Bab Viii-Ix Phper
Bab Viii-Ix Phper
A. PENDAHULUAN
1. Untuk lebih mengenal isi dan sifat Common Law pada umumnya, maka
terlebih dahulu kita mendalami hukum England dan Wales, sebab hukum
itulah yang dijadikan model bagi perkembangan hukum Common Law dalam
lingkungan keluarga Common Law.
2. Usaha mendalami hukum inggris itu berarti meneliti struktur, konsepsi serta
sumber hukum dari hukum Inggris tersebut.
4. Untuk mengenal serta mengartikan suatu sistem hukum tertentu, apakah itu
menyangkut sistem hukum Romawi Germania atau sistem hukum Common
Law, maka memang perlu kita mendalami struktur dan konsepsi hukumnya
yang semuanya merupakan sendi-sendi dari suatu sistem hukum tertentu.
5. Atau kalau kita meneliti pada hukum Inggris, maka kita akan menjumpai
struktur hukum Perancis dan Belanda atau negara lain dalam keluarga
hukum Romawi Germania.
7. Hukum Inggris dan juga hukum Common Law tidak mengenal pembagian
hukum seperti demikian.
10. Hukum Inggris begitu juga hukum Common Law nya merumuskan norma-
norma hukumnya dengan rumusan-rumusan yang terperinci seperti halnya
Hakim merumuskan norma penyelesaiannya hukumnya pada suatu perkara
in kongkreto karena titik berat dari fungsi hukum diletakan pada fungsi
menyelesaikan perselisihan. Juga hukum Inggris tidak mengenal pembedaan
antara hukum yang bersifat memaksa dan hukum yang bersifat mengatur,
dalam rangka merumuskan norma-norma hukumya.
11. Sebab dari pembedaan struktur antara kedua lingkungan hukum tersebut
terletak pada perbedaan pertumbuhan sitem-sistem hukum tersebut.sistem
hukum Romawi Germania merupakan hasil pemikiran dan pengolahan
secara rasonal dan logis sistematis dari para sarjana hukum.
12. Sebagai contoh dapat kita kemukakan pengertian equality menurut tradisi.
13. Pengertian kontrak berarti persetujuan yang dilindungi dengan upaya hukum
yang disebut assumption yang upaya hukum ini tidak tidak dapat
diperlakukan terhadap Trust yang dilindungi dengan sanksi – sanksi lain.
14. Dari contoh-contoh tersebut jelaslah bahwa pembidangan hukum serta
konsepsi-konsepsi hukumnya selalu dihubungkan dengan sanksi hukum
tertentu yang bertujuan melindunginya.
B. PERAN UNIVERSITAS
1. Seperti halnya hukum Romawi – Germania yang dibagi dalam dua kelompok
yaitu hukum privat maupun hukum public, maka hukum Inggris juga
memiliki pembidangan hukum ialah hukum Common Law dan hukum
Equity.
2. Selanjutnya seberapa jauh hubungan antara hukum Common Law dan hukum
Equity baru dapat diketahui apabila sudah diadakan pembahasan lebih lanjut
tentang hukum Common Law dan Equity.
E. TERBENTUKNYA EQUITY
Equity timbul karena Common Law memberikan putusannya tidak dapat memuaskan
para pencari keadilan, bahkan dalam banyak hal tidak dapat mengadilinya.
Dalam hal Common Law tidak mampu memberikan suatu keadilan dalam suatu
sengketa, Equity mempunyai kewajiban campur tangan untuk mengatasi kelemahan
Common Law dengan memberi penyelesaian atas masalah yang tak terselesaikan
F. PENERAPAN HUKUM EQUITY
Mengenai penerapan hukum Equity ini dapat diketahui dengan jelas dari
contoh kasus berikut :
Hal tersebut berarti bahwa paksaan batin tidak mempemgaruhi suatu perjanjian. Dalam
hal ini Chancellor dapat mengadakan campur tangan dengan mengeluarkan suatu
putusan yang melarang orang yang menyalahgunakan kedudukannya dengan melakukan
tuntutan agar perjanjian dilaksanakan secara paksa.
1. Judiciature Act 1873 yang mulai efektif baru pada tahun 1875 adalah
Undang – undang Pengadilan 1873 – 1875. Undang – undang ini melakukan
reorganisasi dalam pengadilan – pengadilan Superior Courts ke dalam
Supreme Court yang meliputi Court of Appeal dan High Court of Justice.
Pada hakikatnya Judiciature Act 1873 tersebut mengakhiri dualism hukum di
Inggris yang di mulai dari adanya hukum Equity. Dengan adanya
perkembangan tersebut, maka di Inggis terdapat dua macam hukum acara
yaitu yang satu berlaku bagi hukum Common Law dan yang lainnya berlaku
bagi hukum Equity, Dengan adanya reorganisasi badan – badan peradilan
oleh Judiciature Act 1873 - 1875, maka organisasi badan peradilan di
Inggris menjadi sebagai berikut :
1. High Court of Justice yang terdiri dari 3 bagian. Pada dasarnya tiap
bagian berwenang mengadili segala perkara.
Court of Appeal yang di adili oleh Majlis Hakim terdiri dari 2 atau 3
anggota. Tiap anggota menyatakan pendapatnya mengenai perkara yang
diperiksa dsn keputusannya diambil dengan suara terbanyak. Para Hakim
diangkat dari para pengacara.
A. PENDAHULUAN
1. Kalau kita bicara tentang suatu keluarga hukum, berarti didalam keluarga
hukum itu terdapat ciri – ciri khusus dari sistem hukum yang termasuk
dalam lingkungan keluarga hukum yang bersangkutan, dalam hal ini
keluarga hukum Romawi – Germania.
2. Salah satu ciri-ciri atau karakteristik norma- norma hukumdari sistem hukum
yang termasuk dalam keluarga Romawi – Germania adalah adanya
kesamaan mengenai strukturnya yang terdiri dari kesamaan dalam :
c. Unifikasi hukum.
d. Kodifikasi hukum
- Ukuran kepentingan
b. Pendapat Meyers,
2. Cara pembagian tersebut berasal dari satu sumber yaitu hukum Romawi.
E. TEKNIK KODIFIKASI
2. Burgelijk Wetboek ( BW )
3. Hukum Nasional