KONTROL
DISUSUN OLEH :
NAMA / NIM : 1. Syarifuddin Husain ( 14 614 003 )
2. Fachri ( 14 614 013 )
3. Putriani ( 14 614 014 )
4. Dwi Asriyanti ( 14 614 019 )
JENJANG : D3
KELAS : IV B
KELOMPOK : 2 (Dua)
2
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN KONTROL
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
gangguan (disturbance) baik yang terukur (measured disturbance) maupun tidak terukur
(unmeasured disturbance) dan variabel keluaran tak terkendali (uncontrolled output
variable). Variabel gangguan adalah variabel masukan yang mampu mempengaruhi nilai
variabel proses, tetapi tidak digunakan untuk mengendalikan. Variabel keluaran tak
terkendali adalah variabel keluaran yang tidak dikendalikan secara langsung.
Sebagai contoh proses destilasi fraksionasi dalam kolom piring memiliki jenis
variabel sebagai berikut :
- Gangguan terukur : laju alir umpan
- Gangguan tak terukur : komposisi umpan
- Variabel termanipulasi : - laju refluks
- laju kalor ke pendidih ulang
- laju destilat
- laju produk bawah
- laju alir pendingin
- Variabel terkendali : - komposisi destilat
- komposisi produk bawah
- tinggi permukaan akumulator refluks
- tinggi permukaan kolom bawah
- tekanan kolom
3
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN KONTROL
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
- Variabel tak terkendali : suhu tiap piring sepanjang kolom.
4
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN KONTROL
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Perbedaan ini digunakan untuk melakukan koreksi sedemikian rupa sehingga nilai
variabel proses sama atau dekat dengan nilai acuan. Dengan demikian terdapat
mekanisme umpan balik. Sehingga sistem pengendalian simpal tertutup lebih dikenal
dengan sistem pengendalian umpan balik.
P1
Q1
P2
Q2
P3
Q3
keran
X1 Keran air
X terkalibrasi Q
5
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN KONTROL
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
sistem pengaturan adalah mempertahankan agar nilai variabel proses tetap pada nilai
yang diinginkan. Sedangkan pada sistem pengendalian, tujuan utamanya adalah
mempertahankan agar nilai variabel proses mengikuti perubahan nilai acuan.
Di bidang teknologi proses termasuk teknik kimia, meskipun hampir semuanya
bekerja dengan titik acuan tetap tetapi lebih populer dengan istilah sistem pengendalian
dan bukan sistem pengaturan. Hal ini disebabkan karena istilah pengendalian lebih
mencerminkan kondisi dinamik.
6
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN KONTROL
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
nilai acuan tidak ada atau sekecil mungkin.
7
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN KONTROL
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
akhir. Bagian ini dapat berupa motor listrik, solenoida dan membran pneumatik.
Sedangkan elemen kendali akhir biasanya berupa katup kendali (control valve) atau
elemen pemanas.
W-
r+ e U M+ C
GC GV GP
y-
8
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN KONTROL
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
GC = komputer
GV = katub pengendali
GP = sistem proses
H = transmitter
Fungsi Alih
9
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN KONTROL
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Diagram Instrumentasi Pengendalian Proses Control Flow
FIC FT
GV
Keterangan :
FC : Unit Pengendalian Flow (flow controller)
FT : Unit Pengukuran (flow transmitter)
GV : Unit Control Akhir (pompa A)
Flow dideteksi oleh sensor dan dikirim oleh bagian transmitternya (FT) ke unit
pengendali flow (FC). Didalam unit pengendali flow akan dibandingkan dengan acuan
yang diharapkan. Jika tidak sesuai dengan acuan, maka unit pengendali akan memberi
sinyal ke unit kendali akhir untuk melakukan aksi.
10
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN KONTROL
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
BAB II
METODOLOGI
1. Memastikan bahwa peralatan telah terhubung dengan benar, seperti kabel USB dan
selang pembuangan di bawah tangki.
2. Menyalakan Komputer dan alat.
3. Mengklik dua kali ikon PTC-40.
4. Pilih Section 9 : Flow Control lalu klik load.
5. Mengklik ikon View Graph lalu klik Format dan pilih Graph Data.
6. Pindahkan Run 1 Pump A Speed N1 dari kotak kiri ke kanan dengan mengkil panah yang
berada diantara 2 kotak tersebut.
7. Mengklik ikon View Diagram
8. Mengklik ikon PID lalu setting:
Proportional Band (P) : 2
Integral Time (I) :0
Derivative Time (D) :0
Set Point : 175
Pilih “Mode of Operation” Automatic
Klik OK
9. Menutup valve SOL 1 dengan mengklik ikon SOL 1.
10. Klik ikon GO.
11. Mengamati respon yang terjadi dengan membuka grafik dan table data dengan cara klik
11
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN KONTROL
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
ikon graphics.
12. Mengulangi langkah 6 hingga 10 dengan memvariasi nilai Proportional Band dengan
nilai 5, 8, 12, 25, dan 50
13. Mengulangi langkah 6 hingga 10 dengan Proportional Band : 12 ; dan nilai Integral
Time dengan variasi 5, 10, 15, 20, 25 dan 30.
14. Mengulangi langkah 6 hingga 10 dengan Proportional Band : 12 ; dan nilai Integral
Time : 10 ; dan nilai Derivative Time dengan variasi 5, 10, 15, 20, 25 dan 30.
15. Menyimpan semua data dalam bentuk Microsoft Excel (.xls)
12
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN KONTROL
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
BAB III
3.2 Pembahasan
Praktikum kali ini adalah control flow merek PTC-40. Ada pun tujuan dari praktikum
kali ini adalah mengenal peralatan yang digunakan dalam control flow, mengetahui prinsip
kerja dari sensor, mengamati prinsip kerja sistem control flow, mengamati respon dari mode
pengendalian P, PI, dan PID.
Pada unit ini yang merupakan variable proses adalah laju alir pada sistem proses
yaitu pipa. Variabel termanipulasi pada proses ini adalah laju alir dari control valve. Dalam
pengendalian ini terdapat variabel gangguan sehingga variabel proses tidak sesuai atau
bahkan jauh dari setpoint, yaitu laju alir dari pompa.
Pada praktikum ini nilai yang diinginkan atau dicapai (Setpoint) yaitu 700.
Pengendalian dengan mode P (Proportional) dilakukan dengan nilai 5%, 10%, 20%, 30%,
40% dan 80%. Pada Proportional Band 5%, tanggapannya merupakan osilasi kontinu sama
halnya pada Proportional Band 10%, tetapi nilai flownya berbeda yaitu pada PB 5% nilai
flownya 500-700 sedangkan pada PB 10% nilai flownya 500-600. Pada Proportional Band
20% terjadi tanggapan osilasi teredam. Sama halnya pada Proportional Band 30%, 40%
dan 80% tetapi yang berbeda yaitu nilai flownya dan tingkatan terjadinya osilasi teredam (
PB mencapai 20% menghasilkan tanggapan osilasi teredam hingga keadaan stabil pada
waktu yang semakin singkat/cepat dan semakin jauh dari nilai setpointnya). Sehingga dapat
13
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN KONTROL
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
disimpulkan Semakin besar Proportional Band (PB) semakin cepat stabil tapi semakin jauh
dari setpoint dan offsetnya semakin besar.
Dari percobaan yang dilakukan, pengendalian yang paling optimal yaitu pada mode
pengendalian P (Proportional) dengan nilai PB 5% TI 0% TD 0%. Hal ini dikarenakan,
settling time sangat kecil dan terjadi pada kondisi konstan pada nilai yang diinginkan
(Setpoint).
14
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN KONTROL
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Semakin besar Proportional Band (PB) semakin cepat stabil tetapi semakin jauh dari
setpoint dan offsetnya semakin besar.
Semakin besar TI maka respon cenderung semakin cepat dan semakin mendekati nilai
setpointnya.
Semakin besar nilai TD maka semakin cepat terjadinya kondisi konstan/tetap (settling
time semakin cepat) dan offset semakin kecil.
Pada mode pengendalian P (Proportional) dengan nilai PB 5% TI 0% TD 0% yang
paling optimal.
15
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN KONTROL
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
DAFTAR PUSTAKA
16
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN KONTROL
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LAMPIRAN
Proportional Band_5
17
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN KONTROL
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Proportional Band_5, 10_, _15, Dan 30
PB_5
PB_10
PB_15
PB_30
Setpoint Value (Sv)
18
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN KONTROL
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Proportional Band_15, Dan Integral Time_1
19
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN KONTROL
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Proportional Band_15, Dan Integral Time_1_3_5_10_15_20
PB_15_TI_1
PB_15_TI_3
PB_15_TI_5
PB_15_TI_10
PB_15_TI_15
PB_15_TI_20
Setpoint Value (Sv)
20
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN KONTROL
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Proportional Band_15, Integral Time_10, Dan Integral Derivative_1
21
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN KONTROL
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA