Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keju adalah salah satu bahan pangan yang mempunyai daya simpan

yang baik dan kaya akan protein, lemak, kalsium, fosfor, riboflavin, dan

vitamin-vitamin lain dalam bentuk pekat, dibandingkan dengan susu yang

memiliki kandungan air yang sangat tinggi. Pemanfaatan keju untuk bahan

pangan sangat luas misalnya sebagai olesa pada roti serta juga bisa digunakan

sebagai bahan pembuatan olahan cake. Adapun manfaat mengkonsumsi keju

bagi tubuh adalah untuk membantu pertumbuhan tulang, serta keju juga kaya

akan berbagai vitamin yang baik untuk tubuh.

PT. Bukit Baros Cempaka merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak dalam pengolahan keju yang mempunyai pasar di Jawa Barat dan

sekitarnya. PT. Bukit Baros Cempaka telah menggunakan mesin dan

peralatan yang baik di dalam mengolah produknya. Pengolahan keju dengan

teknologi yang diterapkan oleh PT. Bukit Baros Cempaka mempunyai

karakteristik susu, pengasaman, penggumpalan, pengolahan dadih,

pencetakan dan penekanan, pengamanan, pematangan serta pengemasan dan

penggudangan.

Oleh karena itu kami ingin mengetahui bagaimana proses pengolahan

keju dan bagaimanana mutu pengawasan makanannya dalam bentuk

kunjungan langsung ke pabrik keju tersebut. Karena, peningkatan kebutuhan

masyarakat akan produk makanan perlu dilakukan pengendalian terhadap

keamanannya, agar tidak menimbulkan kerugian yang sebaliknya akan


mengancam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

Selain itu, pengelolaan pengawasan mutu makanan ini merupakan salah satu

kompetensi yang harus dimiliki oleh ahli madya gizi.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari kegiatan praktek belajar lapangan pengawasan

mutu makanan adalah untuk mengetahui aspek pengawasan mutu makanan di

pabrik keju gouda.

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari Praktik Belajar Lapangan Pengawasan Mutu

Makanan ini adalah :

1. Untuk mengetahui gambaran umum pabrik keju gouda (struktur

organisasi, status, ketenagakerjaan, produk, pemasaran, dll)

2. Untuk mengetahui sistem pengawasan mutu makanan (food quality

control) di pabrik keju gouda

3. Untuk mengetahui proses produksi keju di pabrik keju gouda

4. Untuk mengetahui prinsip dan cara-cara penerapan sanitasi dan higiene

makanan di pabrik keju gouda

5. Untuk mengetahui cara penentuan mutu bahan-bahan yang digunakan

dalam produksi dan mutu produk pengolahan di pabrik keju gouda

6. Untuk mengetahui data-data dan label pada kemasan keju gouda


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Pabrik Keju Gouda

a. Sejarah Umum Perusahaan

PT Bukit Baros Cempaka (BBC) berdiri sejak 1983 di desa

Sasagaran Kebon Pedes kabupaten Sukabumi, perusahaan yang memiliki

lahan seluas + 27 hektar ini adalah bagian dari PT Karya Titan Group yang

dipimpin oleh Bapak Ing Rachmantio, pada awalnya lahan tersebut

sebagian dimanfaatkan untuk perkebunan dan peternakan dengan skala

yang kecil, mulai dari pertenakan ayam, kambing, sapi, perkebunan teh,

kopi serta buah buahan.

Namun di tahun 1998 Indonesia mengalami krisis moneter yang

berakibat pada harga susu sapi turun secara drastis, para peternak sapi

mulai kebingungan karena Koperasi (KUD) yang menyediakan pakan,

suplemen untuk ternak sapi mendadak berhenti, hingga akhirnya sebagian

peternak mengambil langkah cepat dengan menjual sapi perah menjadi

sapi potong.

PT BBC mengambil inisiatif memproduksi rumput sebagai pakan

hijau untuk sapi serta konsentrat untuk suplemen sapi, agar kebutuhan para

peternak bisa terpenuhi sekaligus melindungi ternak sapi yang tersisa,

hingga akhirnya PT BBC berhenti setelah Koperasi (KUD) kembali

berfungsi, kemudian mulai ide untuk membuat keju dari susu hasil sapi

perah yang dipelihara sebanyak 25 ekor.


Sebelumnya PT BBC pernah mendatangkan seorang petani ahli keju

Gouda dari Belanda untuk mengajarkan cara pembuatan keju Gouda

kepada 11 karyawan yang diambil dari warga setempat.

Pada tahun 2002 PT BBC mulai mendirikan pabrik Keju yang

memproduksi keju Gouda jenis keju keras (hard cheese) secara home

industry, nama Natura dijadikan brand dengan sertifikasi Sempurna

diberikan oleh Certificaat Boerenkaaskeuring (Institut Keju Belanda)

hingga pada tahun 2014 brand berganti menjadi Baros, dan digunakan

sampai saat ini. Selain memproduksi keju Gouda, PT Bukit Baros

Cempaka mulai memproduksi jenis keju lainnya seperti Mozzarella,

Ricotta, Butter, dan keju olahan. PT BBC memperluas produksi dengan

membuat minuman seperti Yogurt serta makanan ringan dan kue kering

hasil olahan dari Keju Gouda.

PT. Bukit Baros Cempaka memiliki struktur organisasi yang terdiri

dari Kepala Pabrik, Kepala Bagian dan Kepala R&D/ QC. Kepala Pabrik

tugasnya adalah mengatur semua kegiatan yang ada dengan memberikan

instruksi kepada setiap kepala bagian serta Kepala R&D/ QC. Kepala

R&D/ QC bertanggung jawab dalam melaporkan hasil yang didapat dari

kegiatan produksi baik dari kualitas hasil produksi maupun jenis produk

baru yang diciptakan untuk meningkatkan kualitas produk. Kepala Bagian

dibagi menjadi 5 bagian yaitu Kepala Bagian Produksi, Kepala Bagian

snack, Kepala Bagian Planning, Kepala Bagian Gudang, Kepala Bagian

Maintannance.
Kepala bagian produksi memiliki tanggung jawab dalam

menjalankan produksi keju. Setiap kegiatan produksi bilamana ada

keputusan yang sangat mendesak atau sangat berpengaruh kegiatan

produksi, kepala produksi harus melaporkan kepada kepala pabrik untuk

menerima instruksi selanjutnya dari kepala pabrik. Kepala produksi

memiliki anggota yaitu administrasi dan operator yang bertugas sebagai

pencatat batch record dan pembuat keju. Setiap hari operator dan

administrator harus memberikan laporan kepada kepala bagian produksi

seberapa banyak produk yang didapat. Bagian produksi tidak hanya

mengolah susu menjadi keju saja tetapi juga susu diolah menjadi produk

lain yaitu yoghurt. Produksi yoghurt dikelola oleh semua karyawan yang

terlibat di produksi, setiap operator ditugaskan dapat memiliki keahlian

baik mengolah keju maupun mengolah susu menjadi yoghurt.

PT. Bukit Baros Cempaka tidak hanya memproduksi keju saja tetapi

juga memiliki pengolahan lain yaitu Snack. Kepala bagian snack bertugas

mengatur produksi snack dengan memiliki bawahan operator yang

bertugas untuk menjalankan produksi dalam pembuatan cheese stick dan

stcakgarlic. Bagian divisi ini berbeda dengan bagian produksi, bagian

snack hanya berlingkup pada produksi snack saja tidak bercampur dengan

produksi keju dan yoghurt. Gedung yang digunakan oleh bagian snack

berbeda pula dengan bagian produksi lainnya.

Selain itu pabrik PT. Bukit Baros Cempaka mempunyai Kepala

Bagian Gudang yang mempunyai tugas sebagai penanggung jawab sebagai

pemasok bahan baku dan bahan kemasan untuk kepentingan produksi serta
pemeriksa gudang penyimpanan keju. Kepala Bagian gudang mempunyai

anggota yaitu logistik, administrasi, dan cecker/ picker. Logistik yang

berperan sebagai penyalur bahan baku kepada bagian produksi yang

membutuhkan. Administrasi bekerja sebagai pencatat bahan baku dan

bahan kemasan yang diminta oleh bagian produksi. Cecker/Picker bertugas

untuk mengecek keju yang ada di gudang penyimpan.

Bagian Maintannance berperan untuk menjaga dan merawat mesin

dan peralatan produksi serta meliputi perawatan listrik dan ketahanan fisik

bangunan. Bagian Maintanance memiliki 3 anggota yang bekerja yaitu

tenaga ahli enginering, teknisi sipil, dan teknisi maintannance. Tenaga ahli

enginering berperan sebagai pemeriksa bagian mesin dan peralatan, yang

memutuskan sebuah mesin masih layak digunakan atau perlu diperbaiki.

Teknisi sipil bertugas dalam mengelola perbaikan gedung serta

penataannya dan pengembangan dibidang bangunan. Sedangkan teknisi

maintannance bertugas memperbaiki segala peralatan dan fasilitas yang

rusak.

Kepala R&D/ QC adalah bagian untuk melakukan pengawasan mutu

dan pengembangan cita rasa dan inovasi produk. Kepala R&D/ QC

memiliki anggota berjumlah 4 bagian yaitu QC Produksi Keju, QC

Packaging Keju, QC snack dan R&D Laboratorium. QC produksi keju

bertugas dalam mengawasi mutu selama produksi keju berlangsung. QC

Packaging melakukan pengawasan pada saat Packaging keju berlangsung.

QC snack mengawasi mutu pada saat produksi snack dan mengawasi

pengemasan snack berlangsung. R&D Laboratorium berperan sebagai


pencipta inovasi cita rasa dan pembuat produk baru. Adapun struktur

organisasi dari PT Bukit Baros Cempaka dapat dilihat pada gambar di

bawah ini:

Gambar 1

Struktur Organisasi PT Bukit Baros Cempaka

b. Jenis-jenis produk

1. Natura Gouda old cheese (keju tua)


Keju ini adalah pengganti keju parmesan yang terkenal mahal dan

langka. Biasanya dipakai untuk taburan pada spaghetti, pizza, dll.

Aromanya sangat khas dan kuat. Keju Old Gouda didiamkan selama

empat bulan, sehingga warnanya kuning dan mengeluarkan aroma

fermentasi yang amat kuat.


Gambar 2
Natura Gouda Old Cheese
2. Natura Gouda middle cheese (keju medium)
Keju ini adalah keju yang kerap digunakan sebagai taburan

spaghetti, pizza, roti, dll. Middle Guoda disimpan selama dua bulan,

warna kejunya pun tak sekuning Old gouda walau tingkat aromanya

juga hampir sama dengan Old Guoda.Namun aromanya tidak sekuat

aroma keju tua.


3. Natura Gouda young cheese (keju muda)
Keju ini adalah keju yang cocok untuk dimakan langsung atau

dengan roti. Teksturnya sangat lembut, berbeda dengan keju tua dan

keju medium. Young Guoda, disimpan selama satu setengah bulan,

warnanya kuning pucat dengan aroma fermentasi yang ringan

Gambar 3
Natura Gouda Young Cheese
4. Natura Gouda cummin cheese
Keju ini adalah keju dengan rasa dan aroma rempah karena

dicampur dengan jinten.

Gambar 4
Natura Gouda Cummin Cheese

c. Cara Pemasaran Produk


Pemasaran keju Gouda masih di dalam negeri karena masih banyak

permintaan di dalam negeri yang tinggi. Pemasaran keju yang dibandrol

dengan nama Keju Natura ala Gouda ini sudah merambah ke maskapai

penerbangan (Garuda Indonesia tujuan Australia), pabrik makanan seperti

kue dan roti, restoran, hotel, dan supermarket yang ada di Jabodetabek

(Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi), Bandung, Batam, dan Bali.

d. Riset dan Pengembangan

Riset dan pengembangan yang dilakukan adalah membuat

pengembangan dalam produk keju, yakni membuat produk keju olahan.

Pembuatan keju olahan ini, dibuat dengan mencampurkan keju murni

dengan bahan campuran lainnya seperti pati (pati modifikasi), air, gula,

garam, susu skim bubuk. Proses pembuatan cheese olahan ini

dikembangkan khusus dari departemen R&D (Riset dan Development)

yang pusatnya berada di Jakarta. Pembuatan keju olahan ini dibuat dengan

tujuan untuk memenuhi pangsa pasar yang meningkat akan produk keju

dengan biaya/cost yang rendah. Selain itu, pabrik ini juga membuat

produk-produk lainnya dengan bahan dasar keju, seperti pizza, cheese

stick, cheese garlic, mozarella finger dan kue-kue kering lainnya.

2.2 Sistem dan Manajemen Pengawasan Mutu

a. Prinsip dan Cara-Cara Penentuan Mutu Bahan Baku Pangan

1. Susu
Bahan baku susu diperoleh dari peternakan sendiri dan dari

lingkungan sekitar pabrik (baik dari koperasi maupun dari peternak sapi

perah yang berada di luar pabrik). Prinsip penentuan mutu susu yang

baik adalah susu yang tidak pecah dan teksturnya pun tidak terlalu

encer, dalam hal ini ada alat khusus yang digunakan untuk mengecek

apakah susu tersebut memiliki kualitas yang bagus atau tidak. Karena

kualitas susu akan mempengaruhi kualitas produk akhir keju yang akan

dihasilkan nantinya.

2. Rennet

Rennet merupakan enzim yang digunakan sebagai starter dalam

proses pembuatan keju. Pada pembuatan keju gouda, rennet yang

digunakan adalah rennet yang berasal dari lambung anak sapi. Rennet

ini harus berasal anak sapi yang masih menyusui yang berumur ± 3

bulan. Karena ini merupakan salah satu cara penentuan mutu bahan

baku yang akan mempengaruhi mutu produk yang akan dihasilkan.

3. Bakteri

Bakteri yang biasa digunakan dalam proses pembuatan keju

adalah kelompok bakteri asam laktat yang menghasilkan asam,

terutama asam laktat dengan memfermentasi laktosa. Asam ini

memberikan cita rasa asam yang segar pada curd (bagian dari susu yang

menggumpal pada saat susu ditambahkan dengan enzim rennet),

membantu terjadinya penggumpalan oleh rennet dan membentuk

karakteristik tekstur spesifik selama pembuatan keju. Namun, dari


sekian banyak bakteri asam laktat, bakteri yang digunakan dalam proses

pembuatan keju gouda adalah bakteri Lactobacillus.

b. Cara Pengawasan Mutu dalam Proses Produksi


Cara pengawasan mutu bahan baku di pabrik keju gouda

menggunakan sistem cek list. Pengawasan mutu akan dilakukan oleh

petugas quality control yang akan mengawasi dan mengecek setiap proses

pengolahan yang telah dilakukan agar sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan. Petugas tersebut akan mencatat setiap proses yang telah

dilakukan pada kertas khusus yang telah terformat untuk setiap tahapan

pengolahan, seperti suhu, waktu, jumlah bahan yang digunakan dan lain

sebagainya.
c. Manajemen dan Pengawasan Mutu
Sistem manajemen dan pengawasan mutu menggunakan HACCP

yang sedang dalam tahap pengurusan.


d. Cara dan Peralatan dalam Penentuan Mutu Produk
Mutu produk yang dihasilkan ditentukan dengan cara menguji

produk yang dihasilkan di laboratorium yang berada di bawah kepala

bagian R&D/QC. Karena bagian ini bertanggung jawab dalam melaporkan

hasil yang didapat dari kegiatan produksi baik dari kualitas hasil produksi

maupun jenis produk baru yang diciptakan untuk meningkatkan kualitas

produk.
e. Ketenagaan dalam Pengawasan Mutu dan Pengembangan Produk
Pengawasan mutu dan pengembangan produk dilakukan oleh bagian

R&D/QC. R&D/QC adalah bagian untuk melakukan pengawasan mutu

dan pengembangan cita rasa dan inovasi produk. Kepala R&D/ QC

memiliki anggota berjumlah 4 bagian yaitu QC Produksi Keju, QC

Packaging Keju, QC snack dan R&D Laboratorium. QC produksi keju

bertugas dalam mengawasi mutu selama produksi keju berlangsung. QC


Packaging melakukan pengawasan pada saat Packaging keju berlangsung.

QC snack mengawasi mutu pada saat produksi snack dan mengawasi

pengemasan snack berlangsung. R&D Laboratorium berperan sebagai

pencipta inovasi cita rasa dan pembuat produk baru.

2.3 Proses Produksi Dan Titik Kritis Mutu Makanan

a. Cara Penyediaan dan Penanganan (handling) Bahan-Bahan Produksi

Cara penyediaan bahan-bahan produksi seperti susu, diperoleh dari

peternakan sendiri dan dari luar pabrik, untuk air diperoleh dari gunung

yang diolah sendiri dan untuk rennet diperoleh dari luar negeri (import).

Bahan-bahan produksi yang melalui penanganan yaitu susu. Susu terlebih

dahulu diperiksa dengan cara shotgun test dimana susu tersebut diperiksa

emulsinya pecah atau tidak, biasanya disebut uji alkohol. Prosedur uji

alkohol adalah dengan memasukkan susu dengan alkohol ke dalam

shotgun dengan perbandingan 1:1 dengan mengocok tabung.

Jika terdapat endapan pada dinding kaca maka susu tersebut kualitasnya

rendah.

b. Cara pengolahan

Sapi Diambil susu kualitas bagus (padatan susu) Dipanaskan

(pasteurisasi 650C) Dibiarkan 30 menit Masukkan ke dalam Tobe

(bejana berongga) air es dialirkan (suhu turun) dimasukkan bakteri

lactobasilus dan enzim penggumpal (rennet, berasal dari lambung anak sapi),

puding susu dipotong kecil-kecil sampai menyerupai biji beras

dadih dicuci dengan air panas Tekstur diperkeras dibuang airnya


dipress direndam air garam (2 hari) sebagai pemberi rasa asin,

pengawet, dan memperkeras tekstur ditiriskan ditaruh di rak

pendingin/penyimpanan agar kering (3 hari) di coating dimasukkan

ke gudang fermentasi (12-150C) dengan kelembaban 85-90% disimpan

selama berbulan-bulan (disesuaikan dengan jenis keju yg ingin dihasilkan)

c. Cara dan Alat Pengemasan

Keju yang telah mencapai usia yang sesuai lalu di keluarkan dari

gudang ripening, dan selanjutnya keju gouda dipotong-potong dari ukuran

balokan sebesar 1,5 kg menjadi ukuran 0,25 kg. lalu setelah dipotong keju

dikemas menggunakan kemasan plastik jenis Polyethylene yaitu dengan

ukuran 13x21 cm lalu dikemas dengan alat vaccum sealer agar kandungan

udara pada keju menjadi berkurang. Gambar di bawah ini merupakan keju

yang telah mengalami proses pematangan dan siap untuk dipotong yang

selanjutnya akan dikemas dengan plastik jenis polyethylene dengan

menggunakan vaccum sealer sebagai pembuang udara pada kemasan keju.

Gambar 6 Gambar 7
Keju yang telah matang dan Vaccum sealer
siap untuk dipotong dan dikemas

d. Titik-titik kritis dalam pengolahan makanan


Pada pengolahan keju gouda, titik kritis yang paling penting dan

harus diperhatikan adalah kualitas susu. Karena susu sangat berpengaruh

pada keberhasilan untuk produk keju itu sendiri.

e. Proses Yang Dapat Mempengaruhi Mutu Produk

1. Pasteurisasi

Proses ini dapat mempengaruhi mutu produk yang dihasilkan

karena proses ini berguna untuk mematikan bakteri-bakteri patogen

yang terdapat di dalam susu.

2. Penurunan suhu setelah pasteurisasi (30-320C)

Proses ini dapat mempengaruhi mutu produk yang dihasilkan

karena suhu ini merupakan suhu yang sangat efektif untuk pertumbuhan

bakteri lactobacillus, sehingga pada suhu inilah bakteri dan rennet

dimasukkan ke dalam susu.

3. Proses Coating

Proses ini dapat mempengaruhi mutu produk yang dihasilkan

karena proses ini berguna untuk melindungi keju agar tidak mudah

rusak oleh bakteri dan kapang.

f. Labelling (pelabelan produk kemasan)

Pelabelan yang digunakan pabrik keju gouda ini yaitu dengan cara

menempelkan kertas yang telah dibuat label dengan informasi komposisi,

alamat produksi, nama pabrik, nama produk, tempat penyimpanan yang

baik untuk produk, label halal dan tanggal kadaluarsa, dan ditempel diatas

keju yang telah dikemas.

g. Penyimpanan atau Penggudangan Bahan dan Produk Olahan


1. Penyimpanan

Penyimpanan keju (mentah) dilakukan pada suhu dingin (10-

20°C) dan lembab selama beberapa minggu sampai beberapa bulan

untuk menghasilkan keju dengan cita rasa dan aroma khas. Tujuan

penyimpanan adalah membentuk kondisi eksternal yang penting untuk

mengontrol siklus pematangan keju sepanjang mungkin. Untuk

melindungi keju agar tidak mudah rusak oleh bakteri dan kapang, keju

gouda dilapisi coating dengan cara keju yang yang telah kering setelah

masa penggaraman di olesi lapisan lilin paraffin jenis food grade.

Gambar 5

Keju yang telah di coating dan siap untuk proses pematangan

Kombinasi spesifik antara suhu dan kelembaban relatif (relative

humidity atau RH) harus dijaga di dalam ruangan penyimpanan yang

berbeda selama masa tahapan-tahapan penyimpanan. Lama proses

pematangan tergantung dari jenis keju yang diinginkan. Untuk keju

gouda muda (young gouda) usianya 45-60 hari, untuk keju gouda

menengah (middle gouda) usianya 61-120 hari dan untuk keju gouda

tua (old gouda) berusia dari 120 hari hingga bertahun-tahun. Tekstur

keju gouda tua lebih keras, karena kadar air yang tersimpan didalam
keju semakin lama semakin berkurang. Selama proses fermentasi inilah

komponen citarasa dan tekstur dari keju terbentuk.


2. Penggudangan
Keju yang telah dikemas kemudian disimpan di gudang untuk sehari

selanjutnya disalurkan ke supermarket serta ke toko keju yang

memasarkan produk keju gouda. Keju kemudian didistribusikan

menggunakan mobil yang memiliki cooling agar keju pada saat dibawa

tidak mengalami kerusakan oleh fisik dan kandungan zat kimia.

h. Proses Distribusi

Cara pendistribusian yang digunakan di pabrik keju gouda yaitu,

distribusi langsung dengan cara mengantarkan produk keju langsung

kepada distributor resminya yang berada di kota-kota besar yang ada di

Indonesia seperti Bandung, Bali, Batam dan Jakarta. Setelah sampai pada

distributor resmi, maka keju gouda siap dipasarkan seperti ke supermarket

dan hotel-hotel yang telah menjalin kerja sama.

2.4 Penerapan Prinsip-Prinsip Sanitasi dan Higiene Makanan

a. Cara penanganan bahan dan produk yang menggunakan air bersih


Air bersih yang digunakan adalah air yang berasal langsung dari

pegunungan. Bahan dan produk tidak melalui penanganan dengan air

bersih. Air bersih hanya digunakan untuk membersihkan alat dan dalam

proses produksi yaitu pada tahap perendaman keju dalam larutan air

garam.
b. Sanitasi Alat
Sanitasi alat dalam proses produksi keju gouda adalah setiap alat

yang sudah digunakan akan dibersihkan kembali.


c. Kebersihan/sanitasi ruang produksi, bahan, dan peralatan dalam

sanitasi karyawan/penajamah makanan


Sanitasi karyawan yang diterapkan adalah setiap pegawai sebelum

memasuki ruang produksi harus menggunakan seragam khusus, penutup

kepala, masker, sepatu khusus, dan sarung tangan.


d. Penerapan cara-cara hidup sehat dalam proses produksi makanan,

pembuangan dan pengolahan limbah serta air bekas


Limbah yang dihasilkan dari proses produksi keju gouda yaitu

berupa air whey yang merupakan cairan yang berada di sekitar susu,

setelah susu tersebut menggumpal. Air whey ini dapat digunakan untuk

pembuatan butter, nata demilco dan pupuk kompos. Namun, untuk di

pabrik keju gouda sendiri, air whey tersebut diberikan ke anak sapi dan

diolah lagi untuk dibuat keju ricotta. Sedangkan air bekas produksi

langsung dibuang.

2.5 Data dan Informasi Label Kemasan Keju Gouda

Dalam syarat pelabelan ada sebelas item yang harus ada dalam label

yaitu, nama produk, komposisi, isi netto, nama/alamat produk, nomor

pendaftaran, kode produksi, tanggal kadaluwarsa, petunjuk/cara penggunaan,

petunjuk/cara penyimpanan, nilai gizi, dan pernyataan tulisan khusus.

Sedangkan pada label keju gouda hanya terdapat informasi mengenai

komposisi, alamat produksi, nama pabrik, nama produk, tempat penyimpanan

yang baik untuk produk, label halal dan tanggal kadaluarsa.


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Proses produksi keju di PT Bukit Baros Cempaka sudah cukup baik,

namun masih ada beberapa perbaikan dan peningkatan yang perlu dilakukan

seperti, pada saat proses pengawasan terhadap pekerja lebih dimaksimalkan

lagi, karena masih ditemukannya pekerja yang tidak menggunakan sarung

tangan pada saat pengolahan keju. Selain itu, sistem manajemen dan

pengawasan mutu harus ditingkatkan lagi, agar setiap proses produksi yang

dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Sehingga mutu produk

yang dihasilkan akan tetap terjaga


3.2 Saran

1. Sebaiknya, limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi lebih

dimaksimalkan lagi dalam pengolahannya.

2. Sebaiknya keterangan tentang isi netto, nomor pendaftaran, petunjuk cara

penggunaan, nilai gizi dan pernyataan khusus dicantumkan pada label

kemasan.

Anda mungkin juga menyukai