Anda di halaman 1dari 6

Dwitya

dan Rasmi|Radiografi Abdomen 3 Posisi pada Kasus Neonatus dengan Meteorismus

Radiografi Abdomen 3 Posisi pada Kasus Neonatus dengan Meteorismus



Dwitya Rilianti, Rasmi Zakiah Oktarlina
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Meteorismus terjadi karena adanya volume udara yang berlebih pada saluran cerna dan dapat disebabkan oleh aerofagi,
sindrom malabsorpsi, ileus paralitik, ileus obstruktif dan enterokolitis nekrotikans. Ileus obstruktif terjadi karena adanya
sumbatan atau hambatan mekanik yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus atau kelainan
vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut. Gejala tersering ileus obstruktif
pada anak adalah distensi abdomen, tidak bisa buang air besar dan muntah. Pemeriksaan diagnostik radiologi diperlukan
untuk membantu penegakan diagnosis. Laporan kasus ini akan mengkaji tentang radiologi diagnostik foto polos abdomen
terkait dengan penggunaannya sebagai alat bantu diagnosis pada neonatus dengan meteorismus. Seorang pasien neonatus
laki-laki usia 27 hari dibawah ke rumah sakit karena tidak bisa buang air besar sejak 2 minggu setelah kelahiran disertai
0
perut kembung dan muntah. Dari pemeriksaan fisik ditemukan pasien tampak lemah dan letargi, suhu tubuh 39 C,
abdomen tampak cembung, distensi (+), meteorismus (+), hipertimpani (+) dan bising usus meningkat. Pemeriksaan darah
lengkap menunjukkan leukosit 23.460/µL dan pemeriksaan radiografi abdomen tiga posisi menunjukkan adanya distensi
sebagian sistema usus dan colon, tampak gambaran air fluid level multiple panjang pendek, mengarah ke suatu gambaran
ileus obstruksi letak rendah. Pemberian parasetamol pada kasus ini bertujuan sebagai antipiretik. Selain itu, pasien
diberikan resusitasi cairan intravena dan oral rehydration solution (ORS) diberikan dalam jumlah sedikit tetapi sering untuk
meminimalkan distensi lambung dan refleks muntah. Ampicillin dan gentamicyn diberikan karena pada pasien ini dicurigai
adanya infeksi berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan demam dan leukositosis.

Kata kunci: ileus, meteorismus, neonatus, radiografi abdomen

Three Way Abdominal Radiography of Neonates with Meteorism

Abstract
Meteorism caused by an excessive volume of air in the gastrointestinal tract and can be caused by aerofagi, malabsorption
syndrome, paralytic ileus, obstructive ileus and necrotizing enterocolitis. Obstructive ileus caused by blockage or
mechanical barriers caused by abnormalities in the gut lumen, gut wall or outside the bowel or abnormal vascularity in a
segment of intestine that causes necrosis of the intestinal segment. The most common symptoms of obstructive ileus in
children are abdominal distension, constipation and vomitting. Diagnostic radiology examination is required to assist in
diagnosis. This case report describes about diagnostic radiology of plain abdominal associated with its use as a diagnostic
tools in neonates with meteorism. A male neonate patients aged 27 days was taken to hospital because he didn’t defecate
since two weeks after birth with flatulence and vomiting. From physical examination found that patient appears weak and
0
lethargy, body temperature is 39 C, abdomen seems convex, distention (+), meteorism (+), hipertimpani (+) and increased
bowel sounds. Complete blood examination showed leukocytes 23.460/µL and three way abdominal radiographic
examination showed distension most sistema intestine and colon, long-short multiple air fluid level, leading to an low-level
obstruction ileus. Paracetamol in this case intended as an antipyretic. In addition, the patient is given intravenous fluid
resuscitation and oral rehydration solution (ORS) given in small amounts but often to minimize distention of the stomach
and the gag reflex. Ampicillin and gentamicyn given for this patient because infection is suspected based on the
examination results found fever and leukocytosis.

Keywords: abdominal radiography, ileus, meteorism, neonates

Korespondensi : Dwitya Rilianti, S.Ked., alamat PERUM KORPRI Blok E5 No. 8, Sukarame, Bandar Lampung, HP
082185018899, e-mail dr.witharilianti@gmail.com


Pendahuluan Ileus obstruktif adalah suatu keadaan
Meteorismus atau perut kembung dimana isi lumen saluran cerna tidak dapat
adalah adanya volume udara yang berlebih disalurkan ke distal karena adanya sumbatan
pada saluran cerna. Anamnesis dan atau hambatan mekanik yang disebabkan
pemeriksaan fisik merupakan kunci untuk kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau
menegakkan diagnosis. Meteorismus dapat luar usus yang menekan atau kelainan
disebabkan oleh aerofagi, sindrom vaskularisasi pada suatu segmen usus yang
malabsorpsi, ileus paralitik, ileus obstruktif dan menyebabkan nekrose segmen usus tersebut.2
enterokolitis nekrotikans.1 Berdasarkan letak obstruksinya, ileus obstruktif
dibedakan menjadi ileus obtruktif letak tinggi,

J Medula Unila | Volume 7 | Nomor 2 | April 2017 | 42



Dwitya dan Rasmi|Radiografi Abdomen 3 Posisi pada Kasus Neonatus dengan Meteorismus

jika obstruksi mengenai usus halus dan ileus asfiksia dan penyakit kuning sebelumnya.
obstruktif letak rendah, jika obstruksi Pasien merupakan anak pertama, lahir cukup
mengenai colon.1 bulan dan menangis kuat. Pasien telah
Frekuensi ileus obstruktif pada anak usia mendapatkan imunisasi polio dan hepatitis B.
0-28 hari di suatu Rumah Sakit di Indonesia Pemeriksaan fisik pasien tampak lemah
adalah sebesar 35,8%. Penyebab tersering ileus dan letargis. Frekuensi nadi 140x/menit,
obstruktif pada anak adalah hirscprung disease regular, isi dan tegangan cukup, suhu tubuh
(27,6%), adhesi (22%), atresia ani (21,1%) dan 390C, laju nafas 44x/menit, regular. Kepala,
intusepsi (17,1%) sedangkan 75,6% kasus ileus hidung, mulut, leher, jantung dan paru pasien
obstruktif merupakan ileus obstruktif letak dalam batas normal. Pada pemeriksaan
rendah. Pada neonatus, hirschprung disease abdomen ditemukan perut tampak cembung,
merupakan penyakit yang paling sering distensi (+), hepar dan lien tidak membesar,
menyebabkan ileus obstruktif.3 meteorismus (+), hipertimpani (+) dan bising
Gambaran klinis yang dapat ditemui usus (+) meningkat.
pada ileus obstruktif adalah nyeri abdomen, Hasil pemeriksaan darah lengkap
muntah, distensi abdomen, tidak bisa buang air menunjukkan : hemoglobin 13,8 g/dl, leukosit
besar serta demam. Gejala tersering ileus 23.460/µL, eritrosit 4.48 juta/µL, hematokrit
obstruktif pada anak adalah distensi abdomen, 39,6% dan trombosit 515.000/µL. Pasien
tidak bisa buang air besar dan muntah.3 menjalani pemeriksaan radiografi abdomen
Pemeriksaan diagnostik radiologi telah tiga posisi dan hasilnya menunjukkan bahwa
menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan pada abdomen tampak distensi sebagian
dari kehidupan sehari-hari, terutama didalam sistema usus dan colon, tampak gambaran air
penatalaksanaan klinis pasien di dalam fluid level multiple panjang pendek, mengarah
pelayanan kesehatan. Berbagai kelainan baik ke suatu gambaran ileus obstruksi letak
kongenital maupun didapat pada abdomen rendah.
dapat diperiksa dengan bantuan radiologi Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
melalui beberapa macam pemeriksaan yaitu, pemeriksaan penunjang maka pada pasien ini
foto polos abdomen (FPA), ultrasonografi dapat ditegakkan diagnosis klinis observasi
(USG), sampai nuclear magnetic resonance. meteorismus, dengan diagnosis banding ileus.
Pemeriksaan penunjang radiologi menjadi
penting untuk membantu penegakkan Pembahasan
diagnosis.4 Pada pasien ini, diagnosis ditegakkan
Laporan kasus ini akan mengkaji tentang berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
radiologi diagnostik foto polos abdomen pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis,
terkait dengan penggunaannya sebagai alat pasien mengalami keluhan tidak bisa buang air
bantu diagnosis penyakit neonatus dengan besar sejak 2 minggu setelah kelahiran. Tidak
meteorismus. bisa buang air besar merupakan salah satu
gejala meteorismus. Meteorismus ditandai
Kasus dengan perut kembung, tidak ada flatus, tidak
Seorang neonatus laki-laki, usia 27 hari, ada defekasi, mual, muntah dan nyeri kolik.
berat badan 3000 gram dibawa ke Rumah Sakit Meteorismus timbul karena adanya
Ahmad Yani oleh keluarganya pada tanggal 11 akumulasi udara di dalam saluran pencernaan
November 2015 dengan keluhan tidak bisa yang dapat terjadi karena beberapa hal seperti
buang air besar sejak ±2 minggu setelah (1) bayi banyak menelan udara; (2) terjadi
kelahiran. Keluhan disertai perut kembung dan pembentukan gas yang berlebihan di dalam
muntah. Buang air kecil normal. Pasien masih usus akibat fermentasi makanan berlebihan
mengkonsumsi air susu ibu (ASI) dari lahir yang tidak diserap; (3) peristaltik usus
sampai sekarang. Nafsu makan pasien melemah akibat kekurangan kalium yang
menurun. Keluarga pasien telah membawa sering terjadi pascadiare, atau karena
pasien berobat ke Rumah Sakit lain pemberian obat yang dapat melemahkan
sebelumnya, namun keadaan pasien tidak peristaltik usus; (4) adanya sumbatan usus
kunjung membaik. dapat menghalangi pengeluaran gas melalui
Pasien tidak memiliki riwayat trauma anus, akibatnya terjadi akumulasi gas dan anak
kepala, tidak pernah kejang, tidak ada riwayat mengalami kembung; (5) bayi mengalami

J Medula Unila | Volume 7 | Nomor 2 | April 2017 | 43


Dwitya dan Rasmi|Radiografi Abdomen 3 Posisi pada Kasus Neonatus dengan Meteorismus

intoleransi laktosa sehingga asupan susu yang leukositosis. Pada kasus ini, pasien mengalami
banyak menimbulkan fermentasi dan demam disertai leukositosis dari hasil
menghasilkan gas berlebihan.5 pemeriksaan. SIRS dapat terjadi pada ileus dan
Meteorismus dapat ditemukan pada bayi enterokolitis.8
yang menderita ileus obstruktif, enteritis, Gambaran normal dari radiografi polos
enterokolitis nekrotikans, ileus yang menyertai abdomen menunjukkan udara akan terlihat
sepsis, kegawatan pernafasan dan relatif banyak mengisi lumen lambung dan
6
hipokalemia. Tidak bisa buang air besar colon sedangkan dalam jumlah sedikit akan
terjadi pada 65,9% pada kasus ileus obstruktif mengisi sebagian dari usus kecil. Sedikit udara
pada anak, hal ini terjadi karena adanya dan cairan juga mengisi lumen usus halus dan
sumbatan di usus.3 Lumen usus yang air fluid level yang minimal bukan merupakan
tersumbat secara progresif akan teregang oleh gambaran patologis. Dua air fluid level atau
cairan dan gas (70% dari gas yang ditelan). Hal lebih merupakan kondisi abnormal dan selalu
ini mengakibatkan peningkatan tekanan dihubungkan dengan pertanda adanya ileus,
intralumen, sehingga menurunkan pengaliran baik obstruktif atau paralitik. Foto radiografi
air dan natrium dari usus ke darah. Oleh karena polos abdomen biasa dikerjakan dalam posisi
sekitar 8 liter cairan disekresi ke dalam saluran pasien terlentang (supine). Untuk kasus
cerna setiap hari, tidak adanya absorpsi dapat tertentu dilakukan foto radiografi polos tiga
mengakibatkan penimbunan intralumen posisi yaitu posisi supine, tegak dan miring
dengan cepat. Peregangan usus yang terus kekiri (left lateral decubitus) untuk memastikan
menerus mengakibatkan penurunan absorpsi adanya udara bebas yang berpindah-pindah
cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam bila difoto dalam posisi berbeda.9
usus. Efek lokal peregangan adalah iskemia
akibat distensi dan peningkatan permeabilitas
akibat nekrosis, disertai absorpsi toksin-toksin
bakteri ke dalam rongga peritonium dan
sirkulasi sistemik.1
Selain tidak bisa buang air besar, pasien
juga mengalami muntah. Muntah terjadi
setelah timbulnya distensi abdomen. Refleks
muntah akan mereda setelah timbulnya
peristaltik usus yang mendorong isi lumen usus
yang dapat menimbulkan gejala nyeri. Nyeri
abdomen merupakan gejala utama dari ileus
obstrukstif, namun pada kasus ini tidak
terdapat keluhan tersebut karena pasien

adalah neonatus sehingga belum bisa
mengatakan adanya nyeri pada abdomen,
namun bayi yang tiba-tiba menangis keras dan
mengangkat kakinya bisa menunjukkan adanya
nyeri pada abdomen.3,7
Dari pemeriksaan fisik, ditemukan
keadaan pasien lemah dan letargis, disertai
peningkatan suhu tubuh sebsar 390C. Pada
pasien dilakukan pemeriksaan penunjang
darah lengkap dan radiologi abdomen tiga
posisi. Dari pemeriksaan darah ditemukan
adanya leukositosis. Ditemukannya leukositosis
dengan klinis demam pada kasus ini juga dapat
dikategorikan ke dalam systematic

inflammatory response syndrome (SIRS). SIRS
ditegakkan jika ditemukan 2 dari 4
abnormalitas klinis berikut: (1) demam atau
hipotermi; (2) takikardi; (3) takipnea; (4)

J Medula Unila | Volume 7 | Nomor 2 | April 2017 | 44



Dwitya dan Rasmi|Radiografi Abdomen 3 Posisi pada Kasus Neonatus dengan Meteorismus

lambung perlu dipasang untuk mengurangi


muntah, mencegah aspirasi dan mengurangi
distensi abdomen. Resusitasi cairan dilakukan
untuk memperbaiki keadaan umum. Tindakan
bedah dilakukan pada kasus strangulasi,
obstruksi lengkap, hernia inkarserata maupun
jika tidak ada perbaikan dengan pengobatan
konservatif.1,10
Penatalaksanaan untuk pasien ini adalah
pengobatan medikamentosa dan monitoring.
Pasien diberikan paracetamol dengan dosis 10-
15 mg/KgBB, intravena fluid drug (IVFD) ringer
Gambar 1. Hasil Pemeriksaan Radiografi Abdomen laktat 10 tetes per menit, ampisillin 2x150mg,
Tiga Posisi gentamisin 2x8 mg, ranitidine 3 x 1 mg. Pasien
dipasang oro-gastro tube (OGT). Pada pasien
Pemeriksaan radiografi abdomen tiga dilakukan monitoring terhadap keadaan
posisi dilakukan dengan posisi umum, tanda-tanda vital, tingkat kesadaran,
(anteroposterior) AP supine, semi erect dan left input dan output cairan serta adanya
lateral decubitus (LLD). Foto abdomen AP komplikasi yang mungkin dapat terjadi.
supine dilakukan dengan posisi pasien tidur Pemberian paracetamol pada kasus ini
telentang diatas meja pemeriksaan, kedua bertujuan sebagai antipiretik. Neonatus
tangan disamping tubuh, sedangkan foto dengan demam (>37,8°C) mengalami
abdomen semi erect dilakukan dengan posisi penurunan suhu rata-rata sebesar 0,8°C dalam
pasien semi erect (duduk atau setengah 2 jam pertama setelah pemberian sedangkan
duduk), kedua tangan disamping tubuh. Foto neonatus dengan normothermi, pemberian
abdomen LLD dilakukan dengan posisi pasien parasetamol tidak memberikan efek apapun
true lateral, sisi kiri menempel film dan sisi pada suhu tubuh.11 Salah satu mekanisme
kanan diatas dengan kedua tangan diatas kerja parasetamol adalah sebagai inhibitor
kepala dan kedua lutut difleksikan. Interpretasi prostaglandin. Parasetamol menghambat
radiografi abdomen tiga posisi pada pasien ini enzim cyclooxygenase (COX) yang berperan
adalah : dalam metabolisme asam arakhidonat menjadi
- Properitoneal fat line masih tegas dan prostanoid.12 Dosis intravena yang dianjurkan
simetris adalah 7,5 mg per kg berat badan setiap 6 jam
- Tampak distensi sebagian sistema usus pada infant dengan berat badan <10 kg. Pada
halus dan colon usia yang lebih tua dan anak-anak, dosis dapat
- Tampak gambaran air fluid level multiple menjadi 15 mg per kg berat badan setiap 6
panjang pendek jam.13
- Tak tampak udara usus di regio rektum, Resusitasi cairan intravena diberikan
mengarah ke suatu gambaran ileus untuk mengatasi dehidrasi pada pasien.
obstruksi letak rendah Dehidrasi dapat disebabkan oleh
- Tak tampak pneumoperitoneum gastroenteritis, demam, maupun obstruksi
- Tak tampak gambaran udara subdiafragma saluran cerna. Obstruksi usus, ileus, atau
maupun pada tempat tertinggi pada posisi kondisi abdomen akut menjadikan rehidrasi
LLD secara intravena sebagai alternatif pilihan.
- Sistema tulang tervisualisasi baik Defisit cairan harus segera dikoreksi dalam
empat jam dan oral rehydration solution (ORS)
Penatalaksanaan kasus meteorismus diberikan dalam jumlah sedikit tetapi sering
tergantung pada penyakit yang mendasari untuk meminimalkan distensi lambung dan
terjadinya meteorismus. Pada kasus ileus refleks muntah.14
obstruktif, penatalaksanaan bertujuan sebagai Ampisillin dan gentamisin merupakan
dekompresi bagian yang mengalami obstruksi antibiotik yang diberikan karena pada pasien
untuk mencegah perforasi sedangkan ini dicurigai adanya infeksi. Pasien mengalami
menghilangkan penyebab obstruksi adalah demam dan leukositosis sehingga diberikan
tujuan selanjutnya setelah dekompresi. Pipa terapi antibiotik. Prinsip penanganan pada

J Medula Unila | Volume 7 | Nomor 2 | April 2017 | 45


Dwitya dan Rasmi|Radiografi Abdomen 3 Posisi pada Kasus Neonatus dengan Meteorismus

infeksi intra-abdominal adalah resusitasi pasien http://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluha


systemic inflammatory response syndrome n-anak/kembung-pada-anak.
(SIRS) dan pemberian obat anti-mikroba. 6. Behrman RE, Marcdante KJ, Kliegman R,
Antibiotik yang direkomendasikan antara lain Jenson HB. Nelson ilmu kesehatan anak
meropenem, ceftriaxone, ceftazidime, esensial. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
cefepime, levofl oxacin dan amikacin.15,16 Indonesia; 2014.
Pemilihan antibiotik pada kasus ini berbeda 7. Townsend CM. Buku saku ilmu bedah
dengan hasil penelitian sebelumnya. Sabiston. Edisi ke-17. Jakarta: EGC; 2011.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 8. Lavoie JP, Hinchcliff KW. Blackwell’s five-
perbandingan efektifitas kombinasi ampisilin minute veterinary consult: equine. USA:
dan gentamisin dengan seftazidim pada Blackwell Publishing; 2008. hlm. 698.
pengobatan sepsis, seftazidim jauh lebih baik 9. Sudarmo P, Irdam AI. Pemeriksaan
dibanding dengan kombinasi ampisilin dan radiografi polos abdomen pada kasus
gentamisin dimana risiko gagal kelompok gawat darurat. Maj Kedokt Indon. 2008;
kombinasi ampisilin dan gentamisin 7,9 kali 58(12):537-41.
lebih besar daripada kelompok seftazidim.17 10. Sutton D. Textbook of radiology and
Namun, menurut hasil observasi penggunaan imaging volume 1. Edisi ke-7. London:
antibiotik dalam menangani infeksi pada Churchill Livingstone; 2003.
neonatus, antibiotika untuk penanganan tahap 11. Pacifici GM, Allegaert K. Clinical
awal yang sering digunakan adalah kombinasi pharmacology of paracetamol in
ampisilin sulbaktam dengan gentamisin seperti neonates: a review. Curr Ther Res Clin Exp
pada kasus ini, sedangkan antibiotika yang [internet]. 2015 [diakses tanggal 29 Maret
sering digunakan untuk penanganan tahap 2017]; 77:24–30. Tersedia dari:
akhir adalah ceftriaxone.18 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/article
s/PMC4329422/.
Simpulan 12. Sharma CV, Mehta V. Paracetamol:
Telah dilakukan pemeriksaan radiografi mechanisms and updates. Contin Educ
abdomen tiga posisi pada neonatus Anaesth Crit Care Pain. 2014; 14(4):153-8.
meteorismus usia 27 hari dengan diagnosis 13. Veyckemans F, Anderson BJ, Wolf AR,
banding ileus obstruktif letak rendah Allegaert K. Intravenous paracetamol
berdasarkan temuan klinis dan hasil foto dosage in the neonate and small infant. Br
abdomen. Pada pasien diberikan J Anaesth. 2014; 112(2):380-1.
penatalaksanaan medikamentosa dan 14. Leksana E. Strategi terapi cairan pada
monitoring untuk mengatasi gejala dan dehidrasi. CDK. 2015; 42(1):70-3.
memperbaiki keadaan umum pasien. 15. Sawyer RG, Claridge JA, Nathens AB,
Rotstein OD, Duane TM, Evans HL, et al.
Daftar Pustaka Trial of short-course antimicrobial therapy
1. Sjamsuhidajat R, DeJong W. Buku ajar ilmu for intraabdominal infection. N Engl J
bedah. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2005. hlm. Med. 2015; 372(21):1996-2005.
623. 16. Solomkin JS, Mazuski JE, Bradley JS,
2. Hall JE, Guyton AC. Human physiology. Rodvold KA, Goldstein EJ, Baron EJ, et al.
Singapore: Elsevier; 2014. Diagnosis and management of
3. Sari N, Nazroati IE. Gambaran ileus complicated intra-abdominal infection in
obstruktif pada anak di RSUD Arifin adults and children: guidelines by the
Achmad Provinsi Riau periode Januari surgical infection society and the
2012 – Desember 2014. JOM FK. 2015; infectious diseases society of America. Clin
2(2): 1-19. Infect Dis. 2010; 50:133-64.
4. Sandstorm S. WHO manual pembuatan 17. Imran M, Tasli JM, Bermawi H.
foto diagnostik: teknik dan proyeksi Perbandingan efektifitas kombinasi
radiografi. Jakarta: EGC; 2010. ampisilin dan gentamisin dengan
5. IDAI. Kembung pada anak [internet]. seftazidim pada pengobatan sepsis
Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; neonatorum. Sari Pediatri. 2001; 3(1):92-
2015 [diakses tanggal 29 maret 2017]. 100.
Tersedia dari:

J Medula Unila | Volume 7 | Nomor 2 | April 2017 | 46



Dwitya dan Rasmi|Radiografi Abdomen 3 Posisi pada Kasus Neonatus dengan Meteorismus

18. Fitriani VY. Studi penggunaan antibiotika Surabaya. J Trop Pharm Chem. 2011;
pada neonatus di NICU RSAL dr. Ramelan 1(2):161-7.

J Medula Unila | Volume 7 | Nomor 2 | April 2017 | 47

Anda mungkin juga menyukai