Anda di halaman 1dari 23

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Keselamatan kesehatan kerja


Sub pokok bahasan : Resiko jatuh berhubungan dengan lingkungan yang
tidak terorganisasi dan kurangnya alat pelindung
diri (APD)
Sasaran : Mahasiswa Kelas 3B StiKes Bina Sehat PPNI Mojokerto
Penanggung jawab : Kelompok 4A
Tempat : Kelas D2
Hari/ Tanggal : 20 Mei 2019
Waktu : 0 menit

I. TUJUAN UMUM
1. Untuk mengetahui karakteristik dari pekerja
2. Untuk mengetahui masalah kesehatan pada pekerja
3. Untuk mengetahui indikator kesehatan kerja
4. Untuk mengetahui program kesehatan pada pekerja
II. TUJUAN KHUSUS
1. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang macam-macam luka yang
mungkin terjadi selama di wilayah kerja pabrik
2. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K) di wilayah kerja pabrik
3. Mengenali masalah-masalah kesehatan dan keselamatan kerja yang terjadi di
wilayah kerja pabrik
4. Memberikan solusi terhadap masalah-masalah kesehatan dan keselamatan kerja di
wilayah kerja pabrik

III. MATERI
(Terlampir):
1. Pengertian kecelakaan kerja
2. Ruang lingkup Kesehatan Kerja
3. Masalah Kesehatan Kerja
4. Penyakit akibat kerja
5. Program Kesehatan Kerja
6. Upaya-upaya pencegahan penyakit akibat kerja
7. Peran dan Tugas Perawat
8. Asuhan keperawatan komunitas pada Keselamatan kesehatan kerja
IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. MEDIA
1. LCD
2. Leptop
3. PPT
VI. Setting Tempat
Kelas D2

DENAH TEMPAT

Audien Audien Audien

VII. Kegiatan belajar mengajar


Tahap
Waktu Kegiatan Presentator Kegiatan Audien Media
kegiatan
Pendahulua 5 menit 1. Memperkenalkan diri 1. Mendengarkan Kata-
n 2. Mempersiapkan diri 2. Bertanya kata /
3. Menyatakan tentang mengenai kalimat
tujuan pokok perkenalan dan
tujuam jika ada
yang kurang
jelas
20 Menyajikan materi Mendengarkan
Penyajian menit tentang: dengan seksama PPT
1. Pengertian
kecelakaan kerja
2. Ruanglingkup
Kesehatan Kerja
3. Masalah Kesehatan
Kerja
4. Penyakit akibat kerja
5. Program Kesehatan
Kerja
6. Upaya-upaya
pencegahan penyakit
akibat kerja
7. Peran dan Tugas
Perawat
8. Asuhan keperawatan
komunitas pada
Keselamatan
kesehatan kerja

Melakukan diskusi
(menjawab pertanyaan)
25 Bertanya mengenai
menit 1. Melakukan evaluasi hal-hal yang kurang
Penutup dengan memberikan jelas dan belum Kalimat
pertanyaan sederhana dimengerti atau kata-
2. Menyampaikan 1. Sasaran dapat kata
ringkasan materi menjelaskan
3. Menyampaikan hasil kembali point-
evaluasi point yang
4. Mengakhiripertemuan diajarkan
danmengucapkanteri 2. Mendengarkan
makasihatasperhatian
nya.

VIII. KRITERIA EVALUASI


1. EvaluasiStruktur
a. Kesiapanmateri
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media
d. Pesertahadirditempatpembelajaran
e. Penyelenggaraandilaksanakandikelas D2 StiKes Bina Sehat PPNI Mojokerto
2. Evaluasiproses
a. Fasedimulaisesuaidenganwaktu yang direncanakan
b. Pesertamengajukanpertanyaandanmenjawabpertanyaansecarabenar
c. Suasanapenyuluhantertib

MATERI KESELAMATAN KESEHATAN KERJA

2.1 Pengertian
Kesehatan Kerja adalah sepesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta praktinya
yang yang bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja mamperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya baik fisik, mental atapun sosial dengan usaha-usaha preventif dan
kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan
faktor - faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum
(Makhfudli,2008).
Menurut Mangkunegara (2002, p.163) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil
karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Menurut Suma’mur (2001, p.104), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha
untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang
bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalahkondisikeselamatan yang
bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup
tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja .
Mathis dan Jackson (2002, p. 245), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk
pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait
dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan
stabilitas emosi secara umum.
Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan
yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat
dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.

2.2 Ruang lingkup Kesehatan Kerja


Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan pekerja
dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya secara fisik maupun psikis dalam hal cara
atau metode, proses, dan kondisi pekerjaan yang bertujuan untuk :
 Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di
semua lapangan kerja setinggi – tingginya baik fisik, mental, maupun
kesejahteraan sosialnya.
 Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang
diakibatkan oleh keadaan atau kondisi lingkungan kerjanya.
 Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya
dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor – faktor yang
membahayakan kesehatan.
 Menempatkan dan memelihara pekerja disuatu lingkungan pekerjaan yang
sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.

2.3 Masalah Akibat Kerja

Masalah-masalah kesehatan kerja yang menurunkan produktifitas kerja :


1. Penyakit-penyakit umum yang diderita pekerja seperti TBC, Jantung dan
sebagainya.
2. Penyakit-penyakit yan timbul akibat kerja seperti pneumoconiosis, dermatosis,
low back pain dan sebagainya.
3. Keadaan gizi pekerja yang kurang baik
4. Lingkungan kerja yang kurang menunjang peningkatan produktivitas, misalnya
suhu, kelembaban, ventilasi, penerangan dan sebagainya.
5. kesejahteraan tenaga kerja yang kurang memadai
6. Fasilitas kesehatan perusahaan masih kurang.
7. Penerapan perundang-undangan yang belum dapat dilaksankan sepenuhnya.

2.4 Penyakit Akibat Kerja


Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau

lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja dapat dicegah, dan berat ringanya penyakit

yang disebabkan pekerjaan tergantung dari jenis dan tingkat penyakit.

Tabel Penyakit Akibat Kerja

Golongan Penyebab Penyakit/gangguan


Fisik Kebisingan Kerusakan indra pendengaran
Geteran Agioneorosis
Cahaya Gangguan penglihatan, kerusakan

mata
Radiasi Kanker,kemandulan
Sinar ultra violet Konjungvitas
Sinar infra merah Katarak lensa mata
Kimia Debu organic, silicon, Peumokoniasis

asbes
- silikonsi
- asbentos
- talkosis
- antarkosis
Bioogi/infeks Bacilusanthacis Antraksi kulit

i
Fisiologi Kesalahan kontruksi Luka fraktur,traumafisih lainya

mesin, sikap

tubuh,kelelahan
Mental Hubungan kerja tidak

psikologis baik-baik, jenis pekerjaan

yang menonton, upah

kerja telalu rendah

2.5 Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja


1. Umum
Menurut Makhfudli,2008 dalam bukunya “ Keperawatan Komunitas “ ada 5
tingkat konsep dari pencegahan K3 yaitu :
a. Peningkatan Kesehatan ( Health Promotion ).
b. Perlindungan Khusus ( Spesific Protection ).
c. Diagnosis dini dan Pengobatan tepat (Early Diagnosis and prompt treatment
).
d. Membatasi Kemungkinan Cacat ( Disability limitation ).
e. Pemulihan Kesehatan ( Rehabilitation ).

2. Upaya-upaya pencegahan penyakit akibat kerja

a. Substitusi
Yaitu menggantikan bahan-bahan yang berbahaya sama sekali, misalnya
korban tetraklorida diganti dengan triklor etilen.
b. Ventilasi umum.
Yaitu mengalirkan udara sebanyak-banyaknya menurut perhitungan ke dalam
ruang kerja, agar bahan-bahan yang berbahaya ini lebih rendah dari kabar
yang membahayakan yaitu pada kadar ambang batas.
c. Ventilasi keluar setempat
Adalah alat yang dapat menghisap udara dari suatu tempat kerja tertentu,
agar bahan-bahan yang berbahaya dari tempat tersebut dapat dialirkan keluar.
d. Isolasi
Adalah dengan cara mengisolasi proses perusahaan yang membahayakan,
misalnya isolasi mesin yang hiruk-pikuk, sehingga kegaduhan yang
disebabkannya menurun dan tidak menjadi gangguan pekerja.
e. Pakaian/Alat Pelindung
Alat pelindung dalam pekerjaan dapat berupa kacamata, masker, helm,
sarung tangan, sepatu atau pakaian khusus yang didesain untuk pekerjaan
tertentu.
f. Pemeriksaan sebelum kerja
Yaitu pemeriksaan kesehatan pada calon pekerja untuk mengetahui apakah
calon pekerja tersebut sesuai dengan pekerjaan yang akan diberikan baik fisik
maupun mentalnya.
g. Pemeriksaan kesehatan secara berkala
Adalah pemeriksaan kesehatan yang diakukan secara berkala terhadap
pekerja, apakah ada gangguan kesehatan yang timbul akibat pekerjaan yang
dilakukan. Dapata dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 1 tahun sekali, atau
disesuaikan dengan kebutuhan.
h. Penerangan sebelum kerja
Penerangan sebelum bekerja bertujuan agar pekerja mengetahui dan
mematuhi peraturan-peraturan, sehingga dalam bekerja lebih hati-hati dan
tidak terkena penyakit akibat pekerjaan.
i. Pendidikan kesehatan
Pendidikan keshatan pada pekerja sangat penting untuk keselamatan dalam
bekerja, sehingga pekerja tetap waspada dalam melaksanakan pekerjaannya.

3. Pukesmas
1. Startegi Pukesmas dalam kesehatan dan Keselamatan Kerja
b. Dikembangkan secara terpadu dan menyeluruh dalam pola pelayanan
kesehatan puskesmas bagi pekerja dan keluarga.
c. Dilakukan melalui pelayanan paripurna yang menekankan pada pelayanan
kesehatan kerja, keselamatan kerja, kesehatan keselamatan kerja.
d. Dilakukan melalui peran serta aktif masyarakat pekerja melalui pendekatan
PKMD.
1. Pelayanan kesehatan Puskesmas untuk Kesehatan dan Keselamatan
Kerja
1. Pelayanan kesehatan pekerja yang berkunjung ke Puskesmas
2. Kartu berobat atau register terdiri untuk memisahkan dengan pengunjung
yang lain
3. Pada pemeriksaan diarahkan kepada penyakit yang ada hubungannya
dengan pekerja
4. Bagi mereka yang menderita penyakit akibat kerja dilakukan tindakan
untuk diberikan penyuluhan kesehatan dan cara pencegahan penyakit.
5. Bila tidak dapat diatasi dirujuk ke Rumah Sakit atau balai hiperkes.
6. Laporan melalui pelaporan dan pencatatan terpadu.
4. Sasaran
1. Tenaga kerja yang mempunyai dampak besar dalam menunjang
pertumbuhan ekonomi.
2. Tenaga kerja yang kurang memperoleh pelayanan kesehatan yang
memadai.
3. Diutamakan pada sector informal yang merupakan separuh dari angkatan
kerja.
5. Kegiatan pencegahan atau preventif.
a. Penyuluhan kesehatan atau latihan :
1. Bahaya penyakit akibat kerja.
2. Latihan tata kerja yang benar.
3. Cara menghindar bahaya akibat kerja atau (bahaya bahan kimia dan
zat-zat lainnya) dan pertolongan pertama yang dapat dilakukan.
b. Kegiatan monitoring
Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja dan dilakukan oleh anggota
kelompok kerja yang dilatih untuk mendeteksi pencemaran zat
kimia,pestisida dan lain-lain.
c. Perbaikan mesin atau alat kerja
Ditujukan pada industri kecil dan pada pemaparan/pencemaran karena
bahan-bahan produksi.
d. Pemakaian alat pelindung.
Yang disesuaikan jenis pekerjan dan bahaya yang dihadapi serta dilakukan
untuk mencegah penyakit dan kecelakaan akibat kerja.

6. Kegiatan pengobatan
Pendekatan sisitem organ tubuh yaitu pengobatan yang ditujukan pada organ

tubuh yang terkena, misalnya alat pendengaran, paru-paru, kulit, dan sebagainya.

7. Pembinaan dan Latihan kader dengan tujuan :

1. Dikenalnya masalah kesehatan umum dan masalah kesehatan kerja oleh

kesehaan kerja.

2. Terpeliharanya kelancaran pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan kerja oleh

tenaga kerja

3. Meningkatnya hasil kegiatan kerja melalui peran serta masyarakat.

8. Pemeriksaan Kesehatan

1. Pemeriksaan awal

2. Pemeriksaan berkala

3. Perhatian khusus pada organ tubuh yang mungkin terkena penyakit akibat

kerja

9. Pemeriksaan kasus.

1. Pemeriksaan terhadap penderita yang datang berobat ke Puskesmas atau

yang dirujuk oleh kader kesehatan.

2. Pemeriksaan yang teliti dapat mengambarkan masalah kesehatan kerja dan

kesehatan lainya

10. Peninjauan tempat kerja.

Peninjauan untuk menetukan bahaya akibat kerja dan masalah yang dihadapi

ditempat kerja baik bahaya fisik, kimia, biologis maupun fisiologis.

11. Kegiatan pemulihan

1. Bertujuan untuk memulihkan fungsi alat tubuh yang cidera akibat penyakit
dan kecelakaan kerja.
2. Mengidentifikasikan kasus yang membutuhkan pemulihan dan merujuknya
ke rumah sakit atau pusat rehabilitasi untuk mendapatkan petunjuk teknis
dan melakukan hal-hal teknis yang dapat dilaksanakan oleh puskesmas
12. Kegiatan Rujukan.
4. Rujukan medik terhadap kasus-kasus yang tidak dapat ditanggani oleh
puskesmas untuk keperluan pengobatan lebih lanjut dan rehabilitasi
5. Rujukan kesehatan ditujukan terhadap pencemaran lingkungan yang dapat
dirujuk ke Balai Teknis Lingkungan (BTKL), pusat laboratorium kesehatan
departemen kesehatan, balai hiperkes, depnaker.
2.6 Peran Perawat Komunitas

Menurut Nasrul Efendy, 1998 Fungsi dan tugas perawat dalam usaha K3 di industri

adalah sebagai berikut :

 Fungsi dan tugas perawat dalam keselamatan dan kesehatan kerja

Fungsi dan tugas perawat dalam busaha keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di

industri adalah sebagai berikut :

 Fungsi perawat :

o Mengkaji masalah kesehatan.

o Menyusun asuhan keperawatan pekerja.

o Melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan terhadap

pekerja.

o Melakukan penilaian terhadap asuhan keperawatan yang telah

dilakukan.

 Tugas perawat :

a. Mengawasi lingkungan pekerja

b. Memelihara fasilitas kesehatan perusahaan

c. Membantu dokter dalam memeriksa kesehatan pekerja

d. Membantu melakukan penilaian terhadap keadaan kesehatan pekerja


e. Merencanakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan perawatan di rumah

kepada pekerja dan keluarga pekerja yang mempunyai masalah kesehatan.

2.7 Asuhan Keperawatan


Kasus
Kelompok pekerja "Konveksi" merupakan salah satu kelompok pekerja yang terdiri

dari 57 orang dengan jenis kelamin laki-laki 54 dan 3 perempuan, usia bervariasi tapi

lebih dari 18 tahun. Alasan didirikan pabrik sarung tangan ini dikarenakan untuk salah

pembangunan jenis usaha dan diharapkan dapat turut meningkatkan pendapatan warga

setempat dengan memberi lapangan pekerjaan baru. Salah satu bentuk pengkajian

yang dilakukan adalah observasi dan wawancara langsung dengan pekerja. Dari hasil

wawancara para pekerja didapatkan data yakni ada1 pekerja yang sedang menderita

patah tulang pada tangan kiri sedang di tangani di Rumah sakit, beberapa pekerja

mengeluhkan lecet-lecet di bagian kaki dan tangan dan 1 pekerja pernah terpeleset.

Dari hasil observasi

1. Pengkajian
a. Identitas
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil 4% perempuan dan 96% laki –
laki.
b. Histori
 Lama Bekerja
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil yang kerja kurang dari 2 tahun 30%
, 2 – 5 tahun 51% , lebih 5 tahun 19%.
 Pernah Bekerja Ditempat Lain
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil yang pernah bekerja ditempat lain
63% dan yang tidak pernah 37%.
 Jabatan
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil 5% orang pemilik dan 95%
karyawan.
c. Unit Kerja
 Transportasi Ketempat Kerja
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil 14% jalan kaki, 12% sepeda dan
74% motor.
 Lama Bekerja Dalam 1 Minggu
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil 96% berkerja dalam 6 hari, 4%
bekerja dalam 7 hari.
 Pergantian Shift Kerja
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil 100% tidak bergantian shift.
 Lama Bekerja Dalam 1 Hari
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil kurang dari 8 jam 19% dan yang
lebih dari 8 jam 81%.
 Waktu Istirahat.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil kurang dari 1 jam 0% , 1 jam 88%
dan yang lebih dari 1 jam 12%.
f. Ergonomi.
 Posisi Dalam Bekerja
Dari 57 perkerja yang kami kaj i didapatkan hasil yang duduk 96% dan yang
membungkuk 4%.
 Lama Ganti Posisi Dalam Bekerja.
Dari 57 perkerja yang kam i kaji didapatkan hasil kurang dari 15 menit 42% , 15
menit 39% , dan lebih dari 15 menit 19%.
 Masalah Kesehatan
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil yang nyeri pinggang 65% , ispa
12% , nyeri sendi 9% dan lainya 14%.
 Penyakit Selama Bekerja.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil batuk 44% , rematik 10%
,hipertensi 2% , tidak ada 7 % dan lainya 37%.
g. Perlindungan Diri
 Penggunaan APD
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasi l yang menggunakan APD 11%
dan yang tidak 89%.
 Jenis APD
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil yang menggunakan masker 11%
dan tidak pakai 89%.
 APD Cukup Melindungi
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil yang belum melindungi 11% dan
yang melindungi 89%.
 Menerima Pendidikan Tentang APD
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil belum pernah mendapatkan
pendidikan APD 100%.

h. Kecelakaan Kerja.
 Pelatihan Keselamatan Kerja
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil yang pernah mendapatkan pelatihan
21% dan yang belum pernah 79%.
 Mengalami Kecelakaan Kerja
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil sudah pernah mengalami
kecelakaan 61% dan belum pernah 39%.
 Mengetahui P3K
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil yang mengetahui P3K 56% dan
tidak mengetahui 44%.
 Fasilitas P3K
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil mengatakan ada fasilitas 30% dan
tidak 70%.
 Asuransi Kerja
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil tidak ada asuransi kesehatan.
 Mendapatkan Pendidikan Kesehatan Ditempat Kerja
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil mengatakan tidak mendapatkan
pendidikan kesehatan ditempat kerja.
 Terpajan Zat – zat Berbahaya
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil terpajan debu kain 100%.
i. Lingkungan
 Ada Polusi Ditempat Kerja
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil mengatakan ada polusi 100%.
 Sistem pemadam Kebakar
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil mengatakan tidak ada pemadam
kebakaran.
 Ada Binatang Berbahaya
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil mengatakan ada binatang
berbahaya.
 Suhu Tempat Kerja
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil mengatakan suhu lembab 30% dan
tidak lembab 70%.
 Kondisi Penerangan
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil penerangan kurang 2%, dan cukup
98%.
 Ventilasi
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil ventilasi baik 49% dan ventilasi
buruk 51%.
 Tingkat Kebisingan
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil bising 100%.
 Pengolahan Limbah
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil pengolahan limbah ditimbun 79% ,
dibakar 21% dan disungai 6%.
j. Perilaku Hidup Sehat.
 Sarapan
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil 100% sarapan.
 Makan bergizi
Dari 57 perkerja yangkami kaji didapatkan hasil makan bergizi 96% dan tidak bergizi
4%.
 Luas tempat Kerja
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil mengatakan luas 42 % , sempit 14%
dan 44% sedang.
 Makan Saat Istirahat
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil makan saat istirahat 95% dan tidak
5 %.
 Cuci Tangan Sebelum Makan
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil 100% cuci tangan.
 Makan pakai Sendok
Dari 57 perkerja yang kami kajididapatkan hasil memakai sendok 63% dan tidak
memakai 37%.
 Minum Saat Bekerja
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil lebih dari 3 kali 100%.
 Banyak minum
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil lebih dari 500 ml 98% dan kurang
dari 500 ml 2%.
 Mendapatkan Penkes Gizi
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil tidak pernah mendapatkan penkes
tentang gizi.
 Merokok Saat Kerja
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil merokok saat kerja 77% dan tidak
merokok 23%.
 Berapa batang Rokok
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil kurang dari 3 batang 24% , 3-6
batang 32 %, lebih dari 6 batang 23% dan tidak 21%.
 Minum Suplemen
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil ya 2 % dan tidak minum suplemen
98%.
 Jumlah Suplemen
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil salah satu dari mereka ada yang
minum suplemen tapi kadang-kadang
k. Ekonomi
 Penghasilan
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil kurang dari UMR 67%, UMR 21%,
>UMR 12%.
 Pengeluaran Pangan
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil kurang dari UMR 55%, UMR 19 %,
> UMR 26%.
 Pemenuhan Pangan
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil pemenuhan pangan 100%.
 Pemenuhan Pendidikan Anak
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil ya untuk pendidikan anak 61% dan
tidak untuk pendidikan anak 39%.
 Pemenuhan Rekreasi
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil 63% rekreasi dan tidak rekreasi
37%.
 Pemenuhan kesehatan
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil 100% terpenuhi.
 Tabungan
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil 67% menabung dan tidak
menabung 33%.
Analisa Data
No Data Masalah
1. Hasil angket: Resiko peningkatan kecelakaan
 Tidak ada pekerja yang menerima pendidikan tentang kerja
APD.
 Tidak ada yang menerima pelatihan keselamatan kerja.
 Tidak ada yang mendapatkan pendidikan kesehatan
ditempat kerja .
 Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil
merokok saat kerja 77% dan tidak merokok 23%.
 Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil
mengatakan ada fasilitas P3K 30% dan tidak 70%.
 Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil
mengatakan tidak mendapatkan pendidikan kesehatan
ditempat kerja.

2. Hasil angket : Resiko gangguan pernapasan


pada pekerja
 Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil yang
menggunakan APD 11% dan yang tidak 89%.

 Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil yang


belum melindungi 11% dan yang melindungi 89%.
 Semua pekerja terpajan zat-zat berbahaya (Debu Kain)
 Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil batuk
44%.
 Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil
ventilasi baik 49% dan ventilasi buruk 51%. Disemua
tempat kerja berpolusi.
3.  Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil yang Resiko peningkatan penyakit
duduk 96% dan yang membungkuk 6%. sendi
 Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil yang
nyeri pinggang 65% , ispa 12% , nyeri sendi 9% dan
lainya 14%.
 Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil batuk
44% , rematik 10% ,hipertensi 2% , tidak ada 7 % dan
lainya 37%.
4.  Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil bising Resiko peningkatan penyakit
100%. pendengaran

. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko peningkatan penyakit pendengaran
2. Resiko gangguan pernapasan pada pekerja
3. Resiko penigkatan penyakit sendi
4. Resiko peningkatan kecelakaan kerja

No. MasalahKeseh KRITERIA


Score Keterangan
atan 1 2 3 4 5 6 7 8
1. Keterangankriteria:
1.Sesuai dg
peranperawatkomunitas
2.Resikoterjadi/jumlah yang
beresiko
3.Resiko parah
4.Potensi utk pendidikan
kesehatan
Resiko
5.Interest utkkomunitas
peningkatan
4 5 4 4 5 3 4 4 33 6.Kemungkinan diatasi
kecelakaan
7.Relevan dg program
kerja
8.Tersedianya sumberdaya

KeteranganPembobotan:
1. Sangatrendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangattinggi
Intervensi
Dx Sasaran Tujuan Strategi RencanaKe Sumber Tempat Waktu Kriteria Standar evaluasi Evaluator
giatan
1 Pekerja Setelah Penyuluhana. A njurkan Mahasiswa Area Sabtu 6 Pemilik dan a. Para pekerja mau Dosen (pembimbing)
konveksi di tindakan kesehatanpa para pekerja kerja Juni pekerja menggenakan alat
kelurahan keperawatan dapemilikus untuk selalu konveksi 2015 konveksi pelindung telinga.
kedungwuni selama 3 hari ahadanpeke mengenakan pukul menunjukan b. Pemilik usaha mau
timur desa diharapkan rja konveksi penutup 09.00 adanya memfasilitasi alat
capgawen tidak terjadi telinga saat wib perubahan pelindung telinga.
gangguan bekerja status
kesehatan b. anjurkan kesehatan yang
pada organ pemilik baik.
pendengaran usaha untuk
memfasilitasi
alat
pelindung
telinga bagi
karyawan
Dx Sasaran Tujuan Strategi Rencana Sumber Tempat Waktu Kriteria Standar Evaluator
Kegiatan evaluasi
2 Pekerja Setelah Penyuluhaa. Anjurkan Mahasiswa Area Sabtu 6 Pemilik a. Para pekerja Dosen
konveksi di tindakan nkesehata pekerja untuk kerja Juni dan menggunakan (pembimbing)
kelurahan keperawatan npadapemi memakai konveksi 2015 pekerja masker saat
kedungwuni selama 3 hari likusahada masker saat pukul konveksi bekerja di
timur desa diharapkan npekerjak bekerja 09.00 menunjuk lingkungan
capgawen tidak terjadi onveksi b. Anjurkan wib an adanya berpolusi
gangguan pemilik untuk perubahanb. Pemilik
pernafasan memperbaiki status memperbaiki
pada pekerja sistem kesehatan sistem ventilasi
konveksi ventilasi di yang baik. di lingkungan
lingkungan kerja yang
kerja memungkinkan
c. adanya
informasikan pertukaran udara
bahaya c. pekerja
merokok bagi mampu
kesehatan mengulangi
macam-macam
bahaya merokok
dan mampu
mengurangi
konsumsi rokok
setiap harinya.
Dx Sasaran Tujuan Strategi Rencana Sumber Tempat Waktu Kriteria Standar Evaluator
Kegiatan evaluasi
3 Pekerja Setelah Penyuluhana. Berikan Mahasiswa Area Sabtu 6 Pemilik a. pekerja mau Dosen
konveksi di tindakan kesehatanpa informasi kerja Juni dan melakukan (pembimbing)
kelurahan keperawatan dapemilikus mengenai konveksi 2015 pekerja pergantian
kedungwuni selama 3 hari ahadanpeke bahaya pukul konveksi posisi secara
timur desa diharapkan rja konveksi berada dalam 09.00 menunjuk berkala pada
capgawen tidak terjadi posisi yang wib an adanya saat bekerja
gangguan sama dalam perubahanb. pekerja mau
kesehatan waktu lama status mengkonsumsi
pada sendi saat bekerja kesehatan cairan saat
b. anjurkan yang baik. bekerja
untuk sebanyak kurang
mempertahan lebih 6 gelas.
kan asupan
cairan yang
cukup

Dx Sasaran Tujuan Strategi Rencana Sumber Tempat Waktu Kriteria Standar Evaluator
Kegiatan evaluasi
4 Pekerja Setelah Penyuluhan a.Berikan Mahasiswa Area Sabtu 6 Pemilik a. Dosen
konveksi di tindakan kesehatanpa pengetahuan kerja Juni dan Pemilikusahada (pembimbing)
kelurahan keperawatan dapemilikus tentang konveksi 2015 pekerja npekerjadapatm
kedungwuni selama 3 hari ahadanpeke pentingnya pukul konveksi enyebutkanapa
timur desa diharapkan rja konveksi APD 09.00 menunjuk itu pentingnya
capgawen tidak terjadi b. anjurkan wib an adanya APD
peningkatan kepada perubahanb. Pemilik
angaka pemilik status menyediakan
kecelakaan perusahaan kesehatan fasilitas berupa
kerja untuk yang baik. APD dan PPPK
memfasilitasi
APD dan
PPPK.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarok,Wahit Iqbal,dkk. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika
Soeripto. 2008. Hiegiene Industri. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Bulechek, M. Gloria. (2013) Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi Bhs
Indonesia. Singapura
Hertmand, T. Heather. (2015). NANDA International Inc. diagnosis keperawatan : definisi
dan klarifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC
Moorhead, Sue. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC). Edisi Bhs Indonesia.
Singapura
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika.
Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Pengantar keperawatan komunitas 1. Jakarta: Sagung Seto
Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Ilmu keperawatan komunitas pengantar dan teoribuku 1.
Jakarta: Salemba Medika
Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Ilmu keperawatan komunitas pengantar dan teoribuku 2.
Jakarta: Salemba Medika
Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Ilmu keperawatan masyarakat: teori dan aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika
Alex King.(2008).Occuptional Health and safety Http://www.WordPress.comdiaksestanggal
04 November 2010 jam 11.00 WIB
Price,Sylvia.(1995).Patofisiologi Ed.4.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai