Ck-Permen 22 Tahun 2018 - Bim PDF
Ck-Permen 22 Tahun 2018 - Bim PDF
Pembangunan
Bangunan Gedung Negara
LATAR BELAKANG
Bangunan Gedung Negara (BGN) merupakan salah satu Aset
Negara yang mempunyai nilai strategis sebagai tempat proses
penyelenggaraan negara, sehingga perlu diatur secara efektif,
efisien, dan tertib.
BGN tidak hanya yang dibiayai oleh APBN, namun juga APBD
Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Perlu adanya pengaturan yang bersifat nasional sebagai pedoman
bagi pembangunan BGN.
Pengaturan tersebut diharapkan dapat dipergunakan sebagai
pedoman dalam penyelenggaraan BGN baik di Pusat, Provinsi,
maupun Kabupaten/Kota.
DASAR HUKUM
Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
BANGUNAN GEDUNG
KANTOR
BANGUNAN
GEDUNG RUMAH NEGARA
NEGARA
BANGUNAN GEDUNG
LAINNYA
KLASIFIKASI
Berdasarkan KOMPLEKSITAS
• BG Kantor dan BGN lainnya dengan jumlah lantai
Sederhana: BGN sd. 2 lantai
dengan teknologi- • BG Kantor dan BGN lainnya dengan luas sd.
500m2
spesifikasi sederhana • Rumah Negara Tipe C,D, dan E
Tidak Sederhana: BGN • BG kantor dan BGN lainnya dengan jumlah lantai
KLASI dengan teknologi- lebih dari 2 (dua) lantai;
BG kantor dan BGN lainnya dengan luas lebih dari
FIKASI spesifikasi tidak •
500 m2; dan
sederhana • Rumah Negara meliputi Rumah Negara Tipe A dan
Tipe B.
1 Menteri/ Ketua Lembaga 28,00 40,00 40,00 60,00 20,00 15,00 24,00 14,00 6,00 247,00 8
2 Wakil Menteri K/L 16,00 14,00 20,00 18,00 10,00 10,00 15,00 10,00 4,00 117,00 2
3 Eselon IA/ Anggota Dewan 16,00 14,00 20,00 18,00 10,00 10,00 15,00 10,00 4,00 117,00 5
R.Staf pada setiap
4 Eselon IB 16,00 14,00 20,00 9,00 5,00 7,00 4,40 5,00 3,00 83,40 2 jabatan diperhitungkan
berdasarkan jumlah
5 Eselon IIA 14,00 12,00 14,00 12,00 5,00 7,00 4,40 3,00 3,00 74,40 2
personel @ 2,2 - 3 m2/
6 Eselon IIB 14,00 12,00 10,00 6,00 5,00 5,00 4,40 3,00 3,00 62,40 2 personel, sesuai
dengan tingkat jabatan
7 Eselon IIIA 12,00 6,00 3,00 3,00 24,00 0
R. Toilet
8 Eselon IIIB 12,00 6,00 3,00 bersama
21,00 0
B. RUANG PENUNJANG
JENIS RUANG LUAS KETERANGAN
1 2 3
1 2 3 4
- Menteri
KHUSUS 400 1000
- Kepala Lembaga Tinggi/ Tertinggi Negara
Keterangan :
1. Untuk :
- Untuk Rumah Jabatan Gubernur disetarakan dengan Rumah Tipe Khusus.
- Untuk Rumah Jabatan Bupati/Walikota disetarakan dengan Rumah Negara Tipe A.
Untuk Rumah Jabatan Gubernur/Bupati/Walikota dapat ditambahkan luas ruang untuk Ruang Tamu
2. Sepanjang tidak bertentangan dengan luasan persil yang ditetapkan dalam RTRW, toleransi kelebihan luas
- DKI Jakarta : 20%
- Ibukota Provins : 30%
- Ibukota Kab/ K : 40%
- Perdesaan : 50%
S TA N D A R J U M L A H L A N TA I
Bangunan Gedung Negara
JUMLAH LANTAI
Bangunan Gedung Negara harus mendapat
sepanjang tidak bertentangan persetujuan terlebih
dengan peraturan daerah setempat, dahulu dari Menteri
ditetapkan paling banyak 8
(DELAPAN) LANTAI
BIAYA PERENCANAAN
TEKNIS
BIAYA
PEMBANGUNAN
BIAYA PENGAWASAN
TEKNIS
BIAYA PENGELOLAAN
KEGIATAN
BIAYA PERENCANAAN TEKNIS
perjalanan dinas;
rapat;
penyusunan laporan;
pekerjaan arsitektur
Biaya Standar
(berdasarkan Standar harga
satuan, koefisien, luas pekerjaan perampungan
bangunan)
pekerjaan utitiltas
BIAYA
KONSTRUKSI perizinan selain IMB
FISIK
penyiapan dan pematangan
Biaya lahan
Nonstandar peningkatan arsitektur-
(berdasarkan kebutuhan struktur
nyata & harga pasar wajar
dgn MAKS. total 150% biaya
standar) green building
Kelengkapan BG (pekerjaan
ME)
BIAYA NON STANDAR
Presentase komponen pekerjaan non standar
JENIS PEKERJAAN PERMEN 45/2007 PERMEN 22/2018
Alat Pengkondisian Udara 10-20% dari X 7-15% dari X
Elevator/Escalator 8-12% dari X 8-14% dari X
Tata Suara (Sound System) 3-6% dari X 2-4% dari X
Telepon dan PABX 3-6% dari X 1-3% dari X
Instalasi IT (Informasi & Teknologi) 6-11% dari X 6-11% dari X
Elektrikal (termasuk genset) 7-12% dari X 7-12% dari X
Sistem Proteksi Kebakaran 7-12% dari X 7-12% dari X
Sistem Penangkal Petir Khusus 2-5% dari X 1-2% dari X
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) 2-4% dari X 1-2% dari X
Interior (termasuk furniture) 15-25% dari X 15-25% dari X
Gas Pembakaran 1-2% dari X 1-2% dari X
Gas Medis 2-4% dari X 2-4% dari X
Pencegahan Bahaya Rayap 1-3% dari X 1-3% dari X
Pondasi dalam 7-12% dari X 7-12% dari X
Fasilitas penyandang cacat & ke-butuhan khusus 3-8% dari X 3-5% dari X
Sarana/Prasarana Lingkungan 3-8% dari X 3-8% dari X
Basement (per m2) 120% dari Y Koefisien Pengali Lapis Besmen
Peningkatan Mutu *) 15-30% dari Z Paling Banyak 30% dari Z
Perizinan selain IMB - Paling Banyak 1% dari X
Penyiapan dan pematangan lahan - Paling Banyak 3,5% dari X
Pemenuhan persyaratan BGH - Paling Banyak 9,5% dari X
Penyambungan utilitas - Paling Banyak 2% dari X
PAGAR PAGAR
GEDUNG RUMAH
GEDUNG RUMAH
NEGARA NEGARA NEGARA NEGARA
TIDAK
SEDERHANA
TIPE C/D/E BELAKANG BELAKANG
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN
GEDUNG NEGARA
PASCA KONSTRUKSI
Kegiatan persiapan untuk
PERSIAPAN mendapatkan:
Rencana kebutuhan • Status barang dari
Rencana pendanaan pengelola barang
Rencana penyediaan • SLF
dana • Pendaftaran BGN
DOK.
PENDAF-
TARAN
PERSIAPAN
RENCANA PERSETUJUAN
KEBUTUHAN
PEMBANGUNAN
1. Menteri Keuangan (APBN),
2. Menteri Dalam Negeri (APBD Provinsi)
3. Gubernur (APBD Kab./Kota)
RENCANA
REKOMENDASI
a. klasifikasi bangunan
PENDANAAN gedung;
Diprogramkan 1. Menteri PUPR
b. luas bangunan;
dalam RPJM (APBN), c. jumlah lantai;
2. Menteri Dalam d. rincian komponen biaya
Negeri (APBD pembangunan;
Provinsi)
3. Gubernur (APBD e. tahapan pelaksanaan
Kab./Kota) pembangunan
Dalam hal pelaksanaan proyek tahun jamak tidak dapat dilakukan dengan
pentahapan, untuk efektifitas dan efisiensi harus dilaksanakan dengan
kontrak tahun jamak
PENDAPAT TEKNIS PERSETUJUAN (Menteri
(Menteri PUPR/ Kepala Keuangan / Kepala daerah
OPD Pembina BG) bersama DPRD)
PERENCANAAN TEKNIS
1. data dan informasi;
KONSEPSI 2. analisis;
RANCANGAN 3. dasar pemikiran dan pertimbangan perancangan;
4. program ruang;
10% 5. organisasi hubungan ruang;
6. skematik rencana teknis; dan
7. sketsa gagasan.
PELELANGAN KONSTRUKSI 5%
Laporan akhir pekerjaan perencanaan :
PENGAWASAN 1. dokumen perencanaan teknis;
BERKALA 2. laporan pengadaan penyedia jasa pelaksanaan konstruksi fisik;
3. laporan penyelenggaraan paket lokakarya Value Engineering, jika terdapat kegiatan VE;
15% 4. surat penjaminan atas kegagalan bangunan dari penyedia jasa perencanaan konstruksi;
5. laporan akhir pengawasan berkala termasuk perubahan perancangan.
DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS
a.laporan konsepsi perancangan;
b.dokumen pra rancangan;
c. dokumen pengembangan rancangan;
d.dokumen rancangan detail (DED);
e.laporan kegiatan lokakarya rekayasa nilai atau value
engineering (VE) untuk kegiatan yang diwajibkan;
f. reviu desain untuk kegiatan yang memerlukan
penyedia jasa manajemen konstruksi;
g.kontrak kerja perencana konstruksi; dan
h.kontrak kerja manajemen konstruksi untuk kegiatan
yang memerlukan penyedia jasa manajemen
konstruksi
PELAKSANAAN KONSTRUKSI
merupakan tahap perwujudan dokumen DILAKUKAN OLEH
perencanaan menjadi bangunan gedung yang PENYEDIA JASA
siap dimanfaatkan. KONSTRUKSI`
berupa kegiatan: harus mendapatkan
a. pembangunan baru; pengawasan teknis oleh
b. perluasan; penyedia jasa pengawasan
c. lanjutan pembangunan bangunan gedung konstruksi atau penyedia jasa
yang belum selesai; dan/atau manajemen konstruksi, dan
d. pembangunan dalam rangka perawatan pengawasan berkala oleh
(rehabilitasi, renovasi, dan restorasi) penyedia jasa perencanaan
termasuk perbaikan sebagian atau seluruh konstruksi.
bangunan gedung.
dokumen pelaksanaan
meliputi: konstruksi
a. pelaksanaan konstruksi sampai dengan
serah terima pertama (Provisional Hand
Over/PHO) pekerjaan; dan
b. pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan
konstruksi sampai dengan serah terima
akhir (Final Hand Over/FHO) pekerjaan.
DOKUMEN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
a. semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan konstruksi fisik,
termasuk IMB;
b. as built drawings;
c. kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan pengawasan atau manajemen
konstruksi beserta segala perubahan atau addendumnya;
d. laporan pelaksanaan (harian, mingguan, bulanan, laporan akhir pengawasan teknis
termasuk laporan uji mutu dan laporan akhir pekerjaan perencanaan);
e. berita acara pelaksanaan konstruksi yang terdiri atas perubahan pekerjaan,
pekerjaan tambah /kurang, serah terima pertama (PHO) dan serah terima akhir
(FHO) dilampiri dengan berita acara pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan
konstruksi, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang berkaitan dengan
pelaksanaan konstruksi fisik;
f. kontrak kerja perencanaan konstruksi;
g. hasil pemeriksaan kelaikan fungsi (commisioning test);
h. foto-foto dokumentasi setiap tahapan kemajuan fisik;
i. dokumen K3 atau SMK3;
j. manual operasi dan pemeliharaan bangunan gedung, termasuk peralatan dan
perlengkapan MEP;
k. garansi atau surat jaminan peralatan dan perlengkapan MEP;
l. sertifikat Bangunan Gedung Hijau (BGH), dalam hal ditetapkan sebagai BGH;
m. surat penjaminan atas kegagalan bangunan dari penyedia jasa pelaksanaan
konstruksi dan penyedia jasa pengawasan teknis.
PENGAWASAN TEKNIS
Oleh PENYEDIA JASA Meliputi kegiatan: rekomendasi
MANAJEMEN KONSTRUKSI a. pengendalian waktu; kelaikan fungsi
(MK), atau PENYEDIA JASA b. pengendalian biaya; bangunan gedung
c. pengendalian pencapaian sasaran fisik sesuai dengan
PENGAWASAN (kuantitas dan kualitas); dokumen IMB kepada
KONSTRUKSI d. tertib administrasi Pembangunan PA untuk pengurusan
Bangunan Gedung Negara. SLF
Meliputi pengawasan :
a. tahap perencanaan (jika menggunakan MK);
b. persiapan konstruksi;
c. tahap pelaksanaan konstruksi s.d serah terima pertama (PHO) pekerjaan konstruksi;
d. tahap pemeliharaan pekerjaan konstruksi s.d serah terima akhir (FHO) pekerjaan konstruksi.
Pendaftaran sebagai Pendaftaran dilakukan oleh K/L atau OPD Pengguna Anggaran
Bangunan Gedung Negara kepada:
a. Menteri melalui Dirjen Cipta Karya untuk BGN dengan sumber
Surat Keterangan Bukti pembiayaan dari APBN yang akan menjadi BMN, yang
Pendaftaran Bangunan dilaksanakan di tingkat pusat, termasuk perwakilan RI di luar
Gedung Negara dengan negeri; atau
diberikan Huruf Daftar b. Gubernur / bupati / walikota melalui OPD yang bertanggung
Nomor (HDNo) jawab dalam pembinaan BGN, untuk BGN dengan sumber
pembiayaan dari APBD yang akan menjadi Barang Milik
Daerah.
1. UMUM
2. PBGN DESAIN
BAB VII BERULANG
PENYELENGGARAAN 3. PBGN DESAIN
PEMBANGUNAN PURWARUPA
4. PBGN
TERTENTU TERINTEGRASI
5. PEMELIHARAAN
DAN/ATAU
PERAWATAN
PENYELENGGARAAN
PEMBANGUNAN TERTENTU
Penyelenggaraan pembangunan tertentu
Bangunan Gedung Negara terdiri atas:
1. pembangunan Bangunan Gedung Negara
dengan desain berulang;
2. pembangunan Bangunan Gedung Negara
dengan desain purwarupa (prototype);
3. pembangunan Bangunan Gedung Negara
terintegrasi;
4. pemeliharaan dan/atau perawatan
Bangunan Gedung Negara.
DESAIN BERULANG
Merupakan penggunaan secara berulang terhadap produk
desain yang sudah ada yang dibuat oleh penyedia jasa
perencanaan yang sama, dan telah ditetapkan sebelumnya
dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).
Pelaksanaan pembangunan dengan desain berulang terdiri
atas:
a. desain berulang total; dan
b. desain berulang parsial.
Biaya perencanaan untuk desain berulang diperhitungkan
terhadap komponen biaya perencanaan sebagai berikut:
a. pengulangan pertama sebesar 75%
b. pengulangan kedua sebesar 65%
c. pengulangan ketiga dan pengulangan seterusnya masing-
masing sebesar 50%
DESAIN PROTOTYPE
Penggunaan desain purwarupa (prototype) ditetapkan oleh:
1. Dirjen CK (APBN)
2. Gubernur (APBD Provinsi)
3. Bupati/Walikota (APBD Kabupaten/kota)
Desain puwarupa meliputi:
a. Rumah Negara yang berbentuk rumah tinggal tunggal
atau rumah susun;
b. gedung kantor sederhana dan tidak sederhana;
c. gedung SD, SMP, SMA/SMK, Kejuruan atau yang
sederajat; dan
d. gedung fasilitas kesehatan.
Biaya penyesuaian perencanaan teknis desain purwarupa oleh
penyedia jasa sebesar 50% dari biaya perencanaan,
Biaya penyesuaian oleh Dit. BPB atau OPD paling banyak 60%
dari biaya perencanaan penyesuaian oleh penyedia jasa
perencanaan konstruksi
PEMBANGUNAN TERINTEGRASI