Makalah Aeni
Makalah Aeni
OLEH
KELOMPOK II
i
KATA PENGANTAR
Bismillah
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfa’at bagi orang
lain dan dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari terutama bagi kaum
pelajar, karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang dapat memberikan
manfa’at kepada sesamanya. Apabila ada kesalahan dalam tulisan kami, kami
memohon maaf, karena segala kekurangan dan kesalahan adalah sebagian dari
sifat manusia, sedangkan segala kesempurnaan hanyalah milik Allah ‘azza wajalla
saja. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................ Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan .......................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakekat Perkembangan Kognitif Remaja .................................................... 6
B. Karateristik Perkembangan Kognitif Remaja .............................................. 7
C. Macam-macam Perkembangan Kognitif Remaja ........................................ 9
D. Perbedaan Perkembangan Kognitif Remaja Laki-laki dan Perempuan ..... 11
E. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kemampuan Kognitif Remaja ............ 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 14
B. Saran ........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja kata yang mengadung berbagai macam kesan. Beberapa
orang mengatakan remaja merupakan kelompok yangg biasa saja, tidak
berbeda dengan kelompok manusia yang lain. Sedangkan beberapa pihak
lain menganggap bahwa remaja adalah kelompok orang orang yang serin
menyusahkan orang tua. Selain pendapat tersebut, terdapat juga yang
berpendapat bahwa remaja adalah pontesi yang harus dimangfaatkan
(Mappiare, 1982).
Remaja sebetulnya tidak memiliki tempat yang jelas. Mereka
sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat
diterima secarah penuh untuk masuk kegolongan orang dewasa. Remaja
bberada diantara anak-anak dan orang dewasa. Oleh karena itu remaja,
remaja sering kali dikenal dengan fase “mencari jatih diri” atau “fase
topang dan badai”. Akan tetapi, dalam fase remaja merupakan fase
perkembangan yang tengah berada pada masa anak potensial,, baik dilihat
dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik (Hartina,2008).
Perkembangan yang pesat dalam aspek intelektual dari cara
berpikir remaja memungkinkan unutk mengiterasikan dirinya dalam
masyarakat dewasa, tetapi juga merupakan arateristok yang paling
menonjol dari senuah periode perkembangan. Perkembangan intelektual
yang terus menerus, menyebapkan remaja mampu berpikir operasional
formal. Tahap tersebut memungkikan remaja mampu berpikir secarah
lebih abstark, menguji hipotetis, dan mempertimbsngkan apasaja peluang
yang ada padanya dari pada sekedar melihat apa adanya. Kemampuan
intelektual seperti ini yang membedakan masa remaja dari masa-masa
sebelumnya.
Perkembangan intelektual dan bakat khusus atau minat tersebut
merupakan bagian dari perkembangan kognitif yang terjadi pada remaja.
Perkembangan kogntif ini mempengaruhi bagaimana cara berpikir,
4
menganalisis sebuah permasalahan, serta kesukaannyaterhadap suatu hal
tertentu.
B. Rumusan Masalah
A. Apa sajakah tahap-tahap perkembangan kognitif pada remaja ?
B. Apa sajakah macam-macam perkembangan kognitif pada remaja ?
C. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif
remaja?
C. Tujuan
A. mengetahui tahap-tahap perkembangan kognitif pada remaja.
B. mengetahui macam-macam pertumbuhan kognitif pada remaja.
C. mengetahui faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kognitif remaja.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Ditinjau dari prespektif teori kognitif Piaget, maka pemikiran masa
remaja telah mencapai tahap pemikiran operasional formal (Formal
operational thought) yaitu suatu tahap perkembangan kognitif yang
dimulai pada usia kira-kira 11 atau 12 tahun dan terus berlanjut sampai
remaja mencapai masa tenang atau dewasa. Pada tahap ini anak sudah
dapat berpikir secara abstrak dan hipotetis. Pada masa ini, anak sudah
mampu memikirkan sesuatu yang akan atau mungkin terjadi. Selain itu
pada tahap ini remaja juga sudah mampu berpikir secara sistematik untuk
memecahkan permasalahan.
7
atau hipotetis serta mampu memikirkan sesuatu yang akan terjadi
(sesuatu yang abstrak) (Samsunuwijayati, 2005).
Ditinjau dari prespektif teori kognitif Piaget bahwa pemikiran
operasional berlangsung pada usia 11 hingga 15 tahun. Beberapa
gagasan Piaget tentang pemikiran operasional formal ditantang (Byrnes,
1988; Danner, 1989; Lapsley, 1989; Overton dan Byrnes, 1991;
Ovreton dan Montangero, 1991), ternyata lebih banyak variasi
individual pada pemikiran opersional formal dari pada yang
dibayangkan oleh Piaget. Hanya kira-kira satu dari tiga remaja muda
adalah pemikir operasional formal (Santro, 2003).
Akan tetapi anak tahap operasional formal mulai mampu
memecahkan masalah dengan perencanaan kegiatan terlebih dahulu dan
berusaha mengantisipasi berbagai macam informasi yang akan
diperlukannya untuk memecahkan masalah tersebut. (Santro, 2012).
Menurut Samsunuwijayati (2005), Piaget membedakan gaya
pemikiran opersional formal dari gaya pemikiran operasional kongkrit
dalam tiga hal penting, yaitu :
1. Penekanan pada kemungkinan versus kenyataan;
2. Penggunaan nalar ilmiah, kwalitas ini terlihat ketika remaja
harus memecahkan beberapa masalah secara sistematis;
3. Kecakapan dalam mengkombinasikan ide-ide.
8
tua cenderung menyebutkan secara spontan sebagai resiko,
menyarankan konsultasi dengan ahli luar dan mengantisipasi akibat-
akibat masa depan (Santro, 2002).
9
4. William Stem mengemukakan bahwa intelegensi merupakan suatu
kemampuan untuk menyesuaikan diri pada tuntutan baru dibantu
dengan penggunaan fungsi berpikir.
5. Binet berpendapat bahwa intelegensi merupakn kemampuan yang
diperoleh melalui keturunan, kemampuan yang diwarisi dan
dimiliki sejak lahir dan tidak terlalu banyak dipengaruhi oleh
lingkungan. Dalam batas-batas tertentu, lingkungan turut berperan
dalam pembentukan intelegensi.
6. Wechler merumuskan intelegensi sebagai “keseluruhan
kemampuan individu dalam berpikir dan bertindak secara terarah
serta kempuan mengolah dan menguasai lingkungan secara
efektif.” (Singgih & dkk, 1990).
10
untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang relatif bersifat
umum atau khusus (talenta) (Fatimah, 2010).
Sedangkan minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari
suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa
takut atau kecenderunga-kecenderungan lain yang mengarahkan
individu kepada suatu pilihan tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa
bakat dan minat berbeda tapi memiliki kesamaan dalam hal pilihannya
terhadap suatu hal tertentu (Mappiare, 1982).
Semua remaja sedikit banyak memiliki bakat dan minat-minat
khusus tertentu yang terdiri dari berbagai kategori meskipun terdapat
berbagai ragam minat, namun terdapat minat tertentu yang hampir
universal yaitu :
Minat sosial
Minat pendidikan
Minat religius (Agama)
11
Perbedaan dalam proses tugas laki-laki.
Memiliki kemapuan dalm membuat target-target
Lebih banyak bekerja (lebih banyak hafal vocabolary)
Memiliki kemampuan fokus dan konsentrasi tinggi
Mathematic reasoning dan pemecahan masalah
Navigasi dengan kempampuan spasial geometric
Kemampuan verbal
Lebih banyak kerja-kerja spasial
b. Perbedaan Fungsional
1. Pendengaran (Hearing)
2. Penglihatan (Vision)
3. Peraba (Touch)
4. Aktivitas (Activity)
5. Penciuman dan perasa (Smell and Taste)
6. Penyelesaian masalah (Problem Slove)
12
rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari
lingkungan juga memegang peranan yang sangat penting.
c. Kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah
matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya
masing-masing. Kematangan berhubungan erat dengan umur.
d. Pembentukan
Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan intelegensi. Dapat kita bedakan
pembentukan segaja seperti yang dilakukan di Sekolah-sekolah dan
pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitarnya).
e. Minat dan Pembawaan yang Khas
Minat mengarahkan perbuatan pada suatu tujuan dan merupakan
dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-
dorongan (Motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi
dengan dunia luar.
f. Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-
metode tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia
memiliki kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih
masalah sesuai dengan kebutuhannya. Dengan adanya kebebasan ini
berarti bahwa minat itu tidak selamanya menjadi syarat dalam
perbuatan intelegensi.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hakikatnya perkembangan kognitif remaja mengamba
rkan bagaimana pikiran remaja berkembang dan berfungsi untuk dapat
berpikir. Perkembangan kognitif remaja, dalam pendapat jean piaget
merupakan periode terakhir dan tahap tertinggi dalam operasional formal
(period of formal operation). Idealnya, seorang remaja sudah punya pola
pikir sendiri. Diantaranya bisa digambarkan yaitu : mulai bisa berpikir
logis tentsng suatu gagasan abstark, mulai bisa membuat rencana, strategi,
membuat keputusan, memesahkan masalah, serta mulai memikirkan masa
depan, munculnya kemampuan nalar secarah ilmiah dan belajar menguji
hipotetis atau permasalahan, belajar intropeksi diri, wawasan beroikirnya
semakin luas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, jati diri atau
identitas. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tapi juga
akan mengadaptasi informasi tersebut dengan pemiriranya sendri.
Sementara itu, derdasarkan aspek perkembangan kognitifnya,
remaja laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam aspek
perbedaan kondisi biologis, perbedaan fungsional, dan kemampuan verbal.
Remaja laki-laki cenderung menggunakan otak kiri dalam proses
berpikinya sehingga laki-laki cenderung menggunakan logika dalam
menyelesaikan masalah. Berbeda denganpermpuan yang cenderung
menggunakan otak kanan dan kiri dalam proses berpikirnya sehingga
perempuan sering kali mengaitkan masalah dengan perasaan dan
perempuanjuga dapat mengerjakan pekerjaan multitasking lebih baik
disbanding laki-laki.
Berdasarkan pembahasan tentang factor kognitif yang mempengaru
hi perkembangan kognitif remaja, maka dapat diisimpulkan bahwa factor
yang mempengaruhi dapat berasal dari pembawaan (genetic), lingkungan,
kematangan, minat dan pembawaan yang khas.
14
B. SARAN
Kami sadar bahwa tugas mengenai makalah” perkembangan
biologis kognitif pada masa remaja “ yang telah kami buat ini masih jauh
dari sempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari
teman-teman dan Dosen pengajar demi kesempurnaan makalah ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2010. Piskologi perkembagan. Bandung : Remaja Rosdakarya
Fatma,Enung. 2010. Piskologi perkembnangan. (Perkembangan Peserta
Didik). Bandung : CV .Pustaka Setia
Hartinah. Sitti. 2008 perkembangan Peserta Didik. Bandung :PT. Refika
Aditama.
Jahja, Yudrik.2011. Piskologi Perkembangan.Jakarta: Kencana
16