TINJAUAN
TINJAUAN
PENDAHULUAN
dengan adanya eritema dan skuama yaitu psoriasis, parapsoriasis, pitiriasis rosea,
bersifat kronik residif dengan lesi berubah makula eritem berbatas tegas, ditutupi
oleh skuama kasar berlapis, berwarna putih bening seperti mika, disertai fenomena
genetik dan limfosit T. beberapa faktor pencetus psoriasis antara lain trauma,
1,3%, Denmark 1,7%, dan Swedia 2,3%. Di Indonesia belum ada angka kesakitan
yang jelas untuk penyakit. Penyakit psoriasis tidak menyebabkan kematian tetapi
residif. Penyakit ini dapat mengenai semua kelompok umur, walaupun pada bayi
dan anak-anak jarang dan tidak ada perbedaan antara laki-laki dan wanita. Umur
rata-rata waktu gejala pertama timbul pada laki-laki 29 tahun dan wanita 27
tahun.2,4
Kelainan kulit pada penyakit ini disebabkan oleh waktu paruh regenerasi
kulit yang memendek, serta faktor imun. Hingga saat ini belum ditemukan
pengobatan mutakhir yang memuaskan penderita. Penyakit ini tidak fatal namun
pekerjaan dan hubungan sosial, karena penampilan kulitnya yang tidak menarik.1,4
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R
Umur : 38 Tahun
Alamat : Makassar
Agama : Islam
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Anamnesis Terpimpin :
Sulawesi Selatan DADI dengan keluhan gatal yang dialami pada bagian kepala
sampai ke leher bagian belakang dan terkadang pada wajah. Keluhan ini sudah
dialami sejak 1 bulan yang lalu. Gatal yang dirasakan terus menerus, memberat
pada saat pasien beraktivitas dan berkeringat, kadang terasa pedis. Awalnya
bermula pada bagian leher terdapat bercak kecil berwarna putih kemerahan
kemudian 1 minggu yang lalu timbul bercak pada daerah wajah juga. Hal ini
Riwayat penyakit yang sama sebelumnya tidak ada. Riwayat alergi obat tidak
C. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Kepala dan leher : Bentuk kepala bulat, alopecia (-), konjungtiva mata
D. Status Dermatologis
E. Resume
Pasien datang ke poli kulit Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan DADI dengan keluhan gatal yang dialami pada bagian kepala sampai
ke leher bagian belakang dan terkadang pada wajah. Keluhan ini sudah dialami
sejak 1 bulan yang lalu. Gatal yang dirasakan terus menerus, memberat pada
saat pasien beraktivitas dan berkeringat, kadang terasa pedis. Awalnya bermula
pada bagian leher terdapat bercak kecil berwarna putih kemerahan kemudian 1
minggu yang lalu timbul bercak pada daerah wajah juga. Hal ini baru pertama
muncul dan memberat belakangan ini utamanya satu minggu terakhir. Pasien
tidak ada. Riwayat alergi obat tidak ada, riwayat alergi makanan juga tidak ada.
pemeriksaan fisik keadaan umum pasien baik, kesadaran kompos mentis dan
F. Diagnosis
Psoriasis Vulgaris
G. Tatalaksana
Medikamentosa
Terapi topikal:
R/ Daivobet Cr No. I
∫ ue
l
R/ Daivobet Gel No. I
∫ ue
l
Non Medikamentosa
kebersihan pasien.
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Psoriasis adalah salah satu penyakit kulit yang pertama kali tercatat oleh
Celcius pada tahun 1990-1935 SM dan sesudah itu mencatat mengenai psoriasis.
Psoriasis salah satu kelainan kulit yang dianggap sebagai salah satu bentuk dari
psoriasis. Psoriasis Vulgaris (psoriasis yang biasa karena ada psoriasis lain) missal
epidermis disertai manifestasi vaskuler, juga diduga adanya pengaruh sistem saraf.
berlapis berwarna putih keperakan dengan batas yang tegas. Letaknya dapat
terlokalisir, misalnya pada siku, lutut atau kulit kepala (scalp) atau menyerang
hampir 100% luas tubuhnya. Kira-kira 90% pasien mengalami psoriasis vulgaris
B. EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini dapat ditemukan diseluruh dunia dengan angka kesakitan yang
berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Pada bangsa yang berkulit hitam seperti di
Afrika jarang ditemukan. Penyakit dapat mengenai semua kelompok umur,
walaupun pada bayi dan anak-anak jarang, tiak ada perbedaan antara laki-laki dan
wanita. Umur rata-rata waktu gejala pertama timbul pada laki-laki 29 tahun dan
wanita 27 tahun.2
dengan 2,1% di Itali. Sedangkan pada dewasa di Amerika Serikat 0,98% sampai
RS besar dengan angka prevalensi pada tahun 1966, 1997 dan 1998 berturut-turut
C. ETIOLOGI
Penyebab psoriasis yang pasti belum diketahui. Ada beberapa faktor predisposisi
Faktor-faktor predisposisi:
berkembang memiliki psoriasis. 14% bila hanya dialami oleh salah satunya,
4% bila 1 orang saudara kandung terkena, dan turun menjadi 2% bila tidak
pada musim panas, sedangkan pada musim penghujan akan kambuh dan
lebih hebat.
Pada faktor provokatif yang dapat mencetuskan atau menyebabkan penyakit ini
menimbulkan lesi psoriasis pada tempat trauma dan ini disebut fenomena
Koebner. Garukan atau gesekan dan tekanan atau tahanan yang berulang-
ulang pada saat gatal digaruk terlalu berat atau penekanan anggota tubuh
terlalu sering pada saat aktifitas. Bila psoriasis sudah muncul dan kemudian
obat ini dihentikan penyakit akan kambuh kembali, bahkan lebih berat
obat lain seperti anti malaria (klorokuin) dan obat antihipertensi betabloker
saat hamil, tetapi akan kambuh kembali sesudah bayinya lahir, dan penyakit
D. PATOGENESIS
telah banyak diketahui. Gambaran histopatologi kulit yang terkena psoriasis sering
kali menunjukkan akumulasi sel monosit dan limfosit di puncak papil dermis dan
di dalam stratum basalis. Sel- sel radang ini tampak lebih banyak, apabila lesi
bertambah hebat. Pembesaran dan pemanjangan papil dermis meyebabkan
spinosum tambah banyak. Proses ini juga menyebabkan masa pertumbuhan kulit
menjadi lebih cepat dan masa pertukaran kulit menjadi lebih pendek dari normal,
dari 28 hari menjadi 3 – 4 hari. Stratum granulosum tidak terbentuk dan di dalam
keratinisasi sel epidermis dan stratum basalis menjadi stratum korneum, proses
masing sel berubah. Dengan mikroskop elektron dapat dilihat, di dalam sel
Pada lesi plak dan darah pasien psoriasis dijumpai: sel Th1 CD4+, sel T
sitoksik 1/Tc1CD8+, IFN-𝛾, TNF-𝛼, dan IL-12, adalah produk yang ditemukan
pada kelompok penyakit yang diperantarai oleh sel Th-1. Pada tahun 2003 dikenal
IL-17 yang dihasilkan oleh Th-17. IL-23 adalah sitokin dihasilkan sel dendrit
bersifat heterodimer terdiri ats p40 dan p19, p40 juga merupakan bagian dari IL-
12. Sitokin IL-17A, IL-17F, IL-22, IL-21 dan TNF𝛼 adalah mediator turunan Th-
merupakan karakteristik psoriasis. Injeksi intradermal IL-23 dan IL-21 pada mencit
faktor), EGF, IL-1, IL-6, IL-8, IL-12, IL-17, IL-23, dan TNF-𝛼. Akibat peristiwa
keratinosit akan berproliferasi lebih cepat, normal terjadi dalam 311 jam, menjadi
36 jam dan produksi harian keratinosit 28 kali lebih banyak daripada epidermis
E. GAMBARAN KLINIS
Gambaran klasik berupa plak erimatosa diliputi skuama putih disertai titik-
titik perdarahan bila skuama dilepas, berukuran dari seujung jarum sampai dengan
plakat menutupi sebagian besar area tubuh, umumnya simetris. Penyakit ini dapat
menyerang kulit, kuku, mukosa dan sendi tetapi tidak infiltrate eritematosa, eritema
yang muncul bervariasi dari yang sangat cerah (“hot” psoriasis) biasa diikuti gatal
munculnya lesi psoriasis setelah terjadi trauma maupun mikrotrauma pada kulit
pasien psoriasis. Pada lidah dapat dijumpai plak putih berkonfigurasi mirip peta
penyakit pada pasien yang sama dapat menetap atau berubah, dari asimptomatik
sampai generalisata (eritroderma). Stadium akut sering dijumpai pada orang muda,
tetapi dalam waktu tidak terlalu lama dapat berjalan kronik dan residif.1
Gambar 1. Predileksi dari psoriasis (kepala, telapak tangan, kuku, kedua siku,
1. Psoriasis Vulgaris
psoriasis plakat kronik. Lesi ini biasanya dimulai dengan makula eritematosa
berukuran kurang dari satu sentimeter atau papul yang melebar kearah pinggir dan
sentimeter. Lingkaran putih pucat mengelilingi lesi psoriasis plakat yang dikenal
dengan Woronoff’s ring. Dengan proses pelebaran lesi yang berjalan bertahap maka
bentuk lesi dapat beragam seperti bentuk utama kurva linier (psoriasis girata), lesi
mirip cincin (psoriasis anular), dan papul berskuama pada mulut folikel
menyerupai kulit tiram disebut plak ostraseus. Umumnya dijumpai di scalp, siku,
lutut, punggung, lumbal dan retroaurikuler. Hampir 70% pasien mengeluh gatal,
rasa terbakar atau nyeri, terutama bila kulit kepala terserang. Uji Auspitz ternyata
tidak spesifik untuk psoriasis, karena uji positif dapat dijumpai pada dermatitis
atau berwarna pink-salmon, seperti tetesan, dengan skala lamellar putih keperakan
2. Psoriasis Gutata
Jenis ini khas pada dewasa muda, bila terjadi pada anak sering bersifat
swasirna. Namun pada suatu penelitian epidemiologi 33% kasus dengan psoriasis
gutata akut pada anak akan berkembang menjadi psoriasis plakat. Bentuk spesifik
Gambar 3. Psoriasis Vulgaris ( tipe Gutata). Papul kecil yang diskret, eritematosa,
3. Psoriasis Pustulosa
komplikasi lesi klasik dengan pencetus putus obat kortikosteroid sistemik, infeksi,
ataupun pengobatan topical bersifat iritasi. Psoriasis pustulosa jenis von Zumbush
terjadi bila pustule yang muncul sangat parah dengan menyerang seluruh tubuh,
sering diikuti dengan gejala konstitusi. Keadaan ini bersifat sistemik dan
mengancam jiwa. Tampak kulit yang merah, nyeri, meradang dengan pustule milier
bila mengering dan krusta lepas meninggalkan lapisan merah terang. Perempuan
lebih sering mengalami psoriasis pustulosa 9:1, decade 4-5 kehidupan dan sebagian
besar perokok (95%). Pustul tersebut bersifat steril sehingga tidak tepat diobati
dengan antibiotik.
hipotenar dan tenar, sedangkan pada daerah plantar mengenai sisi dalam telapak
kaki atau dengan sisi tumit. Perjalanan lesi kronis residif dimulai dengan vesikel
bening, vesikopustul, pustule yang parah dan makulopapular kering cokelat. Bentuk
pustule yang muncul pada ujung jari tangan dan kaki, bila mongering menjadi
lempeng kuku dan osteolisis falangs distal sering terjadi. Bentuk psoriasis pustulosa
Gambar 4. Pustular psoriasis tipe von Zumbusch generalisata. Dengan pustule kecil
Keadaan ini dapat muncul secara bertahap atau akut dalam perjalanan
psoriasis plakat, dapat pula merupakan serangan pertama, bahkan pada anak. Lesi
jenis ini harus dibedakan menjadi dua bentuk; psoriasis universalis yaitu lesi
psoriasis plakat (vulgaris) yang luas hampir seluruh tubuh, tidak diikuti dengan
gejala demam atau menggigil, dapat disebabkan kegagalan terapi psoriasis vulgaris.
Bentuk kedua adalah bentuk yang lebih akut sebagai peristiwa mendadak
vasodilatasi genaralisata. Keadaan ini dapat dicetuskan antara lain oleh infeksi, tar,
disebabkan terganggunya sistem panas tubuh, payah jantung, kegagalan fungsi hati
dan ginjal. Kulit pasien tampak eritema difus biasanya disertai demam, menggigil
Keterlibatan kuku hampir dijumpai pada semua jenis psoriasis meliputi 40-
50% kasus, keterlibatan kuku meningkat seiring durasi dan ekstensi penyakit. Kuku
jari tanga berpeluang lebih sering terkena dibandingkan dengan jari kaki. Lesi
coloration atau oil spots, kuku yang terlepas dari dasarnya (onikolisis),
splinter haemorrhage.
Gambar 6. Psoriasis kuku. Pada gambar A meperlihatkan kuku yang terlepas dari
dasarnya (distal onykolisis) dan bercak oil spots, gambar B memperlihatkan distal
6. Psoriasis Atritis
Psoriasis ini bermanifestasi pada sendi sebanyak 30% kasus. Psoriasis tidak
selalu dijumpai pada pemeriksaan kulit, tetapi seringkali pasien datang pertama kali
untuk keluhan sendi. Keluhan pasien yang sering dijumpai adalah: atritis perifer,
entesitis, tenosynovitis, nyeri tulang belakang dan atralgia non spesifik dengan
gejala kekakuan sendi pagi hari, nyeri sendi persisten, atau nyeri sendi fluktuatif
bila psoriasis kambuh. Keluhan pada sendi kecil maupun besar, bila keluhan ini
terjadi sebaiknya pasien segera dirujuk untuk penanganan yang lebih komprehensif
Gambar 7. Psoriasis atritis. Pada gambar ini telah mengenai bagian distal
F. DIAGNOSIS
keseluruhan. Penyakit ini berlangsung secara kronis dengan lesi macula eritematus
simetris, ditutupi oleh skuama kasar berlapis-lapis, transparan dan berwarna seperti
perlu dilaksanakan untuk mencari faktor penyebab atau pencetus penyakit ini.2
G. DIAGNOSIS BANDING
1. Dermatitis Seboroik
daerah ketiak, dada, pubis, antara scapula, dan kulit kepala yang berambut. Selain
itu penderita selalu mengeluh rasa gatal terutama banyak berkeringat sedangkan
pada psoriasis tidak ada keluhan gatal. Secara epidemiologi, terdapat berbagai
perbedaan antara DS dan psoriasis. Hal itu bisa dilihat dari usia saat timbulnya lesi,
jenis kelamin, ras, dan genetik. Dermatitis seboroik mempunyai 2 masa puncak
yaitu pada 2-10 minggu pertama kehidupan (bayi) dan pada dekade keempat sampai
ketujuh dari kehidupan (dewasa). Angka kejadian DS yang tinggi pada bayi
berhubungan dengan jumlah dan aktivitas dari kelenjar sebasea. DS pada bayi
terjadi antara minggu kedua hingga kesepuluh dan sering didapatkan pada 2-10
minggu pertama kehidupan. Kelenjar sebasea aktif pada bayi yang baru lahir akibat
stimulasi hormon androgen dari ibunya, kemudian kelenjar tersebut menjadi tidak
aktif sampai pubertas. Dermatitis seboroik pada usia dewasa tidak berhubungan
pada awal pubertas, sedangkan dermatitis seboroik baru muncul beberapa dekade
kemudian. Psoriasis dapat terjadi pada berbagai usia, namun jarang ditemukan pada
usia di bawah 10 tahun. Kelainan ini sering didapatkan pada usia antara 15 – 30
tahun.2,8
H. HISTOPATOLOGIK
penipisan epidermis di atas papilla dermis. Masa sel epidermis meningkat 3-5 kali
dan masih banyak dijumpai mitosis diatas lapisan basl. Ujung rete ridge benbentuk
gada yang sering bertaut dengan rete ridge sekitarnya. Tampa hyperkeratosis dan
berkelok-kelok. Pada lesi awal didermis bagian atas tepat dibawah epidermis
tampak pembuluh darah dermis yang jumlahnya lebih banyak daripada kulit
normal. Infiltrate sel radang limfosit, makrofag, sel dendrit dan sel mast terdapat
sekitar pembuluh darah. Pada psoriasis yang matang dijumpai limfosit tidak saja
pada demis tetapi juga epidermis. Gambara spesifik psoriasis adalah bermigrasi sel
berasal dari ujung subset kapiler dermal mencapai bagian atas epidermis yaitu
lapisan parakerarosis stratum korneum yang disebut mikroabses Munro atau pada
I. PENGOBATAN
pasti sehingga belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan secara total
penyakit psoriasis tetapi dapat membantu untuk mengontrol gejala dari penyakit
tersebut.4
1. Pengobatan promotif
sangat tidak terhingga nilainya. Menekankan bahwa psoriasis tidak menular serta
suatu saat akan mengalami psoriasis akan remisi spontan dan tersedianya
2. Pengobatan preventif
fokal, endokrin, seta pola hidup lain yang dapat meningkatkan resiko penurunan
sistem imun seperti seks bebas sehingga bisa tertular penyakit AIDS.4
3. Pengobatan kuratif:
Topikal:
I. Preparat ter mempunyai efek anti radang. Ada tiga jenis: (a) Fosil
Iktiol/Kurang efektif untuk psoriasis, (b) Kayu (Oleum kadini dan oleum
ruski) Sedikit memberikan efek iritasi, (c) Batu Bara (Liantar dan Likuor
baikdigunakan ter yang berasal dari batu bara dengan konsentrasi 2-5%
digunakan salap. Pada daerah muka lipatan dan genitalia eksterna dipilih
digunakan salap dengan potensi kuat atau sangat kuat bergantung pada
dikurangi.4
minggu.4
Pengobatan Sistemik:
berturut-turut dalam seminggu dengan dosis sehari peroral 12,5 mg. Dapat pula
muntah, anoreksia, hipotensi, gangguan psikis dan pada jantung. DDS (Diamino
mampu untuk mengontrol kondisi tubuh. Terapi relaksasi seperti meditasi juga
mampu untuk mengendalikan emosi yang memicu stres dan menekan kemunculan
dan tingkat keparahan psoriasis. Selain itu cognitive behavior therapy (CBT) juga
efektif digunakan untuk merubah pola pikir negatif penderita dengan menghadirkan
pandangan dan pemikiran baru bahwa penderita tidak mengalami sakit lebih parah
dibanding dirinya.4
J. PROGNOSIS
Penyakit psoriasi tidak sembuh sama sekali sehingga seolah-olah penyakit ini dapat
membutuhkan terapi seumur hidup. Penyakit psoriasis biasanya menjadi lebih berat
dari waktu ke waktu tetapi tidak mungkin untuk muncul dan menghilang.4
BAB IV
PEMBAHASAN
klinis yang terdapat pada pasien. Riwayat dengan gejala klinis psoriasis ditemukan
pada kasus ini. Dari anamnesis didapatkan keluhan terdapat bercak merah kasar
terasa gatal pada leher bagian belakang dan pada pipi. Yang kemudian digaruk jadi
penyakit yang sudah dialami sejak 1 bulan yang lalu. Pasien mengaku ada
kecenderungan gejala muncul jika pasien mengalami stress dan berkeringat banyak,
dengan skuama halus, berwarna putih mengkilat, dengan batas yang tegas.
berbatas tegas dan merata, Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti
mika, serta transparan. Pada pasien skuamanya tidak tebal tetapi halus dikarenakan
lesinya muncul karena pasien biasa menggaruk jika gatal. Pada perjalanan penyakit
pasien, awal lesinya hanya pada daerah pipi berupa bercak kemerahan, bulat yang
tidak terlalu gatal namun perlahan lahan muncul juga di bagian tubuh yang lain.
Hal ini sesuai dengan perjalan penyakit psoriasis yang biasanya di mulai dengan
macula eritematosa yang berukuran kurang dri satu sentimeter atau papul yang
melebar ke arah pinggir dan bergabung beberapa lesi menjadi satu berdiamter satu
keduanya fenomena yang lebih dulu disebut dianggap khas. Pada lesi yang ada pada
pasien, hanya fenomena Autpitz yang muncul yaitu ketika pasien menggaruk lesi
hingga timbul tanda – tanda perdarahan pada lesi. Sementara fenomena tetesan lilin
sulit diamati karena skuama halus. Meskipun demikian, berdasarkan gejala dan
muka lipatan dan genitalia eksterna dipilih potensi sedang. Bila digunakan potensi
interferon gamma.
BAB V
KESIMPULAN
disetiap wilayah.
3. Predileksi psoriasis adalah bagian tubuh yang sering terkena geseran atau
(editors), Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. ed. 7. FKUI: Jakarta; 2016. Hal
213-21.
Hal 129-34.
6. Gudjonsson JA, Elder JT. Psoriasis. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI,