COMMON LAW
DISUSUN KELOMPOK:
-GIPANLI (2120102014)
-SITI ATTIAH SALSABILAH(2110102006)
-WANDA WULANSARI(2110102009)
-SELLA ARIFAH MUADDAH(2120102020)
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayahnya kepada
penulis mampu untuk menyelesaikan makalah tentang Perbandingan Sistem Hukum
Sholawat beserta salam selalu penulis ucapkan kepada baginda nabi muhammad SAW. yang
menjadi suri tauladan dan panutan untuk hidup, agar kehidupan yang kita jalankan bisa terarah
sesuai dengan tuntunan agama.
Penulis juga berterima kasih kepada dosen pembimbing, dan teman-teman yang selalu
menyemangati penulis untuk menyelesaikan makalah ini.Didalam penulisan makalah ini tentu
masih banyak kekurangan dan belum dikatakan sempurna maklum lah masih dalam tahap
belajar. Jika dikenan mohon maafkan penulis atas kesalahan tersebut. Penulis juga berharap
agar makalah yang penulis buat ini agar bisa bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
JUDUL.............................................................................. i
ii
BAB 2
PEMBAHASAN
a. Pengertian Common Law
Istilah Common Law berasal dari bahasa perancis “commune-ley” yang
merujuk pada adat kebiasaan (custom) di inggris yang tidak tertulis dan yang
melalui keputusan-keputusan hakim dijadikan berkekuatan hukum. 1 common law
merupakan salah satu kejadian utama yang menyebabkan terjadinya hukum.
Common Law pada mulanya berasal dari kebiasaan alam dalam masyarakat di
inggris dan kemudian dikembangkan oleh keputusan-keputusan pengadilan dan
pertumbuhannya dimulai dari sekitar tahun 1066.2
Hukum common law dimulai dari tahun 1066 ketika sistem pemerintahan di
inggris bersifat feodalistis, dengan melakukan pembagian wilayah yang dikuasakan
ke tangan lord dan rakyat harus menyewanya kepada lord tersebut. Kekuasaan lord
yang semakin besar menyebabkan ia dapat membentuk pengadilan sendiri yang
dinamakan dengan minoral court. Pengadilan ini menjalankan tugasnya
berdasarkan hukum kebiasaan setempat dan hukum yang ditetapkan oleh lord
sendiri. Akibatnya muncul kesewanangan dan berbagai penyelewangan yang juga
melahirkan pemberontakan-pemberontakan hingga akhirnya tercium oleh Raja
Henry II (1154-1180). Kerajaan Inggris lantas berinisiatif mengambil beberapa
kebijaksanaan, yaitu: 3
1. Disusunnya suatu kitab yang memuat hukum Inggris pada waktu itu.
Agar mendapatkan kepastian hukum kitab tersebut ditulis dalam bahasa
latih oleh Glanvild chief justitior dari Henry II dengan judul Legibus
Angliae;
2. Diberlakukannya writ sytem, yakni surat perintah dari raja kepada
tergugat agar membuktikan bahwa hak-hak dari pengugat itu tidak
benar. Dengan demikian tergugat mendapat kesempatan untuk membela
diri;
3. Diadakannya sentralisasi pengadilan (Royal Court) yang tidak lagi
mendasarkan pada hukum kebiasaan setempat melainkan pada Common
Law, yang merupakan suatu unifikasi hukum kebiasaan yang sudah
diputus oleh hakim (yurispredensi). Hal ini menjadi langkah besar bagi
kemajuan hukum di inggris pada masa itu.
Akibat banyaknya perkara dan keterbatasan Royal Court dan sistem writ
dalam mengadili, maka penduduk inggris kemudian mencari keadilan kepada
1 Bernadetha Aurelia Oktavira, S.H, Civil Law dan Common Law, Temukan Bedanya di Sini
(hukumonline.com), diakses pada tanggal 06/05/2023
2 Sulaiman, 2019, hal 211.
3 The common law and civil law tradition, 2010, The Robbins Collection (Educational Use Only) Oxford, h. 3-4
1
pimpinan gereja atau Lord of chancellor. Pengadilan yang dilakukan oleh
pimpinan gereja menurut sistem hukum inggris tidaklah bertentangan, karena
pada saat itu pengadilan Royal Court didasarkan pada common Law dan hakim-
hakimnya bertindak atas nama raja (fons iustitiae atau raja selaku sumber
keadilan dan kelayakan). Sedangkan pengadilan court of chancery didasarkan
pada hukum gereja atau hukum kanonik dan hakimnya adalah seorang
rohaniawan. Sistem penyelesaian perkara dipengadilan ini dikenal sebagai
sistem equity, yakni sistem penyelesaian perkara yang didasarkan pada hukum
alam (ketuhanan) atau keadilan.
Peran hakim
Oleh karena itu, hakim terikat pada prinsip hukum dalam putusan
pengadilan yang sudah ada dari perkara-perkara sejenis (asas doctrine of
precedent) Namun, bila dalam putusan pengadilan terdahulu tidak ditemukan
prinsip hukum yang dicari, hakim berdasarkan prinsip kebenaran dan akal sehat
dapat memutuskan perkara dengan menggunakan metode penafsiran hukum,
Sistem hukum Anglo-Amerika sering disebut juga dengan istilah case law. ]
Penggolongannya
3
Sistem Anglo berorientasi pada mazhab/aliran Freie Rectsbegung
Pada aliran ini hakim benar-benar sebagai pencipta hukum (judge made
law) karena keputusan yang berdasar keyakinannya merupakan hukum dan
keputusan ini lebih dinamis dan up to date karena senantiasa memperlihatkan
keadaan dan perkembangan masyarakat. 6
6 Luhan Exo, sistem hukum common law, Makalah Sistem Hukum Common Law
(nadauntad2014.blogspot.com), diakses pada tanggal 08/05/23
4
resmi mengakui hukum Inggris ini selama berlangsungnya periode
kolonial.
Hukum Amerika Serikat ini telah meninggalkan banyak ciri-ciri khas
Arkhais (kuno) common law dan ia mengenal banyak proses evolusi yang
lebih cepat daripada hukum Inggris. Namun, betapapun juga tetap ada
kebinekaan yang relatif besar satu dan lain karena kelimapuluh negara
bagian tersebut memiliki hukum masing-masing. Oleh karena itu
sebenarnya tidak dijumpai hukum Amerika dala arti sebuah tatanan hukum
yang uniform, untuk diberlakukan di seluruh wilayah Amerika Serikat.
2. Kanada
Dikanada harus kita bedakan antara hukum publik yang untuk seluruh
federasi berasal dari inggris dan hukum privat. Menyangkut hukum yang
disebut terakhir terdapat perbedaan yang tajam antara provinsi-provinsi
“common law” Inggris dan propinsi Quibec yang sebagian besar
penduduknya berbahasa Perancis.
Sejak tahun 1949 preseden-preseden Inggris telah kehilangan
kekuasaanya mengikat di Kanada. Sebaliknya preseden-preseden Amerika
Serikat, sekalipun tidak mengikat, maka terutama sejak dasawarsa terakhir
ini telah merebut persuasive authority yang cukup besar.
3. Australia
Sebagaimana halnya Amerika serikat dan Kanada, Australia pun
merupakan sebuah federasi, berbasiskan sebuah undang-undang federal
dan konstitusi-konstitusi keenam negara-negara bagian. Badan-badan
legislatif federasi (commonwealth of Australi) dan negara-negara bagian
baru pada abad XX memperoleh kemerdekaan penuh dari parlemen.
Materi-materi hukum yang dilemparkan oleh Undang-undang dasar
federal kepada federasi adalah lebih luas daripada Amerika Serikat.
Jadi, dengan demikian hukum australia pada umumnya dan terutama
adalah hukum Inggris, bahwa Statute Law sekalipun, sepanjang hal ini
masing diterapkan di Australia, dari hukum perundang-undangan
federasi dan negara-negara bagian, dan dari case law, dimana preseden-
preseden Australia itu sendiri mempunyai kekuatan mengikat, sedangkan
pada negara-negara Common Law lainnya hanya bersifat Persuasive
authorty.
4. Selandia Baru
Berbeda dengan Amerika Serikat, Kanada dan Australia,
Selandia Baru merupakan sebuah negara kesatuan. Hukum Selandia baru
berbasiskan hukum Inggris, termasuk aturan-aturan yang dikembangkan
oleh peradilan Equity, dan perundang-undangan parlemen Selandia
Baru, yang sejak tahun 1947 telah berdiri sendiri sepenuhnya terlepas dari
parlemen Inggris. Sama halnya dengan di Inggris, di Selandia baru pun
tidak dijumpai kodifikasi dalam arti yang sebenarnya. Beberapa cabang
5
hukum, misalnya hukum pidana, hukum dagang dan hukum perseroan
memang diatur oleh undang-undang, akan tetapi perundang-undangan ini
merupakan penambahan atau pelengkap (aanvulling) common law yang
berlaku. Suatu keistimewaan dari Selandia Baru ialah bahwa di sini
dijumpai instansi-instansi hukum khusus untuk menyelesaikan
perselisihan-perselisihan tertentu, di mana penduduk asli Maori terlibat.
5. Afrika Selatan
Afrika Selatan bekas koloni Belanda yang pada awal abad XX
sepenuhnya menjadi bagian kerajaan inggris, memiliki apa yang dikenal
dengan tatanan hukum Anglo-Romawi, dala arti bahwa sebagai akibat
dominasi Inggris, yang untuk bagian wilayah telah berada di bawah
kekuasaan Inggris sejak awal abad XIX, pada hakekatnya termasuk
negara-negara common law, namun betapapun juga telah menganut dan
mempertahankan hukum Belanda-Romawi yakni tulisan-tulisan para
yuris masa lalu sejauh tulisan-tulisan ini diakui oleh peradilan.
Di luar sumber-sumber hukum “Eropa” maka berlaku pula
dalam jumlah besar hukum kebiasaan penduduk pribumi yang berkulit
hitam, sejauh tidak bertentangan dengan kepentingan umum dengan
ketentuan-ketentuan yang dipandang adil dan pantas oleh para pemimpin
politik
6. Bekas Koloni-koloni Inggris Lainnya
Bekas koloni-koloni Inggris di Afrika Tengah yang pada tahun
1960 memperoleh kemerdekaannya (Nigeria, Kenya, Uganda, Tanzania,
Zambia dan lain-lain) telah mempertahankan common law sebagai dasar
tatanan-tatanan hukum mereka, namun setelah mereka merdeka hal
tersebut telah ditambah dan dilengkapi pula dengan perundang-
undangan, sehingga sedikit banyak hal itu telah diubah dan disesuaikan.
Hal yang sama berlaku pula bagi bekas koloni-koloni Inggris di benua-
benua lainnya. Di Sri Langka, yang sampai dengan awal abad XIX adalah
koloni Belanda, maka seperti halnya di Afrika Selatan masih ditemukan
bekas-bekas kaki Roman-Dutch law, terutama dalam bidang hukum
benda. 7
7 I,bid. Makalah Sistem Hukum Common Law (nadauntad2014.blogspot.com), diakses pada tanggal 08/05/2023
6
Kecenderungan eksistensi sistem hukum Common Law dalam sistem
hukum Indonesia merupakan konsekuensi dari peran Amerika sebagai adidaya
ekonomi. Sejumlah pencangkokan dan pengenalan hukum Amerika telah
berjalan secara sistematis, disamping kenyataan bahwa para elit legal expert
dan ahli ekonomi Indonesia pada umumnya merupakan alumni Universitas di
Amerika, Inggris dan Australi.
Kebijakan Amerika dalam pembangunan hukum di Negara-negara
berkembang, sebagaimana diulas oleh Thomas Franck dalam tulisan “
Dapatkah Hukum Amerika dan Insitusi Hukumnya Membantu Negara
Berkembang” yang merujuk pada Foreign Assistance Act 1966, bahwa kongres
menyetujui Lembaga Pembangunan Internasional (AID) : To emphasize the
assurance of Maximum Participaton in the task of economic development on
the part of the people of the developing countries through the encourage went
of democratic private and local governmental institution. Sebagai implikasinya
telah dikirim peniliti, khususnya para pakar hukum ke negara-negara
berkembang di Asia dan Afrika.
Pengaruh sistem hukum Common Law ke dalam sistem hukum
Indonesia yang menganut sistem hukum Civil Law ditandai dengan masuknya
pranata ekonomi dan pranata hukum asing sebagai akibat pergaulan
perdagangan dunia. Sehingga mengakibatkan benturan tradisi hukum
Indonesia dengan tradisi hukum Anglo Saxon.Pengaruh sistem hukum
Common Law dengan sistem hukum Civil Law yang dianut Indonesia dalam
bidang hukum investasi dan pembiayaan juga masih menimbulkan benturan,
karena bidang hukum dimaksud tidak dikenal dalam sistem hukum Civil Law. 8
Apakah Indonesia menganut sistem hukum Common Law? Saat
menangani perkara, hakim akan mencari rujukan peraturan yang sesuai dan
bersifat aktif dalam menemukan fakta dan cermat dalam menilai alat bukti,
sehingga diperoleh gambaran lengkap dari perkara. Namun demikian, dalam
praktik dan perkembangannya, peradilan di Indonesia tidak lagi sepenuhnya
menerapkan sistem Civil Law karena telah memiliki dan menerapkan beberapa
karakteristik yang identik dengan sistem Common Law. Common Law System
(Anglo Saxon) khususnya di Indonesia, kedudukannya dapat ditelusuri dalam
sumber hukum di Indonesia, di antaranya yurisprudensi dan kebiasaan. Maksud
dari yurisprudensi ini, suatu keputusan yang diambil oleh hakim berdasarkan
pertimbangannya dalam memutuskan suatu perkara yang belum diatur dalam
undang-undang. Sedangkan kebiasaan merupakan kebiasaan-kebiasaan lokal
yang selama ini diakui dan hidup di masyarakat, dalam istilah Common Law
disebut “kaidah-kaidah lokal.
Sementara itu, menurut Prof. Mahfud dalam kuliah umum mengatakan,
negara Indonesia bukanlah sistem negara hukum Common Law (Anglo Saxon)
maupun Civil Law (Eropa Continental) tetapi negara hukum Prismatik, di mana
8 Dhaniswara, K. Harjono, Pengaruh sistem hukum Common Law terhadap Investasi dan pembiayaan DI
Indonesia, Lex Jurnalica Vol. 6 No.3 agustus 2009, Hal 187-188
7
negara yang berlandaskan pada cita (ide tentang hukum) hukum Indonesia.
Maka keberadaan dua sistem ini adalah sebagai “penyeimbang” dan
pengadopsiannya tidak bersifat mutlak, masih ada proses penyaringan (filter)
di dalamnya.Jadi, jika ditanya Indonesia menganut sistem hukum yang mana?
Jawabannya adalah Civil Law, namun dalam praktik dan perkembangannya,
penerapan atau pengadopsiannya tidak bersifat mutlak. 9
9 Bernadetha Aurelia Oktavira, S.H. civil law dan Common law, https://www.hukumonline.com/klinik/mitra/si-
pokrol-lt4b457ff0c3e1b/bernadetha-aurelia-oktavira--sh-lt5d537b77ab8d5, dikakses pada tanggal 08/05/2023
8
itu, menciptakan prinsip-prinsip hukum baru yang akan menjadi
pegangan bagi hakim-hakim lain untuk memutuskan perkara yang
sejenis.
f. Jika ada suatu putusan yang sudah dianggap tidak sesuai lagi dengan
perkembangan zaman, hakim dapat menetapkan putusan baru
berdasarkan nilai-nilai keadilan, kebenaran, akal sehat (common sense).
Sehingga putusan-putusan yang ada benar-benar sesuai kenyataan dan
menyusaikan perkembangan masyarakat.
10 Jejak berdaya, 10 kelebihan dan kelemahan dari masing-masing sistem hukum, perbandingan hukum, hal 2-
4.
9
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
1. Istilah Common Law berasal dari bahasa perancis “commune-ley” yang merujuk pada adat
kebiasaan (custom) di inggris yang tidak tertulis dan yang melalui keputusan-keputusan
hakim dijadikan berkekuatan hukum. common law merupakan salah satu kejadian utama
yang menyebabkan terjadinya hukum. Common Law pada mulanya berasal dari kebiasaan
alam dalam masyarakat di inggris dan kemudian dikembangkan oleh keputusan-keputusan
pengadilan dan pertumbuhannya dimulai dari sekitar tahun 1066.
2. Sumber hukum dalam sistem common law hanya yurisprudensi yang di Inggris disebut
dengan judge made law atau di Amerika serikat disebut dengan case law dengan kata lain,
sumber hukum Common Law bersumber pada keputusan-keputusan hakim maupun
putusan-putusan pengadilan yang biasa disebut sebagai yurisprudensi
3. Negara-negara yang menganut common law, Amerika serika, kanada, Australia, Selandia
Baru, Afrika Selatan, Bekas-Bekas koloni inggris dan sebagainya.
4. Berlakunya pranata hukum yang berasal dari sistem hukum Common Law di Indonesia
yang menganut sistem hukum Civil Law menunjukkan adanya situasi percampuran sistem
hukum (mixed jurisdiction), dimana di Indonesia berlaku kaidah hukum sistem Common
Law walaupun mengutamakan sistem hukum Civil Law. Hal ini menunjukkan tren
perkembangan hukum positif di Indonesia. Kecenderungan eksistensi sistem hukum
Common Law dalam sistem hukum Indonesia merupakan konsekuensi dari peran Amerika
sebagai adidaya ekonomi. Sejumlah pencangkokan dan pengenalan hukum Amerika telah
berjalan secara sistematis, disamping kenyataan bahwa para elit legal expert dan ahli
ekonomi Indonesia pada umumnya merupakan alumni Universitas di Amerika, Inggris dan
Australia.
5. Kelebihan sistem hukum common law:
a. Penerapannya lebih mudah.
b. Sumber hukum yang ada telah teruji dalam menyelesaikan suatu perkara
sebelumnya.
c. Kepastian hukum lebih dihargai lagi bila dilihat dari sistem pelaksanaan peradilan
di negara-negara Anglo Saxon yaitu sistem Juri
d. Juri yang digunakan dalam sistem hukum ini adalah orang-orang sipil yang
mendapatkan tugas dari Negara untuk berperan sebagai juri dalam sidang perkara
e. Hakim memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk seluruh tata kehidupan
masyarakat
10
Saran
Makalah ini dibuat dengan mengambil beberapa sumber yang menurut penyusun sudah cukup
baik untuk dipahami bagi para mahasiswa. Dengan demikian, penyusun sangat menyarankan
untuk mempergunakan makalah sebagai bahan ajar atau pemahaman mengenai Perbandingan
sistem hukum dengan materi "Common Law"
11
DAFTAR PUSTAKA
Hasanah, A.N. (2022). Diktat ilmu hukum. Deli Serdang: UIN Sumatera Utara
Sulaiman, A. (2019). Pengantar ilmu hukum. Jakarta: UIN Jakarta & YPPSDM
Jakarta.
Tanpa Pengarang. 2010. The Common and Civil Law Tradition, Oxford: The
Robbins Collection (Educational use only).
Sumber internet
Luhan Exo, sistem hukum common law, Makalah Sistem Hukum Common Law
(nadauntad2014.blogspot.com)
12