Anda di halaman 1dari 9

1.

Membentuk tim dan memilih proses


a. Lingkup proses pelayanan yang akan diteliti:
Proses penulisan resep obat di Rumah Sakit Umum GMIM Kalooran Amurang

b. Tujuan tim FMEA:


- Mengenali kemungkinan kegagalan/kesalahan pada setiap proses penulisan resep
- Melakukan perubahan prosedur terkait kemungkinan kegagalan/kesalahan
- Melakukan penilaian, analisis dan menyusun rekomendasi perbaikan terhadap
prosedur pelaksanaan penulisan resep obat

c. Tanggung jawab tim:


- Melakukan analisis
- Menyusun rekomendasi perbaikan
- Melaksanakan perbaikan prosedur

d. Tim FMEA, yaitu:


Ketua : dr. Ridel Torar
Anggota : Hanna Rotikan, S. Si Apt
Novita Runtuwene, Amd. Kep
Meriam Lampi, Amd. Kep
Rima S. Tumbel

e. Anggota tim FMEA mewakili unit-unit/disiplin keilmuan:


- Dokter
- Perawat
- Apoteker / Petugas Farmasi

f. Anggota tim meliputi:


- Individu yang terkait langsung dengan proses
- Individu yang kritikal diperlukan untuk penerapan perubahan
- Pimpinan yang berpengetahuan, dihargai dan kredibel
- Individu yang mempunyai kewenangan pengambilan keputusan
- Individu dengan pengetahuan luas

FMEA RSU GMIM KALOORAN AMURANG 1


Alur proses dan sub proses yang dipilih:

PROSES
1. Dokter 2. Dokter 3. Penulisan 4. Penyerahan 5. Pelayanan Resep di Farmasi
Menegakkan Menentukan Resep Resep ke Farmasi
Diagnosis Terapi
SUB-PROSES
a. Anamnesis a. Menulis terapi a. Menulis a. Dokter a. Petugas 1: Skrining Resep, pemberian harga
di berkas rekam terapi di kertas menyerahkan
medis resep resep ke pasien
(rawat jalan)
b. Pemeriksaan b. Pemilihan obat b. Menulis b. Dokter b. Petugas 2: Pemberian Lebel (etiketing), skrining
fisik identitas pasien menyerahkan resep
di kertas resep resep ke perawat
(rawat inap)

c. Pemeriksaan c. Pemilihan cara c. Petugas 3: Penyiapan/Pengambilan/Peracikan


FMEA RSU GMIM KALOORAN AMURANG

penunjang pemberian obat obat, skrining resep


d. Petugas 4: Skrining resep, KIE ke pasien,
penyerahan obat
2
2. Menentukan kegagalan potensial dan dampaknya, menghitung skala
prioritas kegagalan

Untuk menghitung skala prioritas kegagalan, perlu menetapkan lebih dahulu 4 hal
dibawah ini yaitu:

1. Menetapkan dampak dan tingkat kefatalan (Severity)


Caranya dengan menetapkan kriteria dampak yang mungkin terjadi dengan
memberikan nilai skor dan definisinya seperti contoh di bawah ini:

Skor Dampak Definisi

1 Dampak Tidak akan disadari oleh orang yang mengalami dan


sangat tidak mengalami proses
minor

2 Dampak Akan dapat mempengaruhi orang yang mengalami dan


sedikit akan sedikit berpengaruh pada proses
minor

3 Dampak Dapat mempengaruhi orang yang mengalami dan akan


Minor sedikit berpengaruh pada proses

4 Dampak Dapat berpengaruh pada orang yang mengalami


agak menyebabkan dampak cukup serius pada proses
moderat

5 Dampak Dapat berpengaruh pada orang yang mengalami


moderat menyebabkan dampak serius pada proses

6 Cedera Akan berpengaruh pada orang dan menyababkan


Ringan dampak serius pada proses

7 Cedera Akan mengakibatkan cedera cukup serius pada orang


cukup berat dan menyababkan dampak serius pada proses

8 Cedera Akan mengakibatkan cedera serius pada orang dan


Berat menyababkan dampak serius pada proses

9 Cedera Akan mengakibatkan cedera serius pada orang dan


sangat berat menyababkan dampak sangat serius pada proses

10 Bencana, Sangat berbahaya; kegagalan akan menyebabkan


cacat kematian pada orang yang dilayani dan menyebabkan
seumur dampak serius pada proses
hidup/
meninggal

FMEA RSU GMIM KALOORAN AMURANG 3


2. Menetapkan tingkat kemungkinan terjadi (Occurance)
Caranya dengan mengkategorikan dengan skor kemungkinan kejadian dan
mendefinisikan seperti contoh di bawah ini.

Skor Deskripsi Kemungkina Definisi


n
1 Sangat Jarang 1 dalam Tidak ada atau sangat tidak mungkin
10.000 kondisi akan terjadi
2 Jarang 1 dalam 8.000 Hampi Mungkin tapi tidak diketahui
datanya; kondisi terjadi dalam kasus
terisolasi, tetapi kemungkinanya
rendah
3 Kemungkinan 1 dalam 5.000 Mungkin tapi tidak diketahui
rendah datanya; kondisi terjadi dalam kasus
terisolasi, tetapi kemungkinanya
rendah
4 Kemungkinan 1 dalam 1000 Didokumentasikan, tetapi sedang;
sedang kondisi tersebut memiliki
kemunmgkinan cukup besar terjadi
5 Kemungkinan 1 dalam 200 Didokumentasikan, tetapi jarang;
moderat kondisi tersebut memiliki
kemunmgkinan cukup besar terjadi

3. Menetapkan kemampuan deteksi dari kemampuan sistem yang ada


(Detectability)
Caranya dengan mengkategorikan dengan skor kemungkinan terdeteksinya
kejadian dan mendefinisikan seperti contoh di bawah ini.

Skor Deskripsi Kemungkinan Definisi


1 Pasti terdeteksi 10 dari 10 Selalu terdeteksi dengan segera
2 Hampir 8 dari 10 Hampir selalu terdeteksi
terdeteksi
3 Kemungkinan 7 dari 10 Mungkin terdeteksi
rendah
4 Kemungkinan 6 dari 10 Mungkin akan terdeteksi
cukup

FMEA RSU GMIM KALOORAN AMURANG 4


5 Kemungkinan 5 dari 10 Kemungkinan sedang terdeteksi
moderat
6 Kemungkinan 3 dari 10 Hampir tidak akan terdeteksi dengan
cukup tinggi mudah
7 Kemungkinan 2 dari 10 Tidak akan terdeteksi dengan mudah
tinggi
8 Tinggi 1 dari 10 Tidak akan terdeteksi dengan sangat
mudah
9 Hampir pasti Tidak mungkin terdeteksi tanpa
tidak upaya serius
0 dari 10
terdeteksi
10 Tidak ada Ø Tidak ada mekanisme deteksi atau
upaya deteksi proses baru

4. Menghitung skala prioritas (Risk Priority Number)


Caranya dengan menggunakan rumus sbb:

RPN = Severity (S) X Occurance (O) X Detection (D)

FMEA RSU GMIM KALOORAN AMURANG 5


Kegagalan potensial dan dampaknya:
No Sub-Proses Failure Mode Effect of Failure S O D RPN
1 2a. Dokter menulis terapi di berkas Tulisan tidak terbaca Salah pemberian 2 2 2 8
rekam medis terapi/obat pada pasien
Tulisan tidak lengkap (dosis, obat, Salah pemberian 2 2 2 8
frekuensi pemberian) terapi/obat pada pasien
2 2b. Pemilihan Obat Pemberian obat diluar formularium Pasien mendapatkan 2 2 2 8
rumah sakit terapi/pengobatan yang
tidak terstandarisasi
3 3a. Dokter menulis terapi di kertas Tulisan tidak terbaca Salah pemberian 4 4 4 64
resep terapi/obat pada pasien
Tulisan tidak lengkap (dosis, obat, Salah pemberian 4 2 2 16
frekuensi pemberian) terapi/obat pada pasien
Salah menulis obat Salah pemberian 4 2 3 24
terapi/obat pada pasien
Salah menulis dosis obat Pasien mendapatkan dosis 3 2 2 12
obat tidak sesuai
Salah menulis sediaan obat Pasien mendapatkan 3 2 2 12
FMEA RSU GMIM KALOORAN AMURANG

sediaan obat tidak sesuai


4 3b. Dokter menulis identitas pasien di Salah menulis identitas pasien di kertas Salah pemberian 3 3 5 45
kertas resep resep terapi/obat pada pasien
5 5c. Penyiapan/Pengambilan/Peracikan Salah penyiapan/pengambilan/peracikan Salah pemberian 2 2 2 8
obat oleh petugas farmasi obat terapi/obat pada pasien
6 5d. KIE pada pasien oleh petugas Tidak optimal dalam penyampaian KIE Pasien konsumsi obat 2 5 2 20
farmasi tidak sesuai instruksi
dokter
Tidak sempat memberikan KIE Pasien konsumsi obat 2 5 2 20
tidak sesuai instruksi
dokter
6
3. Analisa akar penyebab masalah dan rencana tindak lanjut

Failure New
No Sub-Proses Potensial Causes S O D RPN Recommendation Action S O D
Mode RPN
1 3a. Dokter Tulisan tidak Dokter terburu-buru 4 4 4 64 Perawat membaca ulang 1 2 2 4
menulis terapi di terbaca resep dan disesuaikan
kertas resep dengan berkas rekam
medis
Tulisan memang jelek Perawat langsung
konfirmasi dengan dokter
jika resep tidak
terbaca/tidak jelas
Dokter menulis resep Dilarang penggunaan
sambil main gadget gadget saat tugas jaga
(Telponan, game, online,
dll)
Salah Dokter terburu-buru 4 2 3 24 Dokter harus membaca 1 1 1 1
menulis jenis ulang resep dan
FMEA RSU GMIM KALOORAN AMURANG

obat disesuaikan pada berkas


rekam medis
Dokter tidak membaca Perawat membaca ulang
ulang resep dan resep dan disesuaikan
disesuaikan di berkas dengan berkas rekam
rekam medis medis
Perawat langsung
konfirmasi dengan dokter
jika resep tidak
terbaca/tidak jelas
2 Dokter terburu-buru 3 3 5 45 2 1 2 4
7
3b. Dokter Salah Pasien yang dilayani Perawat membaca ulang
menulis identitas menulis banyak resep dan disesuaikan
pasien di kertas identitas dengan berkas rekam
resep pasien di medis
kertas resep
3 5d. KIE pada Tidak Petugas farmasi tidak 2 5 2 20 Diadakan/ikut pelatihan 1 1 1 1
pasien oleh optimal mengerti interpretasi khusus petugas farmasi
petugas farmasi dalam resep
penyampaian Pasien yang dilayani
KIE banyak
Tidak Pasien yang dilayani 2 5 2 20 Penambahan petugas 1 1 1 1
sempat banyak farmasi dengan
memberikan Kurangnya jumlah kompetensi yang sesuai
KIE petugas farmasi
FMEA RSU GMIM KALOORAN AMURANG
8
4. Melakukan desain ulang proses

Dokter menegakkan • Anamnesis


diagnosis • Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang

Dokter menentukan
• Menulis terapi di berkas rekam medis
terapi
• Pemilihan obat

• Perawat cek/baca ulang resep: Identitas pasien, jenis obat, dosis obat,
cara pemberian, frekuensi pemberian, indikasi obat, dokumentasi
Penulisan resep • Perawat sesuaikan resep pada berkas rekam medis
• Perawat langsung konfirmasi ke dokter jika resep tidak terbaca/tidak
jelas/tidak lengkap
FMEA RSU GMIM KALOORAN AMURANG

Penyerahan resep • Pasien/keluarga pasien membawa resep ke farmasi


ke farmasi (rawat jalan)
• Perawat membawa resep ke farmasi (rawat inap)

Pelayanan resep di • Pelatihan/training khusus petugas farmasi


farmasi • Penambahan petugas farmasi dengan kompetensi yang sesuai
9

Anda mungkin juga menyukai