Anda di halaman 1dari 15

CONTOH-CONTOH METODE PEMBELAJARAN

1. Role Play
a. Pengertian
Role play (bermain peran) adalah teknik pembelajaran bahasa yang
meminta siswa memainkan peran tertentu dalam situasi yang ditentukan, dengan
menggunakan bahasa target, yaitu bahasa yang sedang dipelajari (seperti bahasa
Inggris, misalnya). Untuk berlatih mengekspresikan complaints and apologies
dalam bahasa Inggris, misalnya, siswa bermain peran sebagai pembeli dan penjual
di suatu toko. Pembeli mengembalikan barang yang telah dibelinya dari toko
tersebut karena barang itu rusak.

b. Kompetensi yang dikembangkan


Keterampilan berbahasa yang dapat dikembangkan dengan role play
adalah speaking, terutama interpersonal dan transactional dialogues.

c. Prosedur
1) Mengajak siswa mengidentifikasi situasi untuk role play, seperti apakah role
play akan dilaksanakan antara guru dengan siswa, dokter dengan pasien, atau
tamu hotel dengan resepsionais;
2) Mengajak siswa merancang role play, seperti apakah role play bersifat
terstruktur, semi terstruktur, atau bebas. Juga, apakah role play akan
dilaksanakan oleh dua orang, tiga orang, atau lebih;
3) Memfasilitasi siswa untuk mengidentifikasi language function yang
diperkirakan muncul dalam percakapan/role play;
4) Mengajak siswa mengidentifikasi pilihan-pilihan bentuk bahasa (language
forms) untuk masing-masing language function;
5) Mengarahkan siswa untuk melakukan drilling terhadap beberapa language
forms yang telah teridentifikasi;
6) Memfasilitasi siswa melakukan latihan role play dalam kelompok kecil;
7) Memfasilitasi siswa melakukan performance role play di depan kelas;

1
8) Mengajak para siswa melakukan evaluasi terhadap hasil performance siswa.

2. Process Approach
a. Pengertian
Process approach adalah metode pembelajaran bahasa, khusunya writing,
yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengalami, menghayati, menilai,
dan merefleksi sendiri langkah-langkah penulisan suatu teks, mulai dari
perencanaan hingga penulisan akhir teks tersebut. Di sini yang menjadi fokus
adalah proses penulisan, bukan hasil tulisan.

b. Kompetensi yang dikembangkan


Keterampilan bahasa yang dikembangkan dengan process approach ini
adalah writing, khususnya free writing.

c. Prosedur
1) Planning. Pada tahap ini guru membimbing siswa untuk memilih dan
menentukan topik, membatasi topik, dan menuliskan topic sentence atau
thesis.
2) Outlining. Pada tahap ini guru meminta siswa untuk menuliskan pointer-
pointer isi informasi yang dapat mengembangkan topik.
3) Drafting. Pada tahap ini guru memfasilitasi siswa untuk mengembangkan
sertiap pointer informasi menjadi kalimat atau paragraf.
4) Revising/Editing. Pada tahap ini guru meminta siswa menilai draf yang telah
dibuatnya, kemudian melakukan revisi atau editing agar draf tersebut menjadi
lebih baik. Revisi meliputi isi, organisasi, grammar, vocabulary, spelling, dan
lain sebagainya.
5) Rewriting. Pada tahap ini guru meminta siswa menuliskan kembali draf yang
telah direvisi. Ini menjadi produk atau tulisan akhir siswa.

3. Inquiry-based Teaching
a. Pengertian

2
Inquiry-based Teaching (IBT) adalah suatu metode pembelajaran yang
melibatkan siswa secara intensif untuk untuk mengajukan pertanyaan atau
permasalahan, mengajukan hipotesis, melakukan observasi atau investigasi,
menganalisis data, dan menarik simpulan, serta menjelaskan temuannya itu
kepada orang lain. Jawaban yang diharapkan atas pertanyaan tersebut tidak
bersifat tunggal tetapi jamak. Yang penting adalah bahwa dalam mencari jawaban,
siswa bekerja dengan menggunakan prosedur dan standar tertentu yang jelas
sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, dimungkinkan
mereka mengintegrasikan dan mensinergikan berbagai metode dan disiplin ilmu
yang berbeda.

b. Kompetensi yang dikembangkan


Kompetensi yang dapat dikembangkan oleh IBT adalah semua
keterampilan berbahasa dan elemen bahasa.

c. Prosedur
1) Asking. Siswa mengajukan pertanyaan atau pemasalahan yang terkait dengan
topik yang sedang dikaji;
2) Investigating. Siswa melakukan investigasi dengan berbagai teknik seperti
pengamatan, wawancara, atau analisis dokumen untuk mengumpulkan
informasi yang relevan dengan pertanyaan yang telah diajukan;
3) Creating. Berdasarkan hasil investigasi siswa mengkonstruksi pengetahuan
baru yang berbeda dari pengetahuan sebelumnya;
4) Discussing. Siswa menyampaikan temuannya (new knowledge) kepada teman
sekelasnya, dan membandingkannya apakah pengetahuan yang ia konstruksi
sama atau berbeda dari teman-teman lainnya;
5) Reflecting. Setelah diskusi selesai, siswa memiliki kesempatan untuk
melakukan refleksi atas apa yang telah dilakukan dan ditemukan.

4. Diskusi
a. Pengertian

3
Metode diskusi adalah suatu metode pembelajaran yang melibatkan siswa
atau kelompok siswa secara intensif untuk melakukan pembicaraan ilmiah guna
mengumpulkan pendapat atas suatu persoalan, kemudian membuat simpulan atau
menyusun alternatif pemecahan masalah tersebut.
b. Kompetensi yang dikembangkan
Kompetensi yang dapat dikembangkan oleh metode diskusi adalah semua
keterampilan berbahasa dan elemen bahasa.

c. Prosedur
1) Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan
pengarahan seperlunya mengenai cara pemecahannya;
2) Para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih ketua,
sekretaris, dan bila perlu juga juru bicara kelompok;
3) Para siswa melakukan diskusi di kelompoknya masing-masing secara aktif,
demokratis, dan saling menghargai; sementara itu, guru berkeliling di antara
kelompok-kelompok diskusi untuk meyakinkan bahwa semua kelompok
bekerja dengan baik;
4) Masing-masing kelompok (melalui juru bicaranya) melaporkan hasil
diskusinya, yang kemudian ditanggapi oleh kelompok-kelompok lainnya;
5) Guru dan siswa melakukan evaluasi dan refleksi atas proses dan hasil diskusi
untuk memperoleh hasil terbaik;
6) Masing-masing kelompok mengumpulkan laporan hasil diskusinya (hasil
diskusi kelompok yang telah diberi masukan oleh kelompok lain dan guru),
untuk dinilai atau dijadikan arsip kegiatan kelas.

5. Probel-based Learning
a. Pengertian
Problem based learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang
didasarkan pada masalah dalam kehidupan nyata. Siswa diminta dan dibimbing
untuk mempelajari masalah itu berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang
telah mereka miliki sebelumnya sehingga akan terbentuk pengetahuan baru.

4
b. Kompetensi yang dikembangkan
Kompetensi yang dapat dikembangkan melalui PBL ini adalah semua
keterampilan berbahasa dan elemen bahasa.
c. Prosedur
1) Guru mengenalkan siswa pada masalah, atau masalah tersebut diidentifikasi
dan ditentukan secara bersama-sama antara guru dan siswa;
2) Guru mengorganisasikan pelaksanaan pembelajaran, misalnya apakah siswa
bekerja secara perorangan, berpasangan, atau kelompok kecil;
3) Guru membimbing siswa untuk melakukan investigasi dengan cara-cara yang
relevan, seperti apakah bisa hanya melalui library research, uji coba, atau
sampai pada eksperimen;
4) Guru memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil investigasinya di depan
teman-teman sekelas untuk kemudian ditannggapi;
5) Dengan bimbingan guru siswa menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah dan hasil investigasi yang dicapainya;
6) Siswa membuat laporan tertulis dengan format yang telah disepakati, untuk
dinilai oleh guru atau untuk arsip kegiatan kelas.

6. Games.

a. Pengertian:

Permainan adalah kegiatan yang mempunyai peraturan, tujuan dan unsur


kesenangan. Dalam lingkup pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing,
terdapat dua jenis permainan, yaitu permainan komunikatif yang dibedakan
dengan permainan jenis kebahasaan (lingusitic). Permainan juga dapat juga dibagi
menjadi permainan yang bersifat kompetitif dan permainan yang bersifat
kooperatif. Selain sifatnya yang menyenangkan, permainan yang bersifat
komunikatif mempunyai potensi untuk menciptakan kegiatan komunikasi.

b. Kompetensi yang dikembangkan:

5
Biasanya permainan yang bersifat komunikatif digunakan untuk
mengembangkan keterampilan berbicara, sedangkan permainan yang bersifat
kebahasaan dapat digunakan untuk mengembangkan penguasaan aspek bahasa
seperti kosakata dan gramatika. Yang diterangkan di bawah ini hanya jenis
permaianan komunikatif.

c. Prosedur:
Pre. Games:

1) Menjelaskan keterampilan dan kompetensi yang akan dikembangkan.


2) Melakukan pembahasan dan drilling tentang kosakata dan ungkapan-
ungkapan yang akan digunakan dalam permainan. (jika diperlukan)
3) Menjelaskan prosedur permainan.
4) Memberikan contoh pelaksanaan permainan

Games:

Tahap ini digunakan untuk melaksanakan permainan

Post-Games:

Tahap ini digunakan untuk memberikan masukan terkait kesalahan siswa yang
dicatat oleh guru.

7. Jigsaw.

a. Pengertian.
Jigsaw adalah salah satu bentuk pembelajaran kooperatif, yang
dimaknai sebagai pembelajaran yang menciptakan interaksi kelas yang
bermakna dalam lingkungan yang mendukung sehingga mengarah pada
pencapaian belajar yang lebih baik, peningkatan motivasi belajar siswa, dan
secara keseluruhan pada perubahan kondisi psikologis siswa.

6
b. Kompetensi yang dikembangkan.

Jigsaw dapat digunakan untuk pengembangan keterampilan


listening atau reading dan listening secara bersama-sama .

c. Prosedur

Berikut langkah-langkah pembelajaran untuk pembelajaran


listening dan reading:

Listening:

1) Guru memperdengarkan rekaman di mana tiga orang dengan pendapat


yang berbeda mendiskusikan pendapat mereka tentang suatu topik.
2) Guru menyiapkan tiga tugas, setiap tugas memfokuskan satu dari ketiga
pendapat yang berbeda tadi
3) Siswa kemudian dibagi menjadi tiga kelompok A, B, dan C dan setiap
kelompok mendengarkan rekaman sambil mengerjakan tugas yang
sudah disiapkan tersebut dan yang terfokus pada satu pendapat yang
berbeda tersebut.
4) Kelompok siswa kemudian disusun kembali menjadi kelompok yang
terdiri satu siswa berbeda dari kelompok A, B, dan C.
5) Kelompok baru ini kemudian bermain peran mendiskusikan topik yang
sama menggunkan informasi yang sudah mereka dapatkan dari kegiatan
mendengarkan tadi.
6) Guru memberikan masukan atas kinerja siswa.

Reading dan listening:

1) Guru mengambi teks tulis narrative dan memotongnya menjadi


beberapa bagian sesuai jumlah siswa.
2) Setiap siswa mendapatkan satu bagian dari cerita tersebut.

7
3) Setelah membaca bagian tersebut, siswa kemudian berkeliling ruang
kelas dan sambil mendengarkan setiap bagian bagian teks yang dibaca
keras oleh teman lainnya.
4) Sambil mendengarkan bagian teks yang dibaca teman lainnya, siswa
menentukan posisi bagiannya dalam cerita tersebut.
5) Akhirnya siswa harus menyusun secara urut bagian-bagian tadi menjadi
teks yang utuh.

8. Split Information

a. Pengertian.

Kegiatan ini adalah salah satu bentuk dari banyak kegiatan


komunikatif. Nation (1988) menyebutnya sebagai information gap activities .
Kegiatan pembelajaran ini melibatkan minimal satu siswa yang mempunyai
informasi dan yang siswa lainnya tidak mempunyainya tetapi
memerlukannya. Untuk mendapatkan informasi tersebut siswa yang tidak
mempunyainya harus melakukan komunikasi dalam bentuk tertentu.

b. Kompetensi yang dikembangkan.

Keterampilan yang dapat dikembangkan dengan kegiatan ini


adalah keterampilan berbicara.

c. Prosedur

1) Guru menentukan kompetensi dan topik yang akan dikembangkan,


contohnya mendiskripsikan bentuk seperti bulatan, segitiga, garis, empat
persegi panjang dan posisi benda.

2) Guru menyiapkan dua lembar kertas dengan gambar yang mirip,


umpamanya satu berisi sejumlah gambar bentuk dua dimensi dengan
posisi tertentu, dan kertas yang lain berisi gambar bentuk dimensi yang
sama tetapi mempunyai posisi yang berbeda.

8
3) Guru membagi siswa menjadi berpasangan, tiap siswa mendapat gambar
yang berbeda dari gambar pasangannya.

4) Guru menjelaskan posedur kegiatan dimana tiap pasangan harus saling


tanya jawab untuk mencari perbedaan dan persamaan.

5) Guru memberikan contoh

6) Setelah selesai salah satu anggota pasangan diminta untuk melaporkan


hasil tanya jawabnya.

7) Guru mendiskusikan dan memberikan masukan terkait kesalahan siswa.

Catatan: apabila diperlukan (tergantung tingkat kompetensi siswa dan


kesiapannya), guru dapat melakukan pengenalan kosakata terkait beserta makna
dan pelafalannya.

9. Problem Solving

a. Pengertian

Kegaiatan pembelajaran ini juga salah satu bentuk kegiatan


pembelajaran komunikatif dimana siswa diminta untuk memecahkan suatu
masalah secara berkelompok Untuk memecahkan masalah tersebut siswa
harus menggunakan sumber daya bahasanya (languge resource) untuk saling
melakukan komunikasi.

b. Kompetensi yang dikembangkan.

Problem solving biasanya digunakan untuk mengembangkan


kegiatan berbicara dan sangat memungkinkan menggabungkannya dengan
kegiatan komunikasi lainnya seperti menulis, mendengar dan membaca
(terpadu).

9
c. Prosedur

Berikut adalah langkah pembelajaran metode problem solving

1) Guru menentukan kompetensi yang akan dikembangkan.

2) Guru menentukan persoalan yang akan dipecahkan oleh siswa.


Umpamanya bagaimana memilih sejumlah barang yang tersedia
berdasarkan urutan keguanaannya yang akan digunakan untuk
menyelamatkan diri dari kondisi darurat. Situasi ini dapat digunakan
untuk mengembangkan kemampuan mengutarakan dan menaggapi
pendapat, persetujuan dan ketidaksetujuan.

3) Guru menerangkan pada siswa tujuan dan prosedur kegiatan .

4) Apabila dianggap perlu guru menerangkan kosa-kata dan ungkapan-


ungkapan yang diperlukan dan melakukan drilling.

5) Guru membagi siswa menjadi bebarapa kelompok dan tiap kelompok


diminta untuk mendiskusikan masalah tersebut dan menentukan pilihan
kelompok.

6) Setelah selesai guru meminta setiap kelompok melaporkan hasil diskusi


kelompok dalam diskusi kelas.

7) Guru memberikan komentar dan masukan terhadap hasil diskusi.

10. Number Heads Together

a. Pengertian

Kegiatan pembelajaran ini adalah salah satu bentuk kegiatan


pembelajaran kooperatif. Tehnik yang dikembangkan oleh Spencer Kagan
(1992) ini bersifat komunikatif karena memberikan kesempatan kepada
siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban

10
yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk
meningkatkan semangat kerja sama mereka.

b. Kompetensi yang dikembangkan.

Keterampilan yang dapat dikembangakan dengan number heads


together adalah reading dan listening .

d. Prosedur.
Berikut adalah contoh langkah-langkah pembelajaran untuk
pengembanagan keterampilan reading.

1) Guru menetapkan kompetensi yang akan dikembangkan dan bahan


bacaan yang sesuai.
2) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap siswa dalam setiap
kelompok mendapat nomor urut.
3) Guru membagikan teks beserta tugas yang terkait dengan kompetensi
dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
4) Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan
memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini.
5) Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerja sama mereka.
6) Tanggapan dari kelompok yang lain
7) Teknik Kepala Bernomor ini juga dapat dilanjutkan untuk mengubah
komposisi kelompok yang biasanya dan bergabung dengan siswa-
siswa lain yang bernomor sama dari kelompok lain.

11. Project-based Learning

11
a. Pengertian

Pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah pembelajaran yang


melibatkan proyek perseorangan atau grup yang dilaksanakan dalam
jangka waktu tertentu. Hasil proyek ini kemudian akan ditampilkan atau
dipresentasikan di depan kelas. Pembelajaran berbasis proyek ini berpusat
pada siswa dan komunikatif karena siswa harus berkomunikasi sebagai
bagian dari penyelesaian proyek ini. Disamping itu, pembelajaran
semacam ini sangat kontekstual dan mengembangkan juga softskills siswa.

b. Kompetensi yang dikembangkan.

Pada dasarnya pembelajaran berbasis proyek ini dapat digunakan


untuk mengembangkan satu keterampilan berbahasa atau lebih dari satu
secara terpadu. Bahkan metode ini dapat dignakan untuk mengajar kosa
kata.

c. Prosedur.

Berikut adalah contoh langkah-langkah pembelajaran berbasis


proyek yang terpadu dengan fokus pada pengembangan kosakata yang
dikembangkan dengan keterampilan berbicara.

1) Guru menentukan kompetensi yang akan dikembangkan.


2) Guru menerangkan pada siswa jenis kosa kata yang akan
dikembangkan, sebagai contohnya, prepositional phrasal verbs seperti
go up, look for, dan take away
3) Guru menerangkan pola prepotional phrasal verbs, makna dan
contoh penggunaannya dalam kalimat.
4) Guru menerangkan proyek yang harus dikerjakan siswa secara
individu, yaitu umpamanya, sebagai pekerjaan rumah mencari dua
prepositional phrasal verbs dengan contoh penggunaannya dalam
kalimat yang hasilnya nanti dipresentasikan di muka kelas.
5) Siswa mempresentasikan hasil proyeknya di muka kelas.

12
6) Guru membagi siswa menjadi pasangan dan setiap pasang harus
menyusun bersama secara tertulis percakapan yang menggunakan
prepositional phrasal verbs yang sudah dipresentasikan.
7) Setiap pasang memperagakan percakapan yang sudah disusun di muka
kelas.
8) Secara klasikal guru memberi masukan atas presentasi dan peragaan
percakapan siswa.

13. Task-based Learning

a. Pengertian

Task-based Learning adalah pembelajaran berbasis tugas. Tugas


disini diartikan sebagai pekerjaan yang dibuat sedemikian rupa oleh guru
untuk dikerjakan oleh siswa, dan dalam menyelesaikan tugas tersebut siswa
harus menggunakan sumber daya bahasanya (language resources) untuk
berkomunikasi.

Task-based learning mempunyai beberapa keuntungan utama:

1. mampu menciptakan kesempatan pada siswa untuk melakukan


komunikasi yang alamiah di dalam kelas.
2. lebih menekankan pada makna daripada bentuk kebahasaan, dan oleh
karenanya
3. lebih mampu menumbuhkan motivasi belajar karena terpusat pada siswa.
Richards (2002) menyebutkan bahwa Task-based learning dapat dipakai
sebagai satu-satunya kerangka kerja, atau hanya sebagai salah satu
komponen dalam pengajaran bahasa Inggris, dan disamping itu, task dapat
dipakai sebagai tehnik atau metode mengajar. Dalam kurikulum sekolah
dasar dan menengah di Indonesia pembelajaran berbasis tugas ini lebih
mengacu pada tehnik atau metode.

13
b. Kompetensi yang dikembangkan

Pada dasarnya semua keterampilan berbahasa dapat


dikembangkan dengan pembelajaran berbasis tugas. Kita dapat
mengembangkannya semua keterampilan secara terpadu dengan fokus
pada salah satu keterampilan. Dalam konteks Pendekatan Komunikatif
pengembangan keterampilan berbahasa dengan pembelajran berbasis tugas
lebih tepat dilakukan secara terpadu.

c. Prosedur

Langkah pembelajaran dalam pembelajaran berbasis tugas dibagi


menjadi tahap sebelum tugas, tahap tugas, dan tahap setelah tugas.

Tahap sebelum tugas:

1) Guru menentukan kompetensi yang akan dikembangkan dan memilih


jenis tugas yang sesuai. Sebagai contoh, kompetensi yang akan
dikembangkan adalah mendiskripsikan tempat (keterampilan berbicara)
dan tugasnya adalah mendesain dua dimensi tata letak rumah idaman.
2) Guru menerangkan pada siswa kompetensi dan tugas yang akan mereka
kerjakan.
3) Jika diperlukan, guru menerangkan dan melakukan drilling komponen
bahasa tugas seperti kosa-kata, ungkapan dan struktur kalimat.
4) Guru memberi model bagaimana tugas tersebut dilaksanakan.
5) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok sesuai kebutuhan

Tahap tugas:

1) Siswa secara berkelompok melaksanakan tugas dan guru memonitor


proses pelaksanaan tugas di tiap kelompok.

14
2) Setiap kelompok melaporkan hasil tugas. Ketika kelompok menyajikan
hasil tugas guru disarankan membimbing komunikasi kelas, antara
siswa dengan siswa dan antara guru dan siswa untuk tujuan klarifikasi
atas informasi yang diberikan oleh penyaji.
3) Kalau diperlukan sebagai pekerjaan rumah , siswa menulis hasil tugas
untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
Tahap setelah tugas:

1) Guru memberi masukan atas sajian siswa.


2) Guru melaksanakan refleksi

15

Anda mungkin juga menyukai