Disusun oleh :
Zulva (K7413190)
2013/2014
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.……………………………………………………………… i
Kata Pengantar……………………………………………………………... ii
Daftar Isi.……………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ………………………………………
B. Saran …………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi adalah aktivitas utama manusia dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi
dengan Tuhan, sesama manusia, dan makhluk lainnya. Keterampilan Komunikasi
(Communication Skills) adalah keahlian, kemampuan, atau kepandaian dalam berkomunikasi.
Komunikasi merupakan modal dan kunci sukses dalam pergaulan dan karier karena hanya
dengan komunikasi sebuah hubungan baik dapat dibangun dan dibina. Keterampilan
komunikasi adalah keterampilan utama yang harus dimiliki untuk mampu membina
hubungan yang sehat di mana saja, di lingkungan sosial, sekolah, usaha, dan perkantoran atau
di mana saja.
Dalam makalah ini akan dibahas salah satu teknik komunikasi, yaitu teknik
wawancara (Interview). Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya
jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian
(Lerbin,1992 dalam Hadi, 2007). Tanya jawab ‘sepihak’ berarti bahwa pengumpul data yang
aktif bertanya, sermentara pihak yang ditanya aktif memberikan jawaban atau tanggapan.
Dari definisi itu, kita juga dapat mengetahuibahwa Tanya jawab dilakukan secara sistematis,
telah terencana, dan mengacu pada tujuan penelitian yang dilakukan.
Pada penelitian, wawancara dapat berfungsi sebagai metode primer, pelengkap atau sebagai
kriterium (Hadi, 1992). Sebagai metode primer, data yang diperoleh dari wawancara
merupakan data yang utama guna menjawab pemasalahan penelitian. Sebagai metode
pelengkap, wawancara berfungsi sebagai sebagai pelengkap metode lainnya yang digunakan
untuk mengumpulkan data pada suatu penelitian. Sebagai kriterium, wawancara digunakan
untuk menguji kebenaran dan kemantapan data yang diperoleh dengan metode lain. Itu
dilakukan, misalnya, untuk memeriksa apakah para kolektor data memeang telah memperoleh
data dengan angket kepada subjek suatu penelitian, untuk itu dilakukan wawancara dengan
sejumlah sample subjek tertentu.
dengan suatu tujuan yang serius dan telah ditetapkan sebelumnya yang dirancang untuk
bertukar perilaku dan melibatkan tanya jawab”
Wawancara adalah suatu proses interaksi dan komunikasi. Dalam proses ini, hasil
wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi dan mempengaruhi arus
informasi. Faktor-faktor tersebut ialah: pewawancara, responden, topik penelitian yang
tertuang dalam daftar pertanyaaan, dan situasi wawancara.
BAB II
PEMBAHASAN
Komunikasi non-verbal juga termasuk penggunaan gambar, ikon (icon), dan simbol.
a. Pengumpulan data.
b. Penyampaian informasi.
c. Penempatan.
1. Wawancara bebas
Dalam wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada responden,
namun harus diperhatikan bahwa pertanyaan itu berhubungan dengan data-data yang
diinginkan. Jika tidak hati-hati, kadang-kadang arah pertanyaan tidak terkendali.
2. Wawancara terpimpin
Dalam wawancara terpimpin, pewawancara sudah dibekali dengan daftar pertanyaan yang
lengkap dan terinci.
3. Wawancara bebas terpimpin
Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara mengombinasikan wawancara bebas
dengan wawancara terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara sudah membawa
pedoman tentang apa-apa yang ditanyakan secara garis besar.
Adapun sikap yang harus dimiliki pewawancara yang lain sebagai berikut:
Pedoman wawancara perlu disusun agar proses wawancara dapat terarah dan data yang
diperoleh sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Langkah penyusunan pedoman wawancara
yaitu:
a. Menetapkan tujuan wawancara.
b. Menetapkan pertanyaan.
c. Membuat butir pertanyaan yang jelas agar mudah dipahami individu.
d. Pertanyaan harus fokus pada informasi yang diinginkan.
e. Pertanyaan jangan memiliki makna ganda.
f. Pertanyaan hendaknya tidak mengandung unsur SARA, dan sugestif.
g. Apabila bentuk wawancara terstruktur maka pertanyaan-pertanyaan harus disusun secara
rinci, dan bila tidak terstruktur dapat dituliskan pokok-pokok pertanyaannya saja.
2. Pelaksanaan Wawancara
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum wawancara dilakukan:
a. Menetapkan individu yang akan diwawancarai
b. Menetapkan jadwal dan tempat wawancara
c. Menghubungi individu yang akan diwawancarai
d. Melaksanakan wawancara
e. Melakukan verbal setting sebelum wawancara dilakukan dengan memberikan penjelasan
tentang tujuan wawancara, informasi apa yang dibutuhkan, lama wawancara dilakukan dan
jaminan akan adanya kerahasiaan .
f. Selama proses wawancara, pewawancara hendaknya mampu melakukan attending skill,
mampu bertanya dengan baik, mampu mendengar aktif dan mampu mencatat hasil
wawancara dengan lengkap.
g. Menutup wawancara dengan membuat kesimpulan hasil wawancara.
F. Teknik Wawancara
Beberapa teknik wawancara yang dapat dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut
(Cooper& Schindler, 2006:241-250):
� Dyad (2 oarang)
� Triad (3 orang)
Kelompok yang lebih kecil biasanya digunakan pada saat populasi asal sampel kecil, pada saat
topik atau daftar konsepnya ekstensif atau teknis atau pada saat dibutuhkan keakraban lebih
jauh. Kelompok super digunakan pada saat dibutuhkan rentang ide yang lebar pada periode
waktu yang pendek dan pada saat peneliti ingin mengorbankan interaksi agar lebih cepat.
Komposisi kelompok dapat berupa:
� Kelompok heterogen, berisikan individu yang berbeda, beragam opini, latar belakang
tindakan.
� Homogen, berisikan individu yang mirip; pendapat, latar belakang dan tindakan yang
seragam.
� Kelompok yang berisikan pakar, yaitu individu yang sangat memahami isu yang akan
didiskusikan
� Kelompok bukan pakar, yaitu mereka yang sedikit memiliki beberapa informasi yang
dibutuhkan namun pada tingkat yang tidak diketahui.
� Cakupan isu yang diteliti. Semakin lebar isu, semakin banyak kelompok yang
dibutuhkan.
� Jumlah segmen pasar yang berbeda: semakin banyak jumlahnya dan semakin besar
perbedaannya, semakin banyak kelompok yang dibutuhkan.
� Jumlah ide baru atau pemahaman yang diinginkan: semakin besar jumlah, semakin
banyak kelompok yang dibutuhkan
� Tingkat perbedaan geografis atau etnis pada sifat atau perilaku: semakin besar
pengaruhnya, semakin banyak kelompok dibutuhkan.
Adalah suatu panel yang umumnya terdiri dari 6 hingga 10 orang yang dipimpin oleh seorang
moderator. Fasilitator atau moderator menggunakan prinsip dinamika kelompok untuk
memfokuskan atau menuntun kelompok dalam mempertukarkan ide, perasaan, dan pengalaman
tentang topik tertentu.
Dalam sebuah penelitian kualitatif, kelompok fokus sering menjadi unik karena keterlibatan
sponsor penelitian dalam prosesnya. Sebagian besar fasilitas wawancara memungkinkan sponsor
mengamati kelompok dan dinamika yang terjadi pada saat proses sedang berjalan, mengambil
pemahaman sendiri dari percakapan dan sinyal norverbal yang diamatinya. Kelompok fokus
sering digunakan sebagai teknik eksplorasi tetapi juga dapat menjadi metodologi utama.
Kelompok fokus sangat bermanfaat dalam skenario berikut ini:
Kelompok fokus juga dapat dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti berikut ini:
� Kelompok fokus telepon, terutama untuk menjangkau informan yang tidak dapat
dijangkau oleh kelompok secara tatap muka. Kelompok fokus dapat dilakukan dengan
efektif dalam situasi berikut ini:
o Pada saat tidak mudah untuk merekrut peserta yang diinginkan. (seperti; pakar
dan profesional)
o Pada saat isunya sangat sensitif sehingga penyamaran identitas dibutuhkan tetapi
informan harus berasal dari wilayah geografis yang lebar. (seperti; kompetitor
(pesaing)
o Pada saat ingin melakukan beberapa kelompok fokus saja namun harus mewakili
keseluruhan wilayah.
� Kelompok fokus online, suatu teknik yang sedang berkembang untuk riset eksplorasi
adalah dengan mendekati dinamika kelompok dengan menggunakan email, situs web,
newsgroup atau ruang bicara internet (chatting)
1. Kelebihan Wawancara
a. Pertanyaan-pertanyaan yang belum dipahami dapat segera diperjelas oleh pewawancara
hingga individu dapat memahami maksud pertanyaan tersebut dan memberikan jawaban yang
sesuai dengan pertanyaan.
b. Melalui tatap muka langsung, dapat memberikan peluang untuk terbinanya hubungan baik
diantara pewawancara dengan individu yang akan besar pengaruhnya bagi kelancaran
wawancara.
2. Kekurangan Wawancara
a. Membutuhkan waktu dan tenaga untuk memperoleh data/informasi
b. Diperlukan keahlian dan pengalaman untuk dapat menjadi pewawancara, khususnya
pewawancara di bidang Bimbingan dan Konseling.
c. Hasil wawancara dapat bersifat subyektif apabila telah terbentuk prasangka.
d. Hasil wawancara sangat tergantung dengan keterampilan pewawancara dalam menggali,
mencatat dan menganalisa setiap jawaban individu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
untuk mengumpulkan informasi lengkap yang dapat diperoleh lewat kuesioner atau
percakapan telepondan juga memanfaatkan isyarat verbal dan nonverbal. Wawancara juga
memungkinkan pewawancara untuk menafsirkan atau menjelaskan pertanyaan-
pertanyaan secara lebih mudah, sehingga meningkatkan kemungkinan mendapatkan j
Wawancara (interview) merupakan suatu kegiatan tanya jawab dengan tatap muka (face
to face) antara pewawancara (interviewer) dengan yang diwawancarai (interviewee)
tentang masalah yang diteliti, dimana pewawancara bermaksud memperoleh persepsi,
sikap dan pola pikir dari yang diwawancarai yang relevan dengan masalah yang diteliti.
Karena wawancara itu dirancang oleh pewawancara, maka hasilnya pun dipengaruhi oleh
karakteristik pribadi pewawancara. Wawancara juga merupakan alat penelitian yang
berharga, dimana memungkinkan pewawancara awaban dari responden.
Wawancara sering dihubungkan dengan pekerjaan jurnalistik untuk keperluan penulisan
berita yang disiarkan dalam media massa. Namun wawancara juga dapat dilakukan oleh
pihak lain untuk keperluan, misalnya, penelitian atau penerimaan pegawai. Wawancara
dapat disamakan dengan obrolan. Namun ada perbedaan mendasar antara obrolan biasa
dengan wawancara. Hal-hal yang membedakan tersebut adalah tujuannya, hubungan
antara narasumber dan pewawancara, tata krama, dan batasan waktunya.
B. Saran
Sebaiknya pertanyanyaan yang diajukan untuk narasumber disusun secara baik , rapi dan
menggunakan bahasa yang sopan, tidak menyinggung perasaan narasumber dan harus
sesuai prosedur dan tepat sasaran.
Pewawancara dan narasumber sebaiknya harus bersikap terbuka dalam pelaksanaan
wawancara.
Pewawancara diharapkan menyampaikan pertanyaan kepada responden, merangsang
responden untuk menjawabnya, menggali jawaban lebih jauh bila dikehendaki
mencatatnya. Bila semua tugas ini tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya maka hasil
wawancara menjadi kurang bermutu. Syarat menjadi pewawancara yang baik ialah
ketrampilan mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan rasa aman, artinya tidak ragu dan
takut untuk menyampaikan pertanyaan.
Demikian pula responden dapat mempengaruhi hasil wawancara karena mutu jawaban
yang diberikan tergantung pada apakah dia dapat menangkap isi pertanyaan dengan tepat
serta bersedia menjawabnya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.komunikasipraktis.com/keterampilan-komunikasi-pengertian-ruang-lingkup-dan-
fungsi/
http://sondix.blogspot.com/2013/08/pengertian-dan-tujuan-wawancara.html
http://www.amheru.staff.gunadarma.ac.id/
http://teorikuliah.blogspot.com/2009/09/pengertian-wawancara-tv-tujuan-dan.html
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ekma5104/EKMA_5104/menu%204/4.3.3.1_teknik
%20wawancara.html