Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

KEPEMIMPINAN DAN ETIKA BISNIS

Disusun Oleh :
Fajrul Falah Nazarudin (12010118420106)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemimpin merupakan sosok yang dibutuhkan dalam terbentuknya suatu

organisasi, pemimpin merupakan pusat dari sebuah organasasi. Sebagaimana yang

telah dikemukakan oleh Greetz bahwa pemimpin adalah examply center, pemimpin

memegang peran sentral dalam menentukan arah, corak dan dinamika yang terjadi

dalam suatu organisasi. Sederhananya kita dapat mengibaratkan pemerintahan yang

merupakan institusi netral sebagai gandum, ia berbentuk nyata, tetapi masih netral

tidak berasa, dan pemimpin sebagai koki yang memiliki keluasaan untuk memberikan

perasa tambahan pahit ataupun manis, pemimpin berpeluang untuk berbuat baik atau

sebaliknya.
Pada zaman yang serba materialistis, tolak ukur hanya diukur dari faktor

materi semata selama periode kepemimpinannya. Semangat membangun yang lebih

diorientasikan pada pencapaian target fisik ini akhirnya menumbuhkan sikap mental

yang lebih menghargai dan membanggakan materi, secara kuantitatif, dengan

mengabaikan etika dan moral dalam proses pencapaiannya.


Melihat situasi dan kondisi dewasa ini, maka etika pada zaman sekarang

semakin perlu dipertahankan apalagi jika terkait dengan bisnis. Karena tanpa etika

maka manusia yang satu dapat dianggap saingan terhadap sesama manusia lainnya.

Saingan dalam arti lawan yang harus dijatuhkan sebagai akibat timbulnya nafsu

keserakahan manusia akan materi. Jika tidak ada etika lagi yang mengekang dan

ditopang oleh hukum, maka pihak yang satu tidak segan-segan menjatuhkan lawannya

segala cara. Berbagai cara ditempuh dan dihalalkan hanya sekedar untuk dapat

mencapai tujuannya.
Pada pengertian yang paling dasar, etika adalah sistem nilai pribadi yang

digunakan memutuskan apa yang benar, atau apa yang paling tepat, dalam suatu

situasi tertentu; memutuskan apa yang konsisten dengan sistem nilai yang ada dalam

organisasi dan diri pribadi.


Setiap para pemimpin harus menjunjung tinggi etika, karena para pemimpin

menghadapi berbagai dilemma yang mengharuskan mereka pilih antara serangkaian

nilai dan prioritas yang saling bertolak belakang, dan pemimpin yang baik mampu

mengenali dan menghadapinya dengan komitmen untuk melakukan hal yang benar,

bukan hanya hal yang diperlukan. Para pemimpin menghadapi tantangan kompleks

yang tidak memiliki jawaban hitam-putih. Apapun kasusnya, pemimpin menciptakan

teladan moral yang menjadi teladan bagi seluruh anggota kelompok atau organisasi

(masyarakat). Pemimpin harus memiliki serangkaian etika yang teguh serta prinsip-

prinsip tindakan yang benar atau suatu sistem nilai moral.


1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu kepemimpinan?
2. Apa itu etika bisnis?
3. Apa pentingnya kepemimpinan yang beretika dalam bisnis?
1.3 Tujuan
1. Mendapat pemahaman tentang kepemimpinan
2. Mendapat pemahaman tentang etika bisnis
3. Mengetahui pentingnya kepemimpinan yang beretika dalam bisnis

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori


A. Kepemimpinan
1. Definisi Kepemimpinan
Menurut Wahjosumidjo (1987) dalam www.maxmanroe.com

pengertian kepemimpinan adalah kemampuan yang ada pada diri seorang leader

yang berupa sifat-sifat tertentu, seperti: Kepribadian, Kemampuan,


Kesanggupan. Kepemimpinan merupakan rangkaian aktivitas pemimpin yang

tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan, gaya dan perilaku pemimpin tersebut,

serta interaksi antara pemimpin, pengikut dan situasi. Sedangkan menurut

Hemhiel dan Coons (1957) dalam www.maxmanroe.com pengertian

kepemimpinan adalah perilaku seseorang individu dalam memimpin berbagai

aktivitas sebuah organisasi atau kelompok dalam mencapai tujuan bersama.


2. Tujuan Kepemimpinan
Kepemimpinan memiliki tujauan antara lain:
a) Sarana untuk Mencapai Tujuan
Kepemimpinan adalah sarana penting untuk mencapai tujuan.

Dengan memperhatikan apakah tujuan tercapai atau tidak dan bagaimana cara

mencapai tujuan tersebut, maka kita bisa mengetahui jiwa kepemimpinan dari

seseorang.
b) Memotivasi Orang Lain
Tujuan kepemimpinan yang lain adalah untuk membantu orang lain

menjadi termotivasi, mempertahankan serta meningkatkan motivasi di dalam

diri mereka. Dengan kata lain, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang

bisa memotivasi pengikut/ bawahan untuk mencapai tujuang yang diinginkan.


3. Fungsi Kepemimpinan
Pada umunya Fungsi Kepemimpinan adalah mengusahakan agar

kelompok yang dipimpinnya dapat mewujudkan tujuan dengan baik melalui

kerjasama yang produktif dalam segala situasi. Menurut Siagian (1999) dalam

www.pendidikanekonomi.com fungsi-fungsi kepemimpinan meliputi:


a) Pimpinan sebagai penentu arah
b) Pimpinan sebagai wakil dan juru bicara organisasi
c) Pimpinan sebagai komunikator yang efektif
d) Pimpinan sebagai mediator
e) Pimpinan sebagai integrator
B. Etika Bisnis
1. Definisi Etika Bisnis
Etika bisnis adalah suatu pengetahuan tentang tata cara ideal

pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas

yang berlaku secara universal (Muslich, 2004 dalam www.kajianpustaka.com).


Etika bisnis merupakan aturan tidak tertulis mengenai cara menjalankan bisnis

secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku dan tidak tergantung pada

kedudukan individu atau-pun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis lebih luas

dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih

tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan

bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh

ketentuan hukum (Bertens, 2000 dalam www.kajianpustaka.com).

2. Prinsip Etika Bisnis


Menurut Sonny Keraf (1998) dalam www.kajianpustaka.com, terdapat lima

prinsip yang dijadikan titik tolak pedoman perilaku dalam menjalankan praktik

bisnis, yaitu:
a) Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan, dan

tanggung jawab. Orang yang mandiri berarti orang yang dapat mengambil

suatu keputusan dan melaksanakan tindakan berdasarkan kemampuan

sendiri sesuai dengan apa yang diyakininya, bebas dari tekanan, hasutan,

dan ketergantungan kepada pihak lain.


b) Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan

adalah apa yang dikatakan, dan apa yang dikatakan adalah yang dikerjakan.

Prinsip ini juga menyiratkan kepatuhan dalam melaksanakan berbagai

komitmen, kontrak, dan perjanjian yang telah disepakati.


c) Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menanamkan sikap untuk memperlakukan semua

pihak secara adil, yaitu suatu sikap yang tidak membeda-bedakan dari

berbagai aspek baik dari aspek ekonomi, hukum, maupun aspek lainnya.
d) Prinsip saling Menguntungkan
Prinsip saling menguntungkan menanamkan kesadaran bahwa

dalam berbisnis perlu ditanamkan prinsip win-win solution, artinya dalam


setiap keputusan dan tindakan bisnis harus diusahakan agar semua pihak

merasa diuntungkan.

e) Prinsip Integritas Moral


Prinsip integritas moral adalah prinsip untuk tidak merugikan orang

lain dalam segala keputusan dan tindakan bisnis yang diambil. Prinsip ini

dilandasi oleh kesadaran bahwa setiap orang harus dihormati harkat dan

martabatnya.
3. Manfaat Etika Bisnis
Perilaku Etis penting diperlukan untuk sukses jangka panjang dalam

sebuah bisnis. Oleh karena itu, bisnis seringkali menetapkan pilihan strategis

berdasarkan nilai dimana pilihan tersebut didasarkan atas keuntungan dan

kelangsungan hidup perusahaan. Manfaat etika bisnis dalam kelangsungan

perusahaan adalah sebagai berikut (Muslich, 2004 dalam

www.kajianpustaka.com):
a) Tugas utama etika bisnis dipusatkan pada upaya mencari cara untuk

menyelaraskan kepentingan strategis suatu bisnis dengan tuntunan

moralitas.
b) Etika bisnis bertugas melakukan perubahan kesadaran masyarakat

tentang bisnis dengan memberikan suatu pemahaman yaitu bisnis tidak

dapat dipisahkan dari etika.

2.2 Kepemimpinan yang Beretika dalam Bisnis


Kepemimpinan yang baik dalam bisnis adalah kepemimpinan yang

beretika. Etika adalah ilmu normative penuntun manusia, yang memberi perintah bagi

kita apa yang harus kita kerjakan dalam batas-batas sebagai manusia. Itu menunjukkan

kita dengan siapa dan apa yang sebaiknya dilakukan. Maka etika diarahkan menuju

perkembangan manusia dan mengarahkan kita menuju aktualisasi kapasitas terbaik

bagi kita. Kita terikat dalam etika bisnis setiap kali memanggil seseorang atau

pemimpin manusia secara moral baik atau buruk, benar atau salah, adil atau tidak adil.
Kita semua mempunyai pandangan dengan nilai dan standar untuk dasar kita

mengevaluasi kinerja dan tindakan bisnis.

Pada umumnya, seorang pemimpin dijadikan sebagai panutan atau contoh

bagi bawahan-bawahan atau karyawan-karyawannya dalam bertindak di dalam

organisasi/perusahaan. Karena bagaimana sikap seorang pemimpin akan

mempengaruhi sikap dan perilaku karyawan dalam organisasi. Oleh sebab itulah,

seorang pemimpin memiliki kewajiban-kewajiban moral yang disebut dengan etika

kepemimpinan. Etika kepemimpinan tersebut merupakan nilai-nilai yang harus dimiliki

oleh seorang pemimpin agar dapat dicontoh oleh bawahan-bawahan atau karyawan-

karyawan. Etika kepemimpinan merupakan sejumlah sifat-sifat utama yang harus

dimiliki oleh seorang pemimpin agar kepemimpinannya dapat berjalan dengan efektif

dan efisien untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan sesuai norma dan

nilai yang berlaku.

Kepemimpinan yang berlandaskan etika sangat dibutuhkan dalam

pemimpin suatu kelompok atau organisasi. Kepemimpinan yang beretika mampu

menciptakan perwujudan tujuan yang dirancang bersama tanpa mendahulukan

kepentingan individu. Dengan kepemimpinan yang beretika seorang pemimpin mampu

menentukan keputusan yang benar dan salah bagi kelompoknya sesuai dengan tatanan

norma dan nilai yang dianut. Kepemimpinan yang beretika dapat menjadikan landasan

bagi pemimpin untuk memainkan peranannya dalam melaksanakan amanah yang

diembannya, menjadikannya lebih bertanggung jawab, adil dan tidak memanfaatkan

wewenang untuk kepentingan sendiri. Kepemimpinan yang beretika dapat menciptakan

kepercayaan yang tinggi pada diri anggota kepada pimpinannya. Kepemimpinan yang

beretika tidaklah datang dengan sendirinya, namun perlu diupayakan oleh pemimpin

dalam setiap peranan yang dijalaninya. Berikut merupakan cara yang dapat dilakukan
oleh seorang pemimpin untuk menciptakan kepemimpinan yang beretika (Hughes,

2012):

1. Kebijakan dan prosedur formal yang beretika. Usaha ini termasuk membuat

pernyataan formal mengenai standard dan kebijakan etis, bagaimana menyusun

mekanisme pelaporan, prosedur serta hukuman bagi setiap pelanggaran etika.


2. Ideology inti. Ideologi inti merupakan jantung bagi setiap organisasi atau

kelompok. Ideologi inti yang dapat dikembangkan agar terciptanya kepemimpinan

etis mencakup rasa saling menghormati dan menghargai rekan kerja, merangkul

perbedaan, mengembangkan kepuasan bersama, berkontribusi positif terhadap

komunikasi di lingkungannya, serta menjaga keharmonisan bersama.


3. Integritas. Pemimpin harus mampu menunjukkan integritas pribadi yang

mampu menggambarkan individu berperilaku dan bermoral.


4. Penguatan struktural. Membentuk struktur dan system yang dapat

mendorong kinerja etis. Mendorong terbentuknya perilaku jujur, adil, santun dan

berperilaku positif.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Menurut Wahjosumidjo (1987) dalam www.maxmanroe.com pengertian

kepemimpinan adalah kemampuan yang ada pada diri seorang leader yang berupa

sifat-sifat tertentu, seperti: Kepribadian, Kemampuan, Kesanggupan. Kepemimpinan

merupakan rangkaian aktivitas pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan

kedudukan, gaya dan perilaku pemimpin tersebut, serta interaksi antara pemimpin,

pengikut dan situasi.

Etika bisnis adalah suatu pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan

dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara

universal (Muslich, 2004 dalam www.kajianpustaka.com). Etika bisnis merupakan

aturan tidak tertulis mengenai cara menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan

hukum yang berlaku dan tidak tergantung pada kedudukan individu atau-pun

perusahaan di masyarakat.

Kepemimpinan yang berlandaskan etika sangat dibutuhkan dalam

pemimpin suatu kelompok atau organisasi. Kepemimpinan yang beretika mampu

menciptakan perwujudan tujuan yang dirancang bersama tanpa mendahulukan

kepentingan individu. Dengan kepemimpinan yang beretika seorang pemimpin

mampu menentukan keputusan yang benar dan salah bagi kelompoknya sesuai dengan

tatanan norma dan nilai yang dianut.


DAFTAR PUSTAKA

Hughes, Ginnett. 2012. Leadership, Memperkaya Pelajaran dari Pengalaman. Jakarta:


Salemba Humanika.
https://www.kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-prinsip-dan-manfaat-etika
bisnis.html. Diakses tanggal 7 mei 2019
https://www.maxmanroe.com/vid/organisasi/pengertian-kepemimpinan.html. Diakses
tanggal 7 mei 2019
http://www.pendidikanekonomi.com/2014/08/fungsi-kepemimpinan.html. Diakses tanggal
7 mei 2019

Anda mungkin juga menyukai