CASE 7
LIPOMA
Editor:
Penulis:
1. Bella Amelia Putri 1810211006
2. Gammarezka Fitra F 1810211033
3. Sapphira Mazaya S 1810211048
4. Ravena Hasna H 1810211097
5. Fatimah Azzahra 1810211101
I. OVERVIEW CASE
II. INTERPRETASI KASUS
III. BASIC SCIENCE (KULIT DAN
NEOPLASMA
IV. CLINICAL SCIENCE (LIPOMA)
V. PATOFISIOLOGI
VI. TATA LAKSANA
VII.DIAGNOSIS BANDING
VIII. REFERENSI
SMART MODULE 2018 |2
I. OVERVIEW CASE
Hipotesis
1. Lipoma
2. Kista ganglion
3. Fibroma
4. Liposarkoma
Px Fisik Px Penunjang
SMART MODULE 2018 |3
Diagnosis
Lipoma regio volar antebrakii
proksimal
SMART MODULE 2018 |4
Tata Laksana
Farmakologi Nonfarmakologi
2. Biopsi
3. Pemeriksaan
histopatologi
SMART MODULE 2018 |5
1. KU (Keluhan Utama)
Benjolan di lengan bawah kanan bagian atas
Timbulnya benjolan pada lengan bawah kanan bagian atas dari pasien
menunjukkan predileksi terjadinya penyakit, yaitu daerah ekstremitas atas.
6. Hipotesis
1. Lipoma : Penyakit ini diambil sebagai hipotesis karena sesuai dengan
keluhan pasien, yaitu berupa benjolan, terdapat di daerah ekstremitas,
pertumbuhannya lambat, ada riwayat keluarga (yaitu kakek pasien yang
juga pernah memiliki benjolan), serta umumnya tidak nyeri (kalaupun
nyeri dalam kasus ini itu karena ukurannya yang besar sehingga menekan
saraf).
2. Kista ganglion : Penyakit ini diambil sebagai hipotesis karena seusai
dengan keluhan pasien, yaitu berupa benjolan, predileksinya sama (di
tangan) dan dapat menyebabkan nyeri apabila ukurannya cukup besar
untuk menekan saraf.
SMART MODULE 2018 |7
Tidak ada kelainan pada toraks, tidak adanya benjolan menandakan tidak
adanya metastasis ke toraks, fungsi jantung normal, dan tidak ada
gangguan pernapasan.
Abdomen : dbn, benjolan (-), bising usus (+)
Tidak ada kelainan pada abdomen, tidak adanya benjolan menandakan
tidak adanya metastasis ke abdomen, bising usus positif artinya tidak
terjadi obstruksi usus.
Punggung : dbn, benjolan (-)
Tidak ada kelainan pada punggung, tidak adanya benjolan menandakan
tidak adanya metastasis ke punggung.
Ekstremitas : dbn, benjolan (-), kecuali regio antebrakii kanan
Fungsi pergerakan ekstremitas masih normal atau tidak terganggu,
benjolan tidak bersifat simetris atau hanya terjadi pada satu tempat
(lokalisata) yaitu di daerah lengan bawah bagian kanan.
B. Status Lokalis : Regio Antebrakii Kanan, Volar Proksimal
Look : Tampak benjolan sebesar telur ayam, warna sama dengan
kulit, dilatasi vena (-)
Ukuran benjolan cukup besar, warna sama dengan kulit menandakan
bahwa benjolan tidak mengenai pembuluh darah atau tidak ada tanda-
tanda inflamasi, dilatasi vena negatif berarti tidak ada pelebaran
pembuluh darah vena atau tidak ada trauma pada pembuluh darah vena
dan benjolan yang terjadi bukan karena eksudasi cairan (bukan edema).
Feel : Teraba benjolan, konsistensi lunak, berbatas tegas, permukaan
rata, mudah digerakkan, nyeri tekan (+), ukuran 7 x 7 cm
Benjolan berbatas tegas menandakan bahwa benjolan memiliki pembatas
(berkapsul), mudah digerakkan merupakan salah satu ciri tumor jinak,
nyeri tekan positif berarti ukuran benjolan yang cukup besar di sini
menyebabkan penekanan pada saraf sehingga timbul nyeri.
S M A R T M O D U L E 2 0 1 8 | 10
Move : Tidak ada keterbatasan ruang lingkup gerak sendi pada siku
dan pergelangan tangan
Hal ini menandakan bahwa benjolan atau tumor tersebut tidak sampai
menyerang otot dan sendi (bersifat superfisial), bukan juga tumor pada
otot atau sendi.
NVD : Teraba pulsasi arteri radialis dan ulnaris kanan dan kiri
Motorik : ekstensi dan fleksi sendi siku dan pergelangan tangan (+)
Sensibilitas : tidak didapatkan defisit sensoris
Fungsi N. Radialis, N. Medianus, N. Ulnaris : dbn
Teraba pulsasi menandakan tidak adanya gangguan sirkulasi atau
penyempitan pembuluh arteri (benjolan tidak menekan pembuluh darah).
Fungsi motorik dan sensibilitas tidak terganggu berarti benjolan tidak
sampai menyerang otot ataupun sendi dan tidak menyebabkan kerusakan
saraf.
8. Pemeriksaan Penunjang
Hb, Ht, leukosit, trombosit, LED normal
Menandakan penyakit bukan karena infeksi.
Kadar asam urat normal
Menandakan bahwa benjolan yang timbul pada pasien bukan disebabkan
oleh adanya penumpukan kristal asam urat.
Kadar LDH (Laktat Dehidrogenase) normal
Menandakan bahwa benjolan yang timbul pada pasien bukan merupakan
suatu malignansi. Test LDH ini digunakan untuk menyingkirkan
diagnosis keganasan (liposarkoma).
Kadar alkali fosfatase normal
Menandakan bahwa benjolan yang timbul pada pasien bukan merupakan
suatu neoplasma tulang.
9. Diagnosis : Lipoma regio volar antebrakii proksimal (kanan)
S M A R T M O D U L E 2 0 1 8 | 11
10.Tata Laksana
Farmakologi yaitu dengan memberikan obat analgetik untuk
menghilangkan nyeri.
Nonfarmakologi yaitu dengan dilakukannya eksisi atau pengangkatan
tumor. Setelah tumor diangkat, dapat dilakukan biopsi dan pemeriksaan
histopatologi untuk melihat gambaran dari tumor itu sendiri. Sebenarnya
tindakan yang kedua ini merupakan tindakan diagnostik.
S M A R T M O D U L E 2 0 1 8 | 12
LIPOMA
Definisi
Neoplasm of subcutaneous fat; tumor jinak subkutis yang berisi jaringan
lemak dan merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering pada orang
dewasa.
Etiologi
Tidak diketahui, namun kebanyakan lipoma (sekitar 75%) menunjukkan
adanya abnormalitas kariotipe. Pada temuan sitogenetika, hasilnya berbeda-
beda. Akan tetapi, yang paling sering adalah karena adanya mutasi pada
kromosom 12 bagian lengan panjang (12q) di pita 13-15 (12q13, 12q14, dan
12q15).
Epidemiologi
S M A R T M O D U L E 2 0 1 8 | 13
Faktor Risiko
Risiko terjadinya lipoma meningkat pada pasien dengan obesitas,
hiperlipidemia, dan diabetes mellitus. Orang yang memiliki anggota keluarga
dengan keluhan serupa juga memilki risiko yang tinggi untuk berkembangnya
lipoma.
Klasifikasi
Berdasarkan lokasinya, lipoma dapat diklasifikasikan menjadi lipoma
yang terjadi di subkutan, intermuskular, dan viseral. Adapun klasifikasi yang
lain (berdasarkan temuan klinikopatologi) dari lipoma yaitu sebagai berikut :
1. Lipoma soliter (the simple, solitary lipoma). Tumor ini sesuai namanya,
yaitu soliter (berjumlah tunggal atau satu), lunak, berlobul, berlokasi di
bawah kulit, tertambat/melekat di kulit, dan memiliki karakteristik kulit
yang tertarik.
2. Lipoma multipel (multiple lipoma). Tumor ini sesuai namanya, yaitu
multipel (berjumlah lebih dari satu atau banyak) memiliki tekstur lebih
keras dibanding lipoma soliter, biasanya tidak tertambat pada kulit, dan
distribusinya simetris.
3. Lipomatosis kongenital difus (Congenital diffuse lipomatosis). Variasi
dari lipoma ini terbatas pada satu atau dua anggota tubuh dan biasanya
berkaitan dengan pembesaran otot dan tulang yang sesuai dengan anggota
tubuh yang terkena.
4. Lipoma degenerasi (Degenerated lipoma). Tumor ini mewakili lipoma
berukuran besar yang telah mengalami perubahan degenerasi akibat
pertumbuhan yang cepat atau gangguan pasokan darah.
S M A R T M O D U L E 2 0 1 8 | 14
Gejala Klinis
Mula-mula timbul benjolan di bawah kulit dengan konsistensi lunak,
makin lama makin besar dan bertambah banyak, tanpa nyeri. Lipoma biasanya
tumbuh perlahan selama periode beberapa bulan atau tahun.
Orang dengan lipoma akan merasakan benjolan lunak dan berbentuk oval
di bawah kulitnya. Lipoma biasanya berwarna sama seperti kulit (jika tidak
menyerang sendi, organ, saraf, atau pembuluh darah).
Lipoma dapat terjadi lebih dalam di bawah kulit. Pada kejadian tersebut,
pasien mungkin tidak dapat melihat atau merasakannya. Lipoma yang dalam ini
dapat menekan organ-organ internal atau saraf dan menimbulkan gejala-gejala
tertentu. Misalnya, seseorang dengan lipoma di atas atau dekat dengan perut
dapat mengalami mual, muntah, dan konstipasi. Beberapa lipoma yang tumbuh
cukup besar dapat menekan saraf dan menyebabkan nyeri.
Diagnosis
a. Anamnesis
Melakukan anamnesa yang teliti mengenai keadaan pasien seperti
keluhan utama (yaitu adanya benjolan), lokasi terjadinya keluhan, onset
dari keluhan (sejak kapan benjolan timbul), gejala yang menyertai
keluhan (benjolan terasa nyeri) riwayat penggunaan obat, riwayat trauma,
riwayat penyakit lain yang terkait dengan keluhan (dicurigai mirip), dan
riwayat keluarga dengan keluhan mirip atau serupa.
b. Pemeriksaan fisik
Predileksinya di lengan, leher, punggung, dada, dan tungkai
Tumor soliter atau multipel dengan konsistensi lunak, besarnya
bervariasi dari lentikular sampai numular, dan berlobus-lobus
Tumor berbatas tegas (sirkumskrip), berwarna sama dengan kulit
sekitarnya, dan mudah digerakkan
c. Pemeriksaan penunjang
S M A R T M O D U L E 2 0 1 8 | 15
Tes darah :
Pemeriksaan darah rutin (Hb, Ht, leukosit, trombosit, LED)
Tes LDH (Laktat Dehidrogenase), untuk memeriksa adanya
malignansi atau tidak. Pada pasien dengan kanker, level LDH di
serumnya tinggi. Cara pemeriksaannya yaitu dengan mengambil
sampel darah vena (biasanya vena di daerah siku) dari
menggunakan jarum yang dialirkan ke vial kedap udara kemudian
dilakukan penghitungan kadar LDH.
Tes ALP (Alkaline Phosphatase), untuk memeriksa adanya
penyakit atau gangguan pada hati atau tulang. Cara
pemeriksaannya sama dengan LDH, yaitu menggunakan sampel
darah vena kemudian dilakukan penghitungan kadar ALP.
Tes asam urat
Pemeriksaan penunjang lainnya :
Biopsi, dilakukan dengan mengambil sampel sel pada tumor
kemudian memeriksanya di bawah mikroskop. Gambaran lipoma
sendiri di bawah mikroskop (histopatologik) yaitu tampak massa
sirkumskrip yang dikelilingi oleh kapsul fibrosa tipis dengan
pembuluh kapiler berdinding tipis pula, terdiri atas jaringan adiposa
putih yang matur, univakuolar, berlobul-lobul, serta nukleusnya
tampak terdesak.
Komplikasi
Lipoma terutama yang terjadi di subkutan sering tidak menimbulkan
komplikasi, tetapi mengganggu dari segi kosmetik. Lipoma pada jaringan
gastrointestinal (lipoma viseral) mungkin dapat menyebabkan komplikasi
berupa perdarahan akibat obstruksi dan intususepsi. (Intususepsi : kondisi di
mana sebagian usus terlipat dan menyusup ke dalam bagian usus lainnya yang
mengakibatkan penyumbatan di dalam usus atau obstruksi usus).
Pencegahan
Sebenarnya tidak ada cara untuk mencegah terbentuknya lipoma. Akan
tetapi, dapat dilakukan perubahan gaya hidup yakni dengan memperbanyak
konsumsi sayur juga buah-buahan, membatasi konsumsi makanan berlemak
tinggi, mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan, dan berolahraga secara teratur
guna menghindari penumpukan lemak berlebih.
Prognosis
Prognosis untuk lipoma baik (dubia at bonam). Rekurensi jarang terjadi,
namun tidak menutup kemungkinan untuk terjadi apabila eksisi yang dilakukan
tidak sempurna.
S M A R T M O D U L E 2 0 1 8 | 17
V. PATOFISIOLOGI
(oleh: Bella Amelia Putri 1810211006)
Versi 1 (https://www.scribd.com/doc/260669444/lipoma)
Versi 3 ( https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4551749/ )
10.Pada tumor jaringan lunak lainnya, ekspresi bersama dari penanda lain
adalah umum dan ini juga memiliki arti keganasan.
13. Selain itu, dalam jaringan lipoma, diferensiasi terminal lipoblas diamati.
Jaringan lipoma dinyatakan terdiri dari adiposit matang karena ekspresi
PPAR-that yang tidak berubah antara lipoma dan jaringan lemak normal.
16.Meskipun sel dapat melakukan bunuh diri melalui berbagai cara, sebagian
besar kematian sel diadili oleh jalur mitokondria (intrinsik) yang dimulai
oleh banyak sinyal, seperti isyarat perkembangan, perampasan faktor
pertumbuhan dan kerusakan DNA, di samping beberapa standar anti -
Perawatan kanker.
25.Sel yang sekarat mengaktifkan neutrofil, makrofag, sel mast, dan sel
dendritik yang mengeluarkan sitokin mitogenik seperti IL1, IL6 atau TNF
α. Oleh karena itu, sistem kekebalan dan peradangan, selain pengawasan
kekebalan yang merupakan fungsi utama mereka, juga meningkatkan
transformasi ganas dalam keadaan tertentu.
A. Farmakologi
1. Analgesik
Penelitian telah menemukan bahwa kombinasi pengobatan seperti
acetaminophen dan NSAID atau opioid dan nonopiod, telah
menunjukkan hasil yang efektif terhadap nyeri pasien penderita
lipoma.
Acetaminophen, dosis 500-1000 mg peroral setiap 6 jam
NSAID : celecoxib 200mg 2 kali sehari
B. Non-Farmakologi
a. Eksisi Tumor
Alasan estetika
Ketika hasil permeriksaan histologi mengarah pada liposarkoma
Ukuran lipoma > 5 cm
Ketika memberikan gejala nyeri atau mengganggu pergerakan
1) Terapi Endoskopi
Eksisi endosopik merupakan terapi nonoperatif di saluran
gastrointestinal bagian atas (yaitu, esophagus, lambung, duodenum)
atau kolon. Eksisi dengan colonoscopic memungkinkan terjadinya
perforasi jika dasar dari tumor luas. Penulis dari jepang menjelaskan
teknik yang aman dimana jerat bipolar digunakan dan defek dari
mukosa dipotong. Jika tidak, eksisi dengan operasi adalah jalan
lainnya.
2) Terapi surgical
S M A R T M O D U L E 2 0 1 8 | 24
Eksisi Lipoma
Indikasi : kosmetik
Persiapan
a) Anestesi local atau umum tergantung pada lokasi dan ukuran lipoma
b) Posisi tergantung pada posisi lesi
Prosedur
b. Injeksi Steroid
Injeksi steroid menyebabkan atrofi lemak yang bersifat local,
kemudian lipoma mulai mengecil (atau jarang kemudian hilang secara
permanent). Injeksi baik dilakukan pada lipoma dengan diameter
kurang dari 1 inchi. Perbandingan 1:1 campuran antara lidocain dan
triamcinolone acetonide (kenacort), dalam dosis 10 mg per mL,
diinjeksikan pada tengah lesi, prosedur ini dilakukan beberapa kali
dengan interval bulan.
S M A R T M O D U L E 2 0 1 8 | 26
Etiologi
1. Degenerasi mukosa jaringan ikat sekunder
2. Trauma / cedera mikro secara terus-menerus
3. Iritasi jaringan articular
4. Idiopatik (tidak diketahui)
Epidemiologi
1. Wanita > Pria, dengan perbandingan 3:1
2. paling sering ditemukan pada wanita berusia antara 20 hingga 50 tahun
3. Lansia (Karena Kista mukosa ditemukan pada sendi interphalangeal distal
(DIP) dan umumnya hadir dengan osteoarthritis)
4. Jarang terjadi pada anak-anak
S M A R T M O D U L E 2 0 1 8 | 27
Gambaran Klinis
1. Tidak ada tanda-tanda inflamasi seperti eritem pada daerah sekitar kista
2. Bersifat asimtomatik (tanpa gejala)
3. Konsistensi kenyal karena berisi cairan synovial
4. Biasanya tidak terasa nyeri
5. Dapat juga merasakan parastesia (kesemutan) dan rasa nyeri (Ketika kista
menekan saraf median)
6. Diameter rata-rata < 1,5cm
7. Dapat terjadi perbesaran tergantung aktivitas penderita
8. Kista dapat digerakan
9. Transiluminat / tembus pandang saat dilakukan transillummination test
Diagnosis
1. Anamnesis
Terdapat benjolan berkonstitensi kenyal, tetapi tidak ada
kemerahan di sekitar lesi
Bisa muncul seketika atau karena trauma
Adanya rasa kesemutan pada daerah sekitar kista
Muncul pada daerah sekitar sendi
Paling sering hadir di dorsum pergelangan tangan
2. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan tanda vital : dbn
2) Pemeriksaan lokalis
Look : Adanya deformitas dengan predileksi di sekitar sendi.
Tanda inflamasi (-)
Feel : Akan dirasakan konsitensi kenyal. Nyeri (+) jika kista sudah
berukuran besar
Move : Mobilitas pasien tergantung dengan besar ukuran kista
S M A R T M O D U L E 2 0 1 8 | 28
3. Translumination Test
4. Allen Test
S M A R T M O D U L E 2 0 1 8 | 29
Tes pada vaskular arteri radialis atau ulnaris, dengan cara pasien
mengepalkan tangan, pemeriksa akan menekan pada arteri radialis atau
ulnaris. Bertujuan untuk melihat apakah ada penekanan pada vaskular
akibat kista. Caranya:
1. Pasien diminta mengepalkan tangan
2. Tekan arteri radialis atau ulnaris hingga tangan pasien terlihat
pucat, lalu lepaskan.
Warna tangan yang kembali memerah (kurang dari 5-10 detik)
maka kista tidak menekan pembuluh darah. Jika waktu >10 detik
maka kista menekan pembuluh darah
Predileksi
Paling sering di dorsum pergelangan tangan di sendi scapholunate, pada
regio volar, dorsum manus, kaki dan jari.
Pemeriksaaan Penunjang
1. Plain film
Memberikan visualisasi kista, dapat mengidentifikasi kelainan tulang
(deformitas).
2. Ultrasound
Membedakan kista dari pembuluh darah dan untuk menghindari
kesalahan tusukan pada pembuluh darah sekitar kista.
S M A R T M O D U L E 2 0 1 8 | 30
Tata Laksana
A. Farmakologi
1. Anti-inflamasi, analgetik, dan antipiretik
a. Piroksikam (10–20 mg 1 kali/hari)
o Salah satu AINS dengan struktur baru yaitu oksikam, derivat
enolat. Waktu paruh 45 jam, dapat dicerna cepat oleh lambung.
Dapat menghambat COX 1 dan 2 maka dari itu efek samping
dari piroksikam adalah tukak lambung karena mempengaruhi
pada COX 1 ( Prostasiklin ) yang berfungsi untuk proteksi
lambung.
o Indikasi : Penyakit inflamasi sendi (Arthritis rhematoid,
osteoarthritis, Spondilits ankilosa)
o Efek samping : Pusing, tinitus, nyeri kepala dan eritema kulit
b. Meloksikam (7,5–15 mg 1 kali/hari, selama 5 hari)
o Walaupun Meloksikam merupakan NSAID non-selektif, tetapi
Meloxicam lebih menghambat ke COX-2. Obat ini lebih jarang
menyebabkan gejala dan penyakit saluran cerna dibandingkan
dengan piroksikam, diklofenak, dan naproksen. Meloksikam
diketahui menghambat sintesis tromboksan A2, bahkan pada
dosis supraterapi
S M A R T M O D U L E 2 0 1 8 | 31
B. Non-Farmakologi
1. Aspirasi
Tindakan memasukkan jarum ke daerah kista ganglion yang
konstitensinya kenyal / tidak terlalu padat. Jarum tersebut akan
menyedot cairan pada kista yang merupakan cairan sinovial.
Setelah dilakukan aspirasi maka harus diberi obat golongan steroid
untuk mencegah inflamasi. Sendi tidak boleh digerakkan untuk 5-7
hari pasca dilakukannya tindakan aspirasi.
Kontraindikasi : Kista ganglion pergelangan tangan volar (sering
dekat dengan arteri radialis atau kadang-kadang dapat mengelilingi
pembuluh darah)
2. Eksisi
Membedah kista ganglion, terutama pada kondisi disaat kista sudah
mengganggu aktifitas dan mobilisasi pasien karena kista sudah
membesar, nyeri, dan parastesia sudah terasa. Metode dilakukan
dengan cara eksisi seluruh bagian dari kista termasuk kapsulnya
diangkat. Metode ini dianggap sebagai metode paling efektif
karena jarang ditemukan kekambuhan setelah eksisi.
S M A R T M O D U L E 2 0 1 8 | 33
Komplikasi
1. Sindrom carpal tunnel, Biasanya pada penderita kista ganglion
bagian volar
Sindrom Carpal tunnel adalah kumpulan gejala dan tanda khas yang
terjadi setelah kompresi saraf medianus. Gejala yang biasa terjadi
adalah mati rasa, parastesia (Kesemutan) dan nyeri pada saraf median.
2. Neuropraxia saraf ulnaris
Karena kista ganglion dapat terjadi di bagian volar pergelangan
tangan.
3. Iskemia
Karena kompresi arteri radialis.
S M A R T M O D U L E 2 0 1 8 | 34
Gammarezka F F
1810211033
S M A R T M O D U L E 2 0 1 8 | 35
Penjelasan Patofisiologi
Salah satu etiologi dari kista ganglion adalah trauma, trauma pada sekitar
sendi akan membuat komponen pada sinovial bocor dan selanjutnya cairan
sinovial akan keluar dari kompartemennya yang menyebabkan tekanan akibat
cairan sinovial akan bertambah. Selain itu jika komponen pada sinovial bocor
akan membuat keluarnya protein kental bersama dengan air, air yang keluar
dapat di reabsorbsi tubuh, tetapi hal itu tidak terjadi protein yang akan membuat
terakumulasinya substansi jelly di periartikular.
Lalu, trauma mikro juga merupakan etiologi dari kista ganglion,
walaupun sedikit berbeda dengan trauma pada umumnya. Trauma mikro yang
terjadi secara terus menerus akan membuat volume kompartemen meningkat.
Trauma juga akan membuat gangguan pada jaringan ikat yang akan
menstimulasi kolagen dan fibrosit yang nantinya berperan sebagai kapsul yang
menjadi dinding pada kista ganglion. Selain itu jaringan ikat akan mentimulasi
fibroblast akan menstimulasi sekresi mukus dan asam hialuronat yang berperan
juga sebagai penumpukan cairan.
Penumpukan cairan, terdapatnya substansi kental di peri artikular dan
akumulasi cairan sinovial akan membuat edem Yang akan dilindungi oleh
kapsul jaringan ikat.
Setelah kista ganglion terbentuk, kista ganglion dapat juga membesar dan
akan membuat komplikasi. Pada saraf sendiri, kista ganglion dapat menekan
saraf perifer yang akan membuat Sindrom Carpal Tunnel, Sindrom Carpal
Tunnel akan membuat parastesia dan nyeri. Lalu, akan terbentuknya mediator
inflamasi, salah satunya adalah prostaglandin yang akan membuat nyeri. Nyeri
tersebut bisa saja membuat pasien menjadi terbatas untuk bergerak (functio
laesa). Jika kista ganglion membesar, maka kista dapat menekan vaskularisasi
yang akan membuat iskemia pada jaringan tersebut. Terakhir, jika kista
ganglion membesar, maka daerah tersebut akan menjadi deformitas yang akan
membuat pasien menjadi terbatas aktifitasnya.
S M A R T M O D U L E 2 0 1 8 | 36
LIPOSARKOMA
Definisi
Liposarkoma adalah keganasan sel-sel lemak matur dalam ruang jaringan
ikat. Liposarkoma merupakan tipe yang paling umum dari sarcoma jaringan
lunak, muncul perlahan, membesar, tanpa rasa sakit.
Epidemiologi
Liposarkoma merupakan tumor ganas yang jarang ditemukan. Insiden
liposarkoma pada usia 50-70 tahun. Insiden anak (5%) dan dewasa (20%) dari
seluruh sarkoma jaringan lunak. Predileksi mengenai ekstremitas bawah,
kepala, dan leher (biasanya leher dan pipi)
Etiologi
Etiologi dari liposarkoma tidak diketahui dengan jelas. Tetapi, banyak
yang berpendapat bahwa liposarcoma terbentuk saat sel lemak tidak
berkembang dengan baik (mutasi). Sel bermutasi membuat sel lemak terus
menerus berkembang dengan cepat dan tidak mengalami kematian saat dimana
seharusnya sel lemak mati. Akumulasi dari sel lemak ini akan membentuk
tumor.
Klasifikasi
1. Well-differentiated liposarcoma merupakan subtipe sarkoma yang
paling sering ditemukan. Pertumbuhan tumor pada subtipe ini cukup
lambat dan tidak menimbulkan rasa sakit.
S M A R T M O D U L E 2 0 1 8 | 37
Manifestasi Klinis
Pasien dapat melaporkan hal-hal berupa teraba massa yang semakin
membesar, penurunan fungsi (motoric dan sensorik), kesemutan, pembesaran
pembuluh darah.
Diagnosis
Bila terdapat dugaan liposarkoma:
S M A R T M O D U L E 2 0 1 8 | 38
Komplikasi
Liposarkoma adalah tumor ganas. Ini berarti dapat menyebar atau
menginvasi ke bagian lain dari tubuh. Bagian lain dari tubuh termasuk organ
dan jaringan vital yang berada di dekat tumor.
Tata Laksana
a. Operasi
Prognosis
Prognosis berdasarkan subtipe dari liposarkoma. Kemungkinan tingkat
tetap bertahan hidup untuk 5 tahun kedepan (kemungkinan tidak meninggal
akibat keganasan tumor pasca operasi): 100% pada liposarkoma yang
berdiferensiasi baik, 88% pada liposarkoma myxoid, dan 56% pada liposarkoma
pleomorfik.
S M A R T M O D U L E 2 0 1 8 | 40
FIBROMA
Definisi
Fibroma adalah tumor jinak mesenkim yang terdiri dari jaringan fibrosa
atau jaringan ikat.
Epidemiologi
Tidak ada predileksi umur dan jenis kelamin → bisa menyerang semua
usia dan jenis kelamin
Lebih sering terjadi pada orang dewasa
Untuk fibroma molle, sering ditemukan pada perempuan usia
pertengahan, menopause dan usia lanjut.
Etiologi
Fibroma dapat disebabkan karena faktor herediter atau faktor eksternal
seperti trauma atau iritasi local. Fibroma bisa berupa hasil dari trauma yang
hanya sekali atau pengulangan, infeksi atau inflamasi kronis.
Predileksi
Tumor ini dapat timbul di organ mana saja, utamanya pada kulit, fasia,
dan tendon.
Klasifikasi
A. Berdasarkan Lokasi
No. Klasifikasi Gambaran
1 Angiofibroma
tumor jinak yang terbentuk dari
pembuluh darah dan jaringan ikat.
Berupa papul kecil berwarna merah
kecoklatan di sekitar hidung dan
pipi.
S M A R T M O D U L E 2 0 1 8 | 41
2 Dermatofibroma
fibroma durum (isinya lebih
banyak kolagen dengan konsistensi
keras) yang berada pada kulit dan
sering terjadi pada wanita)
3 Fibroma Oral
4 Fibroma Plantar
di lengkungan kaki, terutama
pada anak – anak.
B. Berdasarkan Konsistensi
1. Fibroma Molle terdiri dari fibrosa longgar, isinya lebih banyak
fibroblast dengan konsistensi lunak, dan terdapat terutama di daerah
leher dan lipatan.
2. Fibroma Durum mengandung lebih banyak serabut kolagen
dibanding sel fibroblasnya dan konsistensi keras.
S M A R T M O D U L E 2 0 1 8 | 42
Gejala Klinis
1. Benjolan kenyal, dapat digerakkan, memiliki warna seperti mukosa
normal
2. Tidak menimbulkan rasa sakit
3. Diameter benjolan antara 1 – 1,5 cm
4. Pertumbuhan lambat (hitungan bulan atau tahun)
5. Mirip dengan kista ganglion namun berbeda pada pemeriksaan
transluminasi
Tata Laksana
Terapi pada fibroma dapat berupa eksisi menggunakan skalpel,
pembedahan menggunakan mesin elektrik ataupun sinar laser.
S M A R T M O D U L E 2 0 1 8 | 43
VIII. REFERENSI
A. CS Lipoma
1. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine 2008 7th Ed.
2. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2
3. Robbins’s Basic Pathology 9th Ed.
4. Jurnal NCBI :
www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507906/
www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5461449/
5. Jurnal Medscape :
Todd an. 2018. Lipomas Treatment and Management. New York
https://www.medscape.com/answers/191233-117083/what-is-the-
prognosis-of-lipomas
6. Jurnal riset kanker : Lipomas – Cancer Research
(http://cancerres.aacrjournals.org/content/amjcancer/16/5/1104.full.
pdf)
B. Tata Laksana Lipoma
1. https://emedicine.medscape.com/article/191233-
overview?src=medscapeapp-android&ref=email
2. Teknik Bedah Umum, M. E. Foster & Morris Stiff
3. https://www.uspharmacist.com/article/nonopioid-analgesia-
following-softtissuetumor-surgery
C. Kista Ganglion
1. Medscape
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/12692672/?i=6&from=/2
1331652/related
2. Patologi robbins edisi 12
3. Apley & solomon ortopedi
D. Liposarkoma
1. http://sarcomahelp.org/liposarcoma
S M A R T M O D U L E 2 0 1 8 | 44
2. https://emedicine.medscape.com/article/1057855-differential
E. Fibroma
1. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI Edisi 7
2. Modul Penuntun Praktikum Dept. Patologi Anatomi FK UPNVJ
3. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures, 9th Edition
4. http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/79903/Bud
i%20Y_1.pdf?sequence=1