Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 1

KERANGKA ACUAN KERJA / TERM OF REFERENCE (TOR)


RENCANA LOKASI PENENTUAN
PERUNTUKAN KAWASAN PERGUDANGAN KABUPATEN BLITAR

A. LATAR BELAKANG
Kabupaten Blitar termasuk dalam Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) tujuh di Jawa Timur,
bersama dengan Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Kediri, Nganjuk dan Jombang. Dari segi keluasan
Kabupaten Blitar adalan paling luas pada Satuan Wilayah Pengembangan 7, atau sebesar satu
setengah kali Kabupeten Tulungagung, sehingga pembangunan kawasan industri sangat mungkin
membantu meningkatkan PDRB per kapita Kabupaten Blitar.
Keberadaan kawasan industri di Kabupaten Blitar dinilai masih kurang berkembang. Meskipun
pemerintah daerah telah merencanakan alokasi lahan bagi pembangunan kawasan industri, namun
rencana ini tidak sepenuhnya direspon secara positif oleh pasar dan masyarakat setempat karena
dinilai kurang menarik dan kurang feasible untuk dikembangkan.
Beberapa permasalahan yang berkaitan dengan pengembangan wilayah/kawasan industri
dan pergudangan di Kabupaten Blitar adalah:
1) Bagaimana memetakan potensi ekonomi dari masing-masing kecamatan di Kabupaten
Blitar.
2) Bagaimana mengukur potensi ekonomi masing-masing kecamatan dalam rangka
menentukan prioritas pembangunan kawasan industri.
3) Bagaimana menentukan strategi pengembangan masing-masing Kecamatan berdasar kan
potensi daerah masing-masing.

Berdasarkan UU No. 24 tahun 1992 tentang Penetapan Ruang, bahwa kegiatan pemanfaatan
ruang harus berpedoman pada rencana tata ruang yang telah dibuat dan disahkan dalam wujud
formal. Pemerintah Propinsi Jawa Timur telah mengeluarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
1997/1998-2001/2012.
Namun dalam perkembangannya, Industri yang diharapkan dapat tumbuh di wilayah yang
ditetapkan ternyata banyak mengalami permasalahan antara lain fasilitas sarana/prasarana kurang
memadai, harga lahan cenderung naik, sehingga banyak industri yang berdiri/tumbuh di luar wilayah
yang ditetapkan, status hukum seperti Perda belum juga ditetapkan.
Sehingga pemerintah perlu menyediakan peruntukan kawasan industri dan pergudangan yang
memenuhi syarat penentuan lokasi baik dari kesesuaian lahan, aksesibilitas, infrastruktur dan
aglomerasi sebagai masukan dalam rencana tata ruang wilayah.

Penentuan Lokasi Peruntukan Kawasan Pergudangan Kabupaten Blitar


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 2

B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian;
2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1996 tentang Kawasan Industri;
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 Tahun 2010, tentang Pedoman
Penyelenggaraan Penataan Ruang;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010, tentang Standar Pelayanan
Minimum Penataan Ruang.
6. Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor NOMOR : 16/M- DAG/PER/3/2006 tentang
Penataan dan Pembinaan Pergudangan;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Kawasan Industri;
8. Peraturan Menteri Perindustrian No 35/M-IND/PER/3/2010 tentang Pedoman Teknis
Kawasan Industri
9. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 16/M-Dag/Per/3/2006 Tentang
Penataan Dan Pembinaan Pergudangan
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 142 Tahun 2015 Tentang Kawasan Industri

C. MAKSUD DAN TUJUAN


1. MAKSUD
Maksud penyusunan Penentuan Lokasi Peruntukan Kawasan Pergudangan adalah :
a. Mengidentifikasi Variabel-Variabel Penentuan Kawasan Pergudangan Tiap Kecamatan di
Kabupaten Blitar
b. Mengidentifikasi Potensi Dan Masalah Sebagai Kawasan Pergudangan Tiap Kecamatan di
Kabupaten Blitar
c. Mengevaluasi Kawasan Yang Telah Ditetapkan Sebagai Peruntukan Kawasan Pergudangan
di Kabupaten Blitar sesuai RTRW Kab. Blitar
d. Menentuntukan Kawasan Baru yang Memenuhi Persyaratan Sebagai Peruntukan Kawasan
Pergudangan di Kabupaten Blitar.
2. TUJUAN
Tujuan penyusunan Penentuan Lokasi Peruntukan Kawasan Pergudangan Kabupaten Blitar
adalah :

Penentuan Lokasi Peruntukan Kawasan Pergudangan Kabupaten Blitar


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 3

e. Teridentifikasinya Variabel-Variabel Penentuan Kawasan Pergudangan Tiap Kecamatan di


Kabupaten Blitar
f. Teridentifikasinya Potensi Dan Masalah Sebagai Kawasan Pergudangan Tiap Kecamatan di
Kabupaten Blitar
g. Terevaluasinya Kawasan Yang Telah Ditetapkan Sebagai Peruntukan Kawasan Pergudangan
di Kabupaten Blitar sesuai RTRW Kab. Blitar
h. Terpilihnya Kawasan Baru yang Memenuhi Persyaratan Sebagai Peruntukan Kawasan
Pergudangan di Kabupaten Blitar.

D. RUANG LINGKUP
1. RUANG LINGKUP WILAYAH
Ruang lingkup penyusunan Penentuan Lokasi Peruntukan Kawasan Pergudangan yaitu 22
wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten Blitar. Secara administratif wilayah perencanaan
Kabupaten Blitar memiliki batas administrasi sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang
Sebelah Timur : Kabupaten Malang
Sebelah Selatan : Samudra Hindia
Sebelah Barat : Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Kediri
2. RUANG LINGKUP MATERI
Ruang lingkup materi penyusunan Penentuan Lokasi Peruntukan Kawasan Pergudangan ini
adalah :
a. Deskripsi hasil identifikasi variabel penentuan kawasan pergudangan
b. Deskripsi hasil identifikasi potensi dan masalah kawasan pergudangan di Kabupaten Blitar
c. Deskripsi prioritas peruntukan kawasan pergudangan

E. PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan Kegiatan penyusunan Penentuan Lokasi Peruntukan Kawasan Pergudangan
Kabupaten Blitar dipercayakan pada pihak ketiga dalam hal ini adalah konsultan yang berkompeten,
berkaitan dengan hal tersebut konsultan berkewajiban melakukan :
1. Persiapan/ Inventarisasi Data Awal
2. Penyusunan laporan pendahuluan
3. Tahapan kegiatan survey dan Pendataan
4. Penyusunan laporan draft akhir

Penentuan Lokasi Peruntukan Kawasan Pergudangan Kabupaten Blitar


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 4

1. PERSIAPAN/ INVENTARISASI DATA AWAL


Kegiatan Inventarisasi Data Awal terdiri atas :
a. Kajian awal data sekunder, yaitu review kondisi perekonomian dan industri kabupaten,
kajian awal RTRW kabupaten dan kebijakan lainnya;
b. Persiapan teknis pelaksanaan meliputi penyusunan metodologi/metode dan teknik analisis
rinci, serta penyiapan rencana survey.

2. PENYUSUNAN LAPORAN PENDAHULUAN


Kegiatan penyusunan Laporan Pendahuluan ini adalah merupakan tahapan awal yang harus
dilakukan oleh Pihak Konsultan sebagai persiapan, sebelum melaksanakan survey dan
pengumpulan data.
Dengan adanya Laporan Pendahuluan ini, diharapkan dapat diketahui secara jelas
konsep/kerangka dasar kegiatan Penentuan Lokasi Peruntukan Kawasan Pergudangan
Kabupaten Blitar, mulai tahap input, proses sampai output yang dihasilkan serta rekomendasi
dan tahapan pelaksanaannya.
Penyusunan Laporan pendahuluan intinya berisikan tentang:
• Latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup studi.
• Metodologi pendekatan studi.
• Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan.
• Sistematika laporan kemajuaan pekerjaan.
• Struktur organisasi pelaksana pekerjaan.
• Komposisi dan pendayagunaan tenaga ahli.

3. TAHAPAN KEGIATAN SURVEY DAN PENDATAAN


Pokok-pokok pekerjaan pada langkah kegiatan survey beserta produk yang dihasilkan adalah
sebagai berikut :
a. Mempersiapkan tenaga pelaksana survey; terdiri dari tenaga teknis/surveyor dan tenaga
ahli;
b. Mempersiapkan perlengkapan dan peralatan survey; seperti kuesioner, checklist data, dan
peta dasar, sedangkan peralatan survey seperti alat tulis, alat hitung, pencatat waktu,
kendaraan bermotor, papan berjalan, dll;
c. Metode dan program menyusun jadwal kegiatan pelaksanaan inventarisasi :
• Pengambilan data sekunder yang berasal dari instansi pemerintah, lembaga formal dan
informal, dan literatur;

Penentuan Lokasi Peruntukan Kawasan Pergudangan Kabupaten Blitar


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 5

• Pengambilan data primer yang berasal dari pejabat, tokoh masyarakat, masyarakat
umum, masyarakat profesi, dan lainnya dalam bentuk wawancara ;
• Identifikasi data lapangan, dengan melakukan pemotretan situasi dan kondisi kegiatan
fungsional di lokasi perencanaan.

Data dan informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan Penentuan Lokasi Peruntukan Kawasan
Pergudangan Kabupaten Blitar haruslah terukur baik kualitas, kuantitas ataupun dimensi
masing-masing objek/komponen pembentuk ruang, diantaranya sebagai berikut:
a. Data Wilayah administrasi;
b. Perekonomian; meliputi data investasi, perdagangan, jasa, industri, pertanian,
perkebunan, perikanan, dan lain-lain;
c. Data jenis-jenis industri dan pergudangan;
d. Data potensi-masalah sector pergudangan dan industri;
e. Data distribusi barang Kabupaten Blitar
f. Data peruntukan ruang;
g. Data penguasaan,penggunaan dan pemanfaatan lahan;
Data dan informasi disusun dan disajikan dalam bentuk peta, diagram, tabel statistik,
termasuk gambar visual kondisi lingkungan kawasan yang menunjang perencanaan.
Identifikasi tersebut harus pula tampak secara jelas dalam peta dilengkapi dengan wilayah
administrasi.

4. PENYUSUNAN LAPORAN DRAFT AKHIR DAN VISUALISASI KONSEP


Pokok pekerjaan pada kegiatan Pengolahan Data adalah sebagai berikut :
a. Mentabulasi dan mensistematiskan data berupa fakta dan informasi sesuai keperluan,
sehingga mudah dibaca dan dimengerti serta siap untuk dianalisa.
b. Menyusun data dan informasi sesuai dengan pokok bahasannya
Keluaran dari pengolahan data meliputi:
a. Peta dan data penggunaan tanah;
b. Peta dan data kawasan pergudangan atau industri
c. Potensi dan masalah tiap kecamatan terhadap potensi kawasan pergudangan / industri
d. Evaluasi deliniasi peruntukan kawasan pergudangan sesuai RTRW Kab. Blitar
e. Deliniani peruntukan kawasan pergudangan sesuai kriteria lokasi kawasan pergudangan.

Penentuan Lokasi Peruntukan Kawasan Pergudangan Kabupaten Blitar


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 6

F. METODOLOGI
Menurut Radjiman (1998), faktor-faktor lokasional utama dalam industri
maupunpergudangan meliputi faktor fisik dan faktor manusia dan ekonomi :
a. Faktor Fisik
Terdapat empat sub faktor, antara lain tanah, bahan baku, dan tenaga (energi).
b. Faktor Manusia dan Ekonomi
Terdapat enam sub faktor, antara lain penyediaan tenaga kerja, transportasi, pasar, pengaruh
pemerintah, faktor histroris-inersia industrial, serta keuntungan aglomerasi.
Sedangkan, menurut Teori lokasi Industri Alfred Weber, Teori ini biasa disebut dengan teori biaya
terkecil.:
Weber menggunakan tiga faktor (variabel penentu) dalam analisis teorinya, yaitu titikmaterial,
titik konsumsi, dan titik tenaga kerja. Ketiga titik (faktor) ini diukur denganekivalensi ongkos
transportasi. Berdasarkan asumsi tersebut, penggunaan teori Weber tampakseperti pada gambar
berikut ini :
(a) : Apabila biaya angkut hanya didasarkan
pada jarak
(b) : Apabila biaya angkut bahan bakulebih
mahal daripada hasil industri
(c) : Apabila biaya angkut bahan bakulebih
murah daripada hail industri
Weber berpendapat ada tiga faktor yang mempengaruhi lokasi industri, yaitu biaya transportasi,
biaya tenaga kerja dan kekuatan aglomerasi.

No Variabel Sub Variabel Keterangan


lahan tidak berada di wilayah yang padat
Penggunaan Lahan
penduduk atau dekat permukiman.
Dapat menunjang kontruksi bangunan, tidak
Geologi
berada di daerah rawan bencana
Bebas genangan, dekat dengan sumber air,
Hidrologi
Kesesuaian drainase baik hingga sedang.
1
Lahan Area minimal 20 Ha, tanah bertekstur
Lahan sedang-keras, berada pada tanah marginal
untuk pertanian.
Kemiringan yang sesuai untuk kegiatan
Kelerengan industri berkisar 0%-25%, pada kemiringan
>25% dapat dilakukan dengan perbaikan

Penentuan Lokasi Peruntukan Kawasan Pergudangan Kabupaten Blitar


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 7

No Variabel Sub Variabel Keterangan


kontur, serta ketinggian tidak lebih dari 1000
mdpl
Kemudahan akses dalam mencapai lokasi
Jaringan jalan pergudangan mempermudah distribusi
2 Infrastruktur
barang menuju kawasan.
Jaringan listrik Kemudahan akses jaringan listrik
Dekat dengan terminal Jarak lokasi pergudangan dengan terminal
terpadu terpadu/pelabuhan/dsb
Agglomerasi Dekat dengan sentra Jarak lokasi pergudangan dengan tempat
3
(konsentrasi) produksi dan pasar produksi maupun pasar
Beraglomerasi atau Kondisi lokasi pergudangan yang berkumpul
terpusat atau terpusat
Dekat dengan kegiatan Kedekatan dengan kawasan agglomerasi
industri perindustrian
Dekat dengan kegiatan
Kedekatan dengan kegiatan perdagangan
perdagangan
4 Aksesibilitas
Jarak dengan jalan
Kedekatan dengan jalan jalan utama
arteri
Dekat dengan jaringan Kedekatan dengan terminal terminal
transportasi barang atautempat tempat pendistribusian barang

Dilakukan metode skoring untuk setiap kecamatan berdasarkan variabel kesesuaian lahan,
infrastruktur, aglomerasi dan aksesibilitas. Sehingga didapatkan wilayah kecamatan di Kabupaten
Blitar yang memenuhi ketentuan lokasi kawasan pergudangan sebagai arahan peruntukan kawasan
pergudangan Kabupaten Blitar.

G. KEBUTUHAN TENAGA AHLI


Tenaga ahli yang dibutuhkan untuk kegiatan Penentuan Lokasi Peruntukan Kawasan
Pergudangan Kabupaten Blitar Tahun 2019 adalah:
1. Tenaga ahli perencanaan wilayah dan kota sebanyak 1 orang, kualifikasi minimal S-1 Teknik
Perencanaan Wilayah dan Kota/ Planologi dengan pengalaman minimal 3 tahun ;
2. Tenaga ahli industri sebanyak 1 orang, kualifikasi minimal S-1 Teknik Industri dengan pengalaman
minimal 3 tahun ;
Tenaga penunjang dalam Penentuan Lokasi Peruntukan Kawasan Pergudangan Kabupaten
Blitar adalah:
1. Tiga (3) orang tenaga Surveyor minimal STM Pembangunan;
2. Satu (1) orang tenaga Administrasi minimal SLTA;

Penentuan Lokasi Peruntukan Kawasan Pergudangan Kabupaten Blitar


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 8

H. FORMAT PENYAJIAN DAN DISKUSI


1. Naskah Teknis Penentuan Lokasi Peruntukan Kawasan Pergudangan Kabupaten Blitar yang terdiri
atas 3 (tiga) Dokumen pelaporan yang terdiri :
a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan sekurang-kurangnya berisi pemahaman konsultan terhadap lingkup
pekerjaan, konsep pendekatan dan metodologi studi dan pelaksanaan pekerjaan, program
kerja dan jadwal pelaksanaan pekerjaan, termasuk daftar kebutuhan data dan rencana survey
lapangan berikut formulir-formulir survey lapangan yang diperlukan serta dukungan tenaga
ahli beserta perlengkapannya. Laporan Pendahuluan ini diserahkan kepada Pemberi Tugas
setelah diterimanya SPMK oleh Konsultan.
b. Draft Laporan Akhir
Berisi fakta dan analisa hasil perolehan data, survey lapangan dan kajian rinci mengenai
kondisi wilayah perencanaan, potensi dan permasalahan pengembangan industri, konsep
dasar dan strategi pengembangan industri, serta program-program pengembangan industri.
Draft Laporan Akhir diasistensikan setelah penyerahan laporan pendahuluan.
c. Laporan Akhir
Berisi mengenai kondisi wilayah perencanaan, potensi dan permasalahan pengembangan
industri, konsep dasar dan strategi pengembangan industri, serta program-program
pengembangan industry yang telah disempurnakan setelah pembahasan Draft Laporan Akhir.
Laporan Akhir yang meliputi perbaikan draft laporan akhir diserahkan pada Pemberi Tugas
setelah pembahasan Draft Laporan Akhir.
2. Diskusi
Diskusi diagendakan 3 kali pertemuan bersama tim teknis dari BAPPEDA Kabupaten Blitar dan
Satuan Kerja (SKPD) terkait, membahas Draft Laporan Pendahuluan, Draft Laporan Akhir dan
Laporan Akhir. Setelah dokumen telah disetujui tim teknis, selanjutnya dijilid dengan format
kertas A4 dan sampul depan berupa soft cover dan digandakan (berwarna jika terdapat
foto/peta).
Rincian Produk Pekerjaan:
NO PRODUK PEKERJAAN RANGKAP
1. Laporan Pendahuluan 5 buku
2. Draft Laporan Akhir 10 buku
3. Laporan Akhir 10 buku
4. Softcopy dalam bentuk Compact Disk (CD) yang berisi : 5 buah
 Laporan Pendahuluan dan Laporan Akhir
 Peta dengan format GIS

Penentuan Lokasi Peruntukan Kawasan Pergudangan Kabupaten Blitar


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 9

I. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan kegiatan penyusunan Penentuan Lokasi Peruntukan Kawasan
Pergudangan Kabupaten Blitar Tahun 2019 ditetapkan .......... hari kalender atau ..... bulan terhitung
setelah diterimanya SPMK.

J. SUMBER DANA
Untuk pelaksanaan kegiatan penyusunan Penentuan Lokasi Peruntukan Kawasan
Pergudangan Kabupaten Blitar ini diperlukan biaya Rp. ............. termasuk PPN yang bersumber dari
APBD Kabupaten Blitar Tahun Anggaran 2019.

Blitar,
Pejabat Pembuat Komitmen

____________________________
NIP. xxxxxxxxxxxxxxxxxx

Penentuan Lokasi Peruntukan Kawasan Pergudangan Kabupaten Blitar

Anda mungkin juga menyukai