Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

Konsep, Definisi, dan

Prinsip-prinsip Dasar

1.1 PENDAHULUAN

Termodinamika adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari penyimpanan, transformasi


(perubahan) dan transfer (perpindahan) energi. Energi disimpan sebagai internal (yang berkaitan
dengan temperatur), energi kinetik (yang disebabkan oleh gerak), energi potensial (yang
disebabkan oleh ketinggian) dan energi kimia (yang disebabkan oleh komposisi kimiawi);
ditransformasikan/di ubah dari salah satu bentuk energi tadi ke bentuk lainya; dan ditransfer
melintasi suatu batas sebagai kalor atau usaha kerja (work). Dalam termodinamika kita akan
mengembangkan persamaan-persamaan matematis yang menghubungkan transformasi dan
transfer energi dengan properti-properti bahan seperti temperatur, tekanan, atau entalpi. Oleh
karena itu zat-zat dan properti-propertinya menjadi tema sekunder yang sangat penting. Kita
akan banyak tergantung pada pengamatan-pengamatan eksperimental yang telah disusun ke
dalam pernyataan atau hukum matematis; hukum pertama dan kedua dari termodinamika adalah
yang paling sering digunakan.

Tujuan dari seorang insinyur mempelajari termodinamika seringkali adalah melakukn


analisis atau desain dari suatu sistem bersekala besar-mulai dari pendingin udara sampai
pembangkit lisrik nuklir. Sistem semacam itu dapat diperlakukan sebagai suatu kontinum dimana
aktivitas dari molekul-molekul penyusunnya diseragamkan menjadi suatu kuantitas-kuantitas
yang terukur seperti tekanan, temperatur, dan kecepatan. Penyeragaman ini hanya terbatas
kepada termodinamika teknik atau termodinamika makroskopik. Jika perilaku dari setiap
molekul sangat menentukan, harus dipergunakan analisis menurut termodinamika statististik.
1.2 SISTEM-SISTEM TERMODINAMIKA DAN VOLUME KONTROL

Sistem termodinamika adalah sejumlah tertentu dari materi yang terkandung dalam suatu
permukaan tertutup. Permukaan tersebut biasanya sangat mudah dikenali seperti misalnya
silinder yang menyimpan gas dalam Gbr. 1-1; akan tetapi, dapat juga berupa suatu pembatas
imajiner seperti bats berubah bentuk yang mengelilingi sejumlah massa tertentu yang mengalir
melalui suatu pompa. Dalam Gbr.1-1, yang dimaksud dengan sistem adalah gas bertekanan,
fluida kerjanya, sedangkan yang menjadi batas sistemnya ditunjukkan oleh garis putus-putus.

Semua materi dan ruang yang berada di luar suatu sistem secara kolektif disebut sebagai
lingkungan (surrounding) dari sistem tersebut. Termodinamika berurusan dengan interaksi antara
suatu sistem dengan lingkungannya, atau antara suatu sistem dengan sistem lainnya. Suatu sistem
berinteraksi dengan lingkungannya melalui transfer energi melewati pembatasnya. Tidak ada
materi yang melewati pembatas dari suatu sistem. Jika sistem tersebut tidak bertukar energi
dengan lingkungannya, sistem tersebut disebut sistem terisolasi.

KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR


Dalam banyak kasus, analisa disederhanakan jika fokus perhatiannya adalah suatu
volume dalam ruang ke mana, atau dari mana, suatu zat (substance), mengalir. Suatu volume
demikian disebut volume kontrol. Permukaan yang seccara penuh mengelilingi volume kontrol
tersebut sutu permukaan kontrol ( control surfacce ). Suatu contoh diperlihatkan sketsanya dalam
Gbr. 1-2
Jadi dalam suatu masalah tertentu kita harus memilih apakah yang akan dilihat adalah
sistem. atau apakah akan lebih berguna jika menggunakan volume kontrol. Jika ada aliran masa
melintasi perbatasan daerah yang dimaksud, maka volume kontrol harus dipergunakan; jika
tidak, kita mengidentifikasinya sebagai sistem. Kita akan memperlajari analis dari suatu sistem
terlebuh dahulu dan melanjutkannya dengan analis yang menggunakan volume kontrol.

1.3 DESKRIPSI MAKROSKOPIK

Dalam termodinamika teknik kita mempostulatkan bahwa materi (matter) yang


terkandung dalam sistem atau volume kontrol yang digunakan memiliki sifat kontinum, artinya,
materi tersebut terdistribusi secara kontinu diseluruh daerah yang dimaksud. postulasi yang
demikian memungkinkan kita untuk memberikan deskripsi terhadap suatu sistem atau volume
kontrol dengan menggunakan hanya beberapa properti yang dapat diukur saja.

Perhatikan definisi densitas yang diberikan oleh.

∆𝑚
𝜌 = lim
∆𝑉→𝑜 ∆V

1.1

di mana ∆𝑚 adalah massa yang terkandung dalam volume ∆𝑉, seperti terlihat dalam
Gbr. 1-3. secara fisik, ∆𝑉 tidak dapat dibiarkan susut menjadi 0 karena,jika ∆𝑉 menjadi sangat
kecil, ∆𝑚 akan berubah-ubah secara tidak kontinu, tergantung dari jumlah molekul dalam ∆𝑉.
jadi, nilai 0 dalam definisi 𝜌 diatas harus digantikan oleh suatu kuantitas 𝜖 , yang bernilai kecil
tapi cukup besar untuk mengeliminasi efek-efek molekular. dengan memperhatikan bahwa
terdapat sekitar 3 X 1016 dalam molekul dalam satu mili meter kubit udara pada kondisi standar,
tidak diperlukan 𝜖 yang terlalu besar untuk menampung miliaran molekul. untuk kebanyakan
aplikasi engineering 𝜖 dianggap cukup kecil sehingga dapat dianggap nol koma seperti dalam (
1.1 ).
walaupun demikian terdapat situasi-situasi tertentu dimana asumsi kontinum tidak
berlaku seperti misalnya, masuknya kembali ( resentry ) satelit-satelit kedalam atmpsfer bumi.
pada ketinggian 100 km lintasan bebas rata-rata ( min free path ), dari jarak rata-rata yang
ditempuh .

KONSEP,DEFINISI,DAN PRINSIP-PRINSIPDASAR

1.4PROPERTI-PROPERTI DAN KEADAAN (STATE) DARI SUATAU SISTEM

Materi yang berada dalam suatu sistem dapat hadir dalam beberapa fase;saebagai
padatan,cairan,atau gas.fase(phase)adalah suatu kuantitas darimateri yang memiliki komposisi
yang sama secar menyeluruh.Batas-batas fase memisahnya berbagai fase dalam suatu campuran
(mixture).

Properi adalah suatu kuantiatas yang di pakai untuk mendeskripsikan suatu sistem.keadaan
(state) dari suatu sistem adalah kondisinya yang dideskripsikan dengan cara memberi nilai-nilai
tertentu untuk properti-propertinya pada suatu waktu tertentu.Properti-properti yang umum
adalah tekanan,temperatur,volume,kecepatan dan posisi;tapi yang lainya juga kadang-kadang
harus diperhatikan.Bentuk menjadi penting pada saat terdapat efek-efek permukaan yang
signnifikan;warna menjadi penting pada saat kita sedang menyelidiki perpindahan kalor radiasi.
Fitur yang penting dari suatu properti adalh bahwa properti memiliki suatu nilai unuk pada saat
suatu sistem berada dalam suatu keadaan tertentu,dan nilai ini tidak bergantung pada keadaan-
keadaan sebelumnya yang telah dilaui sistem tersebut;artinya ,bukan merupakan suatu fungsi
jalur.karena suatu properti tidak tergantung pada jalurnya,setiap perubahan bargantung hanya
pada kondisi awal dan akhir dari sistem tersebut.Dengan menggunakan simbol Ø untuk
melambangkan properti, persamaan matematisnya adalah

Ø2
∫Ø 1 𝑑Ø = Ø2 –Ø1 (1.2)
Persamaan ini mengharuskan dØ sebagai suatu diferensial esak; Ø2 – Ø1 mempresantikan
perubahan properti seiring dengan berubahnya sistem dari keaadan 1 ke keadaan 2.Kita akan
menjumpai berbagai kuantitas ,seperti misalnya usaha,yang merupakan fungsi jalur dimana
diferensial ensaknya tidak eksis.

Dengan hanya menggunakan sedikit saja properti-properti independen kita dapat menentukan
properti-propertilainya dan dengan demikian keadaan dari sistem yang di maksud.jika sistem
terdiri dari satu fase, bebas dari efek-efekmagnetik,elektrik dan permukaan,keadaan sistem
tersebut dapat ditentukan jika dua propertinya telah di tentukan;sistem sederhana seperti ini yang
paling banyak diperhatikan dalam termodinamika tekni.

Properti-properti termodinamika dibagi menjadi dua jenis umum,intensif dan ektensif.properti


intensif adalah properti yang tidak bergantung pada massa dari sistem;contohnya adalah
temperatur,tekanan,densitas dan kecepatan karena properti-properti nin berlaku untuk seluruh
sistem tersebut,atau bagian-bagian dari sisstem tersebut.jika kiat menyatukan dua
sistem,properti-properti intensifnya tidak di jumlahkan.

Properti eksentif adalah properti yang bergantung pada massa dari suatu sistemnya;contohnya
adalah volume,momentum dan energi kinetik.jike dua sistem di gabungkan,properti ektensif dari
sistem yang baru adalah penjumlahan dari properti-properti ekstensi dsri kedua sistem awalnya.
Jika kita membagi suatu properti ekstensi dengan massanya,yang dihasilkan adalah properti
spesifik.jadi volume spesifik didefinisikan sebagai

𝑣
V =𝑚

(1.3)

Scara umum kita menggunakan huruf besar untuk melambangkan properti ekstensi [
pengecualian: m untuk massa ] dan huruf kecil untuk melambangkan properti intensif yang
berkaitan.

1.5 KESETIMBANGAN TERNODINAMIKA; PROSES-PROSES

Kita membicarakan tentang temperatur atau tekanan dari suatu sistem,di asumsikan bahwa
semua dari titik dari sistem tersebut memiliki temperatur atau teknan yang sama,atau pada
intinya sama.jika properti-properti di asumsikan konstan dari suatu titik ke titik lainya dan jika
tidak terdapat kecerendungan berubah dengan waktu,jadi kondisi kesetimbangan

4 KONSEP, DEFINISI. DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR


[BAB 1

termodinamika. Jika temperatur dinaikkan secara tiba-tiba di suatu bagian dari batas sistem tersebut,
diasumsikan terjadi distribusi ulang yang spontan sehingga semua bagian dari sistem tersebut memilki
temperatur yang sama.

Jika suatu sistem mengalami perubahan yang besar dalam properti-propertinya ketika dihadapkan
pada suatu gangguan

Kecil, sistem tersebut dikatakan berada pada kondisi kesetimbangan metastabil (metastable
equlibrium). contohnya adalah

campuran bensin dan udara, atau sebuah mangkok besar yang diletakan pada sebuah meja kecil.

Jika suatu sistem berubah dari suatu kondisi kesetimbangan ke kondisi kesetimbangan lainnya,
jalur (path) urutan

terjadinya perubahan keadaan yang dilalui oleh sistem tersebut disebut sebagai suatu proses. Jika,
pada saat beralih

dari satu keadaan ke keadaan lainnya, deviasi kesetimbangannya sangat kecil, prosesnya disebut
kuasi-kesetimbangan

(quasiequilibrium) dan setiap keadaan dalam proses tersebut dapat dianggap sebagai keadaan
kesetimbangan. Banyak

proses, seperti misalnya kompresi dan ekspansi gas dalam suatu motor pembakaran internal, dapat
diaproksimasikan
dengan proses kuasi-kesetimbangan tanpa mengurangi tingkat akurasinya secara signifikan. Jika
suatu sistem melalui proses kuasi-kesetimbangan (seperti misalnya kompresi termodinamik yang
lambat pada udara di dalam suatu silinder), proses tersebut dapat digambarkan pada koordinat-
koordinat yang tepat dengan mengunakan garis biasa, seperti ditunjukan dalam Gbr. 1-4a. Jika sistem
tersebut beralih dari satu keadaan kesetimbangan ke keadaan kesetimbangan lainnya melalui serentetan
keadaan non-kesetimbangan (nonequilibrium), yang terjadi adalah proses non-kesetimbangan. Dalam
Gbr. 1-4b kurva putus-putus menunjukkan proses yang dimaksud: antara (V1 ,P1) dan (V2 ,P2)
properti-properti yang dilewati tidak seragam di seluruh sistem sehingga keadaan dari sistem tersebut
tidak terdefinisi dengan baik.

P2

P1

P2 P1

V V

V1 V2 V1 V2

(a) (b)

Gbr. 1-4 Sebuah proses

C0NTOH 1.1 Untuk menentukan apakah suatu proses dapat diperlakukan sebagai kuasi-
kesetimbangan atau non-kesetimbangan. Harus dipehatikan bagaimana proses tersebut dilakukan.
Marilah kita tambahkan beban W pada piston dalam Gbr. 1-5. Jelaskan bagaimana W dapat
ditambahkan secara non-kesetimbangan dan secara kesetimbangan.

Penyelesaian: Jika beban tersebut ditambahkan secara tiba-tiba sebagai suatu beban yang besar.
seperti dalam bagian (a), yang terjadi adalah proses non-kesetimbangan dalam gas, yang merupakan
sistem yang dimaksud. Jika kita membagi beban tersebut menjadi sejumlah besar beban yang lebih
kecil dan menambahkannya satu pe satu, seperti dalam bagian(b), yang terjadi adalah proses kuasi-
kesetimbangan.

W W

Gas Gas

(a) (b)

Gbr. 1-5

Perhatikan bahwa lingkungan tidak memainkan peran apapun dalam pengertian kesetimbangan,
Lingkungan dapat memberikan usaha sistem tersebut melalui gesekan; untuk kuasi-kesetimbangan
yang diharuskan hanyalah bahwa properti-properti dari sistem yang dimaksud bersifat seragam pada
setiap waktu selama suatu proses berlangsung.

KONSEP, DEFINISI, DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR

Ketika suatu sistem dalam suatu keadaan awal mengalami serentetan proses kuasi-
kesetimbangan dan kembali ke keadaan awalnya, sistem tersebut mengalami sautu siklus. Di
akhir siklus, properti-properti dari sistem tersebut memiliki nilai-nilai yang sama seperti
awalnya; lihat Gbr 1-6

Awalnya iso- ditambahkan di depan nama dari setiap properti yang tidak mengalami
perubahan selama proses berlangsung. Proses isoternal adalah proses di mana temperatur dijaga
konstan; dalam proses isobarik yang dijaga konstan adalah tekanan; proses isometrik merupakan
proses dengan volume-konstan. Perhatikan kaki-kaki isobar dan isometrik dalam Gbr. 1-6

1.6 SATUAN

Walaupun mahasiswa pasti sudah terbiasa dengan satuan-satuan dalam SI (Systeme


International), banyak data yang dikumpulkan di Amerika Serikat disimpan dalam satuan-satuan
Inggris. Oleh karena itu, beberapa contoh dan soal akan diberikan dalam satuan-satuan Inggris.
Tabel 1-1 memberikan daftar satuan-satuan dari kuantitas-kuantitas utama termodinamika.
Perhatikan pengguanaan ganda dari W untuk beban (weight) dan usaha (work).; konteks
permasalahan dari satuan-satuan yang digunakan akan menjernihkan kuantitas mana yang
dimaksud.

Dalam menggunakan satuan-satuan SI dalam suatu kuantitas, huruf-huruf tertentu dapat


digunakan sebagai awalan –awalan yang melambangkan perkalian dengan pangkat 10; lihat tabel
1-2.
Konsep , definisi , dan prinsip prinsip dasar

Faktor pengali Awalan Simbol


1012 Tera T
109 Giga G
106 Mega M
103 Kilo K
10-2 Centi* C
10-3 Mili M
10-6 Micro P
10-9 Nano N
10-12 Pico P

*Tidak disarankan kecuali dalam cm , cm2 ataw cm3 .


Satuan satuan dari berbagai kuantitas saling berhubungan melalui hukum hukum fisika
yang mengatur kuantitas kuantitas tersebut . Dengan demikian , dalam kedua system satuan
tersebut , semua tujuan dapat di expresikan sebagai kombinasi kombinasi aljabar dari suatu set
satuan satuan dari dasar tertentu . terdaat tjuah satuan dasar dalam system SI . m , g , K , Mol , A
( amper ), cd (candela ) . dua ang terakhir mau dijumpai dalam termodinamka teknik .
Contoh 1.2 Hukum kedua newton , f = ma , menghubungkan gaya netto yang beraksi pada
suatu benda dengan masa an percepatannya , jika suatu gaya besar satu newton memberikan
perpcepatan pada suatu masa seberat satu kilogram dengan nilai sebesar satu m/s2 ; atau suatu
gaya sebesar satu lbf memberikan percepatan pada satu masa seberat 32,2 1bm ( 1 slug ) dengan
nilai sebesar satu ft/sec2 bagaimanaah satuan satuannya saling berhubungan ?

Penyelesaian : satuan satuannya saling berhubungan sebagai


1 N = 1kg m/s2 atau 1 lbf = 32,2 lbf . ft/sec2
Contoh 1.3 Berat adalah gaya gravitasi , menurut hukum kedua Newton , W = mg
bagaimanakah berat berubah dengan ketinnggian
Penyelesaian : karena masa tetap konstan , variasi W terhadap ketinggian disebabkan oleh
perubahan perubahan dalam percepatan gravitasi g ( dari sekitar 9,77 m/s2 (32,2 ft/sec2), kecuali
dinyatakan yag lainnya .
Contoh 1.4 Exspresikanlah satuan energi 1 juole dalam satuan satuan dasar SI ; masa panjang
dan waktu
Penyelesaiian ; Ingat kembali bahwa energi atau usaha adalah gaya dikali jarak . jadi menurut
contoh 1.2 satuan energi J (joule) adalah
1 J = ( 1 N ) ( 1 m ) = ( 1kg m/s2 ) (1 m) = 1kg m2/s2
Dalam system inggris lbf dan lbm 2 dua duanya merupakan satuan satuan dasar . sepertin
ditunjukan dlam tabel 1-1 , satuan energi utama adalah lbf . Menurut contoh 1.2
1ft – lbf = 32,2 lbm – ft2/sec2 = 1 slug-ft2/sec2
Yang setara dengan hubungan SI yang diperoleh diatas .
1.7 Densitas , volume sfesifik ,Berat sfesifik .
Menurut (1.1) densitas adalah masa per stuan volume ; menurut (1.3) , volume sfesifik adalah
volume per satuan masa . Dengan demikian
V=1/p
Berkaitan dengan densitas ( massa ) adalah densitas berat atau berat sfesifik .

BAB 1 KONSEP, DEFINISI, DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR

𝑤
W =𝑣

Dengan satuan N/𝑚3 (Ibf/𝑓𝑡 3 ). [Perhatikan bahwa w adalah spesifik terhadap volume, bukan
terhadap massa. ] Berat spesifik berhubungan dengan desitas melalui w = mg sebagai berikut:

W = pg

Untuk air, nilai-nilai nominal dari 𝜌 dan 𝜔 berturut-turut adalah 1000kg/𝑚3 (62,4 Ibm/𝑓𝑡 3 ) dan
9810 N/𝑚3 (62,4 Ibf/𝑓𝑡 3 ). Untuk udara di permukaan laut nilai-nilai adalah 1,21 kg/𝑚3
(0,0755 Ibm/𝑓𝑡 3 ) dan 11,86 N/𝑚3 (0,0755 Ibf/𝑓𝑡 3 ).

CONTOH 1.5 Massa udara dalam suatu ruangan 3 × 5 × 20 m diketahui sebesar 350 kg.
Tentukanlah densitas, volume spesifik dan berat spesifiknya.
𝑚 350 1 1
Penyelesaian: 𝜌= = (3)(5)(20) = 1.167 kg/𝑚3 v= 𝑝 = 1,167 = 0,875 𝑚3 /kg
𝑣

𝜔 = pg= (1,167)(9,81)= 11,45 N/𝑚3

1.8 TEKANAN

Definisi

Untuk gas dan zat cair efek dari suatu gaya normal yang beraksi pada suatu luas disebut
dengan tekanan (pressure). Jika suatu gaya ∆𝐹 beraksi dengan sudut kemiringan tertentu
terhadap suatu luas ∆𝐴 (Gbr. 1-7), hanya komponen normal ∆𝐹𝑛 yang masuk ke dalam definisi
tekanan

∆𝐹𝑛

Permukaan

∆𝐴

Gambar. 1-7 Komponen normal dari suatu gaya.

∆𝐹𝑛
𝜌 = lim
∆𝐴→0 ∆𝐴

Satuan SI untuk tekanan adalah pascal (Pa), di mana

1 Pa = 1 N/𝑚2 = 1 kg/m∙ 𝑠 2

Satuan Inggrisnya adalah Ibf/𝑓𝑡 2 (pst), walaupun yang sering digunakan adalah Ibf/𝑖𝑛2 (psi).
Dengan menganalisis gaya-gaya tekanan yang beraksi pada suatu elemen fluida segitiga
yang memiliki tinggi konstan, kita dapat menunjukkan bahwa tekanan pada suatu titik dalam
suatu fluida yang berada dalam kesetimbangan (tidak bergerak) memiliki nilai sama ke semua
arah; berarti tekanan merupakan kuantitas skalar. Untuk gas dan zat cair yang memiliki
pergerakan relatif tekanan dapat berubah menurut arah pada suatu titik; akan tetapi,
perubahannya sangat kecil sehingga dapat diabaikan untuk kebanyakan gas dan zat cair yang
memiliki viskositas rendah (mis. air). Dalam pembahasan di atas kita belum megasumsikan
bahwa tekanan tidak berubah dari satu titik ke titik lainnya, hanya bahwa pada suatu tekanan
tidak berubah terhadap arah

Perubaha Tekanan terhadap Ketinggian


Dalam atmosfer tekanan berubah terhadap ketinggian. Perubahan ini dapat di ekspresikan
secara matematis dengan menganalisis kesetimbangan elemen udara dalam Gbr. 1-8. Jika semua
gaya yang beraksi pada elemen tersebut ke arah vertikal (arah atas adalah positif) dijumlahkan
akan dihasilkan

Jika 𝜌 merupakan fungsi yang diketahui dari z, persamaan diatas dapat diintegrasikan untuk
memberikan P(z):

𝑧
𝑝(𝑧) − 𝑝𝑜 = − ∫ 𝑝𝑔𝑑𝑧
𝑜

Untuk zat cair, 𝜌 bernilai konstan. Jika kita menuliskan (1.8) dengan menggunakan dh = - dz,
kita memperoleh

dp = w dh
Dimana h bernilai positif Keara bawah. Dengan mengintegrasikan persamaan ini, dimulai pada
permukaan dimana P = 0, akan dihasilkan

P = wh

Persamaan ini dapat digunakan untuk mengkonversikan tekanan yang diukur dalam meter atau
millimeter airaksa kedalam pascal (Pa)

Kebanyakan hubungan termodinamika harus menggunakan tekanan absolut. Tekanan absolut


terdiri dari tekanan terukur, atau tekanan alat ukur (gage pressure), ditambah dengan tekanan
atmosfer local:

𝑃𝑎𝑏𝑠 = 𝑝𝑢𝑘𝑢𝑟 + 𝑝𝑎𝑡𝑚

Tekanan alat ukur negative seringkali disebut sebagai vacuum, dan alat-alat ukur yang dapat
mengukur tekanan negative disebut alat ukur vacum. Tekanan alat ukur sebesar -50 kPa disebut
sebagai suatu vakum sebesar 50 kPa, dimana tanda negatifnya telah dihilangkan.

Gambar 1-9 menunjukkan hubungan-hubungan antara tekanan absolut dan alat ukur.

Istilah “alat ukur” (gage) umumnya digunakan dalam pernyataan-pernyataan untuk tekanan alat
ukur, misalnya p = 200 kPa alat ukur. Jika “alat ukur” tidak disebutkan, umumnya tekanan yang
dimaksud adalah tekanan absolut. Tekanan atmosfer merupakan tekanan absolut, dan akan
dianggab memiliki nilai 100 kPa (pada permukaan laut), kecuali jika disebutkan lainnya. Perlu

disebutkan bahwa tekanan atmosfer sangat bergantung pada ketinggian: di Denver, Colorado,
sebesar kir-kira 84 kPa dan disuatu kota dengan suatu kota dengan ketinggian 3000 m hanya
sebesar 70 kPa.

KONSEP, DEFINISI, DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR


Propertinya ketika kedua sistem tersebut saling bersentuhan. Dengan kata lain, jika dua sistem
berada dalam kesetimbangan termal temperatur keduanya dipostulasikan bernilai sama.
Ada sesuatu pengamatan jelas yang disebut hukum ke-nol termodinamika : jika dua
sistem memiliki temperatur yang sama dengan suatu sistem ketiga, keduanya memiliki
temperatur yang sama.
Skala Temperatur Relatif
Untuk membuat skala temperatur, kita memilih sejumlah subdivisi, yang disebut derajat,
di antara dua titik yang tetap dan mudah diulangi, titik es dan titik uap. Titik es (ice point) terjadi
ketika es dan air berada dalam ketimbangan pada tekanan 101 kPa; titik uap (steam point) terjadi
ketika air cair dan uapnya berada dalam kesetimbangan pada tekanan 101 kPa. Pada skala
Fahrenheit terdapat 180 derajat di antara kedua titk tersebut; pada skala Celcius (yang resminya
disebut Centigrade), terdapat 100 derajat. Pada skala Fahrenheit titik es diberikan nilai 32 dan
pada skala celcius diberikan nilai 0. Nilai-nilai ini memungkinkan kita untuk menuliskan
9
𝑡𝐹 = 𝑡 + 32
5 𝐶
9
𝑡𝐶 = (𝑡𝐹 + 32)
5
Skala temperatur Absolut
Hukum kedua termodinamika memungkinkan kita untuk mendefinisikan suatu skala
temperatur sautu skala temperatur absolut; akan tetapi, kareana saat ini kita belum memiliki
hukum kedua tersebut sedangkan kita perlu segera menggunakan temperatur absolut, maka akan
diberikan skala temperatur absolut empiris.
Hubungan antara temperatur absolut dan relatif adalah
𝑇𝐹 = 𝑡𝐹 + 459,67
𝑇𝐶 = 𝑡𝐶 + 273,15
Di mana subskrip “F” mengacu kepada skala Fehrenheit dan subskrip “C” kepada skala Celcius.
(Nilai 460 dan 273 digunakan jika tingka akurasi yang tepat tidak diperlukan). Temperatur
absolut pada skala Fahrenheit diberikan dalam derajat Rankie (°𝑅). Dan pada skala Celcius
diberikan dalam kelvin (K). Catatan : 300 K dibaca “300 kelvin”, bukan “300 derajat kelvin”.
Kita tidak menggunakan simbol derajat untuk temperatur yang diukur dalam kelvin.
CONTOH 1-9 Temperatur sautu benda adalah 50℉ . Tentukanlah temperatur tersebut dalam
℃, 𝐾 𝑑𝑎𝑛 °𝑅.
Penyelesaian : Dengan menggunakan persamaan-persamaan konversi,
5
𝑡𝐶 = (50 − 32) = 10℃ 𝑇𝐶 = 10 + 273 = 283 𝐾 𝑇𝑅 = 50 + 460 = 510 °𝑅
9

Perhatikan bahwa T mengacu kepada temperatur absolut dan t kepada temperatur relatif
1.10 ENERGI
Suatu sistem dapat memiliki beberapa bentuk energi. Dengan mengasumsikan properti-
properti yang seragam di seluruh sistem, energi kinetik adalah
1
𝐾𝐸 = 𝑚𝑉 2
2
Di mana V adalah kecepatan dari setiap gumpalan zat, yang diasumsikan konstan di seluruh
sistem yang dimaksud. Jika kecepatan tidak konstan untuk setiap gumpalan, maka energi kinetik
ditentukan dengan mengintegrasikan keseluruhan sistem. Energi yang dimiliki oleh suatu sistem
yang disebabkan oleh ketinggiannya h di atas sautu datum yang ditentukan secara acak disebut
sebagai energi potensialnya; energi ini ditentukan dari persamaan
PE = mgh
Bentuk-bentuk energi lainnya termasuk energi yang disimpan dalam baterai, energi yang
disimpan dalam kondensor elektrik, energi potensial elektrosatik dan energi permukaan. Selain
itu, ada juga energi yang berkaintan dengan translasi, rotasi dan getaran dari moleku, elektron,
proton, dan neutron, dan energi kimiawi yang diakibatkan oleh persenyawaan

KONSEP, DEFINISI, DAN PRINSIP – PRINSIP DASAR

Di antara atom – atom dan di antara partikel – partikel subatom. Bentuk – bentuk energy dalam
molekul dan atom semacam ini akan disebut sebagai energi internal dan diberikan simbol huruf
U. Dalam pembakaran, energi dilepaskan ketika persenyawaan – persenyawaan kimiawi diantara
partikel – partikel subatom. Dalam termodinamika perhatian kita dipusatkan pada energy internal
yang berkaitan dengan pergerakan molekul – molekul yang dipengaruhi oleh berbagai properti –
properti makroskopik seperti misalnya tekanan, temperatur dan volume spesifik. Proses
pembakaran akan dipelajari lebih mendalam dalam Bab 13.

Energi internal, seperti tekanan dan temperatur, merupakan suatu properti yang memiliki
signifikasi yang sangat mendasar. Suatu zat selalu memiliki energi internal, jika terdapat
aktivitas molecular, maka terdapat energy internal. Walaupun demikian, kita tidak perlu
mengetahui nilai absolut dari energy internal tersebut, karena kita hanya tetarik pada bagaimana
energy tersebut bertambah atau berkurang.
Sekarang kita sampai pada suatu hukum yang penting, yang seringkali digunakan dalam
menganalisis sistem – sistem tertutup. Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa suatu system
tertutup memiliki energy yang konstan. Dalam suatu system tertutup energy tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan, hanya dapat ditransformasikan dari sutu bentuk ke bentuk lainnya.

Marilah kita perhatikan system yang terdiri dari dua mobil yang bertumbukan dan
kemudian berhenti. Karena energy dari system tersebut tetap sama setelah terjadi tumbukan,
energy listrik awalnya pasti ditransformasikan menjadi suatu bentuk energy lainnya dalam kasus
ini energy internal, yang terutama tersimpan di dalam logam yang sudah terdeformasi.

CONTOH 1.10 Sebuah mobil seberat 2200 kg yang melaju pada kecepatan 90 km/jam (25 m/s)
menabrak sebuah mobil lain seberat 1000 kg yang diam. Setelah menabrak, mobil yang besar
melambat menjadi 50 km/jam (13,89 m/s), dan mobil yang lebih kecil memiliki kecepatan
sebesar 888 km/jam (24,44 m/s). Seberapa besarkah kenaikan yang terjadi pada energy internal,
jika kedua kendaraan tersebut dianggap sebagai suatu system?

PENYELESAIAN: Energi kinetic sebelum tabrakan adalah

1.3 Tuliskan kuantitas-kuantitas berikut dalam satuan-satuan SI dasar (kg, m, dan s): (a) daya, (b)
energi, kinetik dan (c) berat spesifik.

(a) Daya = (gaya) (kecepatan) = (N) (m/s) = kg . m2/s3

𝑚
(b) Energi kinetik = massa x kecepatan2 = kg .( 𝑠 )2 = kg . m2/s2

𝑚
(c) Berat spesifik = berat/volume = N/m3 = kg . s2/m3 = kg/(s2.m2)

1.4 Tentukan gaya yang diperlukan untuk memberikan suatu massa sebesar 20 lbm
percepatan

sebesar 60 ft/sec2 lurus ke atas.

Untuk mempermudah, kita menggunakan suatu diagram benda bebas (free-body diagram) (gbr.
1-11). Kita akan mengamsusikan gravitasi standar. Hukum Newton kedua, ∑ 𝐹 = ma,
memungkinkan kita untuk menuliskan.
1.5 satu meter kubik air pada temperatur ruangan memiliki berat sebesar 9800 N pada suatu
lokasi dimana g = 9,77 m/s2 ?

Massa air adalah

𝑤 9800
m= = = 1000 kg
𝑔 9,80

Beratnya di mana g = 9,77 m/s2 adalah W = mg = (1000) (9,77) = 9770 N.

Berat spesifik:

𝑊 9770
w= = = 9770 N/m3
𝑉 1

1.6 Asumsikan percepatan gravitasi pada suatu planet diberikan sebagai fungsi dari
ketinggiannya menurut pernyataan g = 4 – 1.6 x 10-6 h m/s2, dimana h memiliki nilai dalam
meter diatas permukaan planet tersebut. Suatu wahana angkasa memiliki berat 100 kN dibumi
pasda permukaan laut. Tentukanlah (a) massa dari wahana tersebut, (b) beratnya dipermukaan
planet tersebut dan (c) beratnya elevasi 200 km diatas permukaan planet tersebut.

(a) massa dari wahana angkasa tersebut bergantung pada ketinggiannya. Dipermukaan bumi kita
mendapatkan bahwa massanya adalah

𝑊 100 000
m= = = 10 190 kg
𝑔 9,81

(b) Nilai gravitasi dipermukaan planet tersebut, dengan h = 0 adalah g = 4 m/s2. Maka adalah

W = mg = (10 190) (4) = 40 760 N

(c) Pada h = 200.000 m, gravitasi adalah g = 4 – (1,6 x 10-6) (2x105) = 3,68 m/s2. Berat dari
wahana angkasa pada ketiggian 200 km adalah

W = (10 190) (3,68) = 37 500 N

1.7 ketika suatu benda diberikan percepatan didalam air, sebagian dari air tersebut juga
mengalami percepatan. Hal ini mengakibatkan benda tersebut seakan-akan memiliki massa yang
lebih besar dari sebenarnya. Untuk suatu bola yang diam tambahan massa ini sebanding dengan
massa daei setengah jumlah air yang dipindahkan. Hitunglah gaya yang dibutuhkan untuk
memberikan membuat bola berdiameter 300 mm dan berbobot 10 kg yang diam didalam air
memperoleh percepatan sebesar 10 m/s2 ke arah horizontal. Gunakan pH20 = 100 kg/m3.

Massa tambahan yang diakibatkan adalah sebesar setengah dari massa air yang
dipindahkan.

1 4 1 4 0,3 3
mtambahan = 2 (3 𝜋r3 pH20 ) = (2) (3) (𝜋)( ) (1000) = 7,069 kg
2

Massa nyata dari benda tersebut adalah mnyata = m+mtambahan = 10 + 7,069 = 17,069 kg. Gaya
yang dibutuhkan untuk memberi percepatan pada benda yang diam ditentukan sebesar. F=
ma = (17,069) (10) = 170,7 N

13 Gaya ini adalah 70% lebih besar dari gaya (100 N) yang dibutuhkan untuk
memberikan percepatan pada suatu benda yang diam di udara.

1.8 Gaya tarik menarik antara dua massa m1 dan m2 yang memiliki ukuran yang relatif kecil
jika dibandingkan dengan jarak R yang memisahkan mereka diberikan melalui hukum
Newton ketiga, F = km1m2/R2, di mana k = 6,67 x 10-11 N m2/kg2 . Berapakah besargaya
gravitasi yang diakibatkan oleh matahari (1,97 x 1030 kg) dan bumi (5,95 x 1024 kg) pada
bulan (7,37 x 1022 kg) pada saat bumi, bulan dan matahari membentuk sudut 90°? Jarak
bumi-bulan dan matahari-bulan masing-masing adalah 380 x 103 dan 150 x 106 km.

Untuk mempermudah, kita akan menggunakan diagram benda bebas (Gbr. 1-12). Gaya
total adalah penjumlahan vektor dari kedua gaya yang ada. Gaya tersebut adalah

2
(6,67 × 10−11 )(7,37 × 1022 )(5,99 × 1024 )
𝐹= √𝐹𝑒2 + 𝐹𝑠2 = {[ ]
(380 × 106 )2

2 1⁄2
(6,67 × 10−11 )(7,37 × 1022 )(1,97 × 1030 )
+[ ] }
(150 × 109 )2

= (4,10 × 1040 + 18,5 × 1040 )1⁄2 = 4,75 ×


1020 N

Bula
n
Gbr. 1-12

1.9 Hitunglah densitas, berat spesifik, massa dan berat dari suatu benda yang mrmiliki volume
200 ft3 jika volume spesifiknya adalah 10 ft3/lbm.
Kita akan menghitung kuantitas-kuantitas tersebut tidak dalam urutan yang diminta.
Massanya adalah

V 200
m = = = 20 lbm
v 10

Densitasnya adalah

1 1
ρ= = = 0,1 lbm/ft 3
v 10

Beratnya adalah, dengan mengasumsikan g = 32,2 ft/sec2, W = mg= (20)(32,2/32,2) = 20


lbf. Akhirnya, berat spesifiknya dihitung sebesar

W 20
w= = = 0,1 lbf/ft 3
V 200

Perhatikan bahwa dengan menggunakan satuan Inggris, (1.6) menjadi

0,1 lbm/ft 3
𝑤 = 𝜌g = ( ) (32,2 ft/sec 2 ) = 0,1 lbf/ft 3
32,2 lbm-ft/sec 2 -lbf

1.10 Tekanan pada suatu titik adalah 50 mmHg absolut. Tuliskan tekanan ini dalam kPa, kPa
alat ukur dan m H2O absolut jika
Patm = 80 kPa. Manfaatkanlah fakta bahwa air raksa memiliki berat 13,6 kali dari air.
Dengan menggunakan (1.11), tekanan dalam kPa diperoleh sebesar

P = wh = (9810)(13,6)(0,05) = 6671 Pa atau 6,671 kPa

Tekanan alat ukurnya adalah


𝑃gage = 𝑃abs − 𝑃atm = 6,671 − 80 = −73,3 kPa alat ukur

Tekanan alat ukur negatif mengindikasikan bahwa ini adalah suatu vakum. Dalam satuan
meter air kita memperoleh

𝑃 6671
ℎ= = = 0,68 m of H2 O
𝑤 9810

1.11 Suatu tabung manometer yang berisi air raksa (Gbr. 1-13) digunakan untuk mengukur
tekanan PA dalam suatu pipa udara.Tentukanlah tekanan alat ukur PA - wHg = 13,6 wH2 O .
14
KONSEP DEFINISI DAN PRINSIP PRINSIP DASAR

Gbr.1-13
Carilah suatu titik a di kaki kaki pada pertemuan udara-air raksa dan suatu titik b pada
ketinggian yang sama di kaki kanan. Maka kita memperoleh
𝑃𝑎 = 𝑃𝑏 𝑃𝐴 =(3)[(9810)(13,6)]=400 200 Pa atau 400,2 kpa
Ini adalah tekanan alat ukur , karena kita mengambil nilai tekanan nol di posisi puncak dari kaki
kanan.

1.12 suatu ruang besar di bagi menjadi bilik 1 dan 2 seperti dalam Gbr. 1.14 yang dijaga pada tekanan
yang berbeda alat pengukur tekanan A menunjukkan 300 kPa dan alat pengukur B menunjukkan
120 kPa. Jika barometer lokal menunjukkan 720 mmHg. Tentukan tekanan absolutyang ada di
dalam bilik-bilik tersebut.dan tekanan yang ditujukan oleh alat C.

Tekanan atmosfir diperoleh dari barometer sebesar


𝑝𝑎𝑡𝑚 =(9810)(13,6)(0,720)=96 060 𝑝𝑎 atau 96,06kpk
Tekanan absolut dalam bilik 1 adalah 𝑝1 = 𝑝𝐴 + 𝑃𝑎𝑡𝑚 =300 +96,06 = 396,1 kpa jika alat
C menunjukal angka nol, alat B akan menunjukan alat yang sama seperti alat A. Jika alatC
menunjukan nilai yang sama dengan alat A, alat B akn menunjukan nilai nol, melalui logika kita
mengusulkan bahwa
𝑃𝐵 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐶 = atu𝑃𝐶 𝑝𝐶 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵

Tekanan absolut dalam bilik 2 adalah 𝑃2 = 𝑃𝑐 + 𝑃𝑎𝑡𝑚 =180+96,06=276,1 kpa.

1.13 suatu tabung dapat disisipkan ke ujung alas dari suatu pipa yang berisi air, dengan tekanan yang
relatif rendah, sehingga cairan memenuhi tabung tersebut hingga ketinggian h, Tentukan tekanan
dalam pipa air hingga air mencair ketinggian h = 6 ft diatas titik tengah pipa tersebut.
Tekanan ditentukan melalui (1.11) sebesar
P=wh =(62,4)(6) = 374 lbf/𝑓𝑡 2 atau2,60 psi alat ukur

1.14 suatu benda 10 kg jatuh dari kondisi diam, dengan interaksi yang tidak signifikan dengan
lingkungannya ( tidak ada gesekan ) Tentukan kecepatannya setelah jatuh sejauh 5 m.
Kekekalan energi menuntutmagar energi awal dari sistem sama dengan energi akhirnya
berarti
1 1
𝐸1 = 𝐸2 𝑚 𝑉12 + 𝑚𝑔ℎ1 = 𝑚𝑉22 + 𝑚𝑔ℎ2
2 2
Kecepatan awal 𝑣1 adalah nol, dan perbedaan ketinggian ℎ1 − ℎ2 = 5m jadi kita memperoleh
1
Mg(ℎ1 − ℎ2 )= 2 𝑚 𝑣22 atau 𝑣2 = √2𝑔(ℎ1 −ℎ1 ) = √(2)(9,81)(5)=9,90m/s

1.15 suatu benda 0,8 ihm yang melaju 200 ft/sec memasuki suatu cairan kental dan pada intinya
dihentikan sebelum menabrak dindingnya. Seberapa besarkan energi internalnya, jika benda dan
cairan tersebut diambil sebagai suatu sistem? Abaikanlah perubahan energi potensial.
Kekekalan energi mengharuskan bahwa jumlah energi kinetikdan energi internal tetap
konstan karena tidak mengabaikan perubahan energi potensial, Ini memungkinkan kita untuk
menuliskan.
1 1
𝐸1 =𝐸2 2 𝑚𝑉12 + 𝑈1 = 2 𝑚𝑉22 + 𝑈2

Anda mungkin juga menyukai