ﻓَ َﻜﺎ َن اﻟﻨِ ﱡ
.ُﻣﺘﱠـ َﻔ ٌﻖ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ
Dan Saudah binti Zam’ah telah memberikan
jatah harinya kepada ‘Aisyah, sehingga Nabi
menggilir untuk Aisyah: harinya dan hari
Saudah. Muttafaqun ‘Alaih.
66
Jika suami mengkhawatirkan ketidakta’atan
istri dan telah tampak tanda-tanda kemaksiatan
istri kepada suami; (maka tugas suami untuk):
. َو َﻋﻈَ َﻬﺎ-أ
a. menasehatinya.
.ﻀ ِﺠ ِﻊ ِ
ْ ت؛ َﻫ َﺠَﺮَﻫﺎ ﻓـﻲ اﻟْ َﻤ َ َ ﻓَِﺈ ْن أ-ب
ْ ﺻ ـﱠﺮ
b. kalau istri terus bermaksiat; maka (suami)
meng-hajr (memboikot)nya di tempat tidur.
ِ
.ﺿَﺮﺑًﺎ َﻏْﻴـَﺮ ُﻣﺒَـِّﺮٍح َ ﻓَِﺈ ْن ﻟَـ ْﻢ ﺗَـ ْﺮﺗَﺪ ْع؛-ج
ْ ﺿَﺮﺑَـ َﻬﺎ
c. kalau tidak jera; maka (suami)
memukulnya dengan pukulan yang tidak
melukai.
ﺚ
َ ﺎق ﺑـَْﻴـﻨَـ ُﻬ َﻤﺎ؛ ﺑَـ َﻌ ِّ ﻒ
ُ اﻟﺸـ َﻘ ِ
َ َوإِ ْن ﺧـْﻴ-[٥٥٣]
ِ َاﻟْـﺤﺎﻛِﻢ ﺣ َﻜﻤﺎ ِﻣﻦ أَ ْﻫﻠِـ ِﻪ وﺣ َﻜﻤﺎ ِﻣﻦ أَ ْﻫﻠِﻬﺎ ﻳـﻌ ِﺮﻓ
ﺎن َْ َ ْ ً َ َ ْ ً َ ُ َ
67
ضٍ ﺎن إِ ْن َرأَﻳـَﺎ ﺑِـﻌِـ َﻮِ ﻳـﺠﻤﻌ:ْاﻷُﻣـﻮر واﻟْـﺠﻤﻊ واﻟـﺘﱠـ ْﻔ ِﺮﻳـﻖ
َ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َْ ُ
ﷲ و ،ﺎ ﻤ ِ
ﻬ ﻴ ـﻠ
َ ﻋ ﺎز
َ ـﺟ ؛ ﻼَ ﻌ ـ
َﻓ ﺎ ﻤ ـ
َﻓ ، ِ َ أَو ﻳـ َﻔ ِﺮﻗ،أَو َﻏـﻴـ ِﺮِﻩ
ﺎن
ُ َ َ ْ َ َ َ َ ُّ ْ ْ ْ
.أَ ْﻋﻠَ ُﻢ
[553]- Jika ditakutkan terjadi perselisihan
antara suami istri; maka hakim mengirim
seorang juru damai dari keluarga suami dan
seorang juru damai dari keluarga istri yang
keduanya mengetahui duduk perkaranya dan
(mengetahui) kapan harus menggabungkan serta
kapan harus memisahkan (antara suami istri).
Keduanya menggabungkan jika perlu dengan
uang/harta, atau yang lainya, atau keduanya
memisahkan. Dan apa yang dilakukan oleh
keduanya; maka itu dibolehkan. Wallaahu
A’lam.
68
اﻟْـ ُﺨـ ْﻠ ِﻊ:ﺎب
ُ ﺑَـ
Bab: Khulu’
69
ﺖ اﻟْـ َﻤـْﺮأَةُ ُﺧﻠُ َﻖ َزْوِﺟ َﻬﺎ أ َْو ِ ﻓَِﺈذَا َﻛ ِﺮﻫ-[٥٥٦]
َ
ﺖ أﱠَﻻ ﺗـُ ِﻘـْﻴ َﻢ ُﺣـ ُﻘ ْﻮﻗَﻪُ اﻟْ َﻮ ِاﺟﺒَـﺔَ ﺑِـِﺈﻗَ َﺎﻣـﺘِ َﻬﺎ ْ َ َو َﺧﺎﻓ،َُﺧْﻠ َﻘﻪ
.ﺿﺎ ﻟِـﻴُـ َﻔﺎ ِرﻗَـ َﻬﺎ ِ
َ ْ ﻓَـ َﻼ ﺑَﺄ:َُﻣ َﻌﻪ
ً س أَ ْن ﺗَـْﺒ ُﺬ َل ﻟَـﻪُ ﻋـ َﻮ
[556]- Jika istri tidak menyukai akhlak atau
bentuk tubuh suaminya, dan dia takut tidak bisa
menunaikan hak-hak suami yang wajib dia
lakukan untuk suaminya: maka tidak mengapa
baginya untuk menyerahkan ganti (berupa harta)
agar suami berpisah dengannya.
70
ٍ َزْو َﺟـ َﻬﺎ اﻟﻄﱠـ َﻼ َق ِﻣـ ْﻦ ﻏَـ ْﻴـ ِﺮ َﻣـﺎ ﺑَـﺄ
ْس؛ ﻓَ َﺤـ َﺮ ٌام َﻋﻠَـ ْﻴـ َﻬﺎ
((َراﺋِـ َﺤـﺔُ اﻟْـ َﺠـﻨﱠـ ِﺔ
[558]- Kalau Khulu’ diminta oleh istri tanpa
ada ketakutan tidak menegakkan batasan-batasan
Allah; maka ada hadits (yang berisi ancaman):
“Wanita/istri yang meminta talak (cerai) dari
suaminya tanpa ada alasan (yang
dibenarkan); maka haram atasnya aroma
Surga.”
71
72
Diterjemahkan Oleh:
-Ahmad Hendrix-
Di Pemalang
Jawa Tengah
73
74