Anda di halaman 1dari 48

PERMASALAHAN HUBUNGAN GURU DAN

MURID DI LINGKUNGAN SEKOLAH

MAKALAH
Disusun dengan tujuan menyelesaikan
salah satu tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah

oleh

NANDA YULANDA NIM 16718213

M. RAFI SUDRAJAT NIM 16718303

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2018
ABSTRAK

Karya tulis berjudul Permasalahan Hubungan Guru dan Murid di


Lingkungan Sekolah ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kasus mengenai
penyimpangan (kasus) antara guru dengan murid. Karena itu, penulis membuat
karya tulis ini untuk menentukan penyebab, dampak, dan solusi dari
ketidakharmonisan dalam hubungan antara guru dengan murid, juga menentukan
kuntungan apa saja yang dapat diambil ketika tercapai hubungan baik antara guru
dengan murid di lingkungan sekolah. Penulis mengambil data dari SMA Kristen
Dago, SMA Pasundan 2, dan SMA Al Falah Bandung. Penulis menyebar
kuesioner untuk sejumlah siswa dan guru, beberapa guru juga diwawancara untuk
mendalami materi makalah ini. Penulis menemukan bahwa hubungan antara guru
dengan murid di Bandung berada dalam taraf baik dengan tingkat konflik yang
jarang. Konflik yang terjadi salah disebabkan oleh ketidakdisiplinan murid
dan/atau perbedaan pendapat antara guru dengan murid. Konflik menjadi salah
satu penyebab ketidakharmonisan dan mengakibatkan kinerja murid menurun dan
kerenggangan hubungan guru-murid. Penyelesaiannya adalah dengan menjaga
komunikasi guru dengan murid dan saling memahami untuk mencapai lingkungan
belajar dan guru-murid ideal.

Kata kunci: Hubungan guru-murid, konflik, pendidikan.

iii
PRAKATA

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah yang membahas permasalahan dalam hubungan
baik antara guru dan murid sehingga menimbulkan banyak kasus penyimpangan
dalam dunia pendidikan.

Kendala yang dialami penulis adalah ketika mengumpulkan data. Penulis


kesulitan mencari partisipan karena berasal dari daerah di luar Kota Bandung.
Karena itu, penulis kurang mengetahui daerah Kota Bandung dengan baik.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu, kami berterima kasih kepada rekan dan keluarga kami selaku pihak
yang memberikan bantuan dalam proses pembuatan makalah ini.

Penulis dengan terbuka menerima segala saran dan kritik dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ilmiah ini. Segala saran dan kritik yang pembaca
sampaikan akan penulis pertimbangkan dan komentari lalu bila memungkinkan,
akan digunakan untuk penelitian selanjutnya.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah yang berjudul


Permasalahan Hubungan Guru dan Murid di Lingkungan Sekolah dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Bandung, November 2018

Penulis

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. iii

PRAKATA.............................................................................................................. iv

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .................................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................. 3

1.5 Ruang Lingkup Kajian ...................................................................... 4

1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ........................................... 4

1.7 Sistematika Penulisan........................................................................ 5

BAB II HUBUNGAN GURU DENGAN MURID

2.1 Hubungan ........................................................................................... 6

2.2 Hubungan Guru dengan Murdi ......................................................... 6

2.3 Pendidikan ......................................................................................... 8

v
2.4 Karakter.............................................................................................. 9

2.5 Konflik ............................................................................................... 9

BAB III ANALISIS PERMASALAHAN HUBUNGAN GURU DENGAN


MURID DI SEKOLAH

3.1 Hubungan Guru dengan Murid Saat Ini ........................................... 15

3.2 Guru dan Murid yang Ideal............................................................... 16

3.3 Manfaat Hubungan yang Harmonis ................................................. 19

3.4 Menjalin Hubungan Baik .................................................................. 21

3.5 Tantangan Dalam Menjalin Hubungan dan Mengatasinya............. 23

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ........................................................................................ 32

4.2 Saran ................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 34

LAMPIRAN ........................................................................................................... 35

vi
DAFTAR TABEL

TABEL 3.1................................................................................................................. 12

TABEL 3.2................................................................................................................. 13

TABEL 3.3................................................................................................................. 14

vii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER

LAMPIRAN 2 DOKUMENTASI

LAMPIRAN 3 RIWAYAT HIDUP

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu kata yang sudah sangat sering kita dengar

dalam kehidupan sehari-hari. Namun apakah kita sudah paham makna sebenarnya

dari pendidikan? Menurut Ki Hajar Dewantara, “Pendidikan umumnya berarti

daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, dan jasmani anak-anak selaras

dengan alam masyarakatnya.” Lantas, seperti apakah potret pendidikan yang

terjadi di negeri kita?

Dewasa ini, terdapat banyak sekali kasus yang muncul di media tentang

penyimpangan dalam dunia pendidikan yang dilakukan oleh guru dan murid.

Kasus yang paling umum terjadi adalah kekerasan yang dilakukan secara verbal

baik oleh guru kepada murid atau sebaliknya. Selain itu, tidak jarang pula terjadi

tindak kekerasan fisik yang menimpa guru atau murid dalam dunia pendidikan.

Kasus yang terjadi dalam dunia pendidikan ini membuktikan di negeri kita praktik

pendidikan masih belum terlaksana dengan baik.

Atas dasar permasalahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat

tentang pendidikan yaitu masalah hubungan antara guru dan murid, menyebabkan

penulis ingin membahas akar permasalahan umum yang terjadi dalam dunia

1
pendidikan dan mencari solusinya untuk mewujudkan suatu praktek pendidikan

yang baik dalam lingkungan masyarakat. Selain itu, penulis juga memiliki latar

belakang yang subjektif. Penulis membuat karya ilmiah ini juga untuk memenuhi

tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah.

Adapun penelitian yang dalam beberapa hal mirip dengan penelitian

kami. Karya tulis berjudul The Great Teacher: Mendedah Aspek-Aspek

Kepribadian Guru Ideal dan Pembentukan Perilaku Siswa Dalam Novel

“Pertemuan Dua Hati” Karya Nh. Dini oleh Lucky Maulana Hakim membedah

tentang elemen-elemen yang dimiliki oleh guru ideal. Perbedaan karya tulis

tersebut dengan penelitian ini adalah bahwa karya tulis bertujuan untuk

mendefinisikan guru ideal, sedangkan penelitian ini bertujuan untuk

menyelesaikan masalah hubungan guru dengan murid menggunakan kepribadian

guru ideal sebagai salah satu solusinya.

1.2 Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang di atas timbul masalah sebagai

berikut:

1. Mengapa terjadi ketidakharmonisan antara guru dan murid dalam

berbagai kasus?

2. Apa saja dampak yang terjadi dari permasalahan antara guru dan

murid?

2
3. Apa saja manfaat yang didapat dari hubungan antara guru dan murid

yang harmonis?

4. Bagaimana cara menyelesaikan masalah hubungan baik antara guru

dan murid?

1.3 Tujuan Penelitian

Atas dasar latar belakang dan rumusan masalah di atas, penulisan makalah

ini bertujuan:

1. Menentukan penyebab ketidakharmonisan antara guru dan murid.

2. Menentukan dampak yang terjadi dari permasalahan antara guru dan

murid.

3. Menentukan manfaat dari hubungan antara guru dan murid yang

harmonis.

4. Menentukan cara penyelesaian masalah hubungan baik antara guru dan

murid.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penulisan yang akan dicapai, makalah ini memiliki

manfaat sebagai berikut:

1. Menambah wawasan masyarakat seputar dunia pendidikan.

3
2. Munculnya solusi masalah pendidikan yang terjadi.

3. Terwujudnya lingkungan sekolah yang damai untuk guru dan murid.

1.5 Ruang Lingkup Kajian

Dalam penelitian ini, penulis mengkaji permasalahan hubungan guru

dengan murid di ranah Sekolah Menengah Atas (SMA). Penulis melakukan

pengamatan secara langsung di lokasi Kota Bandung. Sekolah yang penulis teliti

antara lain; SMA Kristen Dago, SMA 2 Pasundan, dan SMA Al Falah yang

semuanya berlokasi di Kota Bandung.

1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Pengambilan data dilakukan melalui dua tahap. Pertama adalah melalui

internet untuk mengetahui masalah apa saja yang telah ada di area pendidikan

menengah. Kedua adalah membagi kuesioner untuk mengetahui keadaan

sebenarnya di lapangan antara guru-murid SMA di Bandung.

Dalam penelitian ini, penulis akan menyusun kuesioner yang dapat

diselesaikan oleh partisipan selama kurang lebih 15 menit. Penulis menyusun

kuesioner yang menanyakan tentang manfaat hubungan baik, faktor-faktor

perusak hubungan baik, dampak dari rusaknya hubungan baik, dan bagaimana

cara memperbaiki dan menjaga hubungan baik antara guru dengan murid. Penulis

4
akan menyebar kuesioner ini secara fisik, berbentuk kertas. Kuesioner fisik

dilakukan untuk meneliti murid-murid di Kota Bandung.

Setelah data kuesioner didapatkan, pengolahan data yang dilakukan

bersifat kualitatif. Penulis memerkirakan bahwa partisipan tidak akan terlalu

banyak. Dari data-data yang akan penulis dapatkan, penulis akan menganalisis

tentang faktor-faktor yang memengaruhi hubungan baik antara guru dengan

murid.

1.7 Sistematika Penulisan

Penelitian yang dilakukan bersifat survei-deskriptif. Survei kami lakukan

di beberapa sekolah dalam bentuk kuesioner. Kuesioner akan meliputi

karakteristik guru ideal, tingkat kedekatan murid dengan guru, konflik yang

pernah dialami, dan bagaimana komunikasi guru dengan murid terjalin. Kami juga

mengumpulkan data kasus melewati internet dari sumber-sumber yang kredibel

dan menggunakan pendekatan literasi melewati riset secara maya. Kami

mengumpulkan beberapa kasus yang telah terjadi dan menganalisis bagaimana

hubungan antara guru dan murid dapat terjalin dengan tidak baik. Kemudian

penelitian dilakukan dengan mendeskripsikan dan/atau menjelaskan fenomena

yang penulis temui dalam bentuk narasi.

5
BAB II

HUBUNGAN GURU DENGAN MURID

2.1 Hubungan

Hubungan adalah sesuatu yang terjadi apabila dua orang atau hal atau

keadaan saling memengaruhi dan saling bergantung satu sama lain. Menurut Tams

Jayakusuma (2001:25), hubungan adalah suatu kegiatan tertentu yang membawa

akibat kepada kegiatan yang lain. Selain itu arti kata hubungan dapat juga

dikatakan sebagai suatu proses, cara atau arahan yang menentukan atau

menggambarkan suatu objek tertentu yang membawa pengaruh terhadap objek

lainnya.

Dari definisi ini, dalam penelitian, kami mendefinisikan hubungan

sebagai suatu keadaan saling terkait dari guru dengan murid.

2.2 Hubungan Guru dengan Murid

Hubungan baik yang terjalin antara guru dengan murid adalah hubungan

yang professional dari guru dan karakter akademisi dari murid. Kedua belah pihak

perlu bersifat terbuka dan tak terbiaskan terhadap pendapat individual agar dapat

melihat satu atau lain hal secara objektif dan juga subjektif terhadap dasar-dasar

negara.

6
Seorang guru memiliki suatu tuntutan tugas utama dari profesi mereka

adalah untuk berusaha mengembangkan segenap potensi siswa secara optimal

agak siswa dapat mandiri dan perkembang menjadi manusia yang cerdas, baik

cerdas secara fisik, intetelektual, sosial, emosional, moral dan sepiritual. Dalam

melakukan pekerjaannya, seorang guru terikat kepada Kode Etik Guru Indonesia

(KEGI). Kode etik ini mengikat guru demi menjaga nama baik profesi guru dan

menjalin hubungan baik antara guru dengan masyarakat luas. Kode Etik Guru

Indonesia meliputi:

1. Menjaga profesionalitas guru dalam tugas mendidik, mengajar,


membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi kemajuan
siswa.

2. Membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati dan


mengamalkan hak dan kewajiban sebagai individu, warga sekolah dan
anggota masyarahat

3. Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakter


berbeda dan masing-masing berhak atas layanan pembelajaran.

4. Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan


menggunakannya untuk kepentingan proses pendiidkan.

5. Guru terus menerus berusaha menciptakan, memelihara dan


mengembangkan suasana sekolah yang menyenangkan sebagai
lingkungan belajar yang efektif dan efisien

6. Guru menjalin hubungan peserta dengan didik yang dilandasi kasih


sayang dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang diluar
batas kaidah pendidikan

7
Itu hanyalah sebagian dari kode etik, karena tidak mungkin kami

menyebutkan satu per satu. Selengkapnya dalam kode etik, dapat dibaca di UU RI

No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.

Hubungan antara murid dan guru dalam budaya Indonesia tidak hanya

ada di ruang kelas. Hubungan ini bahkan tidak berakhir ketika peserta didik sudah

tidak dalam naungan guru atau ketika guru sudah meninggalkan tugas. Hubungan

guru dengan murid ini masih akan berlangsung dan murid akan masih memiliki

sifat patuh terhadap guru meski sudah tidak memiliki ikatan formal lagi.

2.3 Pendidikan

Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1

menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual.

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan, education, berasal dari kata educatum yang tersusun dari dua

kata yaitu e dan duco, e berarti perkembangan dari sedikit menuju banyak,

sedangkan duco berarti sedang dalam perkembangan, Pengertian pendidikan

adalah proses mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu,

sendangkan menurut KBBI, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata

laku seseorang. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah tuntutan di

8
dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu

menuntun segala kekuatan kodrat yang ada di anak-anak itu, agar mereka sebagai

manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan

bahagia.

2.4 Karakter

Istilah karakter sudah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari.

Umumnya kita menyebut suatu hal yang berhubungan dengan watak,sikap, dan

perbuatan manusia sebagai karakter. Namun apa sebenarnya maksud kata

“Karakter” tersebut??

Para ahli memiliki definisi berbeda-beda mengenai karakter. Menurut

Gulo W. Pengertian karakter adalah kepribadian yang dilihat dari titik tolak etis

atau pun moral (seperti contohnya kejujuran seseorang). Karakter biasanya

memiliki hubungan dengan sifat – sifat yang relatif tetap. Menurut Alwisol,

karakter merupakan penggambaran tingkah laku yang dilaksanakan dengan

menonjolkan nilai (benar – salah, baik – buruk) secara implisit atau pun ekspilisit.

Karakter berbeda dengan kepribadian yang sama sekali tidak menyangkut nilai –

nilai. Berdasarkan definisi dari para ahli, karakter dapat digambarkan sebagai

segala hal yang berhubungan dengan nilai sosial manusia dalam menjalani

kehidupan.

2.5 Konflik

Konflik didefinisikan oleh KBBI sebagai “percekcokan; perselisihan;

pertentangan”. Definisi dari konflik menurut Lacey (2003) adalah “a fight, a

9
collision; a struggle, a contest; opposition of interest, opinion or purposes;

mental strife, agony”. Definisi ini menjelaskan bahwa konflik adalah pertarungan

atau perbedaan pendapat maupun tujuan.

Dalam karya tulis ini, penulis mendefinisikan konflik sebagai

perselisihan yang terjadi di dalam murid dan guru. Konflik ini dapat berbentuk

konflik dalam individu (murid atau guru) dan konflik antar individu (murid

dengan guru).

10
BAB III

ANALISIS PERMASALAHAN HUBUNGAN


GURU DENGAN MURID DI SEKOLAH

Setelah melakukan survei dalam bentuk kuesioner di 3 sekolah di Kota

Bandung. Penulis telah mendigitalisasi hasil survei dan mengolah data. Penulis

berhasil untuk menyurvei total sebanyak 13 (tiga belas) guru dan 67 (enam puluh

tujuh) murid. Dari 13 guru tersebut, penulis memutuskan untuk mewawancarai 5

(lima) guru untuk mendapat pengetahuan yang lebih mendalam tentang penelitian

ini.

Penulis ingin menjelaskan tentang tabel yang akan dipaparkan di bawah

ini. Secara total, 100% data guru penulis gunakan dalam pengolahan data. Namun,

penulis hanya mengambil 38 (56,72%) data murid secara acak karena dalam

pengisian esai, beberapa partisipan gagal untuk mengisi kuesioner secara penuh,

tidak mendiskripsikan sifat guru yang ideal, tidak serius dalam mengisi kuesioner,

sehingga data dianggap tidak valid.

Kuesioner dalam survei ini sebagian besar berbentuk esai, sehingga

penulis harus melakukan beberapa generalisasi, seperti menggeneralisasikan

“sering terlambat” dan “tidak menggunakan atribut lengkap” dalam kelompok

“tidak disiplin”. Berikut ini tabel hasil penelitian penulis.

11
Tabel 3.1 Hasil Survei Murid
Hasil Survei Murid
Jumlah
Kategori Persentase(%)
(orang)
Umur
15 9 23,68
16 22 57,89
17 6 15,79
18 1 2,63
Karakteristik guru ideal
Baik 31 81,58
Professional 28 73,68
Dekat dengan murid 10 26,32
Bijaksana 9 23,68
Berpenampilan menarik 2 5,26
Hubungan dengan guru
Cukup Baik 9 23,68
Baik 18 47,37
Baik Sekali 11 28,95
Tingkat Konflik
Tidak Pernah 15 39,47
Jarang 23 60,53
Sebab*
Murid tidak disiplin 12 52,17
Perselisihan dengan guru 2 8,70
Sifat guru yang tidak menyenangkan 9 39,13
Dampak*
Kinerja siswa tidak maksimal 5 21,74
Munculnya emosi negatif dari siswa 8 34,78
Munculnya ketegengan di lingkungan belajar 21 91,30
Dihukumnya siswa 4 17,39
Solusi*
Siswa memperbaiki perilaku 13 56,52
Perundingan 12 52,17
Hubungan setelah konflik*
Kurang Baik 1 4,35
Baik 19 82,61
Baik Sekali 3 13,04
Murid dalam menjalin hubungan
Sopan 21 55,26
Bersemangat 4 10,53

12
Disiplin 13 34,21
Menjalin hubungan baik dengan guru 19 50,00
Guru dalam menjalin hubungan
Menjalin dan menjaga hubungan dengan
28 73,68
murid
Adil 15 39,47
Professional 14 36,84
Keuntungan dari hubungan yang baik
Lingkungan belajar yang baik tercipta 22 57,89
Tujuan belajar tercapai 17 44,74
Hubungan baik terjalin 15 39,47
* Persentase diambil dari yang pernah memiliki konflik

Tabel 3.2 Hasil Survei Guru


Hasil Survei Guru
Kategori Jumlah Persentase(%)
Umur
22—34 8 61,54
35—46 5 38,46
Lama Mengajar
1—10 8 61,54
11—20 5 38,46
Hubungan dengan murid
Kurang Baik 1 7,69
Cukup Baik 1 7,69
Baik 8 61,54
Sangat Baik 3 23,08
Konflik
Tidak Pernah 8 61,54
Pernah 5 38,46
Sebab*
Kelakuan murid yang tidak berkenan untuk guru 2 40,00
Murid tidak disiplin 4 80,00
Dampak*
Guru bersikap emosional 3 60,00
Murid dirugikan 2 40,00
Solusi*
Berbiacara dengan murid 3 60,00
Pemberian hukuman sesuai aturan 1 20,00
Perbaikan nilai 1 20,00

13
Hubungan setelah konflik*
Baik 2 40,00
Baik sekali 3 60,00
Karakteristik Murid Ideal
Baik 7 53,85
Sopan 5 38,46
Bersemangat 9 69,23
Disiplin 3 23,08
Upaya menjalin hubungan baik
Menjalin hubungan baik dengan murid 9 69,23
Meningkatkan metode pengajaran 6 46,15
Keuntungan
Tujuan pembelajaran tercapai 8 61,54
Lingkungan belajar yang baik tercipta 4 30,77
Hubungan baik terjalin 5 38,46
* Persentase diambil dari yang pernah memiliki konflik

Tabel 3.3 Konflik dan Hambatan Hubungan Baik Guru dan Murid (olahan)

Hambatan* jumlah persentase


murid tidak disiplin 22 43%
Murid Tidak Sopan 21 41%
murid Tidak aktif beraktivitas 13 25%
Perbedaan latar belakang guru dan murid 5 9,8%
Ego guru dan murid 6 12%
Adanya konflik yang belum terselesaikan antara guru-murid 4 8%
Murid kurang berkomunikasi kepada guru 35 69%
Ketidaksadaran murid 7 14%
Guru kurang berkomunikasi kepada murid 22 43%
Sifat guru yang tidak disukai 15 29%
Penyebab konflik**
Murid tidak disiplin 27 96%
Perbedaan pendapat antara guru dan murid 2 7%
Kemampuan murid yang kurang 2 7%
Murid tidak menghargai guru 4 14%
Sifat guru yang tidak disukai 11 39%
Dampak konflik**
Murid malas belajar 4 14%
murid Dihukum 8 29%
Materi tidak dipahami oleh murid 6 21%

14
Murid merasa jauh dari guru 13 46%
Murid marah dengan guru 5 18%
Guru marah kepada murid 4 14%
*Persentase dari jumlah semua guru dan murid
**Persentase dari semua guru dan murid yang pernah berkonflik

3.1 Hubungan Guru Dengan Murid Saat Ini

Dari tabel hasil survei murid, dapat dilihat bahwa ketika murid diminta

untuk menilai hubungan mereka dengan para guru, 9 (23,68%) menilai “cukup

baik”, 18 (47,37%) menilai “baik”, dan 11 (28,95%) menilai “sangat baik”.

Dengan memberi nilai 3, 4, dan 5 berturut turut pada penilaian, penulis dapat

merata-rata nilai dan mendapat 4,05 sebagai rataan. Hal ini mengindikasikan

bahwa hubungan murid dengan guru saat ini adalah baik.

Untuk tingkat konflik, 15 murid mengaku tidak pernah mendapati konflik

dengan guru dan 23 murid jarang memiliki koflik dengan guru. Ketika murid

dihadapkan dengan konflik, 1 murid memiliki penurunan tingkat “kedekatan”nya

dengan guru, 19 murid tidak mengalami peningkatan maupun penurunan

kedekatan, dan 3 mengalami peningkatan tingkat kedekatannya. Dalam esainya,

satu murid yang mengalami penurunan kedekatan ini menulis bahwa konflik yang

dialami terselesaikan secara sepihak dan ia masih belum menerima hasilnya.

Sedangkan, kenaikan tingkat kedekatan antara murid dan guru benar-benar

bergantung pada teknik guru pada penyelesaian konfliknya. Masalah tersebut

akan penulis bahas di bagian “menjalin hubungan baik”.

15
Dari tabel hasil survei guru, terdapat 1 (7,69%) guru yang memiliki

hubungan kurang baik dengan murid, 1 (7,69%) guru memiliki hubungan cukup

baik dengan murid, 8 (61,54%) guru memiliki hubungan baik dengan murid, dan

terdapat 3 (23,08%) guru yang memiliki hubungan sangat baik dengan guru.

Dengan memberi bobot berturut-turut 1, 2, 3, dan 4 pada penilaian, kita

mendapatkan 3 sebagai rataan, sehingga hubungan guru dengan murid saat ini

dapat dikategorikan sebagai baik.

Delapan guru mengaku tidak pernah mendapati konflik dengan murid-

muridnya dan lima guru lainnya pernah berkonflik dengan murid. Konflik-konflik

ini seringkali ditemui ketika seorang murid melanggar aturan sekolah. Aturan

sekolah yang dicontohkan adalah terlambat masuk sekolah, tidak memakai

seragam lengkap, tidak mengerjakan/mengumpulkan PR, melanggar dress code

sekolah. Konflik lain dapat berbentuk perselisihan antara guru dengan murid

maupun karena sikap murid yang tidak berkenan untuk guru.

Ketika dihadapkan konflik, 2 (40%) mampu untuk menjaga hubungan

baik dengan para murid dan bahkan 3 (60%) diantaranya meningkatkan

kedekatannya. Ini membuktikan bahwa kemampuan penanganan konflik guru

dalam sampel sudah baik hingga sangat baik.

3.2 Guru dan Murid yang Ideal

Guru dan murid memiliki pandangan masing-masing tentang ideal

mengenai satu sama lain. Dalam penelitian ini, penulis berfokus pada bagaimana

16
guru mendeskripsikan murid yang ideal dan bagaimana murid mendeskripsikan

guru yang ideal.

Penulis mendefinisikan guru yang ideal sebagai apapun definisi

partisipan mengenai “guru ideal” tanpa mengubah definisi ideal. Generalisasi

yang dilakukan penulis murni berdasarkan pengelompokan sifat secara

mendasar/definisi dengan referensi dari KBBI dan tentu sedikit menggunakan

intuisi penulis. Perlu penulis sebutkan bahwa persentase dari sifat-sifat yang akan

disebutkan di bawah hanya menggambarkan jumlah murid yang menyebutkan

sifat tersebut. Persentase tidak menunjukkan tingkat kepentingan dari suatu sifat

dan penulis menganggap seluruh sifat sama pentingnya. Dari esai murid, guru

yang ideal harus memiliki karakteristik berikut.

1. Baik (81,58%)

Baik meliputi sifat sabar, rendah hati, ramah, asik, tidak kaku,

dan humoris.

2. Professional (73,68%)

Professional meliputi tidak memiliki praduga kepada murid,

memberi tugas secukupnya, disiplin dalam mengajar dan keharidan

dalam kelas, memotivasi murid-muridnya untuk terus maju, dan

mampu mengendalikan suasana belajar dengan baik.

17
3. Dekat dengan murid (26,32%)

Dekat dengan murid meliputi memahami murid, mampu

berkomunikasi dengan baik, lunak kepada murid, sering menyapa

murid, dan secara menyeluruh menjalin hubungan baik dengan

murid.

4. Bijaksana (23,68%)

Bijaksana meliputi tidak memilih kasih, mampu membimbing

murid-murid, mampu menyelesaikan masalah dengan

mempertimbangkan kepentingan kedua pihak, dan mampu

mengendalikan emosi dan berpikir dengan kepala dingin.

5. Berpenampilan menarik (5,26%)

Berpenampilan menarik meliputi berpakaian yang baik,

beraroma harum, selalu tersenyum/ceria, dan cakap.

Sama dengan definisi guru ideal. Penulis mendefinisikan murid ideal

sebagaimana partisipan mendifinisikan “murid ideal” tanpa mengubah definisi

ideal. Dari esai para guru, karakteristik dari murid ideal adalah sebagai berikut.

1. Baik (53,85%)

Baik meliputi berkarakter baik dan kuat, rapih dalam

berpagaian, menjaga sikap akademisi, dan menjadi diri sendiri.

18
2. Sopan (38,46%)

Sopan meliputi menyadari posisi sebagai siswa, menghargai

guru, sopan terhadap guru, hormat terhadap guru.

3. Bersemangat (69,23%)

Bersemangat meliputi bergembira dalam kegiatan, aktif dalam

kegiatan, aktif bertanya, memperhatikan pelajaran, antusias dalam

mengikuti kegiatan belajar, tekun, rasa ingin tahu tinggi, jarin, dan

belajar terlebih dahulu sebelum kelas.

4. Disiplin (23,08%)

Disiplin meliputi kehadiran tinggi, menyelesaikan tugas dengan

baik dan tepat waktu, taat terhadap peraturan

3.3 Manfaat hubungan yang harmonis

Penulis menanyakan pertanyaan ini kepada partisipan, baik murid

maupun guru. Dapat dilihat dari tabel survei, kedua pihak setuju bahwa bila

hubungan antara guru dengan murid terjalin dengan baik, ada tiga hal utama yang

akan tergapai:

1. Tujuan pembelajaran tercapai

Tujuan pembelajaran ini meliputi pemahaman materi yang

komprehensif, semangat belajar murid meningkat, tugas-tugas murid

19
akan terasa lebih ringan, sehingga pada akhirnya nilai murid

diharapkan meningkat

2. Lingkungan belajar yang baik tercipta

Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan dimana murid

bebas untuk menuntut ilmu dan bertanya. Dengan hubungan guru-

murid yang baik, murid tidak lagi takut untuk aktif dalam kelas dan

ikut berpartisipasi. Tekanan di sekolah yang ada akan hilang,

menghasilkan kelas yang lebih nyaman. Murid dan guru pun dapat

berhubungan secara harmonis dan mengemukakan pendapat secara

bebas.

3. Hubungan baik terjalin

Hubungan baik antara guru dan murid terjalin, sehingga

pengertian antara guru dengan murid pun tercapai. Dengan ini, guru

dan murid dapat saling memahami, menghormati, dan menghargai.

Menghasilkan lingkungan belajar yang terbaik dan murid pun tidak

takut untuk mengemukakan pendapatnya.

Ketika hubungan baik antara guru dan murid (keharmonisan) ini tercapai.

Banyak sekali halangan untuk menggapai tujuan belajar yang dapat dilewati. Guru

dan murid tidak lagi terpisah oleh suatu parit yang menghalangi mereka untuk

saling mengerti dan pada akhirnya saling membangun untuk membangun

lingkungan belajar yang baik dan menghasilkan pelajar-pelajar terbaik bangsa.

20
3.4 Menjalin Hubungan Baik

Dalam menjalin hubungan yang baik, murid-murid kami tanyakan

tentang bagaimana mereka dan bagaimana guru mereka menjalin hubungan

dengan satu sama lain. Kami juga melakukan cross-check untuk mengetahui

bagaimana pendapat para guru tentang menjalin hubungan baik dengan murid-

muridnya.

Para murid berpendapat bahwa, dalam menjalin hubungan dengan

gurunya, mereka harus:

1. Sopan dengan guru: menghargai guru, mengetahui batas-batas, santun

terhadap guru, menghormati guru, memberi salam, senyum dan sapa.

2. Bersemangat dalam aktivitas sekolah: memerhatikan pelajaran, aktif

dalam kegiatan belajar mengajar, memiliki semangat belajar yang

tinggi, dan memiliki cita-cita untuk berprestasi.

3. Disiplin: mematuhi aturan, taat kepada guru, dan selalu tepat waktu.

4. Menjalin juga menjaga hubungan baik dengan guru: Mendekati dan

mengakrabi gutu, memahami posisi guru, bersikap terbuka kepada

guru, senyum, salam, dan sapa kepada guru, dan menghindari

konflik.

Para murid mengerti apa yang mereka harus lakukan untuk menjalin

hubungan baik dengan para guru. Hal ini menunjukkan itikad baik dari para murid

secara menyeluruh dan kemampuan mereka untuk menjalin hubungan baik.

21
Karakter guru dalam menjalin hubungan dengan muridnya penulis bagi

menjadi dua bagian. Bagian pendapat murid dan bagian pendapat guru.

1. Pendapat murid

a. Menjalin dan menjaga hubungan dengan murid: dekat dengan

murid, peduli dengan murid, menjadi sosok pembimbing dan

teman murid, melakukan kegiatan bonding dengan siswa,

menjaga komunikasi yang baik dengan murid.

b. Adil: menyelesaikan permasalahan dengan adil, tidak

memilihkasih, memahami keadaan murid.

c. Professional: mampu membuat suasana belajar yang nyaman,

meniadakan praduka atau prasangka ke murid, dan membantu

murid yang kesulitan dalam pelajaran.

2. Pendapat guru

a. Menjalin hubungan baik dengan murid: mendekati murid,

memahami posisi murid, mencoba untuk menjadi teman,

membuka diri kepada murid, menjaga komuikasi yang baik

dengan murid, dan membuat kegiatan bonding dengan siswa.

b. Meningkatkan metode pengajaran: Mendidik murid seperti

anak sendiri, mengajar dengan antusias dan dinamis,

22
menjawab semua pertanyaan murid, dan memberi teladan

dalam pembelajaran.

Pandangan tentang peran guru dalam menjalin hubungan dengan murid

sudah setara antara murid dengan guru. Namun, sepertinya ada satu hal yang tidak

dilihat oleh guru, yaitu kemampuan untuk berperilaku adil dan tidak memilih

kasih. Terkadang memang sedikit sulit bagi guru untuk mengetahui ketika para

murid memandang guru sebagai pilih kasih. Menurut murid, pilih kasih ini adalah

seperti memiliki murid favorit, memilih khusus satu kelompok murid untuk maju

ke depan, atau hanya berinteraksi dengan satu kelompok murid dalam kegiatan

belajar mengajar. Demi keadilan, guru juga mengalami kesulitan ketika

berinteraksi dengan murid-murid yang dalam suatu klasifikasi “introvert” dan

tidak banyak berpartisipasi di kelas. Selebihnya akan dibahas di bawah ini.

3.5 Tantangan Dalam Menjalin Hubungan dan Mengatasinya

Dari awal penulis telah berbicara mengenai dunia ideal utopian

sebagaimana yang didambakan kedua murid dan guru. Namun, bila memang

semudah itu untuk menggapainya, kita sekarang pasti tidak akan mengulas ulang

tentang nilai-nilai ideal dan bagaimana mencapainya.

Dalam bagian ini, penulis akan membicarakan tentang tantangan yang

ada sebelum kita dapat menggapai dunia utopian tersebut. Konflik, perselisihan,

dan pertikaian bermain peran besar sebagai tantangan ini. Konflik ini bisa terjadi

karena berbagai macam hal dengan berbagai macam factor pemengaruhnya. Demi

23
kemudahan dan untuk menjaga kesimpelan dari makalah ini, konflik yang penulis

bahas adalah konflik yang dialami oleh para partisipan survei.

Bahasan mengenai konflik dalam bagian ini kami bagi menjadi empat.

Keberadaan konflik, sebab, dan dampak konflik terhadap guru dan murid.

Kemudian ada hambatan terwujudnya hubungan ideal antara guru dan murid yang

berasal dari guru ataupun murid. Garis besar konflik serta hambatan dalam

menjalin hubungan baik telah dirangkum dalam table 3.3, namun penulis akan

membahas lebih detail rincian dari konflik dan hambatan tersebut.

Dari survei yang kami lakukan terhadap 38 murid dan 13 guru,

keberadaan konflik hanya ditemukan pada 23 murid dan 5 guru saja. Jadi, dari

total partisipan, terdapat 54,9% yang pernah mengalami konlfik. Keberadaan

konflik tersebut tentunya mempunyai sebab yang berasal dari guru dan murid.

Sebab-sebab tersebut penulis kelompokkan sebagai berikut.

1. Murid tidak disiplin (96%)

Kategori “Murid tidak disiplin” yang terdapat dalam tabel 3.3

dapat dijabarkan menjadi melanggar aturan sekolah seperti datang

terlambat, tidak mengenakan seragam, dan juga kegagalan untuk

mengerjakan tugas ataupun mengumpulkan tugas tepat waktu.

2. Perbedaan antara guru dan Murid (7%)

Di sini, kami merujuk pada perbedaan pendapat dan sifat. Ketidak

cocokan antara guru dengan murid terkadang tak dapat dihindari,

24
namun kemampuan untuk menerima satu sama lain sangatlah

diperlukan. 7% dari konflik yang ditemuakan disebabkan oleh

ketidak mampuan guru dan/atau murid untuk menerima perbedaan

sehingga menimbulkan koonflik.

3. Kemampuan murid yang kurang (7%)

Kategori “Kemampuan murid yang kurang” yang terdapat dalam

tabel 3.3 dapat dijabarkan menjadi kesulitan mengerjakan tugas dari

guru, dan tidak paham materi yang diberikan guru.

4. Murid tidak menghargai guru (14%)

Kategori “Murid tidak menghargai guru” dicirikan oleh murid

yang kabur dari kelas dan ketidakjujuran murid.

5. Sifat guru yang tidak disuka (39%)

Kategori “Sifat guru yang tidak disuka” yang terdapat dalam

tabel 3.3 dapat dijabarkan menjadi sifat guru yang galak, guru tidak

disiplin, guru sering melantur, guru yang mengganggu kegiatan

murid, guru yang berpasangka buruk kepada murid, dan guru yang

mendiskriminasi seperti memiliki favorit.

Selain penyebab, sebuah konflik tentunya mempunyai dampak. Dampak

konflik terhadap guru dan murid sebagai berikut.

25
1. Murid malas belajar (14%):

Meliputi murid yang malas hadir/berpartisipasi dalam kelas dan

malas mengerjakan tugas, hal ini terkait erat dengan sifat guru yang

tidak disukai dan/atau kegiatan pembelajaran yang tidak berhasil

menggugah semangat murid.

2. Murid dihukum (29%):

Meliputi pemberian peringatan, teguran dan hukuman oleh guru

kepada murid. Hukuman biasanya diperuntukkan kepada konflik

yang disebabkan oleh ketidakdisiplinan dan kenakalan murid.

3. Materi tidak dipahami murid (21%):

Seperti murid bingung saat menjalani ujian dan nilai tidak

maksimal. Dampak ini dikaitkan erat dengan kegagalan murid untuk

memperhatikan pelajaran dan/atau kegagalan guru untuk memberi

materi yang utuh.

4. Murid jauh dari guru (46%):

Permasalahan yang berakar pada perselisihan pendapat dan adanya

sifat-sifat guru/murid yang tidak berkenan membuat murid merasa

malu, takut, dan dibedakan oleh guru. Terutama ketika konflik yang

terjadi diikuti dengan amarah.

26
5. Murid marah kepada guru (18%):

Murid marah dan bertengkar dengan guru.

6. Guru marah kepada murid (14%):

Guru berperilaku kasar pada murid, guru kecewa kepada murid,

dan guru keras dalam menasehati murid.

Dalam mewujudkan hubungan baik antara guru dengan murid, beberapa

hambatan dirasakan oleh partisipan. Hambatan ini berpotensi dalam mempersulit

dan merusak terwujudnya hubungan baik guru dan murid. Hambatan tersebut

adalah sebagai berikut.

1. Murid tidak disiplin (43%): murid yang melanggar aturan dan

bertindak tidak senonoh.

2. Murid tidak sopan (41%): murid yang salah menggunakan kata saat

berbicara pada guru, murid yang pemarah pada guru, dan murid yang

berisik di kelas.

3. Murid tidak aktif dalam beraktivitas (25%): murid tidak memerhatikan

guru, menghindari pertanyaan guru, murid yang enggan berkontribusi

di kelas, serta murid yang mengantuk dalam pembelajaran.

4. Perbedaan latar belakang guru dan murid (9,8%): perbedaan

lingkungan, budaya dan sulitnya beradaptasi dalam perbedaan tersebut.

27
5. Ego guru dan murid (12%): Sifat egois antara murid dan guru, dan

sifat guru yang cenderung membuat jurang antara guru dan murid agar

dihormati.

6. Adanya konflik antara guru dan murid yang belum selesai (8%)

7. Murid kurang berkomunikasi pada guru (69%): Murid kurang

mengenal guru, murid malu menjalin hubungan dengan guru, sifat

introvert murid yang mengakibatkan murid tidak suka bersosialisasi,

sibuknya murid yang mengakibatkan guru susah mendekati murid,

ketidakpercayaan murid pada kemampuan guru, murid membentengi

diri dari guru, murid kurang terbuka kepada guru, individu siswa yang

beragam sehingga guru kesulitan dalam mendekati semua murid, dan

guru tidak bisa melakukan tindakan yang sama pada semua murid

karena tiap individu berbeda sehingga perlakuan terhadap murid satu

dengan yang lain harus berbeda.

8. Ketidaksadaran murid (14%): Murid kurang menghargai guru, murid

tidak berterimakasih, mindset siswa tentang guru yang kurang baik,

murid yang tidak jujur kepada guru, sifat murid yang kurang dewasa.

9. Guru yang kurang berkomunikasi (43%): sibuknya guru sehingga tidak

bisa berkomunikasi dengan murid, guru yang kurang mengenal murid,

guru yang lupa mendekati murid.

28
10. Sifat guru yang tidak disukai oleh murid (29%): Guru yang terlalu

membedakan murid, guru yang menggunakan kekerasan, guru yang

pemarah, guru yang terlalu tegas, guru yang cuek, guru yang suka

badmood.

Dari penjabaran data di atas, sebenarnya siswa sudah mengetahui apa yang

membuat hubungan antara guru dan murid tidak berjalan dengan lancar. Hal ini

dapat diketahui dari banyaknya partisipasan murid yang menuliskan hambatan

serta penyhebab konflik dalam hubungan murid dengan guru dari kekurangan

murid.

Walau sebagian besar murid mengetahu kekuarangan mereka, guru juga

harus berperan dalam mewujudkan keharmonisan hubungan antara guru dan

murid. Murid sebagai anak remaja tentu tidak ingin berusaha untuk berubah tanpa

adanya penghargaan atau timbal balik dari guru yang mendorong mereka untuk

melakukan usaha tersebut. Oleh karena itu, guru dan murid harus menjaga

komunikasi dalam mewujudkan hubungan guru dan murid yang ideal. Dengan

guru yang mampu membimbing juga menguatkan kemauan murid dan murid yang

berkemauan keras untuk menjadi lebih baik.

Dari data-data penyelesaian konflik, dan dengan menimbang pengolahan

data juga pengelompokkan, penulis mampu untuk membentuk tiga langkah utama

untuk menyelesaikan konflik antara guru dengan murid. Langkah-langkah tersebut

adalah perundingan, perbaikan diri, dan penyelesaian masalah.

29
1. Perundingan: melihat kembali masalah dan berdiskusi tentang masalah

yang dihadapi dengan musyawarah, negosiasi, dan manggil pihak ke-tiga

ketika diperlukan seperti wali, orang tua, dan penengah.

2. Perbaikan diri: ketika kedua pihak telah mampu melihat permasalahan

secara keseluruhan, kedua pihak bersetuju untuk memperbaiki sikap,

kedisiplinan, serta kemandirian.

3. Pemberian penyelesaian: setelah tercapai kesepakatan dalam meninjau

permasalahan, kedua pihak dapat membuat persetujuan tentang solusi agar

kepentingan kedua pihak terpenuhi. Penyelesaian ini dapat berbentuk

perjanjian, pemberian hukuman hukuman, remedial, atau sekedar saling

memaafkan

Tahap pertama dari penyelesaian konflik dilakukan tepat setelah konflik

atau perselisihan mereda dan kedua pihak dapat berpikir dengan jernih, tahap ini

harus segera dimulai untuk menghindari adanya prasangka buruk atau perasaan

negatif yang berkelanjutan. Dalam tahap ini, kedua pihak dapat membicarakan

keadaan masing-masing dan saling memahami. Kemungkinan dalam tahap ini

pihak guru sedikit sulit untuk menerima kesalahan, di sini kebesaran hati murid

diperlukan. Untuk para guru, penulis menyarankan agar para guru tidak

menyudutkan siswa karena hal ini memiliki potensi untuk menimbulkan konflik

yang lebih besar. Sejujurnya, kebesaran hati kedua belah pihak diperlukan.

Tahap kedua dari penyelesaian konflik dilaksanakan ketika kedua belah

pihak telah memahami kesalahan/kekurangan masing-masing, kedua belah pihak

30
memiliki kesempatan untuk bercermin dan menjadi pribadi yang lebih baik. Di

sini, kedua belah pihak dapat melihat permasalahan secara keseluruhan dan

bersetuju untuk menambal kekurangan yang ada.

Setelah guru dan/atau siswa setuju untuk memperbaiki diri. Penyelesaian

dapat ditemuakn, penyelesaian ini dapat mengambil banyak bentuk. Penyelesaian

yang berbentuk derjanjian akan disesuaikan dengan keperluan masing-masing.

Bila kesalahan murid itu adalah tidak mengumpulkan tugas, perjanjian untuk

mengumpulkan tugas dan pemberian tugas baru mungkin dapat diberlakukan. Jika

kesalahan murid adalah secara nyata melanggar aturan, hukuman dapat diberi.

Perlu dicatat bahwa dalam pemberian hukuman, guru disarankan untuk tidak

merendahkan maupun secara ekstrem memalukan murid. Namun, sesungguhnya

tahap ini sangatlah bergantung pada keadaan dan jenis konflik yang dialami dan

penulis tidak mampu menjabarkannya satu per satu.

31
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Saat ini, hubungan antara guru dengan murid di lingkungan sekolah ada

di keadaan yang baik. Dengan tingkat konflik yang rendah dan penyelesaian yang

baik, hubungan baik antara guru dengan murid terjaga dengan baik.

Guru dan murid sama-sama mengetahui tempat dan peran masing-masing

dalam kegiatan di lingkungan sekolah. Konsep ideal mengenai satu sama lain

dapat diterima dan disetujui, terlihat dari persetujuan peran guru dari posisi guru

dan murid.

Adapun sifat-sifat yang dinginkan oleh satu pihak untuk pihak yang lain.

Pendapat guru mengenai murid yang ideal yaitu baik, sopan, bersemangat dan

disiplin. Pendapat murid mengenai guru yang ideal yaitu baik. professional, dekat

dengan murid, bijaksana, dan berpenampilan menarik.

Keduanya, baik guru maupun murid mengetahui keuntungan bila

hubungan baik antara guru-murid tercapai. Namun, untuk mencapai hal ini

tidaklah mudah. Adanya halangan seperti konflik di kelas, sifat-sifat kurang

menyenangkan yang dimiliki oleh setiap individu terbukti menjadi halangan.

32
4.2 Saran

Kekurangan-kekurangan dan tantangan ini tidaklah dapat dihilangkan

sepenuhnya. Dari penelitian ini, penulis menawarkan saran berdasarkan pendapat

dari pihak guru dan pihak siswa yaitu tahap perundingan, perbaikan diri, dan

penyelesaian.

Perlu diingat untuk para guru agar tidak memberi suatu keputusan yang

terlalu memihak. Guru dan murid harus mengurangi ego dan memberi kebesaran

hati untuk dapat memilih jalan tengah sebagai solusi pada setiap permasalahan

yang terjadi sehingga hubungan guru dan murid yang terjalin mendekati konsep

ideal yang diinginkan oleh masing-masing pihak.

Perlu dilihat bahwa penulis tidak menggunakan jumlah mention atau

“penyebut” suatu data sebagaui indikator “penting” ataupun “besar”nya suatu sifat

dalam mempengaruhi hubungan baik antara guru dengan murid. Data tersebut

tidak dapat digunakan karena sedikitnya peserta dan kenyataan bahwa kuesioner

ini secara mayoritas menggunakan esai. Penggunaan kuesioner berbasis esai tidak

dapat mengeluarkan seluruh isi pikiran partisipan sehingga terdapat kemungkinan

besar bahwa hal-hal penting juga terlewatkan dalam pengisian esai. Pengisian esai

ini sangat dibatasi oleh kreativitas partisipan, partisipan yang antusias, observan,

dan kreatif akan mampu untuk menurahkan isi pikirannya dengan baik tanpa

melewatkan detail, sedangkan partisipan yang cenderung malas, mungkin tidak

menuliskan aspek-aspek yang benar ada.

33
DAFTAR PUSTAKA

Ayyubi, Saladin. 2018, April, 19. Viral, Guru di Purwokerto Tampar Siswa di
Kelas. Sidonews. diambil dari
https://daerah.sindonews.com/read/1299228/22/viral-guru-di-purwokerto-
tampar-siswa-di-kelas-1524134874
Bagian dari 11 BAB Buku SOSIOLOGI PENDIDIKAN, Ravik Karsidi (2005),
Surakarta: UNS Press dan LPP UNS.
Fua, Ahmad Akbar. 2018, Mei, 25. Gara-Gara Kaki Kursi Jatuh, Guru SMP di
Konawe Pukul Siswa hingga Pingsan. Liputan6. diambil dari
https://www.liputan6.com/regional/read/3538283/gara-gara-kaki-kursi-jatuh-
guru-smp-di-konawe-pukul-siswa-hingga-pingsan
Hakim, Maulana Lucky. 2012. The Great Teacher: Mendedah Aspek-Aspek
Kepribadian Guru Ideal dan Pembentukan Perilaku Siswa Dalam Novel
“Pertemuan Dua Hati” Nh. Din. Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa. 2.
Diperoleh dari http://purwoudiutomo.com/wp-content/uploads/2011/09/Aspek-
Kepribadian-Guru-Ideal-dan-Pembentukan-Perilaku-Siswa-dalam-Novel-
“Pertemuan-Dua-Hati”.pdf

Julan, Titrus. 2018, Juli, 22. Polisi Usut Hukuman Squad Jump yang Membuat
Siswi di Mojokerto Lumpuh. Sidonews. diambil dari
https://daerah.sindonews.com/read/1324015/23/polisi-usut-hukuman-squad-
jump-yang-membuat-siswi-di-mojokerto-lumpuh-1532250242
Rochmadi, Nur Wahyu. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial Jilid 2. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Toiskandar. 2018, September, 7. 16 Siswa SD Dianaya Guru, Orangtua Lapor
Polisi. Sidonews. diambil dari
https://daerah.sindonews.com/read/1336600/174/16-siswa-sd-dianaya-guru-
orangtua-lapor-polisi-1536332442

34
Kuesioner untuk Murid
1. Umur saya ........... tahun

2. Saya belajar di kelas ..................................

3. Sebutkan kriteria guru yang ideal menurut Anda!

............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................

4. Hubungan saya dengan guru-guru

a. Tidak baik b. Kurang baik c. Cukup baik d. Baik e. Baik sekali

5. Apakah Anda pernah memiliki konflik dengan guru?

a. Tidak Pernah b. Jarang c. Cukup sering d. Sering e. Selalu

6. Bila iya, tolong jelaskan detail konflik tersebut!

a. Sebab Konflik
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
b. Dampak dari konflik
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
c. Solusi / Penyelesaian
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................

7. Hubungan Anda dengan guru setelah penyelesaian konflik!

a. Kurang baik b. Baik c. Baik Sekali


8. Menurut Anda, bagaimana sebaiknya bapak/ibu guru menjalin hubungan baik dengan muridnya?

..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................

9. Menurut Anda, bagaimana menjalin dan menjaga hubungan baik dengan bapak/ibu guru?

..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................

10. Adakah perilaku Anda yang dapat mengganggu hubungan baik dengan bapak/ibu guru?

a. Tidak ada b. Mungkin ada c. Ada

Sebutkan kalau ada/mungkin ada :


..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................

11. Menurut Anda, apa keuntungan bila hubungan baik antara guru dengan murid terwujud?

..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................

12. Menurut Anda, apa yang menghambat terjalinnya hubungan baik antara murid dengan guru?

..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
Kuesioner untuk Guru
1. Umur saya ............. tahun

2. Sudah berapa lama Bapak / Ibu Guru mengajar? ............... tahun

3. Mata pelajaran apa yang pernah Bapak/Ibu ajarkan? Di tingkat apa?

......................................................... ..................................................... ........................


......................................................... ..................................................... ........................

4. Nilai hubungan Bapak/Ibu dengan murid-murid Bapak/Ibu dari skala 1 sampai 4. ...................

Dua tahun terakhir, apakah Anda pernah memiliki konflik dengan murid?

a. Tidak pernah b. Pernah

5. Bila iya, tolong jelaskan detail konflik tersebut!

a. Penyebab konflik
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
b. Dampak dari konflik
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
c. Solusi/Penyelesaian
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
6. Mohon deskripsikan hubungan dengan murid paska penyelesaian konflik?
a. Kurang baik b. Baik c. Baik sekali

7. Bagaimana kriteria murid yang ideal menurut Bapak/Ibu?

..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
8. Mohon sebutkan upaya yang ditempuh Bapak/Ibu Guru untuk menjalin hubungan baik dengan
murid?

..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
9. Apakah ada tindakan Bapak/Ibu Guru yang bisa mengganggu terjalinnya hubungan baik dengan
murid-murid?

..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
10. Mohon saran Bapak/Ibu Guru upaya-upaya apa saja yang bisa ditempuh untuk menjalin hubungan
baik antara guru dengan murid ?

..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
11. Menurut Bapak/Ibu Guru, apa keuntungan bila hubungan baik antara guru dengan murid
terwujud?

..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
12. Hambatan apa saja yang menghalangi terjalinnya hubungan baik antara guru dengan murid?

..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................

13. Pendapat Bapak/Ibu Guru mengenai topik “menjalin hubungan baik antara guru dengan murid”?

..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
Gambar 5.1 Murid mengerjakan kuisioner

Gambar 5.2 Membagikan kuisioner ke murid


Nanda Yulanda adalah salah seorang penulis
makalah ini. Penulis lahir di Jakarta Selatan pada 30 Juni
2000. Tidak lama setelah penulis lahir, orang tua penulis,
Wahyudi dan Ida Budhiati memutuskan untuk kembali ke
Kota Semarang, sehingga penulis dibesarkan di Kota
Semarang. Walau penulis dibesarkan di Jawa Tengah,
penulis masih kesulitan untuk berbahasa daerah, mungkin
karena sudah terbiasa berbahasa Indonesia.

Penulis menempuh edukasi di SDI Al-Azhar 14 Semarang, berlanjut ke


SMPN 21 Semarang, kemudian menuju SMAN 3 Semarang, dan akhirnya sampai di
FTI ITB. Kecintaan Penulis terhadap dunia sains dan ilmu pengetahuan alam dimulai
dari usia dini. Ayah penulis, Wahyudi, sering sekali menjelaskan tentang gejala-
gejala alam dan proses terjadinya. Ditambah dengan guru privat penulis, Pak Ochiem,
yang bertekun di dunia fisika telah membimbing penulis sejak usia dini.

Pesan dan kesan penulis dalam mata pelajaran TTKI adalah sangat seru.
Penulis akhirnya dapat mengerahkan sebagian energinya menuju sesuatu yang penulis
sukai. Namun, sayang sekali waktu yang ada sangatlah terbatas, sehingga penulis
tidak dapat secara bebas memilih objek penelitian. Peneliti berharap bahwa di masa
depan akan ada lagi kesempatan untuk mendalami subjek yang memang menjadi
ketertarikan penulis dan belajar lebih banyak mengenai dunia penelitian.

(087700091929/nanday133@gmail.com)
Muhammad Rafi Sudrajat adalah nama salah
satu penulis makalah ini. Penulis lahir dari seorang ayah
bernama Zaenal Achmadi dan ibu bernama Masruroh
sebagai anak pertama dan satu-satunya. Penulis dilahirkan
di Kota Jombang pada tanggal 15 Maret 2002. Penulis
menempuh edukasi sejak dini di SD BSS (lulus tahun
2013), melanjutkan di MTsN Malang 1 (lulus tahun 2016),
kemudian menempuh program 4 semesteri di SMAN 3
Malang (lulus tahun 2018), dan akhirnya sekarang
menempuh bangku perkuliahan di Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi
Bandung.

Motivasi Penulis dalam menyelesaikan makalah ini adalah untuk mencari


solusi atas permasalahan yang penulis sering temui dalam menempuh pendidikan
yaitu masalah hubungan baik antara guru dan murid, selain itu penulis juga
termotivasi menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Tulis
Karya Ilmiah dan mencari pengalaman belajar membuat sebuah karya tulis ilmiah.

Kesan penulis saat mengikuti mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah adalah ilmu yang
sangat bermanfaat tidak hanya dalam kehidupan perkuliahan tetapi juga dalam
masyarakat. Dengan memahami mata kuliah ini mahasiswa akan memiliki
kemampuan membuat suatu karya tulis ilmiah yang bermanfaat untuk masyarakat
luas.

(081233401608/rafisudrajat633@yahoo.com)

Anda mungkin juga menyukai