Anda di halaman 1dari 5

DESTILASI

Pemisahan suatu campuran menjadi dua atau lebih produk melalui


eksploitasi perbedaan kemampuan menguap komponen-komponen dalam
campuran disebut dengan destilasi. Proses destilasi biasanya terjadi dalam suatu
kolom baki (tray column) atau kolom dengan isian (packing column) agar terjadi
kontak sebesar mungkin antar fasa sehingga diperoleh hasil pemisahan yang lebih
baik (Direktorat Pembinaan SMK, 2010). Destilasi merupakan istilah lain dari
penyulingan, yaitu proses pemanasan suatu campuran pada berbagai suhu tertentu,
tanpa terjadi kontak dengan udara luar untuk memperolah komponen tertentu.
Penyulingan merupakan perubahan bahan dari bentuk cair ke bentuk gas dengan
cara memanaskan cairan tersebut, kemudian mengembunkan gas hasil pemanasan
dan menampung tetesan dari gas tersebut (Cammack, 2006 dalam Adani dan
Pujiastuti 2017).
Prinsip dari destilasi yaitu berdasarkan hokum thermodinamika dalam
penguapan, komponen yang bervolatil tinggi akan terkonsentrasi di fasa uap. Uap
dalam jumlah banyak mengandung komponen bervolatil tinggi lalu bergerak keatas
ketahap berikutnya dan terjadi kontak dengan fasa liquid sehingga proses
vaporisasi kondensat berlangsung dan mengakibatkan dominannya konsentrasi
komponen bervolatil tinggi di fasa uap (Kolmetz,2013 dalam Fatimura, 2014).
Sehingga destilasi hanya dapat digunakan untuk memisahkan komponen
berdasarkan perbedaan titik didih yang signifikan bukan titik didih yang berdekatan
(Fatimura, 2014).
Menurut Azzahra (2018), destilasi minyak atsiri dapat dilakukan dengan tiga
metode yaitu:
1. Destilasi dengan uap
Pada destilasi uap, air penghasil uap tidak dimasukkan bersama-sama dalam
kolom destilasi. Uap yang digunakan berupa uap jenuh yang kelewat panas dengan
tekanan lebih dari satu atmosfer.
2. Destilasi dengan air
Pada destilasi air, bahan tanaman yang akan didestilasi mengalami kontak
langsung dengan air mendidih. Bahan dapat mengapung diatas air atau terendam
secara sempurna, tergantung pada berat jenis dan jumlah bahan yang disuling.
3. Destilasi dengan air dan uap
Pada destilasi air dan uap, bahan tanaman yang akan didestilasi diletakkan
diatas rak-rak atau saringan berlubang. Kemudian kolom destilasi diisi dengan air
sampai permukaannya tidak jauh dari bagian bawah saringan. Ciri khas model ini
yaitu uap selalu dalam keadaan basah, jenuh dan tidak terlalu panas. Bahan
tanaman yang disuling hanya berhubungan dengan uap dan tidak dengan air panas
( Lutony dan Rahmayati, 2002 dalam Azzahra, 2018). Prinsip penyulingan dengan
uap dan air adalah dengan menggunakan tekanan uap rendah (Sudaryani dan
Sugiharti, 1999 dalam Azzahra, 2018).
Menurut Putra (2014) jenis-jenis destilasi ada empat macam yaitu:
1. Distilasi Sederhana
Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih
yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih
dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan,yaitu kecenderungan
sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer.
Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan
alkohol
2. Distilasi Fraksionisasi
Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair,
dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini
juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20
°C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari
distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah,untuk memisahkan
komponen- komponen dalam minyak mentah Perbedaan distilasi fraksionasi dan
distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Dikolom ini terjadi pemanasan
secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan
yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat
di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.
3. Distilasi Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik
didih mencapai 200°C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-
senyawaini dengan suhu mendekati 100°C dalam tekanan atmosfer dengan
menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap
adalah dapat mendistilasicampuran senyawa di bawah titik didih dari masing-
masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk
campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi
dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalahuntuk mengekstrak beberapa produk
alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau
jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum daritumbuhan.campuran dipanaskan
melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga
dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atasmenuju ke kondensor dan
akhirnya masuk ke labu distilat.
4. Distilasi Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak
stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150°C. Metode distilasi
ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika
kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak
dapat dikondensasioleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum
atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi
ini.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Destilasi


Menurut Lestari (2010), ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses
distilasi yaitu: jenis bahan yang didistilasi, temperatur, volume bahan dan waktu
distilasi. Sedangkan menurut Adani dan Pujiastuti (2017), destilasi dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu: jenis larutan, volume larutan, suhu, waktu destilasi dan
tekanan.

KLASIFIKASI TANAMAN CABAI JAWA


Dalam taksonomi tumbuhan, cabai jawa diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Piperales
Famili : Piperaceae
Marga : Piper
Jenis : Piper retrofractum vahl (Moeksin dkk., 2011).

SKEMA KERJA DESTILASI

Serbuk Cabai Jawa

Penimbangan 300 gr serbuk cabai jawa

Penghalusan dengan blender

Pemasukan dalam labu alas bulat

Penambahan air secukupnya sampai serbuk terendam

Pemanasan dengan destilasi air-uap selama 4 jam

Penampungan minyak atsiri buah cabai jawa


yang dihasilkan dalam botol bersih

Pemisahan air dengan minyak menggunakan corong pisah


DAFTAR PUSTAKA

Adani, S.I. dan Y. A. Pujiastuti. 2017. Pengaruh suhu dan waktu operasi pada proses
destilasi untuk pengolahan aquades Di Fakultas Teknik Universitas
Mulawarman. Jurnal Chemurgy. 1(1): 31-35.

Azzahra, P. 2018. Pengaruh Suhu dan Volume Air pada Destilasi Penyulingan
Minyak Atsiri Tipe Uap dan Air pada Tanaman Sirih Hijau (Piper betle L.).
Skripsi. Medan: Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 2010. E-book Operasi Teknik


Kimia. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Fatimura, M. 2014. Tinjauan teoritis faktor-faktor yang mempengaruhi operasi


pada kolom destilasi. Jurnal Media Teknik.11(1): 23-31.

Lestari, E. 2010. Persentase Produk Etanol dari Distilasi Etanol–Air dengan


Distribute Control System (Dcs) pada Berbagai Konsentrasi Umpan. Skripsi.
Semarang: Program Studi Diploma III Teknik Kimia Program Diploma
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

Moeksin, R., B. Saputra, dan H. Mareta. 2011. Pengaruh ukuran partikel dan jenis
pelarut serta waktu ekstraksi terhadap yield minyak piper retrofractum vahl.
Jurnal Teknik Kimia. 17(6): 51-58.

Putra, D.T.A. 2014. Rancang Bangun Alat Destilasi Oli Bekas. Skripsi. Palembang:
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya.

Anda mungkin juga menyukai