Anda di halaman 1dari 51

Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI

Medical education Unit 2018-2019

DAFTAR ISI

1. Anamnesis Obstetri ……………………………….. 1

2. Pemeriksaan Obstetri + ANC ……………………………….. 3

3. Asuhan Persalinan Normal (APN) ……………………………….. 11

4. Pemeriksaan Neonatus ……………………………….. 20

5. Resusitasi Neonatus ……………………………….. 26

6. Anamnesis Ginekologi ……………………………….. 28

7. Pemeriksaan Ginekologi ……………………………….. 31

8. Pap Smear dan IVA Test ……………………………….. 38

9. Pemasangan IUD ……………………………….. 47

10. Pemasangan Implant ……………………………….. 52

11. Pemeriksaana Mammae ……………………………….. 57

0
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

DAFTAR TILIK
ANAMNESIS OBSTETRI

NO PROSEDUR KETERANGAN

1. Menyapa pasien, memperkenalkan diri pemeriksa


2. informed consent
Menanyakan identitas pasien :
- Nama
- Usia
- Alamat
3.
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Agama
- Identitas Suami
Menanyakan Keluhan Utama :
Ada tidaknya tanda-tanda kehamilan
 Mual
 Muntah
 Lemas
4.
 Pusing
 Nafsu makan terganggu
 Sering BAK
 Sulit BAB
 Terasa gerakan janin
Menanyakan adanya Keluhan Tambahan :
 Perdarahan
 Keputihan
5.
 Nyeri kepala
 Gangguan pengelihatan
 Sesak napas
Menanyakan Riwayat Menstruasi :
 Menarche,
6.  Siklus menstruasi/haid : Volume darah, lama menstruasi, sifat
darah, dismenorhoe,
 HPHT
7. Menanyakan Riwayat Perkawinan
Menanyakan Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang
lalu/sebelumnya :
 Melahirkan berapa kali
 Ditolong oleh siapa dan di mana
 Cara persalinan (spontan atau dengan tindakan)
8.  Umur anak-anak sebelumnya
 Riwayat kelahiran sebelumnya (kirang bulan atau cukup bulan)
 Penyulit yang terjadi saat kala 1, 2,3 dan kala 4
 Adakah perdarahan dan infeksi yang terjadi pada masa nifas
 Menyusui atau tidak
 Adakah infeksi pada payudara
Menanyakan Riwayat Kehamilan saat ini
9.
Keluhan :

1
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

 Muntah berlebih, sesak napas, perdarahan, demam, timbul kontraksi,


gerakan janin berkurang/ berlebihan
 Riwayat :
Hipertensi, Asma, Diabetes mellitus
 ANC : berapa kali? Teratur?
 Imunisasi : ?
10. Menanyakan Riwayat Keluarga Berencana (KB) suami dan istri
Menanyakan Riwayat Keluarga
 Hypertensi
 DM
 Kelainan jantung
11.
 Kelainan Ginjal
 Gondok/ Struma
 Paru
 Kelainan congenital dalam keluarga
Riwayat operasi
12.
Apakah pernah menjalani operasi kandungan?
Menanyakan Riwayat Kebiasaan (personal habits)
 Merokok
13.
 Minuman keras
 Narkoba
Menjelaskan bahwa anamnesa telah selesai dan akan dilanjutkan dengan
14.
pemeriksaan
15. Melakukan dokumentasi hasil anamnesa berupa resume
16. (termasuk menghitung taksiran persalinan)
Memberikan informed consent untuk melakukan pemeriksaan fisik umum
17.
dan lokalis pada pasien

2
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

DAFTAR TILIK
PEMERIKSAAN FISIK OBSTETRI (ANC dan Pemeriksaan PELVIMETRI)

NO PROSEDUR KETERANGAN
A. Pemeriksaan
Umum
a. Keadaan umum
b. Tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu tubuh)
c. Tinggi dan Berat Badan

Wajah dan Leher


 Muka : Kloasma Gravidarum, edema
 Mata : Konjungtiva anemis / tidak,
Sclera Ikterus/ tidak,
Palpebra : edema/ tidak
 Hidung : Deviasi septum nasi ada/tidak,
1.
Polip hidung ada/tidak,
 Mulut, dan tenggorok : Karies dentis ada/tidak
Tonsil membesar/tidak
Faring hiperemi/ tidak
 Leher : Pembesaran KGB,
Pembesaran kelenjar tyroid
Thorax
 Paru dan Jantung

Abdomen
 Pembesaran hati dan limpa
B. Khusus Obstetri : Ante Natal Care (ANC)
 (bila kehamilan di atas 20 minggu)
Persiapan
Ibu
- Ranjang obstetric/periksa
2.
- Selimut/kain penutup
- Stetoskop monoaural/leanec/ Fetoskop Doppler
Pemeriksa
- Air hangat dan wadahnya
3.
- Tempat bilas/gayung
- Handuk bersih dan kering
Pemeriksaan
4. Persilahkan ibu untuk berbaring
Sisihkan pakaian ibu hingga seluruh bagian perut ibu tampak jelas,
kemudian minta ibu untuk meletakkan kedua telapak kaki pada ranjang
5.
sehingga terjadi sedikit fleksi pada sendi paha (coxae) dan lutut (genu),
untuk mengurangi ketegangan dinding perut.
6. Tutup paha dan kaki ibu dengan kain yang telah disediakan.
Cuci tangan pemeriksa dengan sabun, bilas dengan air hangat kemudian
7.
keringkan kedua tangan tersebut dengan handuk.
8. Pemeriksa berada di sisi kanan ibu, menghadap bagian lateral kanan.
9. Beritahuka pada ibu bahwa pemeriksa akan memulai proses pemeriksaan.
Mengukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)

3
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

10. Pemeriksa berada disebelah kana ibu


Pastikan fundus uteri berada dibagian tengah abdomen.
Tangan kiri menahan fundus uteri, tangan kanan menempelkan meteran
11.
yang dibalik tepat di tengah (mulai dari fundus uteri sampai tepi atas os
simpisis pubis)
Angkat meteran dan membalik kemudian membaca hasil pengukuran

12.

LEOPOLD 1
 Letakkan sisi ulnar tangan kiri pada puncak fundus uteri untuk
menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak
mendorong uters ke bawah (jika diperlukan, fiksasi uterus bawah
dengan meletakkan ibu jari dan teluinjuk tangan kanan di bagian lateral
13.
depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas simfisis).
 Ukur tinggi fundus uteri dari fundus uteri sampai simfisis, bila
menggunakan meteran kain, sisi ‘inci’ diletakkan mengkadap ke atas
perut ibu, tetapi dibaca pada sisi ‘sentimeter’.
Angkat tangan dari dinding perut ibu, kemudian atur posisi pemeriksa
14.
sehingga menghadap ke bagian kepala ibu.
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan
rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan
secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara
bergantian.
 Teraba bulat, lunak tidak melenting : adalah bokong
 Teraba bulat keras melenting : adalah kepala

15.

LEOPOLD 2
Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak
16. tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada
ketinggian yang sama.

4
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan)
telapak tangan kiri dan kanan, kemudian geser ke arah bawah dan rasakan
adanya bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian
kecil (extremitas)

17.

LEOPOLD 3
Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan masih menghadap ke bagian
18.
muka ibu.
Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak
19.
tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah perut ibu.
Tekan secara lembut dan bersamaan atau bergantian untuk menentukan
bagian terbawah bayi (bagian keras, bulat dan hampir homogen, adalah
kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris, adalah
bokong).

20.

LEOPOLD 4
21. Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap kaki ibu
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan
22. uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas
simfisis.
Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua jari
tangan yang meraba dinding bawah uterus.
23.
Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan (konvergen/
divergen).
PERLIMAAN
Mengukur masuknya bagian terendah janin dengan perlimaan :
 Seluruh tangan kanan dapat menutup kepala : 5/5
 4 jari tangan kanan dapat menutup kepala : 4/5
 3 jari tangan kanan dapat menutup kepala : 3/5
24.
 2 jari tangan kanan dapat menutup kepala : 2/5
 1 jari tangan kanan dapat menutup kepala : 1/5
 Kepala sudah tidak teraba oleh jari tangan kanan : 0/5

PERLIMAAN DAN BIDANG HODGE

5
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

5/ 5 : PAP/ Hodge I
4/ 5 : HI/ II
3/ 5 : HII / III
2/ 5 : H III
1/ 5 : H III +
0/ 5 : H IV

BIDANG HODGE
 Hodge I : Bidang khayal yang dibentuk setinggi PAP
 Hodge II : Sejajar dengan HI, setinggi pintu te[I bawah simfisis
 Hodge III : Sejajar dengan HI dan II, setinggi spina ischiadica
 Hodge IV : Sejajar dengan HI, HII dan HIII setinggi os cocsigeus
Setelah itu pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian
terbawah bayi (bila presentasi kepala, upayakan memegang bagian kepala
25.
di dekat leher dan bila presentasi bokong, upayakan untuk memegang
punggang bayi).
Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul, kemudian letakkan
jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai
beberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.

26.

Pemeriksaan auskultasi (monoaural Laenec)


Angkat kedua tangan dari dinding perut ibu kemudian ambil stetoskop
monoaural dengan tangan kiri, kemudian tempelkan ujungnya pada
27.
dinding perut ibu yang sesuai dengan posisi punggung bayi (bagian yang
memanjang dan rata).
Tempelkan telinga kiri pemeriksa dan dengarkan bunyi jantung bayi
28. (pindahkan titk dengar apabila pada titik pertama, bunyi jantung tersebut
kurang jelas, upayakan unutk mendapatkan punctum maksimum).
Apabila dinding perut cukup tebal sehingga sulit untuk mendengarkan
29. bunyi jantung bayi, pindahkan ujung stetoskop pada dinding perut yang
relatif tipis yaitu sekitar 3 cm di bawah pusat (sub umbilicus).

6
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

30. Dengarkan dan hitung bunyi jantung bayi selama 1 menit penuh
31. Letakkan semua peralatan yang telah digunakan pada tempat semula.
Beritahukan bahwa prosedur pemeriksaan telah selesai, angkat kain
32.
penutup dan rapihkan kembali pakaian ibu.
Persilakan ibu untuk duduk kembali dan catat hasil pemeriksaan pada
33.
lembar yang telah tersedia di dalam status pasien.
Penjelasan hasil pemeriksaan
Jelaskan hasil pemeriksaan palpasi dan auskultasi yang meliputi :
- Usia kehamilan, - Presentasi janin,
34.
- Letak janin, - Kondisi janin (sesuai dengan peme
- Posisi janin, riksaan auskultasi).
Menentukan taksiran berat janin dengan rumus Johnson Tousac :

rumus Johnson Tousac : Tinggi fundus uteri – (X) x 155 Gram


35. (X) = 13 bila kepala belum masuk PAP
= 12 bila kepala sudah masuk sebelum spina ischiadika
= 11 bila kepala sudah turun sampai atau lebih dari spina ischiadika

Rencana asuhan antenatal


 Jelaskan hasil temuan atau penilaian klinis ibu.
 Jelaskan tentang rencana asuhan antenatal berkaitan dengan hasil
temuan tersebut.
 Catat pada buku kontrol ibu hamil dan jelaskan tentang langkah atau
36.
asuhan lanjutan serta jadwal pemeriksaan ulangan.
 Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang (walaupun diluar jadwal
yang telah ditentukan) apabila ibu merasakan beberapa kelainan atau
gangguan kehamilan
C. Pemeriksaan tambahan:
Bila kehamilan telah memasuki usia 38 minggu pada primigravida dan multigravida yang kepala bayi
belum masuk pintu atas panggul, lakukan pemeriksaan panggul
Status lokalis
Inspeksi :
 Labium dan perineum
37.
 Muara urethra
 Fluor albus atau sekret abnormal
Inspekulo :
 dinding vagina dan forniks
38.
 warna dan besar porsio
 Fluor albus atau sekret dalam lumen vagina
Periksa dalam :
 Vagina
39.
 Besar dan konsistensi portio
 Besar dan arah korpus uteri

7
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

 Tanda Hegar
 Adneksa
D. PELVIMETRI
 (kehamilan > 36 minggu)

Urutan Pelvimetri :
1. Mengukur Pintu Atas Panggul
a. Meraba Promontorium (teraba/ tidak)
40.
b. Menentukan konjugata diagonalis dan konjugata vera
CD = jarak tepi bawah symfisis dan promontorium
CV = jarak diameter antero posterior pintu atas panggul

8
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

= CD – 1,5 cm
c. Menilai Linea inominata
2. Mengukur Pintu Tengah Panggul
a. Menilai kecekungan tulang sacrum (cekung/ cembung)
b. Menilai dinding samping panggul (lurus, konvergen, divergen)
c. Menilai spina ischiadika (runcing atau tumpul)
3. Mengukur Pintu Bawah Panggul
a. Arkus Pubis (sudut ≤ 90° atau lebih)
Menilai tulang koksigeus (mobile atau tidak, ke depan atau tidak)
Menentukan kesan panggul (luas, sedang atau sempit)

Luas : bila bias dilewati janin sampai 4000 gram


Sedang : bila dilewati janin sampai dengan 3500 gram
Sempit :bila tidak bias dilewati janin lebih dari 2500 gram

Menilai imbang fetopelfik :


membandingkan kesan panggul dengan taksiran berat janin

Bila seimbang = baik


Bila tidak seimbang = adanya CPD
Bila ragu/ paspasan = kesan panggul meragukan

E. Penutup
41. Buat kesimpulan hasil pemeriksaan pada kartu pemeriksaan
Cantumkan kondisi kehamilan/ ibu dan bayi dan rencana asuhan antenatal
42.
yang akan dijalankan
Jelaskan apabila diperlukan pemeriksaan atau konsultasi ke bidang
43.
keilmuan lain
44. Pastikan ibu mengerti tentang informasi dan hasil pemeriksaan
Berikan kartu/ buku pemeriksaan ibu hamil, antarkan ibu ke luar dan
45.
ucapkan salam

9
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

Asuhan Partus Normal


Teori
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin menuju ke jalan lahir.
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan
dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18-24
jam, baik pada ibu maupun pada janin.

Persalinan dibagi dalam 4 kala :

Kala I : dimulai dari saat persalinan mulai, sampai pembukaan lengkap (10cm). Proses ini
berlangsung antara 18 – 24 jam terbagi dalam 2 fase : fase laten (8 jam) serviks membuka sampai
3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering
pada fase aktif.

Kala II : dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya
berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.

Kala III : dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih
dari 30 menit.

Kala IV : Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum

Tujuan asuhan persalinan ialah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam
upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek
saying ibu saying bayi.

DAFTAR TILIK
ASUHAN PARTUS NORMAL

No PROSEDUR KETERANGAN
A. Melihat tanda tanda dan gejala kala II
Mengamati tanda dan gejala kala II:
 Ibu memiliki keinginan untuk meneran
1.
 Ibu merasa ada tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan atau
vagina
 Perineum menonjol
 Vulva- vagina dan sfingter anal membuka
B. Menyiapkan pertolongan persalinan
Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap digunakan.
2. Mamatahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik sekali
pakai di dalam partus set
3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih
Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku. Mencuci kedua
4. tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan
dengan handuk satu kali pakai/ pribadi yang bersih/

10
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi. Memakai sarung tangan


5.
disinfeksi tingkat tinggi atau ateril untuk semua pemeriksaan dalam
Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai
sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi/ steril) dan meletakkannya kembali di
6.
partus set/ wadah disinfeksi tingkat tinggi/ steril/ tanpa mengkontaminasi
tabung suntik
C. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari
depan ke belakang dengan menggunakan kapas/ kasa yang sudah dibasahi
air disinfeksi tingkat tinggi.
Jika mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu,
7. membersihkannya dengan seksama dengan cara menyekanya dari depan ke
belakang membuang kapas/ kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang
benar.
Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung
tangan tersebut dengan benar di dalam larutan dekontaninasi, langkah # 9)
Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap.
8.
 Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah
lengkap, dilakukan amniotomi.
Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan
9. kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya ke
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti
di atas)
Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (10-180 kali per menit)
10.  Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
 Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua
hasil-hasil penilaian serta usaha lainnya pada partograf
D. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran
Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
 Membantu ibu dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya
 Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
11. Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin
sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan
temuan-temuan
 Menjelaskan pada anggota keluarga bagaimana mereka dapat
mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran
Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk mulai
12. meneran. (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan
pastikan merasa nyaman)
Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran :
 Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk
meneran
13.
 Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran
 Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihan ibu (tidak
meminta ibu berbaring telentang)
 Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi

11
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

 Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada


ibu
 Menganjurkan asupan cairan per oral
 Menilai DJJ tiap 5 menit
 Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera
dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60
menit (1 jam) untuk ibu multipara, rujuk segera
Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran :
 Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi
yang nyaman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit,
14. menganjurkan ibu untuk mulai meneran pada puncak kontraksi-
kontraksi tersebut dan beristirahat diantara kontraksi
 Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera
setelah 60 menit meneran, merujuk ibu dengan segera
E. Persiapan pertolongan kelahiran bayi
Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, meletakkan
15.
handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi
16. meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian , di bawah bokong ibu
17. Membuka partus set
18. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan
F. Menolong kelahiran bayi
Lahirnya kepala
Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum
dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tanganyang lain di
19. kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada
kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu
untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas cepat saat kepala lahir
Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa
20.
bersih
Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu
terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi
 Jika tali pusat melilit leher bayi dengan longgar, lepaskan lewat bagian
atas kepala bayi
 Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua
tempat dan memotongnya
21. Menunggu ginga kepala bayi melakukan putarab paksi luar secara spontan
Lahirnya bahu
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempat kedua tangan di
masing-masing muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi
berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan kearah luar
22.
hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan
lembut menarik ke arah atas den ke arah luar untuk melahirkan bahu
posterior.
Lahirnya badan dan tungkai
Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang
berada di bagian bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu dan
lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan
23. tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk
menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan posterior
(bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat
keduanya lahir.

12
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan lengan yang ada dia atas
(anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat
24.
punggung dan kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati
membantu kelahiran kaki.
G. Penanganan bayi baru lahir
Menilai bayi dengan cepat kemudian meletakkan bayi diatas perut ibu
dengan posisi kepala bayi sedikit sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali
25.
pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat yang memunglinkan).

Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali


26.
bagian tali pusat.
Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
27. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang
klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu).
Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan
28.
memotong tali pusat di antara dua klem tersebut
Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain/ selimut
29. bersih dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka.
Jika bayi mengalami kesulitan bernafas, mengambil tindakan yang sesuai.
Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk
30. bayinya dan memotivasi ibu untuk melakukan inisiasi dini segera

H. Penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga


Oksitosin
Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk
31.
menghilangkan kemungkinan adanya bayi ke dua.
32. Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik
Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi memberikan sunikan oksitosin
33. 10 unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya
terlebih dahulu
Penanganan tali pusat terkendali
34. Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva
Meletakkan 1 tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tempat dia atas
tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi
35.
kontraksi dan menstabilkan uterus.
Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penanganan ke
arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang
berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke
arah atas dan belakang (dorso-kranial) dengan hati-hati mencegah
36. terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik
menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi
berikut mulai.
 Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota
keluarga untuk melakukan rangsangan putting susu.
Mengeluarkan plasenta
Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali
pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurfe jalan lahir
sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.
37.
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva.

13
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan peneganangan tali pusat selama
15 menit :
 Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
 Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih dengan
menggunakan aseptik jika perlu.
 Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
 Mengulangi penegangan tali pusat selama 16 menit berikutnya.
 Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak
kelahiran bayi.
Jika plasenta terlihat di introitus vagina melanjutkan kelahiran plasenta
dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan
dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin.
Dengan lembut dan berlahan melahirkan selaput ketunan tersebut.
38.
Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi
atau steril dan memeriksa Vgina dan serviks ibu dengan seksama
menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forceps disinfeksi tingkat tinggi
steril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal
Pemijatan uterus
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus,
meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan
39.
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi
keras)
I. Menilai pendarahan
Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan
selaput ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan
40. utuh. Meletakkan plasenta di dalam kantong plastik/ tempat khusus.
 Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15
detik mengambil tindakan yang sesuai.
Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera
41.
menjahit laserasi yang mengalami pendarahan aktif
J. Melakukan prosedur pasca persalinan
Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.
42.
 Mengevaluasi pendarahan pervaginam.
Mencalupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5%, membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut
43.
dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang
bersih dan kering.
Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau
44. mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati di sekeliling
tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.
Mengikat satu lagi simpul mati di bagian tali pusat yang bersebrangan
45.
dengan simpul mati yang pertama.
46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya di dalam larutan klorin 0,5%.
Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan
47.
handuk atau kainnya bersih dan kering.
48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI
Evaluasi
Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan pendarahan pervaginam :
49.  2-3 x dalam 15 menit pertama pasca persalinan
 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.

14
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

 Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.


 Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan
yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.
Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahit, lakukan penjahitan
50.
dengan anestesia lokal dan menggunakan teknik yang sesuai.
Mengajarkan pada ibu dan keluarga bagaimana melakukan masase uterus
51.
dan memeriksa kontraksi uterus
52. Mengevaluasi kehilangan darah.
Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam
kedua pasca persalianan.
53.
 Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam
pertama pasca persalianan.
 Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
Kebersihan dan keamanan
Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk
54. dekontaminasi (10 menit) mencuci dan membilas peralatan setelah
didekontaminasi
Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang
55.
sesuai.
Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi.
56.
Membersihkan cairan ketuban, air dan darah. Membantu ibu memakai
57.
pakaian yang bersih dan kering.
Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.
58. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang
diinginkannya
Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan
59.
klorin 0,5% dan membilasnya dengan air bersih.
Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
60. membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya ke dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit.
61. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
Dokumentasi
62. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang.

15
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

Lampiran 1

16
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

Lampiran 2

17
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

Pemeriksaan Neonatus
Dubowitz/Ballard Exam for Gestational Age
Neuromuscular Maturity

Posture: With the infant supine and quiet, score as follows:

Arms and legs extended = 0


Slight or moderate flexion of hips and knees = 1
Moderate to strong flexion of hips and knees = 2
Legs flexed and abducted, arms slightly flexed = 3
Full flexion of arms and legs = 4
Square Window: Flex the hand at the wrist. Exert pressure sufficient to get as much flexion as
possible. The angle between the hypothenar eminence and the anterior aspect of the forearm is
measured and scored:

>90 degrees -1
90 degrees 0
60 degrees 1
45 degrees 2
30 degrees 3
0 degrees 4

Arm Recoil: With the infant supine, fully flex the forearm for 5 seconds, and then fully extend
by pulling the hands and release. Score the reaction:

Remains extended 180 degrees, or random movements 0

18
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

Minimal flexion, 140-180 degrees 1


Small amount of flexion, 110-140 degrees 2
Moderate flexion, 90-100 degrees 3
Brisk return to full flexion, <90 degrees 4

Popliteal Angle: With the infant supine and the pelvis flat on the examining surface, the leg is
flexed on the thigh and the thigh fully flexed with the use of one hand. With the other hand the
leg is then extended and the angled scored:

180 degrees -1
160 degrees 0
140 degrees 1
120 degrees 2
100 degrees 3
90 degrees 4
<90 degrees 5

Scarf Sign: With the infant supine, take the infant's hand and draw it across the neck and as far
across the opposite shoulder as possible. Assistance to the elbow is permissible by lifting it
across the body. Score according to the location of the elbow:

Elbow reaches or nears level of opposite shoulder -1


Elbow crosses opposite anterior axillary line 0
Elbow reaches opposite anterior axillary line 1
Elbow at midline 2
Elbow does not reach midline 3
Elbow does not cross proximate axillary line 4

Heel to Ear: With the infant supine, hold the infant's foot with one hand and move it as near to
the head as possible without forcing it. Keep the pelvis flat on the examining surface. Score as
shown in the diagram above

19
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

Physical Maturity

Sign -1 0 1 2 3 4 5
Skin Sticky, Gelatinous Smooth Superficial Cracking, Parchment, Leathery,
friable, red, pink, peeling pale deep cracked,
transparent translucent visible and/or rash, areas, cracking, wrinkled
veins few veins rare veins no vessels

Lanugo None Sparse Abundant Thinning Bald Mostly


areas bald
Plantar Heel-toe 40- Heel-toe Faint red Anterior Creases Creases
Creases 50 mm = -1, >50 mm, marks transverse over over entire
<40 mm = -2 no creases crease only anterior sole
2/3

Breast Imperceptible Barely Flat Stippled Raised Full


perceptible areola, no areola, 1-2 areola, 3- areola, 5-
bud mm bud 4 mm 10 mm
bud bud

Eye & Lids fused, Lids open, Slightly Well- Formed Thick
Ear loosely = -1, pinna flat, curved curved and firm, cartilage,
tightly = -2 stays pinna, pinna, soft with ear stiff
folded soft with but ready instant
slow recoil recoil
recoil

Genitals, Scrotum flat, Scrotum Testes in Testes Testes Testes


male smooth empty, upper descending, down, pendulous,
faint rugae cannal, few rugae good deep rugae
rare rugae rugae

Genitals, Clitoris Prominent Prominent Majora and Majora Majora


female prominent, clitoris, clitoris, minora large, cover
labia flat small labia enlarging equally minora clitoris and
minora minora prominent small minora

20
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

Maturity Rating
Add up the individual Neuromuscular and Physical Maturity scores for the twelve categories,
then obtain the estimated gestational age from the table below.

Total Gestational
Score Age, Weeks

-10 20
-5 22
0 24
5 26
10 28
15 30
20 32
25 34
30 36
35 38
40 40
45 42
50 44

DAFTAR TILIK
PEMERIKSAAN NEONATUS

NO PROSEDUR KETERANGAN
A. Anamnesis
Membina sambung rasa, memperkenalkan diri kepada keluarga
1.
pasien
Menanyakan identitas bayi : Nama, jenis kelamin, tanggal lahir,
2.
alamat, nama orang tua.
Menanyakan tentang keadaan umum bayi :
 Onset ikterus? apakah bayi diberi ASI? kurang minum ASI?
3.
Kenaikan berat badan? Apakah bayi bergerak aktif?
Riwayat persalinan
4.  Proses kelahiran, berat lahir, asfiksia, trauma kelahiran,
penggunaan oksitosin pada ibu selama kehamilan
Riwayat kehamilan
5.  usia kehamilan, infeksi (TORCH), DM, obat-obatan, riwayat
kelahiran sebelumnya dengan ikterus
Riwayat keluarga
6.  Golongan darah orangtua, ikterus berulang, penyakit hati,
ikterus yang berkaitan dengan obat-obatan tertentu
B. Pemeriksaan Fisik

21
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

7. Melakukan inspeksi dan keadaan umum bayi : tingkat kesadaran, tanda


vital, tanda prematuritas, berat badan
8. Regangkan kulit dengan jari untuk mengamati warna kulit dan jaringan sub
kutan
9. Menilai kira-kira kadar bilirubin (kramer level) dibawah sinar biasa (day
light) --> terlampir
10. Adakah mikrosefal?
11. Adakah trauma kelahiran?
12. Pucat ?
13. Petike ?
14. Hepatosplenomegali ?
15. Omfalitis ?
16. Tanda dan hipothyroidisme ?
III. Penentuan Usia Gestasi Selama 48 jam post-natal
A. Anamnesis
17 HPHT
18 ANC (hasil USG)
B. Pemeriksaan Fisik
Karakteristik eksterna
19 Struktur kulit
20 Lanugo
21 Lipatan telapak kaki
22 Ukuran payudara dan pembentukan putting susu
23 Bentuk dan kekerasan telinga
24 Genitalia laki-laki - adanya skrotum, testis atau
Genitalia perempuan - bentuk labia dan klitoris
Karakteristik Neurologis
25 Postur - bagaimana posisi bayi memegang kedua lengan dengan
tungkainya
26 jendela persegi/ pergelangan - seberapa jauh lengan bayi dapat difleksikan
mengarah ke pergelangan tangan
27 Rikoil Lengan - seberapa jauh daya pegas lengan bayi kembali pada posisi
fleksi
28 Sudut popliteal - seberapa jauh siku bayi dapat digerakkan mendekati dada
tanda "scarf"/ selendang - seberapa jauh siku bayi dapat digerakkan
29 mendekati dada
30 Tumit ke telinga - seberapa jauh tungkai bayi dapat digerakkan sedekat
mungkin dengan telinga.
Skala Maturitas
31 Penambahan jumlah nilai dari karakteristik eksterna dan karakteristik
neurologis. Secara umum semakin besar jumlah nilai semakin matur bayi
tersebut

22
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

DAFTAR TILIK
RESUSITASI NEONATUS

No Prosedur Keterangan
1 Setelah bayi lahir (dalam beberapa detik), lakukan penilaian segera
sambil memindahkan bayi dari tempat lahir ke atas perut ibu
2 Bila bayi tidak bernafas atau megap-megap, anggota gerak tunglai
atau tidak bergerak aktif, segera lakukan tindakan berikut ini :
Jepit dan potong tali pusat, beritahukan masalah bayi pada ibu dan
keluarga
Selimuti bayi dengan kain alas yang telah disiapkan dan diletakkan dia
atas perut ibu, kemudian pindahkan bayi ke tempat serusitasi
LANGKAH AWAL
3 Menjaga bayi tetap hangat (pertahankan selimut yang melingkup
tubuh bayi untuk menjaga kehangatan tubuhnya
4 Mengatur posisi bayi
Letakkan bayi posisi telentang, kemudian ganjal bahu bayi
menggunakanlipatan kain yang telah disiapkan
Atur kepala bayi dengan posisi setengah ekstensi agar jalan nafas
terbuka
XXX Menghisap lendir
5 Lakukan hisapan lendir dengan alat penghisap lendir De Lee
6 Lebih dahulu, lakukan penghisapan lendir pada mulut (< 5cm)
7 Setelah itu, lakukan penghisapan lendir dalam hidung (< 3cm)
8 Penghisapan lendir dialkukan sambil menarik keluar pipa penghisap
XXX Keringkan dan rangsang bayi
9 a. keringkan bayi dengan memberi sedikit tekanan, mulai dari muka,
kepala, ke seluruh tubuh
10 b. gunakan telapak tangan untuk menggosok punggung, perut dan
dada.
XXX Mengatur kembali posisi kepala bayi dan bungkus bayi
11 a. Ganti kain yang menyelimuti tubuh bayi dengan kain bersih dan
kering yang telah disiapkan dibawah tubuh bayi
12 b. Selimuti bayi dengan kain kering tersebut, biarkan bagian muka dan
dada sedikit terbuka
13 c. Atur kembali posisi kepala bayi menjadi sedikit ekstensi
XXX Melakukan penilaian bayi
14 Menilai pernafasan bayi; normal, tidak bernafas atau megap-megap
a. Bila bayi bernafas normal
a.1 Letakkan bayi pada dada ibu dan selimuti bayi bersama ibunya
a.2 Anjurkan ibu untuk segera mengysui bayinya
b. Bila bayi tidak bernafas, megap-megap atau menagis lemah, segera
lakukan tindakan ventilasi
VENTILASI

23
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

9 Pasang sungkup sehingga meliputi hidung, mulut dan dagu.


XXX Melakukan ventilasi pencobaan (2 x)
10 Meniup pangkal tabung atau tekan balon untuk mengalirkan udara
(30 cm H2O) ke jalan nafas bayi
11 Melihat apakah dada bayi mengembang setelah dilakukan peniupan (2
x)
12 memeriksa adanya sumbatan yang disebabkan cairan atau lendir di
mulut, dan melakukan penghisapan bila ada sumbatan.
13 Melakukan ventilasi 20x dalam 30 detik
14 Menghentikan ventilasi dan melakukan penilaian setiap 30 detik
MENILAI FREKUENSI DJJ PADA SAAT VENTILASI
15 Saat menilai ; frekuensi DJJ dinilai setelah selesai melakukan ventilasi
15-20 detik pertama
XXX Cara menilai :
16 Menggunakan stetoskop mendengarkan detak jantung di apeks
17 Meraba denyut arteri umbilikalis atau arteri brakhialis
18 Menghitung denyut jantung dalam 6 detik dikalikan 10, sehingga
diperoleh frekuensi jantung per menit
KOMPRESI DADA
19 Pelaksana menghadap dada bayi dengan kedua tangannya dalam
posisi yang benar
20 Kompresi dilakukan di 1/3 bagian bawah sternum di bawah garis
khayal yang menghubungkan ke dua papila mammae dengan tidak
menekan processus xipoideus
XXX Teknik menggunakan kedua ibu jari
21 Kedua tangan melingkari dada bayi bagian lateral, tempatkan kedua
ibu jari di sternum pada lokasi kompresi, sedangkan jari-jari lainnya
ditekan ke punggung bayi
22 Kedua ibu jari diletakkan berdampingan (untuk bayi kecil ibu jari yang
satu diletakkan diatas ibu jari yang lain)
23 Dengan posisi jari-jari dan tangan yang benar, gunakan tekanan yang
cukup untuk menekan sternum 1/2-3/4 inci.
24 Kompresi dada dan ventilasi dalam 1 menit adalah 90 kompresi dada
dan 30 ventilasi (rasio 3:1). Dengan demikian kompresi dada
dilakukan dalam 1/2 detik dan 1/2 detik lagi untuk ventilasi 1 kali.
25 Meraba nadi di arteria umbilikalis, atau arteri karotis, brakhialis dan
femoralis

24
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

Anamnesis Ginekologi
Masalah yang sering timbul pada kasus Ginekologi adalah :
1. PERDARAHAN :
Gangguan antomi (miom, polip, radang porsio, keganasan porsio dan korpus) :
a. Perdarahan karena keganasan (serviks), polip, miom terlahir
Gangguan fungsi :
a. Gangguan hormon
b. Kemungkinan perdarahan : kehamilan atau bukan
c. Kehamilan : abortus, ektopik, mola
d. Gangguan haid : menometroragi (dapat pula karena anatomi), amenorea
2. KEPUTIHAN (Infeksi?) :
 Apakah disertai gatal?
 Bau?
 Rasa sakit pada perut?
 Warna? (jernih, keruh, hijau, bergumpal, berbusa, seperti nanah)
3. NYERI LUKA PADA PERINEUM
Infeksi, trauma, Herpes Simpleks II  luka seperti sariawan pada mulut
4. BENJOLAN PADA PERINEUM
 Adanya benjolan pada kemaluan ( + nyeri  kista bartholini/ abses bartolini,
kondiloma akuminata

Condiloma Bartolini Cyst

Fluor albus Herpes simpleks II

25
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

DAFTAR TILIK
ANAMNESIS GINEKOLOGI

No PROSEDUR KETERANGAN
1. Menyapa pasien dan memperkenalkan diri pemeriksa
Menanyakan identitas pasien :
 Nama,
 Umur
2.  Status perkawinan
 Pekerjaan, alamat
 Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu : ditolong oleh ……,
normal atau dengan alat bantu)
Keluhan utama dan lama diderita
3.
 (Misal : Keputihan sejak 2 minggu yang lalu)
Menanyakan keluhan tambahan :
4. Tanda infeksi (gatal, nyeri terbakar, kemerahan, bengkak, bau, warna,
konsistensi)
Menanyakan Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :
 Riwayat pengobatan
5.  Kebiasaan berpakaian
 Hygiene dan penggunaan antiseptik
 Riwayat hubungan seksual/ penyakit menular seksual
Menanyakan riwayat Penyakait Dahulu (RPD) yang terkait dengan
6.
Keadan Umum pasien  Diabetes Mellitus
Menanyakan riwayat Penyakit Keluarga (RPK) yang terkait dengan
7.
Keadaan Umum  Diabetes Mellitus
Menanyakan riwayat Haid :
 HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
 Siklus haid
 Teratur/ tidak
8.
 Banyaknya darah haid
 Lamanya haid
 Teratur
 Ada/ tidak dismenorhoe
Menanyakan riwayat Keluarga Berencana :
9.
akseptor KB/ tidak, mengenakan KB jenis apa
10. Keluhan yang berhubungan dengan koitus
11. Riwayat pembedahan (operasi yang berhubungan dengan Gynekologi)
Kebiasaan dan keluhan buang air kecil/ besar
 Pada prolapsus uteri ada gangguan pada kencing dan BAB
12.
 Pada CA Cerviks dan uterus lanjut kerap mengganggu BAB dan
BAK
Keluhan sistemik/ yang menyangkut sistem lain
 Keluhan gangguan kencing (sistitis)
13.
 Gangguan pada saluran pencernaan/ nyeri perut (Appendisitis,
peritonitis)
14. Riwayat penyakit medik dan genetik dalam keluarga

26
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

Kelainan Kromosom, kelainan hormonal


15. Melakukan dokumentasi hasil anamnesa berupa resume

Pemeriksaan Ginekologi
ANATOMI

DAFTAR TILIK
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

NO PROSEDUR KETERANGAN
A. Persetujuan pemeriksaan
1. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
2. Jelaskan tujuan pemeriksaan ini
Jelaskan bahwa pemeriksaan ini kadang-kadang menimbulka
3. perasaan khawatir atau tidak enak, tetapi pemeriksa akan berusaha
menghindari hal tersebut
4. Pastikan pasien telah mengerti prosedur pemeriksaan
5. Mintakan persetujuan lisan untuk melakukan pemeriksaan
B. Persiapan
Pasien
* kapas dan larutan antiseptik
* Kateter nelaton
* Spekulum cocor bebek (Grave's speculum)

27
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

* Meja instrumen
* Ranjang gynekologi dan penopang kaki
* Lampu sorot
Pemeriksa
* Sarung tangan DTT
* Apron dan baju pemeriksa
* Sabun dan air bersih
* Handuk bersih dan kering
C. Mempersiapkan pasien
Meminta pasien untuk mengosongkan kandung kemih dan
6.
melepaskan pakaian
7. Mempersilakan pasien untuk berbaring di ranjang gynekologi
8. Atur pasien dalam posisi litotomi
Hidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada bagian yang
9.
akan diperiksa
D. Memakai sarung tangan
10. Cuci tangan, keringkan dengan handuk bersih dan kering
Buka lipatan sarung tangan, ambil sarung tanagn dengan ibujari dan
telunjuk tangan kanan pada bagian sebelah dalam kemudian pasang
11.
sesuai dengan jari-jari tangan kiri. Tarik pangkal/ gelang sarung
tangan untuk mengencangkannya.
Ambil sarung tangan kanan dengan tangan kiri (yang telah
menggunakan sarung tangan) dengan menyelipkan jari-jari tangan
12.
kiri di bawah lipatan sarung tangan, kemudian tahan pangkal
sarung tangan tersebut dengan tangan kiri.
Pasang sarung tangan tersebut pada tangan kanan, sesuaikan
dengan alur masing-masing jari tangan, kemudian kencangkan
13.
dengan cara menarik pangkal/ gelang sarung tangan

E. Pemeriksaan
Pemeriksa duduk pada kursi yang telah disediakan, mengkadap
14.
aspektus genitalis

28
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

Ambil kapas, basahi dengan larutan aseptik kemudian usapkan


15.
pada daerah vagina, vulva dan perineum
Lakukan periksa pandang (inspeksi) pada daerah vulva dan
16.
perineum
Buka celah antara kedua labium mayus, perhatikan muara uretra
17. dan introitus vagina (bila kandung kemih belum dikosongkan,
lakukan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air kemih)
Raba dan telusuri labium mayus kanan dan kiri (terutama di
18. bagian kelenjar Bartolin) dengan ibu jari dan ujung telunjuk
(perhatikan dan catat kelainan-kelainan yang ditemukan)
Pemeriksaan Spekulum

Ambil spekulum dengan tangan kanan, ujung jari telunjuk dan jari
tengah kiri membuka labia mayora, sehingga introitus tampak.
Masukkan ujung speculum dalam posisi tertutup, dengan arah
sejajar introitus . Yakinkan bahwa tidak ada bagian yang terjepit,
lalu dorong ke dalam lumen vagina.

19.

Setelah masuk (sedalam dalamnya), putar spekulum 900 hingga


tangkainya ke arah bawah.

20.

buka speculum sehingga bilah atas dan bawah menyentuh masing-


21.
masing dinding atas dan didnding bawah vagina,

29
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan serviks tampak


jelas

22.

kemudian kunci pengatur bilah


(perhatikan ukuran dan warna porsio, dinding vagina dan
23.
forniksnya dan perhatikan sekret vagina ataupun cairan yang
keluar dari porsio/ OUE)
Setelah pemeriksaan pandang selesai, buka kunci pengatur bilah,
24. tutup speculum , kemudian keluarkan speculum dengan cara sejajar
introitus
Letakkan spekulum ke dalam tempat yang telah disediakan
25. (Larutan Chlorine)

Vaginal Toucher (VT) / Tuse vagina


Pemeriksa berdiri untuk melakukan tuse vaginal, buka labium
mayus kiri dengan tangan kiri dengan ibu jari dan telunjuk tangan
kiri, masukkan jari telunjuk dan tengah tangan kanan ke dalam
vagina (VT)
26.
 Mula-mula jari tengah dahulu ditekan ke komisura posterior,
baru dimasukkan jari telunjuk

Letakkan tangan kiri pada supra simfisis, tentukan apakah teraba


uterus atau massa tumor lain yang teraba di atas simfisis. (bisa
teraba kista, uterus membesar  hamil/ miom/ tumor padat
uterus, atau teraba masa yang kistik.
27.
 Bila teraba tentukan besar, konsistensi, mudah digerakkan atau
tidak, nyeri/ tidak

Kemudian secara bimanual periksa besar dan konsistensi serviks


tentukan besar uterus, konsistensi dan arahnya. dan keadaan
parametrium kanan kiri dan kavum douglasi, adakah masa
tumor yang mengisinya (biasanya pembesaran ovarium)

30
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

* Tangan dalam memeriksa dinding vagina, adakah kelainan


* Untuk menentukan tanda Hegar (tanda kehamilan muda) dicoba
memeriksa bagian isthmus uteri (batas korpus dan serviks) dengan
cara mencoba mempertemukan mempertemukan kedua ujung jari
tangan luar dan dalam

Tangan kiri menahan uterus pada bagian suprasimfisis, keluarkan


28.
jari tengah dan telunjuk tangan kanan
Angkat tangan kiri dari dinding perut, usapkan larutan antiseptik
29. pada bekas sekret/ cairan di dinding perut dan sekitar vulva/
perineum
Beritahukan pada ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai dan
30.
persilakan ibu untuk mengambil tempat duduk
F. Pencegahan infeksi
Kumpulkan semua peralatan yang telah dipergunakan kemudian
31. masukkan dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5% selama10
menit
Masukkan sampah bahan habis pakai pada tempat yang telah
32. disediakan. Seka bagian-bagian yang dicemari sekret/ cairan tubuh
dengan larutan klorin 0,5%
Masukkan tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, bersihkan dari
33. sekret/ cairan tubuh, kemudian lepaskan sarung tangan secara
terbalik dan rendam larutan tersebut selama 10 menit
34. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
35. Keringkan dengan handuk yang bersih
G. Menjelaskan hasil pemeriksaan
36. Jelaskan pada pasien tenyang hasil pemeriksaan
37. Jelaskan tentang diagnosis dan rencana pengobatan
38. Pastikan pasien mengerti tentang apa yang telah dijelaskan
Minta persetujuan tertulis (apabila akan dilakukan pemeriksaan
39.
atau tindakan lanjut)
Persilakan ibu ke ruang tunggu (apabila pemeriksaan selesai atau
40.
ke ruang tindakan (untuk proses/ tindakan lanjut)

1. JNPKKR-POGI dalam Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Saifuddin Ab, Adriaansz G, Wiknjosastro G, Waspodo J (Editor) Edisi I. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo FKUI.2000

31
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

2. Moore K, Agur A in Essential Clinical Anatomy. 3rd ed. Philadelhia, Baltaimore, New York, London,
Buenos Aires, hong Kong Sydney, Tokyo. Loppincott William & Willkins.2007
3. Bickley L S, Szilagyi PG in Bates Guide To Physical Examination And History Taking. Nieginski E,
Gagliardi R, etal (Eds). 5th Ed. Philadelphia, Baltimore, New York, London, Buenos Aires, Hong
Kong, Sydney, Tokyo; Lippincott Williams & Wilkins. 2007.
4. Female anatomy : http://medicalimages.allrefer.com/large/female-reproductive-anatomy-1.jpg
5. Bartolini Cyst :
http://64.143.176.9/library/healthguide/enus/images/media/medical/hw/n5551136.jpg
6. Herpes simpleks II :
http://64.143.176.9/library/healthguide/enus/images/media/medical/hw/n5551628.jpg
7. Condiloma : http://www.netterimages.com/images/vtn/000/000/010/10683-150x150.jpg
8. Fluor albus : http://anandiayuska.com/wp-content/uploads/2009/06/kandidiasis_genitalis_2.gif

Onkologi: Pemeriksaan Pap Smear dan Iva Test


TEORI PENDAHULUAN
Papanikolaou test atau Pap smear adalah metode screening ginekologi, dicetuskan
oleh Georgios Papanikolaou, adalah suatu pemeriksaan mikroskopik terhadap sel-sel
yang diperoleh dari apusan serviks, untuk menemukan proses-proses premalignant
dan malignant di ectocervix, dan infeksi dalam endoserviks dan endometrium. Pap
smear digunakan untuk mendeteksi kanker rahim yang disebabkan oleh human
papillomavirus atau HPV. Menurut perkiraan, di Inggris Pap smear mencegah sekitar
700 kematian per tahun.
Menurut perkiraan, di Inggris Pap smear mencegah sekitar 700 kematian per tahun.
Wanita yang aktif secara seksual disarankan menjalani Pap smear sekali setahun.
Pap smear biasanya tidak dilakukan selama menstruasi. Prosedur ini dapat
menimbulkan sedikit rasa sakit, namun hal ini bergantung kepada anatomi pasien,
faktor psikologi, dan lain-lain. Sample kemudian diuji di laboratorium dan hasil
diperoleh dalam waktu sekitar 3 minggu. Sedikit pendarahan, kram, dan lain-lain dapat
terjadi sesudahnya.

32
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

Gambar. 1
PEMERIKSAAN
Pada pemeriksaan Pap smear, dokter memasukkan spekulum ke vagina pasien untuk
mengambil sampel dari serviks.Contoh sel serviks diperoleh dengan bantuan sebuah
spatula yang terbuat dari kayu atau plastik (yang dioleskan bagian luar serviks) dan
sebuah sikat kecil (yang dimasukkan ke dalam saluran servikal).
Sel-sel serviks lalu dioleskan pada kaca obyek lalu diberi pengawet dan dikirim ke
laboratorium untuk diperiksa.
24 Jam sebelum menjalani Pap smear, sebaiknay tidak melakukan pencucian atau
pembilasan vagina, tidak melakukan hubungan seksual, tidak berendam dan tidak
menggunakan tampon.

Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara akurat dan
dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Akibatnya angka kematian akibat kanker
servikspun menurun sampai lebih dari 50%.

Gambar.2 Gambar. 3

33
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

Gambar. 4

WAKTU MELAKUKAN
Anjuran untuk melakukan Pap smear secara teratur :
- Setiap tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun
- Setiap tahun untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah
menderita infeksi HPV atau kutil kelamin
- Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB
- Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun jika 3 kali Pap smear
berturut-turut menunjukkan hasil negatif atau untuk wanita yang telah menjalani
histrektomi bukan karena kanker
- Sesering mungkin jika hasil Pap smear menunjukkan abnormal
- Sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan prekanker maupun kanker serviks

Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kanker serviks sebaiknya :


- Anak perempuan yang berusia dibawah 18 tahun tidak melakukan hubungan seksual
- Jangan melakukan hubungan seksual dengan penderita kutil kelamin atau gunakan
kondom untuk mencegah penularan kutil kelamin (HPV)
- Jangan berganti-ganti pasangan seksual
- Berhenti merokok.

HASIL PEMERIKSAAN PAP SMEAR


Hasil pemeriksaan Pap smear menunjukkan stadium dari kanker serviks:
- Normal
- Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas)
- Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas)
- Karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar)
- Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih dalam atau ke
organ tubuh lainnya).

34
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

Pap smear sangat efektif dalam mendeteksi perubahan pre kanker pada serviks. Jika hasil Pap
smear menunjukkan displasia atau serviks tampak abnormal, biasanya dilakukan kolkoskopi
atau biopsi

Karsinoma Serviks
Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. 90% dari kanker serviks
berasal dari sel squamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar
penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim

Gambar. 5

PENYEBAB
Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tak
terkendali. Jika sel serviks terus membelah maka akan terbentuk suatu massa jaringan
yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas. Jika tumor tersebut ganas maka
disebut kanker serviks.

Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi
terdapat beberapa aktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks :
1 HPV (human papillomavirus) : HPV adalah virus penyebab kutil genitalis (kondiloma
akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya
adalah HPV tipe 16, 18, 45 dan 56.
2 Merokok : Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan
tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks
3 Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini
4 Berganti-ganti pasangan seksual : Suami. Pasangan seksualnya melakukan hubungan
seksual pertama pada usia di bawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan dan pernah
menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks
5 Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran
(banyak digunakan pada tahun 1940-1970)
6 Gangguan sistem kekebalan
7 Pemakaian pil KB
8 Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun
9 Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan Pap smear secara rutin)

35
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

GEJALA
Perubahan prekanker pada serviks biasanya tidak menimbulkan gejala, dan perubahan
ini tidak terdeteksi kecuali wanita tersebut melakukan papsmear.

a. Gejala biasanya baru muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi
keganasan dan menyusup ke jaringan sekitarnya.
Pada saat ini akan timbul gejala sebagai berikut :
- Perdarahan vagina yang abnormal, terutama diantara 2 menstruasi, setelah
melakukan hubungan seksual dan setelah menopause
- Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak
- Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna merah muda, coklat,
mengandung darah atau hitam serta berbau busuk

b. Gejala dari kanker serviks stadium lanjut:


- Nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, kelelahan
- Nyeri panggul, punggung atau tungkai
- Dari vagina keluar air kemih atau tinja
- Patah tulang (fraktur).

Kepustakaan :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pap_smear
www.medicastore.com
Papsmear 1 : http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/17116.htm
Papsmear 2 : http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/9642.htm
Papsmear 3 : http://www.cyto.qc.ca/Public/Images/Pap.jpg
Brush papsmear :
http://www.operationalmedicine.org/ed2/images/Pap/brushpap250.jpg
Cervical dysplasia :
http://www.healthline.com/blogs/health_observances/uploaded_images/17034-
740799.jpg
Papsmear brush : http://www.webwhispers.org/newspics/apr04/Figure4.jpg
Papsmear spatula : http://www.dkimages.com/discover/previews/861/45042010.JPG
DAFTAR TILIK
PAP SMEAR

No Prosedur Keterangan
1. Lakukan informed consent : maksud, tujuan, cara
pastikan pasien menyetujui dilakukannya pemeriksaan dan buat
2.
persetujuan
Persiapkan alat-alat: Sarung tangan, Cairan desinfektan, Spekulum, Cyto
3.
brush, Spatula aire, Objek glass, Alkohol 95 %.
4. Cuci tangan (metode simple hands washing)
5. Pakai sarung tangan (metode skin to skin, glove to glove)
Persilahkan pasien untuk membuka pakaian dalam dan berbaring
6.
dalam posisi litotomi

36
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

Duduk di depan pasien, pastikan posisi sejajar dan nyaman. Jarak antara
7. pemeriksa dengan daerah pemeriksaan tidak boleh terlalu dekat atau
jauh.
Nyalakan lampu ke arah daerah pemeriksaan (pastikan posisi lampu
8.
tidak mengganggu lapangan pemeriksaan)
9. Beritahukan pada pasien pemeriksaan akan segera mulai
10. Bersihkan genitalia eksterna, dari atas ke bawah.
Pemasangan spekulum :
11. Dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari kiri buka vulva
Kemudian masukkan spekulum dengan arah sejajar dengan lubang
12. vagina (spekulum sebelumnya beri sedikit jeli atau pelumas) masukkan
perlahan sampai menyentuh portio
13. Putar spekulum sampai 90°.
14. Buka perlahan sampai portio terlihat dengan jelas dan kunci spekulum
Setelah spekulum terpasang :
15. Nilai dinding vagina (permukaannya smooth atau tidak)
Nilai portio (permukaannya, bentuknya, ada/tidaknya fluxus. Jika ada
16.
fluxus, nilai jumlah, warna, kekentalan, bau)
Pap smear bagian ektocervix :
17. Ambil spatula
Masukkan spatula tanpa menyentuh dinding vagina (untuk
18.
meminimalisasi adanya kontaminasi dari dinding vagina)
19. Setelah mencapai portio, putar spatula sampai 360°
Keluarkan spatula dengan prinsip yang sama, tanpa menyentuh dinding
20.
vagina
21. Usapkan hasil ke objek glass
Membuat sediaan untuk ekto cervix
22. Sediakan objek glass (bisa 1 atau 2 objek glass)
23. Pastikan sudah diberi label identitas pasien dan rekam medik
Usapkan spatula aire pada objek glass di sisi yang ada label, bila hanya 1
24.
objek glass cukup usapkan setengah saja.
25. Pastikan usapan tidak terlalu tebal atau tipis
Pap smear untuk endocervix :
26. Ambil cyto brush
27. Masukkan cyto brush tanpa menyentuh dinding vagina
28. Putar 360° searah jarum jam.
29. Keluarkan cyto brush tanpa menyentuh dinding vagina
30. Usapkan hasilnya ke objek glass
Membuat sediaan untuk endo cervix :
Sediakan objek glass baru ataupun yang sudah di pakai untuk usapan
31.
ektocervix sebelumnya
Usapkan cyto brush pada objek glass di sisi yang ada label, dengan cara
32.
memutar sambil menggeser. Putaran berlawanan arah jarum jam.
33. Pastikan usapan tidak terlalu tebal atau tipis
Setelah objek glass selesai dibuat fixasi dengan etilalkohol 95 % selama
34.
15-30 menit.

37
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

Periksa portio dan vagina (berdarah atau tidak). Usapkan cairan


35.
antiseptik dan bersiap untuk melepaskan spekulum.
36. Beritahu pasien pemeriksaan sudah selesai dan spekulum akan dilepas.
37. Membuka spekulum:
Buka kunci spekulum
38. Putar spekulum ke posisi masuk (diputar 90°)
39. Secara perlahan keluarkan spekulum.
Setelah pemeriksaan pap smear, lanjutkan dengan pemeriksaan dalam
40.
dan bimanual.
Penutup
Nyatakan bahwa pemeriksaan telah selesai dan pasien dipersilakan
41.
kembali ke meja konsultasi
Berikan edukasi tentang kemungkinan hasil pemeriksaan dan
42. jadwalkan pertemuan selanjutnya untuk pengambilan hasil
pemeriksaan
43. Pasien dipersilakan pulang dan mengucapkan terimakasih

DAFTAR TILIK
IVA TEST

No Prosedur Keterangan
PEMBUKAAN
1. Menyapa pasien dan memperkenalkan diri
2. Memastikan identitas pasien sesuai yang akan dilakukan tindakan ini
Lakukan informed consent : maksud, tujuan, cara dan meminta
3.
persetujuan
PERSIAPAN
Persiapkan alat-alat:
4.  Sarung tangan, Cairan desinfektan, Spekulum, Lidi kapas, Asam
asetat 3-5%
Persilahkan pasien :
5.
 membuka pakaian dalam dan berbaring dalam posisi litotomi
Persiapan operator :
 Cuci tangan (metode simple hands washing) dan Pakai sarung
tangan (metode skin to skin, glove to glove)
6.
 Duduk di depan pasien, pastikan posisi sejajar dan nyaman. Jarak
antara pemeriksa dengan daerah pemeriksaan tidak boleh terlalu
dekat atau jauh.
Nyalakan lampu ke arah daerah pemeriksaan (pastikan posisi lampu
7.
tidak mengganggu lapangan pemeriksaan)
8. Beritahukan pada pasien pemeriksaan akan segera mulai
PROSEDUR IVA TEST
9. Bersihkan genitalia eksterna, dari atas ke bawah.
10. Inspeksi dan palpasi genitalia eksterna
11. Beri gel pada spekulum (dianjurkan), masukkan spekulum dengan
benar.

38
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

 Tangan kiri membuka labia minora, tangan kanan memasukkan


spekulum secara melintang dalam keadaan tertutup kemudian
putar 450
 Buka spekulum secara perlahan, atur sampai portio terlihat jelas
kemudian spekulum dikunci
12. Bersihkan portio dari cairan, darah atau sekret
 Tangan kiri memegang spekulum, tangan kanan membersihkan
dengan tampon tang dan kassa
13. Ambil lidi kapas yang sudah dicelupkan asam asetat 3-5% sebelumnya
ke dalam vagina dan oleskan ke seluruh permukaan portio 3600 searah
jarum jam
Buang lidi ke dalam cairan desinfektan, sambil menunggu selama 1
14.
menit untuk melihat apakah ada perubahan pada portio
Keluarkan spekulum dengan menutup mulut spekulum sedikit, putar
15. 450 ke arah kiri tarik spekulum secara perlahan dan masukkan dalam
larutan klorin (desinfektan)
Memberitahu ibu tindakan sudah selesai dan mempersilahkan ibu
16.
untuk menggunakan pakaian kembali dan ke meja konsultasi
Lepas sarung tangan dan masukkan ke dalam larutan klorin kemudian
17.
cuci tangan dengan air mengalir dan keringkan
Penutup
Menjelaskan kepada pasien hasil tindakan yang telah dilakukan :
Positif  perubahan warna menjadi putih
Negatif  tidak terjadi perubahan warna (Normal)
18. Edukasi :
Negatif : Ulang secara berkala
Positif : 1. Pap smear
2. Terapi Krioterapi
Beri kesempatan pasien bertanya apabila belum mengerti.
19.  Apabila pasien sudah mengerti dipersilakan pulang dan
mengucapkan terimakasih atas kerjasamanya

Keluarga Berencana: Teknik Pemasangan IUD

KONSELING
Konseling adalah proses berkelanjutan yang terintegrasi ke dalam semua aspek pelayanan
KB. Melalui konseling informasi mengenai KB yang sesuai dijelaskan dan didiskusikan
bersama calon klien dalam seluruh pelayanan di klinik KB atau pada setiap kunjungan.
Dengan demikian konseling memungkinkan klien untuk membuat pilihan secara sukarela.

KONSELING AKDR
Jika klien memilih AKDR, maka konseling sebaiknya meliputi informasi
tentang :
Bagaimana AKDR mencegah
kehamilan

39
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

Keuntungan dan kerugian pemakaian AKDR termasuk efek


samping
Prosedur pemasangan pencabutan dan jangka waktu
pemakaian
Waktu pemasangan dan metoda kontrasepsi mana yang dipakai bila
pemasangan AKDR diundurkan
Kebebasan bagi klien untuk tidak meneruskan pemakaian AKDR jika
dikehendaki
Kembalinya fertilitas setelah AKDR dilepaskan
Konseling sesudah pemasangan AKDR biasanya dilakukan segera setelah
pemasangan. Konseling pasca insersi sebaiknya difokuskan tentang perlunya
pemeriksaan lanjutan dan jika timbul tanda-tanda untuk segera kembali ke
klinik, dam meyakinkan kliennya bahwa pencabutan AKDR dapat segera
dilakukan kalau diminta.

CARA KERJA AKDR


AKDR adalah suatu benda kecil terbuat dari plastik yang biasanya mengandung tembaga
ataupun hormon steroid. AKDR akan berada di dalam uters. AKDR tembaga seperti juga
Cooper T 380A bekerja terutama mencegah terjadinya pembuahan (fertilisasi) dengan
memblok bersatunya ovum dengan sperma, mengurangi jumlah sperma yang mencapai
tuba falopii dan menginaktifkan sperma.
EFEKTIVITAS
AKDR adalah suatu metoda kontrasepsi yang paling efektif (dengan angka kehamilan
kurang dari 1.0 sesudah pemakaian 1 tahun)

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN


Keuntungan
* Sangat efektif
* Efektif dengan proteksi jangka panjang (sampai 8 tahun atau lebih) untuk
Copper T 380A
* Kesuburan segera kembali sesudah AKDR
diangkat
* Tidak mengganggu hubungan seksual suami
isteri
* Pemeriksaan ulangan diperlukan hanya dalam satu
tahun
* Murah
* Cocok untuk ibu-ibu
menyusui
* Tidak bergantung pada usia dengan syarat wanita itu mempunyai resiko rendah
untuk menderita penyakit infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual

Kerugian
* Pemeriksaan dalam dan penyaringan terinfeksi saluran genitalia diperlukan
sebelum pemasangan AKDR
* Dapat meningkatkan risiko Penyakit Radang Panggul
(PRP)
* Memerlukan prosedur pencegahan infeksi sewaktu memasang dan mencabutnya

40
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

* Bertambahnya darah haid dan rasa sakit selama beberapa bulan pertama pada
sebagian pemakai AKDR
* Klien tidak dapat mencabut sendiri AKDRnya
* Tidak dapat melindungi klien terhadap PMS, AIDS/ HIV
* AKDR dapat keluar dari rahim mendapat PRP pada pemakai AKDR yang dahulu
pernah menderita penyakit menular seksual atau mereka yang mempunyai
mitra seks banyak

Manfaat bagi kesehatan


* Tidak mempengaruhi ASI

PEMASANGAN AKDR
Banyak masalah yang menyangkut AKDR (ekpulsi, infeksi, dan perforasi) adalah karena
pemasangan yang tidak benar atau kurang cermat. Untuk meminimalkan masalah-masalah
pasca pemasangan, maka seluruh tahap dalam proses pemasangan AKDR harus dikerjakan
dengan hati-hati,. Akhirnya, karena metoda pemasangan berbeda untuk tipe AKDR yang
berbeda maka instruksi dari pabriknya harus dibaca dengan teliti

WAKTU PEMASANGAN
* Setiap waktu selama siklus haid jika dapat dipastikan bahwa wanita itu tidak
hamil
* Sesudah melahirkan (post partum); pemasangan sesudah 1 minggu atau
sebelum lewat 6 minggu melahirkan, sebaiknya dihindarkan karena besarnya
kemungkinan perforasi uterus komplit atau parsial sewaktu pemasangan AKDR
* Segera setelah induksi haid atau abortus spontan atau abortus buatan trimester
pertama, dengan syarat tidak terdapat bukti-bukti adanya infeksi (misalnya,
demam tidak ada, nyeri tekan di daerah uterus tidak ada dan tidak adanya
keputihan ataupun cairan serviks yang purulen dan berbau busuk)

PERALATAN
Alat-alat :
* Spekulum cocor bebek (kecil, sedang, besar)
* Tenakulum
uterus
* Sonde uterus
* Forseps
* Gunting
* Baskom dan larutan
antiseptika

Bahan-bahan
lain :
* Sarung tangan
* Larutan antiseptik untuk membersihkan serviks uteri (lebih disukai iodofor
seperti povidone iodine)
* Kain kasa atau bola kapas
* Sumber cahaya yang cukup untuk melihat serviks uterus (senter sudah cukup
memadai)

41
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

* AKDR Copper T 380A dalam kemasan steril yang belum dibuka, dan belum rusak

DAFTAR TILIK
PEMASANGAN IUD

No Prosedur Keterangan

PERSIAPAN
I. Melakukan konseling pada pasien :
1 Tanya identitas pasien
2 Tanyakan permasalahan pasien
3 Menggali metode KB yang akan dipilih
4 Lakukan penapisan klinik (singkirkan kemungkinan adanya
kehamilan dan adanya riwayat infeksi pada saluran reproduksi)
5 Lakukan persetujuan tindakan medikà persilakan pasien untuk
mempelajari terlebih dahulu, jika setuju minta pasien untuk
menandatangani (informed consent)
PROSEDUR
6 Memposisikan pasien : (Menempatkan pasien pada posisi litotomi
menyiapkan lampu/senter/headlamp untuk menerangi serviks)
7 Mencuci tangan dengan metode simple handwashing
8 Gunakan handschoen
LAKUKAN :
9 melakukan pemeriksaan ginekologi
10 Pemeriksaan bimanual untuk menentukan besar dan posisi uterus,
untuk memastikan ada/tidaknya kehamilan/infeksi/tumorà (bila
perlu lakukan pemeriksaan rektovaginal)
Lepaskan handschoen setelah pemeriksaan ginekologi dan bimanual
10 selesai
11 Persiapkan IUD : (non steril, belum dibuka)
Pastikan IUD terletak pada tabung inserter, Letakkan IUD pada
bidang keras dan datar, Buka plastik penutup IUD, kemudian lipat
kearah depan dan belakang, Masukkan pendorong kedalam tabung
inserter, Letakkan kemasan dalam bidang yang datar, Masukkan ke 2
lengan IUD pada tabung inserter dengan cara memutar/menjungkit
sedikit bila perlu, Pastikan tanda biru pada posisi horizontal, letakkan
pada bidang datar, IUD siap digunakan.
12 Melakukan persiapan alat : Comb berisi cairan antiseptik, Kassa steril,
Spekulum (untuk melihat serviks), Tang/forceps penjepit,
Tenakulum (penjepit serviks), Sonde (untuk mengukur kedalaman
cavum uteri), Gunting mayo (untuk menggunting benang IUD)
PEMASANGAN IUD
13 Pasang spekulum dengan cara tertutup, kemudian dibuka, vertikal,
kemudian putar 90 sampai horizontal dan kunci spekulum
14 Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik sebanyak 2-3 kali
15 Jepit serviks dengan tenakulum pada posisi pukul 11 dan 13

42
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

16 Masukkan sonde uterus dengan arah sesuai dengan posisi uterus


(ante atau retrofleksi)
17 Tentukan kedalaman uterus
18 Cocokkan hasil pengukuran sonde dengan IUD
19 Keluarkan inserter dan pastikan leher biru dalam posisi melintang
20 Pastikan IUD tidak tersentuh bagian apapun
21 Masukkan inserter yang berisi IUD sampai leher biru horizontal
menyentuh serviks
22 pendorong dipegang dengan tangan kanan insertinya ditarik ke luar
hingga IUD keluar
23 Pendorong dikeluarkan dari inserter, inserter pelan2 didorong ke
dalam lagi, IUD terletak tepat di kavum uteri arah fundus.
24 Inserter dikeluarkan pelan2 hingga tampak benang IUD ± 2cm
25 Benang IUD dipotong tepat din depan inserter tsb
26 Inserter dikeluarkan dari vagina dan Tenakulum dilepas pelan2
Bila ada perdarahan, ditekan dengan kapas yang dipegang dengan
27 tampon tang beberapa saat hingga perdarahan terhenti
28 Kunci spekulum dikendorkan, spekulu dikeluarkan dari vagina
dengan posisi vertikal pada vagina
29 vulva dibersihkan dari bekas2 pedarahan hingga bersih dan alat-alat
30 Melakukan dekontaminasi alat-alat bekas pakai ke dalam laritan
klorin
31 Cuci sarung tangan, buka dengan metoda glove to glove skin to skin,
masukkan dalam larutan klorin
32 Observasi pasien selema beberapa saat, bila baik, persilakan untuk
duduk ke meja periksa.
KONSELING :
33 Utarakan untuk kontrol 1 minggu setelah pemasangan, tapi jika
keluar cairan atau flek dari vagina, minta ibu segera kontrol
34 Utarakan bahwa kesuburan akan kembali setelah IUD dicabut
35 Serahkan kartu kontrol dan menyatakan bahwa proses pemasangan
IUD telah selesai

Keluarga Berencana: Teknik Pemasangan Implan


LATAR BELAKANG
Susuk Norplan merupakan salah satu metoda kontrasepsi berjangka waktu 5 tahun.
Kontrasepsi ini tersiri dari susuk yang lemput, terbuat dari sejenis karet elastis yang
mengandung hormon. Lokasi pemasangan adalah pada lengan atas melalui suatu
tindakan operasi kecil. Khasiat kontraseptif jenis susuk ini timbul beberapa jam
setelah insersi, sedangkan tingkat kesuburan atau fertilitas akan kembali segera
setelah pencabutannya.
Satu batang Norplan berukuran panjang 3,4 cm dengan diameter 2,4 mm, mengandung
36 mg levonorgestrel yaitu suatu derivat progesteron sintetik yang yang disaji dalam
bentuk kristal kering. Pada teknologi susuk Norplan adalah pada kemampuannya

43
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

untuk melepaskan zat kontraseptif ke dalam tubuh dalam takaran yang relatif rendah
secara berkesinambungan.

Khasiat kontraseptif hormon ini berlangsung melalui mekanisme merubah lendir


serviks menjadi sedikit dan kental; sehingga menghambat sperma; disamping dapat
pula menghambat ovulasi.

KONSELING
Konseling merupakan suatu proses yang berlangsung secara terintegrasi dalam semua
aspek pelayanan keluarga berencana. Bila calon akseptor menerima konseling tahap
awal dan memilih kontrasepsi susuk Norplant sebagai cara keluarga berencana yang
akan dipakainya, maka selanjutnya tetap dibutuhkan konseling khusus bagi susuk
dengan tujuan agar klien dapat memakai kontrasepsi tersebut dengan aman, berhasil
guna, dan puas.

Konseling pasca insersi diberikan setelah prosedur pemasangan susuk, akan tetapi
beberapa aspek informasi tentang perawatan pasca insersi perlu mendapat penekanan
dan disampaikan lebih dini. Konseling pasca insersi harus terarah pada tanda-tanda
yang harus diwaspadai terjadi; seperti infeksi daerah insersi, dan apabila hal ini terjadi
klien harus segera kembali ke klinik.Disamping itu sebaiknya konselor juga harus
mampu meyakinkan klien bahwa paengangkatan Norplant adalah sepenuhnya hak
klien, dan dapat dilakukan setiap saat sesuai keinginannya.

KEUNTUNGAN
* Daya guna tinggi : Rentang angka kehamilan tahun pertama antara 0,2-0,5 per
tahun wanita
* Awitan kerja sangat sepat (kurang dari 24 jam)
Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah
* pencabutan
* Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
* Tidak membutuhkan pemeriksaan dalam
* Tidak mengandung zat aktif yang beresiko (bebas Estrogen)
* Tidak mengganggu kegiatan sanggama
* Cara penggunaannya mudah
Bersifat efektif dan tidak merepotkan
* klien
* Ekonomis
* Proses penggunaan mudah
* Tingkat proteksi yang berkesinambungan
Menyenangkan dan tidak mengganggu aktifitas
* normal
* Reversibel
Bersifat nyaman dan tidak menonjol (terutama di bawah
* kulit)
* Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan

44
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

KERUGIAN
* Tidak memberikan efek protektif terhadap PMS dan AIDS
* Membutuhkan tindakan bedah minor untuk insersi dan pencabutan
* Akseptor tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai
keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan
* Dapat memperngaruhi baik penurunan maupun kenaikan berat badan
* Memiliki resiko sebagai layaknya setiap tindakan bedah minor (infeksi, hematoma,
dan pendarahan)
* Secara kosmetik susuk Norplant terlihat dari luar
* Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan terjadinya perubahan pola daur haid :
Perdarahan bercak (spotting); atau ketidak teraturan
* daur
* Hipermenorea atau meningkatnya jumlah darah haid (lazimnya
berkurang dengan sendirinya setelah bulan pertama masa
penggunaan)
Amenorea (20%) untuk beberapa bulan
* atau tahun
Timbulnya keluhan :
* Nyeri kepala * Perasaan mual (nausea)
* Perubahan perasaan (mood) * Pening/ pusing
* Kegelisahan (nervousness) * Dermatitis atau jerawat
* Nyeri payudara * Hirsutismus
* Peningkatan/ penurunan berat badan

MANFAAT KESEHATAN
* Tidak mempengaruhi laktasi * Mengurangi beberapa penyebab PRP
Mengurangi terjadinya kanker
* Mengurangi jumlah darah haid * endometrium
Menurunkan kejadian tumor jinak
* Memperkecil sakit saat haid * payudara
Mencegah kehamial
* Mengurangi anemia * ektopik

EFEK SAMPING
Perubahan pola daur haid, dapat
berupa :
* Masa lama haid memanjang (sering dijumpai pada bulan pertama penggunaan)
* Perdarahan bercak diantara 2 siklus
* Amenorhea beberapa bulan- setahun
* Kombinasi dari pola diatas
Efek samping yang jarang terjadi :
* Sefalgia
* Perubahan berat badan
* Depresi atau gelisah

45
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

DAFTAR TILIK
PEMASANGAN IMPLANT

NO PROSEDUR KETERANGAN
KONSELING PRAPEMASANGAN
1 Menyapa klien dengan ramah dan hangat
2 Menanyakan tujuan pemakaian alat kontrasepsi
3 Bila belum dilakukan konseling implant, berikan konseling sebelum
dilakukan pemasangan
4 Pastikan bahwa klien memang memilih implan
5 Periksa kembali rekam medis untuk memastikan bahwa pasien memang
memilih implan
6 Lakukanlah pemeriksaan fisik lanjutan atau rujuk bila ada indikasi
7 Nilai pengetahuan klien tentang efek samping yang umum pada implan
8 Dengarkan kebutuhan dan kekhawatiran klien terhadap implan
9 Jelaskan proses pemasangan implan dan apa yang akan klien rasakan
pada saat proses pemasangan dan setelah pemasangan
PEMASANGAN KAPSUL IMPLAN
Persiapan
1 Periksa kembali umtuk meyakinkan bahwa klientelah mencuci
lengannya dengan sabun dan air, dan membilasnya hingga tidak ada sisa
sabun
2 Menentukan daerah pemasangan pada lengan atas
3 Memberi tanda pada tempat pemasangan
4 Pastikan bahwa peralatan yang steril atau DTT dan kapsul implan sudah
tersedia
Tindakan pra pemasangan
5 Mencuci tangan dengan air sabun dan mengeringkan dengan kain bersih
6 Mengenakan sarung tangan steril atau DTT (bila sarung tangan diberi
bedak, hapus bedak dengan larutan antiseptik
7 Mengusap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik
8 Memasang doek steril atau DTT disekeliling lengan pasien
Pemasangan Implan
9 Menyuntikkan anestesi lokal di bawah kulit sampai kulit
menggelembung
10 Meneruskan penusukan jarum kurang lebih 4cm, dan disuntikkan
masing-masing 1 cc diantara pola pemasangan implan
11 Uji efek anestesinya sebelum melakukan insisi pada kulit
12 Buat insisi dangkal dengan skapel ± 2mm (alternatif lain tusukkan
trokar langsung ke lapisan di bawah kulit)
13 Sambil mengangkat kulit, masukkan trokhar dan pendorongnya
(Mandrein) sampai batas tanda ] (pada pangkat trokhar) tepat berada
pada luka insisi
14 Keluarkan pendorong dan masukkan kapsul ke dalam trokhar (dengan
tangan/ pinset)

46
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

15 Masukkan kembali pendorong dan tekan kapsul ke arah ujung dari


trokhar sampai terasa adanya tekanan
16 Tahan pendorong di tempatnya dengan 1 tangan, dan tarik trokhar
keluar sampai mencapai pegangan pendorong
17 Tarik trokar dan pendorongnya secara bersama-sama sampai batas
tanda ]] terlihat pada luka insisi (dengan tidak mengeluarkan trokar
dari tempat insisi)
18 Tahan kapsul yang telah dipasang dengan 1 jari dan masukkan kembali
trokar serta pendorongnya sampai tanda ]
19 Tidak menarik ujung trokar dari tempat insisi sampai seluruh kapsul
sudah terpasang
20 Raba kapsul untuk memastikan kapsul implan telah terpasang dalam
dengan baik
21 Raba daerah insisi untuk memastikan kapsul implan jauh dari daerah
insisi
Tindakan pasca pemasangan implan
22 Mendekatkan ujung-ujung insisi dan ditutup dengan perban dan balut
tekan untuk mengurangi memar
23 Taruh alat suntik dalam keadaan terpisah dan letakkan semua peralatan
dalam larutan klorin untuk dekontaminasi
24 Buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi pada tempatnya (kasa,
kapas, sarung tangan/ alat suntik sekali pakai)
25 Lepas sarungtangan dan rendam dalam larutan klorin
26 Cuci tangan dengan sabun dan air dan mengeringkan dengan air bersih
Konseling pasca pemasangan
27 Gambar letak kapsul pada rekam medis dan catat bila ada hal khusus
28 Beri petunjuk pada klien cara merawat luka dan kapan klien harus
datang kemnali ke klinik untuk kontrol
29 Yakinkan pada klien bahwa ia dapat kembali kapan setiap saat bila
menginginkan untuk mencabut implannya
Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien
30 pulang

Pemeriksaan Payudara (Mammae Examination)

DAFTAR TILIK
PEMERIKSAAN MAMMAE

NO PROSEDUR KETERANGAN
ANAMNESIS
A Keluhan Utama
1 Menyapa pasien dengan hangat dan memperkenalkan diri
2 Dengan sopan ; menanyakan identitas pasien :

47
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

Nama
Usia
Jenis kelamin
Pekerjaan
Status perkawinan
Jumlah anak
3 Menanyakan alasan pasien datang ke klinik
4 Menanyakan hal- hal berikut :
· Benjolan : sejak kapan, progresivitas, nyeri
· Cairan dari puting : warna cairan, apakah keluar secara spontan ?
· Faktor risiko
 Keluarga dengan riwayat Ca Mammae, pemakaian hormone
estrogen/ progesterone, merokok, dll
· Apakah ada benjolan lain
· Tanda –tanda metastasis
5 Riwayat Penyakit Dahulu
· Riwayat operasi payudara
· Radiasi didaerah dada oleh karena alas an/ sebab yang lain
B Informed consent untuk pemeriksaan payudara
6  Menjelaskan prosedur pemeriksaan
 Menjelaskan hasil yang diharapkan setelah pemeriksaan
 Dilanjutkan dengan pemeriksaan payudara setelah menjelaskan
kepada pasien dan pasien setuju untuk diperiksa.
C Persiapan
7  Menyiapkan ruang privasi yang cukup bagi pasien
 Penerangan yang cukup
 Meminta pasien untuk membuka pakaian atas nya
D Pemeriksaan Fisik
8 Status Generalis
 Tinggi badan
 Berat badan
 Tanda- tanda Vital
 Pemeriksaan lengkap dari kepala hingga ekstremitas bawah

9 Status Lokalis
Inspeksi dari regio mammae
Meminta pasien untuk duduk dengan kedua lengan disamping, inspeksi
tekstur kulit, penebalan, perubahan warna kulit, retraksi kulit, dimpling,
retraksi putting, ke-simetrisan kontur payudara, adakah ulserasi.

48
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

Meminta pasien untuk mengangkat kedua lengannya ke atas kepala dan


melakukan inspeksi seperti diatas

10 Palpasi
Dengan menggunakan telapak tangan, mempalpasi seluruh payudara
dimulai dari putting dan bergerak searah jarum jam secara sistematis,
merasakan adanya benjolan atau perubahan tekstur kulit.
Bila menemukan benjolan, periksa konsistensi, pergerakan/
perlengketan dan adakah nyeri
Memeriksa axillary tail of Spence

Mempalpasi aksilla kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya


Mempalpasi putting secara perlahan, mencari apakah ada sekret

49
Clinical Skills Practice Blok RPS-Semester VI
Medical education Unit 2018-2019

11 Melakukan pemeriksaan aksila :

Inspeksi : Menilai adanya ruam, infeksi dan pigmentasi


Palpasi : menilai nodus aksila sentralis, jika ada indikasi palpasi nodus
aksilaris lainnya :
 Kelompok Pektoralis
 Kelompok Lateralis
 Kelompok Subskapularis

12 Memberikan instruksi pasien unstuck melakukan PEMERIKSAAN


PAYUDARA SENDIRI (SADARI)

E Resume pemeriksaan
13 Melaporkan hasil pemeriksaan yang didapat dan men-
dokumentasikannya di status pasien.
Memberitahukan kepada pasien rencana selanjutnya, bila ditemukan
kelainan pada payudaranya.

50

Anda mungkin juga menyukai