jika obstruksi mengenai usus halus dan ileus asfiksia dan penyakit kuning sebelumnya.
obstruktif letak rendah, jika obstruksi Pasien merupakan anak pertama, lahir cukup
mengenai colon.1 bulan dan menangis kuat. Pasien telah
Frekuensi ileus obstruktif pada anak usia mendapatkan imunisasi polio dan hepatitis B.
0-28 hari di suatu Rumah Sakit di Indonesia Pemeriksaan fisik pasien tampak lemah
adalah sebesar 35,8%. Penyebab tersering ileus dan letargis. Frekuensi nadi 140x/menit,
obstruktif pada anak adalah hirscprung disease regular, isi dan tegangan cukup, suhu tubuh
(27,6%), adhesi (22%), atresia ani (21,1%) dan 390C, laju nafas 44x/menit, regular. Kepala,
intusepsi (17,1%) sedangkan 75,6% kasus ileus hidung, mulut, leher, jantung dan paru pasien
obstruktif merupakan ileus obstruktif letak dalam batas normal. Pada pemeriksaan
rendah. Pada neonatus, hirschprung disease abdomen ditemukan perut tampak cembung,
merupakan penyakit yang paling sering distensi (+), hepar dan lien tidak membesar,
menyebabkan ileus obstruktif.3 meteorismus (+), hipertimpani (+) dan bising
Gambaran klinis yang dapat ditemui usus (+) meningkat.
pada ileus obstruktif adalah nyeri abdomen, Hasil pemeriksaan darah lengkap
muntah, distensi abdomen, tidak bisa buang air menunjukkan : hemoglobin 13,8 g/dl, leukosit
besar serta demam. Gejala tersering ileus 23.460/µL, eritrosit 4.48 juta/µL, hematokrit
obstruktif pada anak adalah distensi abdomen, 39,6% dan trombosit 515.000/µL. Pasien
tidak bisa buang air besar dan muntah.3 menjalani pemeriksaan radiografi abdomen
Pemeriksaan diagnostik radiologi telah tiga posisi dan hasilnya menunjukkan bahwa
menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan pada abdomen tampak distensi sebagian
dari kehidupan sehari-hari, terutama didalam sistema usus dan colon, tampak gambaran air
penatalaksanaan klinis pasien di dalam fluid level multiple panjang pendek, mengarah
pelayanan kesehatan. Berbagai kelainan baik ke suatu gambaran ileus obstruksi letak
kongenital maupun didapat pada abdomen rendah.
dapat diperiksa dengan bantuan radiologi Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
melalui beberapa macam pemeriksaan yaitu, pemeriksaan penunjang maka pada pasien ini
foto polos abdomen (FPA), ultrasonografi dapat ditegakkan diagnosis klinis observasi
(USG), sampai nuclear magnetic resonance. meteorismus, dengan diagnosis banding ileus.
Pemeriksaan penunjang radiologi menjadi
penting untuk membantu penegakkan Pembahasan
diagnosis.4 Pada pasien ini, diagnosis ditegakkan
Laporan kasus ini akan mengkaji tentang berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
radiologi diagnostik foto polos abdomen pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis,
terkait dengan penggunaannya sebagai alat pasien mengalami keluhan tidak bisa buang air
bantu diagnosis penyakit neonatus dengan besar sejak 2 minggu setelah kelahiran. Tidak
meteorismus. bisa buang air besar merupakan salah satu
gejala meteorismus. Meteorismus ditandai
Kasus dengan perut kembung, tidak ada flatus, tidak
Seorang neonatus laki-laki, usia 27 hari, ada defekasi, mual, muntah dan nyeri kolik.
berat badan 3000 gram dibawa ke Rumah Sakit Meteorismus timbul karena adanya
Ahmad Yani oleh keluarganya pada tanggal 11 akumulasi udara di dalam saluran pencernaan
November 2015 dengan keluhan tidak bisa yang dapat terjadi karena beberapa hal seperti
buang air besar sejak ±2 minggu setelah (1) bayi banyak menelan udara; (2) terjadi
kelahiran. Keluhan disertai perut kembung dan pembentukan gas yang berlebihan di dalam
muntah. Buang air kecil normal. Pasien masih usus akibat fermentasi makanan berlebihan
mengkonsumsi air susu ibu (ASI) dari lahir yang tidak diserap; (3) peristaltik usus
sampai sekarang. Nafsu makan pasien melemah akibat kekurangan kalium yang
menurun. Keluarga pasien telah membawa sering terjadi pascadiare, atau karena
pasien berobat ke Rumah Sakit lain pemberian obat yang dapat melemahkan
sebelumnya, namun keadaan pasien tidak peristaltik usus; (4) adanya sumbatan usus
kunjung membaik. dapat menghalangi pengeluaran gas melalui
Pasien tidak memiliki riwayat trauma anus, akibatnya terjadi akumulasi gas dan anak
kepala, tidak pernah kejang, tidak ada riwayat mengalami kembung; (5) bayi mengalami
intoleransi laktosa sehingga asupan susu yang leukositosis. Pada kasus ini, pasien mengalami
banyak menimbulkan fermentasi dan demam disertai leukositosis dari hasil
menghasilkan gas berlebihan.5 pemeriksaan. SIRS dapat terjadi pada ileus dan
Meteorismus dapat ditemukan pada bayi enterokolitis.8
yang menderita ileus obstruktif, enteritis, Gambaran normal dari radiografi polos
enterokolitis nekrotikans, ileus yang menyertai abdomen menunjukkan udara akan terlihat
sepsis, kegawatan pernafasan dan relatif banyak mengisi lumen lambung dan
6
hipokalemia. Tidak bisa buang air besar colon sedangkan dalam jumlah sedikit akan
terjadi pada 65,9% pada kasus ileus obstruktif mengisi sebagian dari usus kecil. Sedikit udara
pada anak, hal ini terjadi karena adanya dan cairan juga mengisi lumen usus halus dan
sumbatan di usus.3 Lumen usus yang air fluid level yang minimal bukan merupakan
tersumbat secara progresif akan teregang oleh gambaran patologis. Dua air fluid level atau
cairan dan gas (70% dari gas yang ditelan). Hal lebih merupakan kondisi abnormal dan selalu
ini mengakibatkan peningkatan tekanan dihubungkan dengan pertanda adanya ileus,
intralumen, sehingga menurunkan pengaliran baik obstruktif atau paralitik. Foto radiografi
air dan natrium dari usus ke darah. Oleh karena polos abdomen biasa dikerjakan dalam posisi
sekitar 8 liter cairan disekresi ke dalam saluran pasien terlentang (supine). Untuk kasus
cerna setiap hari, tidak adanya absorpsi dapat tertentu dilakukan foto radiografi polos tiga
mengakibatkan penimbunan intralumen posisi yaitu posisi supine, tegak dan miring
dengan cepat. Peregangan usus yang terus kekiri (left lateral decubitus) untuk memastikan
menerus mengakibatkan penurunan absorpsi adanya udara bebas yang berpindah-pindah
cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam bila difoto dalam posisi berbeda.9
usus. Efek lokal peregangan adalah iskemia
akibat distensi dan peningkatan permeabilitas
akibat nekrosis, disertai absorpsi toksin-toksin
bakteri ke dalam rongga peritonium dan
sirkulasi sistemik.1
Selain tidak bisa buang air besar, pasien
juga mengalami muntah. Muntah terjadi
setelah timbulnya distensi abdomen. Refleks
muntah akan mereda setelah timbulnya
peristaltik usus yang mendorong isi lumen usus
yang dapat menimbulkan gejala nyeri. Nyeri
abdomen merupakan gejala utama dari ileus
obstrukstif, namun pada kasus ini tidak
terdapat keluhan tersebut karena pasien
adalah neonatus sehingga belum bisa
mengatakan adanya nyeri pada abdomen,
namun bayi yang tiba-tiba menangis keras dan
mengangkat kakinya bisa menunjukkan adanya
nyeri pada abdomen.3,7
Dari pemeriksaan fisik, ditemukan
keadaan pasien lemah dan letargis, disertai
peningkatan suhu tubuh sebsar 390C. Pada
pasien dilakukan pemeriksaan penunjang
darah lengkap dan radiologi abdomen tiga
posisi. Dari pemeriksaan darah ditemukan
adanya leukositosis. Ditemukannya leukositosis
dengan klinis demam pada kasus ini juga dapat
dikategorikan ke dalam systematic
inflammatory response syndrome (SIRS). SIRS
ditegakkan jika ditemukan 2 dari 4
abnormalitas klinis berikut: (1) demam atau
hipotermi; (2) takikardi; (3) takipnea; (4)
18. Fitriani VY. Studi penggunaan antibiotika Surabaya. J Trop Pharm Chem. 2011;
pada neonatus di NICU RSAL dr. Ramelan 1(2):161-7.