Anda di halaman 1dari 9

PENGENALAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

Dwi Utami Putri, Masfufa*)

Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi

2016

Latar Belakang
Dalam era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang kita alami
saat ini, elektronika memegang peranan yang sangat penting. Bahkan dalam kehidupan
keseharian kita tidak pernah terlepas dari perangkat-perangkat eletronika. Dimana perangkat-
perangkat eletronika kian hari kian berkembang dan menemukan tempat yang sangat penting
di dalam kehidupan manusia. Misalnya saja diera sekarang ini perkembangan robot pintar
semakin gencar, banyak negara berlomba-lomba dalam membuat robot super canggih
mereka.
Ketergantungan kehidupan manusia terhadap keberadaan alat-alat elektronika,
terikat pada ada atau tidaknya sumber energi listrik yang tersedia, mengingat hampir semua
alat elektronika menjadi tidak berguna jika tidak ada sambungan terhadap arus listrik. Dalam
salah satu komponen elktronika terdapat kapasitor yang berfungsi untuk menyimpan muatan
listrik, kapasitor menjadi salah satu piranti elektronika yang terpenting. Rasanya tak ada
rangkaian elektronika yang dirangkai tanpa menggunakan kapasitor. Kalaupun secara fisik
kapasitor tidak dipakai dalam suatu untaian elektronika, watak kapasitas tetap hadir pada
piranti-piranti yang lain, baik itu pada resistor, dioda, ataupun transistor. Oleh sebab itu
pemahaman watak-watak kapasitas mutlak perlu jika kita ingin menguasai teknologi modern
yang boleh dikata hampir selalu berkaitan dengan elektronika. Karena kapasitor berfungsi
untuk menyimpan muatan listrik. Maka, dalam proses menyimpan muatan, terdapat proses
pengisian dan pengosongan muatan kapasitor.
Peristiwa pengisian dan pengosongan pada kapasitor memegang peranan penting
dalam peralatan elektronika disekitar kita. Proses yang terjadi adalah proses ketika ada arus
yang mengecil terhadap waktu atau bukan arus konstan. Arus ini sering disebut sebagai arus
Transien. Aplikasinya dalam keseharian kita adalah saat arus ini digunakan untuk mengubah
dan mengolah denyut pesawat televisi, penundaan waktu, serta menghasilkan pengapitan
cahaya dan sebagainya. Perubahan tegangan dan kuat arus mempengaruhi terjadinya tetapan
waktu kapasitif yaitu banyaknya waktu yang dibutuhkan muatan untuk bertambah dari nilai
awalnya.

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana perubahan tegangan dan kuat
arus saat dilakukan pengisian dan pengosongan muatan kapasitor yang akan terlihat dari
bentuk grafik, dan menentukan besarnya tetapan waktu kapasitif berdasarkan kurva tegangan
dan arus terhadap waktu pengisian dan pengosongan muatan pada kapasitor.
Tujuan Praktikum
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Memplot kurfa arus dan tegangan terhadap waktu pengisian dan pengosongan muatan
pada kapasitor,
2. Menginterpretasi grafik pengisian dan pengosongan muatan kapasitor,
3. Menentukan tetapan waktu kapasitif dan kapasitansi kapasitor berdasarkan kurfa arus dan
tegangan terhadap waktu.
Kajian Teori
Pengisian Muatan Pada Kapasitor
Gambar 2.1 memperlihatkan sebuah rangkaian dasar RC yang dapat digunakan
untuk mengkaji proses pengisian dan pengosongan muatan pada kapasitor.

Gambar 2.1.Rangkaian RC.

Saklar terbuka pada awalnya, lalu ditutup ke posisi S1 pada saat t = 0. Muatan mulai
mengalir melalui resistor dan menuju plat positif kapasitor. Jika muatan pada kapasitor pada
beberapa saat adalah Q dan arus rangkaian adalah I, aturan simpal Kirchhoff memberikan

V f  VR  VC  0
Atau [2.1]
Q
Vf  I R  0
C
Dalam rangkaian ini, arus sama dengan laju di mana muatan pada kapasitor meningkat :
dQ
I  , yang selanjutnya disubstitusi ke dalam Pers. [2.1] menghasilkan :
dt
dQ Q
Vf  R  [2.2]
dt C
Dengan sedikit matematika untuk memisahkan antara besaran Q dan t, diperoleh :

  
Q  C V f 1  e t / RC  Q f 1  e t /  [2.3]

di mana Qf = C Vf adalah muatan akhir yang dapat pula dinyatakan dalam tegangan,


V (t )  V f 1  e  t /   [2.4]

di mana V(t) adalah tegangan pada suatu saat dalam kapasitor dan Vf adalah tegangan
maksimum atau akhir pada ujung-ujung kapasitor sedangkan  disebut konstanta waktu
kapasitif,  = RC, adalah waktu yang dibutuhkan muatan untuk bertambah dari nilai
awalnya.Arusdiperoleh dengan mendiferensialkan Persamaan [2.3] :

dQ
I    C V f e  t / RC (1 / RC )
dt
atau
Vf
I  e  t / RC  I 0 e  t / [2.5]
R
Gambar 2.2 (a) dan (b) menunjukkan kurva tegangan dan arus sebagai fungsi waktu dalam
proses pengisian muatan pada kapasitor (Tim Elektornika Dasar, 2015).

(a) (b)

Gambar 2.2. (a) Plot tegangan pada kapasitor terhadap waktu untuk rangkaian
pengisian, (b) Plot arus terhadap waktu untuk rangkaian pengisian.
Pelepasan Muatan Pada Kapasitor
Dengan rangkaian seperti pada Gambar 2.1, setelah kapasitor terisi penuh oleh
muatan, saklar kemudian dibuka untuk mencegah muatan mengalir ke resistor. Beda
potensial pada kapasitor mula-mula V0 = Q0/C, dengan C adalah kapasitansi. Karena tidak
ada arus ketika saklar terbuka, tidak ada beda potensial pada resistor.
Saklar ditutup ke posisi S2 pada waktu t = 0. Karena kini terdapat beda potensial pada
resistor, maka ada arus yang melewati resistor. Arus mula-mula adalah
V0 Q
I0   0 [2.6]
R RC
Arus ini disebabkan oleh aliran muatan dari plat positif kapasitor ke plat negatif kapasitor
melalui resistor. Setelah beberapa waktu, muatan pada kapasitor berkurang. Karena muatan
pada kapasitor berkurang, dengan mengambil arah arus searah jarum jam sebagai positif,
besar arus sama dengan laju pengurangan muatan. jika Q adalah muatan pada kapasitor pada
suatu waktu, arus pada waktu tersebut adalah

dQ
I  [2.7]
dt
Q
Aturan loop Kirchhoff memberikan : IR0 [2.8]
C
di mana Q dan I merupakan fungsi waktu dan dihubungkan oleh Persamaan [2.7]. Substitusi
– dQ / dt untuk I dalam Persamaan [2.8], diperoleh

Q dQ dQ 1
R 0 atau  Q [2.9]
C dt dt RC
Dan dengan sedikit matematika untuk memisahkan variabel-variabel Q dan t, diperoleh
Q (t )  Q0 e  t / RC  Q0 e  t / 
Atau V (t )  V0 e  t / RC  V0 e  t / [2.10]
di mana  adalah konstanta waktu kapasitif,  = RC, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh
muatan untuk berkurang menjadi 1/e dari nilai awalnya.
Arus bisa diperoleh dengan mendiferensialkan Persamaan [2.10] :
dQ Q0  t / R C
I   e [2.11]
dt RC
V0  t / R C
Atau I  e  I 0 e  t / [2.12]
R
di mana I0 = Q0/RC = V0 /R adalah arus mula-mula. Arus juga menurun secara eksponensial
terhadap waktu dan jatuh hingga 1/e dari nilai awalnya setelah t =  = RC. Tipe penurunan
ini disebut penurunan eksponensial, sangat umum terjadi di alam. Hal ini terjadi pada laju
di mana suatu kuantitas berkurang sebanding dengan kuantitas itu sendiri.
Gambar 2.3 (a) dan (b) menunjukkan kurva pengosongan muatan pada kapasitor dalam
rangkaian RC sebagai fungsi waktu (Tim Elektornika Dasar, 2015).

(a) (b)

Gambar 2.3 (a) Plot tegangan pada kapasitor sebagai fungsi waktu untuk proses
pelepasan muatan. (b) Plot arus terhadap waktu untuk proses
Metode Percobaan pelepasan muatan.
Prosedur kerja dalam percobaan ini adalah
1. Menyiapkan sebuah power supply, mengatur power supply pada posisi dc dan
mengukur secara langsung tegangan keluarannya sebesar 10 v dengan sebuah voltmeter
digital.
2. Mencatat nilai tegangan ini sebagai Vs. K
3. Menyusun komponen eletronika sesuai dengan gambar rangkaian

A K RS
10
B
+
VS C
_
4. Memastikan perangkat yang digunakan berfungsi dengan baik
5. Memulai pengukuran dengan menutup saklar K ke posisi A bersamaan dengan menekan
tombol stopwatch sekaligus mencatat nilai tegangan dan kuat arus yang terbaca pada
saat t = 0.
6. Melanjutkan kegiatan pengukuran dan pembacaan tegangan dan kuat arus untuk setiap
selang waktu 10 detik hingga tercapai keadaan konstan.
7. Mengarahkan komutator ke posisi B untuk melakukan proses pengosongan kapasitor
dan mencatat tegangan dan arus yang terbaca setiap rentang waktu 10 detik hingga
tercapai keadaan konstan.
Identifikasi variabel
1. Variabel manipulasi : kapasitor dan waktu
2. Variabel respon : tegangan dan kuat arus
3. Variabel kontrol : resistor sumber tegangan
Definisi operasional variabel
1. Waktu adalah besaran fisika yang menunjukkan lamanya peristiwa pengisian dan
pengosongan kapasitor berlangsung, diukur dengan menggunakan stopwatch dalam
satuan sekon (s).
2. Arus adalah aliran muatan listrik yang mengalir dalam suatu penghantar, diukur dengan
menggunakan amperemeter dalam satuan mili amper (mA).
3. Tegangan adalah ukuran beda potensial yang mampu membangkitkan medan magnet
listrik sehingga menyebabkan timbulnya arus listrik dalam sebuah konduktor listrik,
diukur dengan menggunakan voltmeter dalam satuan volt (V).
4. Resistansi adalah nilai hambatan yang digunakan dalam rangkaian, dalam satuan kΩ.
Alat dan bahan
1. Komutator (Double Traw Switch), 1 buah
2. Elco (Kapasitor Eletrolit) 1000µF, 2200µF dan 4700 µF 1 buah .
3. Resistor33kΩ, 1 buah
4. Stopwatch atau scaler counter, 1 buah
5. Power supply 0 – 12 v dc, 1 buah
6. Voltmeter 0 – 50 v dc , 1 buah
7. Amperemeter 0 – 1 A dc, 1 buah
8. Kabel pengubung

PROSEDUR KERJA
Metode yang digunakan dalam percobaan kali ini berupa pengujian terhadap setiap
komponen-komponen elektronika. Untuk pengujian pertama dilakukan terhadap resistor.
Pertama-tama normalisasikan multimeter yang akan digunakan, khususnya multimeter
analog dengan menghubungkan ujung probe merah (terminal meraj) dan ujung probe hitam
(terminal hitam). Untuk memastikan apakah multimeter telah dalam keadaan ternormalisasi,
jarum pada multimeter analog akan menunjukkan angka nol pada skala ohm, volt dan skala
lainnya, dimana skala berada di sebelah kanan. Setelah memastiakn multimeter telah dalam
keadaan normal, pengujuian pada resistor dapat dilakukan. Hubungkan probe merah sebagai
kutub katoda terhadap salah satu ujung kawat resistor, sedangkan probe hitam yang
mengambil peran sebagai kutub anoda dihubungkan pula pada ujung kawata lainnya.
Kemudian pengujian menggunakan multimeter digital digunakan untuk menguji nilai
resistansi yang ada pada resitor tersebut. Dilanjutkan pengujian terhadap kapasitor.
Pengujian pada kapasitor tidak beda jauh dengan pengujian pada resistor, yakni dengan
mengubungkan probe hitam pada salah satu ujung kawat kapasitor dan ujung kawat lainnya
dihubungkan dengan probe merah. Pengujian komponen selanjutnya adalah transformator
atau trafo. Persis dengan pengujian pada dua kawan sebelumnya, yakni resistor dan kapasitor
pada kapasitor tersebut. Pengujian baik rusaknya trafo dengan menghubungkan probe merah
pada salah satu kaki atau kawat pada trafo dan menghubungkan kaki atau kawat lannya
terhadap probe hitam. Untuk potensiometer sebagai resistor variabel cara pengujiannya
sedikit berbeda yakni pertama-tama mencari atau memastikan bagian basis pada komponen
tersebut, setelah dipastikan, pengecekan dapat dilakukan dengan meghubungkan salah satu
kaki (kaki kiri) dengan probe merah dan probe hitam pada kaki (kaki kanan). Selanjutnya
komponen aktif berawal pada dioda. Tidak beda jauh dengan reistor hanya saja pada dioda
yang berperan sebagai kutub anodanya adalah probe atau terminal merah, sedangkan probe
atau terminal hitamnya berperan sebagai kutub katodanya. Kutub anoda pada dioda
dihubungkan dengan probe merah sedangkan kutub katodanya dihubungkan dengan probe
hitamnya. Komponen aktif selanjutnya adalah transistor. Pada transistor memiliki tiga kaki
(tiga kawat) sama seperti denga potensiometer. Cara pengujiannya juga sama, yakni dengan
menghubungkan probe merah pada salah satu kaki transistor, dan probe hitam juga pada
salah satu kaki lainnya. Untuk IC (Integrated Circuit) karena memiliki banyak kawat/kaki
maka dilakukan pengujian dengan menguhubungkan probe merah pada salah satu kaki yang
berjejer panjang di sebelah kanan, dan probe hitam di sebelah kiri. Selanjutnya relay, karena
relay memiliki 5 kaki maka pengujiannya tidak beda jauh dengan transistor dan
potensiometer, mencari atau memastikan basisnya kemudian menghubungkan probe merah
dan probe hitam pada kaki kaki relay tersebut. Terakhir adalah sekering. Menghubungkan
probe merah pada salah satu ujung, dan probe hitam pada ujung lainnya.

HASIL PENGAMATAN
Nilai yang terukur
No Nama Komponen Spesifikasi Multimeter Multimeter Kondisi Keterangan
Analog Digital
1. a. Resistor 1) 3-3-0-5% Tidak baik 1) Orange,
Cincin Orange,
Hitam,
Emas
2) 2-0-3-5% 20,18 kΩ Baik 2) Merah,
Hitam,
Orange,
Emas
3) 1-0-2-5% 0,981 kΩ Baik 3) Coklat,
Hitam,
Merah,
Emas.
b. Resistor Batu 1) 5W270ΩJ 272,82 Ω
2) 5W56ΩJ 056,2 Ω
c. Trafo 1T.191 Berfungsi,
tapi
kehilangan
satu kaki
d. Potensiometer 1) B100K 100K
2) B5K 5K
e. Kapasitor 1) 4700μF35V Baik
Elektrolit 2) 10μF50V Baik
2. a. Jembatan R5 508 Baik
Dioda
Penyearah
b. LED 1) Besar Tidak baik
2) Kecil Baik
c. Dioda 1) 6a05GD Baik
Penyearah 2) 1N5402MIC Baik
d. Dioda Zener 1N471737A Baik
e. Transistor 1) M0333 Baik
2) MJ2955 Baik
f. IC MN 400 1B -
∆7D 1
g. Transistor 1) C5 46B Baik PNP
2) BC 337- Baik NPN
16

3. a. Relay JZC-20F 4088 Baik


DC 12V 400 Ω
b. Konduktor Baik Bunyi
c. Sekering 1) FD. 5A250V Baik
2) F5.00V Tidak Baik

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan terlihat beberapa alat yang tidak baik/rusak.
Terlihat pada resistor cincin pertama terlihat dari fisik alat tersebut baik, namun
ketika dicobakan, ternyata alat tersebut tidak mampu beroperasi atau rusak. Jarum
penunjukan pada multimeter analog tidak mengalami penyimpangan artinya jarum
penunjuk tidak konstan pada angka yang dituju serta nilai resistansi yang diperoleh
dari warna yang terlihat tidak sesuai dengan penunjukkan jarumnya, hingga dapat
dikatakan bahwa resistor tersebut telah rusak. Pada kedua resistor selanjutnya masih
dalam keadaan baik. Penunjukkan jarumnya sesuai dengan nilai resistansinya jika
dihitung sesuai dengan warna yang tertera. Untuk trafo, alat tersebut jika terlihat
secara fisik, telah dalam keadaan rusak. Dimana satu kaki pada trafo tersebut hilang
namun bila dilakukan pengujian alat tersebut masih berfungsi. Komponen
selanjutnya yakni potensiometer. Pada potensiometer tertera spesifikasi yaitu B
100K dan B 5K untuk dua buah potensiometer. Angka tersebut menunjukkan, nilai
daya tampung maksimal pada potensiometer tersebut. Karena potensiometer
memiliki 3 buah kaki, maka bila salah satu probe dihungkan di ujung kaki
potensiometer dan probe lainnya berada di basis/ kaki tengah potensiometer maka
nilainya akan mengalami penurunan bila dilakukan pengecekan nilai pada
penunjukkan skala di multimeter analog ataupun digital. Dilanjutkan dengan
kapasitor. Pada kapasitor juga tertera spesifikasi yakni 4700μF35V dan 10μF50V
untuk dua buah kapasitor. Menjelaskan bahwa kapasitor tersebut hanya dapat
diberikan tegangan sebesar 35V dan 50V. Kemudian pada dioda penyearah. Dioada
penyearah juag menampakkan tulisan berupa 1N5402MIC. Artinya pada dioda
penyearah tersebut hanya dapat dilalui arus maksimal 1 A dengan menandai 1N pada
spesifikasi awal pada dioda, begitu pula pda dioda zener, namun fungsinya berbeda.
Selanjutnya adalah transistor. Sama dengan kompone komponen alinnya, transistor
juga memiliki spesifikasi yang bermakna bahwa huruf awalnya sebagai material
semikonduktor yang digunakan, huruf kedua sebagai penerapan piranti yang
bersangkutan dan selebihnya adalah nomor serinya. Pada transistor pula, dilakukan
pengecekan terlebih dahulu mencari bagian yang dijadikan sebagai basis, untuk
pembuktia bahwa transistor tersebut tergolong NPN atau PNP. Diketahui transistor
yang berjenis PNP itu transistor pertama, karena probe berwarna merah berada pada
basis sedangkan probe hitam dapat berpindah pindah. Untuk jenis NPN itu transistor
kedua, karena probe hitamnya berda pada basisnya, sedangkan probe merahnya
dapat berpindah pindah. Untuk konduktor dapat dikatakan baik bila multimeter yang
digunakan berbunyi. Multimeter yang digunakan pada pengujian konduktor ialah
multimeter digital. Adapun relay, relay 5 kaki. Jenis jenis relay juga terbagi atas
beberapa yang bergantung pada jumlah kakinya. Pengujian relay untuk baik
buruknya terlihat bial diuji menggunakan multimeter digital dengan melihat angka
yang ditampilkan pada multimeter digital tersebut. Selanjtnya adalah sekering.
Sekring pertama tergolong baik karena pada multimeter digital memberikan kode
berupa bunyi bahwa sekering tersebut masih dalam keadaan baik sedangkan
sekering kedua sudah tidak baik karena terlihat hitam berupa benang di dalamnya
terputus hingga tidak berfungsi. Kemudian pada resistor batu terlihat tulisan sperti
5W270ΩJ menyatakan bahwa 5W adalah kemapuan daya dari resistor, 270Ω adalah
resistansi dari resitor tersebut sedangkan J merupakan toleransinya. Untuk J
memiliki nilai toleransi sebasar 5%. Untuk nilai toleransinya bergantung pada huruf
yang tertera, dimana terdapat 5 macam, yaitu F= 1%, G= 2%, J=5%, K= 10%,
M=20%.

KESIMPULAN

1. Komponen pasif adalah komponen yang tidak dapat membangkitkan tegangan tau
arus dengan sendirinya. Maksudnya komponenen pasif merupakan komponen yang
tidak dapat bekerja tanpa catu daya.
2. Komponen aktif adalah komoponen yang hanya dapat bekerja atau berfungsi
jika diberi catu daya luar.
3. Komponen penunjang merupakan komponen pelengkap yang tidak harus ada.

DAFTAR PUSTAKA

Bakri, Abdul Haris, dkk. 2008. Dasar Dasar Elektronika. Badan Penerbit UNM: Makassar.

http://www.al-ghuroba.com/2013/10/laporan-praktikum-elektronika-dasar.html

http://dokumen.tips/documents/53723779-laporan-praktikum-elektronika-unit-1pdf.html

Anda mungkin juga menyukai