Kepemimpinan
Kepemimpinan
Disusun Oleh :
Fajrul Falah Nazarudin (12010118420106)
PENDAHULUAN
telah dikemukakan oleh Greetz bahwa pemimpin adalah examply center, pemimpin
memegang peran sentral dalam menentukan arah, corak dan dinamika yang terjadi
merupakan institusi netral sebagai gandum, ia berbentuk nyata, tetapi masih netral
tidak berasa, dan pemimpin sebagai koki yang memiliki keluasaan untuk memberikan
perasa tambahan pahit ataupun manis, pemimpin berpeluang untuk berbuat baik atau
sebaliknya.
Pada zaman yang serba materialistis, tolak ukur hanya diukur dari faktor
diorientasikan pada pencapaian target fisik ini akhirnya menumbuhkan sikap mental
semakin perlu dipertahankan apalagi jika terkait dengan bisnis. Karena tanpa etika
maka manusia yang satu dapat dianggap saingan terhadap sesama manusia lainnya.
Saingan dalam arti lawan yang harus dijatuhkan sebagai akibat timbulnya nafsu
keserakahan manusia akan materi. Jika tidak ada etika lagi yang mengekang dan
ditopang oleh hukum, maka pihak yang satu tidak segan-segan menjatuhkan lawannya
segala cara. Berbagai cara ditempuh dan dihalalkan hanya sekedar untuk dapat
mencapai tujuannya.
Pada pengertian yang paling dasar, etika adalah sistem nilai pribadi yang
digunakan memutuskan apa yang benar, atau apa yang paling tepat, dalam suatu
situasi tertentu; memutuskan apa yang konsisten dengan sistem nilai yang ada dalam
nilai dan prioritas yang saling bertolak belakang, dan pemimpin yang baik mampu
mengenali dan menghadapinya dengan komitmen untuk melakukan hal yang benar,
bukan hanya hal yang diperlukan. Para pemimpin menghadapi tantangan kompleks
teladan moral yang menjadi teladan bagi seluruh anggota kelompok atau organisasi
(masyarakat). Pemimpin harus memiliki serangkaian etika yang teguh serta prinsip-
BAB II
PEMBAHASAN
pengertian kepemimpinan adalah kemampuan yang ada pada diri seorang leader
tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan, gaya dan perilaku pemimpin tersebut,
Dengan memperhatikan apakah tujuan tercapai atau tidak dan bagaimana cara
mencapai tujuan tersebut, maka kita bisa mengetahui jiwa kepemimpinan dari
seseorang.
b) Memotivasi Orang Lain
Tujuan kepemimpinan yang lain adalah untuk membantu orang lain
diri mereka. Dengan kata lain, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
kerjasama yang produktif dalam segala situasi. Menurut Siagian (1999) dalam
secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku dan tidak tergantung pada
dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih
bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh
prinsip yang dijadikan titik tolak pedoman perilaku dalam menjalankan praktik
bisnis, yaitu:
a) Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan, dan
tanggung jawab. Orang yang mandiri berarti orang yang dapat mengambil
sendiri sesuai dengan apa yang diyakininya, bebas dari tekanan, hasutan,
adalah apa yang dikatakan, dan apa yang dikatakan adalah yang dikerjakan.
pihak secara adil, yaitu suatu sikap yang tidak membeda-bedakan dari
berbagai aspek baik dari aspek ekonomi, hukum, maupun aspek lainnya.
d) Prinsip saling Menguntungkan
Prinsip saling menguntungkan menanamkan kesadaran bahwa
merasa diuntungkan.
lain dalam segala keputusan dan tindakan bisnis yang diambil. Prinsip ini
dilandasi oleh kesadaran bahwa setiap orang harus dihormati harkat dan
martabatnya.
3. Manfaat Etika Bisnis
Perilaku Etis penting diperlukan untuk sukses jangka panjang dalam
sebuah bisnis. Oleh karena itu, bisnis seringkali menetapkan pilihan strategis
www.kajianpustaka.com):
a) Tugas utama etika bisnis dipusatkan pada upaya mencari cara untuk
moralitas.
b) Etika bisnis bertugas melakukan perubahan kesadaran masyarakat
beretika. Etika adalah ilmu normative penuntun manusia, yang memberi perintah bagi
kita apa yang harus kita kerjakan dalam batas-batas sebagai manusia. Itu menunjukkan
kita dengan siapa dan apa yang sebaiknya dilakukan. Maka etika diarahkan menuju
bagi kita. Kita terikat dalam etika bisnis setiap kali memanggil seseorang atau
pemimpin manusia secara moral baik atau buruk, benar atau salah, adil atau tidak adil.
Kita semua mempunyai pandangan dengan nilai dan standar untuk dasar kita
mempengaruhi sikap dan perilaku karyawan dalam organisasi. Oleh sebab itulah,
oleh seorang pemimpin agar dapat dicontoh oleh bawahan-bawahan atau karyawan-
dimiliki oleh seorang pemimpin agar kepemimpinannya dapat berjalan dengan efektif
dan efisien untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan sesuai norma dan
menentukan keputusan yang benar dan salah bagi kelompoknya sesuai dengan tatanan
norma dan nilai yang dianut. Kepemimpinan yang beretika dapat menjadikan landasan
kepercayaan yang tinggi pada diri anggota kepada pimpinannya. Kepemimpinan yang
beretika tidaklah datang dengan sendirinya, namun perlu diupayakan oleh pemimpin
dalam setiap peranan yang dijalaninya. Berikut merupakan cara yang dapat dilakukan
oleh seorang pemimpin untuk menciptakan kepemimpinan yang beretika (Hughes,
2012):
1. Kebijakan dan prosedur formal yang beretika. Usaha ini termasuk membuat
etis mencakup rasa saling menghormati dan menghargai rekan kerja, merangkul
mendorong kinerja etis. Mendorong terbentuknya perilaku jujur, adil, santun dan
berperilaku positif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kepemimpinan adalah kemampuan yang ada pada diri seorang leader yang berupa
kedudukan, gaya dan perilaku pemimpin tersebut, serta interaksi antara pemimpin,
Etika bisnis adalah suatu pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan
dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara
aturan tidak tertulis mengenai cara menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan
hukum yang berlaku dan tidak tergantung pada kedudukan individu atau-pun
perusahaan di masyarakat.
mampu menentukan keputusan yang benar dan salah bagi kelompoknya sesuai dengan