Tentang
Mengingat : Pasal 6, Pasal 9 ,Pasal 19, Pasal 24, Pasal 25 Undang-Undang Dasar
Kelembagaan Mahasiswa Universitas Riau.
Memperhatikan : Pendapat, saran dan kritik anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa
Universitas Riau.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PEDOMAN UMUM
MEMUTUSKAN PERSIDANGAN KELEMBAGAAN MAHASISWA
UNIVERSITAS RIAU.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1) Sidang adalah forum dalam pengambilan keputusan.
2) Persidangan adalah sidang-sidang yang berlaku di Kelembagaan Mahasiswa
Universitas Riau.
3) Presidium sidang adalah orang-orang yang memimpin jalannya persidangan.
4) Peserta Sidang adalah pihak-pihak yang mengikuti jalannya persidangan yang terdiri
dari peserta penuh, peserta peninjau, dan peserta undangan.
5) Peserta penuh adalah peserta yang memiliki hak suara dan hak bicara
6) Peserta peninjau adalah peserta yang memiliki hak bicara
7) Peserta undangan adalah peserta yang memiliki hak bicara setelah mendapat izin dari
pimpinan sidang dan persetujuan dari peserta penuh.
8) Pengunjung adalah orang yang hadir dipersidangan untuk menyaksikan jalannya
persidangan, didalam maupun diluar ruang sidang.
9) Pihak keamanan adalah panitia yang bertugas menjaga keamanan sidang.
10) Surat Ketetapan Persidangan adalah surat keputusan yang berisi hasil-hasil pembahasan
yang berlaku keluar dan ke dalam persidangan yang telah disahkan yang bersifat
mengikat dan memaksa.
11) Skorsing adalah memberhentikan sidang untuk sementara waktu dengan tujuan tertentu
seperti istirahat, lobby, dan lain-lain sehingga peserta sidang tidak meninggalkan ruang
persidangan.
12) Pending adalah memberhentikan sidang untuk sementara waktu dengan tujuan tertentu
seperti istirahat, lobby, penundaan siding sehingga peserta sidang dapat meninggalkan
ruang persidangan.
13) Peninjauan kembali adalah mekanisme yang digunakan untuk mengulang kembali
pembahasan/ putusan yang telah ditetapkan.
14) Lobby adalah mekanisme komunikasi antar pihak yang berbeda pendapat untuk saling
berargumen dan mengambil pendapat.
15) Voting adalah pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dari peserta penuh.
16) Walk out ialah keadaan tidak menyetujui dengan kesepakatan sidang karena
persidangan sudah tidak relevan dengan prinsip mereka dan memilih untuk keluar dari
acara persidangan.
BAB II
TUJUAN TEKNIK PERSIDANGAN
Pasal 2
1) Teknik Persidangan bertujuan sebagai pedoman untuk memudahkan mahasiswa dalam
melaksanakan kegiatan persidangan.
2) Sebagai sarana pemersatu terhadap sesama organisasi kemahasiswaan di lingkungan
Universitas Riau.
3) Persidangan hakikatnya berjalan aman, aspiratif, dan demokratis.
BAB III
PERANGKAT SIDANG
Pasal 3
Perangkat Sidang terdiri dari :
1) Peserta sidang :
a. Peserta penuh
b. Peserta Peninjau
c. Peserta Undangan
2) Presidium sidang
3) Materi persidangan
4) Perlengkapan sidang :
a. Kursi
b. Meja
c. Palu Sidang
d. Jam dinding
e. Bendera merah putih
f. Musyawarah Mahasiswa Universitas Riau (Musyma UR) ditambahkan bendera
Universitas Riau.
g. Musyawarah atau Sidang setingkat fakultas ditambahkan bendera fakultas.
h. Musyawarah atau sidang setingkat kelembagaan mahasiswa ditambahkan bendera
kelembagaan.
5) Surat Ketetapan Persidangan (SK)
6) Tata tertib persidangan
7) Draft Agenda
8) Pihak Keamanan
Pasal 4
PRESIDIUM SIDANG
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
PALU SIDANG
Pasal 8
MATERI PERSIDANGAN
BAB IV
TATA TERTIB PERSIDANGAN
Pasal 9
(1) Peserta sidang dan pengunjung sidang yang menghadiri sidang wajib mengenakan pakaian
rapi dan sopan.
(2) Peserta sidang dan pengunjung sidang wajib bersikap tertib, tenang, dan sopan.
(3) Peserta Sidang wajib:
a. Menempati tempat duduk yang telah disediakan serta duduk tertib dan sopan selama
persidangan;
b. Menunjukkan sikap hormat kepada Presidium Sidang; dan
c. Meminta izin Presidium sidang sebelum menyampaikan pendapat dan/atau
tanggapan.
(4) Peserta dan pengunjung sidang dilarang:
a. Membawa, menggunakan, memakai senjata dan/atau benda-benda lain yang dapat
membahayakan atau mengganggu peserta dan jalannya persidangan;
b. Membuat gaduh, berlalu-lalang, bersorak-sorai di dalam ruang sidang selama
persidangan berlangsung;
c. Mengaktifkan alat komunikasi yang dapat menyebabkan mengganggu jalannya
persidangan;
d. Membawa peralatan demonstrasi masuk keruang sidang;
e. Merusak dan/atau mengganggu fungsi sarana, prasarana, dan/atau perlengkapan
persidangan lainnya;
f. menghina Presidium sidang, peserta sidang, dan pengunjung;
g. melakukan perbuatan atau tingkahlaku yang dapat mengganggu persidangan;
h. merendahkan kehormatan, martabat, dan wibawa Presidium; dan
i. memberikan ungkapan atau pernyataan di dalam persidangan yang isinya berupa
ancaman.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata Tertib Persidangan sebagaimana dimaksud pasal 9
diatur dalam peraturan mahasiswa.
BAB V
MEKANISME PERSIDANGAN
Pasal 10
1) Sidang dianggap quorum jika dihadiri ½ dari jumlah peserta penuh ditambah 1;
2) Jika tidak memenuhi quorum maka ditunda 1x15 menit, setelah itu sidang dianggap
sah dan dapat dilanjutkan;
Pasal 11
1) Pengambilan ketetapan sidang dilaksanakan melalui musyawarah untuk mufakat.
2) Apabila ayat (1) tidak tercapai maka selanjutnya dilakukan lobby dan sidang di skors
selama waktu yang ditentukan kemudian.
3) Apabila musyawarah mufakat tidak tercapai setelah melalui mekanisme lobby maka
keputusan diambil melalui voting.
BAB VI
INTERUPSI PERSIDANGAN
Pasal 12
Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara setelah
mendapat ijin dari Presidium Sidang
Pasal 13
1) Interruption of order, Bentuk interupsi yang dilakukan untuk meminta penjelasan atau
memberikan masukan yang berkaitan dengan jalannya persidangan.
2) Interruption of information, Bentuk interupsi berupa informasi yang perlu diperhatikan
oleh seluruh peserta sidang termasuk pimpinan sidang.
3) Interruption of clarification, Bentuk interupsi dalam rangka memberi klarifikasi tentang
pernyataan peserta sidang lainnya agar tidak terjadi penangkapan bisa ketika seseorang
memberikan tanggapan atau sebuah penegasan terhadap suatu pernyataan.
4) Interruption of explanation, Bentuk interupsi untuk menjelaskan suatu pernyataan yang
kita sampaikan agar tidak ditangkap keliru oleh peserta lain atau suatu pelurusan
terhadap pernyataan kita.
5) Interruption of personal/previllage, Bentuk interupsi yang disampaikan bila pernyataan
yang disampaikan oleh peserta lain sudah diluar pokok masalah dan cenderung
menyerang secara pribadi.
Pasal 14
Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu menguasai dan mengendalikan
jalannya persidangan, maka Panitia Pengarah (SC) diberikan wewenang untuk mengambil alih
jalannya persidangan, atas permintaan Presidium Sidang dan atau Peserta Sidang
BAB VII
SANKSI
Pasal 15
Sanksi dapat berupa:
a. Teguran Lisan
b. Jika Butir a tidak dilaksanakan, maka Sanksi berikutnya berupa dikeluarkan dari ruang
Persidangan
c. Jika pelanggaran yang dimaksud telah melanggar hukum, maka akan diproses sesuai
dengan sanksi hukum yang berlaku.
BAB VIII
ATURAN PERALIHAN
Pasal 16
Bagi kelembagaan mahasiswa yang ada di Universitas Riau harus menyesuaikan pedoman
umum teknik persidangan sesuai dengan aturan ini.
BAB IX
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 17
Mekanisme Teknik Persidangan dapat ditinjau ulang atas dasar usulan sedikitnya 1⁄2
Anggota DPM UR + 1 Orang Anggota DPM UR
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
(1) Undang-Undang ini mulai berlaku semenjak diundangkan dan apabila terjadi kekeliruan
dapat ditinjau kembali.
(2) Hal-hal yang belum diatur dalam Undang-Undang ini akan diatur kembali melalui
Peraturan DPM Universitas Riau.
Disahkan di Universitas Riau
Pada tanggal 25 Februari 2017
Abdul Khair
Diundangkan di Universitas Riau
Pada Tanggal 25 Februari 2017