Anda di halaman 1dari 32

BAB 1

HADITS TENTANG PENTINGNYA ILMU, MENCARI ILMU DAN MENGAJARKAN ILMU

Kerangka Pembelajaran

Kompetensi Dasar

Memahami Tentang pentingnya ilmu, mencari ilmu dan mengajarkan


ilmu

Indikator Pencapaian Hasil Belajar

 Melafal kan Hadits dengan fasih

 Menyebutkan arti Hadits dengan benar

 Menyebutkan isi kandungan Hadits

 Hafal Hadits beserta artinya dengan baik

 Menunjukan perilaku yang mencerminkan isi hadits

1. Hadits Tentang Pentingnya Ilmu, mencari Ilmu dan


mengajarkan Ilmu
‫سلَّ َم ُك ُّل َم ْو ْلو ٍد يُ ْولَدُ َعلَى ْال ِف ْ‬
‫ط َرةِ فَأَبَ َواهُ يُ َه َو ِِدَا ِن ِه‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫قَا َل َر ُ‬
‫س ْو ُل هللاِ َ‬
‫سانِ ِه (رواه الطبرانى والبيهقى )‬ ‫َص َرانِ ِه َويُ َم ِج َ‬ ‫َويُن ِ‬
‫‪a.‬‬ ‫‪Arti Kata-Kata‬‬

‫قَ َ‬
‫ال‬
‫‪Bersabda‬‬ ‫=‬

‫‪Rasulullah‬‬ ‫=‬
‫س ْو ُل هللاِ‬
‫َر ُ‬

‫ُك ُّل َم ْولُ ْو ٍد‬


‫‪Setiap anak Terlahir‬‬ ‫=‬

‫يُ ْولَد ُ‬
‫‪dilahirkan‬‬ ‫=‬

‫َعلَى ْال ِف ْ‬
‫ط َر ِة‬
‫‪Keadaan suci‬‬ ‫=‬

‫‪Maka kedua orang tua‬‬ ‫=‬


‫فَأ َ َب َواهُ‬

‫يُ َه ِودَانِ ِه‬


‫‪Menjadikan yahudi‬‬ ‫=‬

‫َص َرانِ ِه‬


‫َويُن ِ‬
‫‪Menjadikan Nashrani‬‬ ‫=‬

‫‪Menjadikan Majusi‬‬ ‫=‬ ‫سا ِن ِه‬


‫َويُ َم ِج َ‬
b. Terjemah

Telah bersabda Rasulullah SAW : Setiap anak terlahir dalam(keadaan) suci, maka kedua orang tuanyalah
yang menjadikannya yahudi,nashrani dan majusi…(H.R.Thobroni dan Baihaqi)

c. Pokok-Pokok isi kandungan hadits

Hadits ini menunjukan bahwa pentingnya Ilmu, Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia ketika
dilahirkan dalam keadaan bodoh,tidak mengetahui apa-apa, tidak bisa bicara dan lain sebagainya selain
menangis. Sedangkan tugas manusia di dunia ini adalah sebagai khalifah tugas yang sangat berat dari
Allah SWT yaitu untuk melestarikan, mema’murkan dan mengambil manfaat dari semua makhluk-
nya.oleh karena itu manusia harus cerdas, pinter, memiliki ilmu yang sangat tinggi untuk bisa
menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini. Dalam hadits ini Rasulullah SAW menjelaskan
bahwa manusia yang lahir dalam keadaan suci, mempunyai potensi,mempunyai karakter maka kedua
orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi manusia yang berkualitas tinggi atau menjadi
manusia berkualitas rendah. Dengan adanya Ilmu, pendidikan dari orang tua baik secara langsung
maupun tidak langsung anak bisa berbicara, bisa menghitung, membaca, bekerja dan lain sebagainya.
Selain dari itu kita sudah mengetahui bahwa maju mundurnya, tinggi dan rendahnya martabat
seseorang tergantung kepada ilmunya, amal perbuatan dan akhlaknya. Tidak akan ada perbuatan kalau
tidak ada ilmunya, kalaulah manusia memaksakan diri untuk bekerja, beramal apapun tanpa mengetahui
ilmunya pasti akan gagal.Ibnu Ruslan mengatakan “ Barang siapa yang beramal tidak memakai ilmunya
pasti amalnya di tolak tidak diterima”.itulah pentinganya manusia harus memiliki ilmu baik ilmu agama
maupun ilmu pengetahuan umum. Allah SWT dan Rasulnya telah mewajibkan kepada kita semua agar
mencari ilmu supaya menjadi manusia yang cerdas,pinter dan mengerti untuk bisa meraih kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat.

2. Sabda Nabi SAW :

‫ب ْال ِع ْل ِم‬
َ َ‫طل‬
َ ‫الصي ِْن فَإِ َّن‬ ْ ُ ‫سلَّ َم أ‬
ِ ‫طلُبُ ْوا ْال ِع ْل َم َولَ ْو ِب‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫قَا َل َر‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬
)‫علَى ُك ِل ُم ْس ِل ٍم (رواه ابن عبد البر‬ َ ٌ ‫ضة‬ َ ‫فَ ِر ْي‬
a. Arti Kata-Kata

Bersabda =
‫قال‬
Rasulullah =
‫رسول هللا‬
Carilah ilmu =

‫اطلبواا لعلم‬
Walaupun di Negara cina =
‫ولوبا لصين‬
Maka sesungguhnya mencari ilmu =
‫فان طلب العلم‬
Wajib =

Kepada seluruh umat islam = ‫فريضة‬


‫على كل مسلم‬
b. Terjemah

Rasulullah SAW Bersabda : Carilah Ilmu walaupun di Negara cina maka sesungguhnya mencari ilmu itu
hukumnya wajib bagi semua umat islam.

c. Pokok-Pokok isi kandungan hadits

Hadits ini menunjukan tentang wajibnya mencari Ilmu seumur hidup karena Ilmu tidak ada batasnya.
Selagi manusia masih hidup di dunia diwajibkan untuk mencari ilmu, walaupun ilmu itu adanya di negeri
cina kita wajib untuk mencarinya.

Imam syafi’I r.a mengatakan:

‫َم ْن أ َ َرادَالدُ ْن َيافَعَلَ ْي ِه ِب ْال ِع ِلم َو َم ْن أَ َرادَاأل َ ِخ َرةَ فَعَلَ ْي ِه ِب ْال ِع ْل ِم‬
Artinya: Barang isapa yang mengharapkan kebahagian hidup di dunia maka harus mengetahui ilmunya,
dan barang siapa yang mengharapkan kebahagian di akhirat maka harus mengetahui ilmunya.

Kita sebagai umat islam wajib hukumnya mencari ilmu untuk mencapai kebahagian hidup di dunia dan
akhirat.

Sebahagian ulama mengatakan:

ُ ‫اَ ْل ِْ ِع ْل ُم نُ ْو ٌر َو ْال َج ْه ُل‬


‫ظالَ ٌم‬
Artinya: Ilmu bagaikan laksana sebuah cahaya, kebodoan bagaikan laksana sebuah kegelapan.

Ilmu di ibaratkan laksana sebuah cahaya, karena ilmu bisa menerangi hati

dan pikiran manusia, jadi dengan ilmu kita bisa mengetahui apa-apa, yang tadinya kita tidak bisa menulis
jadi bisa, tidak bisa membaca jadi bisa, tidak bisa menghitung jadi bisa menghitung, tidak tau apa-apa
jadi tau dan lain sebagainya. Kebodoan di ibaratkan laksana sebuah kegelapan, karena menggelapkan
hati dan pikiran manusia. Hidup manusia tidak terarah, tidak mengetahui halal dan haram karena bodo.
Oleh karena itu mari mengeroksi diri kita masing-masing sudah sejauh mana ilmu yang kita miliki,
terutama ilmu agama untuk melaksanakan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Untuk
menghasilkan kebahagian di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu sangatlah penting bagi kita untuk
datang ke majlis ilmu, agar supaya kita setiap hari bertambah ilmu, dengan ilmu yang kita miliki kita bisa
meraih derajat yang tinggi dan mencapai kebahagian di dunia dan di akhirat.

3. Hadits tentag mengajarkan ilmu

‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ُ‫ع ْنه‬
َ ِ ‫ع ِن النَّبِي‬ َ ُ‫ي هللا‬
َ ‫ض‬ ِ ‫عفَّانَ َر‬ َ ‫عثْ َمانَ اب ُْن‬ ُ ‫ع ْن‬
َ
)‫علَّ َمهُ (رواه البخاري والترمدي‬ َ ‫ َخي ُْر ُك ْم َم ْن تَ َعلَّ َم ْالقُ ْرﺁنَ َو‬:‫قَا َل‬

a. Arti Kata-Kata

Dari =
‫عن‬
Dari Nabi =
‫عن النبي‬
Bersabda = ‫قال‬
Sebaik-baik kalian =
‫خيركم‬

Orang yang belajar Al-Qur’an =


‫من تعلم القرأن‬
Dan mengajarkannya = ‫وعلمه‬
b. Terjemah

Dari Utsman r.a dari Nabi SAW bersabda: Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan
mengajarkannya.

c. Pokok-Pokok isi kandungan hadits

Dalam hadits ini , terdapat dua amalan yang dapat membuat seorang muslim menjadi yang terbaik di
antara saudara-saudaranya sesama muslim lainnya, yaitu belajar Al-Qur’an dan mengajarkan Al-
Qur’an.Tentu, baik belajar ataupun mengajar yang dapat membuat seseorang menjadi yang terbaik di
sini, tidak bisa lepas dari keutamaan Al-Qur’an itu sendiri. Al-Qur’an adalah kalam Allah, firman-firman-
Nya yang di turunkan kepada Nabi-Nya melalui pelantara Malaikat Jibril Alaihissalam. Al-Qur’an adalah
sumber pertama dan acuan utama dalam ajaran islam. Karena keutamaan yang tinggi inilah, yang
membuat Abu Abdirrahman As-sulami salah seorang yang meriwayatkan hadits ini rela belajar dan
mengajarkan Al-Qur’an sejak zaman Utsman bin Affan hingga masa Al-Hajaj bin yusuf Ats-Tsaqafi.
Maksud belajar Al-Qur’an di sini, yaitu mempelajari cara membaca Al-Qur’an. Bukan mempelajari tafsir
Al-Qur’an, asbabun nuzulnya, nasikh mansukhnya, balaghahnya, atau ilmu-ilmu lain dalam ulumul
Qur’an. Meskipun ilmu-ilmu Al-Qur’an ini juga penting di pelajari, namun hadits ini menyebutkan bahwa
mempelajari Al-Qur’an adalah lebih utama. Mempelajari Al-Qur’an adalah belajar membaca Al-Qur’an
dengan di sertai hukum tajwidnya, agar dapat membaca Al-Qur’an secara tartil dan benar seperti ketika
Al-Qur’an di turunkan, karena belajar ilmu tajwid itu hukumnya wajib, begitu pula Allah dan Rasulnya
sangat menyukai seorang muslim yang pandai membaca Al-Qur’an beserta ilmu tajwidnya.

Adapun maksud dari mengajarkan Al-Qur’an, yaitu mengajari orang lain cara membaca Al-Qur’an yang
benar berdasarkan hukum tajwidnya. Sekiranya mengajarkan ilmu-ilmu lain secara umum atau
menyampaikan sebagian ilmu yang di miliki kepada orang lain adalah perbuatan mulia dan
mendapatkan pahala dari Allah SWT, tentu mengajarkan Al-Qur’an lebih utama. Bahkan ketika sufyan
Ats-tsauri ditanya, mana yang lebih utama antara berjihad di jalan Allah dan mengajarkan Al-Qur’an, dia
mengatakan bahwa mengajarkan Al-Qur’an lebih utama.

Namun demikian, meskipun orang yang belajar Al-Qur’an adalah sebaik-baik orang muslim dan
mengajarkan Al-Qur’an kepada orang lain juga sebaik-baik orang muslim,tentu akan lebih baik dan
utama lagi jika orang tersebut menggabungkan keduanya. Maksudnya, orang tersebut belajar cara
membaca Al-Qur’an sekaligus mengajarkan kepada orang lain apa yang telah dipelajarinya. Dan , dari
hadits ini juga dapat di pahami, bahwa orang yang mengajar Al-Qur’an harus mengalami fase belajar
terlebih dahulu. Dia harus sudah pernah belajar membaca Al-Qur’an sebelumnya. Sebab, orang yang
belum pernah belajar membaca Al-Qur’an, tetapi dia berani mengajarkan Al-Qur’an kepada orang lain,
maka apa yang di ajarkannya akan banyak kesalahan. Karena dia mengajarkan sesuatu yang tidak di
kuasai ilmunya.

Uji Kompetensi
1. Manusia ketika di lahirkan dalam keadaan………………………………………….

2. Tugas manusia di dunia ini sebagai………………………………………………………

3. ‫كل مولود‬ artinya………………………………………………………………………………….

4. ‫على الفطره‬ artinya……………………………………………………………………………..

5. mencari ilmu bagi setiap muslim hukumnya……………………………………….

6. ‫بالعلم‬.......................................................‫من أرادالدنيا‬
7. Ilmu bagaikan laksana sebuah…………………………………………………………….

8. kebodoan bagaikan laksana sebuah……………………………………………………

9. Sebagian amalan yang dapat membuat seorang muslim menjadi yang


Terbaik diantara yang lainnya adalah………………………………………………..

10. ‫خيركم من تعلم القرأن وعلمه‬artinya……………………………………………….

TUGAS
Tulislah hadits tentang mengajarkan ilmu beserta artinya !

Hapalkanlah hadits pentingnya ilmu,mencari ilmu dan mengajarkan ilmu

Dengan benar dan fasih !

Biasakanlah membaca Al-Qur’an dan mengajarkan Al-Qur’an kepada oaring lain !

HADITS TENTANG SALAM DAN BERJABAT TANGAN

Kerangka pembelajaran

Kompetensi Dasar
Memahami pokok-pokok isi kandungan hadits tentang salam dan
berjabat tangan

Indikator Pencapaian hasil Belajar

 Melafal hadits dengan fasih

 Menyebutkan kata-kata hadits dengan benar

 Hafal hadits beserta artinya dengan lancar

 Menunjukan perilaku yang mencerminkan isi hadits


tentang pentingnya salam dan berjabat tangan

1. Hadits Tentang Salam dan berjabat tangan

:‫سلَّ َم‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫سأ َ َل َر‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ َ ً‫ي هللاُ َع ْن ُه َماأ َ َّن َر ُجال‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ور‬َ ‫ع َم َر‬ُ ‫َو َع ْن َع ْب ِد هللاِ ب ِْن‬
‫ف‬ْ ‫ت َو َم ْن لَّ ْم ت َ ْع ِر‬
َ ‫سالَ ُم َعلَى َم ْن َع َر ْف‬َّ ‫ام َوت ُ ْق ِرأُال‬ َّ ‫ط ِع ُم‬
َ َ‫الطع‬ ْ ُ ‫ت‬:‫اإل ْسالَ ُم َخي ٌْر ؟ قَا َل‬
ِ ‫ي‬ ُّ َ ‫أ‬
)‫(متفق عليه‬
a. Arti kata-kata

Dari =
‫عن‬
Seorang lelaki =
‫أن رجال‬
Bertanya =

Rasulullah = ‫سأل‬
Apakah yang terbaik di dalam islam=
‫رسول هللا‬
Bersabda =
‫أي اإلسالم خير‬
Memberi makanan = Memberi
salam =
‫قال‬
Terhadap orang yang kau kenal =
‫تطعم الطعام‬
Atau tidak kau kenal =

‫وتقرأالسالم‬
‫على من عرفت‬
‫ومن لم تعرف‬
b. Terjemah

Abdullah bin Amru r.a berkata: Seorang bertanya kepada Nabi SAW : apakah yang terbaik di dalam islam
? jawab Nabi : member makanan dan member salam terhadap orang yang kau kenal atau tidak kau
kenal. (Buchary, muslim)

c. Pokok-Pokok isi kandungan hadits

Dalam hadits ini Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita agar mempunyai sifat social sesama umat
muslim yaitu memberikan makanan

Dalam bentuk sadaqah. Juga Rasulullah menganjurkan kepada kita supaya membiasakan membacakan
salam kepada sesama muslim atau non muslim baik yang kau kenal atau yang tidak kau kenal. Salam
bukan sekedar ungkapan kasih sayang, tetapi memberikan juga alasan dan logika kasih sayang yang di
wujudkan dalam bentuk do’a pengharapan agar anda selamat dari segala macam duka-derita. Tidak
seperti kebiasaan orang arab yang mendo’akan untuk tetap hidup, tetapi salam mendo’akan agar hidup
dengan penuh kebaikan. Salam mengingatkan kita bahwa kita semua bergantung kepada Allah SWT. Tak
satupun makhluk yang bisa mencelakai atau memberikan manfaat kepada siapa pun juga tanpa
perkenan Allah SWT. Jadi jika kita memahami hadits ini saja, sudahlah cukup untuk memperbaiki semua
umat muslim. Karena itu Rasulullah Muhammad SAW sangat menekankan penyebaran pengucapan
salam antar sesama muslim baik yang kau kenal atau yang tidak kau kenal dan beliau menyebutnya
sebagai perbuatan baik yang paling utama diantara perbuatan-perbuatan baik yang anda kerjakan.
Selanjutnya Rasulullah SAW memberikan arahan member salam bahwa :

 Orang yang berkendaraan harus memberi salam kepada pejalan kaki

 Orang yang berjalan kaki harus member salam kepada yang duduk

 Kelompokyang lebih sedikit harus memberi salam kepada kelompok yang lebih banyak jumlahnya
 Yang meninggalkan tempat harus memberi salam kepada yang di tinggal

 Ketika pergi meninggalkan atau pulang ke rumah, ucapkanlah salam meski tak seorangpun ada di
rumah (malaikat yang akan menjawab)

 Jika bertemu berulang-ulang maka ucapkan salam setiapkali bertemu.

Disamping harus memberi salam, kita juga harus menjawab salam kepada setiap orang yang memberi
salam kepada kita, baik yang kau kenal maupun yang tidak kau kenal. sebagimana firman Allah dalam Al-
Qur’an Surat An-Nisa Ayat 86:

)86 َ ‫سنَ ِم ْن َهاأ َ ْو ُرد ُّْوهَاإِ َّن هللاَ َعلَى ُك ِل‬


: ‫ش ْيءٍ َح ِس ْيبًا (النساء‬ َ ‫َو ِإذَا ُح ِي ْيت ُ ْم بِت َ ِحيَّ ٍة فَ َحي ُّْوا ِبأ َ ْح‬
Artinya: Apabila kamu di hormati dengan suatu penghormatan maka balaslah dengan penghormatan
yang lebih baik, atau balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah akan memperhitungkan setiap
yang kamu kerjakan.

Demikianlah Allah SWT memerintahkan agar seseorang membalas dengan ucapan yang setara atau yang
lebih baik. Hal ini telah di contohkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana yang disebutkan oleh ibnu jarir
dan ibnu Abi Hathim. Suatu hari ketika Rasulullah SAW sedang duduk bersama para sahabatny,
seseorang datang dan mengucapkan, “Assalaamu’alaikum.” Maka Rasulullah SAW pun membalas
dengan ucapan “Wa’alaikum salaam wa rahmah.” Orang kedua datang dengan mengucapkan
“Assalaamu’alaikum wa rahmatullah.” Maka Rasulullah SAW membalas dengan, “Wa’alaikum salaam wa
rahmatullah wabarakatuh.” Ketika orang ketiga datang dan mengucapkan, “Assalaamu’alaikum wa
rahmatullah wabarakatuh.” Rasulullah SAW menjawab: “Wa’alaika.” Orang ketiga pun terpanjat dan
bertanya, namun tetap dengan kerendah-hatian, “Wahai Rasulullah, ketika mereka mengucapkan salam
yang ringkas kepadamu, Engkau membalas dengan salam yang lebih baik kalimatnya. Sedang aku
memberi salam yang lengkap kepadamu, aku terkejut Engkau membalasku dengan sangat singkat hanya
dengan, “Wa’alaika.” Rasulullah SAW menjawab, “ engkau sama sekali tidak menyisakan ruang bagiku
untuk yang lebih baik. Karena itulah aku membalasmu dengan ucapan yang sama sebagaimana yang
dijabarkan Allah didalam Al-Qur’an.”

Dengan demikian kita bisa mengambil kesimpulan bahwa, membalas salam dengan tiga frasa (anak
kalimat) itu hukumnya sunnah, yaitu cara yang di lakukan Nabi Muhammad SAW.
Kebijaksanaan membatasi salam denga tiga frasa ini karena salam dimaksudkan sebagai komunikasi
ringkas bukannya pembicaraan panjang.

Hadits berjabat tangan

Sabda Nabi SAW:

ِ ‫ َم‬:‫سلَّ َم‬
‫ام ْن ُّم ْس ِل َمي ِْن‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ُ ‫قَا َل َر‬:‫ي هللاُ َع ْنهُ قَا َل‬ َ ‫ض‬ ِ ‫َو َع ِن ْال َب َر‬
ِ ‫اء َر‬
)‫ (رواه ابوداود‬.‫غ ِف َرلَ ُه َماقَ ْب َل أ َ ْن يَّتَفَ َّرقَا‬ ُ َّ‫ان ِإال‬
ِ ‫صافَ َح‬ ِ ‫َي ْلت َ ِق َي‬
َ َ ‫ان فَ َيت‬
a. Arti kata-kata

‫وعن‬
Dari =

‫قال‬
Bersabda =

‫رسول هللا‬
Rasulullah =

‫مامن مسلمين‬
Tiada dua orang muslim =

‫يلتقيان‬
Bertemu =

‫فيتصا فحان‬
Berjabat tangan =

‫االغفرلهما‬
Melainkan diampunkan dosa keduanya =

Sebelum berpisah = ‫قبل ان يتفرقا‬


b. Terjemah

Al-Barra’ r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: Tiada dua orang muslim yang bertemu lalu berjabat
tangan, melainkan diampunkan dosa keduanya sebelum berpisah. (Abu Dawud).

c. Pokok-pokok isi kandungan hadits


Dalam hadits ini Rasulullah SAW memberikan sebuah contoh yang sangat baik, ketika kita bertemu
dengan seseorang yang muslim atau yang non muslim, disamping kita memberikan salam di anjurkan
pula untuk berjabat tangan karena pahalanya sangat besar Allah akan mengampuni dosa kita. berjabat
tangan artinya: meletakan telapak tangan pada telapak tangan orang lain, akan tetapi berjabat tangan
disini yang hukumnya sunnah yaitu berjabat tangan antara sesama laki-laki atau sesama wanita,
sedangkan berjabat tangan lelaki bersama wanita yang bukan muhrimnya hukumnya haram.

Adapun hikmah dan keutamaan berjabat tangan adalah:

1. Terampuninya dosa, sebagaimana hadits yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW

2. Menimbulkan rasa cinta antara orang yang saling bersalaman

3. Menimbulkan ketenangan jiwa

4. Menghilangkan kebencian dalam hati

5. Berjabat tangan merupakan ciri orang-orang yang hatinya lembut

Untuk itu kita sebagai umat muslim biasakanlah mengucapkan salam dan berjabat tangan agar kita
selamanya ada dalam lindungan dan magfirrahnya Allah SWT. Orang yang senantiasa membiasakan
mengucapkan salam dan berjabat tangan hidupnya akan tentram,tenang,damai,mulia dan selamat di
dunia dan akhirat. Karena salam mempunyai arti untuk keselamatan, kedamaian,ketentraman dan
ketenangan.

Uji Kompetensi
Isilah dengan jawaban yang benar !
1. Pekerjaan yang terbaik di dalam islam adalah…………………………………….

2. Orang yang berkendaraan harus memberikan salam


kepada………………………………………………………………………………………………..

3. Yang meninggalkan tempat harus memberika salam


kepada…………………………………………………………………………………………………

4. ‫ السالم عليكم‬artinya……………………………………………………………………………
5. ‫ اي االسالم خير‬artinya……………………………………………………………………….
6. Menjawab salam hukumnya………………………………………………………………

7. ‫ واذاحييتم بتحية فحيواباحسن منها أوردوها‬potongan ayat Tersebut


Terdapat dalam surat………………………………………………………………………….

8. ‫ما من مسلمين‬artinya…………………………………………………………………………
9. Sebutkan salah satu keutamaan berjabat tangan…………………………………

10. Berjabat tangan artinya……………………………………………………………………….

Tugas
Tulislah hadits tentang salam beserta artinya

Hapalkanlah hadits tentang salam dengan fasih

Biasakanlah gemar mengucapkan salam dan berjabat tangan


Hadits Tentang kewajiban bertaqwa

Kerangka pembelajaran

Kompetensi Dasar

Memahami pokok-pokok isi kandungan hadits tentang kewajiban


bertaqwa

Indikator Pencapaian hasil Belajar

 Melafal hadits dengan fasih

 Menyebutkan kata-kata hadits dengan benar

 Hafal hadits beserta artinya dengan lancar

 Menunjukan perilaku yang mencerminkan isi hadits tentang

Kewajiban bertaqwa

1. Hadits Tentang Kewajiban bertaqwa

‫اتق هللا حيثما كنت‬: ‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫عن ابى در قال‬
)‫ (رواه التر مدي‬.‫واتبع السيئة الحسنة تمحها وخالق النا س بخلق حسن‬
a. Arti kata-kata
Bertaqwalah =
‫اتق‬
Dimana saja =
‫حيثما‬
Engkau berda = ‫كنت‬
Iringilah =
‫اتبع‬

Perbuatan buruk =
‫السيئة‬
Perbuatan baik = ‫الحسنة‬
Menghapus =
‫تمحها‬
Bergaulah =
‫خالق‬
Dengan akhlak = ‫بخلق‬
Yang baik =
‫حسن‬

b. Terjemahan

2. Dari Abi Dzar r.a Berkata, Rasulullah SAW bersabda, bertaqwalah kepada Allah di mana saja engkau
berada dan iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik tentu akan menghapusnya dan bergaulah
sesame manusia dengan akhlak yang baik (H.R.At. Turmudzi)

c. Pokok-pokok isi kandungan hadits

Taqwa adalah taat mengerjakan perintah Allah SWT dan meninggalkan larangan-Nya, dengan hati yang
ikhlas semata-mata mengharapkan keridhoan Allah SWT. Taqwa dapat membuat orang berkedudukan
mulia di sisi Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 13 :

)‫ (الحجرات‬....‫إن أكرمكم عند هللا أتقاكم‬....

Artinya : Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang

Yang paling bertaqwa diantara kalian.


Selanjutnya di dalam hadits ini, Nabi Muhammad SAW Menyuruh kita sebagai umatnya agar bertaqwa
kepada Allah SWT di manapunkita berada. Kemudian Nabi juga menyuruh agar segera mengiringi
keburukan dengan perbuatan baik. Dan bergaulah dengan manusia.

Hadits ini menunjukan bahwa bertaqwa kepada Allah tidak hanya beribadah kepada Allah saja, tetapi
harus berakhlak baik terhadap sesame manusia. Apalagi terlanjur berbuat keburukan segera
mengiringinya dengan perbuatan baik, sehingga keburukan itu dapat terhapus. Dapat kita simpulkan
bahwa perintah pertama dalam Hadits ini

Adalah bertaqwa kepada Allah SWT. Orang yang bertaqwa tidak memandang tempat ataupun waktu.
Dimanapun kita berada dan saat yang bagaimana pun kita tetap taat menjalankan perintah agama dan
meninggalkan larangannya.

Orang bertaqwa tidak hanya taat apabila berkumpul dengan orang lain, tetapi ia tetap taat,pada saat
berkumpul dengan orang lain dan pada saat sendirian. Baik dalam kedaan senang maupun dalam
keadaan susah. Di rumah atau dalam perjalanan, di negeri sendiri atau di negeri orang. Ia mentaati
perintah agama semata-mata hanya karena Allah, bukan karena manusia. Di manapun manusia berada,
Allah akan tetap melihat dan mengetahi. Orang yang berbuat jahat bersembunyi sendirian dan dalam
rumah yang terkunci atau rumah itu terletak di tengah hutan, niscaya Allah mengetahuinya. Itulah Nabi
menyuruh agar bertaqwa di manapun kita berada.

Perintah kedua adalah agar mengiringi perbuatan buruk dengan perbuatan baik. Ketika seseorang
terlanjur melakukan perbuatan buruk, segeralah ia menebusnya dengan perbuatan baik, karena
perbuatan buruk itu akan terhapus. Perbuatan buruk adalah perbuatan yang dilarang islam seperti
mengupat, mencela, membicarakan aib orang lain,menghina sesama kawan, mengolok-olokan, hasad,
dengki,iri hati dan lain-lain. Perbuatan-perbuatan seperti itu termasuk perbuatan dosa. Jika ia terlanjur
melakukannya, hendaklah segera minta maaf, kemudian bertaubat kepada Allah serta menebusnya
dengan perbuatan baik, seperti memberikan sedekah kepada fakir miskin, menolong orang lain,
mengembirakan hati orang lain dan lain-lain.

Dosa perbuatan buruk yang terlanjur di lakukan itu akan terhapus oleh pahala perbuatan baik yang kita
lakukan sesudahnya.

Perintah ketiga, yaitu agar bergaul dengan sesama manusia dengan akhlak yang mulia. Nabi kita
Muhammad SAW menyuruh umatnya agar bergaul sesama manusia dengan akhlak yang baik, karena
salah satu tugas beliau adalah menyempurnakan akhlak. Rasulullah SAW bersabda:

‫ انما‬:‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬,‫عن أبى هريرة رضي هللا عنه قال‬
) ‫ ( رواه البخا رى‬. ‫بعثت أل تمم مكا رم األ خال ق‬
Artinya : Dari Abu Hurairah R.A dari Nabi Muhammad SAW beliau Bersabda : “ Aku diutus hanyalah
untuk menyempurnakan Akhlak yang mulia. “ (H.R.Al Bukhari)

Akhlak terdiri dari empat bagian :

1. Akhlak kepada Allah

2. Akhlak terhadap sesama manusia

3. Akhlak terhadap diri sendiri

4. Akhlak terhadap mahluk lainnya.

Perintah Nabi untuk bergaul sesama manusia dengan akhlak yang baik adalah perintah yang bertujuan
menyempurnakan akhlak manusia terhadap sesama manusia.

Maksud bergaul dengan sesama manusia dengan akhlak yang baik bersikap dan bertingkah laku
menyenangkan, dan tidak menyakiti orang lain, misalnya: sopan santun,bermuka manis, tutur kata yang
halus menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, jujur, ramah tamah,suka menolong,
tidak sombong, tidak suka mengumpat dan mencela, tidak suka menjelekan orang lain, tidak suka
berburuk sangka, tidak suka berkelakuan kasar dan sebagainya.

d. KESIMPULAN

1. Taqwa harus di lakukan di manapun kita berada

2. Orang yang bertaqwa, taat beribadah kepada Allah dan berakhlak

Mulia terhadap sesama manusia.

3. Jika orang terlanjur melakukan perbuatan buruk, hendaklah segera

Mengiringinya dengan perbuatan baik.

4. Hendaklah kita bergaul sesama manusia dengan akhlak yang baik dan

Menghindarkan perbuatan yang dapat menyakitkan hati orang lain.

5. Nabi Muhammad SAW di utus oleh Allah SWT untuk

Menyempurnakan akhlak yang mulia


2. Sabda Nabi Muhammad SAW

‫ المسلم‬:‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬,‫عن حبيب ابن فراش رضي هللا عنه قال‬
)‫أ خوالمسلم الأفضل أحدكم االبالتقوى (رواه الطبرانى‬
a. Arti kata-kata

Dari ‫عن‬
Bersabda ‫قال‬
Rasulullah ‫رسول هللا‬
Kaum muslimin,orang-orang islam ‫أخوالمسلم‬
Saudara-saudara orang islam ‫الأفضل‬
Tidak ada kelebihan ‫أحدكم‬
Salah seorang kamu semua ‫االبالتقوى‬
Kecuali karena taqwa

b. Terjemah

Dari Habib bin Firasy R.A berkata, telah bersabda Rasulullah SAW : Kaum muslimin itu bersaudara tidak
ada kelebihan seseorang atas yang lain kecuali karena Taqwa (H.R.Thabrani)

c. pokok-pokok isi kandungan hadits

Hadits ini menerangkan bahwa orang muslim dengan orang muslim lainnya adalah bersaudara.tidak ada
kelebihan atas orang lain kecuali karena taqwanya.
Maksud sabda Nabi Muhammad SAW diatas adalah semua orang Islam itu bersudara, yang kaya, yang
miskin, yang pandai, yang bodoh, yang kuat, yang lemah, yang berpangkat maupun masyarakat biasa,
semua bersaudara. Karena tidak pantas apabila sesama orang muslim saling meremehkan dan
merendahkan, saling mengejek atau menghina. Sesama muslim harus hidup rukun, bersatu, tolong
menolong dan bantu membantu satu sama lain. Orang wajib menolong orang yang miskin, orang yang
pandai mengajar orang yang bodoh, sikuat membantu yang lemah, orang berpangkat dan penguasa
wajib melindungi rakyatnya. Apabila ada orang yang terkena musibah, yang lain segera menolong
mengatasi kesulitannya. Dengan cara seperti itu akan tercapai persaudaraan dan persatuan umat Islam.
Semua orang Islam mempunyai kedudukan yang sama, karena diciptakan Allah SWT dengan cara yang
sama dan mereka bersaudara. Tidak ada seorang muslim yang lebih utama dari muslim lainnya. Satu-
satunya hal yang membedakan keutamaan orang muslim ialah taqwa. Kepandaian,kekuatan,kekayaan,
Jabatan,pangkat dan kegagahan/kecantikan seseorang tidak dapat membuat seseorang menjadi utama
dan mulia.Yang menentukan kemulian seseorang adalah ketaqwaannya, sesuai firman Allah SWT

) ‫(الحجرات‬....‫إن أكرمكم عندهللا أتقاكم‬


:
Artinya “ Sesungguhnya (orang) yang paling mulia di hadapan Allah adalah (orang) yang paling taqwa di
antara kamu.” (QS.Al-Hujurat: 13)

Dengan firman Allah ini jelas bahwa ketaqwaan itu yang membuat seseorang lebih mulia menurut
pandangan Allah, makin tinggi derajat taqwa seseorang makin tinggi pula derajat kemuliannya di sisi
Allah SWT.

Orang yang lebih bertaqwa kepada Allah lebih mulia kedudukannya di sisi Allah dari pada orang kaya
yang tidak bertaqwa. Orang bodoh yang lebih bertaqwa lebih mulia dari pada orang pandai yang tidak
bertaqwa, orang miskin yang lebih bertaqwa lebih mulia di sisi Allah dari pada orang kaya,
berkedudukan dan berpangkat yang tidak bertaqwa.

Itulah sebabnya seseorang yang memiliki kelebihan kekayaan, kapandaian dan kekuatan tidak boleh
sombong dan tidak boleh menghina orang yang lemah dan rendah dan orang yang lemah itu lebih
utama dan mulia dari pada orang yang menghinanya, karena ia lebih bertaqwa terhadap Allah SWT.
Yang lebih mulia dan lebih utama lagi ialah orang pandai, kaya,berkedudukan dan gagah atau cantik
yang bertaqwa terhadap Allah SWT dan suka menolong orang-orang yang miskin dan rakyat kecil.

Pengertian Taqwa:
Taqwa ialah taat menjalankan perintah Allah SWT dan meninggalkan larangan-Nya dengan ikhlas,
semata-mata mengharapkan keridhoan Allah. Orang yang bertaqwa selalu menjalankan ajaran Islam. Ia
selalu mengerjakan perintah-perinta-Nya dan menghindarkan larangan-larangan-Nya.

“Atqaakum” yang paling taqwa diantara kamu berarti orang yang lebih taat menjalankan perintah
agama, lebih ikhlas melaksanakan aturan dan hukum Allah. Tidak pernah meninggalkan shalat 5 waktu
sehari semalam. Rajin melaksanakan ibadah sunnah tidak pernah meninggalkan puasa Ramadhan,
kecuali udzur Syar’i. zakat selalu dibayarkan, baik zakat fitrah maupun zakat harta. Sesama manusia ia
selalu berakhlak mulia.

Taqwa adalah sumber akhlak yang mulia. Orang yang bertaqwa pasti memiliki akhlak yang terpuji, baik
akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap sesama manusia, akhlak terhadap diri sendiri maupun akhlak
terhadap makhluk lainnya. Sifat , tingkah laku dan perbuatan sehari-haribagi yang bertaqwa
menunjukan budi pekerti yang luhur. Di dalam pergaulan sesama teman ia selalu menyenangkan hati
orang lain, selalu menepati janji, tidak pernah berdusta, selalu jujur, rendah hati, ramah tamah dan
sopan santun. Orang yang bertaqwa adalah orang yang dekat dengan Allah dan sesama manusia. Ia akan
di senangi dan dikasihi Tuhan serta disayangi kawan-kawannya.

KESIMPULAN

1. Kaum muslimin itu bersaudara

2. Semua orang Islam tidak boleh saling merendahkan dan menghina orang lain.

3. Semua muslim memiliki kedudukan yang sama di sisi Allah SWT

4. Kemuliaan seseorang di tentukan oleh ketaqwaannya.

5. Taqwa itu ialah menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya

6. Orang yang bertaqwa akan berakhlak mulia, baik terhadap Allah, terhadap sesama manusia,
terhadap diri sendiri maupun terhadap makhluk yang lain.

Uji Kompetensi

1. ............................................................... ‫المسلم أخوالمسلم ال أفضل‬


2. ‫أخوالمسلم‬ artinya……………………………………………………………………………..

3. ‫ ان اكرمكم عندهللا اتقكم‬artinya…………………………………………………………..


4. ‫ان اكرمكم عندهللا اتقكم‬ terdapat dalam surat…………………..ayat………….

5. Kaum muslimin itu………………………………………………………………………………

6. Semua orang Islam tidak boleh saling…………………………………………………..


7. Semua muslim memiliki kedudukan yang sama di sisi………………………….

8. Kemuliaan seseorang ditentukan oleh………………………………………………….

9. Taqwa itu ialah……………………………………………………………………………………

10. Jika orang terlanjur melakukan perbuatan buruk, hendaklah……..........

……………………………………………………………………………………………………………

TUGAS

Tulislah hadits tentang Taqwa beserta artinya

Hapalkanlah hadits tentang Taqwa dengan fasih

Biasakanlah berakhlak mulia dan tingkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT

Hadits Tentang Rukun Iman, Rukun Islam dan Ihsan

Kerangka pembelajaran

Kompetensi Dasar
Memahami pokok-pokok isi kandungan hadits tentang

Rukun Iman, Rukun Islam dan Ihsan

Indikator Pencapaian hasil Belajar

 Melafal hadits dengan fasih

 Menyebutkan kata-kata hadits dengan benar

 Hafal hadits beserta artinya dengan lancar

 Menunjukan perilaku yang mencerminkan isi hadits tentang

Rukun Iman, Rukun Islam dan Ihsan

1. Hadits Tentang Rukun Iman


Nabi SAW Bersabda:
.‫االيمان ان تؤمن باهلل ومالئكته وكتبه ورسله واليوم االخروتؤمن بالقدر خيره وشره‬
a. Arti Kata-kata

Iman =
‫االيمان‬
Engkau percaya =
‫ان تؤمن‬
Kepada Allah = ‫باهلل‬
Dan malaikat-malaikat-Nya =
‫ومالئكته‬
Dan kitab-kitab-Nya =
‫وكتبه‬
Dan rasul-rasul-Nya = ‫ورسله‬
Dan hari akhir/hari kiamat =
‫واليوم االخر‬

Dan kepada taqdir =


‫بالقدر‬
Baiknya = ‫خيره‬
Dan buruknya =
‫وشره‬

b. Terjemah

“ Iman yaitu engkau percaya kepada Allah, kepada Malaikat-Malaikat Nya, kepada Kitab-Kitab Nya,
kepada Rasul-Rasul Nya, kepada Hari akhir/Hari kiamat dan engkau percaya kepada takdir yang baik dan
buruk. HR.Lima(imam Hadits).

c. Pokok-Pokok isi kandungan hadits

Hadits ini menjelaskan tentang pokok keimanan yang harus kita yakini dengan sepenuh hati. Pokok-
pokok keimanan tersebut terdiri atas enam macam, yang biasa disebut dengan rukun iman, yaitu:

1. Iman kepada Allah

2. Iman kepada para Malaikat

3. Iman kepada Kitab-kitab Allah

4. Iman kepada Rasul-Rasul Allah

5. Iman kepada Hari Akhir

6. Iman kepada Taqdir Allah

Keenam rukun iman diatas wajib kita percayai seluruhnya tidak boleh tertinggal satupun. Misalnya: kita
tidak percaya kepada Hari Akhir, ini tidak dibenarkan oleh agama, karena enam rukun iman tersebut
satu sama lain saling berkaitan.
Bagi orang muslim, iman adalah pondasi atau dasar. Orang yang tidak punya iman adalah bagaikan
rumah yang tidak punya pondasi, sehingga mudah roboh. Iman juga merupakan syarat syah nya
beramal. Seseorang yang tidak beriman tidak diterima amal shalehnya oleh Allah.

Walaupun iman seseorang itu tidak tampak, namun dapat di lihat dalam perbuatan dan tingkah
lakunya. Itulah sebabnya iman harus di wujudkan dalam perbuatan yang baik atau amal shaleh.

Dalam surat Al-Ashr Allah berfirman

‫ اال الدين امنوا وعملوا الصلحت‬2 ‫ ان اإلنسان لفي خسر‬1‫والعصر‬


‫وتوا‬ÎŽóÇyèø9$#ur ÇÊÈ
3 ‫صوابالحق وتوا صوابالصبر‬
Artinya :

1. Demi masa

2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian

3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati tentang
kebenaran dan nasehat menasehati tentang kesabaran.

2. Hadits Tentang Rukun Islam


‫ بني اإلسالم‬: ‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬,‫عن ابن عمررضي هللا عنه قال‬
‫ وان محمدا رسول هللا واقام الصالة وايتاءالزكاة‬,‫ شهادة أن الإله ا الهللا‬: ‫على خمس‬
)‫وحج البيت وصوم رمضان (رواه البخارى‬

a. Arti Kata-kata

Dari Ibnu Ummar r.a = ‫عن ابن عمر رضي هللا عنه‬
Berkata = ‫قال‬
Didirikan =
‫بني‬
Islam =
‫اإلسالم‬

Atas lima = ‫على خمس‬


Bersaksi = ‫شهادة‬
Bahwa tidak ada tuhan =
‫ان الإله‬
Kecuali Allah =
‫االهللا‬

Dan sesungguhnya Nabi Muhammad = ‫وأن محمد‬


Utusan Allah = ‫رسول هللا‬
Dan mendirikan shalat =
‫واقام الصالة‬
Dan membayar zakat =
‫وايتاءالزكاة‬
Dan haji =

Dan puasa di bulan Ramadhan = ‫وحج البيت‬


‫وصوم رمضان‬

b. Terjemah

Dari Ibnu Umar RA berkata Rasulullah SAW bersabda: Islam itu didirikan atas lima perkara:

1. Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad itu utusan Allah

2. Mendirikan Shalat

3. Membayar Zakat

4. Pergi Haji jika mampu

5. Puasa pada bulan Ramdhan

(HR.Al-Bukhari)

c. Pokok-pokok isi kandungan hadits


Hadits ini menjelaskan pokok-pokok agama Islam yang biasa disebut dengan rukun Islam. Pokok agama
Islam (rukun islam) ada lima, sebagaimana isi hadits di atas:

1. Syahadat.

Syahadat atau kesaksian ada dua macam yaitu syahadat tauhid dan syahadat Rasul. Keduanya disebut
syahadatain.

a. Syahadat tauhid

‫أشهد أن الإله إالهللا‬


Artinya: “ Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah “

b. Syahadat rasul

‫وأشهد أن محمدارسول هللا‬


Artinya: “ Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah.”

2. Mengerjakan atau mendirikan Shalat

Shalat merupakan salah satu pokok-pokok agama Islam yang harus di kerjakan. Shalat yang wajib di
kerjakan oleh seorang muslim dalam sehari semalam ada lima, yaitu Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan
Shubuh.

3. Membayar Zakat

Zakat yaitu mengeluarkan sebagian harta benda kita untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya
menurut ukuran dan aturan tertentu.

Zakat ada dua, yaitu Zakat fitrah dan zakat maal. Zakat fitrah yaitu zakat badan yang di keluarkan
menjelang hari raya Idul Fitri.

Zakat maal yaitu zakat yang berupa harta benda, seperti: zakat hasil tanaman (makanan) pokok,
binatang ternak, emas, uang dan sebagainya.

4. Puasa Ramadhan

Puasa bulan Ramadhan wajib dilaksanakan sebulan penuh bagi setiap muslim kecuali dalam keadaan
berhalangan yang di bolehkan oleh syara’, seperti sakit, hamil tua, atau sedang dalam perjalanan, maka
diberi keringanan untuk mengerjakan pada hari lain di luar bulan Ramadhan.

5. Pergi haji

Menunaikan ibadah Haji wajib bagi orang muslim yang mampu. Ibadah haji dilaksanakan di Makkah
pada bulan Dzulhujjah atau bulan haji.
Lima pokok ajaran Islam ini harus dilaksanakan seluruhnya oleh setiap muslim menurut syarat-syarat
tertentu, seperti zakat dan ibadah haji dilakukan oleh mereka yang mampu.

3. Hadits Tentang Ihsan

)‫ (رواه مسلم‬.‫ ان تعبدهللا كأ نك تراه وإن لم تكن تراه فإنه يراك‬:‫اإلحسان‬


a. Arti Kata-kata

Ikhsan (berbuat baik) =


‫اإلحسان‬
Engkau menyembah =
‫أن تعبدهللا‬
Seolah- olah engkau melihat-Nya = ‫كأنك تراه‬
Dan jika tidak engkau melihat-Nya=
‫وإن لم تكن تراه‬

Maka sesungguhnya Dia (Allah) =


‫فإنه‬
Melihatmu = ‫يراك‬

b. Terjemah

Ikhsan ialah engkau menyembah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak dapat
melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia (Allah) melihatmu. H.R.Muslim

c. Pokok-Pokok isi kandungan hadits

Hadits ini memberikan petunjuk kepada kita agar hendaknya suasana hati dan perilaku kita senantiasa
dekat dengan Allah, sehingga semua sikap dan tindakan kita sesuai dengan aturan dan hukum Allah.

Dengan ihsan, berarti ibadah kita dan pengabdian diri kita kepada Allah harus dilaksanakan secara ikhlas
semata-mata hanya karena Allah. Kita seolah-olah selalu melihat-Nya dengan keyakinan bahwa Allah
selalu melihat dan mengawasi kita.

Dengan ihsan kita dituntut untuk selalu berbuat baik dalam segala pekerjaan, yaitu mengerjakan amal
perbuatan menurut ajaran Allah. Orang yang mencapai tahap ikhsan biasanya tidak akan berbuat dosa,
misalnya berbohong, menipu, mencuri, berbuat semena-mena pada orang lain dan lain sebagainya.
Mengapa demikian ?, karena dia merasa bahwa segala gerak geriknya selalu dilihat dan diawasi oleh
Allah. Orang yang mencapai ikhsan juga akan senantiasa berbuat baik kepada siapa saja, baik kepada
sesama manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan terhadap apa yang terdapat dalam alam semesta ini.
Orang yang berbuat baik atau ikhsan disebut mukhsin. Seseorang dapat disebut mukhsin, apabila semua
pekerjaan dan perbuatannya baik dalam beribadah maupun dalam perbuatan sehari-hari dilaksanakan
dengan ikhlas semata-mata karena Allah.

Uji Kompetensi
Isilah titik-titik di bawah ini denagan benar !

1. Iman secara bahasa artinya…………………………………………………………………

2. ‫وكتبه‬Artinya………………………………………………………………………………………
3. Adanya bumi, langit dan alam semesta beserta isinya adalah bukti
adanya………………………………………………………………………………………………..

4. Orang yang berbuat baik tanpa dilandasi iman kepada Allah SWT, maka
amalnya…………………………………………………………………………………….

5. Menurut hadits tentang islam, rukun islam itu terdiri


atas…………………………………………………………………………………………..pokok

6. Salahsatu pokok ajaran agama islam yang biasanya dilaksanakan menjelang hari raya Idul Fitri
adalah……………………………………………………

7. Pokok islam yang pertama ialah…………………………………………………………..

8. Orang yang senantiasa berbuat baik (ihsan) disebut……………………………

9. Di dalam beribadah, Walaupun kita tidak bisa melihat Allah, tapi kita yakin bahwa
Allah……………………………………………………………………………….

10. Apa yang di maksud dengan ihsan……………………………………………………..

TUGAS :

Tulis kembali hadits tentang iman dengan benar !

Hapalkan hadits tentang ikhsan dengan fasih !


Hadits Tentang Bersyukur

Kerangka pembelajaran

Kompetensi Dasar

Memahami pokok-pokok isi kandungan hadits tentang

Bersyukur

Indikator Pencapaian hasil Belajar

 Melafal hadits dengan fasih

 Menyebutkan kata-kata hadits dengan benar

 Hafal hadits beserta artinya dengan lancar

 Menunjukan perilaku yang mencerminkan isi hadits tentang

Bersyukur
1. Hadits Tentang Bersyukur

‫ إن هللا‬:‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫وعن أنس رضي هللا عنه قال‬
.‫ليرضى عن العبد يأ كل األكلة فيحمده عليها ويشرب الشربة فيحمده عليها‬
) ‫(رواه مسلم‬
a. Arti Kata-Kata

Dari =
‫عن‬
Bersabda =
‫قال‬
Rasulullah = ‫رسول هللا‬
Sesungguhnya Allah =
‫ان هللا‬
Puas/ meridhai =
‫ليرضى‬
Dari seorang =

‫عن العبد‬
Bila makan =
‫يأكل األكلة‬
Membaca Alhamdulillah =
‫فيحمده عليها‬
Dan minum =

‫ويشرب الشربة‬
Membaca Alhamdulillah =
‫فيحمده عليها‬

b. Terjemah

Dari Anas r.a berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: Allah puas dari seorang yang bila makan membaca
Alhamdulillah dan jika minum membaca Alhamdulillah (memuji Allah atas pemberian ni’mat makan dan
minum itu).

c. Pokok –pokok isi kandungan hadits


Hadits ini memberikan pelajaran agar kita selalu bersyukur kepada Allah atas ni’mat-ni’mat-Nya yang
telah diberikan kepada kita seperti ni’mta sehat akal, sehat badan, sehat jasmani,sehat rohani, ni’mat
iman, ni’mat islam, ni’mat di beri mata, telinga, hidung, mulut, tangan, kaki dan ni’mat-ni’mat yang
lainnya. Jikalau kita menghitung keni’matan yang diberikan Allah SWT kepada kita dengan alat yang
paling canggih yang ada di dunia ini,niscaya tidak akan terhitung. Ini menunjukan betapa banyaknya
ni’mat Allah yang diberikan kepada hambanya. Timbul pertanyaan, “sudahkah kita mensyukuri
keni’matan itu?

Syukur secara bahasa artinya,”membuka dan menyatakan” membuka dan menyatakan kenikmatan

kepada orang lain baik secara lisan dengan mengucapkan terima kasih “ ‫ “ الحمد هلل‬atau berupa
perbuatan yang misalnya : sedekah atau sifat yang terpuji lainnya. Sedangkan hakikat syukur adalah:
menggunakan seluruh nikmat yang diberikan Allah SWT untuk taat kepada Nya dan tidak
menggunakannya untuk berbuat maksiat. Dengan kata lain syukur itu suatu sikap perilaku seseorang
yang merasa tenang, puas dan berterima kasih atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT kepadanya.

Pada dasarnya Allah SWT tidak membutuhkan manusia untuk bersyukur tetapi manusialah yang lebih
membutuhkannya. Jika banyak diantara manusia yang bersyukur Allah tidak mengambil keuntungan
sedikitpun dari bersyukurnya, begitu pula sebaliknya jika banyak manusia bahkan seluruh manusia yang
kufur/ tidak mau bersyukur, Allah SWT tidak akan pernah merasa rugi, tetapi semua apa yang dilakukan
manusia kembali pada dirinya sendiri.

Allah SWT berfirman dalam surat An-Naml ayat 40:

) 40 ‫ (النحل‬. ‫ومن شكرفإنما يشكر لنفسه ومن كفر فإن ربي غني كريم‬....
Artinaya : “ Barang siapa yang bersyukur, maka hal itu adalah untuk kebaikan dirinya sendiri dan
barang siapa yang ingkar (tidak mansyukuri nikmat) sesungguhnya Allah itu Maha Kaya lagi Maha
Mulia.” (Q.S. An-Naml: 40)

Allah SWT berfirman dalam surat Ibrahim ayat 7 :

)7 ‫ (ابراهيم‬.‫لئن شكرتم أل زيد نكم ولئن كفرتم إن عذا بي لشديد‬


Artinya : “ sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti kami menambah nikmatmu dan jika kamu
mengingkari/kufur terhadap nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Q.S.Ibrahim: 7)

Dua ayat Al-Qur’an di atas sudah jelas bahwa kita bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT
kepada kita manfaat dan hikmahnya untuk diri kita sendiri. Kalau kita pandai bersyukur kepada Allah
SWT insya Allah nikmat yang ada bakal tetap dan berkah dan akan cepat mendatangkan nikmat yang
belum ada, akan tetapi jika kita tidak pandai bersyukur kepada Allah SWT atas nikmtnya, maka akibatnya
nikmat yang ada akan hilang barokahnya dan akan mendatangkan azab/siksa dari Allah SWT baik
didunia maupun di akhirat. Dan gunakanlah kenikmatan yang di berikan Allah kepada kita sesuai dengan
jalan di ridhai Allah serta kita harus selalu ingat kepada Allah dalam menjalankan aktifitas sehari-hari.
Uji Kompetensi
1. ‫ ان هللا ليرضى‬artinaya……………………………………………………………………….
2. ‫ فيحمده‬artinya……………………………………………………………………………………
3. ....................................................... ‫لئن شكرتم ألزيد نكم ولئن كفرتم‬
4. ‫ومن شكر فإنما يشكر لنفسه ومن كفر فإن ربي غني كريم‬ firman ini terdapat dalam
Al-Qur’an surat………………………………ayat……………………

5. Syukur secara bahasa artinya………………………………………………………………

6. Hakekat syukur adalah………………………………………………………………………..

7. Semua apa yang dilakukan manusia akan kembali pada……………………..

8. Kalau manusia tidak mensyukuri nikmat/kufur akan


mendatangkan…………………………………………………………………………………….

9. ‫الحمد هلل‬ artinya………………………………………………………………………………..

10. ‫يشرب‬ artinya…………………………………………………………………………………..

TUGAS
Tulis kembali hadits tentang bersyukur dengan benar !

Hapalkan hadits tentang bersyukur dengan fasih !

Anda mungkin juga menyukai