PENDIDIKAN
MAKALAH
Disusun Oleh:
Nurhasanah
Muhammad Rifaldi
Widia Pratiwi
Yulfa Arizqiyani
2019
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji serta syukur kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena hanya atas rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ Macam-Macam dan Tipe Wirausaha dalam Dunia Pendidikan”.
Dalam penulisan makalah ini pastilah ada banyak kendala yang kami
temui namun kami berhasil menghadapinya dan menyelesaikan makalah ini tepat
waktu. Akhir kata jika ada sesuatu yang tidak berkenan di hati pembaca mohon
dimaklumi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR………………………………………………………...
….1
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………...2
BAB I PENDAHULUAN
A. L
atar Belakang……………………………………………………………..3
B. R
umusan Masalah…………………………………………………………3
C. T
ujuan……………………………………………………………………..3
BAB II PEMBAHASAN
A. T
ransformasi Sekolah Entrepreneurship…………………………………..5
B. M
acam-Macam Wirausaha Dalam Dunia Pendidikan…………………….6
C.
Tipe-Tipe Wirausaha………………………………………………….......8
D. K
ategori Wirausaha………………………………………………………..9
E. P
eluang Enterpreneur Dalam Dunia Kreatif……………………………..10
A. K
esimpulan………………………………………………………………13
B. S
aran ……………………………………………………………………..14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jumlah penduduk Indonesia mengalami peningkatan, dari 205 juta jiwa
pada 2000 menjadi 237 juta jiwa pada 2010. Jumlah tersebut terbagi atas 119 juta
laki-laki dan 118 juta perempuan (BPS, 2011:13-14). Dengan kata lain, Indonesia
menjadi Negara dengan jumlah populasi terbanyak setelah Cina, India, dan
Amerika.
Namun demikian, pertumbuhan penduduk Indonesia tidak seimbang
dengan pertumbuhan lapangan pekerjaan. Pengangguran terdidik di Indonesia
jumlahnya tidak bisa dibilang sedikit. Neddy Rafinaldy Halim (2010) mengurai
komposisi pengangguran terdidik di Indonesia dijuarai oleh kalangan yang tidak
tamat SD dan lulusan SD, jumlahnya mencapai 50,48%. Sementara itu, lulusan
SLTP mencapai 22,83%, lulusan SLTA termasuk Aliyah mencapai 14,45%, dan
lulusan diploma dan perguruan tinggi termasuk perguruan tinggi agama Islam
mencapai 12,24%.
Untuk mencetak insan entrepreneur yang hebat tidak bisa dilakukan secara
instan, tetapi harus melalui proses pendidikan yang panjang dan tersistematis.
Oleh karena itu, pola pendidikan di Indonesia harus diubah dari pola pendidikan
kolonial yang bertujuan mencetak tenaga kerja menjadi pola pendidikan yang
bertujuan mencetak insan yang berpikir kreatif dan mandiri. Nilai-nilai
entrepreneurship harus diintegrasikan ke dalam lingkungan sekolah, baik sekolah
formal maupun nonformal. Oleh karena itu, perlu dikembangkan tipe sekolah
4
yang dapat mendidik siswanya berpikir mencipta, bukan malah menyandarkan
harapan kepada orang lain.
B. Rumusan Masalah
F. Bagaimana transformasi sekolah entrepreneurship?
G. Apa saja macam-macam wirausaha dalam dunia pendidikan?
H. Apa saja tipe-tipe wirausaha?
I. Apa saja kategori wirausaha?
J. Bagaimana peluang enterpreneur dalam dunia kreatif?
C. Tujuan
Adapun tujuannya yaitu:
1. Untuk mengetahui dan memahami transformasi sekolah entrepreneurship
2. Untuk mengetahui dan memahami wirausaha dalam dunia pendidikan
3. Untuk mengetahui dan memahami tipe-tipe wirausaha
4. Untuk mengetahui dan memahami kategori wirausaha
5. Untuk mengetahui dan memahami peluang enterpreneur dalam dunia
kreatif
BAB II
PEMBAHASAN
5
A. Transformasi Sekolah Enterpreneurship
6
Ada beberapa macam wirausaha dalam dunia pendidikan, sebagai
penerapan nilai jiwa wirausaha yaitu:
7
Inggris. Jika Anda memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mengajar bahasa
asing, jangan ragu untuk menjadikan hal tersebut sebagai bisnis Anda. Ajaklah
beberapa rekan yang memiliki keterampilan serupa untuk turut berpartisipasi
sebagai tenaga pengajar. Kemungkinan bisnis ini berjalan dan bertahan relatif
besar mengingat kebutuhan masyarakat akan pengajaran dan pendidikan bahasa
asing semakin meningkat.
5. Kursus Komputer
Belajar Komputer via computer-course-center.com Selain mampu
berkomunikasi dalam bahasa asing, kemampuan dan keterampilan lain yang tidak
kalah penting untuk melamar pekerjaan dalam sebuah perusahaan adalah
keterampilan menggunakan komputer beserta software di dalamnya. Anda yang
merasa mampu dan menguasai ilmu komputer boleh saja mendirikan sebuah
bisnis yang berkecimpung dalam pendidikan komputer. Targetnya bisa saja anak
sekolah maupun orang dewasa yang memiliki kebutuhan khusus untuk bisa
mengoperasikan komputer dan software tertentu. Tarifnya pun relatif tinggi dan
hal ini berpotensi mengundang keuntungan yang tidak sedikit.
6. Stationary
Selain bisnis yang bergerak di bidang lembaga pengajaran dan pendidikan,
Anda juga bisa memanfaatkan peluang anak sekolah yang membutuhkan berbagai
alat tulis dengan membuka bisnis stationary. Anda bahkan tidak hanya menyasar
target pelajar namun juga pekerja kantoran yang membutuhkan alat tulis lengkap.
Semakin lengkap produk yang Anda jual di toko dengan beragam variasi baik dari
segi merek, harga, maupun kualitas, semakin tinggi minat konsumen untuk
berbelanja di toko Anda serta loyalitas mereka pada Anda.
7. Toko Seragam Sekolah
Kebutuhan lain yang tidak kalah pentingnya bagi anak sekolah adalah
seragam. Anda bisa memanfaatkan peluang ini dengan membuka toko seragam
sekolah mulai dari SD, SMP, hingga SMA. Peluang lain yang bergerak di bidang
sejenis adalah menerima pesanan seragam dengan model dan tema yang bisa
disesuaikan dengan permintaan konsumen. Semakin variatif jenis kain seragam
dan model seragam yang Anda jual, semakin tinggi kemungkinan bisnis Anda
berlangsung lama dan stabil karena konsumen merasa Anda bisa menyediakan
kebutuhan mereka secara lengkap.
8. Jasa Antar Jemput Anak Sekolah
8
Karena tidak semua orang tua bersedia menyisihkan waktu mereka untuk
mengantar-jemput anak mereka, Anda bisa memanfaatkan peluang jasa antar
jemput anak sekolah ini sebagai jawaban bagi orang tua yang sibuk. Modal yang
Anda butuhkan adalah mobil yang layak pakai dan sanggup menampung hingga
10 atau 15 anak sekolah untuk sekali jalan. Bisnis ini mampu menjanjikan
penghasilan dan keuntungan besar sebab modal yang dibutuhkan selain mobil
hanyalah bahan bakar dan tenaga supir. Tiga hal kunci yang menjadi kesuksesan
bisnis ini adalah kedisiplinan, keamanan, serta keselamatan bagi anak yang
menumpang.
C. Tipe-Tipe Wirausaha
Selanjutnya diungkapkan pula 3 tipe utama dari wirausaha, yaitu:
1. Wirausaha Ahli (Craftman)
Wirausaha ahli atau seorang penemu memiliki suatu ide yang ingin
mengembangkan proses produksi sistem produksi, dan sebagainya. Dia cenderung
membuat model percobaan laboratorium dan sebagainya. Di ajuga menjual lisensi
idenya untuk dijadikan produk komersial. Pengetahuannya lebih banyak pada
bidang teknis produksi dibandingkan pengetahuan dibidang pengawasan,
financing, dan sebagainya. Wirausaha ahli ini biasanya seseorang yang bekerja
ada sebuah perusahaan besar kemudian keluar sebagai pegawai dan memulai
bisnisnya sendiri.
2. The Promoter
The promoter adalah seorang indiviu yang yang tadinya mempunyai latar
belakang pekerjaan sebagai sales atau bidang marketing yang kemudian
mengembangkan perusahaan sendiri. Keterampilan yang ia miliki biasanya
merupakan faktor pendorong untuk mengembangkan perusahaan yang baru ia
rintis.
3. General Manager
General Manager adalah seorang individu yang ideal yang secara sukses
bekerja pada sebuah perusahaan dia banyak menguasai keahlian bidang, produksi,
pemasaran, permodalan, dan pengawasan.
D. Kategori Wirausaha
1. Business Entrepreneur
Tipe paling mendasar dalam wirausaha adalah wirausaha bisnis, yaitu
wirausaha yang bergerak dalam bidang produksi barang dan jasa serta
pemasarannya. Adapun perbedaan dari pengusaha biasa dengan wirausahawan
bisnis yaitu sebagai berikut:
9
Penguasaha Biasa Wirausahawan Bisnis
Memiliki sebuah usaha Memiliki sebuah usaha
Biasanya bermain aman Tegas dan ambisius
Biasanya berorientasi laba Berorientasi pelanggan
Mendapatkan usaha dari membeli, Mencipta idenya sendiri dan
donasi, atau warisan mengubahnya menjadi bisnis
Umumnya mengikuti pola yang sudah Seorang inovator
umum
Bekerja untuk perusahaan Perusahaan bekerja untuknya
Biasanya merekrut orang untuk turut Merekrut orang untuk membuat hidup
andil dalam menghasilkan laba mereka lebih baik
10
menjadi sangat besar. Seorang technopreneur adalah seorang yang berusaha
memberikan layanan yang memberikan nilai tambah, rasa gembira, atau ketagihan
kepada mereka yang menikmati produknya.
4. Social Entrepreneur
Social entrepreneur adalah seorang wirausahawan yang bergerak di bidang
usaha perbaikan kondisi-sosial, lingkungan, pendidikan, dan ekonomi
masyarakatnya. Social entrepreneur adalah seorang yang menjalankan usahanya
menciptakan perbaikan social melalui pasar.
E. Peluang Enterpreneur dalam Dunia Kreatif
Ada 14 sektor industry kreatif yang potensial untuk dijadikan peuang
usaha oleh entrepreneur. Berdasarkan hasil studi Pemetaan Industri Kreatif
Departemen Perdagangan RI (2008: 4-6), subsector industry kreatif meliputi:
1. Subsektor periklanan
Merupakan industry jasa yang mengemas bentuk komunikasi tentang suatu
produk, jasa. ide, bentuk promosi, informasi: layanan masyarakat, individu
maupun oraganisasi yang diminta oleh pemasang iklan (individu, organisasi,
swasta/pemerintah). Melalui media tertentu (misalnya: televise, radio, cetak,
digital signage, internet) yang bertujuan untuk mempengaruhi, membujuk target
individu/masyarakat untuk membeli, mendukung, atau sepakat atas halyang ingin
dikomunikasikan (Mari Ela Pangestu, 2008:1). Industri periklanan didukung oleh
hardware yang sudah semakin murah dan canggih. Selain itu, software yang
mendukung periklanan juga semakin canggih dan user friendly.
2. Subsektor industri aritektur
Merupakan wujud hasil penerepan pengetahuan, ilmu, teknologi dan seni secara
utuh dalam mengubah ruang dan lingkungan binaan, sebagai bagian dari
kebudayaan dan peradaban manusia sehingga dapat menyatu dengan keseluruhan
lingkungan ruang dari tingkat makro sampai dengan tingkat mikro (Mari Ela
Pangestu, 2008:38).
3. Subsektor industri pasar barang seni
Yaitu kegiatan yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang seni asli
(orisinal), unik, dan langka dan berasal dari masa lampau (bekas) yang dilegalkan
oleh undang-undang serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi.
4. Subsektor industri kerajinan
Entrepreneur dapat berkreasi dengan barang-barang kerajinan yang memanfaatkan
potensi lokal.
5. Subsektor industri desain
11
Industi desain mencakup desain komunikasi visual, desain produk/industi, dan
desain interior.
6. Subsektor industri mode/fashion
Industri mde adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian,
desain alas kaki, dan desain aksesori lainnya.
7. Subsektor industri video, film, dan fotografi
8. Subsektor industri permainan interaktif
Adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi
permainankomputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi.
9. Subsektor industri musik.
10. Subsektor industri seni pertunjukan.
11. Subsektor industri penerbitan dan percetakan.
12. Subsektor industri layanan computer dan perangkat lunak.
13. Subsektor industri televisi dan radio.
14. Subsektor industri riset dan pengembangan.
12
BAB III
PENUTTUP
A. Kesimpulan
Hakikat pendidikan entrepreneurship adalah sekolah yang membangun
atmosfer entrepreneurship agar peserta didik menyukai tantangan, kreatif, inovatif,
dan memiliki keberanian dalam mengambil atau mengelola risiko (karakter).
13
Subsektor industri mode/fashion; 7) Subsektor industri video, film, dan fotografi; 8)
Subsektor industri permainan interaktif; 9) Subsektor industri musik; 10) Subsektor
industri seni pertunjukan; 11) Subsektor industri penerbitan dan percetakan; 12)
Subsektor industri layanan computer dan perangkat lunak; 13) Subsektor industri
televisi dan radio; 14) Subsektor industri riset dan pengembangan.
B. Saran
Pendidikan kewirausahaan dalam dunia pendidikan sangatlah penting
untuk itu perlu dikembangkan tipe sekolah yang dapat mendidik siswanya berpikir
mencipta, bukan malah menyandarkan harapan kepada orang lain. Sehingga
terwujudnya insan yang mandiri, keatif, inovatif, mampu membaca peluang, dan
keja keras.
DAFTAR PUSTAKA
14
Barnawi dan Arifin, Mohammad. 2012. School Preneurship: Membangkitkan &
Sikap Kewirausahaan Siswa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
https://www.cermati.com/artikel/8-ide-bisnis-kreatif-dari-dunia-pendidikan.
Diakses pada 25 Maret 2019
https://welniandriani.blogspot.com/2016/08/tipe-tipe-wirausaha.html. Diakses pada
25 Maret 2019
15