Anda di halaman 1dari 2

Antibakteri

Antibakteri atau antimikroba dapat didefininisikan sebagai zat yang dapat


menghambat pertumbuhan mikroba.Berdasarkan cara kerja antibakteri dapat
dibedaka menjadi bakteriostastik dan bakterisida.Antibakteri bakteriostatik
bekerja dengan menghambat pertumbuhan populasi bakteri tanpa
mematikannya,sedangkan anti bakteri bakterisda bekerja dengan cara
membunuh bakteri.Pada senyawa anti bakteri teretentu ,jika dosis yang
digunaka terlalu tinggi,baktriostatik dapat berubah menjadi baktrisida
.Berdasarkan efektivitas kerjanya ,senyawa anti bakteri dikelompokka menjadi
dua ,yakni antibakteri berspektrum luas yang efektif terhadap berbagai jenis
mikroorganisme dan anti bakteri berspektrum sempit,hanya efektif terhadap
mikroorganisme tertentu.

Penyempurnaan anti mikroba bertujuan untuk menjaga bahan tekstil dari


serangan mikroba, mencegah timbulnya bau pada kain yang disebabkan oleh
mikroorganisma dan bahkan dapat memberikan efek penyembuhan pada luka.
Aplikasinya ditemukanterutama pada bidang medis karena bidang ini
membutuhkan bahan tekstil yang mempunyai kemampuan mematikan bakteri
untuk membantu membuat lingkungan yang steril. Penerapan pada bidang
lain, seperti pakaian seragam, perhotelan, atau kain-kain untuk restoran, hanya
membutuhkan efek bakteriostatis untuk mengontrol bau. Demikian pula pada
tekstil interior dan aparel, seperti pakaian olahraga (active wear), sprei,
pakaian dalam, karpet, dan sebagainya menggunakan anti bakteri untuk
mengontrol bau.

Pada prinsipnya, penyempurnaan anti mikroba pada kain bekerja dengan


menghambat pertumbuhan mikroorganisma. Istilah bakteriostatik mempunyai
arti menghambat pertumbuhan bakteri, sedangkan bakterisida mempunyai arti
dapat mematikan bakteri.

Efek bakteriostatik bertujuan untuk:


 mencegah penularan dan perkembangbiakan (propagation)
mikroorganisma patogen (faktor higienis).
 mengurangi bau yang kurang sedap akibat degenesari bakteri.
 mencegah hilangnya nilai pakai akibat rusaknya serat oleh bakteri.
Manusia telah menggunakan zat anti bakteri sejak jaman dahulu, hal ini
terbukti pada mumi dari Mesir dan pada kebudayaan lain yang
mengaplikasikan efek anti bakteri ini. Tentunya kebutuhan sifat bakteriosatatik,
bakterisida, fungistatik, dan fungisida pada tekstil sampai saat ini masih sangat
penting. Zat anti mikroba, pada prinsipnya mengandung fenol aktif, garam
amonium kuartener, dan senyawa logam-organik (Hg). Berbagai cara, baik
kimia maupun fisika, dapat dikerjakan untuk mendapatkan kain yang bersifat
anti bakteri. Pada prakteknya, efek anti mikroba diperoleh dengan
menambahkan produk kimia tertentu pada tahap proses penyempurnaan, atau
bahkan melalui pencampuran zat kimia tertentu kedalam serat pada proses
pemintalan.

Secara umum mekanisme anti bakteri oleh zat anti bakteri adalah sebagai
berikut:
 Menghalangi pembentukan dinding sel
 Menghalangi pembentukan membran sel (phosphatide)
 Menghalangi reproduksi DNA
 Menghalangi metabolisme energi dari enzim
 Menghalangi pembelahan sel, dan sebagainya
Resin Silvadur

Resin SILVADUR.SILVADUR ™ 930 adalah antimikroba berbasis polimer


dengan system yang memperbaiki pelepasan perak untuk membantu
menghinadari terjadinya perubahan warna. Ketika dimasukkan ke dalam tekstil dan
serat selama proses pembuatannya, SILVADUR ™ 930 dapat menghambat
pertumbuhan mikroba untuk memberikan perlindungan, daya tahan dan kesegaran.
SILVADUR ™ 930 disuplai sebagai cairan, sehingga mudah untuk dibuang dan
dicampur, dan kompatibel dengan berbagai bahan kimia tekstil, termasuk resin lateks
(seperti akrilik, PVA, SBR, EVA), dan agen finishing (seperti anti -wrinkle resin).

Anda mungkin juga menyukai