Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit merupakan salah satu Instansi Pemerintah yang
melayani masyarakat dalam bidang kesehatan medis dan berfungsi
sebagai pelayanan kesehatan dan usaha penyembuhan terhadap
suatu penyakit yang diderita oleh pasien serta pemulihan keadaan
cacat badan dan jiwa. Dalam melaksanakan tugasnya masing-
masing, rumah sakit mempunyai pedoman-pedoman khusus sebagai
acuan atau pedoman dalam pelayanan terhadap masyarakat sesuai
dengan kondisi dan type dari rumah sakit tersebut. Oleh karena itu
diharapkan pelayanan terhadap pasien dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang menggunakan pelayanan tersebut.
Pengelolaan dan pelayanan adalah hal yang sangat penting
bagi suatu struktur kerja yang bergerak di bidang pelayanan jasa,
khususnya bagi suatu rumah sakit, baik atau buruknya sistem
pengelolaan dan pelayanan akan menentukan kualitas bagi suatu
rumah sakit. Rumah sakit yang maju, berkualitas dan terpercaya oleh
masyarakat tentunya akan menunjukanm bahwa sistem pengelolaan
dan pelayanan yang ada di rumah sakit tersebut baik.
Sub bidang pelayanan radiologi merupakan salah satu
komponen dari suatu rumah sakit. Keberadaan sub bidang
pelayanan radiologi adalah salah satu penunjang medik khususnya
untuk membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit. Oleh karena
itu, sub bidang pelayanan radiologi juga memerlukan suatu
pengelolaan dan pelayanan yang baik.
Sebuah instalasi radiologi yang mempunyai tingkat pemeriksaan
dan jumlah pasien yang banyak, membutuhkan ruang yang luas, baik
itu ruang pemeriksaan maupun ruang tunggu pasien. Di Instalasi
Radiologi RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto sudah
cukup luas dan memungkinkan dalam kelancaran pemeriksaan.
Tetapi pada ruang tunggu untuk pasien rawat inap, kurang luas
sehingga brankart pasien satu dengan lainnya akan saling
bertabrakan. Hal ini menyebabkan suatu pemeriksaan terhambat,
sehingga belum efektif.
Latar belakang itulah yang mendasari penulis untuk mengkaji
lebih lanjut tentang pengelolaan dan pelayanan Radiodiagnostik di
Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
dan masalah-masalahnya serta pemecahannya agar pengelolaan
dan pelayanan radiodiagnostik bisa lebih baik.

1. 2. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah dalam pembahasan, penulis merumuskan
pokok permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana tata ruang di Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo Purwokerto ?
2. Apakah ruang tunggu pasien / door loop di Instalasi
Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto sudah
efektif ?

1.3. Tujuan Penulisan Laporan


Tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana tata ruang di Instalasi
Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
apakah sudah efektif atau belum.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui masalah-masalah yang
dihadapi dalam pengelolaan dan pelayanan radiodiagnostik
dan mengetahui pemecahan masahal tersebut.
1.4. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja Nyata.
2. Agar mahasiswa mampu melaksanakan pengelolaan dan
pelayanan radiodiagnostik dengan baik.
3. Agar mahasiswa mampu menyusun laporan kerja dan
mempresentasikan dalam forum diskusi atau seminar.
4. Sebagai bekal bagi mahasiswa untuk bekerja nantinya.

1.5. Metodologi Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai
berikut :
1. Metode Observasi.
Penulis mengamati langsung terhadap jalannya
pemeriksaan selama melaksanakan praktek kerja nyata pada
tanggal 8 Mei –3 Juni 2006 di Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo Purwokerto.
2. Metode wawancara
Penulis melakukan wawancara terhadap pihak-pihak yang
terkait dengan penulisan laporan ini sehingga diperoleh data
dan informasi yang lebih lengkap dan terperinci.
3. Dokumentasi
Penulis mengumpulkan data-data yang ada di Instalasi
Radiologi yang berkaitan dengan penulisan laporan ini.

1.6. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan laporan praktek kerja nyata adalah
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN, berisi tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan,
metodologi pengumpulan data dan sistematika penulisan.
BAB II : PENGELOLAAN PELAYANAN RUMAH SAKIT DAN
RADIOLOGI, berisi tentang gambaran umum rumah
sakit, sejarah, tipe, visi, misi rumah sakit, jenis kegiatan
pelayanan di rumah sakit, jenis pelayanan spesialis,
jumlah tenaga kerja, struktur organisasi rumah sakit dan
pengelolaan pelayanan radiologi, visi misi radiologi,
manajemen radiologi, pelayanan radiologi, administrasi
dan arsip radiologi, peralatan dan sarana pendukung di
Instalasi dan arsip radiologi, peralatan dan sarana
pendukung di Instalasi radiologi, peralatan dan sarana
pendukung di Instalasi Radiologi, proteksi radiasi dan
perijinan perawat.
BAB III : PERMASALAHAN, berisi tentang paparan masalah dan
penyebab masalah.
BAB IV : PEMBAHASAN, merupakan pembahasan dari masalah
yang ada.
BAB V : PENUTUP, berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
PENGELOLAAN PELAYANAN RUMAH SAKIT DAN RADIOLOGI

2.1. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT


2.1.1 Sejarah Rumah Sakit, Tipe, dan Visi Misi Rumah Sakit.
Rumah Sakit Umum Purwokerto merupakan rumah sakit
umum tipe C yang dikelola oleh pemerintah daerah Tingkat I
Propinsi Jawa Tengah, sejak tahun 1952, berlokasi dijalan Dr.
Angka No.2 Purwokerto, menempati areal tanah seluas 35.000
m2, merupakan rumah sakit jaman belanda yang awal mula
berdirinya yaitu pada tahun 1917 dimaksudkan untuk pelayanan
kesehatan bagi karyawan pabrik gula Kalibagor-Sokaraja.
Dimasa perjuangan kemerdekaan rumah sakit ini sempat
terbengkalai tidak ada yang merawat, dan telah beberapa kali
mengalami pengelolaannya, awal perjuangan kemerdekaan
setelah ditinggalkan penjajah Belanda-Jepang dikelola oleh
pemerintah daerah Tingkat II Kabupaten Banyumas, kemudian
diserahkan kepada Departemen Kesehatan RI dan akhirnya
semenjak tahun 1952 dikelola oleh Pemerintah Daerah Tingkat I
Propinsi Jawa Tengah, mengingat Pemerintah Daerah Tingkat II
Kabupaten Banyumas telah mengelola Rumah Sakit Umum di
Banyumas sehingga di Kabupaten Banyumas sejak saat itu
berdiri dua rumah sakit umum yaitu RSU Purwokerto di kota
Purwokerto dan RSU Banyumas di Kabupaten Banyumas.
Dalam perkembangan selanjutnya, RSU Purwokerto
yang semula berstatus sebagai RSU Tipe C plus, ditingkatkan
tipenya menjadi RSU Tipe B nonpendidikan dengan SK. Men.
Kes. RI Nomor 41/Men. Kes/SK/1/1987 tanggal 21 januari 1987
dan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Jawa
Tengah Nomor 061.1/091/1988 tanggal 5 Mei 1988.
Sejalan dengan peningkatan tipe rumah sakit, pihak RSU
Purwokerto melalui DPRD Tingkat II Banyumas mengusulkan
nama Prof. Dr. Margono Soekarjo kepada Pemerintah Propinsi
Dati I Jawa Tengah untuk diabadikan sebagai nama rumah sakit
umum Purwokerto yang baru. Hal ini dimaksudkan untuk
mengenang jasa almarhum sebagai salah seorang pejuang dan
dokter ahli bedah pertama bangsa Indonesia dengan reputasi
internasional, dimana beliau berasal dari Sokaraja-Banyumas.
Usul ini mendapat persetujuan dari DPRD Tingkat I Propinsi
Jawa Tengah dan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Propinsi
Jawa Tengah yang ditandai dengan diterbitkannya SK.
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Tengah nomor
445/32/1990 tanggal 18 April 1990. Dengan demikian sejak
tanggal 18 April 1990, RSU Purwokerto telah berubah namanya
secara resmi menjadi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto. Pembangunan gedung RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto yang dimulai dengan peletakan batu
pertama oleh Dr. Soewarjono Soeryaningrat Menteri Kesehatan
RI pada waktu itu.
Kemudian berdasarkan Surat keputusan menteri
Kesehatan dan kesejahteraan Sosial RI nomor : 239/MENKES-
KESOS/III, Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Margono
Soekarjo merupakan Rumah sakit milik Pemerintah Propinsi
Jawa Tengah ditetapkan sebagai rumah sakit tipe B Pendidikan.
Rumah sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
mempunyai visi, yauitu sebagai rumah sakit pusat rujukan
pelayanan kesehatan yang prima dan rumah sakit pendidikan
yang berkualitas.
Adapun misi dari rumah sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto adalah sebagai berikut
1. Menyelenggarakan pelayanan rujukan spesialistik yang
professional.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan pari purna yang
terjangkau oleh masyarakat.
3. Melaksanakan pelayanan kesehatan secara cepat, tepat,
rumah, lues, dan informative yang memuaskan semua pihak.
4. Melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat secara professional dalam bidang kesehatan.
2.1.2 Jenis Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit
Jenis palayanan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto dapat dikelompokan sebagai berikut
1. Instalasi rawat jalan, terdiri dari 16 poliklinik yaitu
a. Poliklinik Bedah Umum
b. Poliklinik Bedah Orthopaedi
c. Poliklinik Bedah Syaraf
d. Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan
e. Piliklinik Mata
f. Poliklinik Penyakit Jantung
g. Poliklinik Penyakit Paru
h. Poliklinik Penyakit Dalam
i. Poliklinik Penyalit Hipertensi dan Ginjal
j. Poliklinik Diabetus Militus
k. Poliklinik Penyakit THT
l. Poliklinik Penyakit Kulit dan Kelamin
m.Poliklinik Anak
n. Poliklinik Kesehatan Jiwa
o. Poliklinik Gigi dan Mulut
p. Poliklinik Orthodonsi
2. Instalasi Rawat Inap, terdiri dari 13 ruang perawatan yaitu
a. Ruang Perawatan Seruni
b. Ruang Perawatan Cempaka
c. Ruang Perawatan Kenanga
d. Ruang Perawatan Dahlia
e. Ruang Perawatan Soka
f. Ruang Perawatan Mawar
g. Ruang Perawatan Melati
h. Ruang Perawatan Flamboyan
i. Ruang Perawatan Kamar Bersalin (VK)
j. Ruang Perawatan Aster
k. Ruang Perawatan Teratai
l. Ruang Perawatan Pavilliun Soeparjo Roestam B
m.Ruang Perawatan Pavilliun Soeparjo Roestam A
3. Instalasi Perawatan Intensif
a. Intensif Caren Unit (ICU)
b. Intensif Coroner Caren Unit (ICCU)
4. Instalasi Bedah Sentral
a. OK Bedah Umum
b. OK Bedah Orthopaedi
c. OK Bedah Syaraf
d. OK Bedah Mata
e. OK Bedah Kebidanan
f. OK Bedah THT
5. Instalasi Gawat Darurat
a. Gawat Darurat Non Bedah
b. Gawat Darurat Bedah
c. Gawat Darurat Kebidanan
6. Instalasi Rehabilitasi Medis
7. Instalasi Radiologi
8. Instalasi Patologi Klinik
9. Instalasi Patologi Anatomi
2.1.3 Jenis Pelayanan Spesialis
Jenis pelayanan spesialis Rumah Sakit Uumu Daerah Prof. Dr.
Margono Soekarjo adalah sebagai berikut
1. Spesialis Penyakit Dalam
2. Spesialis Kesehatan Anak
3. Spesialis Penyakit Bedah
4. Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
5. Spesialis Mata
6. Spesialis THT
7. Spesialis Saraf
8. Spesialis Kulit dan Kelamin
9. Spesialis Penyakit Jantung
10. Spesialis Penyakit Paru-paru
11. Spesialis Bedah Ortopaedi
12. Spesialis Bedah Syaraf
13. Spesialis Kesehatan Jiwa
14. Spesialis Anastesi
15. Spesialis Rehabilitasi Medis
16. Spesialis Radiologi
17. Spesialis Patologi Klinik
18. Spesialis Patologi Anatomi
19. Spesialis Orthodontis
2.1.4 Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang tersedia di Rumah Sakit Umum
Daerah Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto adalah sebagai
berikut
1. Tenaga Medis berjumlah 66 orang
2. Tenaga keperawatan berjumlah 305 orang
3. Tenaga Apoteker dan asisten apoteker berjumlah 17 orang
4. Tenaga para medis non perawatan berjumlah 35 orang
5. Tenaga administrasi berjumlah 230 orang
2.1.5 Struktur Organisasi Rumah Sakit
Berdasarkan Perda Propinsi Dati I Jawa Tengah Nomor 4 tahun
1997 bagan susunan organisasi RSUD Porf. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto da[at digambarkan dalam lampiran.

2.2 Pengelolaan, Pelayanan Radiologi


2.2.1 Visi, Misi Radiologi
Instalasi Radiologi mempunyai tujuan mengemban tugas
misi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dengan
memberikan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan
radiodiagnostik dan diagnostikimejiing dengan mutu setinggi-
tingginya kepada pasien rawat jalan, rawat inap, gawat darurat
dan masyarakat umum sehingga mampu meningkatkan derajat
kesehatan secara umum. Oieh karna itu, instalasi Radiologi
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo memiliki visi sebagai pusat
rujukan pelayanan kesehatan yang prima dan rumah sakit
pendidikan yang berkualitas dasamping visi tersebut, instalasi
radiologi juga mempunyai misi , yaitu:
1. Memberikan peyanan radiologi secara professional.
2. Menyelenggarakan pelayanan radiologi yang prima kepada
masyarakat.
3. Melaksanakan pelayanan radiologi dengan cara cepat, tepat,
ramah, lues dan informative sehingga memuaskan semua
pihak.
4. Melaksanakan pendidikan bidang radiologi serta
melaksanakan pengembangan SDM untuk menyesuaikan
perkembangan IPTEK dibidang radiologi
2.2.2 Manajemen Radiologi
Kepala instalasi Radiologi bertanggung jawab kepada
Direktur Rumah Sakit melalui Direktur Pelayanan. Dalam
tugasnya, Kepala Instalasi Radiologi dibantu oleh Sekretaris
Radiologi yang bertugas sebagai Penanggung Jawab
Pelayanan dan Administrasi Radiologi. Penanggung jawab
Jaminan Kualitas dan Proteksi serta pelaksa Radiografi.
Instalasi Radiologi melayani pasien dari IRJA, IRNA,
IRDA, dan pasien rujukan dari Rumah Sakit atau praktek pribadi
dokter. Pelayanan Radiologi dilaksanakan SMF Radiologi dan
para medis fungsional yang bertanggung jawab kepada Kepala
Instalasi melalui atasan langsungnya.
Kinerja Instalasi Radiologi digambarkan dalam suatu
sruktur organisasi Radiologi yang meggambarkan fungsi
hubungan jabatan-jabatan. Jabatan-jabatan tersebut antara
lain :
1. Kepala Instalasi Radiologi
2. Sekretaris Radiologi
3. Penanggung Jawab Radiologi
4. Penanggung Jawab Administrasi Radiologi
5. Penanggung Jawab Jaminan Kualitas Proteksi dan Proteksi
Radiasi
6. Pelaksana Radiografi
7. Pelaksana Administrasi
8. Palaksana Jaminan Kualitas dan Proteksi Radiasi
Tugas jabatan-jabatan tersebut dijelaskan dalam uraian
jabatan dalam pelaksanaan tugas jabatan-jabatan tersebut
berpedoman pada kebijakan dan prosedur tetap yang sudah
disyahkan dan diberlakukan dirumah sakit.

2.2.3 Pelayanan Radiologi


Alur Pelayanan Radiodiagnostik dan diagnostik imejing
untuk pasien rawat jalan, rawat inap dan gawat daruarat adalah
sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Radiologi hanya diberikan atas perintah dokter
dengan mengisi surat permintaan pemeriksaan Radiologi
yang ditulis dengan jelas jenis pemeriksaan, data klinis dan
ditand tangani.
2. Surat pemintaan pemeriksaan diserahkan oleh pasien atau
perawat pengantar di loket pendaftaran yang selanjutnya
akan diproses oleh petugas administrasi.
3. Petugas administrasi memberikan informasi tentang
pemeriksaan yang akan dilakukan dan besarnya tariff.
4. Untuk pasien dari rawat jalan, petugas administrasi memberi
surat perintah pembayaran yang ditujukan kepada loket
pembayaran (loket khusus) tentang jenis pemeriksaan dan
besar tarif yang harus dibayar pasien rawat inap dan gawat
darurat besar tarif ditulis pada status keuangan
5. Radiografer memanggil pasien, mengecek identias pasien
dan data klinis, memberi informasi tindakan yang akan
dilakukan dan meminta kerja samanya. Untuk pemeriksaan
radiologi invasif, tindakan dilakukan oleh medis/dokter,
kepada pasien diberi informasi tentang persiapan dan jadual
pemeriksaan.
6. Setelah dicek identitas pasien, dilakukan pemeriksaan
sesuai dengan permintaan dokter dan sesuai dengan
prosedur tetap yang berlaku.
7. Hasil pemeriksaan dan ekspertisi diserahkan kapada pasien
atau kapada perawat pengantar bagi pasien dari rawat inap
atau gawat darurat.
Pelayanan Radiologi diluar jam kerja dilakukan oleh
radiografer jaga on site dan ekspertisi oleh radiollog jaga on call.
2.2.4 Administrasi dan Arsip Radiologi.
Hal-hal yang berhubungan dengan administrasi dan arsip
Radiologi, antara lain :
1. Pendaftaran Pasien
Pasien datang dan dicatat dalam buku pendaftaran. Hal-hal
yang perlu dicatat adalah tanggal, nomor rekam medis,
nama, alamat, umur, asal, asal pasien, jenis pemeriksaan,
dokter pengirim, besar biaya pemeriksaan dan cara
pemeriksaan.
2. Prosedur Pemerikasaan Radiologi
Pemeriksaan Radiologi dilakukan atas permintaan dokter
dan dilakukan oleh radiographer sesuai dengan Prosedur
Tetap (Protap) yang ada di Instalasi Radiologi RSUD Prof.
Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
3. Pembayaran
Pembayaran biaya pemeriksaan radiologi untuk pasien
rawat jalan ditangani di bagian loket pendaftaran, sedangkan
untuk rincian biaya pemeriksaan rawat inap pada tagihan
catatan medik yang akan dibayar saat pasien keluar dari
rumah sakit.
4. Penyerahan Hasil Pembacaan.
Hasil radiograf merupakan milik pasien sepenuhya dan
dapat diambil pada hari pelaksanaan pemeriksaan setelah
dibaca oleh radiolog.
5. Pengarsipan
Pengarsiran di Instalasi radiologi berupa hasil radiograf dan
hasil pemeriksaanya yang disusun berdasarkan bulan
dilaksanakannya pemeriksaan.
Laporan pembukuan Instalasi Radiologi dilakukan sebulan
sekali oleh Kepala Instalasi Radiologi ke Bagian Catatan
Medik. Laporan ini meliputi jenis pemeriksaan, jumlah pasien
rawat jalan dan rawat inap, IGD, jumlah pemakaian film dan
kerusakan film.
2.2.5 Peralatan dan Sarana Pendukung di Instalasi Radiologi
Gedung Instalasi Radiologi menempati lantai satu
bersama TPPRI dan loket khusus dimana terdiri atas :
1. Tiga buah ruang pemeriksaan masing-masing berukuran 5m
x 5m x 3,5m (p x l x t).
2. Satu ruang pemeriksaan USG berukuran 5m x 5m x 3,5m (p
x l x t).
3. Satu ruang ‘whole body CT Scanner’ 6m x 6m x 3,5m (p x l x
t).
4. Satu ruang pemeriksaan Mammografi, pemeriksaan dental
(gigi), general examination 8m x 8m x 3,5m (p x l x t).
5. Dua ruang administarasi masing-masing untuk loket
pendaftaran dan loket pangambilan hasil pameriksaan.
6. Satu ruang arsip.
7. Satu ruang radiolog.
8. Satu ruang Kapala Instalasi.
9. Satu ruang kamar gelap.
10. Satu ruang kamar pengering.
11. Dua ruang gudang.
12. Satu ruang secretariat/administrasi.
13. Satu ruang sekretaris.
14. Satu ruang istirahat.
15. Satu ruang jaga.
16. Satu ruang tamu.
17. Satu ruang musholla.
Adapun peralatan Radiologi yang dimiliki oleh Instalasi
Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto antara
lain :
1. Satu unit x-ray diagnostic ‘Misono’ 500 mA, 125 kV, 2 tube,
standar kaset dan ‘tilting table’ (1980).
2. Satu unit x-ray diagnostic “Shimadzu” 300 mA, 125 kV, 1
tube, meja pemeriksaan (bucky table) dan bucky stand.
3. Tiga unit x-ray mobile :
a. Satu unit ‘Toshiba’ KCD-10M-7 100 mA, 90 kVp,
‘Condensor Discharge’ (1986, roda rusak).
b. Satu unit ‘Toshiba’ 100 mA, 90 kVp, ‘Condensor
Discharge’ (1982, rusak).
c. Satu unit ‘Shimadzu’ 50 mA, 90 kVp, ‘Condensor
Discharge’ (1983, di ICU).
4. Satu unit x-ray ‘Siemens’ 50 mA, 80 kVp (1952, disimpan)
5. Satu unit x-ray ‘Siregraf Siemens’ dengan CCTV, tilting table,
bucky stand, 1 tube (1995).
6. Satu unit CT-Scanner ‘Siemens’ (1995).
7. Satu unit C-Arm ‘Siemens’ dengan CCTV 100 mA (1995, di
IBS).
8. Satu unit Mammografi ‘Metaltronica Flat’ (1997).
9. Satu unit USG Multi Purpose.
2.2.6 Proteksi Radiasi dan Perijinan Pesawat
Instalasi Radiologi mempunyai tiga petugas proteksi radiasi
dengan kursus tambahan proteksi radiasi tahun 1994 yaitu Sdr.
Kholik Al Amin, dan tahun 2000 yaitu Sdr. Prahardi, Sdr. Agus
Sholeh.
BAB III
PERMASALAHAN

3.1 DASAR TEORI


3.1.1
3.2 STRUKTUR BANGUNAN INSTALASI RADIOLOGI
3.3 PAPARAN MASALAH
Berdasarkan teori, ruangan radiologi didesain sedemikian rupa
agar ruangan tersebut tidak mengganggu dalam aktifitas
pemeriksaan dan juga memberikan kenyamanan bagi pasien
maupun petugas di Instalasi Radiologi.
Di Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto pada dasarnya ruang pemeriksaan sudah efisien dan
sangat luas, ruang untuk pemeriksaan ekstremitas, kontras,
fluoroskopy, USG, mammografi dan CT-scan sudah ada ruangan
sendiri-sendiri dan sangat memadai. Hanya saja di ruang tunggu
pasien rawat inap sangat sempit sehingga apabila ada brankart /
tempat tidur pasien yang mau lewat akan saling bertabrakan satu
sama lain sehingga satu dari brankart tersebut harus dikeluarkan
terlebih dahulu.
Hal ini dapat menghambat jalannya pemeriksaan dan lalu lintas,
sehingga belum efektif baik dari segi waktu maupun tenaga.
3.4 PENYEBAB MASALAH
Di instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto, ruang tunggu untuk pasien rawat inap yang juga
merupakan tempat berlalu lintas para petugas maupun pasien rawat
jalan sangat sempit sehingga sering terjadi antrian orang maupun
brankart yang mau lewat, bahkan antar brankart 1 dengan lainnya
tidak dapat berdamping sejajar karena ruangan sempit. Hal ini
menyebabkan ketidakefektifan kerja bagi petugas baik dari segi
waktu maupun tenaga.
BAB IV
PEMBAHASAN

Di Instalasi radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto,


sering terjadi antrian brankart pasien yang berderet sehingga
mengganggu petugas maupun pasien rawat jalan yang akan masuk
keruang pemeriksaan dan menjadikan ketidakefektifan kerja baik dari segi
waktu maupun tenaga.
Berikut alternatif pemecahan masalah :
a. Menyediakan ruang khusus untuk pasien rawat inap yang
memakai brankart baik untuk pemeriksaan ekstrimitas maupun
kontras.
Keuntungan :
1. Mempercepat proses pemeriksaan
2. Pasien tidak bercampur antara pasien rawat inap
dan rawat jalan.
Kerugian :
1. Butuh ruangan yang luas untuk instalasi radiologi.
b. Memperlebar ruang radiologi di bagian ruang tunggu
/ doorloop, sehingga ruang tunggu pasien rawat jalan berada di
dalam ruang radiologi dan semua aktifitas di instalasi radiologi
berada di dalam instalasi radiologi baik administrasi maupun
pasien rawat jalan yang menunggu pemeriksaan maupun
menunggu hasil.
Keuntungan :
1. Gedung instalasi radiologi menjadi gedung tertutup dimana
semua aktifitas di Instalasi radiologi berada di dalam satu
gedung.
2. Antara brankart 1 dengan lainnya tidak saling bertumbukan
maupun mengantri panjang karena ruang tunggu sudah
dilebarkan.

Kerugian :
1. Membutuhkan biaya besar untuk membongkar dan
melebarkan ruang tunggu di instalasi radiologi.
c. Memberi hiburan pada pasien dengan menempatkan televisi di
ruang tunggu pasien sehingga pasien merasa nyaman.
Keuntungan :
1. Pasien tidak merasa bosan karena terlalu lama menunggu
giliran periksa.
2. Pasien merasa nyaman.
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
a. RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, merupakan
Rumah Sakit tipe B Pendidikan Unit Swadana Daerah dengan SK
Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial No. 239 Menkes
Kesos/SK/III/2001
b. Pengelolaan pelayanan diagnostik di RSMS ini sudah cukup baik
tetapi masih perlu ditingkatkan dalam rangka mewujudkan Visi
dan Misi Rumah Sakit.
c. Mengingat banyaknya pasien di Instalasi Radiologi baik pasien
rawat inap maupun pasien rawat jalan maka doorloop dipenuhi
dengan brankart pasien sehingga pemeriksaan menjadi
terhambat dan ketidakefektifan kerja baik dari segi waktu dan
tenaga.

5.2 SARAN
a. Karena di Instalasi Radiologi setiap harinya banyak pasien baik
itu pasien rawat jalan maupun rawat inap maka sebaiknya
disediakan ruang khusus untuk pasien rawat inap yang memakai
brankart.
b. Memperlebar ruang radiologi, terutama di bagian doorloop
sehingga antar brankart tidak saling bertabrakan
c. Memberikan kenyamanan pada pasien misalnya dengan
mengalakan televisi di ruang tunggu ataupun memutarkan lagu-
lagu sehingga pasien tidak akan merasa bosan.
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena


atas berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Nyata dan
menyusun Laporan Praktek Kerja Nyata sebagai salah satu tugas mata
kuliah Praktek Kerja Nyata di Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih atas bimbingan,
arahan, bantuan dan saran dalam penyusunan laporan Praktek Kerja
Nyata kepada yang terhormat :
1. Bapak M. Irwan katili, S.Pd, M.Kes. selaku Ketua Jurusan Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Semarang.
2. Bapak Dr. S. Ardi Suwarno, Sp.Rad selaku Kapala Instalasi
Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
3. Bapak Kholik Al Amin, S.Si selaku Kepala Ruang Instalasi Radiologi
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
4. Ibu Rr. Mina Wahyuningsih, AMR selaku Clinical Instruktur di
Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr.Margono Soekarjo Purwokerto.
5. Pak Agus, Pak Masdi, Pak Prahardi, Mas Happy, Mba Putri, Mba
Dina, Bu Sis dan Bu Susi selaku Radiografer di Instalasi Radiologi
RSUD Margono Soekarjo Purwokerto.
6. Pak Narikun, Bu Sugi, Bu Sri, Pak Karso, Pak Warsito selaku
operator, petugas kamar gelap dan petugas administrasi di Instalasi
Radiologi RSUD Prof. Dr.Margono Soekarjo Purwokerto.
7. Teman-teman seperjuanganku di RSUD Prof. Dr.Margono Soekarjo
Purwokerto (Ara, Wulan, latifah, barkah, Wasis), dan semua pihak
yang telah mambantu dalam penyusunan laporan praktek kerja nyata
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih belum
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca.
Semoga laporan praktek kerja nyata ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan instalasi radiologi RSUD Prof. Dr.Margono Soekarjo
Purwokerto pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Purwokerto, Juni 2006

Penulis
LAPORAN PENGELOLAAN PELAYANAN
RADIODIAGNOSTIK DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Disusun untuk melengkapi tugas Praktek Kerja Nyata.

Disusun oleh:
Agung Puspitaningtyas
P17430103002

PRODI D III JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN


RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
2006
HALAMAN PENGESAHAN

Telah diperiksa dan disetujui untuk memenuhi tugas mata kuliah


Praktek Kerja Nyata Prodi D III Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan
Radioterapi Politeknik Kesehatan Semarang di Instalasi Radiologi RSUD
Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

Nama : Agung Puspitaningtyas

NIM : P17430103002

Hari / Tanggal :

Mengetahui,
Wakil Kepala Instalasi Radiologi
RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto

Kholik Al Amin, S.Si


NIP. 140 239 706

Anda mungkin juga menyukai