Oleh :
FAJROTUL LAILY (201623008)
Produk pangan dikonsumsi untuk memenuhi keperluan gizi bagi tubuh dan untuk
keperluan yang bersifat kesenangan. Didalam tubuh pada dasarnya terdapat banyak system
pertahanan, alkan tetapi bila suatu material berbahaya terkonsumsi atau dikonsumsi akan
menimbulkan banyak persoalan yang berhubungan dengan kesehatan. Oleh karena itu,
Ice cream dianggap sebagai salah satu dessert/makanan kecil yang populer. Resep
pertama es krim nampaknya telah diterbitkan di inggris pada tahun 1769, walaupun orang-
orang amerika adalah yang pertama memperkenalkan dan memproduksi ice cream dalam
jumlah besar. (Buckel et. Al. ,1987). Definisi es krim menurut SNI (Standar Nasional
Indonesia) adalah jenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung
atau dari campuran susu, gula, susu kental manis dan bahan utamanya ubi ungu. Saat ini
konsumsi ice cream sudah semakin meluas sehingga industry pembuat ice cream juga
semakin banyak.
Saat ini system perdagangan semakin ketat dan kompetitif selain dengan
perkembangan ilmu dan teknologi serta penerapan pasar bebas di era globalisasi.
Peningkatan kualitas produk memegang peran yang sangat penting.
Masalah keamanan pangan saat ini merupakan hal serius yang menjadi perhatian
berbagai pihak. Untuk memenuhi tuntutan keamanan pangan maka saat ini dikenal suatu
Berdasarkan latar belakang di atas, muncul berbagai rumusan masalah yang layak untuk
dikaji dan dituangkan dalam tulisan :
1. Bagaimana proses produksi ice cream ?
2. Bagaimana penerapan HACCP pada produk ice cream?
1.3 Tujuan
Ice cream adalah campuran bahan baku serta merupakan kombinasi beberapa komponen
seperti susu, pemanis, stabilizer, emulsifier dan flafor. Bahan bahan lain seperti telur dan
pewarnajuga bisa ditambahkan. Campuran ini dipasteruisasi dan dihomogenisasi sebelum
proses pembekuan. Proses pembekuan melibatkan perubahan panas selama agitasi (agitating)
yang berfungsi untuk memasukkan udara sehingga menghasilkan rasa lembut dan lunak dari
produk beku ini (Marshal, R. R. dan W. S. Arbuckle,1996). Fungsi masing- masing dari
makanan tersebut menurut Varnam dan Sutherland (1996) dapat dilihat table 1
Maka dari itu Usaha ini bergerak dibidang produksi dan perdagangan yaitu mengolah
ubi jalar menjadi ice cream dengan citarasa yang khas. Bahan baku dari produk ini juga
relatif mudah dicari.
Ice cream ubi jalar ini merupakan sebuah makanan yang terbuat dari ubi ungu. Alasan
kami membuat ice cream ubi jalar ini adalah karena belum banyak yang memanfaatkan ubi
ungu menjadi sebuah olahan makanan. Walaupun sudah banyak makanan yang di olah
melalui bahan dasar ubi ungu, tapi kami disini menghadirkan Ice cream sebagai panganan
yang bisa dikatakan panganan kelas elit. Selain itu, bahan- bahan yang digunakan untuk
mengolah ubi ungu menjadi ice cream mudah didapatkan apa lagi di tanah jawa yang sangat
cocok sebagai tempat pembudidayaan dari ubi ungu itu sendiri.
Ice cream ubi jalar ini memiliki prospek yang baik di lapangan karena jangkauan
pemasarannya tak terbatas dan bebas untuk segala kalangan,dari kalangan bawah menengah
hingga kalahan menegah ke atas, baik di lingkungan sehat dan dapat pula di konsumsi bagi
orang- orang yang sedang melakukan perawatan kesehatan jangka panjang, maka dari itu
kami sangat optimis akan tingginya permintaan suplay akan ice cream ubi jalar itu sendiri.
HACCP adalah suatu alat (tools) yang digunakan untuk menilai tingkat bahaya,
menduga perkiraan resiko dan menetapkan ukuran yang tepat dalam pengawasan, dengan
menitikberatkan pada pencegahan dan pengendalian proses dari pada pengujian produk
akhir yang biasanya dilakukan dalam cara pengawasan tradisional (Suklan, 1998).
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) adalah analisis bahaya atau
kemungkinan adanya resiko bahaya yang tidak dapat diterima. Bahaya disini adalah
segala macam aspek mata rantai produksi pangan yang tidak dapat diterima karena
merupakan penyebab masalah keamanan pangan.
Dalam Undang-Undang Pangan No. 7 Tahun 1996 yang dimaksud dengan keamanan
pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari
kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan
membahayakan kesehatan manusia. Critical Control Point (CCP atau titik pengendalian kritis),
adalah langkah dimana pengendalian dapat diterapkan dan diperlukan untuk mencegah atau
menghilangkan bahaya atau menguranginya sampai titik aman (Bryan, 1995).
Titik pengendalian kritis (CCP) dapat berupa bahan mentah, lokasi, praktek,
prosedur atau pengolahan dimana pengendalian dapat diterapkan untuk mencegah
atau mengurang bahaya. Ada dua titik pengendalian kritis :
Critical Control Point, adalah sebagai titik dimana bahaya dapat dihilangkan
Control Point, adalah sebagai titik dimana bahaya dikurangi.
1/2sdt vanili
1/2sdt garam
2.
Panaskan susu cair dan gula
pasir sampai gula larut
3. Tambahkan vanilla dan garam, aduk hingga
mendidih
4. Kemudian di dinginkan
5.
Setelah susu dingin, blender dengan ubi ungu
4.1 Kesimpulan
HACCP adalah suatu alat (tools) yang digunakan untuk menilai tingkat bahaya,
menduga perkiraan resiko dan menetapkan ukuran yang tepat dalam pengawasan, dengan
menitikberatkan pada pencegahan dan pengendalian proses dari pada pengujian produk
akhir yang biasanya dilakukan dalam cara pengawasan tradisional (Suklan, 1998).
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) adalah analisis bahaya atau
kemungkinan adanya resiko bahaya yang tidak dapat diterima. Bahaya disini adalah
segala macam aspek mata rantai produksi pangan yang tidak dapat diterima karena
merupakan penyebab masalah keamanan pangan terdapat 7 prinsip tetapi die s cream ubi
ungu ini hanya terlaksana 3 prinsip / tahap saja
Rangkaian proses produksi es cream ubi ungu ini yang merupakan ccp adalah
penerimaan dan penyimpanan, pembekuan, penyimpanan produk jadi dan distribusi
produk.
DAFTAR PUSTAKA
Bryan, Frank L. 1995. Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis. (Diterjemahkan oleh
Ditjen PPM dan PLP). Jakarta: Depkes RI.
Buckle, K.A., R. A Edwards, G. H. Fleet dan M. Wotton. 1987. Ilmu Pangan. Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press) Salemba, Jakarta.
Marshal, R. R. dan W. S. Arbuckle,1996.Ice cream (fifth edition). Chapman and Hall Publ. ,
New York
Suklan, H.1998. Pedoman Pelatihan Sistem Hazard Analysis Critical Control Point
(HACCP) untuk Pengolahan Makanan. Jakarta: Depkes RI.
Varnam,A. H. and Jane P. Sutherland, 1996. Milk and Milk Prodacts: Technology, Chemistry
and Microbiology. Chapman and Hall Publ. , London