Anda di halaman 1dari 3

SETIAP HARI ADALAH MAULID NABI

Bismillahirrahmanirrahim

Sudah menjadi kebiasaan yang positif di masyarakat kita untuk mengenang peristiwa bersejarah,
utamanya sejarah Islam, seperti: maulid Nabi Muhammad SAW, peristiwa agung Isra’ Mi’raj, nishfu
sya’ban, hijrahnya Nabi ke Madinah Al Munawarrah, Nuzulul Qur’an, Perang Badr, dan lainnya. Banyak
ulama’ yang berpendapat bahwa peristiwa-peristiwa tersebut perlu digaungkan guna memberi tarbiyah
kepada masyarakat betapa agungnya Islam, betapa cintaNya Allah kepada hambaNya yang kesemuanya
terangkum dalam penciptaan sosok luhur nan mulia, Nabi Muhammad SAW. Walhasil, harapannya
adalah masyarakat semakin mengenal Nabinya dan siapa yang mencipta Nabinya. Masyarakat semakin
mencintai Islam lewat mencintai Nabi Muhammad hingga pada puncaknya umat mengenal Tuhannya
sebagai cita-cita tertinggi menuju puncak Iman, Islam, dan Ihsan.

Maulid Nabi merupakan salah satu hari teragung dalam sejarah peradaban Islam. Risalah Islam tidak
akan sempurna tanpa kenabian.Tidak aka nada Al-Qur’an jika Allah tidak mencipta Nabi Muhammad,
tidak akan ada Idul Fitri, tidak aka nada Idul Adha, tidak aka nada Isra’ Mi’raj, tidak aka nada lailatul
qadr, dan tidak ada hal-hal mulia lainnya tanpa pintu kenabian Muhammad SAW. Sudah selayaknya
seorang muslim mengidolakan sang Nabi besar, Nabi akhir zaman, Nabi yang malamnya untuk ibadah
hingga kakinya bengkak, Nabi yang rela ditimpali kotoran onta ketika beliau sedang shalat, Nabi yang
hingga rela dilempari batu bagaikan orang gila di kota Thaif, Nabi yang bahkan cucu kesayangan beliau
wafat dipenggal di tangan kaum munafik. Beliaulah Nabi Muhammad SAW.

Pada malam maulid, masyarakat berkumpul dalam rangka berdzikir kepada Allah dan mengungkapkan
cinta baktinya kepada Rasulullah SAW. Malam maulid merupakan kesempatan yang sangat berharga
untuk berkumpul dengan berdo’a, mengenang jasa-jasa Nabi Muhammad, mendekatkan diri kepada
Allah, mengharapkan rahmat dan keberkahanNya sekaligus momentum untuk memberi petunjuk dan
nasehat kepada umat akan budi pekerti, etika, aktivitas, perjalanan hidup, muamalah, dan ibadah Nabi
Muhammad SAW.

Di Makkah dan Madinah dengan jumlah massa yang tiada tara selalu diperingati tiap harinya sepanjang
tahun. Hampir tiada siang atau malam di Makkah dan Madinag kecuali ada pertemuan guna
memperingati maulid Nabi Muhammad SAW. Majelis-majelis maulid Nabi ini diselenggarakan atas
berkat rahmat Allah SWT pada tiap malam sepanjang tahun, tidak hanya satu malam. 1

Beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai perwujudan cinta Rasul yang terasa bagaikan memperingati
maulid Nabi setiap hari adalah sebagai berikut:

1. Patuh dan taat terhadap perintah Allah melalui patuh dan taat terhadap risalah yang dibawa Nabi
Muhammad (Sunnah-sunnah)

1
Prof. Dr. Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki Al Hasani. Mafahim Yajibu Antushahah (Pemahaman yang Perlu
Diluruskan). Terjemah. 1404 H. Surabaya: Ha’iah Shofwah. (Himpunan Alumni Abuya Al Maliki)
Allah berfirman: “Qul inkuntum tuhibunallah fattabi’uunii yuhbibkumullahu wa yaghfirlakum
dzunubakum, wallahu ghafururrahim” (Katakanlah (Muhammad), “ Jika kalian memang mencintai Allah,
maka ikutilah aku, nisacaya Allahpun mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah
Mahapengampun lagi Mahapenyayang.”

Banyak sunnah-sunnah Nabi yang bisa kita lakukan agar hari-hari kita seperti bersama Nabi. Seperti:
shalat berjamaah, saling bersalam ketika bertemu, menyayangi fakir miskin dan anak yatim, berdo’a dan
berdzikir dalam segala kondisi, berdzikir ketika akan tidur dan bangun tidur, menahan amarah,
bersedekah, sunnah berkata yang baik dan saling menasehati dalam kebaikan, dll. Itu semua hanyalah
sebagian kecil contoh dari ribuan sunnah Nabi Muhammad yang bisa dilakukan setiap muslim.

Sunnah-sunnah nabi dikerjakan atas dasar iman dan sayang kepada Nabi Muhammad. Atas berkat jasa-
jasa beliau yang amat berat menanggung penderitaan hanya untuk umatnya agar umatnya selamat
dunia dan akherat. Sebagaimana Allah memuji Rasulullah agar umatnya sadar betapa pengorbanan
beliau tidak setengah-setengah:

“Laqadjaa akum rasulun min anfusikum, aziizun ‘alaihi maa ‘anitum haritsun ‘alaikum bil mukminina
raufurrahim. Faa intawalaw faqul hasbiallahu laa ilaha illahuw, ‘alaihi tawakaltu wa huwa rabbul ‘arsyil
adhim” (Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kalangan kalian sendiri, berat terasa
olehnya penderitaan yang kalian alami, dia sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagi kalian,
penyantun, dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman. Maka Jika mereka berpaling dari
keimanan, maka katakana (Muhammad): “Cukuplah Allah bagiku, tiada Tuhan selain Dia. Hanya
kepadaNya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘arsy (singgasana) yang agung.”) (At-
Taubah: 128)

2. Memperbanyak istighfar dan shalawat.

Istighfar dan shalawat, keduanya merupakan dua pintu mahabbah agar seorang hamba makin dicintai
Allah. Sebagaimana dalam sebuah riwayat Shahih Muslim bahwa Rasul bershalawat 100 kali setiap
harinya, sementara di riwayat lainnya (Bukhari), Rasul beristighfar 70 kali setiap harinya. Nominal ini
bukanlah suatu masalah dan tidak berpengaruh karena pada intinya orang yang ingin dicintai Rasulullah
hendaknya ia mengikuti satu jalan ini, yakni pintu beristighfar. Ketika seseorang telah dicintai Rasulullah,
Allah Sang Pencipta Rasulullah pun akan selalu menyayanginya sehingga Allah akan bimbing hidupnya
selalu dalam rahmat dan keberkahan. Allah berfirman:

“Innalaha yuhibu tawabina wa yuhibul mutathahirin” (Sungguh Allah menyukai orang yang bertobat dan
menyukai orang yang mensucikan diri) (Al-Baqarah: 222).

Dengan beristighfar, secara tidak langsung seseorang telah mempercantik wajah batinnya. Sebagaimana
kita mempercantik wajah lahir agar enak dipandang manusia, maka selayaknya kita pun juga harus
mempercantik wajah batin agar Allahpun selalu memandang kita dalam keridha’annya. Sebagaimana
Allah berfirman: “Wujuhuyyauma idzinnadhirah, ilaa rabbiha nadhirah. Wawujuhuyyauma idzin
basirah.” (wahah-wajah orang mukmin pada hari itu berseri-seri, memandang Tuhannya. Dan wajah-
wajah orang kafir pada hari itu muram.) (Al-Qiyamah: 22-24)
Selain itu, shalawat juga merupakan gembok-gemboknya mahabatullah warrasul (cinta Allah dan Rasul).
Dengan sering bershalawat secara tidak langsung seseorang disekelompokkan dengan para malaikat
yang luhur lagi mulia. Allah berfirman:

“Innallaha wa malaaikatahu yushalluuna ‘alannabiy. Yaa ayuhaladzina aamanu shallu ‘alaihi wa salimu
taslima.” (Sungguh Allah dan para malaikat Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang
beriman! Bershalawatlah kalian kepada Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan
kepadanya.”

3. Suka dengan Ilmu

Allah memuliakan orang-orang berilmu. Tapi, ilmu saja tidak cukup. Beriman tanpa ilmu maka akan
sesat. Berilmu saja tanpa beriman maka ilmunya tidak akan bermanfaat. Sebagaimana Allah akan
mengangkat derajat martabat orang yang beriman dan juga berilmu, Allah menegaskan:

“Wa idza qiilansyuzu yarfa’illahulladzi na aamanu minkum wa lladzi na utul ‘ilma darajat. Wallahu bima
ta’maluna khabir” (Dan apabila dikatakan, “berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan
mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa
derajat. Dan Allah Mahamengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan) (Mujadilah: 11)

4. Menyayangi Fakir Miskin dan Anak Yatim.

5. Mensyukuri nikmat sekecil apapun.

Rasulullah selalu menyukuri nikmat sekecil apapun karena beliau tahu nikmat itu datangnya dari siapa.

Anda mungkin juga menyukai