Dosen Pengampu:
Ririn Lispita Wulandari, S.Farm., M.Si. Med., Apt.
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga
dan para sahabatnya. Dalam makalah ini kami akan membahas “MANAJEMEN
tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari banyak pihak, maka dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Ririn Lispita Wulandari,
S.Farm., M.Si. Med., Apt. selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Keracunan
dan teman-teman yang telah bertanggung jawab dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................................... ... I
KATAPENGANTAR ........................................................................................................ II
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan salah satu jenis nonsteroidal anti inflammatory drugs atau NSAIDs
yang banyak digunakan pada pengobatan nyeri ringan sampai sedang. Efek
farmakologi aspirin antara lain analgesik (melawan sakit dan nyeri), antipiretik
adalah 5‐7% dari seluruh keracunan obat yang dibawa ke rumah sakit dan
2012). Amerika Serikat pada tahun 2004, keracunan aspirin tingkat sedang
berat 1%, dan sebanyak 64 orang meninggal dunia (0,2%) (Chyka et al., 2007
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Asetilsalisilat (Aspirin).
BAB II
PEMBAHASAN
Intoksisitas atau keracunan adalah masuknya zat kedalam tubuh yang dapat
dengan alergi, keracunan memiliki gejala yang bervariasi dan harus ditindaki
dengan cepat dan tepat karena penanganan yang kurang tepat tidak menutup
(Dongoes, 2000).
Menurut Taylor, racun adalah suatu zat yang dalam jumlah relatif kecil
(bukan minimal), yang jika masuk atau mengenai tubuh seseorang akan
menyebabkan timbulnya reaksi kimia (efek kimia) yang besar yang dapat
adalah substansi yang tanpa kekuatan mekanis, yang bila mengenai tubuh seorang
(atau masuk), akan menyebakan gangguan funsi tubuh, kerugian , bahkan kematian
(Dongoes, 2000).
yang dalam jumlah relatif kecil, tetapi dengan dosis toksis, bila masuk atau
mengenai tubuh, tanpa kekuatan mekanis, tetapi hanya dengan kekuatan daya
kimianya, akan menimbulkan efek yang besar, yang dapat menyebabkan sakit,
steroid ( AINS) yang digunakan sebagai analgetik, antipiretik, anti inflamasi, dan
Absorbsi secara peroral di dalam lambung dan usus halus melalui cara difusi
pasif. Mencapai plasma dalam waktu 30 menit dan mencapai konsentrasi puncak
setelah 1 -2 jam. Waktu paruh kira-kira 4 jam. Pada dosis yang digunakan sebagai
antiinflamasi (4-6 g /hari) dengan kadar salisilat serum mencapai 200-300 mg/L,
menunjukkan waktu paruh 12-25 jam. Distribusi melalui difusi pasif hampir ke
semua jaringan dan cairan tubuh. Metabolisme berlangsung di hati, dengan cara
hidrolisa oleh enzim esterase menjadi asam salisilat dan asam asetat, suatu konjugat
yang larut dalam air dan dengan cepat diekskresi melalui ginjal (Darsono, 2002).
dan pulmonal .
2. Dosis
a. Dosis terapi
Dewasa
Anak anak
b. Dosis toksik
Intoksikasi kronik : > 100 mg/Kg BB/hari selama 2 hari atau lebih
3. Gejala Klinik
a. Intoksikasi akut
Intoksikasi akut sedang : nausea dan vomitus yang timbul segera setelah
b. Intoksikasi kronis
4. Diagnosis
a. Intoksikasi akut : kadar serum lebi dari 900 – 1000 mg/L (90 – 100
yang lambat atau panjang akibat tablet lepas lambat atau massa tablet.
pada pasien arthritis berkisar dari 100 – 300 mg/L (10 – 30 mg/dL). Tingkat
yang lebih besar dari 600 mg/L (60 mg/dL) disertai asidosis dan perubahan
Kadar elektrolit, glukosa, BUN, kreatinin, waktu prothrombin, gas darah arteri
5. Antidotum
a. Keadaan darurat
gas darah arteri dan X-ray untuk memantau adanya edema pulmonal.
edema pulmonal.
terutama jika disebabkan oleh tablet salut enterik atau dosis besar).
b. Dekontaminasi
c. Eliminasi
Hemodialisa
Intoksikasi akut dengan kadar serum >1200 mg/L (120 mg/dL) atau
asidosis berat; intoksikasi kronik dengan kadar serum > 600 mg/L ( 60
dan debil.
Hemoperfusi
Sangat efektif tapi tidak dapat mengkoreksi gangguan asam basa dan
cairan.
BAB III
KESIMPULAN
obat anti inflamasi non steroid ( AINS) yang digunakan sebagai analgetik,
terjadi pada pemberian dosis besar yang berulang kali. Sehingga perlu
lanjut dari bahan toksis dengan terapi dini, mencegah efek samping yang
Dindarti Nuraeni. 2007. Pengaruh Pemberian Aspirin Dosis Toksik Per Oral terhadap
Lusiana Darsono. 2002. Diagnosis dan Terapi Intoksikasi Salisilat dan Parasetamol.
Olson Kent. 2004. Poisoning And Drug Overdose Fourth Edition.California; California