Anda di halaman 1dari 22

Kurnia Arizal P.

08.25.005
Survey batimetri atau pengukuran kedalaman baik itu
kedalaman laut atau sungai sangat diperlukan dalam
pemecahan permasalahan pantai / sungai.
Hasil akhir dari survey ini berupa peta topografi dasar
laut / sungai terhadap suatu referensi tertentu.
Penentuan topografi dasar laut dilakukan dengan
pemeruman atau pengukuran kedalaman baik itu
kedalaman laut atau sungai sangat diperlukan dalam
pemecahan permasalahan pantai / sungai.
Hasil akhir dari survey ini adalah berupa peta topografi
dasar laut / sungai terhadap suatu referensi tertentu
sehingga dapat menggambarkan keadaan topografi
relief di bawah permukaan air.
Pekerjaan survey batimetri biasanya tidak berdiri sendiri tetapi
bersamaan dengan survey gelombang, pasut, arus, dan lainnya.
Oleh karena itu sebelum masuk ke batimetri akan disajikan
survey hidrografi secara umum baik mengenai jenis maupun
tujuan, hal-hal yang diperlukan agar pengukurannya teliti,
persyaratan juru ukur, dan sebagainya.
Pekerjaan perhitungan surutan hasil pemeruman adalah
mereduksi (koreksi) semua data ukuran kedalaman laut ke
bidang referensi kedalaman (chart datum).
Koreksi-koreksi yang perlu diberikan pada angka ukuran
kedalaman adalah koreksi draft tranducer dan koreksi pasang
surut.
Koreksi pasang surut dilakukan karena pada saat sedang
berlangsung pekerjaan pemeruman, sedangkan fenomena
muka air laut selalu bergerak dan berubah setiap saat (fenomena
pasang surut).
Peta Bathymetri Pasang Surut
Peta Bathymetri Pasang Surut
Peta bathimetri atau peta topografi
dasar laut adalah peta yang Pasang Surut adalah naik turunnya
menggambarkan ukuran, bentuk, air laut secara harmonik yang
dan distribusi fitur bawah air disebabkan oleh gaya gravitasi
melalui penggunaan kontur bulan dan matahari
kedalaman dan data batimetri.
Alur Pembuatan Peta Bathimetri
Pemetaan Bathimetri

Pengukuran Pengukuran Kedalaman


Pasang Surut Air Laut

Pemetaan Datum vertikal Posisi Planimetris Posisi Vertikal


(Chart Datum)
(Horizontal) (Kedalaman Air)

Penyajian Peta
Hal penting yang harus diperhatikan :

 Peta dasar yang digunakan untuk mem-plot titik-


titik batas wilayah daerah laut secara kartometrik
sebaiknya mempunyai sistem yang sama untuk
seluruh wilayah Indonesia.
 Penggunaan peta dasar yang sistemnya berbeda-
beda oleh setiap daerah akan sangat
memungkinkan timbulnya konflik batas antara
daerah-daerah yang berbatasan.
 Dalam hal ini harus ada standarisasi secara nasional
untuk datum geodetik, ellipsoid referensi, sistem
proyeksi serta skala bagi peta dasar yang akan
digunakan untuk penetapan batas daerah.
Untuk melakukan penetapan batas daerah laut,
maka terlebih dahulu diperlukan data-data serta
dokumen seperti:

 Undang-undang pembentukan daerah


 Dokumen sejarah dan dokumen lainnya yang
berhubungan dengan masalah batas di daerah
tersebut
 Titik sekutu batas daerah di darat yang berada
di tepi pantai
 Lembar lukis teliti untuk penentuan titik awal
(jika ada)
SURVEY BATIMETRI
DAN PENGAMATAN PASUT
PEMETAAN BATHIMETRI
1. Pengukuran Pasang Surut
Pasut laut (ocean tide) adalah fenomena naik dan turunnya
permukaan air laut secara periodik yang disebabkan oleh pengaruh
gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari
Pengamatan pasut dilakukan untuk memperoleh data
tinggi muka air laut di suatu lokasi. Berdasarkan hasil pengamatan
tersebut dapat ditetapkan datum vertikal tertentu sesuai untuk
keperluan-keperluan tertentu pula. Pengamatan pasut dilakukan
dengan mencatat atau merekam data tinggi muka air laut pada
setiap interval waktu terntentu. Rentang waktu pengamtan pasut
yang lazim dilakukan untuk keperluan praktis adalah 15 atau 29
piantan (1 piantan = 25 jam). Interval waktu pencatatan atau
perekaman tinggi muka air laut biasanya adalah 15, 30 atau 60
menit.
Permukaan air laut dipakai sebagai tinggi nol.
Kedalaman suatu titik di dasar perairan atau ketinggian
titik di pantai mengacu pada permukaan laut yang
dianggap sebagai bidang regernsi vertikal(chart datum).
Karena posisi muka laut selalu berubah, maka
penentuan tinggi nol harus dilakukan dengan merata-
ratakan data tinggi muka air yang diamati pada rentang
waktu tertentu.
Pengukuran Kedalaman Air Laut
Pengukuran Kedalaman Air Laut yaitu
menentukan kedalaman dasar laut yang disajikan dalam
bentuk angka kedalaman, kontur kedalaman (isobath),
warna, atau model batimetrik 3D.
Pengukuran ini berguna terutama untuk
keperluan pembuatan peta navigasi laut maupun
sebagai informasi penunjang untuk berbagai keperluan
kerekayasaan.
Kedalaman air diukur mengikuti pola lajur perum.
Pengukuran dilakukan di beberapa titik pada setiap lajur.
Pada saat pengukuran kedalaman, secara bersamaan dicatat
elevasi muka air dan posisi titik pengukuran.
Kerangka Kontrol Peta
 Kerangka Kontrol Vertikal
 Pengukuran pasang surut air laut (pasut)
 Dua jenis pasut yaitu deonal dan semi deonal
 Tujuan daripada pengamatan pasut adalah untuk
mendapatkan MSL (Mean Sea Level) dan CD (Chart Datum)
 Pengamatan pasut biasanya dilakukan selama 15 piantan atau
29 pianatan
 Kerangka Kontrol Horizontal
 Pemasangan dan pengukuran BM
Ada 2 metode dalam pengukuran posisi horisontal:

1.Metode Intersection
Syaratnya diperlukan minimal 2 buah titik yang telah
diketahui koordinatnya.

2.Metode Resection
Syaratnya diperlukan minimal 3 titik yang telah
diketahui koordinatnya dan pengukurannya dilakukan
pada titik yang diukur koordinat / posisinya.
Pemeruman
Pemeruman adalah proses dan aktifitas yang ditunjukan untuk
memperolah gambaran (model) bentuk permukaan (topografi) dasar
perairan.
Tahapan dari Pemeruman antara lain sebagai berikut :
 Pengukuran nilai pasut dan waktu pengukuran pasut.
 Pengukuran kedalaman air pada titik yang diinginkan (titik
fix).
 Pengukuran posisi planimetris.
 Mengukur posisi dari titik-titik yang diukur kedalamannya.
 Lakukan langkah 1,2, dan 3 pada titik-titik fix selanjutnya,
hingga selesai.
Pelaksanaan Pemeruman
 Persiapan  Pengamatan Pasut
 Pembuatan Lattice Chart  Pemasangan Stasiun Pasut
 Perlengkapan  Pengamatan
 Kalibrasi  Pengolahan Data Awal (Penentuan
Sounding Datum)

 Pengambilan Data
 Pengukuran Kedalaman
 Penentuan Posisi Titik Fiks
 Pengelolaan Data Akhir
 Analisis Pasut
 Pengelolaan Data Awal  Penentuan Chart Datum (CD)
 Pengukuran Kedalaman  Reduksi Data ke CD
 Penentuan Posisi Titik Fiks  Pembuatan Lembar Lukis Teliti
 Pengolahan Data Lainnya
 Penyelidikan Bahaya Pelayaran
 Pembuatan Laporan Akhir
 Pembuatan Laporan Lapangan
Kegiatan Pemeruman
Kegiatan Pemeruman terdiri atas dua kegiatan utama, yaitu pengamatan pasut
dan pemeruman itu sendiri yang harus dilakukan secara bersamaan, agar hasil
pengamatan pasut dapat digunakan untuk mengoreksi hasil pengukuran
kedalaman

Pengamatan Pasut

Pemasangan palem pasut tersebut hendaknya memperhatikan hal berikut :


 Skala Nol palem harus terletak di bawah permukaan air terendah ( Low
Water Service) yang diperkirakab terjadi di daerah tersebut.
 Palem harus stabil dan benar-benar vertikal.
 Angka bacaan palem hendaknya diarahkan sedemikian rupa agar
pembacaan dan pengikatan palem dapat dilakukan dengan mudah.
 Pada daerah dimana tunggang air cukup besar, kadang-kadang perlu
dipasang lebih dari satu buah palem agar kedudukan mukai air dapat
dibaca.
Kegiatan Pemeruman
 Selain pengamatan pasut (pembacaan palem), juga dilakukan
pengikatan titik nol palem ke titik kontrol pantai terdekat

Rambu
Palem

Waterpas

Titik
Kontrol

Muka Laut Sesaat


Kegiatan Pemeruman
Pengukuran kedalaman dan Penentuan Posisi

 Pengukuran kedalaman dan penentuan posisi titik-titik perum harus


dilakukan secara bersamaan, agar titik-titik yang diukur kedalamannya
sekaligus merupakan titik-titik yang ditentukan posisinya
 Komunikasi antara pengukur kedalaman (di kapal) dan stasiun penentu
posisi harus dapat dilakukan dengan baik, terutama untuk penentuan posisi
dengan cara optis
 Sebelum pengukuran kedalaman dimulai, echosounder hendaknya
dipersiapkan :
- Pemasangan Transduser
- Penentuan nilai koreksi sarat (draft) transduser
- Penentuan nilai koreksi settlement dan squat
- Pengaturan garis awal transmisi
- Barcheck

 Jika menggunakan alat penentu posisi elektronik (Electronic Positioning


System), perlu terlebih dahulu dilakukan kalibrasi (dilakukan di darat
dengan cara membuat sebuah basis yang diukur secara teliti, misalnya
dengan alat EDM)
 Jika dianggap perlu, kalibrasi EPS dapat juga dilakukan di laut, yang dilakukan
secara tidak langsung melalui pengukuran sudut pada metode penentuan titik
cara kemuka

 Data untuk penentuan posisi titik perum yang diambil tergantung pada metode
penentuan posisi yang digunakan, apabila penentuan posisi dilakukan dengan
cara optis data yang dicatat adalah ukuran sudut. Sedangkan jika menggunakan
elektronis data yang diperoleh adalah data ukuran jarak

 Selama pemeruman dilakukan, besaran waktu pada saat kapal mengukur


kedalaman dan posisi (titik perum) juga dicatat yang akan digunakan untuk
mereduksi kedalaman terhadap bidang referansi pemeruman yang didapat dari
analisis pasut

 Apabila kedalaman maksimum di daerah survei cukup besar (>40m), perlu


dilakukan pengamatan sifat-sifat fisika dan kimia di daerah yang disurvei, untuk
menentukan cepat rambat gelombang suara dalam air laut yang dapat dilakukan
secara langsung (alat velocimeter), atau secara tidak langsung (pengukuran suhu
dan salinitas
Pengelolaan Data
Pengolahan data dapat dilakukan di lapangan yang sifatnya sementara,
dengan tujuan hanya untuk memeriksa jika ada kesalahan atau adanya
daerah gap (sehingga perlu dilakukan pengukuran tambahan ataupun
pengulangan), dan pengolahan data akhir yang dilakukan di kantor untuk
menghasilkan laporan akhir.
Pengolahan Data di Lapangan
 Data Ukuran Kerangka Horisontal

 Data Posisi Titik-titik Perum

 Hitungan Koreksi Kedalaman


- Koreksi kedalaman dengan menggunakan hasil barcheck
- Koreksi kedalaman dengan tabel
- Koreksi kedalaman dengan menghitung kecepatan gelombang bunyi

 Reduksi Kedalaman
Pengolahan Data di Kantor

 Penentuan Kedalaman Titik-titik Antara (Minuten)


 Merupakan titik-titik yang terletak di antara dua titik perum
 Penentuan kedalaman titik-titik minuten dilakukan terutama bila di
antara dua titik perum terdapat profil kedalaman ekstrim
 Posisi titik-titik minuten diperoleh dengan cara interpolasi dari posisi
kedua titik perum dimana titik minuten berada
 Pembuatan Lembar Lukis Teliti
 Lembar Lukis Teliti adalah lembar akhir dimana dilakukan
penggambaran hasil survei dengan rapi dan teliti (data telah
diverifikasi)
 Pembuatan lembar lukis teliti menyangkut teknik-teknik kartografi,
dan harus memenuhi standar kartografi peta laut
 Sesuai dengan kebutuhan, peta laut yang disajikan dapat berupa titik-
titik kedalaman saja atau titik-titik kedalaman ditambah garis kontur
kedalaman
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai