Anda di halaman 1dari 42

SEJARAH , TUJUAN , DAN MANFAAT (KIR)

BAB1 :KELOMPOK ILMIAH REMAJA (KIR)

PENGERTIAN

kelompok Ilmiah Remaja (K I R) adalah kelompok remaja yang melakukan serangkaian kegiatan
yang menghasilkan suatu hasil yang disebut karya ilmiah. Karya ilmiah itu sendiri mempunyai
arti sebagai suatu karya yang dihasilkan melalui cara berpikir yang menurut kaidah penalaran
yang logis, sistematis, rasional dan ada koherensi antar bagian-bagiannya. Sebagai suatu kegiatan
ekstrakurikuler di tingkatan SLTP, SMU, SMK , Madrasah bahkan Pondok Pesantren, K
elompok I lmiah
Remaja (KIR) ini merupakan suatu organisasi yang sifatnya terbuka bagi para remaja yang ingin
mengembangkan kreativitas, ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa kini maupun masa
mendatang.

SEJARAH TERBENTUKNYA DI INDONESIA


Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) atau Youth Science Club (YSC) awalnya dibentuk untuk remaja
yang
berusia sekitar 12-18 tahun oleh UNESCO pada tahun 1963, tetapi pada tahun 1970 batasan
umur
tersebut dirubah menjadi 12-21 tahun. Youth Science Club (YSC) di I ndonesia dikenal dengan
nama
Kelompok I lmiah Remaja (KIR) yang terbentuk atas inisiatif remaja I ndonesia sendiri. Diawali
pada
tahun 1969, K oran Harian Berita Yudha membentuk Remaja Yudha Club (RYC). Selanjutnya
setelah
difasilitasi oleh LI PI dan mengalami berbagai perkembangan, RemajaYudha Club berubah
menjadi
Kelompok Ilmiah Remaja (KIR).

TUJUAN
Tujuan yang harus dicapai oleh anggota KIR secara individual adalahpengembangan sikap
ilmiah,
kejujuran dalam memecahkan gejala alam yang ditemui dengan kepekaan yang tinggi dengan
metode
yang sistematis, objektif, rasional dan berprosedur sehingga akan didapatkan kompetensi untuk
mengembangkan diri dalam kehidupan.

MANFAAT
K elompok ilmiah Remaja (K I R) yang dikembangkan di sekolah mempunyai berbagai manfaat
bagi
siswa, guru pembibing maupun bagi sekolah, antara lain sebagai berikut.

1. Manfaat Kelompok IlmiahRemaja(KIR) bagi siswa adalah


a. Membangkitkan rasa ingin tahu terhadap fenomen alam yang berhubungan dengan iptek;
b.Meningkatkan daya nalar terhadap fenomen-fenomena alam;
c.Meningkatkan data kreasi dan daya kreatif serta daya kritis;
d.Menambah wawasan terhadap iptek;
e.Meningkatkan keterampilan menguasai iptek;
f.Meningkatkan minat baca terhadap iptek;
g.Memperluas wawasan komunikasi melalui pengalaman diskusi, debat dan presentasi ilmiah;
h.Mengenal car a-cara berorganisasi;
i.Sebagai wahana untuk menempa kematangan sikap dan kepribadian;
j.Mengenal sifat-sifat ilmiah, jujur, optimis, terbuka, pemberani, toleransi, kreatif, kritis, dan
skeptis;
k. Sebagai ajang uji coba prestasi dan prestise;
l.Membuka kesempatan untuk mendapatkan prioritas melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih
tinggi.

2.Manfaat kelompok ilmiah remaja (KIR) bagi guru pembimbing


a. Menambah wawasan i l mu penget ahuan secara l uas;
b.Menambah keterampilan membimbing kelompok ilmiah remaja;
c.Meningkatkan rasa ingin tahu terhadap iptek;
d.Meningkatkan minat baca terhadap iptek;
e.Menambah pengetahuan dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah;
f.Mengenal sikap-sikap dan perkembangan pribadi-pribadi siswa lebih mendalam;
g.Meningkatkan kesejahteraan hidup.

3.Manfaat Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) bagi sekolah adalah


a. Memberikan nilai tambah dan nilai unggulan kompetitif bagi sekolah;
b.Menambah keterampilan dalam mengelola dan mengembang-kan sekolah;
c.Memperluas hubungan kerja sama dengan instansi lainnya;meningkatkan situasi dan kondisi
seklah yang kondusif untuk belajar;
d.Menambah f ungsi sekolah lanjutan/ menengah sebagai tempat pengembangan riset/ penelitian.

MEMBENTUK KIR DISEKOLAH

Ada beberapa hal yang harus dijadikan bahan pertimbangan dalam membentuk K elompok I
lmiah
Remaja (K I R) di Sekolah, diantaranya adalah waktu kegiatan K I R. K arena K elompok I lmiah
Remaja
(K I R) merupakan kegiatan di luar jam pelajaran sekolah maka, kita harus cerdik dalam
menentukan
waktu kegiatan, baik untuk kegiatan yang memerlukan waktu yang panjang maupun waktu yang
pendek.
Setelah itu baru membentuk kelengkapan organisasi seperti kepengurusan, program kerja,
pembimbing
maupun penerimaananggota, yang harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di sekolah
masing-
masi ng.

MACAM KEGIATAN KIR

Kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi K I R pada prinsipnya harus tidak mengganggu
kegiatan
akademik, dan diharapkan menuju pada profesionalisme. Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
KIR
agar l ebi h bervari asi t erbent uk dal am dua skal a, yai t u skal a besar dan skal a keci l .
Adapun skal a besar
adalah seperti, pertemuan ilmiah, penataran dan pelatihan serta perkemahan dan wisata ilmiah.
Sedangkan untuk skala kecil seperti, aktivitas keadminstrasian, aktivitas penerangan,
pelaksanaan
penelitian, presentasi karya dan aplikasi karya.

PENDANAAN KIR DISEKOLAH

Masalah pendanaan yang kerap kali dijadikan perhatian khusus, dapat digali dengan kerja sama
bersama sponsorship, dan dapat juga dianggarkan dalam Rencana Anggaran BelanjaSekolah
(RABS), dari alumni/ alumna maupun persatuan orang tua siswa serta swadaya anggota melalui
iuran anggota. Jadi, apabila ada komitmen yang kuat untuk menciptakan iklim ilmiah melalui
kelompok ilmiah remaja, dapat dibangun kerangka yang cukup kuat secara perlahan dan pasti
untuk mengatasi masalah pendanaan

BAB2 : Pembinaan KIR Di Sekolah

MEMBINAKEGIATAN MENULISB AGIREMAJA

kegiatan menulis ilmiah merupakan suatu kegiatan yang oleh sebagian remaja diangap sulit,
tetapi
bukan berarti hal tersebut tidak dapat dipelajari. Beberapa faktor yang dirasa menghambat
remaja dalam menciptakan suatu karya tulis adalah
1. Merasa diri tidak mampu untuk menulis,
2.Takut sal ah at au di sepel ekan or ang Lain,
3. Tidak berani menanggungresiko,
4. Penyakit malasmenulis,dan
5. Menutup diri dari pengalaman dan gagasan baru.

Akan tetapi semua permasalahan dalam menciptakan suatu karya tulis diatas dapat diatasi
dengan
langkah sebagai berikut,
1. Mulailah mencobamenulissejak sekarang,
2. Tentukan sasaran dan batas waktu penulisan,
3. Hilangkan sikap membuat t ulisan asal jadi dan merasa cepat puas,
4. Yakinkandiri bila Anda mampumenulisseperti oranglain,
5. Janganmudahputusasajikamendapatkankritik,dan
6.Pahamilah bahwa menul i s sebagai suatu proses kreatif .

KURIKULUM

Perkembangan organisasi atau K elompok I lmiah Remaja dapat terus bertahan karena
dipengaruhi
beberapa hal, antara lain kurikulum, kebijaksanaan sekolah, pendanaan, kerjasama dengan
institusi-
institusi, dan sosialisasi hasil penelitian. K urikulum Berbasis K ompetensi (KBK) yang kini
menggantikan
Kurikulum 1994 lebih berorientasi kepada peserta didik daripada guru. Meskipun begitu, KBK
tetap
mengarahkan guru sebagai pengajar yang mandiri. Yang mana hal tersebut memberi dorongan
dan
kesempatan guru untuk memiliki krestivitas dan fleksibilitas dalam pengajaran, sehingga
mengajak
peserta didik untuk berdiskusi, kritis dan bereksplorasi sesuai dengan pengalaman hidupnya
sendiri-
sendiri. Maka, kemampuan tersebut dapat menjadi modal dasar untuk mengembangkan peserta
didik
dal am kegiatan-kegiatan kelompok ilmiah remaja.

VISI, FUNGSI , TUJUAN KOMPETENSI ORGANISASI

Visi pengajaran sains di sekolah dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah mempersiapkan
siswa
yang haus akan sains dan teknologi, untuk memahami dirinya dan lingkungan sekitarnya.
Adapun fungsi
dari pengajaran sains adalah menanamkan keyakinan t erhadap Tuhan Yang Mahakuasa;
mengembangkan
keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah; serta menguasai konsep sains untuk bekal hidup di
masyarakat.

Sedangkan tujuannya adalah agar siswa memiliki pengetahuan dan metode ilmiah; memiliki
pengetahuan
dan keterampilan menerapkan prinsip sains; memiliki sikap ilmiah; memiliki keyakinan dan
keteraturan
alam ciptaan-Nya dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa; serta memiliki keterampilan
menggunakan
bahasa, alat dan operasi sains.

Kompetensi umum sains untuk jenjang SMU adalah, mampu bersikap ilmiah, mampu
menerjemahkan
perilaku alam, mampu memahami proses pembentukan ilmu dan mampu memanfaatkan sains
untuk
menjelaskan prinsip sains pada produk teknologi.

Adapun lima pendekatan yang perlu diperhatikan dalam menempatkan siswa sebagai pusat
perhatian
utama adalah:

1. Empat Pilar Pendidikan


a.mampu memperkaya pengalaman belajarnya,
b.mampu membangun pemahaman dan pengetahuan terhadap dunia sekitar,
c.mampu membangun jati diri, dan
d.mampu memahami kemajemukan dan melahirkan sikap-sikap positif dan toleran terhadap
keanekaragaman dan perbedaan hidup.

2.Inkuiri Sains
Pendekatan inkuiri sains adalah suatu pendekatan yang sangat menentang dan melahirkan
interaksi antara yang diyakini anak sebelumnya terhadap suatu bukti baru untuk mencapai
pemahaman yang lebih baik.

3.Konstruktivisme
Pandangan K onstruktivisme menganggap semua peserta didik memiliki pengetahuan tentang
lingkungan dan gejala alam di sekitarnya.

4.Sains, Teknologi dan Masyarakat


Dengan pendekatan ini, peserta didik dikondisikan agar mau dan mampu menerapkan prinsip
sains untuk menghasilkan suatu karya teknologi sederhana yang diikuti dengan pemikiran untuk
mengatasi dampak negatif yang mungkin timbul dari munculnya produk teknologi

5. Pemecahan Masalah
a.mengidentifikasi masalah dan merencanakan penyelidikan,
b.memilih teknik, alat dan bahan,
c.mengorganisasi dan melaksanakan penyelidikan secara sistematik,
d.menginterprestasikan dan mengevaluasi pengamatan dan hasil penyelidikan, dan

PROGRAM KERJA

EKSTRA KULIKULER KELOMPOK ILMIAH REMAJA ( KIR )

MTS NEGERI GEGESIK


1. Pendahuluan

Kegiatan ilmiah berupa penulisan, diskusi, penelitian, percobaan hingga penemuan merupakan
satu dari beberapa kegiatan yang dekat dengan aktivitas seorang pelajar. Aktivitas tersebut selain
mampu menghasilkan suatu karya, juga mampu membentuk perilaku dan cara berpikir yang
kritis serta sistematis. Mengolah ketajaman akal dalam mencari alternatif penyelesaian suatu
persoalan. Sejalan dengan itu semua, maka akan memberikan dampak positif bagi perkembangan
diri pelajar. Semua itu bisa dijadikan pertimbangan dibentuknya suatu kelompok pelajar yang
merumuskan kegiatan-kegiatannya dengan berpedoman pada prinsip ilmiah, berproses secara
ilmiah hingga menghasilkan suatu karya ilmiah. Dan kelompok kegiatan yang dimaksud
disalurkan melalui ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) untuk tingkat usia pelajar sekolah
menengah.

KIR adalah kelompok remaja yang melakukan serangkaian kegiatan yang menghasilkan karya
ilmiah. KIR merupakan kegiatan ekstrakurikuler di SMP, SMA, SMK, Madrasah
Tsanawiyah, Madrasah Aliyah. Ekstrakurikuler ini merupakan organisasi yang sifatnya terbuka
bagi para remaja yang ingin mengembangkan kreativitas, ilmu pengetahuan, dan teknologi pada
masa kini maupun masa yang akan datang.

MTs Negeri Gegesik Kabupaten Cirebon membentuk kelompok kegiatan eksrakurikuler Karya
Ilmiah Remaja (KIR). Dikelola oleh siswa-siswi semua tingkat dengan didampingi oleh seorang
guru pendamping yang mengarahkan dan membina kelompok ekstrakurikuler agar mampu
berproses hingga menelurkan suatu karya yang bermanfaat.

Daya dukung berupa kepedulian pihak sekolah, sarana prasarana, sosial kemasyarakatan dan
kondisi alam telah memberikan peluang luas agar KIR MTs Negeri Gegesik bisa berkembang
dan maju.

1. Dasar Pelaksanaan

Semua bentuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja kegiatan Karya Ilmiah
Remaja (KIR) MTs Negeri Gegesik didasarkan atas visi dan misi sekolah.

1. Nama Kegiatan

Kelompok Ilmiah Remaja ( KIR ) MTs Negeri Gegesik

1. Tujuan Dan Target

Tujuan dibentuknya KIR MTs Negeri Gegesik diantaranya adalah :


1.Mengoptimalkan peran sekolah sebagai institusi pendidikan dan pengembangan bakat,

2.Membentuk kelompok kerja yang berorientasi pada perencanaan, metode, pelaksanaan serta
karya ilmiah

3.Memberikan ruang gerak bagi siswa yang berminat dalam kegiatan ilmiah,

4.Menghasilkan suatu karya ilmiah yang bermanfaat,

5.Mengikuti kompetisi atau lomba karya ilmiah remaja.

Target dibentuknya KIR MTs Negeri Gegesik diantaranya adalah :

1.Meningkatnya prestasi akademik siswa anggota KIR dalam evaluasi proses belajar mengajar di
kelas,

2.Meningkatnya daya kritis dan sistematis dalam cara berpikir siswa,

3.Terwujudnya suatu karya ilmiah yang bisa bermanfaat bagi banyak pihak,

4.Mengikuti lomba karya ilmiah seperti lomba penulisan artikel pelajar dan lain – lain

5.Mengikuti Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR)

1. Waktu dan Tempat

Kegiatan rutin program kerja KIR dilaksanakan pada :

Tempat : Ruang Belajar MTs Negeri Gegesik dan sekitarnya

Hari : Rabu

Waktu : 14.20 – 16.00

1. Tim pelaksana

Tim pelaksana KIR MTs Negeri Gegesik adalah :

Penanggung jawab : Drs. H.Rokhmat, MA


Pembina : Supriati, S.Pd

Pelaksana : Semua Siswa yang tergabung dalam Kelompok KIR MTs Negeri
Gegesik

1. G.Program Kegiatan
2. Pengertian KIR
2. Permainan untuk perkenalan
3. Brain game
4. Pengenalan Metode Ilmiah
5. Belajar bereksperimen
6. Brain game
7. Praktek membuat telur asin
8. Mengenal gaya belajar
9. Praktek membuat tempe
10. Tes kepribadian
11. Praktek membuat yoghurt
12. Jelajah alam
13. Resin
14. Mengenal soal psikotest
15. Brain game
3. H.Pendanaan

Seluruh Pendanaan KIR, didanai oleh

1. Iuran Anggota KIR


2. Subsidi Sekolah

1. I.Penutup

Demikian rencana pelaksanaan program ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) ini dibuat.
Atas perhatian dan dukungannya kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Cirebon, November 2014


Mengetahui

Kepala MTs Negeri Gegesik Pembina KIR

Pengertian dan Cara Menyusun Karya Ilmiah Remaja-KIR

1. Apa Karya Ilmiah Remaja (KIR)?

Karya ilniah remaja (KIR), adalah karya ilmiah yang ditulis atau dikerjakan oleh
kalangan remaja. Karya ilmiah maksudnya karya tulis yang penggarapannya mengikuti
kaidah-kaidah ilmiah. Bukan dibuat dengan cara menghayal, bukan karya fiksi, bukan
karya rekaan seperti; puisi, cerpen, novel, cerita bersambung, dongeng, dll. Karya
ilmiah setidak-tidaknya harus mempunyai 3 (tiga) syarat, yakni: (1) isi kajiannya
berada dalam lingkup pengetahuan ilmiah, (2) cara penggarapannya menggunakan
metode ilmiah, dan (3) cara penyajiannya/ penulisannya memenuhi syarat sebagai
karya ilmiah.

2. Apa Modal Utama agar Bisa Menyusun Karya ilmiah Remaja (KIR)?

KIR bukan karya hayalan. Oleh karena itu seorang yang ingin menyusun KIR tidak bisa
hanya dengan menghayal langsung bisa menyusun KIR. Mereka harus membekali diri
dengan dasar-dasar ilmu pengetahuan sesuai dengan bidang garapan KIR yang akan
dikerjakan. Yang paling penting untuk diperhatikan yang ingin menyusun KIR harus
menanyakan dirinya sendiri: Apakah saya punya modal motivasi yang cukup besar
untuk bisa menyusun KIR? Yang dimaksud modal motivasi adalah: (1) Mempunyai
keinginan dari kesadaran sendiri untuk bisa menyusun KIR? (2) Mempunyai semangat
pantang menyerah mengumpulkan teori-teori untuk menyusun KIR baik dari buku-
buku, majalah, internet, atau bertanya dan berdiskusi dengan orang-orang yang ahli
dalam bidang garapan KIR? (3) Mempunyai rasa ingin tahu dan tidak mudah percaya
dengan hal-hal yang ada di sekitar kita sebelum ditelusuri secara detail dari segi
ilmiahnya? (4) Mempunyai kemampuan mensintesa antar teori-teori yang dipahami
dan mengkaitkan fenomena-fenomena yang ada di sekitar kita?

3. Bagaimana Langkah-langkah Menyusun KIR?

Untuk menjamin hasil KIR yang baik, maka perlu disiapkan langkah-langkah utama
dalam kegiatan penelitian ilmiah sebagai berikut.
1. Memilih Ide Penelitian
2. Studi Pendahuluan
3. Merumuskan Masalah
4. Merumuskan Manfaat Penelitian
5. Memilih Tinjauan Pustaka / Landasan Teori
6. Merumuskan Hipotesis (Jika perlu)
7. Memilih Metode Penelitian
8. Menentukan Variabel atau Sumber Data
9. Menentukan dan Menyusun Intrumen
10. Mengumpulkan Data
11. Menganalisis Data
12. Menarik Kesimpulan
13. Menulis Laporan KIR
14. Melengkapi lampiran-lampiran
4. Bagaimana Cara Memilih Ide Penelitian?

Memilih ide penelitian memerlukan suatu kepekaan dari calon peneliti. Ide atau
masalah penelitian bisa diperoleh dari berbagai cara. Di antaranya:

1. Dari membaca laporan penelitian-penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti


sebelumnya dirasakan perlu dilakukan penelitian lanjutan, penelitian pendalaman,
atau penelitian pengembangan;
2. Dari mengamati: (a) fenomena-fenomena atau kejadian yang terjadi di alam
sekitar kita; (b) kegiatan yang dilakukan masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraan dan taraf hidupnya; (c) cara kerja yang dilakukan orang untuk
mempercepat proses atau meningkatkan mutu hasil produksinya; (d) hasil diskusi
orang-orang sekitar kita atau forum ilmiah yang membahas tentang mencari solusi
suatu masalah.
3. Mencari titik-titik singgung atau kesesuaian secara logika dua atau lebih teori-teori
yang diketahui. Contoh: Dari teori menyebutkan lapisan ozon menipis sehingga
terjadinya global warming salah satu penyebabnya adalah adanya gas buang N2O
dan CO2 ke udara. Teori lain menyebutkan bahwa gas N2O dan CO2 dihasilkan oleh
banyak hal, di antaranya oleh tanaman yang diberikan pupuk kimia (Urea atau
NPK) yang digunakan petani. Titik singgungnya adalah: adakah jenis pupuk lain
(ramah lingkungan) yang tidak terlalu banyak menghasilkan gas N2O dan CO2?
4. Mencari cara-cara baru atau teknologi baru untuk mempermudah cara kerja dari
pada cara-cara kerja yang selama ini secara tradisi dilakukan orang atau
masyarakat. Cara-cara baru untuk meningkatkan jumlah hasil produksi dari pada
cara-cara yang selama ini secara tradisi dilakukan orang atau masyarakat. Cara-
cara baru untuk meningkatkan mutu hasil produksi dari pada cara-cara yang
selama ini secara tradisi dilakukan orang atau masyarakat.
5. Memanfaatkan suatu bahan yang selama ini terbuang menjadi limbah oleh
masyarakat padahal secara teori suatu bahan itu mengandung unsur-unsur yang
dapat dimanfaatkan jika dilakukan pengolahan seperti limbah dapur atau
pedagang sayur untuk kompos, limbah serbuk gergaji kayu untuk media tanaman
atau bahan bakar kompor, tai ternak untuk bio gas, tombong kelapa untuk selai,
dll.
6. Pesanan pihak luar untuk dilakukan penelitian. Dalam hal ini dapat dicontohkan
dari tema atau topik penelitian yang sudah ditetapkan oleh pihak panitia Lomba
KIR karena ada kepentingan khusus. Misalnya perusahan TELKOMSEL mengadakan
lomba KIR berjudul “Keunggulan Produk Telkomsel dalam Persaingan Media
Komunikasi di Indonesia”
5. Apakah Setiap Ide Penelitian dapat Dijadikan Penelitian?

Ide penelitian yang akan diteliti untuk menjamin akan menghasilkan KIR yang baik
minimal harus:

(1) Sesuai dengan minat peneliti sehingga peneliti lebih bersemangat dan dengan
senang hati mengerjakan penelitian tersebut

(2) Memiliki potensi besar penelitian bisa dikerjakan dengan modal dasar:
1. Peneliti mempunyai kemampuan, landasan teori, dan pengalaman pengetahuan
dalam bidang yang akan diteliti tersebut.
2. Tersedia waktu yang cukup untuk melakukan penelitian sehingga penelitian tidak
asal selesai.
3. Peneliti siap secara fisik untuk mengobservasi, mengumpulkan data, dan
menyusun laporan penelitian.
4. Peneliti siap secara material atau dana untuk biaya-biaya yang dibutuhkan.
(3) Tersedia faktor pendukung. Pendukung utama adalah:
1. Tersedia data yang bisa diperoleh baik data primer (digali sendiri) maupun
sekunder (dikutip dari data yang sudah ada).
2. Ada ijin dari pihak berwenang. Walaupun ide atau masalah penelitian sangat
menarik untuk diteliti namun jika tidak dapat ijin dari pihak yang berwenang.
3. Keamanan peneliti terjamin. Maksudnya, meskipun data awal ada, minat ada,
kemampuan juga ada, tetapi jika dalam penelitian mengancam keselamatan
peneliti sebaiknya penelitian dikaji ulang.
(4) Hasil penelitian harus bermanfaat bagi kelompok masyarakat tertentu atau
masyarakat umum.

6. Jika telah ada Ide atau Masalah yang Diteliti, Bisakah Penelitian Langsung
Dilakukan?

Sebaiknya jangan terburu-buru langsung melakukan penelitian ke lapangan. Sebab


resikonya akan menghadapi banyak hambatan dan kebingungan menggali data yang
belum tentu cocok atau sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian.

Sebelum melakukan penelitian yang sesungguhnya, seharusnya dilakukan studi


pendahuluan, yakni observasi awal menjajagi kemungkinan penelitian dapat
dilakukan. Observasi awal ini penting dilakukan untuk mencari informasi awal guna
mempertajam atau memperjelas ide atau masalah yang akan diteliti.

Fungsi studi pendahuluan adalah:


1. untuk mengetahui dengan pasti hal-hal yang akan diteliti.
2. untuk mengetahui dengan pasti siapa informan (yang akan dimintai keterangan)
dan mereka mau memberikan informasi.
3. untuk mengetahui dengan pasti cara-cara mendapatkan data atau informasi.
4. untuk mengetahui dengan pasti cara-cara menganalisis data
Sesuai dengan fungsinya, studi pendahuluan harus dilakukan pada: (1) rencana lokasi
penelitian, (2) calon-calon informan, (3) alat-alat yang akan digunakan dalam
penelitian, (4) lembaga-lembaga yang akan memberikan data penelitian, (5) sumber-
sumber hasil-hasil penelitian sebelumnya, (5) buku-buku / internet yang dibutuhkan
teori-teori pendukungnya, dan (6) kesanggupan pembimbing yang akan memberikan
bimbingan selama melakukan penelitian.

7. Bagaimana Merumuskan Judul dan Masalah Penelitian?

Apabila telah diperoleh ide penelitian dan informasi yang cukup dari studi
pendahuluan maka langkah berikutnya adalah merumuskan judul dan masalah
penelitian. Judul dan masalah penelitian adalah hal yang terpenting dilakukan agar
penelitian yang dilakukan lebih terarah dan akurat dalam pengumpulan teori
penelitian serta data pendukung.

Judul penelitian dirumuskan dari ide penelitian. Judul karya ilmiah hendaknya
dinyatakan dengan akurat dan padat permasalahan serta bentuk tindakan yang
dilakukan peneliti sebagai upaya pemecahan masalah. Formulasi judul hendaknya
singkat, jelas, dan sederhana namun secara tersirat telah menampilkan sosok karya
ilmiah. Dari kalimat judul penelitian sudah dapat digambarkan hal yang diteliti dan
secara tidak langsung dapat diketahui manfaatnya bagi masyarakat tertentu atau
masyarakat umum. Inti kalimat judul penelitian adalah “Hal yang diteliti dan
objeknya” dapat ditambah “manfaatnya” jika dipandang perlu.

Contoh judul penelitian KIR:

1. Pengaruh Pemanfaatan Kompos Daun Nangka dan Limbah Sayuran terhadap Kadar
N2O Tanah Sawah Subak Wos Teben di Desa Batuan, Kecamatan Sukawati
2. Pemanfaatan Tombong Buah Kelapa sebagai Alternatif Bahan Pembuat Selai yang
Bergizi dan Disukai Konsumen.
3. Pemanfaatan Minyak Jinten untuk Meningkatkan Kemampuan Otak
4. Pemanfaatan Sabut Kelapa Sebagai Agregat Dalam Pembuatan Beton
5. Pemanfaatan Jantung Pisang (Musa paradisiaca) Sebagai Bahan Pengawet Daging.
6. Studi Komparasi Antara Kualitas Salak Bali dengan Salak Bangkalis.
Merumuskan masalah penelitian dilakukan dengan memilah judul penelitian yang
mengandung beberapa variabel yang harus dicarikan jawaban berdasarkan data-data
yang nanti akan dikumpulkan.

Kita ambil contoh judul nomor (1) di atas “Pengaruh Pemanfaatan Kompos Daun
Nangka dan Limbah Sayuran terhadap Kadar N2O Tanah Sawah Subak Wos Teben di
Desa Batuan, Kecamatan Sukawati “. Dari judul itu dipilah menjadi 3 variabel, yakni
1. kadar kadar N2O yang dihasilkan kompos daun nangka.
2. kadar kadar N2O yang dihasilkan kompos limbah sayuran.
3. pengaruh kompos daun nangka dan limbah sayuran terhadap kadar N2O dalam
tanah
Dari pemilahan judul penelitian menjadi 3 variabel tersebut sebut tinggal dirumuskan
menjadi kalimat pertanyaan yakni:

1. Bagaimana kadar kadar N2O yang dihasilkan kompos daun nangka?


2. Bagimana kadar kadar N2O yang dihasilkan kompos limbah sayuran?
3. Bagaimana pengaruh kompos daun nangka dan limbah sayuran terhadap kadar N2O
dalam tanah?
Rumusan masalah penelitian ini khusus untuk point (3) dapat ditambah dengan tempat
penelitian yakni “Bagaimana pengaruh kompos daun nangka dan limbah sayuran
terhadap kadar N2O dalam tanah Sawah Subak Wos Teben di Desa Batuan, Kecamatan
Sukawati?

Jika sudah sampai pada tahap perumusan masalah penelitian langkah selanjutnya
yakni merumuskan tujuan penelitian dapat dilakukan dengan sangat mudah yakni
mengubah rumusan masalah penelitian menjadi tujuan dengan menghilangkan kata
“bagaimana” menjadi kalimat “untuk mengetahui” dan di akhir kalimat rumusan
masalah ada tanda tanya “?” dalam rumusan tujuan penelitian dihilangkan atai diganti
dengan tanda titik (.).

Lihatlah sekali lagi rumusan masalah penelitian tersebut di atas. Bandingkan dengan
rumusan tujuan penelitian berikut ini.
1. Untuk mengetahui kadar kadar N2O yang dihasilkan kompos daun nangka.
2. Untuk mengetahui kadar kadar N2O yang dihasilkan kompos limbah sayuran.
3. Untuk mengetahui pengaruh kompos daun nangka dan limbah sayuran terhadap
kadar N2O dalam tanah.
Jadi rumusan tujuan penelitian dalam karya tulis ilmiah berkaitan langsung dengan
masalah penelitian. Sebab rumusan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui atau
menjawab masalah yang diajukan dalam penelitian.

8. Perlukah Dirumuskan Masalah Penelitian?

Jawabnya perlu. Sebab sekecil apapun atau sederhana apapun penelitian yang
dilakukan pasti ada manfaat dari hasil yang nantinya dicapai. Paling tidak bermanfaat
bagi penulis/ peneliti bahwa penelitian itu untuk menambah wawasan tentang hal
yang sedang diteliti. Penelitian ilmiah yang baik adalah penelitian yang memberikan
manfaat yang cukup besar bagi banyak orang. Bahkan penelitian Albert Einstein
memberikan manfaat sangat besar dan mengubah cara pandang orang di muka bumi
ini tentang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Jadi rumusan manfaat penelitian dapat diformulakan sebagai berikut.


1. Bagi Masyarakat
2. Bagi Pemerintah (jika dipandang perlu)
3. Bagi penulis
9. Bagaimana Caranya Menyusun Tinjauan Pustaka atau Landasan Teori?

Tinjauan pustakan atau bisa disebut landasan teori masuk ke Bab II dalam karya tulis
ilmiah. Ada juga tinjauan pustaka digabungkan dengan Bab I
yaitu Pendahuluan. Tetapi hal itu tidak terlalu prinsip. Artinya tidak karena beda
penempatan tinjauan pustaka menyebabkan karya tulis ilmiah itu didiskualifikasikan
oleh juri atau panitia lomba karya tulis ilmiah.

Yang penting untuk dipahami adalah bagaimana cara menyusun tinjauan pustaka. Cara
atau tips yang praktis untuk menyiapkan diri dalam menyusun tinjauan pustaka dapat
dijelaskan sebagai berikut.

(1) Pahami betul judul penelitian dan masalah penelitian. Apakah variabel-variabel
yang ada dalam judul penelitian atau masalah penelitian. Sebab tinjauan pustakan
pada dasarnya adalah teori-teori yang perlu dipahami atau diketahui terlebih dahulu
oleh peneliti sebelum dilakukan penelitian sehingga penelitian tidak salah arah. Jika
teori belum diketahui peneliti atau penulis mana mungkin dia bisa melakukan
peneliti.

Contoh pembanding dalam kegiatan sehari-hari kita, suatu hari kita disuruh orang
mencari seseorang ibu di pasar karena anak bayinya dititipkan sedang menangis.
Sedangkan kita tidak tahu dan tidak pernah mengenal si ibu bayi itu. Kalau sosok ibu-
ibu di pasar banyak tetapi manakah ibu yang diperlukan oleh bayi itu. Jika kita
langsung mencari sosok ibu yang dimaksud di kerumunan orang-orang di pasar sama
saja dengan buang-buang waktu dan tenaga dan kemungkinan besar kita akan
kehilangan arah pencarian. Oleh karena itu yang perlu dilakukan sebelum mencari
sosok ibu yang dimaksud adalah menanyakan ciri-ciri si ibu. Dalam penelitian ilmiah
ciri-ciri si ibu itu disebut dengan tinjauan pustaka. Dari ciri-ciri si ibu atau dari
tinjauan pustakan itulah kita akan memiliki kesiapan melakukan penelitian.

(2) Dari variabel-variabel dalam judul dan masalah penelitian dapat dicatat pointer-
pointer tinjauan pustaka yang perlu dicari atau diburu baik di perpustakaan, toko
buku, menanyakan orang-orang sekitar yang mungkin punya buku yang berkaitan, dan
melacak di media internet. Bahan dari buku-buku, majalah, atau internet paling tidak
untuk satu pointer variabel didukung oleh 2 (dua) sumber. Kalau terpaksa hanya dapat
1 (satu) sumber masih bisa diterima daripada tidak ada tinjauan pustaka sama sekali.

Dari judul yang dijadikan contoh tersebut di atas: “Pengaruh Pemanfaatan Kompos
Daun Nangka dan Limbah Sayuran terhadap Kadar N2O Tanah Sawah Subak Wos
Teben di Desa Batuan, Kecamatan Sukawati”. Rumusan tinjauan pustaka yang mesti
dicari adalah:

- Gas N2O yang dihasilkan tanah sawah


- Pupuk organik kaitannya dengan gas N2O yang dihasilkan

- Pupuk Anorganik kaitannya dengan gas N2O yang dihasilkan

(3) Tinjauan pustaka dirumuskan secara berurutan sesuai dengan variabel-variabel


yang terkandung dalam judul dan masalah penelitian sehingga menjadi satu
rangkaian logika kerangka berpikir ilmiah si peneliti. Dari kemampuan mengurutkan
tinjauan pustakan itulah tim juri atau penguji Lomba Karya Tulis Ilmiah dapat
mengetahui keteraturan cara berpikir dan logika ilmiah yang dimiliki si peneliti atau
penulis. Jika landasan teorinya tidak teratur dan berurutan serta memasukkan teori-
teori yang tidak perlu (asal penuh atau asal berisi teori) maka tim penguji dapat
menebak si peneliti Karya Tulis ilmiah itu jalan pikirannya ngawur dan kacau.
Berikutnya dapat diprediksi hasil penelitian ilmiahnya tidak dapat
dipertanggungjawabkan keilmiahannya.

Contoh judul di atas: Pengaruh Pemanfaatan Kompos Daun Nangka dan Limbah
Sayuran terhadap Kadar N2O Tanah Sawah Subak Wos Teben di Desa Batuan,
Kecamatan Sukawati. Tinjauan pustakanya secara teori gas N2O adalah salah satu
penyebab rusaknya lapisan Ozon di permukaan bumi yang menyebabkan terjadinya
pemanasan global. Teori lain menyebutkan Gas N2O salah satu sumber penghasilnya
adalah tanah pertanian yang digarap petani selama ini menggunakan pupuk kimia
seperti Urea, NPK. Dari teori lain menyebutkan pupuk alam atau organik dapat
mengikat mikroorganisme tanah dan gas N2O yang dihasilkan tergolong rendah. Dari
tinjauan pustaka dan teori-teori tsb dapat ditarik logika, jika petani menggunakan
pupuk organik akan mengurangi gas buang N2O ke udara berarti kerusakan lapisan
ozon dapat dikurangi sehingga pemanasan global tidak lebih parah.

Untuk membuktikan seberapa besar gas N2O yang dihasilkan pupuk alami dan pupuk
alami jenis mana yang lebih kecil menghasilkan N2O maka perlu dilakukan penelitian
eksprimen.

SILABUS KIR SMP SMA


EKTRA KURIKULER
KARYA ILMIAH REMAJA (KIR) TINGKAT NASIONAL
SMP SMA NEGERI XXXXX
KAB PEMALANG

LANDASAN KEGIATAN

1 LPIR Surat edaran kegiatan Karya Ilmiah Remaja yang dikeluarkan setiap tahun oleh Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah a.n Direktur
Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Kasubdit Kelembagaan Sekolah dengan nama lomba Penelitian
Ilmiah Remaja (LPIR) Tingkat Nasional untuk SMP dan MTs.
2 ISPO Surat yang berisi brosur tentang kegiatan Olimpiade karya ilmiah dengan nama kegiatan
Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) oleh SMP dan SMA yang diselenggarakan oleh Departemen
Pendidikan Nasional RI, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia , Universitas Indonesia, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri
Semarang, Universitas Negeri Sebelas Maret , Universitas Syah Kuala, IAIN Araniry dengan organisator
Pasific Countries Social and Economic Solidarity Association (PASIAD).

3 LKIR Pamflet , Liflet dan brosur tentang Lomba Karya Ilmiah Remaja Tingkat Nasional usia 13 tahun
18 tahun yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

4 IJSO Brosur dari Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama tentang lomba International
Junior Science Olympiad untuk anak usia dibawah 15 tahun.

5 IEYI International Exhibition Young Inventor sebagai kelanjutan kegiatan bagi para pemenang
LKIR dengan organisator Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

6 ISTE International Science & Technology Exibition (ISTE) sebagai kelanjutan dari ISPO dibidang
teknologi

7 IYIPO International Young Inventor Project Olympiad (IYIPO) sebagai kelanjutan dari ISPO untuk
kategori penemuan baru diberbagai bidang.

8 INEPO International Environment Project Olympiad (INEPO) sebagai kelanjutan dari ISPO dibidang
lingkungan

MATERI KEGIATAN LOMBA KIR


Tema KIR
Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Pengembangan Iptek Untuk Pembanguan Yang Berkesinambungan

Isu seputar global warming

Sub Tema KIR


Membangun Kreativitas dan Inovasi siswa dengan memanfaatkan sumber daya alam dan potensi
lingkungan sekitarnya melalui pengembangan Iptek

Bidang Lomba
1. Ilmu Pengetahuan Alam
• Biologi
• Kimia
• Fisika

2. Teknologi terapan atau rekayasa


3. Komputer
4. Lingkungan

SILABUS KIR
Pedoman Menagajar KIR

Agar guru dapat mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi dan pengujian berbasis kompetensi
secara lebih baik, guru perlu mengenal karakteristik Judul penelitian dan karakter tiap siswa atau
kelompok siswa yang mengikuti KIR. Hal ini penting karena karakteristik judul penelitian yang akan
diteliti akan memberikan warna tersendiri terhadap pengembangan dan penyampaian silabus untuk tiap
siswa atau kelompok siswa. Suatu Judul penelitian mempunyai karakteristik yang mungkin sangat
berbeda dengan karakteristik judul penelitian oleh siswa yang lain bahkan dengan judul yang sama
maka setiap siswa atau kelompok siswa akan menghasilkan laporan penelitian dengan corak warna atau
gaya penyampaian yang berbeda .
Karakteristik Peserta Didik Kelompok KIR

Peserta didik adalah manusia dengan segala fitrahnya. Mereka mempunyai perasaan dan pikiran serta
keinginan atau aspirasi. Mereka mempunyai kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi (pangan, sandang,
papan), kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, dan kebutuhan untuk
mengaktualisasi dirinya (menjadi dirinya sendiri sesuai dengan potensinya).
Dalam tahap perkembangannya, siswa SMP berada pada tahap periode perkembangan yang sangat
pesat, dari segala aspek. Berikut ini disajikan perkembangan yang sangat erat kaitannya dengan
pembelajaran, yaitu perkembangan aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.
Perkembangan Aspek Kognitif
Menurut Piaget (1970), periode yang dimulai pada usia 12 tahun, yaitu yang lebih kurang sama
dengan usia siswa SMP, merupakan ‘period of formal operation’. Pada usia ini, yang berkembang pada
siswa adalah kemampuan berfikir secara simbolis dan bisa memahami sesuatu secara bermakna
(meaningfully) tanpa memerlukan objek yang konkrit atau bahkan objek yang visual. Siswa telah
memahami hal-hal yang bersifat imajinatif.
Implikasinya dalam pengajaran Teknologi informasi dan komunikasi adalah bahwa belajar akan
bermakna kalau input (materi pelajaran) sesuai dengan minat dan bakat siswa. Pengajaran Teknologi
informasi dan komunikasi akan berhasil kalau penyusun silabus dan guru mampu menyesuaikan tingkat
kesulitan dan variasi input dengan harapan serta karakteristik siswa sehingga motivasi belajar mereka
berada pada tingkat maksimal.
Pada tahap perkembangan ini juga berkembang ketujuh kecerdasan dalam Multiple Intelligences yang
dikemukakan oleh Gardner (1993), yaitu:
(1) kecerdasan linguistik (kemampuan berbahasa yang fungsional),
(2) kecerdasan logis-matematis (kemampuan berfikir runtut),
(3) kecerdasan musikal (kemampuan menangkap dan menciptakan pola nada dan irama),
(4) kecerdasan spasial (kemampuan membentuk imaji mentaltentang realitas),
(5) kecerdasan kinestetik-ragawi (kemampuan menghasilkan gerakan motorik yang halus),
(6) kecerdasan intra-pribadi (kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan mengembangkan rasa jati
diri),
(7) kecerdasan antarpribadi (kemampuan memahami orang lain).
Ketujuh macam kecerdasan ini berkembang pesat dan bila dapat dimanfaatkan oleh guru Teknologi
informasi dan komunikasi, akan sangat membantu siswa dalam menguasai kemampuan berteknologi
informasi dan komunikasi.

Perkembangan Aspek Psikomotor


Aspek psikomotor merupakan salah satu aspek yang penting untuk diketahui oleh guru.
Perkembangan aspek psikomotor juga melalui beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut antara lain:
a. Tahap kognitif
Tahap ini ditandai dengan adanya gerakan-gerakan yang kaku dan lambat. Ini terjadi karena siswa masih
dalam taraf belajar untuk mengendalikan gerakan-gerakannya. Dia harus berpikir sebelum melakukan
suatu gerakan. Pada tahap ini siswa sering membuat kesalahan dan kadang-kadang terjadi tingkat
frustasi yang tinggi.

b. Tahap asosiatif
Pada tahap ini, seorang siswa membutuhkan waktu yang lebih pendek untuk memikirkan tentang
gerakan-gerakannya. Dia mulai dapat mengasosiasikan gerakan yang sedang dipelajarinya dengan
gerakan yang sudah dikenal. Tahap ini masih dalam tahap pertengahan dalam perkembangan
psikomotor. Oleh karena itu, gerakan-gerakan pada tahap ini belum merupakan gerakan-gerakan yang
sifatnya otomatis. Pada tahap ini, seorang siswa masih menggunakan pikirannya untuk melakukan suatu
gerakan tetapi waktu yang diperlukan untuk berpikir lebih sedikit dibanding pada waktu dia berada pada
tahap kognitif. Dan karena waktu yang diperlukan untuk berpikir lebih pendek, gerakan-gerakannya
sudah mulai tidak kaku.

c. Tahap otonomi
Pada tahap ini, seorang siswa telah mencapai tingkat autonomi yang tinggi. Proses belajarnya sudah
hampir lengkap meskipun dia tetap dapat memperbaiki gerakan-gerakan yang dipelajarinya. Tahap ini
disebut tahap autonomi karena siswa sudah tidak memerlukan kehadiran instruktur untuk melakukan
gerakan-gerakan. Pada tahap ini, gerakan-gerakan telah dilakukan secara spontan dan oleh karenanya
gerakan-gerakan yang dilakukan juga tidak mengharuskan pembelajar untuk memikirkan tentang
gerakannya.

Perkembangan Aspek Afektif


Keberhasilan proses pengajaran Teknologi informasi dan komunikasi juga ditentukan oleh
pemahaman tentang perkembangan aspek afektif siswa. Ranah afektif tersebut mencakup emosi atau
perasaan yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Bloom (Brown, 2000) memberikan definisi tentang
ranah afektif yang terbagi atas lima tataran afektif yang implikasinya dalam siswa SMP lebih kurang
sebagai berikut:
(1) sadar akan situasi, fenomena, masyarakat, dan objek di sekitar;
(2) responsif terhadap stimulus-stimulus yang ada di lingkungan mereka;
(3) bisa menilai;
(4) sudah mulai bisa mengorganisir nilai-nilai dalam suatu sistem, dan menentukan hubungan di antara
nilai-nilai yang ada; (
5) sudah mulai memiliki karakteristik dan mengetahui karakteristik tersebut dalam bentuk sistem nilai.
Pemahaman terhadap apa yang dirasakan dan direspon, dan apa yang diyakini dan diapresiasi
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam teori pemerolehan bahasa kedua atau bahasa asing.
Faktor pribadi yang lebih spesifik dalam tingkah laku siswa yang sangat penting dalam penguasaan
berbagai materi pembelajaran, yang meliputi:
1. Self-esteem, yaitu penghargaan yang diberikan seseorang kepada dirinya sendiri.
2. Inhibition, yaitu sikap mempertahankan diri atau melindungi ego.
3. Anxiety (kecemasan), yang meliputi rasa frustrasi, khawatir, tegang, dsbnya.
4. Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan suatu kegiatan.
5. Risk-taking, yaitu keberanian mengambil risiko.
6. Empati, yaitu sifat yang berkaitan dengan pelibatan diri individu pada perasaan orang lain.

CIRI PENELITIAN
Keluaran penelitian harus mengandung kontribusi atau nilai tambah, harus ada sesuatu yang baru
untuk ditambahkan pada perbendaharaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Originalitas yang
dikandung dalam kontribusi penelitian dapat berlainan tingkatnya, dan tingkat kontribusi ini akan
menentukan mutu penelitian. Misalnya, hasil penelitian S3 biasanya mempunyai kontribusi yang sangat
mendasar, mempunyai keberlakuan universal, atau mempunyai dampak luas pada perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kontribusi penelitian S2 bersifat kelanjutan atau penambahan teori, proses
atau penerapan yang telah ada. Sedangkan penelitian S1 biasanya merupakan hasil karya mandiri dalam
menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya selama belajar di tingkat S1. Kontribusi
itu dirumuskan sebagai tesis penelitian.
Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan metode ilmiah. Penerapan metode ilmiah dalam penelitian
bertujuan agar keluaran penelitian dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya atau mutunya.
Tesis sebagai keluaran penelitian diuraikan atau dibuktikan secara analitis, yaitu dijelaskan hubungan
sebab-akibat antara variabel-variabel dengan menggunakan metode ilmiah.
METODE ILMIAH
Metode ilmiah digunakan oleh para ilmuwan sebagai alat untuk menemukan jawaban terhadap
pertanyaan. Metode ilmiah adalah suatu proses berpikir untuk mendapatkan cara penyelesaian yang
mungkin terhadap suatu masalah. Proses tersebut termasuk dengan mencoba tiap-tiap kemungkinan
untuk mendapatkan pemecahan yang terbaik. Tahap-tahap metode ilmiah
meliputi :
1. Pengumpulan informasi
2. Identifikasi masalah
3. Perumusan Hipotesis
4. Eksperimen
5. Perumusan kesimpulan

Pengumpulan informasi
Sumber informasi antara lain : pengalaman diri sendiri, sumber-sumber ilmu pengetahuan ataupun
data dari penelitian yang berhubungan dengan percobaan-percobaan yang akan dilakukan.
Misalnya kamu menemukan roti ketika akan makan roti yang dibeli ibu kemaren sore. Mungkin saja
informasi dari pengalaman pribadi tersebut bisa saja mendorong kamu untuk melakukan sebuah
penelitian.
Atau kamu pernah mendengar informasi dari guru bahwa jamur dapat tumbuh pada suhu atau
kelembaban tertentu pada pelajaran biologi. Teori ini seharusnya dapat mendorong kamu untuk
melakukan penelitian lebih jauh.

Identifikasi masalah
Penelitian seharusnya sesuatu yang baru. Ia harus menambahkan pengetahuan baru pada bidang
penelitian sehingga kita harus menampilkan dengan cara bagaimana karya kita mengeksplorasi
bidang/issu/pertanyaan yang sebelumnya tidak pernah dieksplorasi, atau belum dieksplorasi secara
detail, dan atau tidak dieksplorasi dengan cara yang diterapkan dalam penelitian yang kita kerjakan.
Dengan kata lain, kita perlu memberikan alasan rasional bagi penelitian yang kita kerjakan (yaitu
menjelaskan mengapa kita melakukan hal tersebut).
Masalah adalah pertanyaan ilmiah yang akan dicari solusinya. Masalah dapat diungkapkan dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan. Masalah pertanyaan didefinisikan dengan mengajukan sebuah pertanyaan yang
jawabannya belum diketahui, dan yang dikaji dalam penelitian yang kita kerjakan. Untuk mempermudah
dapat pula digunakan pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban ya atau tidak. Misalnya
bagaimana lampu mempengaruhi perkembangbiakan jamur roti pada roti tawar.
Hal-hal yang harus kamu perhatikan adalah sebagai berikut : Batasi masalah. Perhatikan bahwa
pertanyaanmu sebelumnya adalah mengenai suatu proses kehidupan jamur. Kamu bisa membatasi
pertanyaanmu hingga pada satu jenis jamur atau pada beberapa kondisi suhu dengan cara
menggunakan beberapa lampu dengan daya berbeda. Pilih masalah yang dapat dipecahkan.

Perumusan hipotesis Hipotesis adalah suatu ide untuk menyelesaikan suatu masalah.
Hipotesis merupakan kunci keberhasilan suatu eksperimen. Hipotesis
merupakan salah satu bentuk konkrit dari perumusan masalah. Dengan adanya hipotesis, pelaksanaan
penelitian diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis. Pada umumnya hipotesis dirumuskan
dalam bentuk pernyataan yang menguraikan hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dan tak
bebas gejala yang diteliti. Hipotesis mempunyai peranan memberikan arah dan tujuan pelaksanaan
penelitian, dan memandu ke arah penyelesaiannya secara lebih efisien. Hipotesis yang baik akan
menghindarkan penelitian tanpa tujuan, dan pengumpulan data yang tidak relevan. Tidak semua
penelitian memerlukan hipotesis.
Hipotesis menghubungkan dua faktor. Sebagai contoh, pada penelitian jamur di atas, dua faktor yang
berhubungan adalah adalah lampu dan pertumbuhan jamur. Hipotesis yang mungkin muncul untuk
menjawab pertanyaan di atas adalah : saya percaya bahwa jamur tidak memerlukan cahaya untuk
berkembang biak.
Dasar-dasar hipotesis yang saya gunakan :
• Tumbuh-tumbuhan dengan klorofil memerlukan cahaya untuk hidup. Jamur tidak mempunyai
klorofil
• Dari informasi yang saya dapat bahwa jamur roti dapat tumbuh pada roti tawar yang diletakan dalam
kotak roti yang gelap
Pada mulanya tidak banyak orang berpendapat bahwa penelitian lebih berhubungan dengan
pengumpulan fakta-fakta daripada menduga-duga jawaban suatu masalah. Belakangan baru diyakini
manfaat hipotesis bagi pelaksanaan penelitian. Hipotesis mengkonkritkan dan memperjelas masalah
yang diselediki, karena dalam hipotesis secara tidak langsung ditetapkan lingkup persoalan dan
jawabannya. Pada gilirannya hipotesis memberikan arah dan tujuan pelaksanaan penelitian, sehingga
terhindarkan adanya penelitian yang tak bertujuan. Dengan hipotesis yang dirumuskan secara baik,
proses penelitian lebih terjamin akan berlangsung secara teratur, logis dan sistematis menuju pada
tujuan akhir penelitian. Selain dari itu hipotesis, memberikan jalan yang cepat dan efisien ke arah
penyelesaian masalah. Tanpa hipotesis, pengumpulan data dan informasi akan dilakukan secara
membabi-buta. Hipotesis memberikan batasan data yang diperlukan atau sesuai dengan kebutuhan
penelitian.

Eksperimen Eksperimen adalah proses pengujian hipotesis. Sesuatu yang mempengaruhi eksperimen
disebut variabel. Ada tiga jenis untuk mengidentifikasi eksperimen: variabel bebas, variabel tidak bebas
dan variabel pengontrol.
Variabel bebas adalah variabel yang bisa diubah. Variabel tak bebas adalah variabel setelah
pengamatan, bisa berubah karena dipengaruhi variabel bebas. Variabel-variabel yang tidak berubah
disebut variabel variabel pengontrol. Pada eksperimen perkembangbiakan jamur roti, variabel bebasnya
adalah cahaya dan variabel tak bebas adalah perkembang biakan jamur roti. Sedangkan variabel
pengontrolnya aalah suhu dan lingkungan.
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik lakukan eksperimen lebih dari sekali. Hal-hal yang harus
diperhatikan adalah : Hanya ada satu variabel bebas selama melakukan eksperimen; Ulangi eksperimen
lebih dari satu kali untuk menegaskan hasil eksperimen

Perumusan Kesimpulan Kesimpulan adalah intisari dari hasil eksperimen dan pernyataan mengenai
hubungan hasil eksperimen dengan hipotesis, termasuk juga alasan-alasan yang menyebabkan hasil
eksperimen hasil eksperimen berbeda dengan hipotesis. Jika perlu kesimpulannya dapat diakhiri dengan
memberikan masukan-masukan untuk pengujian selanjutnya.
Jika hasil eksperimen tidak mendukung hipotesis : Jangan ubah hipotesis tersebut; Jangan buang hasil
eksperimen yang tidak mendukung hipotesis kamu;Berikan alasan-alasan yang mungkin menyebabkan
adanya perbedaan antara hipotesis kamu dengan hasil eksperimen; Berikan cara-cara yang dapat
digunakan dalam percobaan selanjutnya untuk memperkuyat eksperimen awal kamu.
Jika hasil eksperimen mendukung hipotesis: Sebagai contoh, kamu bisa mengatakan : menurut hipotesis
saya, saya yakin bahwa jamur roti tidak memerlukan cahaya untuk berkembang biak. Hasil eksperimen
saya mendukung ide tersebut bahwa jamur roti dapat berkembang biak tanpa cahaya. Setelah 21 hari,
jamur roti telah tumbuh pada bahan uji, baik bahan yang ditempatkan di tempat gelap dan juga bahan
uji, yang diberi cahaya. Kemungkinan temperatur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi,
dimana temperatur dalam kotak tertutup lebih tinggi daripada dalam kotak terbuka. Untuk pengujian
selanjutnya, saya akan memilih temperatur sebagai variabel bebas dan menguji pengaruh perubahan
temperatur terhadap pertumbuhan jamur roti.

KATEGORI PENELITIAN
Penelitian kualitatif (termasuk penelitian historis dan deskriptif)adalah penelitian yang tidak
menggunakan model-model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan
menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan
berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data
untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif informasi yang dikumpulkan
dan diolah harus tetap obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat peneliti sendiri. Penelitian
kualitatif banyak diterapkan dalam penelitian historis atau deskriptif.

Penelitian historis menerapkan metode pemecahan yang ilmiah dengan pendekatan historis. Proses
penelitiannya meliputi pengumpulan dan penafsiran fenomena yang terjadi di masa lampau untuk
menemukan generalisasi yang berguna untuk memahami, meramalkan atau mengendalikan fenomena
atau kelompok fenomena. Penelitian jenis ini kadang-kadang disebut juga penelitian dokumenter karena
acuan yang dipakai dalam penelitian ini pada umumnya berupa dokumen. Penelitian historis dapat
bersifat komparatif, yakni menunjukkan hubungan dari beberapa fenomena yang sejenis dengan
menunjukkan persamaan dan perbedaan; bibliografis, yakni memberikan gambaran menyeluruh
tentang pendapat atau pemikiran para ahli pada suatu bidang tertentu dengan menghimpun dokumen-
dokumen tentang hal tersebut : atau biografis, yakni memberikan pengertian yang luas tentang suatu
subyek, sifat dan watak pribadi subyek, pengaruh yang diterima oleh subyek itu dalam masa
pembentukan pribadinya serta nilai subyek itu terhadap perkembangan suatu aspek kehidupan.

Penelitian teoritis adalah penelitian yang hanya menggunakan penalaran semata untuk memperoleh
kesimpulan penelitian. Proses penelitian dapat dimulai dengan menyusun asumsi dan logika berpikir.
Dari asumsi dan logika tersebut disusun praduga (konjektur). Praduga dibuktikan atau dijelaskan
menjadi tesis dengan jalan menerapkan secara sistematis asumsi dan logika. Salah satu bentuk
penerapan asumsi dan logika untuk membentuk konsep guna memecahkan soal adalah membentuk
model kuantitatif. Dalam beberapa penelitian teoritis tidak diadakan pengumpulan data.

Penelitian ekperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan menciptakan fenomena pada kondisi
terkendali. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan sebab-akibat dan pengaruh faktor-
faktor pada kondisi tertentu. Dalam bentuk yang paling sederhana, pendekatan eksperimental ini
berusaha untuk menjelaskan, mengendalikan dan meramalkan fenomena seteliti mungkin. Dalam
penelitian eksperimental banyak digunakan model kuantitatif.

Penelitian rekayasa (termasuk penelitian perangkat lunak) adalah penelitian yang menerapkan ilmu
pengetahuan menjadi suatu rancangan guna mendapatkan kinerja sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan. Rancangan tersebut merupakan sintesis unsur-unsur rancangan yang dipadukan dengan
metode ilmiah menjadi suatu model yang memenuhi spesifikasi tertentu. Penelitian diarahkan untuk
membuktikan bahwa rancangan tersebut memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Penelitian berawal dari
menentukan spesifikasi rancangan yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan, memilih alternatif yang
terbaik, dan membuktikan bahwa rancangan yang dipilih dapat memenuhi persyaratan yang ditentukan
secara efisiensi, efektif dan dengan biaya yang murah. Penelitian perangkat lunak komputer dapat
digolongkan dalam penelitian rekayasa.

Penelitian deskriptif adalah penelitian tentang fenomena yang terjadi pada masa sekarang. Prosesnya
berupa pengumpulan dan penyusunan data, serta analisis dan penafsiran data tersebut. Penelitian
deskriptif dapat bersifat komparatif dengan membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena
tertentu; analitis kualitatif untuk menjelaskan fenomena dengan aturan berpikir ilmiah yang diterapkan
secara sistematis tanpa menggunakan model kuantitatif; atau normatif dengan mengadakan klasifikasi,
penilaian standar norma, hubungan dan kedudukan suatu unsur dengan unsur lain.

SIFAT DAN CIRI


Logis atau masuk akal yaitu sesuai dengan logika atau aturan berpikir yang ditetapkan dalam cabang
ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Definisi, aturan, inferensi induktif, probabilitas, kalkulus, dll.
merupakan bentuk logika yang menjadi landasan ilmu pengetahuan. Logika dalam ilmu pengetahuan
adalah definitif. Obyektif atau sesuai dengan fakta. Fakta adalah informasi yang diperoleh dari
pengamatan atau penalaran fenomena.

Obyektif dalam ilmu pengetahuan berkenaan dengan sikap yang tidak tergantung pada suasana hati,
prasangka atau pertimbangan nilai pribadi. Atribut obyektif mengandung arti bahwa kebenaran
ditentukan oleh pengujian secara terbuka yang dilakukan dari pengamatan dan penalaran fenomena.

Sistematis yaitu adanya konsistensi dan keteraturan internal. Kedewasaan ilmu pengetahuan
dicerminkan oleh adanya keteraturan internal dalam teori, hukum, prinsip dan metodenya. Konsistensi
internal dapat berubah dengan adanya penemuan-penemuan baru. Sifat dinamis ini tidak boleh
menghasilkan kontradiksi pada azas teori ilmu pengetahuan.
Andal yaitu dapat diuji kembali secara terbuka menurut persyaratan yang ditentukan dengan hasil
yang dapat diandalkan. Ilmu pengetahuan bersifat umum, terbuka dan universal.

Dirancang Ilmu pengetahuan tidak berkembang dengan sendirinya. Ilmu pengetahuan dikembangkan
menurut suatu rancangan yang menerapkan metode ilmiah. Rancangan ini akan menentukan mutu
keluaran ilmu pengetahuan.

Akumulatif Ilmu pengetahuan merupakan himpunan fakta, teori, hukum, dll. yang terkumpul sedikit
demi sedikit. Apabila ada kaedah yang salah, maka kaedah itu akan diganti dengan kaedah yang benar.
Kebenaran ilmu bersifat relatif dan temporal, tidak pernah mutlak dan final, sehingga dengan demikian
ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan terbuka.

PROSES PENELITIAN Penelitian merupakan suatu siklus. Setiap tahapan akan diikuti oleh tahapan lain
secara terus menerus.
Tahapan-tahapan penelitian itu adalah:
1. Identifikasi masalah
2. Perumusan masalah
3. Penelusuran pustaka
4. Rancangan penelitian
5. Pengumpulan data
6. Pengolahan data
7. Penyimpulan hasil
Tahapan ini hendaknya tidak dilihat sebagai lingkaran tertutup, tetapi sebagai suatu spiral yang semakin
lama makin tinggi. Penyimpulan hasil suatu penelitian akan merupakan masukan bagi proses penelitian
lanjutan, dan seterusnya.

Identifikasi Masalah Penelitian dimulai dari pertanyaan yang belum dapat dijawab oleh seorang
peneliti. Untuk ini diperlukan adanya motivasi yang berupa rasa ingin tahu untuk mengembangkan dan
menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk melihat dengan jelas tujuan dan sasaran
penelitian, perlu diadakan identifikasi masalah dan lingkungan masalah itu. Masalah penelitian
selanjutnya dipilih dengan kriteria, antara lain apakah penelitian itu dapat memecahkan permasalahan,
apakah penelitian itu dapat diteliti dari taraf kemajuan pengetahuan, waktu, biaya maupun kemampuan
peneliti sendiri, dan lain-lain. Permasalahan yang besar biasanya dibagi menjadi beberapa sub-masalah.
Substansi permsalahan diidentifisikasikan dengan jelas dan konkrit. Pengertian-pengertian yang
terkandung didalamnya dirumuskan secara operasional. Sifat konkrit dan jelas ini, memungkinkan
pertanyaan-pertanyaan yang diteliti dapat dijawab secara eksplisit, yaitu apa, siapa, mengapa,
bagaimana, bilamana, dan apa tujuan penelitian. Dengan identifikasi yang jelas peneliti akan
mengetahui variabel yang akan diukur dan apakah ada alat-alat untuk mengukur variabel tersebut.
Perumusan Masalah Setelah menetapkan berbagai aspek masalah yang dihadapi, peneliti mulai
menyusun informasi mengenai masalah yang mau dijawab atau memadukan pengetahuannya menjadi
suatu perumusan. Untuk itu, diperlukan perumusan tujuan penelitian yang jelas, yang mencakup
pernyataan tentang mengapa penelitian dilakukan, sasaran penelitian, maupun pikiran penggunaan dan
dampak hasil penelitian. Permasalahan yang masih samar-samar dan diragukan mulai dipertegas dalam
bentuk perumusan yang fungsional. Verbalisasi gagasan-gagasan dapat dirumuskan agar orang lain
dapat memahaminya. Pandangan-pandangan teori diuraikan secara jelas, sehingga mudah diteliti dan
dapat dijadikan titik tolak penelitian. Perumusan masalah dapat dilakukan dengan pembuatan model.
Hipotesis merupakan salah satu bentuk konkrit dari perumusan masalah. Dengan adanya hipotesis,
pelaksanaan penelitian diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis. Pada umumnya
hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menguraikan hubungan sebab-akibat antara
variabel bebas dan tak bebas gejala yang diteliti. Hipotesis mempunyai peranan memberikan arah dan
tujuan pelaksanaan penelitian, dan memandu ke arah penyelesaiannya secara lebih efisien. Hipotesis
yang baik akan menghindarkan penelitian tanpa tujuan, dan pengumpulan data yang tidak relevan.
Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis.
Penelusuran Pustaka Penelitian dimulai dengan penelusuran pustaka yang berhubungan dengan
subyek penelitian tersebut. Penelusuran pustaka merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan
informasi yang relevan untuk penelitian. Penelusuran pustaka dapat menghindarkan duplikasi
pelaksanaan penelitian. Dengan penelusuran pustaka dapat diketahui penelitian yang pernah dilakukan
dan dimana hal itu dilakukan.

Rancangan Penelitian Rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan dalam
penelitian. Memasuki langkah ini peneliti harus memahami berbagai metode dan teknik penelitian.
Metode dan teknik penelitian disusun menjadi rancangan penelitian. Mutu keluaran penelitian
ditentukan oleh ketepatan rancangan penelitian.

Pengumpulan Data Data penelitian dikumpulkan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah
ditentukan. Data tersebut diperoleh dengan jalan pengamatan, percobaan atau pengukuran gejala yang
diteliti. Data yang dikumpulkan merupakan pernyataan fakta mengenai obyek yang diteliti.
Pengolahan Data Data penelitian dikumpulkan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah
ditentukan. Data tersebut diperoleh dengan jalan pengamatan, percobaan atau pengukuran gejala yang
diteliti. Data yang dikumpulkan merupakan pernyataan fakta mengenai obyek yang diteliti.
Penyimpulan Hasil Setiap kesimpulan yang dibuat oleh peneliti semata-mata didasarkan pada data
yang dikumpulkan dan diolah. Hasil penelitian tergantung pada kemampuan peneliti untuk menfasirkan
secara logis data yang telah disusun secara sistematis menjadi ikatan pengertian sebab-akibat obyek
penelitian. Setiap kesimpulan dapat diuji kembali validitasnya dengan jalan meneliti jenis dan sifat data
dan model yang digunakan.

PEMILIHAN TOPIK Pilihlah sebuah topik yang menarik, jangan mengerjakan semua ide. Mungkin saja
kamu dapat mengerjakan sebagian atau semua ide. Tapi itu akan menghabiskan banyak waktu. Hal
penting untuk melakukan eksperimen adalah mempelajari lebih banyak tentang ilmu itu sendiri. Tidak
perlu harus sangat lengkap dan diharapkan menjadi sukses dalam melakukan eksperimen mu. Tapi yang
pasti eksperimen yang bagus dapat dikembangkan untuk menjawab pertanyaan yang mendasar tentang
kejadian dan situasi dalam kehidupan sehari-hari.
Ada hal-hal yang perlu dipertimbangkan seperti jangan berkesperimen dengan hewan bertulang
belakang atau bakteri, melainkan dengan ijin khusus dari organisasi setempat di daerah kamu.
Eksperimen juga tidak boleh merusak atau mengintimidasi subyek eksperimen

Memperhatikan alam sekitar Gunakan kalimat "saya ingin tahu mengapa......." , hal tersebut akan
sangat membantu mu dalam mendapatkan topik. Sebagai contoh Saya ingin tahu mengapa bunga yang
dipotong tangkainya bisa tetap segar didalam vas yang berisi air? Pertanyaan ini akan mendorong kamu
untuk melakukan eksperimen. Apakah ada pengaruh selain air yang membuat bunga tetap segar? Atau
apakah cara pemotongan ranting dapat mempengaruhi kesegarannya? Pertanyaan-pertanyaan yang
berkelanjutan ini akan membuat kamu mendapatkan topik untuk melakukan eksperimen. Tetaplah buka
mata dan telinga kamu, dan mulai menayakan pada diri kamu sendiri dengan pertanyaan
penyelidikan.Ada sejumlah pertanyaan yang dirumuskan dan ada pula yang ditanyakan kepada diri kamu
sendiri yang dapat digunakan untuk mengembankan topik kegiatan ilmiah. Pertanyaan ini dapat
membimbing kamu untuk mengembangkan eksperimen, topiknya tentang genetika.

Pengalaman diri sendiri Kamu pasti pernah mengalami sakit flu. Sakit flu memang tidak
menyenangkan, tetapi kamu dapat menggunakan ketidaknyamanan ini sebagai alat untuk memilih topik
eksperimen kamu. Kamu dapat mencatat bahwa jika sakit flu makanan terasa tidak enak. Kemudian
kamu tidak dapat mencium aroma makanan tersebut karena hidung tersumbat. Seharusnya kamu akan
mempunyai pertanyaan apakah penciuman akan mempengaruhi rasa? Catatlah hipotesis mu dan
mulailah merancang sebuah eksperimen.

Majalah ilmiah atau buku kumpulan kegiatan ilmiah Dari majalah ilmiah kamu bisa mendapatkan fakta-
fakta yang menarik bagi kamu dan yang membimbing kamu untuk membuat pertanyaan-pertanyaan
penyelidikan. Jangan berharap ide-ide topik dalam majalah ilmiah, apalagi instruksi-instruksi mengenai
langkah-langkah eksperimen dan rancangan eksperimen. Sebuah artikel dapat membawa kamu
memikirkan pertanyaan-pertanyaan penyelidikan lainnya. Buku-buku kumpulan kegiatan ilmiah dapat
memberikan ide-ide eksperimen dan dapat mempertajam kemampuan kamu dalam mengemukakan
pertanyaan-pertanyaan penyelidikan.

LOMBA KIR Hal yang perlu diperhatikan untuk mengikui LPIR / LKIR / ISPO adalah :
Laporan Penelitian Menulis sebuah laporan kegian ilmiah merupakan sebuah pekerjaan dengan
tantangan yang khas, sebagian dikarenakan harapan kita ketika membaca sebuah laporan kegiatan
ilmiah sangat berbeda dengan ketika kita membaca jenis naskah lainnya. Normalnya, kamu tidak
membaca sebuah laporan kegiatan ilmiah secara linier "dari awal sampai akhir". Pada saat membaca
sebuah laporan kegiatan ilmiah orang biasanya memusatkan perhatian untuk mendapatkan poin-poin
penting dengan membaca abstrak/ringkasan, gambar, atau paragraf awal dalam bab pembahasan.
Perhatian terhadap teks selebihnya baru diberikan ketika seseorang akan mengulang percobaan,
mengumpulkan informasi untuk tinjauan pustaka, atau mengevaluasi kekurangan dalam metoda yang
digunakan atau interpretasi hasilnya. Sebuah laporan kegiatan ilmiah hendaknya ditulis dengan sejelas
dan setepat mungkin. Selain itu laporan kegiatan ilmiah harus mengacu pada sejumlah informasi penting
tentang pelaksanaan penelitian. Data harus diringkas dalam beberapa cara: dengan menggunakan tabel,
gambar, dan teks hasil (yang mungkin juga memuat analisis statistik).
Sebaiknya kamu menghindari kalimat-kalimat berbunga, lebih baik langsung ke pokok pikiran/masalah
yang dimaksud. Gunakan gaya bahasa yang datar dan sebisa mungkin hindari penggunaan jargon yang
spesifik untuk disiplin ilmu tertentu. Kamu dapat mengunakan kalimat pasif untuk menjelaskan gagasan-
gagasan mu. Ketika menguraikan hasil, lakukan seolah-olah sedang menjelaskan gambar atau tabel
kepada seorang teman. Sebaiknya dihindari penggunaan terminologi statistik dalam tubuh kalimat.
Terakhir, organisasikan naskah menurut format yang ditetapkan oleh panitia penyelenggara.
Sebelum kamu memulai menulis, carilah suatu cara untuk mengorganisasikan bahan-bahan yang dimiliki
sehingga diketahui apa yang akan kamu tulis, bagaimana urutannya, dan apa yang ingin disampaikan.
Usahakan menulis sebuah outline. Kamu dapat menulis gagasan pada secarik kertas. Tulisan tersebut
tidak harus rapi, karena dimaksudkan sebagai alat bantu ketika memikirkan apa yang akan diungkapkan.
Gunakan cara apapun yang cocok untukmu bagaimanapun anehnya cara tersebut!
Ketika merencanakan penulisan, jangan mengkhawatirkan bahasa. Pusatkan perhatian mu pada apa
yang akan diungkapkan. Jangan membuang waktu dengan terlalu memusatkan perhatian pada ejaan.
Hal-hal tersebut dapat dipikirkan belakangan setelah diputuskan tentang apa yang akan diungkapkan.
Jika terlalu banyak menghabiskan waktu untuk memperbaiki tata-bahasa dalam menyusun naskah awal,
harus diingat, mungkin belakangan nanti akan banyak paragarf yang harus dihilangkan karena ternyata
tidak diperlukan; atau setidaknya harus dilakukan perubahan yang mendasar. Dengan demikian, berikan
perhatian pada tata-bahasa setelah yakin benar dengan apa yang akan diungkapkan.
Para penulis yang lebih berpengalaman umumnya menulis ulang dan melakukan perubahan teks lebih
mendalam daripada mereka yang kurang berpengalaman. Setiap orang memerlukan waktu yang cukup
untuk dapat menyusun karya yang baik. Semakin baik seorang penulis akan semakin dapat melihat
bahwa gagasan/tulisan/ pemikiran awal yang dapat diperbaiki. Karena itu, kamu harus memberi waktu
cukup pada diri mu sendiri untuk menulis ulang gagasan/pemikiran agar nantinya pembaca mencapai
pemahaman terbaik tentang apa yang ingin kamu ungkapkan, bukannya apa yang terbaik yang dapat
dicapai pada menit-menit terakhir.
Mintalah beberapa orang membaca apa yang telah ditulis. Minta tolonglah pada teman, atau guru
pembimbing anda. Lakukan hal tersebut tanpa menunggu naskah anda "sempurna" karena jika orang
yang kamu mintai tolong memberi saran perubahan mungkin kamu akan merasa keberatan
melakukannya. Berikan kepada temanmu naskah sementara (draft) dan beritahukan umpan balik apa
yang anda perlukan: komentar atas organisasi naskah? gagasan? bahasa? Atau aspek teknis dari apa
yang sudah kamu tulis.
Karya yang bagus memerlukan latihan. Orang yang dapat menjadikan diri kita sebagai penulis yang
handal hanyalah diri kita sendiri. Jadi lakukan pekerjaan tersebut, tunjukkan hasilnya pada orang lain,
lalu tulis ulang, tulis ulang, dan tulis ulang naskah anda.
Tersedia banyak buku teks maupun panduan menulis yang dapat dijadikan acuan. Buku-buku tersebut
memberikan banyak metode yang dapat diterapkan, namun jika metode-metode tersebut tidak cocok
untuk anda maka gunakan cara anda sendiri.

Kriteria KIR
Penelitian dalam bidang IPA / TEKNOLOGI / LINGKUNGAN dalam arti bahwa salah satu dari IPA /
TEKNOLOGI / LINGKUNGAN mendominasi makalah tersebut. Makalah harus berisi hasil-hasil atau hal-
hal yang baru, orisinil, dan menarik yang didapat oleh penulis, baik dalam teori maupun eksperimen
atau dalam pengembangan alat atau instrumen, dan hasil-hasilnya itu harus dipresentasikan dengan
cara yang memadai dalam bentuk makalah penelitian.

Format Makalah
1. Cover Berisi judul, Nama Siswa, Nomor Induk Siswa dan Nama Sekolah.
2. Abstraksi
3. Kata Pengantar
4. Pendahuluan
5. Perumusan Masalah
6. Metode Penelitian
7. Hasil yang dicapai
8. Lampiran, terdiri dari :
a) Lembar Persetujuan yang ditandatangani oleh Siswa dan Kepala Sekolah berisi : Kesediaan untuk tidak
mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah selama proses pembinaan penelitian yang dilakukan
oleh Kementerian Riset dan Teknologi; Setelah proses pembinaan selesai bersedia kembali mengikuti
proses belajar di sekolah asal; Pernyataan Kepala Sekolah untuk bersedia menerima siswa yang
bersangkutan jika siswa tersebut tidak mendapatkan kesempatan mengikuti pembinaan lanjut;
Pernyataan bahwa makalah penelitiannya merupakan ide sendiri dan bukan mencontoh dari penelitian
orang lain.
b) Identitas Siswa Berisi : Nama lengkap, No Induk Siswa, Tempat Tanggal Lahir, Alamat Siswa (beserta
telepon), e-mail (kalau ada), Nama Sekolah, Kelas/Tingkat, Alamat Sekolah (beserta telepon), Nama
Orang Tua, Pekerjaan Orang Tua, Saudara, Prestasi Siswa (Disebutkan semua prestasi siswa dalam
bidang akademis, bisa berupa beasiswa yang pernah didapatkan) dan ditandatangani oleh siswa dan
kepala sekolah (beserta cap sekolah).
c) Fotocopy Kartu Keluarga dan Fotocopy Raport semester 1 tahun terakhir siswa dan copy kartu OSIS

KIR? Apaan tuh?

Suatu ketika, ada dua orang siswa yang berbincang mengenai ekskul.

A : “Eh lo ikut ekskul apa?”


B : “Gue ikut ekskul KIR”
A : “KIR? apaan tuh?”
B : “Apa ya? pokoknya ekskul ilmiah gitu”
A : “Oh ilmiah…”

Gak mau kan lo pada ikut ekskul KIR, tapi pas ditanya gak tau KIR itu apa atau gak kegiatanya
apa aja. Nah untuk postingan kali ini gue bakal ngebahas KIR secara garis besarnya. Karena
postingan ini lebih ditunjukin buat generasi muda yang belajar, jadi gue make bahasa yang
(mudahan-mudahan) lebih bisa dimengerti. Pasalnya kalo gue full make kata-kata yang baku,
takutnya kurang nyambung.
Di sini gue menghadirkan dua orang, yang satu orang yang masih awam dengan KIR dan orang
yang udah mengenal KIR. Enjoy it!

Apaan tuh KIR? kok baru denger?


Mungkin kata ‘KIR’ masih terdengar sedikit asing bagi orang awam.Padahal nama KIR sendiri
udah ada sejak TAHUN 1970. Kepanjangan dari kata KIR sendiri adalah “Kelompok Ilmiah
Remaja”. Intinya KIR itu organisasi ekskul yang bergerak di bidang Penelitian Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi. Dimana hasil dari Penelitiannya diharapkan ngehasilin karya ilmiah. Jadi kalo
gak ngehasilin karya ilmiah bukan KIR namanya.
Ilmiah ya? berarti ekskulnya anak IPA dong sama yang pinter-pinter dong?
Eits salah tuh. Emang banyak yang blang kayak gitu, tapi KIR bukan ekskul anak IPA doang
sama anak-anak pinter. Buktinya banyak kok anak-anak yang ikut KIR itu anak IPS bahkan anak
Bahasa loh. Jadi di KIR tuh gak penting ngambil program pendidikan apa, selama ia berminat
sama kegiatan-kegiatan ilmiah dia bisa gabung.
Terus juga yang orang bilang anak KIR pasti pinter, kutu buku, culun, rambut belah tengah,
maen rumus doang, autis, dan gak gaul. Itu semua SALAH, sekali lagi SALAH BESAR.
Kenyataanya anak-anak KIR sendiri banyak yang merupakan anak gaul, atau dalam kata lain
sama aja kalo kita liat kayak anak-anak pada umumnya. Bahkan hampir gak kelihatan kalo
mereka adalah anak-anak KIR.

Wah keren juga ya. Oya tadi Katanya KIR udah ada dari tahun 1970an, gmana ceritanya
sampe ada KIR?
Jadi pertama kali adanya KIR tuh hasil dari Konfrensi Anak-anak Dunia (Childern of World
Confrence) yang diselenggarain UNESCO di Generobe Perancis tahun 1963. Nah salah satu
hasilnya adalah “Diperlukanya pendidikan IPTEK di luar sekolah”. Gara-gara nih hasil banyak
negara-negara yang mengediriin KIR, terasuk di Indonesia. Maka muncul istilah “Youth Science
Club” atau di Indonesia lebih dikenal “Kelompok Ilmiah Remaja”.
Tapi di Indonesia adanya KIR tuh telat, soalnya KIR baru dikenalin di dunia pendidikan
Indonesia sekitar tahun 1969 oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Maklum aja
LIPI sendiri baru ada tahun 1967. Jadi gak heran kalo emang KIR mulai berkembang di tahun
1970an.

Alamak tua banget dong, udah 40 tahunan. Banyak dong KIR yang udah pada tua tapi
masih eksis?
Haha emang udah tua banget, udah punya anak lagi kali haha. Tapi sayangnya gak semua KIR
yang udah tua tetep berdiri sampe hari ini.
Lah? Emang Kenapa?
Jadi gini, emang banyak KIR yang udah berdiri dari tahun 70an, tapi banyak juga yang pada
akhirnya vakum. Ada beberapa pendapat dari orang-orang yang udah berkecimpung di dunia
KIR. Jadi setelah mereka (sekolah-sekolah) diriin KIR, kebanyakan kegiatan-kegiatan KIR
ngebosenin dan kaku, atau gak mereka gak tau KIR ‘mau dibawa kemana?’. Gara-gara ini,
peminat KIR jadi makin sedikit, dan pada akhirnya vakum.
Tapi ada juga yang masih bertahan sampe sekarang, bahkan ada yang sampe angkatan 15, 27,
ataupun 30an. Meskipun cuma dikit KIR yang kayak gitu.

Ironis ya udah cape-cape didiriin tapi harus vakum. Oya tadi katanya kegiatanya
ngebosenin, sekarang masih kayak gitu?
Kalo buat sekarang udah mulai gak ngebosenin, soalnya lebih banyak variasinya.Misalnya
kunjugan ilmiah, lomba-lomba, pameran, games, jalan-jalan, bahkan diskusi. Tapi tetep gak
ninggalin sifat ilmiah dari KIR itu sendiri. Bahkan kalo enjoy di KIR gak bakal ngerasa kalo kita
sebenernya ikut ekskul ilmiah.

Kalo kegiatan rutin KIR biasanya kapan?


Pada umunya kegiatan rutin KIR ada 3 menurut waktunya, yakni:
-Mingguan:
Percobaan/praktikum per-divisi, materi sains, rapat mingguan (pengurus) dll.
-Bulanan:
Pertemuan dengan alumni, silaturahmi dengan KIR sekolah lain, kunjungan ilmiah, pelatihan
dasar ilmiah.
-Tahunan:
Penyeleksian, pengenalan KIR, Ultah KIR, rapat pleno KIR, Refreshing keluar kota, Latihan
dasar kepemimpinan KIR, Regenerasi KIR.

Aish, banyak juga kegiatanya. Itu ada jalan-jalanya juga?


Tentu, soalnya kalo kita kegiatan di lab terus, atau di kelas kan pasti bosen, makanya ada
beberapa KIR yang bkin kegiatan di luar sekolah. Ada yang kunjungan ke objek-objek ilmiah
kayak Obervatorium Bosscha, LAPAN di Sumedang, Pabrik Pocari Sweat, BATAN Bandung,
dan masih banyak yang lainya. Intinya kita gak bakal jenuh ikut KIR, soalnya kita bsa
ngunjungin tempat-tempat yang gak semua orang bisa datengin.

Asik juga ya, terus di KIR juga ada organisasinya gak?


Oh itu mah udah pasti, sama aja kayak ekskul-ekskul lain juga ada organisasinya. Ada
pengurusnya, pembina, anggota, sama ada juga alumni-alumninya.

Kalo mau masuk KIR ada tesnya gak?


Ada beberapa KIR yang nerima anggota baru make seleksi, ada juga yang engga. Jadi tergantung
kebijakan di KIR itu sendiri.

Kalo dites kira-kira tesnya kayak apa?


Nah ini juga setiap KIR beda, ada yang di wawancara, make tes tertulis, ada juga yang dikasih
penugasan. Tergantung dari kebijakan KIR itu sendiri.
Terus kalo kita ikut tesnya, kita bisa langsung jadi anggota?
Oh belum tentu, kalo ada tes, pasti ada yang tesisih dong. Jadi gak semua orang bisa jadi
anggota. Tapi bagusnya, anak-anak yang masuk seleksi anggota bisa lebih ngerasa milikin KIR
ketimbang yang engga. Soalnya kalo gak ada seleksi, anggota itu merasa punya hak buat masuk
KIR terus berhak juga keluar KIR sesuka hatinya.

Hmm yaya ngerti-ngerti. Terus kalo jadi pengurus itu gimana?


Nah kalo pengurus itu anak-anak yang ngurusin sega aktivitas KIR. Baik acara mingguan,
bulanan maupun tahunan. Untuk jadi pengurus KIR, seorang anggota harus ngejalanin pelatihan
lagi, bahkan terkadang harus diseleksi lagi baru bisa dilantik jadi pengurus. Karena untuk jadi
pengurus dibutuhin komitmen lebih ketimbang jadi anggota.

Oya tadi di awal katanya harus ngehasilin karya ilmiah ya? terus karya ilmiahnya buat
apa?
Yup betul, sayang kan kalo udah cape-cape ikut KIR tapi gak ngehasilin apa-apan. Lagi pula
kalo gak ngehasilin karya ilmiah bukan kelompok ilmiah namanya. Nah karya ilmiahnya bisa
buat diikutin di lomba-lomba penelitian. Baik tingkat sekolah, regional, provinsi, nasional, atau
bahkan internasional. Banyak keuntungan kalo kita bisa ikut lomba-lomba penelitian, selain kita
jadi terbiasa buat neliti, hasil penelitian kita juga bisa ngehasilin uang dari ikut lomba-lomba itu,
bahkan sertfikat dari lomba-lomba itu bisa jadi nilai plus untuk masuk ke perguruan tinggi.

***

Gimana kawan-kawan? apa cukup menjawab garis besar KIR ? Kalo emang ada yang masih
kurang bisa komen postingan ini, atau gak bisa kontak gue di @mynameishelmi atau gak
langsung dengan KIR FOSCA (forum KIR regional Jabodetabek) untuk berdiskusi. Maklumlah,
semua pun masih sama-sama belajar di dunia KIR

Program Kerja Ekstrakulikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMAN 1


Caringin Bogor
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara berkembang semakin dituntut untuk mampu mengikuti dan
mengimabangi arus globalisasi dunia..Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi
tantangan tersendiri bagi Indonesia. Perkembangan IPTEK menuntut pada peningkatan kualitas sumber
daya manusia Indonesia agar mampu bersaing dengan negara-negara lainnya pada era globalisasi.
Peningkatan kualitas dan mutu sumber daya manusia dapat tidak dapat dilakukan secara instan, tapi
harus dapat diperoleh dari proses belajar yang berkesinambungan dan berkelanjutan.
Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, pendidikan tentu saja
mempunyai andil yang sangat besar dalam proses pembentukan karakter calon generasi penerus
bangsa.Masa muda adalah masa yang sarat dengan daya imajinasi, masa yang sarat akan daya kreasi,
dan masa yang penuh dengan semangat untuk berbuat dan mencoba hal-hal baru. Sikap ini akan
tumbuh jika dilakukan serangkaian proses kegiatan kepada siswa yang meliputi pengamatan, penilaian,
serta penumbuhan rasa memiliki, dan keterlibatan siswa dalam segala aktivitas di luar sekolah

Proses pendidikan tidak cukup apabila hanya dilakukan pada proses pembelajaran di sekolah.
Proses pendidikan di sekolah dapat ditunjang dengan adanya kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler
secara berimbang, serasi dan proporsional agar terwujud siswa yang beriman dan bertakwa kepada
Allah SWT, cerdas, terampil, dan kreatif serta memiliki sikap, perilaku, pola pikir, dan kepribadian yang
kokoh. Sejalan dengan pemikiran tersebut, perlu ditingkatkan intensitas pembinaan kegiatan kesiswaan
melalui ekstrakurikuler sebagai aktualisasi dan optimasi dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang
diperoleh siswa dari proses pembelajaran dalam berbagai mata pelajaran atau bidang studi.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah ajang pembentukan bakat dan ajang kreativitas peserta didik.
Kegiatan ekstrakulikuler merupakan salah satu sarana penyaluran kreatifitas peserta didik sebagai
upaya untuk mencegah agar peserta didik terjerumus pada pergaulan yang tidak baik seperti narkoba
dan perkelahian pelajar. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan
kepribadian, bakat dan kemampuannya di berbagai bidang diluar akademik. Manfaat kegiatan ini untuk
wadah penyaluran hobi, minat, dan bakat para siswa secara positif yang dapat mengasah kemampuan,
daya kreativitas, jiwa sportivitas, dan meningkatkan rasa percaya diri. Akan lebih baik bila mampu
memberikan prestasi gemilang di luar sekolah sehingga dapat mengharumkan nama sekolah.

Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) adalah kelompok remaja yang melakukan serangkaian kegiatan
yang menghasilkan suatu hasil yang disebut karya ilmiah. Karya ilmiah itu sendiri mempunyai arti
sebagai suatu karya yang dihasilkan melalui cara berpikir yang menurut kaidah penalaran yang logis,
sistematis, rasional dan ada koherensi antar bagian-bagiannya.

Kegiatan ilmiah berupa penulisan, diskusi, penelitian, percobaan hingga penemuan merupakan
satu dari beberapa kegiatan yang dekat dengan aktivitas seorang pelajar. Aktivitas tersebut selain
mampu menghasilkan suatu karya, juga mampu membentuk perilaku dan cara berpikir yang kritis serta
sistematis. Mengolah ketajaman akal dalam mencari alternatif penyelesaian suatu persoalan. Sejalan
dengan itu semua, maka akan memberikan dampak positif bagi perkembangan diri pelajar. Semua itu
bisa dijadikan pertimbangan dibentuknya suatu kelompok pelajar yang merumuskan kegiatan-
kegiatannya dengan berpedoman pada prinsip ilmiah, berproses secara ilmiah hingga menghasilkan
suatu karya ilmiah.

Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) ini merupakan suatu organisasi yang sifatnya terbuka bagi para
remaja yang ingin mengembangkan kreativitas, ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa kini maupun
masa mendatang.

Agar kegiatan ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) dapat dilaksanakan secara tertib,
rapi, menyeluruh dan professional maka perlu adanya perencanaan atau program ekstrakurikuler karya
ilmiah remaja. Dengan tersusunnya program ini diharapkan kepala sekolah, pembina OSIS, guru
pembimbing dan tenaga kependidikan lainnya, pengurus komite sekolah dan anggotanya, dan seluruh
siswa lebih memahami tentang pengertian, tujuan, jenis dan bentuk kegiatan, dan cara pengelolaan
pengembangan diri melalui ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) di SMA Negri 1 Caringin.

B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonseia nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2006, tentang Pembinaan Prestasi Peserta
Didik.
4. Peraturan Menteri Pendidikan nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan
Kesiswaan.
5. Keputusan Kepala SMA Negeri 1 Caringin tentang Penetapan PembinaEkstrakurikuler tahun ajaran
2013/2014.
6. Program Kerja Wakasek Kesiswaan SMA Negeri 1 Caringin tahun ajaran 2013/2014.

C. Tujuan
Secara umum, ekstrakulikuler Kelompok Ilmah remaja (KIR) di SMAN 1 Caringin memiliki tujuan
untuk meningkatkan kreatifitas, pengalaman, dan disipin, serta daya juang siswadalam menguasai dan
mengimbangi perkembangan IPTEK untuk dapat bersaing pada era globalisasi.

Selain itu, Kelompok Ilmiah Remaja(KIR) di SMA Negeri 1 Caringin juga memiliki tujuan khusus,
yaitu sebagai berikut:
1. Mengoptimalkan peran sekolah sebagai institusi pendidikan dan pengembangan bakat siswa.
2. Memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai mata
pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.
3. Merangsang ketertarikan siswa untuk telibat dalam aktualisasi sikap-sikap ilmiah, proses-proses ilmiah
dan pembuatan produk ilmiah
4. Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas siswa dalam bidang ilmiah
5. Meningkatkan rasa ingin tahu siswa dalam usaha mengadaptaptasi, menggunakan, dan memanfaatkan,
serta mengikuti perkembangan IPTEK
6. Meningkatkan kesadaran, disiplin, dan daya juang untuk memiliki dan menguasai IPTEK
7. Merangsang siswa untuk mengimplementasikan metode, teknik, serta prosedur ilmiah
8. Mengembangkan sikap ilmiah, kejujuran, dan memecahkan gejala alam yang ditemui secara ilmiah

D. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari adanya ekstrakulikuer Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) di
SMA Negeri 1 Caringin adalah sebagai berikut:
1. Manfaat untuk Siswa
- Membangkitkan rasa keingintahuan terhadap fenomena alam yang berhubungan dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
- Meningkatkan kemampuan berpikir terhadap fenomena-fenomena alam.
- Meningkatkan kreativitas yang menumbuhkan kemampuan berkreasi dan daya kritis.
- Menambah wawasan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Meningkatkan keterampilan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Meningkatkan minat membaca tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan dan teknologi.
- Memperluas wawasan dan kemampuan komunikasi melalui pengalaman diskusi, debat, dan presentasi
ilmiah.
- Memperkenalkan cara-cara berorganisasi secara formal.
- Sebagai wahana untuk menempa kedewasaan sikap dan kepribadian.
2. Manfaat untuk Guru
- Menambah wawasan ilmu pengetahuan secara luas.
- Menambah pengetahuan dalam menunjang kegiatan belajar-mengajar di sekolah.
- Meningkatkan minat membaca dan rasa keingintahuan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Mengenal perkembangan sikap dan kepribadian siswa lebih mendalam.
- Meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup.
3. Manfaat untuk Sekolah
- Memberikan nilai tambah dan keunggulan kompetitif bagi sekolah.
- Meningkatkan keterampilan dalam pengelolaan dan pengembangan sekolah.
- Memeperluas hubungan kerjasama dengan instansi lainnya.
- Meningkatkan situasi dan kondisi sekolah yang kondusif dalam belajar.
- Menambah fungsi sekolah sebagai tempat pengembangan riset atau penelitian
4. Manfaat untuk Masyarakat
- Meningkatkan sikap berdaya kritis dan terbuka terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungannnya
- Membantu memberikan alternatif penyelesaian beberapa persoalan sosial budaya, seperti kenakalan
remaja, dekadensi moral, dan lain-lain melalui kegiatan penelitian
- Membangun dan meningkatkan kesadaran bahwa kemajuan bangsa dapat dicapai melalui penguasaanb
ilmu pengetahuan dan teknologi
- Meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan
E. Sasaran
Sasaran dari diadakannya kegiatan ekstrakulikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) adalah:
1. Membentuk karakter disiplin dan tanggung jawab.

2. Membentuk kepribadian yang humanistis dan peduli terhadap lingkungan alam dan lingkungan sosial.

3. Menumbuhkan kreativitas dan motivasi untuk berprestasi.

4. Menumbuhkan kerjasamadan kebersamaan.

5. Menumbuhkan sikap kritis pada siswa.

6. Membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.

7. Menciptakan suasana yang disukai dan menggembirakan peserta didik.

F. Bidang Pengembangan
Adapun rencana pengembangan dalam bidang ekstrakulikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) di
SMA Negeri 1 Caringin adalah sebagai berikut :
1. Ilmu Alam
2. Ilmu Sosial
3. Teknologi Informasi dan Komunikasi
4. Bahasa dan Sastra

G. Peserta
Peserta yang menjadi anggota ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) adalah siswa-siswi
SMA Negeri 1 Caringin dan warga sekolah yang mempunyai minat dan bakat pada bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi.

BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Waktu dan Tempat Kegiatan


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
bersifat fleksibel. Namun kegaiatn rutin untuk kelas X, dilaksanakan setiap hari Rabu pukul 09.00 s.d.
12.00 WIB. Sedangkan untuk kelas XI dan XII, dilaksanakan setiap hari Rabu pukul 13.00 s.d 16.00,
bertempat di kampus SMA Negeri 1 Caringin.

B. Biaya Kegiatan
Untuk membiayai pelaksanaan pelatihan dan pembinaan ekstrakurikuler KIR di SMA Negeri 1
Caringin berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) SMA Negeri 1 Caringin sebagai
pihak penanggung jawab program ekstrakurikuler KIR. Sedangkan untuk membiayai perlengkapan dan
peralatan yang dibutuhkan, berasal dari pengumpulan uang kas dari peserta didik dan biaya mandiri dari
peserta didik yang bersangkutan dan juga dari fasilitas yang disediakan oleh pihak sekolah.
Adapun perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
1. Perangkat robotik
2. Perangkat komputer
3. Peralatan pembuatan kompos
4. Perlengkapan dan peralatan pembuatan sabun cair
5. Pelengkapan majalah dinding
6. Peralatan redaksi dan peliputan
7. Dan sebagainya

C. Pengurus Ekstrakulikuler KIR


1. Pembina : Yuliani Taufik, S.Pd
2. Ketua : Muhammad Nuh
3. Wakil Ketua : Siti Dewi Rindiyani
4. Sekertaris : Siti Nurhasanah
Ika Rostika
5. Bendahara : Siti Mariyam
Selvina
6. Koor. Divisi Ilmu Alam : Annastasya Desiani Setiawan
7. Koor. Divisi Ilmu Sosial : Abdul Aziz Hafikri
Dwi Resti Utami
8. Koor. Divisi TIK : Imam Zulfikar Ali Mahdi
Diamora
9. Koor. Divisi Seni dan Sastra : Siti Nurasyifa R. A.
Tri Utami Suciati
10. Hubungan Masyarakat : AgustianAwaludin
Baby Panca Masayu
11. Anggota :Seluruh anggota ekskul KIR

D. Perincian Tugas
1. Pembina :
a. Bertanggung jawab mengendalikan jalannya kegiatan ekstrakurikuler KIR.

b. Mengontrol kehadiran peserta didik anggota ekstrakurikuler KIR agar pelaksanaan kegiatan berjalan
dengan baik.
c. Membuat rencana program kegiatan jangka pendek dan jangka panjang selama 1 tahun dan
mengkoordinasikannya dengan seluruh anggota ekstrakurikuler KIR.

d. Menentukan target-target yang akan dicapai dalam satu tahun.

e. Menentukan jadwal kegiatan yang bersifat tidak rutin.

f. Mengadakan evaluasi internal melaporkannya kepada wakasek kesiswaan.

g. Memberikan latihan secara baik dan benar sesuai dengan bidangnya.

h. Mengenal peserta didik dan menjaga hubungan emosional dan keakraban dengan peserta didik anggota
dalam kepengurusan dan kegiatan ekstrakulkuler KIR sesuai dengan norma dan kaidah yang berlaku.

i. Bertanggung jawab penuh terhadap anak didiknya.

j. Koordinasi dengan kesiswaan dalam hal pengadaan perlengkapan yang dibutuhkan oleh anggota
ekstrakurikuler KIR.

2. Ketua :
a. Bertanggung jawab atas semua kegiatan, baik latihan yang bersifat rutin ataupun latihan berkala.
b. Bersama-sama pengurus dan anggota menyusun program kerja ekstrakurikuler KIR.
c. Menyusun jadwal latihan rutin bersama pengurus dan anggota ekstrakurikuler KIR lainnya.

3. Wakil Ketua :
a. Membantu ketua dalam penyusunan dan pelaksanaan program kerja yang telah direncanakan.
b. Menggantikan tugas ketua apabila ketua berhalangan hadir.

4. Sekretaris :
a. Membuat catatan-catatan mengenani jalan nya rapat dan atau kejadian-kejadian yang perlu
penanganan khusus/ temuan-temuan khusus.
b. Menyusun konsep surat-surat yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler KIR.
c. Membantu ketua dalam mengkoordinir anggota ekstrakurikuler KIR.
d. Membuat program kerja, proposal dan laporan evaluasi dari setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh
ekstrakurikuler KIR.
e. Mendata kehadiran peserta ekstrakurikuler KIR setiap pelaksanaan kegiatan baik latihan rutin, atau
kegiatan berkala.

5. Bendahara :
a. Bersama-samadengan ketua menyusun program keuangan.
b. Mengkoordinir dan mengumpulkan uang kas ekstrakurikuler KIR.
c. Mengatur penggunaan keuangan sesuai dengan mata anggaran yang telah ditetapkan.
d. Membuat laporan penggunaan keuangan kepada Pembina setelah dikonsultasikan dengan Ketua dan
Pelatih.

6. Koordinator Divisi :
a. Mengkoordinir anggota divisi
b. Menampung ide, saran dan kritik terhadap rencana kegiatan
c. Bertanggungjawab atas pelaksanaan rencana dan program kerja divisinya

7. Anggota :
a. Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan latihan rutin dan kegiatan berkala.
b. Melaksanakan kegiatan latihan rutin dan kegiatan berkala.

E. Bentuk dan Jenis Kegiatan


Kegiatan ekstrakulikuler KIR pada prinsipnya harus tidak mengganggu kegiatan akademik dan
diharapkan menuju pada profesionalisme. Kegiatan yang dilakukan merupakan bentuk pembinaan dan
pengembangan potensi dan kemampuan siswa dalam bidang IPTEK. Adapun yang menjadi dasar acuan
dari pembuatan program kerja ekstrakulikuler KIR masa bhakti 2012/2013 adalah Visi dan Misi SMA
Negeri 1 Caringin, terutama pada poin meningkatkan prestasi akademik dan non akademik,
meningkatkan kemampuan penguasaan IPTEK.

Adapun jenis kegiatan dari Kelompok Ilmiah remaja (KIR) SMA Negeri 1 Caringin adalah sebagai
berikut:

1. Kegiatan Intern
Kegiatan yang telah deprogramkan dan direncanakan oleh Kelompok Ilmiah remaja (KIR) SMA Negeri 1
Caringin, baik itu kegiatan yang bersifat rutin seperti latihan mingguan. Jenis materi latihan bersifat
fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan dan rencana yang telah disepakati. Selain kegiatan rutin, juga
ada kegiatan berkala yang diselenggarakan dalam tempo satu tahun dalam waktu tertentu.

a. Program Kerja Organisasi


- Pengenalan ekstrakulikuler KIR
- Rekruitmen anggota baru
- Pelantikan calon anggota ekstrakulikuler KIR SMAN 1 Caringin
- Penyusunan program kerja tahunan
- Pembentukan kepanitiaan kegiatan
- Buka Bersama

b. Program Kerja Divisi Ilmu Alam


- Kegiatan P4LH
- Pemisahan sampah
- Daur ulang sampah
- Pembuatan kompos
- Pelatihan dan penulisan karya ilmiah remaja
- Penelitian ilmiah
- Lintas alam

c. Program Kerja Divisi Ilmu Sosial


- Persentasi proposal dan hasil penelitian
- Debat
- Melakukan observasi/ penelitian lapangan
- Bakti sosial

d. Program Kerja Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi


- Pembuatan robotik
- Pelatihan aplikasi komputer
- Pembuatan film
- Pembuatan desain

e. Divisi Seni dan Sastra


- Pembuatan majalah dinding
- Pengisian rubrik majalah dinding
- Jurnalistik (peliputan)
- Pembuatan kerajinan tangan
- Dance

2. Kegiatan Ekstern
Kegiatan ekstern yang bersifat partispan dengan mengikuti kegiatan yang bersifat undangan yang
diselenggarakan oleh Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor dan Sekolah atau Organisasi lainnya.
Kegiatan tersebut meliputi persiapan dan pelatihan dan keikutsertaan dalam Olimpiade Sains Nasional
(OSN).

BAB III
PENUTUP

Ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) merupakan salah satu bidang ekstrakurikuler
dan pengembangan diri yang ada di SMA Negeri 1 Caringin. Tujuan dibentuknya ekstrakurikuler KIR itu
sendiri adalah sebagai suatu wadah untuk menampung, mengapresiasikan, mengembangkan dan
menyalurkan segala potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik sebagai usaha untuk
meningkatkan kreatifitas, pengalaman, dan disipin, serta daya juang siswadalam menguasai dan
mengimbangi perkembangan IPTEK untuk dapat bersaing pada era globalisasi.
Oleh karena itu, program kegiatan ekstrakurikuler KIR yang telah disusun dan direncanakan
diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam pelaksanaan kegiatan dan penyusunan program kerja
mendatang. Besar harapan kami agar program kerja yang telah disusun dan direncanakan ini
mendapatkan dukungan dari segi materi ataupun non materi dari berbagai pihak sehingga program
kerja yang telah direncanakan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan petunjuk-Nya, serta selalu memberikan
kelancaran dalam setiap pelaksanaan program yang telah disusun dan direncanakan ini sehingga dapat
terlaksana serta berjalan dengan baik dan lancar serta memberi manfaat pada kita semua..Amien.

Anda mungkin juga menyukai