Anda di halaman 1dari 186

2013

Ssmel

Buku
Putih
Sanitasi
Kabupaten Mukomuko
Provinsi Bengkulu

Disiapkan oleh
Pokja Sanitasi Kabupaten Mukomuko
Dokumen Buku Putih Sanitasi Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 0
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah diucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat serta Hidayah-
Nya saat ini telah tersusun Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Mukomuko. Buku ini disusun
dalam rangka mempersiapkan pembangunan sanitasi permukiman di Kabupaten Mukomuko agar
penanganan sanitasi dapat dilakukan secara lebih terencana, terukur, terintegrasi dan sistematis.
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mukomuko ini dilakukan atas inisiatif jajaran Pemerintah
Kabupaten Mukomuko yang tergabung dalam Kelompok Kerja Sanitasi dengan difasilitasi oleh City
Fasilitator Kabupaten Mukomuko.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mukomuko merupakan potret kondisi sanitasi saat ini yang
menggambarkan tingkat layanan, potensi dan permasalahan sektor sanitasi di Kabupaten Mukomuko.
Sektor sanitasi yang tertuang di buku ini mencakup sub sektor air limbah domestik, limbah padat
(persampahan), dan drainase serta sepintas mengenai kondisi layanan penyediaan air bersih.
Pemerintah Kabupaten Mukomuko sangat menyadari bahwa Sanitasi merupakan salah satu aspek
pembangunan yang memiliki fungsi menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan
erat dengan derajat kesehatan, pola hidup, kondisi permukiman dan lingkungan.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah
berkontribusi terhadap penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mukomuko ini. Besar harapan
kami akan adanya respon positif dari para pemangku kepentingan dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan dan kualitas masyarakat di Kabupaten Mukomuko.

Semoga Allah SWT memberikan bimbingan dan kekuatan agar kita dapat memberikan
kontribusi dan manfaat yang sebaik-baiknya bagi kebaikan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten
Mukomuko secara keseluruhan.

Wabillahi Taufik Walhidayah, Wassalam’alaikum Wr.Wb.

Mukomuko, November 2013

Bupati Mukomuko

H. Ichwan Yunus

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2
Daftar Isi 2
Daftar Tabel 4
Daftar Peta 8
Daftar Gambar 8
Daftar Grafik 9
Daftar Istilah 10

BAB I Pendahuluan 16
1.1. Latar Belakang 16
1.2. Landasan Gerak 17
1.3. Maksud Dan Tujuan 18
1.4. Metodologi 19
1.5. Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain 20

BAB II Gambaran Umum Wilayah 23


2.1. Geografis, Administratif Dan Kondisi Fisik 23
2.2. Demografi 30
2.3. Keuangan dan Perekonomian Daerah 34
2.4. Tata Ruang Wilayah 41
2.5. Sosial dan Budaya 51
2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah 56

BAB III. Profil Sanitasi Wilayah 67


3.1. Promosi Higiene dan Sanitasi 71
3.1.1. Tatanan Rumah Tangga 72
3.1.2. Tatanan Sekolah 79
3.2. Pengelolaan Air Limbah Domestik 84
3.2.1. Kelembagaan 86
3.2.2. Sistem dan Cakupan Layanan 94
3.2.3. Kesadaran Masyarakat dan PMHSJK 99
3.2.4. “Pemetaan” Media 104
3.2.5. Partisipasi Dunia Usaha 107
3.2.6. Pendanaan dan Pembiayaan 108
3.2.7. Permasalahan mendesak dan isu strategis 109
3.3. Pengelolaan Persampahan 110
3.3.1. Kelembagaan 112
3.3.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan 117
3.3.3. Kesadaran Masyarakat dan PMHSJK 123

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 2
3.3.4. “Pemetaan” Media 124
3.3.5. Partisipasi Dunia Usaha 125
3.3.6. Pendanaan dan Pembiayaan 126
3.3.7. Permasalahan mendesak dan isu strategis 127
3.4. Pengelolaan Drainase Lingkungan 129
3.4.1. Kelembagaan 132
3.4.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan 135
3.4.3. Kesadaran Masyarakat dan PMHSJK 140
3.4.4. "Pemetaan" Media 142
3.4.5. Partisipasi Dunia Usaha 143
3.4.6. Pendanaan dan Pembiayaan 143
3.4.7. Permasalahan mendesak dan isu strategis 144
3.5. Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi 145
3.5.1. Pengelolaan Air Bersih 146
3.5.2. Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga 155
3.5.3. Pengelolaan Limbah Medis 156

BAB IV Program Pengembangan Sanitasi Saat inidan yang Direncanakan 158


4.1. Promosi Higiene dan Sanitasi (Prohisan) 158
4.2. Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik 159
4.3. Peningkatan Pengelolaan Persampahan 161
4.4. Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan 163
4.5. Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi 165

BAB V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi 167


5.1. Area Beresiko Sanitasi 167
5.2. Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini 176

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 3
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Daftar DAS/Sub DAS di Kabupaten Mukomuko 24


Tabel 2.2. Luas Wilayah dan Ibu Kota Kecamatan di Kabupaten Mukomuko Tahun
2013 27
Tabel 2.3. Jumlah Penduduk dan kepadatan Penduduk setiap Kecamatan di
Kabupaten Mukomuko Tahun 2009-2011 31
Tabel 2.4. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Mukomuko Tahun 2013-
2017 33
Tabel 2.5. Rekapitulasi Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah (APBD) di
Kabupaten Mukomuko Tahun 2008 - 2013 (Juta Rupiah) 37
Tabel 2.6. Rekapitulasi Realisasi Belanja SKPD di Kabupaten Mukomuko Tahun
2009 - 2013 (Juta Rupiah) 39
Tabel 2.7. Belanja sanitasi Perkapita Kabupaten Mukomuko tahun 2008 - 2013 40
Tabel 2.8. Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Mukomuko Tahun 2008-2013 41
Tabel 2.9. Sarana Dan Prasarana Fisik Sanitasi Sekolah Se-Kabupaten Mukomuko
Tahun 2013 52
Tabel 2.10. Jumlah penduduk miskin per kecamatan 54
Tabel 2.11. Jumlah Rumah Memenuhi Syarat Kesehatan 55
Tabel 3.1. Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Mukomuko,
Tahun 2007-2013 (Rp. juta) 68
Tabel 3.2. Realisasi dan Potensi retribussi Sanitasi per Kapita 69
Tabel 3.3. Permasalahan Mendesak dan Isu Strategis 79
Tabel 3.4. Kondisi Sarana Sanitasi di Sekolah (SD/MI) (sumber air, toilet, SPAL dan
tempat cuci tangan) 81
Tabel 3.5. Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah di tingkat sekolah SD/MI (pengelolaan
sampah dan hygiene dan sanitasi 83
Tabel 3.6. Pemangku Kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan Air
Limbah Domestik 92
Tabel 3.7. Daftar Peraturan Terkait Air Limbah Domestik di Kabupaten Mukomuko 93
Tabel 3.8: Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik 98
Tabel 3.9: Sistem Pengelolaan Air Limbah yang ada di Kabupaten Mukomuko 98
Tabel 3.10. Pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh masyarakat 101
Tabel 3.11. Kondisi sarana MCK 102
Tabel 3.12. Dafter Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat 103
Tabel 3.13. Kegiatan Komunikasi terkait komponen Air Limbah Domistik 105
Tabel 3.14. Media Komunikasi dan Kerjasama terkait komponen Air Limbah Domistik 106

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 4
Tabel 3.15. Penyedia layanan pengelolaan limbah domistik yang ada di Kabupaten
Mukomuko 107
Tabel 3.15. Penyedia layanan pengelolaan limbah domistik yang ada di Kabupaten
Mukomuko 108
Tabel 3.17. Realisasi dan Potensi retribussi Sanitasi per Kapita 108
Tabel 3.18. Permasalahan Mendesak dan Isu Strategis 109
Tabel 3.19. Pemangku Kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan Sampah 113
Tabel 3.20. Peraturan Daerah yang terkait dengan Sanitasi di Kabupaten Mukomuko 116
Tabel 3.21: Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan 122
Tabel 3.22: Sistem Pengelolaan Persampahan yang ada di Kabupaten Mukomuko 123
Tabel 3.23: Pengelolaan persampahan di tingkat kelurahan/kecamatan 123
Tabel 3.24: Pengelolaan persampahan di tingkat kabupaten Mukomuko 124
Tabel 3.25. Dafter Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat 124
Tabel 3.26. Kegiatan Komunikasi terkait komponen Persampahan 124
Tabel 3.26. Kegiatan Komunikasi terkait komponen Persampahan 125
Tabel 3.27. Media Komunikasi dan Kerjasama terkait komponen Persampahan 125
Tabel 3.28. Penyedia layanan pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten
Mukomuko. 126
Tabel 3.29. Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi 126
Tabel 3.30. Realisasi dan Potensi retribussi Sanitasi per Kapita 127
Tabel 3.31. Permasalahan Mendesak dan Isu Strategis 129
Tabel 3.32. Pemangku Kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan Drainase
Lingkungan 133
Tabel 3.33. Peraturan Daerah yang terkait dengan Sanitasi di Kabupaten Mukomuko 134
Tabel 3.34: Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan 139
Tabel 3.35 Sistem Pengelolaan Drainase Yang Ada Di Kabupaten Mukomuko 139
Tabel 3.36: Kondisi drainase lingkungan di tingkat kecamatan/kelurahan 141
Tabel 3.37: Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat 141
Tabel 3.38. Kegiatan Komunikasi terkait komponen Drainase Lingkungan 142
Tabel 3.39. Media Komunikasi dan Kerjasama terkait komponen Drainase Lingkungan 142
Tabel 3.40. Penyedia layanan pengelolaan drainase lingkungan yang ada di
Kabupaten Mukomuko. 143
Tabel 3.41. Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi 143
Tabel 3.42. Realisasi dan Potensi retribussi Sanitasi per Kapita 144
Tabel 3.43. Permasalahan Mendesak dan Isu Strategis 145
Tabel 3.44. Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Kabupaten Mukomuko 155
Tabel 3.45. Pengelolaan limbah industri rumah tangga kabupaten mukomuko 156
Tabel 3.46. Pengelolaan limbah medis di fasilitas-fasilitas kesehatan 157
Tabel 4.1: Rencana Program dan Kegiatan Promosi Higienis dan Sanitasi tahun
2014 158
Tabel 4.2: Kegiatan Promosi Higienis dan Sanitasi yang sedang berjalan 159
Tabel 4.3: Rencana Program dan Kegiatan Pengolahan Air Limbah Domistik tahun
2014 159

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 5
Tabel 4.4: Rencana Program dan Kegiatan Pengolahan Air Limbah Domistik yang
sedang berjalan 161
Tabel 4.5: Rencana Program dan Kegiatan Pengolahan Persampahan tahun 2013 161
Tabel 4.6: Program dan Kegiatan Pengolahan Persampahan yang sedang berjalan 163
Tabel 4.7: Rencana Program dan Kegiatan Pengolahan Drainase Lingkungan tahun
2013 163
Tabel 4.8: Program dan Kegiatan Pengolahan Drainase Lingkungan yang sedang
berjalan 164
Tabel 4.9: Rencana Program dan Kegiatan Pengolahan Terkait Sanitasi tahun 2013 165
Tabel 4.10: Program dan Kegiatan Pengolahan Terkait Sanitasi yang sedang berjalan 166
Tabel 5.1. Referensi Area Berisiko Sanitasi dan Penyebab Utamanaya 171

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 6
DAFTAR PETA

Peta 2.1. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Mukomuko 25


Peta 2.2. Peta adminitrasi Kabupatan Mukomuko dan cakupan wilayah kajian 28
Peta 2.3. Peta rencana pengembangan layanan Infrastruktur Kabupaten Mukomuko. 44
Peta 2.4. Rencana Pola Ruang Kabupaten Mukomuko. 46
Peta 3.1 Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik 97
Peta 3.2 Peta lokasi infrastruktur utama pengelolaan air limbah domestik
Peta 3.3 Peta Cakupan Layanan Persampahan 120
Peta 3.4 Peta Lokasi Infrastruktur Utama Persampahan 121
Peta 3.5 Peta Cakupan Areal Jaringan Drainase 137
Peta 3.6 Peta Wilayah Genangan 138
Peta 3.7 Peta Cakupan Layanan Air Bersih 154
Peta 5.1. Peta area berisiko berdasarkan data sekunder 169

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 7
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Mukomuko 56

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 8
DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1. umber Informasi Masyarakat Diluar Media Massa, Studi Komunikasi dan
Media Mukomuko 73
Grafik 3.2. Kegiatan Penyuluhan dan Sosialisasi yang Pernah dihadiri Masyarakat ,
Studi Komunikasi dan Media Mukomuko 74
Grafik 3.3. Penyampaian pesan Informasi Masyarakat, Studi Komunikasi dan Media
Mukomuko 74
Grafik 3.4. ebiasaan CTPS pada 5 waktu penting Anggota Keluarga 75
Grafik 3.5. Grafik Persentase Penduduk yang melakukan BABs 76
Grafik 3.6. Akses Terhadap air Bersih 77
Grafik 3.7. Kebiasaan Masyarakat Membuang Sampah 78
Grafik 3.8. Grafik Pencemaran karena SPAL 78
Grafik 3.9. Grafik Tempat penyaluran akhir tinja 96
Grafik 3.10. Prosentase Keluarga yang Menggunakan Tangki Septik Suspek Aman dan
Tidak Aman
Grafik 3.11. Pengelolaan Sampah pada Rumah Tangga 118
Grafik 3.12. Praktek Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga 119
Grafik 3.13. Grafik Persentase Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Rutin 136
Grafik 3.14. Akses Terhadap air Bersih 148

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 9
DAFTAR ISTILAH
Sanitasi
Sanitasi secara umum mengacu pada penyediaan fasilitas dan layanan untuk pembuangan urin
dan tinja yang aman. Sanitasi yang tidak memadai adalah penyebab utama penyakit di seluruh
dunia dan sanitasi diketahui memiliki dampak positif bagi kesehatan baik di lingkungan rumah
tangga dan di masyarakat pada umumnya. Kata 'Sanitasi‘ juga mengacu pada kemampuan
menjaga kondisi higienis, melalui layanan pengumpulan sampah dan pembuangan air limbah
Masterplan (Rencana Induk)
Perencanaan dasar yang menyeluruh Kabupaten/Kota untuk jangka panjang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup oleh
penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang tidak wajib melakukan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Feasibility Study (Studi Kelayakan)
Penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan suatu proyek investasi)
dilaksanakan dengan berhasil
Activated sludge
- Produksi dari biomassa aktif atau mikro organisme yang mampu menstabilkan air limbah
secara aerobik (Metcalf & Eddy)
- Zat padat aktif secara biologis dalam instalasi pengolahan air limbah proses lumpur aktif
(Water Environment Federation)
- Partikel lumpur yang dihasilkan oleh pertumbuhan organisme pada tangki aerasi yang
dihadirkan/diberikan oksigen terlarut
Aerobik
Dikondisikan oleh kehadiran oksigen bebas (Water Environment Federation)
Air limbah
Air yang dihasilkan dari aktivitas manusia yang mengandung zat-zat yang dapat mempengaruhi
kualitas lingkungan
Air limbah domestik
Air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman, rumah makan, perkantoran,
perniagaan, apartemen, dan
Air perapat (water seal)
Air yang ditahan pada pipa bengkok, menyerupai leher angsa, untuk mencegah bau dan
masuknya hewan kecil
Anaerobik
Dikondisikan oleh ketidakhadiran oksigen bebas (Water Environment Federation)

Anaerobik Baffled Reactor (ABR)


Modifikasi tangki septik konvensional dengan penambahan sekat-sekat dan kemungkinan
penambahan filter pada bak akhir
Badan air penerima
Sungai, kali, danau, saluran, kolam, dan lain-lain yang menerima pembuangan limbah
Bangunan atas jamban

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 10
Bagian dari fasilitas pembuangan yang berfungsi melindungi pemakai dari gangguan cuaca,
kontaminasi dari tinja manusia dan/atau melalui lingkungannya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, melalui vektor pembawa penyakit
Bangunan bawah
Bangunan penampung dan pengolah tinja yang bisa berupa cubluk atau tangki septik
Bangunan tengah jamban
Bangunan yang terdiri dari plat jongkok dan lantai jamban
Bidang resapan
Daerah permukaan untuk menampung air yang keluar dari suatu sistem pengolahan air limbah
rumah tangga
Biochemical Oxygen Demand (BOD)
Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menstabilkan secara biologis kehadiran zat organik
(Metcalf & Eddy)
Biofilter
Instalasi pengolahan air limbah rumah tangga dengan menggunakan media kontak
Black water
Air limbah yang berasal dari jamban atau WC saja
Clarifier
Tangki sedimentasi berbentuk persegi atau lingkaran yang biasa dipakai untuk mengendapkan
zat padat dari air atau air limbah. Jenis khusus dari clarifier adalah Upflow Clarifier yang
menggunakan prinsip pengambangan (flotation) untuk menghilangkan zat padat.
Pemakaiannya
lebih sedikit dibandingkan dengan Sedimentasi
Constructed wetland
Sistem pengolahan secara terencana atau terkontrol yang telah didisain dan dikonstruksi
dengan memanfaatkan proses alami yang melibatkan vegetasi wetland, tanah, dan
mikroorganisme untuk mengolah limbah cair
Cubluk
Sistem pembuangan tinja sederhana, terdiri atas lubang yang digali secara manual dilengkapi
dengan dinding rembes air
Dissolved Oxygen
Oksigen terlarut dalam cairan (Water Environment Federation)
Excreta
Tinja dan urine (Sanitation and Hygiene Promotion)
Feces (faeces)
Buangan tinja dari manusia atau hewan tanpa urine (Water Environment Federation)
Grey water
Air limbah yang berasal dari mandi, cuci, dan dapur
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Instalasi pengolahan air limbah yang didisain hanya menerima lumpur tinja melalui mobil atau
gerobak tinja (tanpa perpipaa)
Jamban
Fasilitas pembuangan tinja
Kolam anaerob
Kolam yang ditempatkan pada awal dari rangkaian kolam stabilisasi, digunakan untuk
pengendapan dan pemisahan materi organik
Kolam fakultatif
Kolam yang digunakan untuk memisahkan BOD dan bakteri patogen secara anaerob. Di
lapisan
atas kolam ini ditumbuhi alga yang akan mendapatkan nutrisi dari bakteri, dan menghasilkan

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 11
oksigen yang dibutuhkan bakteri aerob
Kolam maturasi
Kolam yang digunakan untuk mengurangi bakteri patogen pada akhir dari rangkaian kolam
stabilisasi. Kolam ini mengandung oksigen di setiap kedalamannya, karena konsentrasi organik
yang rendah dan konsetrasi alga yang tinggi
Kolam stabilisasi
Bentuk paling sederhana pada pengolahan air limbah tempat terjadi proses penguraian zat-zat
pencemar secara alamiah
Lantai jamban
Sarana atau perlengkapan bangunan atas, agar bangunan kuat menopang leher angsa
Leher angsa
Komponen plat jongkok yang berisi air perapat untuk menahan bau agar tidak keluar dari
jamban
Pencemaran
Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam
air oleh kegiatan manusia. Akibatnya kualitas air turun sampai ke tingkat yang menyebabkan
air tidak berfungsi lagi sesuai peruntukannya
Pengolahan air limbah
Perlakuan terhadap air limbah, agar air dapat dibuang ke badan air sesuai baku mutu yang
disyaratkan
Penyaluran resapan aliran atas
Salah satu alternatif pengolahan lanjutan untuk effluent tangki septik
Plat jongkok
Sarana atau perlengkapan jamban, yang dilengkapi lubang masuk tinja dan air kotor untuk
dialirkan ke cubluk atau tangki septik
Saluran
Pipa untuk menyalurkan air limbah dari jamban ke cubluk atau tangki septik
Sewage
Lihat wastewater (Water Environment Federation)
Sewer
Pipa atau pembawa lainnya yang mengalirkan air limbah dari beberapa atau banyak properti
(Sanitation and Hygiene Promotion)
Sewerage
Sistem pengumpulan, pengolahan, dan pembuangan akhir air limbah (Water Environment
Federation)
Sistem sanitasi off site
Sistem pembuangan air limbah dimana air limbah dibuang serta diolah secara terpusat di
Instalasi Pengolahan Limbah Kota. Sebelumnya lebih dulu melalui penyaluran perpipaan air
limbah kota (sewer pipe)
Sistem sanitasi onsite
Sistem pembuangan air limbah secara individual yang diolah dan dibuang di tempat. Sistem ini
meliputi cubluk, tangki septik dan resapan, unit pengolahan setempat lainnya, sarana
pengangkutan, dan pengolahan akhir lumpur
Wastewater
Zat cair atau air buangan tercemar dari kegiatan operasi rumah tangga atau komersial atau
industri, yang tercampur dengan air hujan atau air tanah akibat infiltrasi (Water
Environment Federation)
Wetland aliran permukaan
Salah satu jenis constructed wetland yang airnya menggenang pada kolam. Atau air yang
mengalir berada di atas permukaan media, seperti kolam, empang, dan rawa

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 12
Wetland aliran sub-permukaan (subsurface flow system wetland)
Salah satu jenis constructed wetland yang airnya mengalir di bawah permukaan media
Tangki septik (septic tank)
Ruang kedap air yang berfungsi menampung dan mengolah air limbah rumah tangga
Yellow water
Air limbah yang mengandung urine saja
3R
Reduce, Reuse, dan Recycle. Sebuah pendekatan untuk mengurangi timbulan sampah melalui:
mengurangi, menggunakan kembali, serta mendaur ulang sampah
Bangunan sarana pembuatan kompos
Prasarana pembuatan kompos yang terdiri dari kantor, gudang, pemilihan pengomposan
(berfungsi sebagai tempat kegiatan pengomposan yang terlindung dari gangguan cuaca)
Controlled Landfill (Lahan Urug Terkendali)
Metode pembuangan akhir sampah dengan cara penyebaran sampah secara terkendali dan
dilakukan penimbunan dengan tanah secara berkala
Daur ulang kertas
Usaha pengolahan kertas bekas menjadi kertas yang dapat dipakai kembali melalui cara-cara
sederhana
Sampah rumah tangga
Sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja
dan sampah spesifik
Sampah sejenis sampah rumah tangga
Sampah yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas
sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya

Sampah spesifik
Adalah sampah yang meliputi:
 Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun
 Sampah yang mengandung limbah berbahaya dan beracun
 Sampah yang timbul akibat bencana
 Puing bongkaran bangunan
 Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah, dan/atau
 Sampah yang timbul secara tidak periodik
Kompos
Produk lumpur atau material lain yang teroksidasi secara thermophilic dan biologis
Komposter windrow
Metode pengomposan dengan pengudaraan menggunakan terowongan angin yang terbuat dari
bamboo
Landfill
Lahan pembuangan sampah yang menggunakan teknologi pembuangan sampah. Gunanya
untuk meminimalkan dampak lingkungan dan melindungi kualitas air (baik air permukaan
maupun bawah permukaan)
Leachate (Lindi)
Bagian cairan yang terpisahkan dari zat padat dari campuran sampah yang mengalir secara
gravitasi atau filtrasi
Open dumping
Sampah ditimbun di areal tertentu tanpa membutuhkan tanah penutup
Pengelolaan sampah
Kegiatan sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 13
penanganan sampah
Pipa gas
Sarana untuk mengalirkan gas hasil proses penguraian zat organik
Sampah
Sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat (UU No. 18
tahun 2008)
Sanitary Landfill
Metode pengurugan sampah ke dalam tanah, dengan menyebarkan sampah secara lapis per
lapis pada sebuah site (lahan) yang telah disiapkan, kemudian dilakukan pemadatan dengan
alat berat, dan pada akhir hari operasi, urugan sampah tersebut kemudian ditutup dengan
tanah penutup.
Tempat Penampungan Sementara (TPS)
Tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat
pengolahan sampah terpadu (UU No. 18 tahun 2008)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran
ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah (UU No. 18 tahun 2008)
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Tempat untuk memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi
manusia dan lingkungan (UU No. 18 tahun 2008)
TPA Regional
TPA yang digunakan oleh lebih dari satu Kabupaten/Kota. TPA regional menjadi salah satu
pilihan untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan yang dihadapi Kabupaten/Kota.
Transfer Depo
Tempat memindahkan sampah dari alat pengumpul ke alat pengangkut
Drainase
Prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air penerima air dan atau ke
bangunan resapan manusia
Drainase perkotaan
Drainase di wilayah perkotaan yang berfungsi mengendalikan air permukaan sehingga tidak
mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia
Kolam retensi
Sebidang tanah rendah, dikelilingi oleh embankment/timbunan atau tanggul yang membentuk
semacam kesatuan hidrologis buatan. Artinya, tidak ada kontrol dengan air dari daerah luar
selain yang dialirkan melalui perangkat manual
Saluran primer
Saluran drainase yang menerima air dari saluran sekunder dan menyalurkannya ke badan
penerima air
Saluran sekunder
Saluran drainase yang menerima air dari saluran tersier dan menyalurkannya ke saluran primer
Saluran tersier
Saluran yang menerima air dari sistem drainase lokal dan menyalurkannya ke saluran drainase
sekunder
Sistem drainase lokal
Saluran dan bangunan pelengkap yang melayani sebagian wilayah perkotaan
Sistem drainase utama
Saluran dan bangunan pelengkap yang melayani seluruh wilayah perkotaan
Cuci Tangan Pakai Sabun
Perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir
Sanitasi total

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 14
Kondisi ketika suatu komunitas
- Tidak Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
- Mencuci tangan pakai sabun
- Mengelola air minum dan makanan yang aman
- Mengelola sampah dengan benar
- Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman Pemulung Logam Pemulung
Kepadatan penduduk
Jumlah penduduk(orang)

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komitmen untuk mewujudkan masyarakat Mukomuko sehat yang mandiri dan berkeadilan
merupakan visi pembangunan yang telah dinyatakan secara tegas oleh Pemerintah Kabupaten
Mukomuko dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Mukomuko 2011–2015. Kesungguhan komitmen ini sedang diwujudnyatakan dengan upaya untuk
memperbaiki kondisi layanan sanitasi yang dipandang sebagai titik awal strategis dalam upaya
menyehatkan dan memandirikan masyarakat Mukomuko, serta memperbaiki kondisi penyehatan
lingkungan di wilayah Mukomuko mulai tahun 2013 ini. Komitmen perbaikan sanitasi ini muncul
dengan dasar pemahaman bahwa sanitasi merupakan salah satu aspek pembangunan yang memiliki
fungsi yang sangat penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan
dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan dalam kehidupan
sehari-hari. Selain pemahaman tersebut, upaya perbaikan sanitasi Kabupaten Mukomuko juga
dilakukan dalam rangka upaya berkontribusi pada capaian target pembangunan sanitasi nasional
yang tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010–2014.

Saat ini masih terdapat gambaran fakta bahwa masyarakat di Kabupaten Mukomuko masih
kurang peduli terhadap arti penting hidup bersih dan sehat, serta peranan penyehatan lingkungan
dalam memperbaiki kualitas hidup mereka sendiri. Hal ini tercermin dari masih banyaknya
masyarakat yang menjalankan praktik buang air besar sembarangan (BABS) seperti di sungai
ataupun di kebun. Dalam kondisi ini masyarakat Mukomuko membutuhkan arahan strategis dari
pemerintah untuk dapat memperbaiki kondisi yang ada saat ini. Praktik-praktik pengelolaan sanitasi
yang ada saat ini tentulah diyakini sebagai kondisi yang berseberangan dengan upaya Pemerintah
Kabupaten Mukomuko untuk mencapai visi pembangunan yang ada di dalam RPJMD. Sehubungan
dengan itu, maka Pemerintah Kabupaten Mukomuko mengambil langkah kebijakan yang lebih konkrit
untuk menyusun rencana strategis pembangunan sanitasi yang dapat dijadikan sebagai dasar acuan
bagi berbagai pihak untuk memperbaiki kondisi pengelolaan sanitasi di Kabupaten Mukomuko.

Upaya penyusunan rencana strategis ini diarahkan untuk dilakukan secara sistematis. Upaya
ini akan didahului dengan langkah pemetaan kondisi pengelolaan sanitasi Kabupaten Mukomuko saat
ini yang real, komprehensif, dan akurat. Pemetaan pengelolaan sanitasi diyakini oleh Pemerintah
Kabupaten Mukomuko sebagai pemetaan yang komprehensif, yakni sebuah proses pemetaan yang
bukan hanya memperlihat sisi teknis pengelolaan sanitasi, melainkan juga sisi non-teknis lainnya
yang juga penting untuk dipertimbangkan dalam rangka perbaikan kondisi pengelolaan sanitasi di
Kabupaten Mukomuko. Selain itu upaya pemetaan akan diarahkan untuk dapat mendeskripsikan pola
pengelolaan yang dilakukan oleh seluruh pihak, baik Pemerintah Kabupaten, dan juga masyarakat di
Kabupaten Mukomuko. Proses ini diharapkan akan mampu menghasilkan informasi berupa profil

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 16
kondisi pengelolaan sanitasi Kabupaten Mumomuko yang komprehensif, serta akurat untuk dijadikan
sebagai dasar dalam menetapkan arah pembangunan sanitasi Kabupaten Mukomuko ke depan.

Pada saat ini Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Pemerintahan Kabupaten Mukomuko
telah terbentuk melalui SK Bupati Mukomuko No. 233 tertanggal 24 April 2013 yang berfungsi
sebagai unit koordinasi pembentukan dokumen Buku Putih Sanitasi. Adapun Empat Karakteristik
utama penyusunan dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS) meliputi :
1. Dari, oleh dan untuk kabupaten/kota
2. berskala kabupaten/kota
3. berdasarkan data empiris (aktual)
4. terintegrasi dan multisektor

1.2. Landasan Gerak.

Sanitasi dapat dipahami sebagai usaha pembuangan tinja, endapan air limbah (sullage) dan
limbah padat dengan cara yang memperhatikan kesehatan untuk membuat lingkungan hidup di
rumah dan lingkungan menjadi bersih dan sehat.

Pengertian dasar Penanganan Sanitasi di Kabupaten Mukomuko dapat diterangkan sebagai


berikut :
1. Blackwater adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan urinoir.
2. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal dari kamar
mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci.
Penanganan Air Limbah Rumah Tangga yaitu pengolahan air limbah rumah tangga (domestik)
dengan sistem :
a. Pengolahan On Site menggunakan sistem septik-tank dengan peresapan ke tanah dalam
penanganan limbah rumah tangga.
b. Pengelolaan Of Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan secara
terpusat.
3. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan oleh
masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain sebagainya yang
ditampung melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
4. Penanganan drainase permukiman/perkotaan adalah memfungsikan saluran primer, saluran
sekunder dan tersier sebagai penggelontor air dan memutuskan air permukaan.

Dengan wilayah Kabupaten Mukomuko seluas 4.036,7 km2, maka berdasarkan hasil Sensun
Penduduk Tahun 2010, kepadatan penduduk Kabupaten Mukumuko adalah 58,18 jiwa/km2.
Kepadatan penduduk di setiap kecamatan di Kabupaten Mukomuko sangat bervariasi.

Adapun Wilayah kajian dijelaskan meliputi seluruh wilayah Kabupaten Mukomuko yang
meliputi 15 Kecamatan dan 151 Kelurahan/desa. Sedangkan kajian EHRA dilakukan melalui

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 17
pengambilan sampel dengan metode random sampling dengan sistem cluster dengan mengambil
sampel sebanyak 640 responden di 16 kelurahan/desa.

Pembangunan yang telah dilaksanakan selama lima (5) tahun sebelumnya (periode 2006-
2010) telah menghasilkan kemajuan dalam kehidupan masyarakat dan telah meletakkan landasan
yang kuat bagi Kabupaten Mukomuko untuk melanjutkan pembangunan yang akan datang.
Berdasarkan capaian yang telah diraih pada periode pembangunan sebelumnya, Pemerintah
Kabupaten Mukomuko mengupayakan terwujudnya pembangunan daerah yang dapat membawa
Kabupaten Mukomuko menjadi daerah yang tidak lagi tertinggal, dan sekaligus mampu membangun
landasan ekonomi yang kokoh bagi pembangunan ke depan.

Itikad peningkatan pembangunan ini dituangkan dalam Visi Kabupaten Mukomuko yang
tertuang dalam dokumen RPJMD 2011-2015, yaitu “Terbebasnya Kabupaten Mukomuko dari
Ketertinggalan Pada Tahun 2015 Menuju Terwujudnya Masyarakat yang Sejahtera”. Visi ini
dijabarkan ke dalam empat (4) hal pokok sebagai berikut:

1. Membangun Kabupaten Mukomuko sehingga tidak lagi merupakan salah satu daerah tertinggal
2. Mempersiapkan landasan pembangunan Kabupaten Mukomuko menyongsong pembangunan
jangka panjang
3. Mewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui pengentasan kemiskinan dan pemerataan
pembangunan
4. Mewujudkan Kabupaten Mukomuko Hijau.

Adapun upaya untuk mewujudkan visi tersebut, diterjemahkan ke dalam Misi Kabupaten
Mukomuko sebagai berikut:
1. Melanjutkan Pembangunan ekonomi kerakyatan untuk pengentasan kemiskinan
2. Melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk mendukung pembangunan ekonomi,
pembangunan ketahanan pangan, pengembangan industry dan pariwisata
3. Melanjutkan pembangunan sumberdaya manusia melalui peningkatan kualitas dan kuantitas
pelayanan pendidikan dan IPTEK, kesehatan, social budaya, pemberdayaan perempuan,
pemuda dan olah raga serta pengelolaan kependudukan.
4. Melanjutkan pemanfaatan dan pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup untuk
kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara optimal, dengan tetap
mengedepankan azas kelestarian dan berkelanjutan.
5. Memperkuat penegakan hukum dan tata kelola kepemerintahan untuk mendukung terciptanya
pemerintah yang bersih dan berwibawa.

1.3. Maksud Dan Tujuan

Maksud penyusunan Dokumen Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mukomuko adalah agar
Pemerintah Daerah mempunyai kerangka berpikir dan kerangka tindak yang strategis dalam
melaksanakan pembangunan dan pengelolaan sektor sanitasi secara komprehensif dan
berkelanjutan.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 18
Dokumen Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mukomuko merupakan dasar dan acuan
dimulainya pekerjaan sanitasi yang lebih terintegrasi karena Dokumen Buku Putih Sanitasi
merupakan hasil kerja berbagai komponen dinas atau kelembagaan lain yang terkait dengan sektor
sanitasi. Dokumen Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mukomuko inilah yang menyediakan data dasar
yang esensial mengenai struktur, situasi dan kebutuhan sanitasi Kabupaten Mukomuko, yang
nantinya menjadi panduan kebijakan Pemerintah Kabupaten Mukomuko dalam mengelola kegiatan
sanitasi. Dalam rangka ini Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi telah melakukan analisis situasi dengan
mengakses berbagai data-data sekunder yang tersedia, hasil studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan
(Environmental Health Risk Assessment) atau EHRA, dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
yang dipandang akurat. Dari kegiatan inilah pemetaan kondisi sanitasi Kabupaten Mukomuko akan
disusun.

Pemetaan sanitasi merupakan gambaran awal dan rencana bagi penentuan zona-zona
sanitasi yang akan dilakukan di tingkat kabupaten. Dengan adanya zona sanitasi akan muncul
kebijakan serta prioritas dalam penanganan kegiatan pengembangan strategi sanitasi skala
kabupaten yang didalamnya mencakup strategi sanitasi, rencana tindak dan rencana anggaran
perbaikan maupun peningkatan sanitasi di lingkungan Kabupaten Mukomuko. Pada masa mendatang
penerapan strategi serta pelaksanaannya dilakukan dengan rencana tindak atau aksi di lapangan.

Tujuan dari penyusunan dokumen Dokumen Buku Putih Sanitasi ini adalah :
1. Melakukan analisis dari kondisi dan potensi yang ada dalam pengelolaan sanitasi di
Kabupaten Mukomuko
2. Menyediakan data dasar (baseline) yang akurat bagi penyusunan rencana strategis
pembangunan sanitasi serta kebijakan-kebijakan daerah terkait sanitasi yang akan disusun
kemudian di Kabupaten Mukomuko

1.4. Metodologi

Dalam penyusunan Dokumen Buku Putih Sanitasi ini, dilakukan berbagai langkah kerja yang
berupaya mempertemukan pola pendekatan dari bawah (bottom up approach) dan juga dari atas (top
down approach). Langkah-langkah pendekatan dari bawah (bottom-up approach) yang dilakukan
dalam proses pengumpulan, analisis, serta finalisasi dokumen Buku Putih Sanitasi Kabupaten
Mukomuko adalah sebagai berikut:
1) Penyamaan persepsi melalui pertemuan anggota pokja secara berkala dalam bentuk Focus
Group Discussion (FGD)
2) pengumpulan data dari berbagai SKPD Pemerintah Kabupaten Mukomuko, serta dialog dan
pertemuan dengan kelompok masyarakat yang sangat terkait dengan pengelolaan sanitasi
3) observasi langsung ke lapangan untuk meninjau tempat-tempat yang menjadi obyek survey
teknis, studi Enviromental Health Risk Assesment (EHRA), survey peran media dalam
pengelolaan sanitasi, survey keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan sanitasi, serta survey
peran serta masyarakat, aspek jender dan kemiskinan dalam pengelolaan sanitasi.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 19
4) melaksanakan Konsultasi Publik dokumen Profil Kondisi Sanitasi Kabupaten Mukomuko.

Adapun metode pendekatan yang bersifat top down dalam proses ini dilakukan pada saat
pembahasan dan penentuan wilayah survey EHRA, serta penetapan area berisiko sanitasi.
Implementasi pendekatan ini mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
 Pertimbangan kebijakan RTRW Kabupaten Mukomuko yang telah disepakati di tingkat
Pemerintah Daerah Kabupaten Mukomuko dijadikan sebagai salah satu dasar pertimbangan
dalam penentuan area survey EHRA.
 Pertimbangan para kepala SKPD yang sangat terkait dalam pengelolaan sanitasii dijadikan
sebagai salah satu variabel dalam menentukan area berisiko sanitasi yang dituangkan di dalam
Profil Kondisi Sanitasi Kabupaten Mukomuko.

Sumber data dalam Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banyuasin Meliputi
a. Data Primer
Data primer yang diperlukan dalam penyusunan buku ini berasal dari hasil kajian studi antara
lain:
 Environmental Health Risk Assessment (EHRA)
 Survey Pemberdayaan Masyarakat, Jender & Kemiskinan (PMJK), Promosi Higiene
dan Sanitasi Sekolah
 Studi Penyedia Layanan Sanitasi (Sanitation Supply Assessment/SSA)
 Studi Komunikasi dan Pemetaan Media, dan

b.Data Sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan dalam penyusunan buku putih ini antara lain meliputi
aspek profil umum dan data profil sanitasi yaitu antara lain :
Data profil Umum antara lain:
 Geografis, Administratif & Geohidrologis
 Demografis
 Keuangan dan Perekonomian Daaerah
 Sosial & Budaya
 Tata Ruang Wilayah
 Kelembagaan Daerah
Data Profil Sanitasi meliputi antara lain :
 Data Teknis : Air Limbah, Persampahan dan Drainase Lingkungan)
 Data Non Teknis :Aspek-aspek kelembagaan dan kebijakan, Keuangan,)

1.5. Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain

Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mukomuko yang akan digunakan sebagai dasar
bagi penyusunan Rencana Strategis Pembangunan Sanitasi Kabupaten Mukomuko mengacu pada
RPJM Daerah Kabupaten Mukomuko dengan memperhatikan RPJM Nasional serta RPJMD Propinsi Bengkulu

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 20
dan beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku di tingkat nasional/ pusat maupun
daerah, sebagai berikut:

Undang-Undang:
1. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
2. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
3. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
4. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah
5. Undang – Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
6. Undang – Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
7. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
8. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia:


1. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota
2. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

Peraturan Presiden Republik Indonesia


1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang dan Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 - 2014

Instruksi Presiden Republik Indonesia


1. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan
Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010.
2. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan
Yang Berkeadilan.

Peraturan dan Keputusan Menteri Republik Indonesia


1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
5. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 21
Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu:
1. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 4 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Tahun 2005 – 2025;
2. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 3 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2010.

Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko:


1. Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko Nomor 26 Tahun 2005 tentang Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan
2. Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko Nomor 36 tahun 2005 tentang Pembentukan Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Selagan Kabupaten Mukomuko
3. Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko Nomor 8 Tahun 2007 tentang Retribusi Izin
Pemanfaatan dan Pembuangan Air Limbah ke Tanah Pada Lahan Pertanian / Perkebunan jo.
Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko No. 27 Tahun 2009
4. Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Air Sektor Sungai
5. Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko Nomor 28 Tahun 2009 tentang Retribusi Izin
Pembuangan Air Limbah ke Air dan Badan Air
6. Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko Nomor 5 Tahun 2010 tentang Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan Dalam Wilayah Kabupaten Mukomuko
7. Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko Nomor 9 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Daerah Kabupaten Mukomuko.
8. Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Mukomuko.
9. Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko Nomor 14 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan
Kesehatan
10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Mukomuko tahun 2011
- 2015

Peraturan Bupati Kabupaten Mukomuko:


1. Peraturan Bupati Mukomuko Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah
Kabupaten Mukomuko tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko Nomor 3 Tahun 2011 tentang Uraian Tugas Dinas
Daerah Kabupaten Mukomuko.
3. Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko Nomor 4 Tahun 2011 tentang Uraian Tugas Lembaga
Teknis Daerah Kabupaten Mukomuko.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 22
Bab II
Gambaran Umum Wilayah

2.1. Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik


2.1.1 Geografis

Kedudukan Geografis Kabupaten Mukomuko terletak membujur dan sejajar di antara pantai
barat Sumatera di sebelah Barat dan gugusan Bukit Barisan di sebelah timur. Secara Astronomis
Kabupaten Mukomuko terletak pada koordinat 02016’32” sampai 03007’46” Lintang Selatan (LS) dan
101001’15,1” sampai 101051’29,6” Bujur Timur (BT).

Dari segi kewilayahan Kabupaten Mukomuko memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi
Sumatera Barat.
b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Kerinci dan Kabupaten
Merangin, Provinsi Jambi, serta Kabupaten Rejang Lebong
c. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Utara.
d. Sebelah Barat : berbatasan dengan Samudera Hindia.

Secara Geohidrologi, Kabupaten Mukomuko merupakan daerah tangkapan hujan (cathment


area) dengan tata guna lahan sebagian besar berupa berupa sawah, tegalan dan kebun campuran,
serta kondisi tingkat infiltrasi yang pada umumnya terdapat di kedalaman hingga belasan meter di
bawah permukaan laut. Kabupaten Mukomuko juga memiliki beberapa sungai besar yang berhulu
dari sisi timur di Bukit barisan dan mengalir ke sisi Barat di Samudera Hindia. Sungai induk di
Kabupaten ini ada tujuh buah sungai yaitu : Sungai Manjunto, Sungai Selagan, Sungai Air Dikit,
Sungai Air Bantal, Sungai Teramang, dan Sungai Air Ipuh. Panjang total masing-masing sungai di
kabupaten Mukomuko mencapai 54,058 km hingga 299,778 km, dimana selebihnya adalah anak
sungai.
Kabupaten Mukomuko mempunyai Daerah Aliran Sungai (DAS) cukup luas dengan kondisi
bentuk wilayah tangkapan bergelombang sampai terjal. Kondisi yang demikian, ditambah dengan
jumlah curah hujan yang tinggi serta perbedaan elevasi yang tinggi pada jarak hulu-hilir yang relatif
pendek, menyebabkan fluktuasi debit aliran sungai pada waktu-waktu tertentu sangat besar. Pada
daerah tertentu dengan debit yang demikian akan menyebabkan sering terjadinya pelimpahan air
sungai ke daerah disekitar aliran, sehingga beberapa daerah kadang terjadi banjir pada musim hujan.
Sungai-sungai kecil dengan daerah tangkapan yang relatif lebih sempit umumnya mempunyai debit
air kecil, air bersifat masam, berwarna coklat sampai kehitaman yang menandakan kadar fenol yang
tinggi. Beberapa sungai mempunyai kawasan bergambut dengan sifat masam dengan kedalam
gambut yang beragam dari 25 cm hingga lebih dari 100 cm.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 23
Kabupaten Mukomuko memiliki 41 DAS yang terdiri dari sub-sub DAS dengan rincian luas
sebagai disajikan pada tabel dan peta di bawah ini :

Tabel 2.1. Daftar DAS/Sub DAS di Kabupaten Mukomuko

No Nama DAS/Sub DAS Luas (Ha)


1 Bantal Kanan 19.573
2 Bantal Kiri 13.379
3 Bantal Hilir 6.591
4 Bantal Gedang 4.490
5 Buluh 12.272
6 Dikit Tengah 12.061
7 Dikit Hilir 10.669
8 Pelokan 4.794
9 Ipuh Panjang 19.816
10 Ipuh Tengah 16.431
11 Ikan 11.015
12 Ipuh Hijau 14.611
13 Ipuh Hilir 14.475
14 Kiang 17.420
15 Manjuto Hulu 18.882
16 Manjuto Hilir 15.145
17 Pelokan 8.497
18 Rami Hulu 9.442
19 Rami Hilir 9.787
20 Retak Hulu 14.723
21 Air Hitam 9.166
22 Puar 5.175
23 Retak Hilir 4.265
24 Sabai Hulu 47
25 Sabai Hilir 49
26 Seblat Hilir 291
27 Selagan Hulu 15.159
28 Gading Gedang 5.592
29 Selagan Tengah 7.800
30 Rengat 8.847
31 Kepayang 9.327
32 Hitam 6.125
33 Selagan Hilir 11.116
34 Betung 5.835
35 Teramang Hulu 22.453
36 Berau 15.268
37 Bengkok 14.128
38 Teramang Kecil 3.279
39 Lupu 6.417
40 Oba 3.586
41 Teramang Hilir 4.116
Sumber Data : Bappeda Kabupaten Mukomuko dalam RTRW 2012

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 24
Peta 2.1. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Mukomuko

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 25
Sifat tanah di kawasan yang bergelombang umumnya mempunyai erodibilitas yang tinggi.
Akibatnya, sedimentasi di beberapa muara sungai yang terjadi di kawasan pantai cukup tinggi. Hal
demikian seharusnya menjadi perhatian penting dalam pengelolaan kawasan. Apabila kerentanan
lahan ini di Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Mukomuko ini tidak dikonservasi dengan baik,
maka dalam jangka panjang akan menghancurkan sumberdaya lahan bagi pertanian dalam arti luas,
dan lebih jauh akan memengaruhi kawasan muara dan pantai dengan sedimentasi yang sifatnya
merugikan. Sungai dan anak sungai yang terdapat menyebar di wilayah Kabupaten Mukomuko

Sungai-sungai tersebut mempunyai arti penting bagi masyarakat sebagai sumber air kebutuhan
domestik dan pengairan irigasi sawah, dan perikanan. Sumber irigasi yang terbesar berasal dari bendungan
yang cukup terkenal di Kabupaten Mukomuko, yaitu Bendungan Air Manjuto yang beroperasi sejak tahun
1989. Selain itu sungai-sungai tersebut secara ekologi berperan penting untuk pemeliharaan hidrologi rawa
dan lahan basah, dan sebagai sarana transportasi nelayan yang berada lebih dalam dari pesisir, serta tempat
berlabuh kapal atau perahu nelayan. Dari sungai-sungai besar tersebut semuanya mengalir ke arah Barat
Daya dan bermuara di Samudera Hindia.

2.1.2. Adminstratif

Pusat pemerintahan Kabupaten Mukomuko terletak di Kecamatan Kota Mukomuko yang


berjarak kurang lebih 270 km dari Ibukota Provinsi Bengkulu.

Luas wilayah Kabupaten Mukomuko adalah 403.670 Ha atau 4.036,7 km 2 dan luas wilayah
laut sepanjang pesisir pantai Barat Sumatera, dengan panjang pantai sekitar ± 98,2 Km, adalah
72.760 Ha atau 727,60 km2 (dihitung sejauh 4 Mil dari garis pantai).

Kabupaten Mukomuko yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 03 Tahun 2003


tanggal 25 Februari 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Seluma dan
Kabupaten Kaur di Provinsi Bengkulu yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 23
Mei 2003.

Pada awal terbentuknya Kabupaten Mukomuko terdiri dari 5 Kecamatan, 84 Desa dan 1
Kelurahan. Sesuai dengan dinamika pembangunan Kabupaten Mukomuko, berdasarkan Perda
Kabupaten Mukomuko Nomor 8 Tahun 2005, telah terbentuk 10 Kecamatan baru dan penetapan
letak ibu kota kecamatan, sehingga menjadi 15 Kecamatan.

Pada tahun 2006, berdasarkan Perda Kabupaten Mukomuko Nomor 17, 18, 19, 20 dan 21
Tahun 2006 juga telah dibentuk 22 desa dan 2 kelurahan dan terakhir dengan Perda Kabupaten
Mukomuko Nomor 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, dan 24 Tahun 2009 Tentang
Pembentukan Desa-desa dalam wilayah Kabupaten Mukomuko sehingga wilayah Kabupaten
Mukomuko per-31 Desember 2009 terdiri dari 15 Kecamatan, 148 Desa dan 3 Kelurahan.

Nama-nama Kecamatan, jumlah Desa/Kelurahan Luas wilayah, dan kedudukan ibu kota
kecamatan masing-masing ditunjukkan dalam Tabel sebagai berikut:

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 26
Tabel 2.2. Luas Wilayah dan Ibu Kota Kecamatan di Kabupaten Mukomuko Tahun 2013

Jumlah Luas Wilayah


Nama
No Kelurahan Adminitrasi Terbangun
Kecamatan
/Desa
(Ha) (%) thd total (Ha) (%) thd total
1 Ipuh 16 198,11 4.91 - -
2 Air Rami 12 964,60 23.90 - -
3 Malin Deman 7 292,99 7.26 - -
4 Pondok Suguh 11 219,98 5.45 - -
5 Sungai Rumbai 9 511,30 12.67 - -
6 Teramang Jaya 13 285,72 7.08 - -
7 Teras Terunjam 8 144,36 3.58 - -
8 Penarik 14 296,64 7.58 - -
9 Selagan Raya 12 339,00 8.40 - -
10 Kota Mukomuko 9 227,00 5.62 - -
11 Air Dikit 7 91,00 2.25 - -
12 XIV Koto 8 77,00 1.91 - -
13 Lubuk Pinang 7 92,71 2.30 - -
14 Air Majunto 8 127,29 3.15 - -
15 V Koto 10 169,00 4.19 - -
Jumlah 148 4.036,70 100 - -
Sumber : Bappeda Kabupaten Mukomuko dalam RTRW 2012

Wilayah adminitrasi Kabupatan Mukomuko dan cakupan wilayah kajian dipetakan pada peta di bawah
ini.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 27
Peta 2.2. Peta adminitrasi Kabupatan Mukomuko dan cakupan wilayah kajian

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 28
2.1.3. Kondisi Fisik

A. Topografis

Keadaan Topografi wilayah Kabupaten Mukomuko pada umumnya merupakan tanah


bergelombang dan berbukit-bukit dengan ketinggian yang bervariasi. Kondisi wilayah yang
permukaannya merupakan daerah datar umumnya berada di pinggir sejajar pantai, seperti daerah
perkotaan dan hinterland Kota Mukomuko yang terletak dipantai barat membentang dari selatan ke
utara, dengan rata-rata ketinggian kurang lebih 10 sampai dengan 150 m dari permukaan laut.
Sedangkan daerah di bagian timur merupakan daerah yang berbukit dengan ketinggian rata-rata
kurang lebih 541 m dari permukaan laut terutama wilayah Kecamatan Malin Deman, Kecamatan
Teras Terunjam, Kecamatan Selagan Raya, Kecamatan V Koto, dan Kecamatan Air Manjunto.

Berdasarkan ketinggian tempat diatas permukaan laut, maka wilayah Kabupaten Mukomuko
mempunyai ketinggian dibawah 500 meter diatas permukaan laut sekitar 83,12%, hanya sekitar
16,88% yang memiliki ketinggian di atas 500 meter diatas permukaan laut.

Berdasarkan kelerengannya, Kabupaten Mukomuko didominasi oleh kawasan yang


mempunyai kelerengan antara 0–5% dengan luas 133.637 ha, diikuti kawasan yang mempunyai
kelerengan antara 8–15% dengan luas 71.431,41 ha, diikuti kawasan yang mempunyai kelerengan
antara 25-45% dengan luas 68.465,63 ha, dan selanjutnya kawasan yang mempunyai kelerengan
paling kecil yaitu kelerengan  45% dengan luas 15.675,95 ha.

B. Klimatologi

Keadan iklim Kabupaten Mukomuko umumnya seragam dengan curah hujan tinggi. Iklim di
Kabupaten Mukomuko tidak dapat dipisahkan dengan iklim di wilayah Provinsi Bengkulu secara
keseluruhan. Berdasarkan tipe iklim menurut kriteria Schmid dan Ferguson, Oldeman serta tipe iklim
menurut Koppen, iklim di Kabupaten Mukomuko adalah sebagai berikut :
a. Menurut Schmidt dan Ferguson, Kabupaten Mukomuko mempunyai tipe iklim A (sangat
basah)
b. Menurut Oldeman, Kabupaten Mukomuko mempunyai tipe iklim B
c. Menurut Koppen, Kabupaten Mukomuko mempunyai tipe iklim A dan B1

Iklim terbentuk dari unsur-unsur cuaca yaitu curah hujan (CH), hari hujan (HH), radiasi surya
(RS), penyinaran matahari (PM), suhu udara (SU), kelembaban relatif (KR) dan kecepatan angin (KA).

Curah hujan di Kabupaten Mukomuko selama periode tahun 1998 sampai tahun 2003
tercatat rata-rata 2.915 mm per tahun. Rata-rata hari hujannya adalah 126 hari dalam setahun atau
rata-rata 13,5 hari/bulan. Kelembaban udara berkisar antara 84%-90%, dan suhu udara berkisar
antara 24,30C–26,80C.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 29
Musim kemarau terjadi mulai pertengahan Mei sampai akhir September, yang dicirikan
dengan curah hujan kurang dari 200 mm per bulan dan rata-rata hari hujan kurang dari 10 hari per
bulan. Sementara itu kondisi Radiasi Surya, Penyinaran Matahari, Suhu Udara dan Kelembaban
Relatif, lebih tinggi dari kondisi di bulan-bulan lainnya. Secara umum pola unsur-unsur iklim rata-rata
di Kabupaten Mukomuko dalam kurun waktu tersebut secara grafis diperlihatkan pada Error!
Reference source not found. sebagai berikut.

400

350

300
Skala unit satuan

CH
250
HH
200
RS
150 PM
100 SU

50 KR

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
BULAN

Grafik Pola Rata-rata Setiap Unsur Iklim di Kabupaten Mukomuko

2.2. Demografi
a) Jumlah dan Penyebaran Penduduk

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk Tahun 2010 Biro Pusat Statistik Kabupaten
Mukomuko, jumlah penduduk Kabupaten Mukomuko sementara tercatat sebesar 156.312 jiwa
dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 58,18 jiwa per km2. Komposisi Penduduk Mukomuko
tahun 2012 menurut jenis kelamin adalah sebesar 81.508 jiwa (52,14%) laki-laki dan 74.804 jiwa
(47’86%) perempuan, berarti perimbangan jenis kelamin (seks rasio) penduduk laki-laki dengan
perempuan di Kabupaten Mukomuko adalah sebesar 109. Hal ini mengambarkan bahwa jumlah
penduduk laki-laki lebih besar dari pada penduduk perempuan.

Dengan wilayah Kabupaten Mukomuko seluas 4.036,7 km2, maka berdasarkan hasil Sensus
Penduduk Tahun 2010, kepadatan penduduk Kabupaten Mukomuko adalah 58,18 jiwa/km 2.
Kepadatan penduduk di setiap kecamatan di Kabupaten Mukomuko sangat bervariasi, yang tertinggi
terdapat di Kecamatan XIV Koto yaitu 144,14 jiwa/km2 sedangkan terendah di Kecamatan Malin
Deman dengan kepadatan sebesar 5,57 jiwa/km2.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 30
Tabel 2.3. Jumlah Penduduk dan kepadatan Penduduk setiap Kecamatan di Kabupaten
Mukomuko Tahun 2009-2011
Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Kepadatan penduduk
pertumbuhan
Tahun Tahun Tahun Tahun
2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011
16.056 16,335 16.556 4.014 4.280 4.139 2.64 2,69 2.73 81,05 82.45 83.57
Ipuh
10.034 10,224 10.394 2.509 2.700 2.599 1.65 1,82 1.71 10,40 10.60 10.78
Air Rami
Malin 5.372 6,364 6.415 1.343 1.327 1.604 0.88 2,68 1.06 18,34 21.72 21.89
Deman
Pondok 8.802 11,026 11.204 2.201 4.28 2.801 1.45 4,00 1.85 40,01 50.12 50.93
Suguh
Sungai 6.249 6,572 6.707 1.562 1.884 1.677 1.03 2,19 1.10 12,22 12.85 13.12
Rumbai
Teramang 9.385 9,873 10.046 2.346 2.242 2.512 1.55 3,29 1.65 32,85 34.55 35.16
Jaya
Teras 6.962 6,898 6.995 1.741 1.593 1.749 1.15 4,22 1.15 48,23 47.78 48.46
Terunjam
17.675 20,519 20.728 4.419 5.1 5.182 2.91 3,46 3.41 59,58 69.17 69.88
Penarik
Selagan 8.509 8,330 8.455 2.127 2.023 2.114 1.40 1,73 1.39 25,10 24.57 24.94
Raya
Kota 12.775 15,035 15.237 3.194 3.445 3.809 2.10 4,20 2.51 56,28 66.23 67.12
Mukomuko
5.896 5,615 5.709 1.474 1.375 1.427 0.97 0,41 0.94 64,79 61.70 62.74
Air Dikit
11.099 11,115 10.858 2.775 2.632 2.715 1.83 1,22 1.79 144,14 144.35 141.01
XIV Koto
Lubuk 12.007 12,568 12.739 3.002 3.222 3.185 1.98 3,65 2.10 129,53 135.58 137.41
Pinang
Air 8.825 8,893 9.066 2.206 2.373 2.267 1.45 1,76 1.49 69,33 69.86 71.22
Manjunto
5.884 6,945 7.055 1.471 1.454 1.764 0.97 3,99 1.16 34,82 41.09 41.75
V Koto
Sumber : Mukomuko Dalam Angka,2012

b) Struktur Umur Penduduk


Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin di Kabupaten
Mukomuko menurut data tahun 2009. Secara diagram struktur umur penduduk Kabupaten Mukomuko
ditunjukkan sebagai berikut:

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 31
>75
70 - 74
65 - 69
60 - 64
55 - 59 PEREMPUAN
Kisaran Umur (Tahun)

50 - 54 LAKI_LAKI
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
05 -09
0 - 04

- 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000


JUMLAH JIWA

Grafik Piramida Penduduk Kabupaten Mukomuko Tahun 2009

c) Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Mukomuko per tahun selama delapan tahun terakhir
yakni dari tahun 2009-2011 mengalami fluktuatif, dengan rata-rata pertumbuhan per tahunnya
sebesar 2,9%. Kondisi pertumbuhan penduduk di Kabupaten Mukomuko dalam kurun waktu tersebut
diperlihatkan dalam tabel.

d) Proyeksi Jumlah Penduduk

Dengan data kependudukan dan pertambahan penduduk tersebut diatas, maka dapat
dihitung rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun di Kabupaten Mukomuko dalam kurun waktu
tersebut, yaitu sebesar 2,9 persen. Dengan menggunakan angka rata-rata pertumbuhan sebesar itu,
maka proyeksi pertumbuhan penduduk dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan dapat
diproyeksikan sebagai diperlihatkan pada tabel.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 32
Tabel 2.4. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Mukomuko Tahun 2013-2017

Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat pertumbuhan Kepadatan penduduk


Kecamatan Tahun Tahun Tahun Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017
Ipuh 17.798 18.314 18.845 18.945 19.046 4.450 4.579 4.711 4.736 4.761 2.94 3.02 3.11 3.13 3.14 89.84 92.45 95.13 95.63 96.14

Air Rami 11.140 11.463 11.795 11.858 11.921 2.785 2.866 2.949 2.964 2.980 1.84 1.89 1.95 1.96 1.97 56.23 57.87 59.54 59.86 60.18

Malin Deman 6.934 7.135 7.342 7.381 7.420 1.734 1.784 1.836 1.845 1.855 1.14 1.18 1.21 1.22 1.22 35.00 36.02 37.06 37.26 37.46

Pondok Suguh 12.013 12.362 12.720 12.788 12.855 3.003 3.091 3.180 3.197 3.214 1.98 2.04 2.10 2.11 2.12 60.64 62.40 64.21 64.55 64.89

Sungai Rumbai 7.161 7.368 7.582 7.622 7.663 1.790 1.842 1.896 1.906 1.916 1.18 1.22 1.25 1.26 1.26 36.15 37.19 38.27 38.48 38.68

Teramang Jaya 10.757 11.069 11.390 11.450 11.511 2.689 2.767 2.848 2.863 2.878 1.77 1.83 1.88 1.89 1.90 54.30 55.88 57.50 57.80 58.11

Teras Terunjam 7.516 7.734 7.958 8.000 8.043 1.879 1.934 1.990 2.000 2.011 1.24 1.28 1.31 1.32 1.33 37.94 39.04 40.17 40.39 40.60

Penarik 22.356 23.005 23.672 23.798 23.924 5.589 5.751 5.918 5.949 5.981 3.69 3.80 3.91 3.93 3.95 112.85 116.13 119.50 120.13 120.77

Selagan Raya 9.076 9.339 9.610 9.661 9.712 2.269 2.335 2.403 2.415 2.428 1.50 1.54 1.59 1.59 1.60 45.82 47.14 48.51 48.77 49.03

Kota Mukomuko 16.381 16.856 17.345 17.437 17.530 4.095 4.214 4.336 4.359 4.382 2.70 2.78 2.86 2.88 2.89 82.69 85.09 87.56 88.02 88.49

Air Dikit 6.118 6.295 6.478 6.512 6.547 1.530 1.574 1.620 1.628 1.637 1.01 1.04 1.07 1.07 1.08 30.88 31.78 32.70 32.87 33.05

XIV Koto 12.110 12.462 12.823 12.891 12.960 3.028 3.116 3.206 3.223 3.240 2.00 2.06 2.12 2.13 2.14 61.13 62.91 64.73 65.07 65.42

Lubuk Pinang 13.693 14.091 14.499 14.576 14.653 3.423 3.523 3.625 3.644 3.663 2.26 2.33 2.39 2.41 2.42 69.12 71.13 73.19 73.58 73.97

Air Manjunto 9.689 9.970 10.259 10.313 10.368 2.422 2.493 2.565 2.578 2.592 1.60 1.65 1.69 1.70 1.71 48.91 50.33 51.79 52.06 52.34

V Koto 7.567 7.786 8.012 8.055 8.097 1.892 1.947 2.003 2.014 2.024 1.25 1.28 1.32 1.33 1.34 38.20 39.30 40.44 40.66 40.88

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 33
e) Rumah Tangga/Keluarga

Berdasarkan hasi Pendataan Keluarga BKKB dan PP Kabupaten Mukomuko Tahun 2010, jumlah
keluarga yang tinggal di Kabupaten Mukomuko sebanyak 38.497 KK. Ditinjau dari segi tingkat
kesejahteraanya, paling banyak berada di posisi KS II yaitu 10.495 KK, sedangkan untuk tingkatan
kesejahteraan paling tinggi yaitu KS III Plus jumlahnya paling sedikit yaitu 807 KK.

Kondisi tingkat pendidikan dari setiap kepala keluarga yang ada di Kabupaten Mukomuko di
dominasi oleh tamatan SD-SMP yaitu sebanyak 23.227 KK, sedangkan tingkat pendidikan yang
jumlahnya paling rendah adalah tamatan Akademi maupun Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 1.630
KK. Dengan membandingkan data tingkat pendidikan dan tingkat kesejahteraan, tampak bahwa
meskipun tingkat pendidikan di dominasi oleh tamatan SD-SMP namun tingkat kesejahteraanya bisa
mencapai tingkat KS II dan KS III dan bahkan mungkin KS III Plus.

Kehidupan dan kesejahteraan berkaitan dengan masalah kemampuan ekonomi. Berdasarkan hasil
pendataan keluarga tahun 2010 diperoleh informasi bahwa dari total jumlah 38.497 KK masih
terdapat kepala keluarga yang tidak punya pekerjaan atau tidak bekerja, yaitu sebanyak 1.582 KK.
Dari data diperoleh pula gambaran bahwa sebanyak 2.865 KK diperankan oleh para perempuan.

2.3. Keuangan dan Perekonomian Daerah


Gambaran hasil-hasil pembangunan ekonomi yang telah dilakukan pemerintah daerah
Kabupaten Mukomuko hingga tahun 2008 dapat dilihat dari perkembangan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) beserta indikator-indikator perekonomian lainnya. PDRB merefleksikan
seluruh output yang dihasilkan oleh masyarakat suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. PDRB
disajikan atas dasar harga konstan tahun tertentu dan atas dasar harga berlaku. Melalui distribusi
nilai PDRB atas dasar harga berlaku dapat diketahui struktur ekonomi suatu wilayah dan sektor
ekonomi potensial di suatu wilayah. Sedangkan melalui angka pertumbuhan nilai PDRB atas dasar
harga konstan dapat diketahui tingkat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tiap tahunnya dan
menjadi acuan perbandingan pertumbuhan ekonomi antar wilayah.
Indikator Produk Domestik Regional Bruto terdapat 9 (sembilan ) sektor, dimana setiap sektor
tersebut di dukung oleh masing-masing sub sektor kegiatan/lapangan usaha. Masing-masing sektor
tersebut meliputi : 1) Sektor pertanian, 2) Sektor pertambangan dan penggalian, 3) Sektor industri
pengolahan, 4) Sektor listrik, gas dan air bersih, 5) Sektor bangunan, 6) Sektor perdagangan, hotel
dan restoran, 7) Sektor pengangkutan dan komunikasi, 8) Sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan dan 9) Sektor jasa-jasa.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku selama Tahun 2007-2009
menunjukkan kontribusi terbesar dari sembilan sektor tersebut berada pada sektor pertanian, disusul
oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran, kemudian sektor jasa, sektor pengangkutan dan
komunikasi, sektor bangunan, sektor keuangan, sewa, dan jasa perusahaan, sektor industri
pengolahan dan pada nomor urut terakhir adalah sektor listrik, gas, dan air bersih. Apabila dilihat
berdasarkan pertumbuhannya tidak selaras dengan besarnya kontribusi pada masing-masing sektor.
Sektor pertanian merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar namun sektor ini

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 34
pertumbuhannya berada pada nomor urut 6 atau dibawah pertumbuhan Industri Pengolahan, Jasa-
jasa, Hotel dan Restoran, Bangunan dan Pengangkutan dan Komunikasi.

Produk Domestik Regional Brutto (PRDB) Kabupaten Mukomuko dalam kurun waktu 2005-
2009 mengalami kenaikan. Namun peningkatan PDRB ini berada pada kecenderungan (trend) yang
menurun. PDRB atas`harga berlaku naik dengan rata-rata kenaikan sebesar 10,68 persen/tahun.
Sementara PDRB atas dasar harga konstan meningkat dengan laju peningkatan rata-rata 5,82
persen/tahun. Peningkatan PDRB atas dasar harga berlaku relatif tinggi. Sementara peningkatan
PDRB atas dasar harga konstan berada pada tingkat moderat. Perkembangan PDRB atas dasar
harga berlaku diperlihatkan pada grafik dibawah ini.

Sementara itu, Laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Mukomuko dalam kurun tahun 2005
- 2009 mencapai rata-rata 5,07 %. Tingkat pertumbuhan ini berada di bawah pertumbuhan ekonomi
nasional yang tumbuh rata-rata sebesar 6 persen pada kurun waktu 2005-2008, tetapi berada di atas
pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2009 yang diperkirakan tumbuh hanya sebesar 4,3 persen.
Tingkat pertumbuhan yang relatif moderat ini perlu mendapat perhatian yang seksama karena masih
berada pada kecenderungan yang fluktuatif pada kisaran 4,5 - 5,6 persen serta berada dibawah
target pertumbuhan ekonomi nasional pada RPJM nasional 2010-2015 nanti, yakni sebesar 6,3-6,8
persen. Sementara itu, rata-rata penurunan inflasi di Kabupaten Mukomuko sebesar 25,97 %.

Di Kabupaten Mukomuko, empat sektor memiliki rata-rata tingkat pertumbuhan yang cukup
tinggi antara 6 hingga 7,5 persen, yakni 1) Jasa sebesar 7,53 persen; 2) Keuangan, Persewaan &
Jasa Perusahaan sebesar 7,51 persen; 3) Bangunan sebesar 6,53 persen; dan sektor Pengangkutan
dan 4) Komunikasi sebesar 6,18 persen. Selanjutnya, tiga Sektor memiliki rata-rata tingkat
pertumbuhan antara 4 hingga 6 persen, yakni secara berturut-turut sektor 1) Industri pengolahan
sebesar 5,88 persen; 2) Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 4,82 persen; dan 3) sektor
pertanian sebesar 4,64 persen. Sementara sektor pertambangan; dan sektor Listrik, Gas dan Air
bersih memiliki tingkat pertumbuhan kurang dari 4 persen, yakni masing-masing 3,66 persen dan 3,13
persen.

Tingkat pertumbuhan sektor- sektor di atas memperlihatkan bahwa sektor-sektor sekunder


memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dari pada sektor primer. Kondisi ini tentu akan
memperkokoh struktur perekonomian kabupaten mukomuko mengingat sektor sekunder ini memiliki
nilai tambah dan efek pengganda yang signifikan sehingga akan memberikan stimulus bagi
perekonomian yang lebih kuat. Namun demikian, pertumbuhan pada sektor Perdagangan, Hotel &
Restoran, serta sektor Industri pengolahan masih berada pada kisaran 5 hingga 5,5 persen sehingga
perlu untuk lebih dipacu lagi

Indeks pembangunan manusia (IPM) di kabupaten Mukomuko selama empat tahun terakhir,
menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2006 IPM Kabupaten Mukomuko adalah 68,56 maka pada
tahun 2007 sebesar 69,19. Untuk tahun 2008 IPM Kabupaten Mukomuko adalah sebesar 69,62,
sedangkan untuk tahun 2009 meningkat menjadi 70,11.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 35
Sebagai informasi, bahwa standar nilai IPM kriterianya ditetapkan oleh UNDP. Dimana
pencapaian nilai IPM dapat dikategorikan sebagai berikut; 1) Tinggi 80,00 atau lebih, 2) Menengah
atas 66-79,99, 3) Menengah bawah 50,00-65,99, 4) Rendah 50,00 atau kurang. Berdasarkan kriteria
ini, maka nilai IPM Kabupaten Mukomuko pada tahun 2009 termasuk dalam kategori menengah atas.

2.3.1 Pajak dan Pembangunan

Penerimaan pajak dari masyarakat sangat diharapkan untuk membiayai pembangunan,


selain adanya sumber lain seperti Dana Alokasi Umum (DAU). Target dan realisasi penerimaan pajak
bumi dan bangunan di Kabupaten Mukomuko tahun 2009 sebesar Rp 4.900.452.951 untuk
Perkebunan, dan Rp. 525.677.404 untuk Pedesaan. Sementara Realisasi penerimaan PPh orang
pribadi dan PPh Pasal 21 tahun 2007 – 2008 dapat dilihat pada tabel 2.5 Dimana ada pajak netto
yang diperoleh oleh Kabupaten Mukomuko, ada dana bagi hasil pajak dari pemerintah pusat dan bagi
hasil pajak dari pemerintah Provinsi.

Komponen Pajak Daerah di kabupaten Mukomuko terdiri dari 6 jenis pajak. Dimana yang
memiliki kontribusi paling besar adalah pajak bahan galian C, pajak penerangan jalan, dan pajak
reklame. Sedangkan untuk retribusi daerah, Kaabupaten Mukomuko memiliki 3 jenis retribusi yaitu
retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu. Dari ketiga jenis retribusi
tersebut, retribusi jasa umum dan retribusi perizinan tertentu yang paling banyak mendapatkan
pemasukan.

2.3.2 Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, yang mempunyai
tujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat di daerah. Pembangunan tersebut harus
dilaksanakan secara serasi dan terpadu baik antar lembaga maupun antar sektor dengan perencanaan
pembangunan oleh daerah yang efisien dan efektif.

Pembiayaan pembangunan daerah dilakukan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD). Dana untuk pembiayaan pembangunan daerah terutama digali dari sumber kemampuan sendiri
dengan prinsip peningkatan kemandirian dalam pelaksanaan pembangunan. Dengan kata lain pemerintah
daerah dipacu untuk meningkatkan kemampuan seoptimal mungkin di dalam membelanjai urusan rumah
tangga sendiri dengan cara menggali segala sumber dana yang potensial di daerah tersebut.

Sumber penerimaan daerah dapat berasal dari berbagai macam penerimaan namun demikian secara
garis besar dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian, yaitu: Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana
Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Dari ketiga sumber penting penerimaan tersebut,
penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu sumber pendapatan yang sangat penting
bagi daerah karena pendapatan ini seluruhnya digali dan berasal dari daerah sendiri, oleh karena itu daerah
mempunyai wewenang penuh untuk memanfaatkan PAD ini sesuai kebutuhan prioritas daerah. Daerah yang

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 36
berhasil meningkatkan PAD-nya secara nyata berarti bahwa daerah tersebut telah dapat memanfaatkan
semua potensi yang ada di daerah secara optimal.

Dari tahun ke tahun Kabupaten Mukomuko yang terkenal dengan sebutan “Kapuang Sakti Ratau
Batuah” ini makin meningkatkan akselerasi pembangunan daerahnya. Hal ini tentunya harus didukung oleh
pembiayaan pembangunan yang memadai. Dimana program unggulan daerah selalu jadi tolak ukur dalam
penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dengan demikian antara potensi penerimaan
dan alokasi pembiayaan pembangunan haruslah dapat dioptimalkan dan disinergikan, sehingga pada akhirnya
tujuan mensejahterakan rakyat dapat tercapai.

Realisasi pendapatan daerah dalam APBD tahun 2010 mencapai 397, 65 miliar Rupiah. Dari APBD
tersebut, komponen pendapatan terbesar berasal dari dana perimbangan (DAU, DAK serta bagi hasil pajak)
yang mencapai 79,02 persen atau 314,24 milyar rupiah. Sedangkan bagian penerimaan yang berasal dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil kekayaan daerah serta
pendapatan lain-lain yang sah adalah sebesar 9,03 milyar rupiah atau 2,27 persen. Sedangkan lain-lain
pendapatan daerah yang sah sebesar 74,37 milyar Rupiah atau sekitar 18,70 persen. Sementara untuk total
realisasi belanja APBD Kabupaten Mukomuko tahun 2010 mencapai 348,70 milyar rupiah. Pengeluaran
terbesar terjadi pada pos belanja tidak langsung yang meliputi: belanja pegawai, belanja bantuan sosial,
belanja tidak terduga, dan lainnya sebesar 185,01 milyar rupiah atau 53,05 persen dari total realisasi
pengeluaran, kemudian disusul oleh pos belanja langsung (belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta
belanja modal) sebesar 163,69 milyar rupiah atau 46,95 persen dari total realisasi pengeluaran.

Komponen utama pendukung PAD Kabupaten Mukomuko adalah 1)Pendapatan pajak


daerah, diikuti oleh 2) Rretribusi daerah; 3) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, ;
dan 4) lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Kontribusi masing –masing komponen tersebut
berdasarkan data realisasi APBD 2010 adalah sebagai berikut. Kontributor paling besar dari PAD
adalah pendapatan dari Retribusi daerah (43,3%), diikuti pendapatan dari Pajak daerah (20,9%),
selanjutnya adalah pendapatan dari pengelolaan kekayan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD
yang sah, dimana masing-masing kontribusinya 17,9%.

Komponen lain dari PAD, yaitu hasil kekayaan daerah yang dipisahkan, di Kabupaten
Mukomuko, hanya merupakan pembagian dividen atas kepemilikan saham pemda di Bank Bengkulu.
Sedangkan komponen PAD yang terakhir yaitu berupa lain-lain PAD yang sah, di kabupaten
Mukomuko yang berupa pendapatan jasa giro, pendapatan denda dari pekerjaan bidang PU,
sumbangan pihak ketiga serta pendapatan lain-lain.

Tabel 2.5. Rekapitulasi Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah (APBD) di Kabupaten Mukomuko
Tahun 2008 - 2013 (Juta Rupiah)
Tahun
No. Realisasi Anggaran Rata2
2008 2009 2010 2011 2012 2013
I. PENDAPATAN
1. Pendapatan Asli Daerah 6.670 8.973 9.034 9.342 12.727 2.357 8.18
a. Pendapatan Pajak daerah 1.288 1.981 1.884 2.820 3.277 2.357 2.27

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 37
Tahun
No. Realisasi Anggaran Rata2
2008 2009 2010 2011 2012 2013
b. Hasil Restribusi daerah 1.780 2.663 3.910 2.452 1.381 1.034 2.20
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah
yang dipisahkan 1.221 1.833 1.620 1.853 1.120 2.139 1.63
d. Lain-lain PAD yang sah 2.380 2.496 1.620 2.217 3.438 2.763 2.49
2. Dana Perimbangan 318.259 314.241 346.177 409.945 376.613 294.21
a. Dana Bagi Hasil Pajak 21.109 27.276 28.917 29.559 14.693 13.331 22.48
b. Dana Bagi Hasil Bukan Pajak Dana 1.143 643 1.083 0 0 3.175 1.007
c. Alokasi Umum 223.756 234.105 249.927 281.890 338.203 336.998 277.48
d. Dana Alokasi Khusus 44.680 52.385 34.315 34.729 39.952 23.107 38.19
e. Dana Tunjangan Pendidikan 1.402 3.850 0 0 0 0 875
f. Dana Penyesuaian 0 50.000 65.715 0 0 0 19.285
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 29.000 0 0 40.617 23.976 15.598

4. Dana Bagi Hasil Pajak dr. Provinsi dan 5.704 6.868 8.659 10.213 14.693 0 7.69
Pemda Lainnya
5. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau 0 0 0 0 0 0 0
Pemda Lainnya
Jumlah Pendapatan 333.602 384.100 397.650 365.732 477.982 402.946 393.67
II. BELANJA
1. Belanja Tidak Langsung 198.517 227.339 261.268 57.597 227.173 186.781 193.11
a. Belanja Pegawai 125.141 150.317 183.502 210.361 195.485 169.062 172.31
b. Belanja Barang 33.212 44.361 38.766 57.597 71.959 49.467 49.23
c. Belanja Bunga 13.628 10.437 5.923 440 395.037 1.997 71.243
d. Belanja Hibah 500 5.659 10.561 4.983 3.530 1.728 4.490
e. Belanja Bantuan Sosial 7.060 5.563 2.987 5.034 4.256 31.500 9.400
f. Belanja bantuan Keuangan kepada
Prov./Kab./Kota dan Pem. Desa 16.126 9.619 18.419 16.415 22.837 12.027 15.91
g. Belanja Tidak Terduga 2.850 1.443 1.110 557 669 1.934 1.427
2. Belanja Langsung 92.271 154.152 86.720 1.066.855 233.333
a. Belanja Tanah 1.196 163 123.418 20.796
b. Belanja Peralatan dan Mesin 22.699 22.175 158.030 33.817
c. Belanja Bangunan dan Gedung 51.787 11.175 335.059 66.336
d. Belanja Jalan,Irigasi, dan Jaringan 63.032 47.158 418.702 88.148
e. Belanja Aset Tetap Lainnya 15.439 6.050 31.646 7.948
f.. Belanja Aset Lainnya 0 0
Jumlah Belanja 382.306 348.703 57.597 1.294.028 186.781 378.235
III. Surplus/(Defisit) 1.794 48.947 1.848 8.76
IV PEMBIAYAAN DAERAH
1. Penerimaan Pembiayaan Daerah 0 0 0 0
2. Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan 20.643 562 22.548 7.292
Anggaran sebelumnya (SiLPA)
Jumlah penerimaan pembiayaan 20.643 562 22.548 7.292
V. Pengeluaran pembiayaan daerah
1. Penyertaan modal (Investasi) Pemerintah 0 2.000 4.000 1
daerah
2. Pembayaran pokok Utang 21.875 41.796 1.224 10.815
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 21.875 43.796 5.224 11.815
VI. Pembiayaan Netto (1.232) (43.234) (23.294) 34.039 (5.620)

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 38
Tahun
No. Realisasi Anggaran Rata2
2008 2009 2010 2011 2012 2013
VII. Sisa Lebih Pembiayaan anggaran tahun 562 5.713 23.961 39.193 11.571
berkenaan
Sumber : Bidang Keuangan Pemerintahan Pemda Kab. Mukomuko 2013

Realisasi pembangunan sanitasi ditelusuri dari kegiatan-kegiatan yang merupakan urusan


wajib Pemda Kabupaten Mukomuko per SKPD sehubungan dengan sanitasi, terlihat bahwa SKPD
yang mengalokasikan pembangunan sanitasi hanya 3 SKPD, yaitu Dinas PU, Dinas Kesehatan, dan
Kantor Lingkungan Hidup. ,seperti terlihat pada tabel berikut;

Tabel 2.6. Rekapitulasi Realisasi Belanja SKPD di Kabupaten Mukomuko Tahun 2009 - 2013 (Juta
Rupiah)
Rata2
Tahun
SKPD pertumbuhan
2009 2010 2011 2012 2013
PU-CK 3.869 203 1.013 1.019 1.747 1.570
Investasi 3.869 203 1.013 1.019 1.747 1.570
Operasional/pemeliharaan (OM) 0 0 0 0 0 0
DisKes 1.570 94 25 76 150 125
Investasi 278 94 25 76 150 125
Operasional/pemeliharaan (OM) 0 0 0 0 0 0
KLH 823 651 1.106 1.804 659 1.008
Investasi 823 651 1.106 1.804 659 1.008
Operasional/pemeliharaan (OM) 0 0 0 0 0
BELANJA SANITASI (1+2+3) 5.355 1.261 2.144 2.899 2.556 2.87
Pendanaan investasi total
(1a+2a+3a) 5.355 1.261 2.144 2.899 2.556 2.87
Pendanaan OM (1b+2b+3b) 0 0 0 0 0 0
BELANJA Langsung 240.711 163.699 176.787 189.891 202.987 194.815
Proporsi belanja Sanitasi –
Belanja Langsung 0.02 0.01 0.01 0.02 0.01 0.01
Proporsi investasi Sanitasi –
Total belanja Sanitasi 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Proporsi OM Sanitasi – Proporsi
Belanja Sanitasi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Sumber . Realisasi APBD, diolah

Dari data Besaran Perhitungan pendanaan sanitasi per kapita yang didapat, apabila
besarnya biaya pembangunan sanitasi Tahun 2010 adalah sebesar Rp.1,261 milyar. Bila kita hendak
menghitung biaya pembangunan sanitasi per kapita, maka kita harus memasukkan variable jumlah
penduduk. Jumlah penduduk Kabupaten Mukomuko yang diketahui dengan pasti jumlahnya adalah
jumlah penduduk tahun 2009 yaitu sejumlah 145.530 jiwa, sedangkan jumlah penduduk tahun 2010
dengan asumsi pertumbuhan penduduk 2,47% maka jumlah penduduk 149.125 jiwa. Dengan asumsi

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 39
tersebut maka biaya pembangunan sanitasi perkapita pada tahun 2010 adalah Rp.8.456 /perkapita
/tahun (Rp.1.261.731.300 dibagi 149.125 jiwa). Angka ini mengalami penurunan dari tahun 2009,
dimana pada tahun tersebut angka pembangunan sanitasi perkapitanya adalah Rp.36.791 (Rp.
5..354.035.750 dibagi 145.530 jiwa).
Maka jelaslah bahwa penurunan angka belanja pembangunan sanitasi akan berpengaruh
terhadap angka pembangunan sanitasi per kapita. Secara nasional angka pembangunan sanitasi
menurut studi Bank Dunia dan telah digunakan oleh Bappenas sebagai salah satu indikator
pembangunan sanitasi di suatu daerah, adalah Rp. 52.000/perkapita / per tahun.

Tabel 2.7. Belanja sanitasi Perkapita Kabupaten Mukomuko tahun 2008 - 2013

Tahun
Deskripsi Rata2
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Belanja Sanitasi
5.506 5.355 1.261 2.144 2.899 2.556 3.29
(p.Juta)
Jumlah Penduduk
142.047 145.550 149.125* 158.164 162.07 166.07 128.98
(jiwa)
Belanja Sanitasi
Perkapita 38.762 36.791 8.456 13.556 17.887 15.391 7.81
(Rp./Org/Thn)
Belanja Sanitasi Ideal
Perkapita Pertahun 52,00
52,000 52,000 52,000 52,000 52,000 52,000
(Rp.)**)
Belanja” Ideal” Sanitasi
7.386.444 7.568.600 7.754.500 7.946.036 8.142.303 8.343.418 7.856.883
Kab. (Rp.1.000);
*) Asumsi, dengan peningkatan 2,47% dari tahun 2009
**) Standar pembangunan sanitasi di negara berkembang menurut Bank Dunia

2.3.3 Sektor Unggulan Perekonomian

Pertumbuhan PDRB Kabupaten Mukomuko tahun 2007-2009 berdasarkan harga berlaku


pertumbuhan rata-rata sebesar 11,28%. Apabila dirinci masing-masing sektor terdapat 6 sektor yang
pertumbuhannya diatas rata-rata pertumbuhan PDRB Kabupaten Mukomuko atas dasar harga
berlaku yaitu Jasa-Jasa 18,67%, Industri Pengolahan sebesar 13,60%, Keuangan dan Sewa sebesar
12,80% , Bangunan 12,08%, Hotel dan Restoran 12,08% dan sektor Pertanian sebesar 11,74%.

Sedangkan sektor-sektor yang pertumbuhannya dibawah pertumbuhan PDRB Kabupaten


Mukomuko Tahun 2007-2009 atas dasar harga berlaku meliputi sektor Pertambangan dan
Penggalian sebesar 7,87%, Listrik dan Air Bersih 2,17%, dan sektor Pengangkutan dan Komunikasi
sebesar 10,51%.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 40
Sedangkan ditinjau dari struktur perekonomian yang ada di Kabupaten Mukomuko, Sektor
unggulan di Kabupaten Mukomuko, distribusi Persentasi PDRB pada tahun 2009 (kontribusinya),
berturut-turut adalah ; Pertanian sebesar 50,14% , disusul Perdagangan, Hotel, dan Restoran
sebesar 19,90%, Jasa-jasa lainnya sebesar 7,02%, Industri pengolahan sebesar 6,15%,
Pertambangan dan penggalian sebesar 5,56%, Pengangkutan dan komunikasi sebesar 3,95%,
Bangunan sebesar 3,62%, Keuangan, persewaan, dan Jasa Perusahaan sebesar 7,02%, dan Listrik,
gas dan Air Bersih sebesar 0,15%.

Jasa-
Lainnya, Jasa
19% ,
19% Industri
Pertanian,
12% Pengolahan,
14%

Hotel dan
Keuangan
Restoran , Bangunan ,
dan Sewa ,
12% 12%
. 13%

Grafik Sektor-Sektor Unggulan di Kabupaten Mukomuko

Tabel 2.8. Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Mukomuko Tahun 2008-2013

Tahun
Deskripsi
2008 2009 2010 2011 2012 2013
PDRB harga berlaku 1.129.618,5 1.228.879,4 1.401.941,7 1.588.623,4 1.758.288,4 1.946.073,6
PDRB harga
514.681,30 543.385,79 574.553,80 610.071,76 645.577.94 683.150.57
konstan
Pertumbuhan
5,44 5,58 5.74 6.18 6.49 6.82
Ekonomi (%)
Sumber : Kab. Mukomuko dalam angka 2012

2.4. Tata Ruang Wilayah


. 2.4.1. Struktur Ruang
Berdasarkan pertimbangan visi, misi kepala daerah agar mempunyai daya saing, potensi dan
permasalahan dalam perkembangannya, serta melihat karakteristik wilayah secara geografis maka
strategi dalam pembentukan pola ruang di Kabupaten Mukomuko adalah pengembangan wilayah
secara terintegrasi dengan mengandalkan sector pertanian sebagai penggerak utama pertumbuhan
ekonomi diikuti dengan pengembangan industry pengolahan bahan mentah menjadi bahan setengah

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 41
jadi dan juga mengaitkan dengan pengembangan research untuk mendapatkan jenis komoditi yang
mempunyai daya saing secara global dengan tetap mempertahankan dan menjaga kawasan
konservasi yang telah ditetapkan. Strategi pola ruang yang akan digagas adalah sebagai berikut ;

a. Pengembangan Zona Pemanfaatan Umum


- Sub zona Pertanian tanaman pangan padi sawah + perikanan
- Sub zona perkebunan
- Sub zona hutan tanaman industry
- Sub zona industry pengolahan
- Sub zona kawasan research
- Sub zona pemukiman perkotaan
- Sub zona perkebunan campuran
- Sub zona pertambangan
b. Zona Lindung
- Kawasan Hutan lindung
- Kawasan sepadan sungai
c. Zona Khusus
- Kawasan Hankam

Rencana program menurut masing-masing jaringan yakni:


1) Transportasi
a. Transportasi darat
- Pembangunan terminal di Mukomuko
- Peningkatan ruas jalan lingkar perkotaan, yang merupakan jalur penting dalam mendorong
perkembangan kota
- Pengembangan terminal tipe C di Mukomuko
- Perawatan jalan
b. Udara
- Studi integrasi pengembangan bandara yang terdapat di Kabupaten Mukomuko untuk
dapat menjadi modal transportasi udara perintis menuju komersil
- Pengembangan system jaringan jalan yang menghubungkan lokasi bandara menuju
Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten tetangga (Sumatera Barat dan Jambi)
2) Sistem fasilitas wilayah
- Jaringan Listrik
Pengembangan tata ruang Kabupaten Mukomuko akan dikembangkan menjadi orde satu
yang berfungsi sebagai pusat kegiatan perekonomian, jasa dan pemerintahan. Maka sesaui
arahan pengembangan untuk kecamatan lainnya akan sangat mmembutuhkan
pengembangan infrastruktur listrik ke depan guna menunjang aktifitas perkotaan yang akan
terjadi.
- Jaringan Air Bersih
Dalam rangka peningkatan kualitas kehidupan dan kesehatan masyarakat, maka penyediaan
air bersih menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi di Kabupaten Mukomuko. Air bersih

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 42
merupakan fasilitas umum yang sangat strategis dalam mendorong percepatan
pembangunan dan pengembangan wilayah.
- Jaringan Tetekomunikasi
Pengembangan jaringan telekomunikasi diarahkan sesuai dengan konsep
pengembangannya untuk masa yang akan datang. Peranan dan fungsi telekomunikasi ke
depan sangat dibutuhkan dalam rangka menunjang proses kegiatan perkotaan selain untuk
sarana komunikasi juga untuk meningkatkan aktivitas sehari-hari.
3) Rencana Fasilitas Sosial dan Ekonomi
- Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan sangat dibutuhkan dalam pengembangan Kabupaten Mukomuko.
Pendidikan merupakan faktor penting dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia.
- Fasilitas Kesehatan
Secara umum pelayanan kesehatan akan diarahkan untuk pelayanan kesehatan sampai
tingkat desa.
- Fasilitas Peribadatan
Pembangunan peribadatan diharapkan untuk meningkatkan kerukunan antar umat beragama
di kabupaten Mukomuko.
- Fasilitas Sosial, Olah Raga dan Rrekreasi
Untuk menjalin rasa kebersamaan sesame masyarakat diperlukan sarana dan prasarana
olahraga. Perencanaan fasilitas olah raga dikaitkan dengan perkembangan kota maka
pembangunan dimulai dari pengembangan fasilitas social, olahraga, dan rekreasi.
- Fasilitas Pelayanan Pemerintah
Dalam rangka peningkatan kinerja dan penciptaan suasana yang kondusif dalam
penyelenggaraan pemerintahan maka dibutuhkan fasilitas pelayanan. Sampai saat ini
pelayanan di kabupaten di Mukomuko sudah sampai pada tingkat Kecamatan. Pelayanan ini
dimaksudkan agar terselenggranya tata pemerintahan yang efektif dan efisien.
- Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Perdagangan dan jasa merupakan salah satu sector unggulan yang potensial untuk
dikembangkan. Perkembangan ini akan diikuti oleh ketersediaan sumberdaya alam seperti
tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan
4) Rencana kawasan strategis
Berdasarkan Undang-Undang nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, salah satu
keluaran dalam penyusunan rencana tata ruang Kabupaten Mukomuko. Kawasan strategis
mempunyai pengaruh besar terhadap; (i) Tata ruang di wilayah sekitarnya, (ii) Kegiatan lain di
bidang yang sejenis dan kegiatan bidang lainnya dan (iii) Peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Peta berikut (Peta 2.3) menyajikan informasi mengenai rencana pengembangan layanan
infrastuktur di Kabupaten Mukomuko.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 43
Peta 2.3. Peta rencana pengembangan layanan Infrastruktur Kabupaten Mukomuko.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 44
Saat ini kabupaten Mukomuko sedang menyusun rencana sistem perkotaan Kabupaten Mukomuko untuk
periode perencanaan tahun 2010- 2030, dimana perumusannya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut :

 UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang


 Peraturan Mentri PU No. 16 Tahun 2009 Tentang Rencanan Tata Ruang Wilayah Kebupaten.
 Perda No. 11 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu
 Analisis Struktur Ruang
 Konsep dan Strategi Pengembangan
 Kebijaksanaan-kebijaksanaan pengembangan

Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Mukomuko dapat dikelompokkan menjadi dua (2) yakni:
1. Kawasan berfungsi Lindung
a. Kawasan hutan lindung
Kawasan hutan lindung didasarkan pada pertimbangan dan analisis dari Kepres nomor 32
tahun 1990 tentang pengelolaan kawasan lindung dan juga RTRW Provinsi Bengkulu.
b. Kawasan sempadan sungai
c. Kawasan sempadan pantai
d. Kawasan sempadan Danau
2. Kawasan Budidaya
a. Kawasan perkotaan
Renncana pemanfaatan kawasan pperkotaan diarahkan di lokasi Lubuk Pinang, Penarik dan
Ipuh. Kawasan ini difungsikan sebagai kegiatan utama non pertanian dengan memperhatikan
potensi rawan bencana, keamanan, kelancaran, kebersihan, dan ketertiban tanpa
mengkesampingkan kelengkapan perkotaan seperti ruang terbuka hijau, pos pelayanan
keamanan, drainase, jaringan jalan dan rambu-rambu lalu lintas, system persampahan, listrik
dan air bersih.
b. Kawasan pedesaan
c. Kawasan hutan produksi dan tanaman industri

Peta rencana pola ruang wilayah ini dapat dilihat dalam Peta 2.4 berikut ini.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 45
Peta 2.4. Rencana Pola Ruang Kabupaten Mukomuko

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 46
Jangkauan Pusat Pelayanan

Untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan antar kawasan/sub wilayah pembangunan yang ada di
Kabupaten Mukomuko, maka perlu ada suatu usaha pengembangan pusat-pusat yang dapat menjadi simbol
perkembangan daerah belakangnya. Pengembangan tersebut terarah untuk :
a. Mengusahakan agar simpul (pusat-pusat pelayanan) yang telah ditentukan sebagai pusat
pengembangan/pusat pelayanan dapat berfungsi sebagai penggerak kegiatan ekonomi
dan sosial dari tiap sub wilayah pembangunan.
b. Sejalan dengan pembangunan pusat-pusat pengembangan tersebut perlu diusahakan
adanya suatu keserasian perkembangan antar daerah perkotaan dan daerah pedesaan.
Jangkauan tiap pusat pelayanan diuraikan berdasarkan pendekatan fungsi kegiatan selama ini dan orientasi
pusat-pusat tersebut didasarkan pada pola pergerakan internal (antar wilayah di Kabupaten Mukomuko) dan
eksternal (antar wilayah kabupaten dalam Bengkulu).
Penentuan orientasi dan jangkauan pusat pelayanan juga didasarkan pada sistem hirarki kota yang terbentuk
serta berbagai kebijakan pembangunan yang kemungkinan membawa perubahan dinamika ruang, seperti:
 Rencana pembangunan jembatan Air Selagan di pusat pengembangan perkotaan
Mukomuko
 Kebijakan pengembangan Lubuk Pinang – Penarik – Ipuh sebagai Jantung Ekonomi
Mukomuko di masa yang akan datang
 Rencana pengembangan pariwisata di Mukomuko
 Pembangunan terminal C di Mukomuko

Secara umum, jangkauan pusat-pusat pelayanan dan orientasi pelayanan disajikan berikut

Orientasi dan Jangkauan Pusat-Pusat Pelayanan Di Kabupaten Mukomuko


Pusat
Hirarki Pusat Pengembangan Orientasi Jangkauan Pelayanan
Kegiatan
Mukomuko (Pusat  Kota Bangkulu dan  Wilayah Kabupaten
pelayanan Primer Kota Padang Mukomuko
Pemerintahan,  Wilayah Pembangunan
PKW Perekonomian, Jasa (WP) Utara
Sosial sekaligus  Sebagai pusat
sebagai Pusat agropolitan Mukomuko
Agropolitan) dengan hinterlandnya
 Kota Bengkulu  Wilayah Pembangunan
Pusat Ipuh (pusat  Mukomuko (WP) Utara
Kegiatan pelayanan primer  Air Majunto  Wilayah Pembangunan
Lokal (PKL) industri) dan  Bunga Tanjung (WP) Tengah dan
 Batas Bengkulu Utara Selatan/Timur

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 47
Pusat
Hirarki Pusat Pengembangan Orientasi Jangkauan Pelayanan
Kegiatan
(Putri Hijau)
Lubuk Pinang (pusat  Kota Bengkulu  Wilayah Pembangunan
pelayanan primer  Mukomuko (WP) Utara
Pusat
perekonomian) dan  Air Majunto  Wilayah Pembangunan
Kegiatan
Penarik (pusat  Bunga Tanjung (WP) Tengah dan
Lokal (PKLp)
pelayanan  Batas Bengkulu Utara Selatan/Timur
perekonomian) (Putri Hijau)
 Kota Bengkulu  Wilayah Pembangunan
 Mukomuko (WP) Utara
Pusat  Air Majunto  Wilayah Pembangunan
Pasar Bantal (pusat
Pelayanan  Bunga Tanjung (WP) Tengah dan
pelayanan primer
Kawasan  Batas Bengkulu Utara Selatan/Timur
industri)
(PPK) (Putri Hijau)
 Air Dikit
 Pondok Suguh
PPL Lb Sanai, PPL  Mukomuko  Wilayah Kecamatan
Pondok Makmur, PPL  Lubuk Pinang Masing-Masing
Lalang Luas, PPL  Ipuh dan Penarik
Pusat Teras Terunjam, PPL
Pelayanan Sungai Ipuh, PPL
Lingkungan Dusun Baru, PPL
(PPL) Pondok Suguh, PPL
Gaji Mati, PPL Arga
jaya, PPL Talang
Arah
Sumber : RTRW Kabupaten Mukomuko, 2011

Rencana Fungsi Pusat-Pusat Pelayanan

Adanya kelengkapan atau ketersediaan fasilitas pelayanan di suatu pusat pengembangan


dapat menjadi indikator bagi fungsi suatu pusat pelayanan. Fungsi pusat pelayanan yang dipaparkan
di sini adalah potensi kegiatan produksi yang ada di daerah belakang pusat pengembangan (wilayah
hinterland) sesuai dengan hasil analisis kesesuaian lahan dan analisis sosial ekonomi, kebijakan
pengembangan Pemerintah Kabupaten Mukomuko. Untuk selengkapnya, fungsi pusat
pengembangan/pusat pelayanan di Kabupaten dibawah ini.

2.4.2. Kawasan Perbatasan


Kawasan perbatasan telah menjadi salah satu perhatian bagi Pemerintah Daerah Kabupaten
Mukomuko. Hal ini dinyatakan dalam draft RTRW Kabupaten Mukomuko bahwa kawasan perbatasan
perlu dikelola melalui pendekatan kesejahteraan secara serasi melalui penerapan strategi berikut:

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 48
 Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di kecamatan-kecamatan yang
berbatasan langsung secara selektif dan bertahap sesuai prioritas dan kebutuhan
 Meningkatkan kerjasama pembangunan di bidang sosial, budaya, keamanan dan ekonomi
dengan Kecamatan, Kabupaten dan Propinsi yang berbatasan langsung dengan Kabupaten
Mukomuko
 Meningkatkan perlindungan sumber daya alam, hutan dan kawasan konservasi, serta
mengembangkan kawasan budidaya secara produktif bagi kesejahteraan masyarakat lokal
pada kawasan perbatasan

Rencana Fungsi dan Kegiatan Pusat-Pusat Pelayanan Di Kabupaten Mukomuko


Hirarki Pusat Pengembangan
Fungsi Pelayanan Kegiatan Pelayanan
Kota Kegiatan
Pusat Mukomuko (Pusat pelayanan  Fungsi Pemerintahan  Perkantoran Pemerintah
Kegiatan Primer Pemerintahan)  Fungsi Permukiman Perkotaan Kab.Mukomuko dan DPRD
Wilayah  Fungsi Pelayanan Sosial Budaya  Permukiman perkotaan
/ PKW  Fungsi Jasa Perdagangan Regional (Perumahan dinas, DPRD,
 Fungsi Jasa Perkantoran Masyarakat)
 Fungsi Pelayanan Transportasi  RSUD, SMA s/d P.Tinggi,
 Fungsi Ketahanan dan Keamanan Mesjid dan Gereja, Balai
 Fungsi Pariwisata Pertemuan, GOR dan Stadion
Sepak Bola
 Fasilitas Pasar, Ruko, Mall,
Hiburan dan Rekreasi
 Rumah Kantor, Kawasan
Perkantoran, BANK
 Terminal Klas C,
 POLRES dan KODIM
PKL Ipuh sebagai pusat kegiatan  Fungsi Permukiman Perkotaan  Permukiman perkotaan
industri primer (pusat  Fungsi Pelayanan Sosial Budaya (Perumahan Masyarakat)
pelayanan primer  Fungsi Jasa Perkantoran  Puskesmas, SMA s/d P.
perekonomian)  Fungsi Pelayanan Transportasi Tinggi, Mesjid dan Gereja,
 Fungsi Pengembangan Industri Balai Pertemuan, Lapangan
 Fungsi Pelayanan Transportasi Sepak Bola
 Fasilitas Pasar dan Ruko
 Rumah Kantor, Kawasan
Perkantoran, BANK
 POLSEK dan KORAMIL
 Kegiatan Industri
 Puskesmas, SMA, Mesjid dan
Gereja, Balai Pertemuan
 Rumah Kantor, Kawasan
Perkantoran, Cabang BANK
 Terminal Klas C
 POLSEK dan KORAMIL
PKLp Lubuk Pinang dan Penarik  Fungsi Permukiman Perkotaan  Permukiman perkotaan
(pusat pelayanan primer  Fungsi Pelayanan Sosial Budaya (Perumahan Masyarakat)
perekonomian)  Fungsi Jasa Perkantoran  Puskesmas, SMA s/d P.
 Fungsi Pelayanan Transportasi Tinggi, Mesjid dan Gereja,

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 49
Hirarki Pusat Pengembangan
Fungsi Pelayanan Kegiatan Pelayanan
Kota Kegiatan
 Fungsi Pengembangan Industri Balai Pertemuan, Lapangan
 Fungsi Pelayanan Transportasi Sepak BolaFasilitas
 Pasar dan Ruko
 Rumah Kantor, Kawasan
Perkantoran, BANK
 POLSEK dan KORAMIL
 Kegiatan Industri
 Puskesmas, SMA, Mesjid dan
Gereja, Balai Pertemuan
 Rumah Kantor, Kawasan
Perkantoran, Cabang BANK
 Terminal Klas C
 POLSEK dan KORAMIL
PPK Pasar Bantal (pusat  Fungsi Permukiman Perkotaan  Permukiman perkotaan
pelayanan primer industri)  Fungsi Pelayanan Sosial Budaya (Perumahan Masyarakat)
 Fungsi Jasa Perdagangan Regional  Puskesmas, SMA s/d P.
 Fungsi Jasa Perkantoran Tinggi, Mesjid dan Gereja,
 Fungsi Pelayanan Transportasi Balai Pertemuan, Lapangan
 Fungsi Pengembangan Industri Sepak Bola
 Fungsi Permukiman Perkotaan  Fasilitas Pasar dan Ruko
 Rumah Kantor, Kawasan
Perkantoran, BANK
 POLSEK dan KORAMIL
 Kegiatan Industri
 Permukiman perkotaan
(Perumahan Masyarakat dan
Karyawan/Buruh)
 Puskesmas, SMA, Mesjid dan
Gereja, Balai Pertemuan,
Lapangan Sepak Bola
 Fasilitas Pasar, Ruko,
 Rumah Kantor, Kawasan
Perkantoran, Cabang BANK
 Terminal Klas C
 POLSEK dan KORAMIL
PPL PPL Lb Sanai, PPL Pondok  Pusat pengembangan yang melayani  Permukiman perkotaan
Makmur, PPL Lalang Luas, skala kecamatan Kecamatan
PPL Teras Terunjam, PPL  Puskesmas, SMA, Mesjid dan
Sungai Ipuh, PPL Dusun Gereja, Balai Pertemuan,
Baru, PPL Pondok Suguh, Lapangan Sepak Bola
PPL Gaji Mati, PPL Arga jaya, Kecamatan
PPL Talang Arah  Pasar dan Ruko Kecamatan
 Rumah Kantor Camat,
Perkantoran, Cabang BANK
 POLSEK dan KORAMIL
Sumber : RTRW Kabupaten Mukomuko, 2011

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 50
2.5. Sosial dan Budaya

2.5.1. Data Fasilitasi Pendidikan


Secara umum upaya pemerataan pendidikan di setiap kecamatan di wilayah Kabupaten
Mukomuko sudah bisa dipenuhi, terutama kebutuhan sarana pendidikan dasar SD dan SMP sudah
ada di setiap Kecamatan. Namun demikian masih juga terdapat siswa yang harus menempuh lebih
dari 5 km untuk mencapai sekolahnya. Ketersediaan sarana pendidikan tingkat menengah atas, SMA
dan SMK, belum merata keberadaannya , bahkan di beberapa kecamatan masih belum tersedia.

Kondisi ketersediaan guru di setiap sekolah sudah mendekati ideal dan proporsional, namun
ada mata pelajaran tertentu yang masih kekurangan tenaga pengajar, antara lain; BP/BK, Olahraga,
TIK, Fisika (IPA terpadu).

a. Pencapaian Indikator Kinerja Kunci (IKK)


Pencapaian Indikator Kinerja Kunci (IKK), dalam urusan Wajib Pendidikan, menunjukan hasil
peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Kinerja yang menungkat anatara lain; Angka Melek Huruf
(AMH) Penduduk 15 Tahun keatas, Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM)
sampai dengan Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/Mts. Secara umum pencapaian kinerja
ini sudah cukup baik, namun ada dibidang-bidang tertentu yang perlu ditingkatkan.

b. Kondisi Guru Menurut Kualifikasi Pendidikan


Tingkat pendidikan tenaga pengajar di setiap tingkat pendidikan cukup memadai; tingkat TK
dan SD minimal pendidikan tenaga pengajarnya adalah DII, sedangkan di tingkat SMP dan SMA
minimal pendidikan tenaga pengajarnya adalah DIII dan maximal ada yang S2. Pada umumnya
tenaga pendidikan yang DII, sudah banyak yang melanjutkan jenjang pendidikan ke S1; mereka
diwajibkan untuk senantiasa meningkatkan tingkat pendidikannya.

c. Kondisi Sekolah, Siswa Dan Rombel


Kondisi perimbangan jumlah sekolah, rombongan belajar (Rombel) dan jumlah siswa di
Kabupaten Mukomuko sudah mendekati keadaan ideal. Dengan demikian diharapkan tidak ada lagi
siswa yang masuk belajar dimulai pada siang hari secara bergiliran lagi.

d. Kondisi Prasarana Sekolah


Selain ketersediaan tenaga pengajar yang memadai, keberhasilan pendidikan harus
ditunjang dengan ketersediaan sarana prasarana belajat yang cukup. Setiap tahun Diknas telah
berupaya untuk bisa memenuhi keperluan sarana dan prastana nesoklah melalui program DAK.
Prgram tersebut diarahkan unutk mncukupu kelerluan Perpustakaan, Buku penunjang pendidikan,
alat-alat laboratorium dan alat-alat peraga seperti alat-alat peraga IPA, IPS, Matematika dan lain-lain.

Khusus untuk sarana dan prasarana (fisik) sanitasi di lingkungan sekolah masih sangat
kekurangan. Secara umum perbandingan 40 siswa/kelas memerlukan satu unit WC. Dari tabel di
bawah ini, tampak perbandingan jumlah siswa dan jumlah toilet terlalu jauh di lingkungan Sekolah
Dasar (SD), namun perbandingan ini, di tingkat SMP dan SMA agak lebih baik. Kondisi peling berat
untuk tingkat pendidikan SD adalah masih ditemukan sekolah dasar yang belum memiliki sarana WC.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 51
Tabel 2.9. Sarana Dan Prasarana Fisik Sanitasi Sekolah Se-Kabupaten Mukomuko Tahun 2013

JUMLAH SARANA PENDIDIKAN


No. Kecamatan UMUM AGAMA
SD SLTP SMA SMK MI MTs MA
1 2 3 4 5 8 9 10
1 Ipuh 9 3 1 1 - 1 1
2 Air Rami 11 4 1 - - - -
3 Malin Deman 8 3 1 - - 1 -
4 Pondok Suguh 5 4 1 1 - 2 1
5 Sungai Rumbai 6 1 1 - - - -
6 Teramang Jaya 9 3 1 2 - - -
7 Teras Terunjam 6 3 1 - - 1 -
8 Penarik 14 4 2 - - 2 1
9 Selagan Raya 8 2 1 - - 1 -
10 Kota Mukomuko 11 3 2 1 - 2 1
11 Air Dikit 3 1 1 - - 1 -
12 XIV Koto 7 2 0 - - - 1
13 Lubuk Pinang 7 2 1 1 - 2 1
14 Air Manjunto 6 1 1 - - 2 1
15 V Koto 6 2 1 - - 1 -
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko, 2013

2.5.2 Budaya

Masyarakat Kabupaten Mukomuko secara historis merupakan komunitas beragam suku yang berasal dari
berbagai pelosok Nusantara. Adanya homogenitas tradisional Pagaruyung telah mengakibatkan bahasa
dan budaya masyarakat Mukomuko didominasi oleh Minangkabau. Melalui suatu proses akulturasi dan
asimilasi, bahasa dan budaya masyarakat Kabupaten Mukomuko pada akhirnya melahirkan keunikan
tersendiri yang mungkin menarik minat pemerhati budaya dan bahasa. Bahasa Mukomuko merupakan
variasi bahasa Minangkabau yang termasuk bahasa Melayu Kuno dengan campuran bahasa Inggris dan
Arab. Variasi bahasa ini semakin ke Selatan yakni dari Kecamatan Pondok Suguh sampai ke Kecamatan
Mukomuko Selatan serta Kecamatan Ketahun memiliki sedikit perbedaan logat, karena dipengaruhi oleh
bahasa Rejang dan rumpun ini dikenal dengan bahasa Pekal.
Dalam pola pewarisan, masyarakat Mukomuko mengikuti adat Minangkabau, yaitu dikenal
dengan garis Matriliniel walaupun pada prakteknya mengalami sedikit perubahan seiring dengan
pekembangan jaman. Pada umumnya penduduk Kota Mukomuko mempunyai adat istiadat yang tidak
mengikat dan sifatnya tidak menghambat pembangunan. Masyarakat Kota Mukomuko ini masih
berpegang pada kelompok kaum yang intinya mengatur aktivitas keagamaan dan pengaturan adat
istiadat.
Banyaknya penduduk pendatang dengan latar belakang adat istiadat yang berbeda (c.q.
permukiman transmigrasi) sedikit banyak telah mempengaruhi sikap penduduk Mukomuko,
diantaranya cenderung berkembang dalam bentuk masyarakat dengan pola percampuran sosial,
yakni dengan terbentuknya klas-klas sosial (kaum) dalam masyarakat, namun tetap dapat hidup
rukun secara bersama-sama.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 52
Dari sudut kesenian dan kebudayaan, wilayah Mukomuko memiliki kreasi seni tari-tarian yang
unik, seperti ; Tari Gandai, Tari Gamat, Debus, Serapal Anam, Serdam, Pencak Silat, dan lain
sebagainya. Selain itu, jika ingin menelusuri jejak filosofi komunitas ini, Mukomuko menyimpan
banyak Tembo dan Legenda, baik yang tertulis maupun lisan, sepert, Tembo Manjuto, Legenda
Pangeran Berdarah Putih, Sang Pati Laut Tawar, Legenda Malin Deman dari Ipuh.

2.5.3. Agama
Kerukunan umat beragama di Kabupaten Mukomuko sampai saat ini terjaga dengan baik.
Struktur penduduk menurut agama berdasarkan data dari Profil Kabupaten Mukomuko 2008-2009
menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Kabupaten Mukomuko adalah pemeluk agama Islam, yaitu
142.166.orang. Pemeluk agama Kristen (Protestan dan Katolik) menempati urutan kedua terbanyak
yaitu 6.633 orang. Selanjutnya pemeluk agama Hindu dengan jumlah 1.175 orang dan pada urutan
terakhir penganut agama Budha sebanyak 503 orang.

Kristen, Hindu, Budha,


6,633 , 1,175 , 503 , 0%
4% 1%

Islam,
142,166 ,
95%

Grafik Jumlah Penduduk berdasarkan Agama di Kabupaten Mukomuko tahun 2013

Sarana ibadah yang ada di Kabupaten Mukomuko terdiri dari 236 bangunan mesjid, 228 bangunan
mushola/langgar, 18 bangunan gereja, dan 3 vihara

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 53
Gereja, 18, Pura, 0, 0% Vihara, 3,
4% 0%
Masjid,
236, 49%
Mushola,
228, 47%

Gambar Fasilitas Ibadah setiap agama di Kabpaten Mukomuko Tahun 2013

2.5.4. Sosial ekonomi


Kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kabupaten Mukomuko dapat dilihat dari berbagai
kriteria yang sering dijadikan sebagai indikator tingkat sosial seseorang. Sejumlah hasil pendataan
yang dilakukan di Kabupaten Mukomuko selama tahun 2010 dan 2011 memberikan indikasi
kehidupan sosial masyarakat Mukomuko ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 2.10. Jumlah penduduk miskin per kecamatan

Jumlah
keluarga
No. Kecamatan KPS Tidak Bekerja Jumlah KK
miskin
(KK)
1 Malin Deman 491 46 481 1.327
2 Penarik 1.299 128 766 5.100
3 Ipuh 404 - 1.422 4.280
4 Pondok Suguh 477 110 541 2.847
5 Sungai Rumbai 592 224 804 1.884
6 Kota Mukomuko 133 90 948 3.445
7 Air Dikit 356 46 233 1.375
8 XIV Koto 843 68 1.032 2.632
9 Teras Terunjam 140 57 655 1.593
10 Lubuk Pinang 364 97 665 3.222
11 Air Manjuto 909 43 749 2.373
12 Air Rami 940 84 583 2.700
13 Teramang Jaya 409 107 312 2.242
14 V Koto 719 - 583 1.454
15 Selagan Raya 342 82 507 2.023
Jumlah 8.418 1.182 10.281 38.497
Persen 22 3 27 100
Sumber : BKBPP dan Lampiran II SK Bupti Mukomuko No. 259 (diolah)

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 54
Hasil pendataan BKBPP diperoleh hasil bahwa sebanyak 8.418 KK (22 %) termasuk dalam
Kelompok Pra Sejahtera (KPS), dan terdapat sebanyak 1.182 KK dalam status tidak bekerja.
Sementara itu menurut Surat Keputusan Bupati Mukomuko tahun 2011 terdapat sebanyak 1.281 KK
yang dinyatakan berstatus sebagai KK Miskin.

Dinas Kesehatan melakukan pemeriksaan terhadap kondisi rumah, hasilnya sebanyak 34,68 %
dinyatakan sebagai rumah sehat. Kondisi ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Mukomuko sebagian
besar rumah kondisinya tidak memenuhi syarat kesehatan antara lain tidak memiliki jamban, saluran
pembuangan air limbah, tidak memiliki tempat pembuangan sampah, serta mengkonsumsi air yang
belum memenuhi syarat kesehatan. Selain itu belum memiliki ventilasi udara dan pencahayaan yang
cukup sehingga sirkulasi udara cukup untuk membuat rumah menjadi sehat untuk dihuni.
Selengkapnya data Prosentase rumah sehat berdasarkan kecamatan Kabupaten Mukomuko tahun
2010 dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 2.11. Jumlah Rumah Memenuhi Syarat Kesehatan


Jumlah Dan Jumlah Dan
Jml Persentase Persentase Rumah
Jml Rumah Memenuhi Sehat (Ms) Tahun
Nama Puskesmas/ Jmlah Jumlah Rumah
No Penduduk Syarat Kesehatan Berjalan
Kecamatan Desa Kk Tahun
(Jiwa) Tahun 2013 Tahun 2013
2013
Jumlah % Jumlah %
1 Lubuk Pinang 7 12,568 3,041 2,693 303 12 606 23
2 Air Manjunto 9 10,196 2,863 2,800 1,278 61 2,083 74
3 Lalang Luas 10 6,945 1,716 1,454 714 57 834 57
4 Lubuk Sanai 8 11,115 2,596 2,434 741 36 1,806 74
5 Mukomuko 8 13,732 3,041 2,426 609 25 609 25
6 DB V Koto 7 5,615 1,282 1,115 365 24 365 33
7 Penarik 14 20,519 4,952 4,744 1,344 32 344 7
8 Tunggal Jaya 4 2,543 616 607 320 47 280 46
9 Teras Terunjam 5 5,422 1,400 1,567 120 23 155 10
10 Bantal 14 9,873 2,442 2,335 954 44 954 41
11 Pondok Suguh 10 11,026 2,487 2,331 980 57 1,382 59
12 Retak Mudik 9 6,572 1,907 1,907 380 23 380 20
13 Ipuh 15 16,335 4,449 3,534 656 27 656 19
14 Malin Deman 8 6,364 1,235 1,049 248 24 163 16
15 Air Rami 13 10,224 3,088 2,984 163 5 1,166 39
16 Selagan Raya 11 7,263 2,132 1,635 569 35 569 35
Sumber : Laporan Kesling Kabupaten Mukomuko, Dinas Kesehatan 2012

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 55
2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah
Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko No. 9 Tahun 2010 tentang Organisasi Tata
Kerja Dinas Daerah Kabupaten Mukomuko, serta Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko No. 10
Tahun 2010 tentang Organisasi Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Mukomuko telah
dinyatakan bahwa dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib dan pilihan Pemerintah Daerah
Mukomuko dilaksanakan oleh lembaga-lembaga berikut yang tertuang di dalam bagan struktur
organisasi seperti pada gambar dibawah ini

PERDA NO. 8 TAHUN 2010


DPRD
SEKRETARIAT DAERAH

PERDA NO. 8 TAHUN 2010

SEKRETARIAT DAERAH

PERDA NO. 8 TAHUN 2010

SEKRETARIAT DPRD

PERDA NO. 9 TAHUN 2010 PERDA NO. 10 TAHUN 2010

DINAS – DINAS DAERAH LEMBAGA TEKNIS DAERAH

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah


1. Dinas Pendidikan
2. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
2. Dinas Kesehatan
Pemerintahan Desa
3. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
3. Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan
4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Pemberdayaan Perempuan KECAMATAN
5. Dinas Perhubungan dan Komunikasi
4. Badan Pelaksanaan Penyuluhan dan Ketahanan
6. Dinas Pekerjaan Umum
Pangan
7. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan
5. Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan
Usaha Kecil Menengah
Daerah
8. Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan
6. Inspektorat
Kehutanan
7. Rumah Sakit Umum Daerah KELURAHAN
9. Dinas Kelautan dan Perikanan
8. Satuan Polisi Pamong Praja
10. Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan
9. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Sandi
Pariwisata
10. Kantor Lingkungan Hidup
11. Dinas Pendapatan dan Kekayaan Daerah
11. Kantor Perpustakaan Daerah

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Mukomuko

Berdasarkan beberapa Peraturan Bupati Mukomuko Nomor 3 Tahun 2010 tentang Uraian
Tugas Dinas Daerah, dan Peraturan Bupati Mukomuko Nomor 4 tahun 2010 tentang Uraian Tugas
Lembaga Teknis Daerah, serta praktik lembaga non-pemerintah di Kabupaten Mukomuko,
penyelenggaraan urusan sektor sanitasi dan PHBS saat ini merupakan urusan yang diselenggarakan
oleh beberapa satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Secara lebih jelas peta penyelenggaraan
urusan sektor sanitasi dan PHBS di Kabupaten Mukomuko tergambar di bawah ini.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 56
BUPATI MUKOMUKO

BADAN KOORDINASI
BADAN PERENCANAAN BADAN PEMBERDAYAAN
KELUARGA BERENCANA DINAS KANTOR LINGKUNGAN
DAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT DAN DINAS KESEHATAN
DAN PEMBERDAYAAN PEKERJAAN UMUM HIDUP
DAERAH PEMERINTAHAN DESA
PEREMPUAN

 Bidang Pemberantasan
 Bidang Cipta Karya Penyakit dan Penyehatan Seksi Hukum,
Bidang Perencanaan Bidang Sumber Daya Alam Bidang Penggerak  Bidang Pertamanan Lingkungan Pengawasan, dan
Fisik dan Prasarana dan Teknologi Tepat Guna Masyarakat  Bidang Farmasi dan Pemantauan Lingkungan
dan Kebersihan
Sumber Daya Kesehatan

Catatan:

Organisasi Dengan Eselon II

Organisasi Dengan Eselon III

Bagan Penyelenggaraan Urusan Sektor Sanitasi dan PHBS

Pada bagan di atas terlihat bahwa penanganan sanitasi di Kabupaten Mukomuko dikelola oleh 6
(enam) SKPD, yang terdiri dari:
 5 (lima) unit SKPD dengan tingkatan organisasi eselon II, yaitu Bappeda, Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintahan Desa, Badan Koordinasi Keluarga Berencana, dan
Pemberdayaan Perempuan, Dinas Pekerjaan Umum, dan Dinas Kesehatan.
 1 (satu) unit SKPD dengan tingkatan organisasi eselon III, yaitu Kantor Lingkungan Hidup.

Gambaran organisasi masing-masing SKPD yang terlibat dalam pengelolaan sanitasi di Kabupaten
Mukomuko, dapat tersaji dalam bagan-bagan struktur organisasi di bawah ini.

1. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah


Pada SKPD Bappeda ini, unit organisasi yang terlibat dalam penanganan sanitasi adalah
Bidang Perencanaan Fisik dan Prasarana, dan Bidang Perencanan Ekonomi, Sosial dan Budaya.
Bidang Perencanaan Fisik dan Prasarana berperan dalam:
 pengintegrasian rencana penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan limbah cair,
persampahan, maupun drainase lingkungan di suatu wilayah kawasan, dengan rencana tata
ruang dan sarana prasarana infrastruktur fisik lainnya di Kabupaten Mukomuko.
 fasilitasi pemrograman dan penganggaran untuk memastikan keberadaan program sanitasi
yang berfisat fisik (limbah cair, persampahan, dan drainase lingkungan) dalam prioritisasi
program tahunan Pemerintah Kabupaten Mukomuko.
Adapun Bidang Perencanaan Ekonomi, Sosial, dan Budaya berperan dalam:
 pengintegrasian rencana program sanitasi yang bersifat non-fisik, dan PHBS, dengan
rencana program ekonomi, social, dan budaya terkait yang dikelola oleh Pemerintah
Kabupaten Mukomuko.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 57
 fasilitasi pemrograman dan penganggaran untuk memastikan keberadaan program sanitasi
yang berfisat non-fisik dan PHBS dalam prioritisasi program tahunan Pemerintah Kabupaten
Mukomuko.

KEPALA BADAN

KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL

SEKRETARIS

SUBBAG SUBBAG BINA


SUBBAG UMUM
KEPEGAWAIAN PROGRAM

BIDANG PERENCANAAN BIDANG PENGOLAHAN


BIDANG PERENCANAAN BIDANG LITBANG DAN
BIDANG KEUANGAN EKONOMI, SOSIAL DAN DATA ELEKTRONIK DAN
FISIK DAN PRASARANA BUDAYA STATISTIK KEARSIPAN

Subbidi Anggaran Subbid Perencanaan Subbid Perencanaan Subbid Penelitian dan Subbid Pengolahan
dan Perbendaharaan Fisik Ekonomi Pengembangan Data elektronik

Subbid Perencanaan Subbid Perencanaan Subbid Data dan Subbid Kearsipan


Subbid Pembukuan Sosial dan Budaya
Prasarana Statistik dan Dokumentasi
dan Verifikasi

UPT

Struktur Organisasi Bappeda

Kondisi jumlah Bidang yang ada dalam struktur Bappeda saat ini masih belum sesuai
dengan ketentuan pasal 30 Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah. Saat ini Bappeda Kabupaten Mukomuko memiliki 5 (lima) unit Bidang.
Kondisi tersebut saat ini belum sesuai dengan ketentuan pasal 30 yang menyatakan bahwa
batasan jumlah maksimal unit Bidang yang dapat dibentuk dalam Bappeda sebagai lembaga
teknis daerah adalah 4 (empat) Bidang.

2. Dinas Pekerjaan Umum


Penanganan sanitasi, terutama dalam hal perencanaan teknis, pembangunan, hingga
pada operasi dan pemeliharaan sarana prasarana fisik pengelolaan sanitasi yang berada di
wilayah penanganan Pemerintah Kabupaten Mukomuko, merupakan wilayah tugas pokok dari
Dinas Pekerjaan Umum. Operasionalisasi penanganan sanitasi yang mencakup subsektor
limbah cair, dan drainase lingkungan, dijalankan oleh Seksi Sanitasi, Air Bersih, dan Drainase
Kota, Bidang Cipta Karya. Penanganan subsector limbah cair dan drainase ini dilakukan dalam 1
(satu) unit organisasi berbentuk Seksi. Selain menangani urusan limbah cair, dan drainase
lingkungan, Seksi ini juga menangani urusan pengelolaan air bersih. Sehubungan dengan beban
penanganan 3 (tiga) urusan sekaligus, maka penanganan urusan limbah cair, dan drainase
lingkungan yang dikelola oleh Seksi ini tidak dapat seoptimal penanganan sampah yang
dilakukan oleh Seksi Kebersihan Kota. Dalam hal pengelolaan limbah cair dan drainase

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 58
lingkungan, Seksi Sanitasi, Air Bersih, dan Drainase Kota, ini memiliki rincian tugas pokok dan
fungsi sebagai berikut:
 Melaksanakan survey perencanaan, perencanaan, pembangunan, dan rehabilitasi sarana
dan prasarana penyehatan lingkungan permukiman, sanitasi, dan drainase kota.
 Penyuluhan dan pengawasan kualitas lingkungan sehat perumahan.
 Penyediaan sarana sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin.
 Pembinaan dan penataan sistem pengelolaan air limbah
 Melaksanakan program pelaksanaan limbah

Operasionalisasi penanganan subsektor sanitasi lainnya yaitu sampah di Kabupaten Mukomuko


dijalankan oleh Seksi Kebersihan Kota (Bidang Pertamanan dan Kebersihan). Seksi ini
berdasarkan Peraturan Bupati No. 3 tahun 2011 Lampiran VI No. 7.2. memiliki tugas pokok
sebagai berikut:
 Melaksanakan penyusunan kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan menganalisis
pelaksanaan operasional pembersihan sampah
 Melaksanakan pembersihan sampah, penyapuan jalan, dan lingkungan, mengumpulkan, dan
mengangkut sampah ke tempat pembuangan sampah sementara
 Melaksanakan pemungutan retribusi kebersihan
 Melaksanakan pengadaan, pembangunan, pemeliharaan dan peningkatan sarana
pembersihan sampah
 Melaksanakan pengawasan, pemantauan, pengarahan, dan pembinaan pelaksanaan
kebersihan
 Mengatur jadwal kegiatan personil kebersihan dalam lingkungan perkotaan Mukomuko
 Menyiapkan bahan petunjuk teknis, pembinaan, penyuluhan peningkatan peran serta
masyarakat dalam kebersihan.

Sehubungan dengan fokus tugas Seksi ini yang tidak terbagi dengan penanganan urusan
lainnya, maka Seksi ini dapat menjalankan upaya pengelolaan sampah secara cukup lengkap.
Bahkan dalam rincian tupoksi yang ada Seksi ini juga memiliki kewenangan untuk memungut
retribusi. Hal positif yang telah ada dengan penyerahan urusan sampah pada Seksi yang khusus
menanganan kebersihan ini adalah adanya potensi perancangan program dan anggaran yang
lebih luas untuk pengelolaan sampah di Kabupaten Mukomuko.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 59
KEPALA DINAS

KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL

SEKRETARIS

SUBBAG SUBBAG BINA


SUBBAG UMUM
KEPEGAWAIAN PROGRAM

BIDANG PERTAMANAN BIDANG ENERGI DAN


BIDANG KEUANGAN BIDANG BINA MARGA BIDANG PENGAIRAN BIDANG CIPTA KARYA
DAN KEBERSIHAN SUMBER DAYA MINERAL

Seksi Permukiman,
Seksi Anggaran dan Seksi Sungai, Danau, Penataan Bangunan, dan
Seksi Jalan Seksi Pertamanan Seksi Energi
Perbendaharaan dan Pantai Jalan Lingkungan

Seksi Sanitasi, Air


Seksi Irigasi dan Bersih, dan Drainase Seksi Kebersihan Seksi Sumber Daya
Seksi Pembukuan Seksi Jembatan
Rawa Kota Kota Mineral
dan Verifikasi

Seksi Pemeliharaan Seksi Operasional Seksi Penataan Seksi Perizinan,


Jalan dan Jembatan dan Pemeliharaan Ruang dan Perizinan Monitoring dan Evaluasi

UPT

Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum

Secara umum dalam hal penataan struktur Bidang, kondisi jumlah Bidang yang ada
dalam struktur Dinas Pekerjaan Umum saat ini belum sesuai dengan ketentuan pasal 29
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Saat ini Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Mukomuko memiliki 6 (enam) unit Bidang. Kondisi tersebut saat ini
belum sesuai dengan ketentuan pasal 29 yang menyatakan bahwa batasan jumlah maksimal
unit Bidang yang dapat dibentuk dalam Dinas Pekerjaan Umum sebagai dinas daerah adalah 4
(empat) Bidang.

3. Dinas Kesehatan
Dalam penanganan sanitasi, Dinas Kesehatan berperan dalam penanganan penyehatan
lingkungan, serta pembinaan pada masyarakat dalam rangka mengupayakan pola perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS), serta pola penanganan sarana sanitasi yang sehat dan baik. Dalam
Dinas ini, penanganan tugas tersebut dilakukan oleh Seksi Kesehatan Lingkungan, Bidang
Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, serta Seksi Promosi dan Peran Serta
Masyarakat, Bidang Farmasi, dan Sumber Daya Kesehatan.

Peran Seksi Kesehatan Lingkungan dalam hal mengupayakan pola PHBS, dan
penanganan sarana sanitasi yang sehat dan baik adalah sebagai berikut:
 menyiapkan kebijakan, bimbingan, pembinaan, serta petunjuk teknis dalam hal penyehatan
lingkungan permukiman (termasuk di dalamnya pola penanganan individu dan keluarga dalam
hal pengelolaan limbah cair, sampah, dan drainase lingkungan)
 merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi kegiatan penyehatan
lingkungan permukiman.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 60
Berkaitan dengan itu Seksi Promosi, dan Peran Serta Masyarakat dalam mengupayakan
pola PHBS, dan penanganan sanitasi menjalankan peran dalam pengembangan pola
penyebarluasan informasi, serta pengembangan upaya kesehatan berbasis masyarakat
termasuk di dalamnya adalah upaya pengelolaan sanitasi berbasis masyarakat.

KEPALA DINAS

KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL

SEKRETARIS

SUBBAG SUBBAG BINA


SUBBAG UMUM
KEPEGAWAIAN PROGRAM

BIDANG PEMBERANTASAN
BIDANG FARMASI, SUMBER
BIDANG KEUANGAN BIDANG YANKESMAS PENYAKIT DAN
DAYA KESEHATAN
PENYEHATAN LINGKUNGAN

Seksi Anggaran dan Seksi Pelayanan Seksi Pemberantasan Seksi Farmasi dan Obat
Perbendaharaan Dasar Penyakit Makanan dan Kosmetika

Seksi Kesehatan Seksi Imunisasi dan Seksi Promosi dan


Seksi Pembukuan
Keluarga Surveilans Peran Serta Masyarakat
dan Verifikasi

Seksi Gizi Seksi Sarana, Registrasi


Seksi Kesehatan
Masyarakat dan Akreditasi
Lingkungan

UPT

Struktur Organisasi Dinas Kesehatan

4. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa


Badan ini tidak memiliki rincian tugas pokok dan fungsi yang langsung berkaitan dengan
penanganan sanitasi. Namun demikian upaya pola penanganan sanitasi di Kabupaten
Mukomuko yang diarahkan untuk dilakukan secara sadar oleh Pemerintah Kabupaten dan
masyarakat, telah mendorong SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat, dan Pemerintahan
Desa ini untuk mengintegrasikan upaya pemberdayaan sanitasi di dalam bidang kerja yang
sejalan dengan SKPD ini, yaitu Bidang Sumber Daya Alam, dan Teknologi Tepat Guna.

Keterkaitan SKPD ini dalam penanganan sanitasi tampak dalam pelaksanaan kerja Seksi
Sarana dan Prasarana tentang Pedesaan dan Kerjasama tentang Pedesaan. Bentuk nyata dari
keterlibatan kerja Seksi ini dalam penanganan sanitasi adalah dalam upaya pengenalan
teknologi pengelolaan sanitasi yang dapat dan perlu dikelola secara mandiri oleh masyarakat di
wilayah pedesaan, serta pada saat pembentukan dan pembinaan Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM) yang memang sangat dibutuhkan guna memastikan operasionalisasi dan
pemeliharaan sarana dan prasarana sanitasi dapat berjalan secara berkesinambungan di
wilayah pedesaan Kabupaten Mukomuko

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 61
KEPALA BADAN

KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL

SEKRETARIS

SUBBAG SUBBAG BINA


SUBBAG UMUM
KEPEGAWAIAN PROGRAM

BIDANG PEMBERDAYAAN BIDANG SUMBER DAYA


BIDANG PEMERINTAHAN
BIDANG KEUANGAN USAHA EKONOMI ALAM DAN TEKNOLOGI
DESA DAN KELURAHAN MASYARAKAT PEDESAAN TEPAT GUNA

Subbid Pengembangan Subbid Pemberdayaan Subbid Pemberdayaan SDA,


Subbidi Anggaran Desa/Kelurahan dan Ekonomi Masyarakat Pemanfaatan Lahan dan
dan Perbendaharaan Pengembangan Lembaga Pedesaan dan Pesisir Pedesaan
Masyarakat Pengembangan Potensi Desa

Subbid Perencanaan Usaha Subbid Sarana dan


Subbid Perencanaan
Subbid Pembukuan Desa dan Kawasan Prasarana tentang Pedesaan
Prasarana Perekonomian Pedesaan dan Kerjasama tentang
dan Verifikasi
Pedesaan

UPT

Struktur Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

5. Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan


Upaya pemberdayaan masyarakat, termasuk di dalamnya upaya untuk memberdayakan
kaum perempuan, anak-anak, hingga juga segenap institusi masyarakat untuk dapat mengakses
dan terlibat secara aktif dalam perencanaan dan pengelolaan sarana sanitasi, merupakan tugas
dan tanggungjawab dari Bidang Penggerakan Masyarakat terutama Sub.Bidang Advokasi,
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi.

Keterlibatan Subbid ini dalam upaya mendorong kinerja pengelolaan sanitasi di wilayah
Kabupaten Mukomuko dijalankan melalui pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pembinaan
pada kelompok-kelompok keluarga berencana yang ada di wilayah pedesaan maupun
perkotaan, yang mayoritas adalah perempuan, dalam rangka:
 meningkatkan kesadaran tentang pola pengelolaan sarana sanitasi yang aman bagi
kesehatan kaum perempuan
 meningkatkan kesadaran perempuan untuk mampu terlibat dalam proses perencanaan
pembangunan, serta pemeliharaan sarana sanitasi di wilayah mereka, agar sarana yang
terbangun benar-benar dapat diakses oleh mereka.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 62
KEPALA BADAN

KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL

SEKRETARIS

SUBBAG SUBBAG BINA


SUBBAG UMUM
KEPEGAWAIAN PROGRAM

BIDANG KELUARGA BIDANG PEMBERDAYAAN


BIDANG PENGGERAKAN
BIDANG KEUANGAN BERENCANA DAN PEREMPUAN DAN
MASYARAKAT
KELUARGA SEJAHTERA PERLINDUNGAN ANAK

Subbidi Anggaran Subbid Operasional,


Subbid Pemberdayaan Subbid Institusi, Peran Serta
Logistik KB, dan Kesehatan dan Pendataan
dan Perbendaharaan Reproduksi
Perempuan

Subbid Operasional Subbid Perlindungan Anak Subbid Advokasi,


Subbid Pembukuan Keluarga Sejahtera dan dan Keluarga
Pemberdayaan Keluarga Komunikasi, Informasi, dan
dan Verifikasi Edukasi

UPT

Struktur Organisasi Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

6. Kantor Lingkungan Hidup


Peran penting yang dijalankan oleh institusi Kantor Lingkungan Hidup adalah mengatur
pola penanganan sanitasi yang dilakukan oleh berbagai pihak agar tidak mengakibatkan
kerusakan pada sistem lingkungan, serta memonitor, dan mengevaluasi berbagai pola
implementasi aturan pengelolaan sanitasi. Pelaksanaan peran tersebut dilakukan oleh Seksi
Hukum, Pengawasan, dan Pemantauan Lingkungan. Sebagaimana yang dinyatakan dalam
Peraturan Bupati Nomor 3 tahun 2011 Lampiran X no.3, Seksi ini memiliki rincian tugas terkait
sanitasi sebagai berikut:
 Menyiapkan kebijakan, bimbingan, dan pembinaan serta petunjuk teknis pengawasan dan
pengendalian lingkungan, termasuk di dalamnya adalah pengendalian baku mutu limbah cair.
 Melakukan pengawasan terhadap kegiatan/usaha di bidang lingkungan hidup, termasuk di
dalamnya adalah kegiatan/usaha pengelolaan limbah dan sampah.
 Menyiapkan materi pengkoordinasikan hasil temuan pengawasan, pencemaran serta
kerusakan lingkungan.
Di antara sejumlah SKPD yang memiliki tupoksi yang terkait dengan pengelolaan sanitasi,
institusi Kantor Lingkungan Hidup merupakan institusi yang memiliki eselon lebih rendah dari
SKPD lainnya. Dalam bentuk institusi sebagai Kantor, maka lembaga ini berada pada posisi
eselon III.

Dengan posisi eselon demikian, maka dalam praktik institusi ini masih mengalami
kesulitan dalam upaya untuk mengkoordinasikan, memantau, mengevaluasi, serta
mengendalikan upaya pengelolaan lingkungan (termasuk pengelolaan sanitasi) yang dilakukan
oleh SKPD lain yang berada dalam posisi eselon yang lebih tinggi (Dinas dan atau Badan), yaitu
eselon II. Selain itu, hasil temuan pengawasan yang dilakukan oleh institusi ini menjadi kurang

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 63
dapat dikoordinasikan secara efektif dengan SKPD lain yang terkait, manakala SKPD yang akan
dikoordinasikan adalah SKPD yang memiliki eselon yang lebih tinggi.

KEPALA KANTOR

KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL

SUBBAG TATA USAHA

SEKSI PENGENDALIAN SEKSI HUKUM, PENGAWASAN,


SEKSI ANALISA
PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN PEMANTAUAN
LABORATORIUM
DAN PEMULIHAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN

UPT

Struktur Organisasi Kantor Lingkungan Hidup

7. Pokja Sanitasi Kabupaten Mukomuko

Kesungguhan upaya Pemerintah Kabupaten Mukomuko untuk meningkatkan kinerja


pengelolaan sanitasi secara optimal dilakukan dengan cara membentuk sebuah lembaga
koordinasi ad-hoc Pokja Sanitasi Kabupaten Mukomuko. Lembaga ini dibentuk dengan dasar
Surat Keputusan Bupati Mukomuko No. 233 Tahun 2013. Pembentukan organisasi disepakati
sebagai langkah yang perlu dilakukan karena penanganan sektor sanitasi di Kabupaten
Mukomuko dilakukan secara lintas SKPD. Oleh karena itu pembentukan lembaga koordinasi
diharapkan akan mampu menjadi media atau forum yang mampu memudahkan terwujudnya
pola pengelolaan sanitasi yang sinergis meskipun ditangani oleh multi SKPD. Lembaga ini
diharapkan akan mampu untuk mengkoordinasikan pola penanganan sanitasi yang dijalankan
oleh lintas SKPD secara simultan di wilayah Kabupaten Mukomuko.

Susunan Keanggotaan POKJA Sanitasi di Kabupaten Mukomuko


No Nama SKPD Status Keanggotaan Jumlah (Orang)
A Tim Pengarah
- Ka Dinas Pekerjaan Umum Anggota Tim Pengarah 1
- Ka Dinas Kesehatan Anggota Tim Pengarah 1
- Ka badan pemberdayaan Masyarakat dan desa Anggota Tim Pengarah 1
- Kabag Administrasi Pembangunan Anggota Tim Pengarah 1
- Perwakilan LSM Anggota Tim Pengarah 1
- Ketua Penggerak PKK Anggota Tim Pengarah 1

B Tim Teknis
a. Bidang Teknis
- Kabid Fispra Bappeda Anggota Tim Teknis 1
- Kabid Cipta Karya Dinas PU Anggota Tim Teknis 1

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 64
No Nama SKPD Status Keanggotaan Jumlah (Orang)
- Kabid Pertamanan dan Kebersihan Dinas PU Anggota Tim Teknis 1
- Kasi sanitasi, Air Bersih dan drainase Dinas PU Anggota Tim Teknis 1
- Kasi Permukiman, Penataan bangunan dan jalan Anggota Tim Teknis 1
lingkungan Dinas PU
b. Bidang Komunikasi
- Kabid Humas Setda Anggota Tim Teknis 1
- Kabag Kesra Setda Anggota Tim Teknis 1
- Kasi Prokemkes Dinkes Anggota Tim Teknis 1
c. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Penyehatan
Lingkungan
- Kepala Kantor Lingkungan Hidup Anggota Tim Teknis 1
- Kabid P2PL Dinkes Anggota Tim Teknis 1
- Kabid Pemberdayaan Masyarakat PMD Anggota Tim Teknis 1
- Kasi Penyehatan Lingkungan Dinas PU Anggota Tim Teknis 1
- Kasi Penyehatan Lingkungan Dinkes Anggota Tim Teknis 1
- Perwakilan POKJA Anggota Tim Teknis 1

C Tim Sekretariat
- Bappeda 1
- Bappeda 1
Sumber : BPS kabupaten Mukomuko, 2011

Kepangkatan SDM POKJA Sanitasi di Kabupaten Mukomuko

SDM Pengelola Sanitasi (jiwa)


No Keterangan
Eselon IV Eselon III Eselon II Eselon I Jumlah
1 Tim Pengarah
- Ka Dinas Pekerjaan 
Umum
- Ka Dinas Kesehatan 
- Ka badan 
pemberdayaan
Masyarakat dan desa
z - Kabag Administrasi 
Pembangunan
- Perwakilan LSM
- Ketua Penggerak PKK

2 Tim Teknis
a. Bidang Teknis
- Kabid Fispra 
Bappeda
- Kabid Cipta Karya 
Dinas PU
- Kabid Pertamanan 
dan Kebersihan
Dinas PU
- Kasi sanitasi, Air 
Bersih dan drainase
Dinas PU
- Kasi Permukiman, 
Penataan bangunan

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 65
SDM Pengelola Sanitasi (jiwa)
No Keterangan
Eselon IV Eselon III Eselon II Eselon I Jumlah
dan jalan
lingkungan Dinas
PU
b. Bidang Komunikasi
- Kabid Humas Setda 
- Kabag Kesra Setda 
- Kasi Prokemkes 
Dinkes
c. Bidang Pemberdayaan
Masyarakat dan
Penyehatan
Lingkungan
- Kepala Kantor 
Lingkungan Hidup
- Kabid P2PL Dinkes 
- Kabid 
Pemberdayaan
Masyarakat PMD
- Kasi Penyehatan 
Lingkungan Dinas
PU
- Kasi Penyehatan 
Lingkungan Dinkes
- Perwakilan POKJA 

3 Tim Sekretariat
- Bappeda 
Sumber : BPS kabupaten Mukomuko, 2011

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 66
BAB III
Profil Sanitasi Wilayah

Berdasarkan studi data sekunder, dapat digambarkan kondisi umum sanitasi Kabupaten
Mukomuko sebagai berikut :
1) Sebanyak 45.426 jiwa atau 29% dari 156.132 jiwa penduduk kabupaten Mukomuko belum
memiliki akses terhadap Air Minum, Sanitasi Dasar dan Stop Buang Air Besar Sembarangan
(BABS).
2) Baru 58 desa dari 152 desa di Kabupaten Mukomuko, ikut program Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) dan telah dinyatakan Stop BABS.
3) Sebanyak 71% atau 110.886 jiwa yang memiliki akses sanitasi dasar, seluruhnya, atau
18.481 KK, memakai jenis jamban keluarga leher angsa. Dari jumlah tersebut baru 47,1%
keluarga yang telah memiliki jamban yang memenuhi syarat kesehatan.
4) Hasil kegiatan penyehatan Tempat-Tempat Umum (TTU) berupa Hotel, sarana sekolah dan
saranan pelayanan kesehatan, dari 215 TTU yang ada di Kabupaten Mukomuko, terdapat
214 atau 99,5% memenuhi syarat kesehatan.
5) Data yang terhimpun dari laporan pengamatan oleh pengelola program kesehatan lingkungan
terhadap 39.247 KK yang diamati di 16 Puskesmas se-Kabupaten Mukomuko, terdapat
3.244 KK (8,27%) telah mengakses air bersih yang berasal dari ledeng, 186 KK (0,47%)
mengakses sumur pompa tangan (SPT), dan 23.020 KK (58.65%) memanfaatkan air bersih
dari sumur gali (SGL), 1.333 KK (3.4%) menggunakan sarana penampungan air hujan
(PAH), 10.816 KK (27.56%) menggunakan sarana lainnya.
6) Prosentase jumlah keluarga yang memiliki Rumah Sehat sebesar 34,68%.
7) Dari pola 10 penyakit terbanyak berbasis Puskesmas penyakit ISPA menduduki peringkat
terbanyak sebanyak 11.819 kasus atau 31% dari seluruh kasus, disusul peringkat kedua
diare 4.303 kasus atau 11% dari seluruh kasus.
8) Angka Kematian Bayi di Kabupaten Mukomuko berdasarkan data dari laporan Puskesmas
pada tahun 2010 tercatat sebesar 5.9 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami
penurunan jika dibandingkan dengan AKB tahun 2009 yaitu sebesar 11.8 perseribu kelahiran
hidup. Angka ini dibawah estimasi BPS sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup.
9) Angka Kematian Ibu Melahirkan pada tahun 2010 di Kabupaten Mukomuko tercatat sebanyak
1 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah kelahiran hidup 3.397 maka jumlah Angka
Kematian Ibu Melahirkan sebesar 0,29 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami
penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2009 yaitu 3 orang.
10) Volume sampah yang dihasilkan di kota Mukomuko pada tahun 2011 sebanyak 30 m 3/hari.
Dari volume sampah sebanyak itu, sekitar 75% diangkut ke TPS yang berada di Kelurahan

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 67
Koto Jaya. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 25% di kelola sendiri oleh masyarakat dengan
dipilah untuk dimanfaatkan kembali, dibakar maupun ada juga yang dibuang di sungai.
11) Penanganan limbah karet dan sawit umumnya sudah memiliki IPAL, sementara limbah
Rumah Sakit belum ada IPAL.
12) Penanganan limbah medis infeksius dengan insenarator dan penyimpanan sementara
limbah B3 dilakukan oleh industri besar kelapa sawit.
Realisasi pembangunan sanitasi ditelusuri dari kegiatan-kegiatan yang merupakan urusan
wajib Pemda Kabupaten Mukomuko per SKPD sehubungan dengan sanitasi, terlihat bahwa SKPD
yang mengalokasikan pembangunan sanitasi hanya 3 SKPD, yaitu Dinas PU, Dinas Kesehatan, dan
Kantor Lingkungan Hidup.

Tabel 3.1. Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Mukomuko, Tahun 2007-2013
(Rp. juta)
No Belanja Sanitasi (Rp. Juta) Rata-rata
Uraian Pertumbu
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 han
1 BELANJA SANITASI
0 0 0 0 0 329 400 104
(1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4)
1.1 Air Limbah Domestik 0 0 0 0 0 0 0
1.2 Sampah rumah tangga 0 0 0 0 0 329 0 47
1.3 Drainase lingkungan 0 0 0 0 0 0 400 57
1.4 PHBS 0 0 0 0 0 0 0
2 Dana Alokasi Khusus 14.310 5.506 5.355 1.261 2.144 2.899 2.556 4.862
2.1 Dinas Kesehatan 301 978 278 94 25 76 150 272
2.2 1.282 531 1.208* 964 1.106 1.804 659 1.079
Kantor Lingkungan Hidup
2.3 12.727 3.997 3.869 203 1.013 1.019 1.747 3.511
Dinas PU
3 Pinjaman/Hibah utk
0 0 0 0 0 0 0 0
Sanitasi
4 Bantuan Keuangan
- - - - - - - -
Provinsi untuk Sanitasi
Belanja APBD murni untuk
14.310 5.506 5.355 1.261 2.144 3.228 2.956 4.966
Sanitasi
Total Belanja Langsung 353.764 163.811 241.287 163.699 176.787 189.891 202.987 213.175

% APBD murni terhadap


4.05% 3.36% 2.22% 0.77% 1.21% 1.70% 1.46% 2.11%
Belanja Langsung
Sumber : Realisasi APBD, diolah

Belanja sanitasi sempat mencapai angka diatas 4% pada tahun 2007, dimana hal ini karena
pemda banyak membangun jaringan drainase pada tahun anggaran tersebut, kemudian belanja

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 68
sanitasi cenderung mengalami penurunan pada tahun – tahun berikutnya. Penurunan ini terutama
karena adanya penurunan alokasi belanja sarana dan prasarana sanitasi (baik sarana prasarana
drainase, persampahan maupun air limbah) pada dinas PU dan penurunan jumlah program [ada
Dinas Kesehatan. Hal ini karena memang kedua pilar utama yang tupoksinya menyangkut sanitasi
tidak mengusulkan program dan kegiatan sanitasi. Bahkan dari beberapa kegiatan seperti
pemeliharaan jaringan (pada dinas PU) dan program kesehatan lingkungan (pada Dinas kesehatan)
pada tahun tertentu sempat tidak dianggarkan dan apabila dianggarkan nilainyapun jauh dibawah
tahun sebelumnya.

Pendapatan dari retribusi daerah di Kabupaten Mukomuko pada tahun 2009 dari yang
ditargetkan sebesar Rp. 10,3 miliar, realisasinya hampir mencapai Rp.2,7 miliar, namun demikian
pendapatan yang berasal dari sektor sanitasi (persampahan, analisis sampel air limbah, dan
pembuangan limbah cair, padat dan B3) dimana ditargetkan sebesar Rp. 460 juta, realisasinya masih
nihil.
Sementara itu pada tahun 2010 target pendapatan dari retribusi daerah targetnya dinaikkan
oleh Pemda menjadi sebesar Rp. 11,7 miliar,sedangkan target retribusi yang berkaitan dengan
sanitasi adalah sebesar Rp 420 juta. Namun demikian, dalam realisasinya, pendapatan retribusi
terkait sanitasi, walaupun lebih baik dari tahun sebelumnya, namun masih belum menggembirakan
karena hanya terealisasi Rp. 14 juta. Pendapatan retribusi terkait sanitasi tersebut berasal dari
Retribusi pembuangan limbah Ke Air atau badan air. Sementara retribusi pelayanan persampahan,
dan retribusi pengujian limbah cair, belum menghasilkan pendapatan sama sekali.
Potensi pendapatan dari retribusi terkait sanitasi tersebut sebetulnya cukup besar, mengingat ada
sekitar lebih dari 10 pabrik indutri pengolahan CPO dan industri pengolahan lainnya yang berpotensi
membuang limbah ke badan air. Potensi retribusi dari jasa sedot tinja dimasa mendatang, dengan
semakin padatnya jumlah penduduk di ibukota Kabupaten Mukomuko juga memiliki potensi untuk
dijalankan.

Tabel 3.2. Realisasi dan Potensi retribussi Sanitasi per Kapita

SKPD Retribusi Sanitasi Tahun (Rp. Juta) Pertumbuhan


2009 2010 2011 2012 2013 (%)
Retribusi Air Limbah
Realisasi retribusi 0 14 0 0 0 0.028
Potensi retribusi 420 420 420 420 420 4.20
Retribusi Sampah
Realisasi retribusi 0 0 0 12 12 0.048
Potensi retribusi 400 400 400 400 400 4.28
Retribusi Drainase
Realisasi retribusi 0 0 0 0 0 0
Potensi retribusi 0 0 0 0 0 0
Total Realisasi Retribusi Sanitasi 0 14 0 12 12 0.076
Total Potensi Retribusi Sanitasi 820 820 820 820 820 8.20

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 69
SKPD Retribusi Sanitasi Tahun (Rp. Juta) Pertumbuhan
2009 2010 2011 2012 2013 (%)
Proporsi Total Realisasi - Potensi
Retribusi Sanitasi 0.00 0.02 0.00 0.01 0.01
Sumber : Realisasi APBD, diolah

Belum optimalnya pendanaan pengelolaan sanitasi di Kabupaten Mukomuko disebabkan


beberapa kendala utama, yaitu masalah kelembagaan, penganggaran dan terbatasnya informasi
mengenai aspek sanitasi secara menyeluruh. Rendahnya pemahaman mengenai aspek sanitasi
mengakibatkan rendahnya kemampuan dalam menyususn program dan kegiatan masing – masing
SKPD tersebut. Hal tersebut mengakibatkan beberapa SKPD belum memprioritaskan dan belum
mengalokasikan pendanaan untuk pembangunan sanitasi dalam proses penganggarannya. Atau
apabila telah mengalokasikan, jumlahnya masih realtif kecil, karena item program dan kegiatannya
masih terbatas jumlahnya. Hal ini terbukti, dalam realisasi APBD, untuk kegiatan pada SKPD selain
Dinas PU, Dinas kesehatan dan Kantor Lingkungan, tidak terdapat program dan kegiatan terkait
pembangunan sanitasi.
Pendanaan pembangunan sanitasi Kabupaten Mukomuko hingga saat ini sebagian besar
masih berasal dari SKPD antara lain : Dinas Pekerjaan Umum ; Kantor Lingkungan Hidup; dan Dinas
Kesehatan.
Permasalahan pendanaan timbul karena masing-masing SKPD belum memiliki perencanaan
program kegiatan sanitasi dan belum terintegrasi dalam pembangunan sanitasi skala Kabupaten. Hal
ini menyulitkan masing-masing SKPD dalam membuat anggaran sanitasi. Perubahan fungsi dan
tugas masing-masing SKPD yang baru saja terjadi di Kabupaten Mukomuko juga sedikit banyak
mempengaruhi penyusunan program kegiatan pembangunan sanitasi. Program kegiatan pengelolaan
persampahan, penanganan air limbah dan drainase, tidak fokus ditangani oleh satu SKPD saja tetapi
ditangani oleh beberapa SKPD yaitu,, Dinas PU dan Kantor LH, dan Dinas Kesehatan.
Beberapa SKPD berikut ini, bahkan belum memiliki alokasi anggaran sanitasi signifikan.
seperti: Bappeda, Dinas Pendidikan, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
(BPMPD), Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan, dan Bagian
Humas, dan Dinas Pendidikan. Diperkirakan SKPD tersebut, berpandangan bahwa tidak dapat
mengalokasikan karena tidak ada dalam Tupoksi atau memang tidak ada program dan kegiatan
terkait dengan aspek sanitasi dalam RKA SKPD nya.
Walaupun sebetulnya bentuk dukungan kepada pembangunan sanitasi dari SKPD tersebut dapat
berupa program dan kegiatan yang bukan kegiatan fisik , atau dikenal dengan program software,
yang dapat dialokasikan. Hal ini sudah dilakukan oleh Dinkes. Program-program tersebut telah
mendukung pembangunan sanitasi dalam hal memberikan informasi kepada masyarakat serta
merubah pola pikir masyarakat mengenai aspek sanitasi.
SKPD yang belum memiliki anggaran khusus untuk menunjang pembangunan sanitasi antara
lain Bappeda, Bagian Humas, BPMPD, Dinas Pendidikan. Dimana Keempat SKPD tersebut

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 70
sebetulnya dapat mengalokasikan anggaran untuk menunjang program sanitasi antara lain dalam hal
mendukung upaya perubahan perilaku melalui promosi kesehatan masyarakat.
Mekanisme penganggaran di Kabupaten Mukomuko sejauh ini tidak memiliki permasalahan,
dimana hubungan pemda dalam hal ini tim TAPD, Kepala Daerah, dan DPRD hubungannya cukup
harmonis dalam pembahasan usulan anggaran. Jadwal penganggaran yang ada selalu dilaksanakan
tepat waktu, dan bahkan beberapa kali laporan realisasi APBD mendapat penghargaan dari pusat
karena statusnya yang baik (WTP – wajar tanpa pengecualian). Namun demikian masih relative
kecilnya alokasi anggaran sanitasi adalah karena Pemda belum memiliki perencanaan sanitasi yang
sifatnya komprehensif yang tercermin dalam beberapa SKPD yang memiliki keterkaitan dengan
aspek sanitasi. Sehingga penyusunan Program dan Kegiatan sanitasi masih berada di tiga SKPD
(Dinas PU, Dinas Kesehatan, dan Kantor LH) dimana nilainya pun relative kecil serta keberadaannya
masing – masing item kegiatan sedikit dan tidak konsisten setiap tahunnya. Sementara itu beberapa
SKPD seperti Bappeda, BPMD, Dinas Pendidikan, dan Bagian Humas bahkan belum memiliki
program dan Kegiatan terkait aspek sanitasi.
Sebagaimana ketentuan yang berlaku, pembangunan sudah menjadi urusan wajib daerah,
kendati demikian selama ini masih kalah populer dan urgensinya masih relatif dibawah sektor-sektor
lainnya. Hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan fisik sanitasi.
Aparat pemda yang tidak memahami rencana pembangunan sarana sanitasi secara menyeluruh akan
berpengaruh kepada masyarakat pengguna, terutama yang belum memahami penggunaan sarana
sanitasi yang baru dibangun tersebut. Misalnya pembangunan saluran drainase pemukiman atau
sarana MCK yang seharusnya pembangunan, pengelolaan dan pemeliharaannya melibatkan
masyarakat menjadi tidak terealisasi, tidak terpelihara karena kurangnya sosialisasi kepada
masyarakat yang menganggap apapun yang dibangun oleh pemerintah daerah menjadi tanggung
jawab pemerintah daerah. Jika hal ini terjadi maka tujuan dari pembangunan sanitasi menjadi tidak
optimal. Oleh karena itu maka transfer informasi dari pemerintah daerah sangat penting sebagai
kegiatan non fisik yang akan menunjang pembangunan fisik sanitasi. Artinya perlu koordinasi antara
SKPD yang bertanggung jawab terhadap pembangunan fisik dan SKPD yang bertanggung jawab
terhadap pembangunan non fisik untuk menyampaikan pesan “sanitasi” kepada masyarakat
pengguna. Informasi mengenai sanitasi tidak saja berguna bagi perangkat SKPD dan masyarakat
calon pengguna, namun yang tak kalah penting adalah advokasi kepada legislatif dan juga kepala
daerah.

3.1. Promosi Higiene dan Sanitasi.

Komitmen keseriusan Pemerintah Kabupaten Mukomuko dalam hal pengelolaan limbah cair secara
efektif, dan aman bagi lingkungan hidup Kabupaten Mukomuko, telah tertuang secara legal dalam
beberapa peraturan daerah di bawah ini:
1) Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Mukomuko. Dalam RPJMD ini
telah secara tegas dinyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan kapasitas infrastruktur dasar
dalam menunjang perekonomian daerah dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, maka

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 71
Pemerintah Daerah Kabupaten Mukomuko menetapkan arah kebijakan untuk mengembangkan
prasarana air limbah (pernyataan arah kebijakan dalam Misi II RPJMD).
2) Perda Kabupaten Mukomuko Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air Sektor
Sungai. Dalam pernyataan pasal 21 perda ini dinyatakan bahwa kegiatan pengelolaan limbah
dilakukan sebagai upaya pencegahan dini terhadap potensi daya rusak air sungai dan danau,
yang akan dilindungi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Mukomuko.
3) Perda Kabupaten Mukomuko Nomor 28 Tahun 2009 tentang Retribusi Izin Pembuangan Air
Limbah ke Air dan Badan Air. Dalam pernyataan pasal 3 perda ini dinyatakan bahwa Pemerintah
Daerah akan memberikan arahan, pedoman, dan pembinaan terhadap kegiatan pembuangan
limbah cair dalam rangka melindungi kelestarian lingkungan hidup flora, fauna, dan
mikroorganisme yang bermanfaat dan terdapat dalam sumber air sebagai kebutuhan manusia.
Upaya kebijakan yang saat ini telah diarahkan untuk mendorong layanan pengelolaan
sampah yang efektif, dan aman bagi lingkungan hidup Kabupaten Mukomuko, telah tertuang secara
legal dalam beberapa peraturan berikut ini:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko Nomor 5 Tahun 2010 tentang Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan Dalam Wilayah Kabupaten Mukomuko. Dalam perda ini telah
dinyatakan bahwa:
a. Obyek retribusi pelayanan persampahan/kebersihan yang dikenakan oleh Pemerintah
Daerah, meliputi upaya pengumpulan sampah dari sumber hingga ke lokasi pemusnahan
akhir sampah, serta penyediaan lokasi pemusnahan akhir sampah.
b. Obyek retribusi dikecualikan untuk pelayanan kebersihan di jalan umum, taman, tempat
ibadah, dan tempat sosial, serta tempat yang dapat digunakan masyarakat umum dan
dikelola oleh Pemda
c. Kewajiban pengemasan sampah di sekitar tempat tinggal, serta struktur dan besarnya tarif
retribusi.
Masyarakat diharapkan mampu mengenali permasalahan terkait dengan sanitasi rumah tinggal
dan lingkungan mereka, merencanakan kegiatan, melaksanakan melalui kerjasama dengan berbagai
pihak, serta melakukan evaluasi dan pengembangan kegiatan program secara mandiri. Sementara itu
pelaksanaan program sanitasi juga diharapkan dapat secara partisipatif, tanpa harus menunggu
“perintah” dari pemerintah. Studi ini dilakukan melalui kegiatan Diskusi Kelompok terfokus (Focus
Group Disccusion) dengan kelompok masyarakat.

Survei Cepat PMJK dan promosi higiene dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dengan
cepat program/proyek/layanan apa yang sudah dilakukan terkait sanitasi dan promosi higiene dengan
pelibatan jender dan kemiskinan, oleh (a) dinas-dinas, program dan layanan yang ada, (b) LSM lokal,
(c) kelurahan, kecamatan dan kelompok masyarakat (misalnya kegiatan atas inisiatif masyarakat
sendiri) dan (d) sektor swasta baik formal maupun informal. Sementara itu, hasil yang diharapkan
dari studi PMJK adalah:
1. Peningkatan kesadaran masyarakat, tokoh masyarakat, baik laki-laki dan perempuan
mengenai kondisi dan seriusnya masalah sanitasi dan kebersihan.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 72
2. Munculnya kebutuhan masyarakat laki-laki dan perempuan disertai dengan kemauan
untuk berkontribusi dalam pelaksanaan program sanitasi.
3. Teridentifikasinya daerah setingkat Desa yang berpotensi untuk pelaksanaan program
sanitasi berbasis masyarakat secara berkelanjutan.

3.1.1.Tatanan Rumah Tangga

Dinas Kesehatan melalui kader posyandu/jumantik dan tenaga puskesmas di


Kabupaten Mukomuko berperan aktif dalam pemberdayaan dan penyadaran masyarakat
terutama dalam berbagai program terutama dari pemerintah pusat seperti pemicuan sanitasi
total berbasis masyarakat (STBM), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Keluarga
Berencana (KB), Demam Berdarah (DBD), flu burung dll. Materi-materi komunikasi seperti
poster, stiker, kalender, brosur, flip chart dll tidak dibuat sendiri oleh Kabupaten Mukomuko
melainkan hasil produksi dari pusat. Selain itu para kader juga telah berpengalaman dalam
studi atau survey terkait dengan kesehatan seperti survey rumah sehat, dan survey
Enviromental Health Risk Assesment (EHRA).
Petugas puskesmas menurut studi Komunikasi dan Media Mukomuko, merupakan
sumber informasi masyarakat yang sering memberikan informasi tentang masalah air bersih,
sampah, dan saluran air limbah rumah tangga. Sebanyak 54,1 % rumah tangga mengaku
mendapat informasi tersebut dari petugas puskesmas, 24,8% dari Kader
Posyandu/Jumantik/Karang Taruna, 9,1% lurah/kepala desa ataus stafnya, dan 8,5 % dari
ketua/pegurus RT. Selengkapnya tersaji pada grafik di bawah ini.

Tidak ada/tidak dapat info 11.1%


Lainnya 1.0%
Leaflet/ Selebaran 0.3%
Billboard 0.0%
Poster 2.3%
Spanduk 6.2%
Lainnya (Sebutkan) 1.3%
Petugas Puskesmas 54.1%
Kader Pos Yandu/ Jumantik/ Karang… 24.8%
Lurah/ Kepala Desa atau Stafnya 9.1%
Ketua/Pengurus RW 1.3%
Ketua/Pengurus RT 8.5%

0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0%

Grafik 3.1. Sumber Informasi Masyarakat Diluar Media Massa, Studi Komunikasi dan Media
Mukomuko

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 73
Beberapa kegiatan kampanye/promosi/publikasi kepada masyarakat yang dilakukan
pemerintah Kabupaten Mukomuko selain masalah kesehatan secara umum, juga terkait
dengan air bersih dan sanitasi.

Menurut studi komunikasi dan media Kabupaten Mukomuko, kegiatan penyuluhan


atau sosialisasi yang pernah diikuti responden sebanyak 48,5 % responden mengaku tidak
pernah mengkuti , 30,6% mengaku pernah mengikuti penyuluhan atau sosialisasi tentang
sampah dan kebersihan lingkungan, 13,4% masalah air bersih, 7,2% masalah air limbah, dan
2,9% masalah saluran air kotor.

Tidak Ada 48.5%

Lainnya 4.2%

Air Bersih 13.4%

Saluran Air Kotor (Drainase) 2.9%

Air Limbah 7.2%

Sampah dan Kebersihan Lingkungan 30.6%

0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0%

Grafik 3.2. Kegiatan Penyuluhan dan Sosialisasi yang Pernah dihadiri Masyarakat , Studi
Komunikasi dan Media Mukomuko

Berdasarkan studi Komunikasi dan Media, diketahui masyarakat banyak memperoleh


informasi dari televisi 86,3 % disusul kemudian dengan radio 25,1%, sementara papan
pengumuman di lingkungan mendapat perhatin 6,8 % masyarakat melampaui surat kabar
yang hanya 6,2%. Lebih lengkap seperti pada grafik di bawah ini :

Tidak tahu 7.2%

Lainnya 5.5%

Papan Pengumuman di Lingkungan 6.8%

Televisi 86.3%

Radio 25.1%

Surat Kabar 6.2%

0.0% 20.0% 40.0% 60.0% 80.0% 100.0%

Grafik 3.3. Penyampaian pesan Informasi Masyarakat, Studi Komunikasi dan Media Mukomuko

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 74
Salah satu sisi lain dari indikator kesehatan lingkungan adalah pemakainan sumber
air bersih rumah tangga serta tata cara penanganannya di rumah.
Cuci tangan pakai sabun adalah prevensi cemaran yang sangat efektif dan efisien
khususnya untuk memblok transmisi melalui jalur fingers. Waktu-waktu cuci tangan pakai
sabun yang perlu dilakukan seorang ibu/ pengasuh untuk mengurangi risiko balita terkena
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan diare mencakup 5 (lima) waktu penting yakni,
1) sesudah buang air besar (BAB),
2) sesudah menceboki pantat anak,
3) sebelum menyantap makanan,
4) sebelum menyuapi anak, dan terakhir adalah
5) sebelum menyiapkan makanan bagi keluarga.

Hasil Studi EHRA memperlihatkan bahwa kebiasaan masyarakat Kabupaten


Mukomuko pada umumnya belum melakukan praktek cuci tangan pakai sabun (CTPS) pada 5
waktu penting bahkan praktek umum CTPS sebelum makan hanya dilakukan oleh 32,1%,
setelah buang air besar (BAB) hanya 23,2% bahkan sebelum menyiapkan makanan hanya
6,5%. CTPS setelah memegang hewan dimasukkan sebagai tambahan 5 waktu penting, ini
bertujuan untuk mengurangi risiko penularan penyakit yang disebabkan oleh hewan.

Kebiasaan CTPS oleh Ibu/pengasuh yang memiliki Balita, pada Error! Reference source not found.
berikut terlihat hanya 5% saja yang melakukan praktek cuci tangan pakai sabun
sebelum menyuapi anak, 11,2% setelah menceboki bayi/anak..

Berdasarkan hasil Study EHRA jumlah keluarga yang memilliki jamban di Kabupaten
Mukomuko 81 %, dengan rincian jamban pribadi 78 % dan MCK/WC Umum 3 %. Ternyata
kalau berdasarkan data hasil Study EHRA, jumlah keluarga yang memilliki jamban jauh
melebih rata-rata nasional. Hasil lengkap berdasarkan kluster dapat dilihat pada

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 75
Prilaku BABs
18.125 %

Tidak Ya

Prilaku BABs
81.875 %

Grafik 3.5. Grafik Persentase Penduduk yang melakukan BABs

Akses masyarakat terhadap air minum dapat dilihat dari tabel 3.6. Dari tabel tersebut
terlihat bahwa sebesar 58,65% masyarakat memperoleh air bersih dari sumur gali dan 0,47
% mendapatkannya dari Sumur Pompa tangan.
Berdasarkan Studi EHRA bahwa sebagian besar responden mendapatkan air bersih
dari sumur sebanyak 81% dengan rincian 42% sumur gali terlindungi dan 39% sumur gali tak
terlindungi. Sedangkan layanan PDAM baru menjangkau 4% penduduk, dan 4% dari sumur
bor/pompa tangan.

sumur Lainnya
bor/pompa 11% air ledeng
tangan PDAM
4% 4%

sumur gali
sumur gali
terlindungi
tidak
42%
terlindungi
39%

Grafik 3.6. Akses Terhadap air Bersih

Penanganan sampah yang aman adalah sampah dari rumah tanggga mendapat layanan
pengangkutan yang memadai. Untuk kepentingan identifikasi resiko kesehatan lingkungan,
rincian cara pembuangan kemudian disederhanakan utamanya berdasarkan dua katagori
besar, yakni;

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 76
1. pererima layanan sampah
2. non pererima layanan sampah
Srudi EHRA mengambarkan bahwa 4% total rumah tangga yang mendapat layanan
tukang sampah untuk diangkut ke TPS dan sebagian besar belum mendapatkan layanan
pengangkutan, selebihnya sampah dikunbur, dibakar, dibuang kesungai dan dibuang ke lahan
kosong.

Selain kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun, kebiasaan membuang sampah


masyarakat di Kabupaten Mukomuko juga masih menimbulkan pencemaran tanah dan air.
Rata-rata masyarakat membuang sampah di halaman, kali/sungai kecil, di lubang sampah
tetapi tidak melakukan pengolahan selanjutnya. Kebiasaan masyarakat membuang sampah
dapat dilihat selengkapnya pada Grafik .
Masyarakat umumnya melakukan praktek membakar sampah sebanyak 79,2%,
dibuang dan dikubur di lobang 8,6%, dibuang ke lahan kosong 5,8%, diangkut tukan sampah,
TPS 4,4%. Lebih lengkap seperti terlihat di grafik.
Sebanyak 67,2% masyarkat mengaku tidak memiliki masalah sampah di lingkungan
rumahnya, sisanya atau sebanyak 32,8% mengaku memiliki masalahseperti lalat
berkembang biak di sampah 20,5%, banyak tikus dan cacing 15,2%, bau busuk yang
mengganggu tetangga 7,8%, saluran drainase mampet karena sampah 3,6% dan lainnya
1,7%.

Lainnya 0.3%

Dibuang ke lahan kosong 5.8%

Dibiarkan saja 0.5%

Dibuang ke suangai 1.2%

Dibakar 79.2%

Dibuang dan dikubur dilobang 8.6%

Diangkut tukang sampah, di TPS 4.4%

0.0% 20.0% 40.0% 60.0% 80.0% 100.0%

Grafik 3.7. Kebiasaan Masyarakat Membuang Sampah

Di Kabupaten Mukomuko 58 % rumah memiliki SPAL, 39% berupa parit, 12% berupa
sumur resapan dan 7% dalam bentuk lain. Dari jumlah tersebut ada 49% nya air tidak dapat

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 77
mengalir artinya ada penyumbatan, biasanya oleh sampah. Sebanyak 51 % kondisinya
terpelihara dengan baik, karena airnya mengalir atau tidak ada air.

40%

30%

11% 12% Tidak ada saluran

20% 11% Saluran air kering


3% 1%
1% 3%
1% Air di saluran tidak mengalir
1%
10%
16% Air di saluran dapat mengalir
15%
1%
0% 12% 2%
0%
5% 3%
0%
Klaster 0 Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4

Grafik 3.8. Grafik Pencemaran karena SPAL

3.1.2. Tatanan Sekolah

Kondisi perimbangan jumlah sekolah, rombongan belajar (Rombel) dan jumlah siswa
di Kabupaten Mukomuko sudah mendekati keadaan ideal. Dengan demikian diharapkan tidak
ada lagi siswa yang masuk belajar dimulai pada siang hari secara bergiliran lagi. Kondisi
perimabangan aspek-aspek tersebut untuk setiap tingka pendidikan ditunjukkan dalam daftar
berikut

Perimabangan Jumlah Sekolah, Rombel dan Jumlah Siswa Tahun 2011


Jenjang Pendidikan Jumlah Sekolah Jumlah Rombel Jumlah Siswa
Taman Kanak-Kanak 92 175 3.112
SD/SDLB 117 912 21.693
SMP 37 260 6.699
SMA 14 102 2.485
SMK 6 30 749
Jumlah 266 1.479 34.738

Menurut data kesehatan lingkungan Kabupaten Mukomuko Tahun 2010 diketahui


bahwa jumlah Sekolah Dasar (SD) yang memenuhi syarat kesehatan lingkungan ada 110

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 78
dari 125 atau 88%, dari 41 Sekolah Menengah Pertama (SMP) terdapat 37 sekolah atau 90%
lebih yang memenuhi syarat kesehatan lingkungan, dan dari 22 SLTA/Sekolah Menengah
Umum (SMA) sebanyak 21 atau 95% lebih yang memenuhi syarat kesehatan lingkungan.
Khusus untuk sarana dan prasarana (fisik) sanitasi di lingkungan sekolah masih
sangat kekurangan. Secara umum perbandingan 40 siswa/kelas memerlukan satu unit WC.
perbandingan jumlah siswa dan jumlah toilet terlalu jauh di lingkungan Sekolah Dasar (SD),
namun perbandingan ini, di tingkat SMP dan SMA agak lebih baik. Kondisi peling berat untuk
tingkat pendidikan SD adalah masih ditemukan sekolah dasar yang belum memiliki sarana
WC.

Tabel 3.3. Permasalahan Mendesak dan Isu Strategis

Permasalahan Mendesak Isu Strategis


Sarana dan prasarana (fisik) sanitasi di Sekolah Dasar (SD) yang memenuhi syarat
lingkungan sekolah masih sangat kekurangan kesehatan lingkungan ada 110 dari 125 atau
88%, dari 41 Sekolah Menengah Pertama
(SMP) terdapat 37 sekolah atau 90% lebih
yang memenuhi syarat kesehatan
lingkungan
Kurangnya peran serta stakeholder dalam Belum adanya tenaga fasilitator dan tenaga
penyampaian informasi tentang PHBS pemicu yg kompeten ditingkat
kelurahan/desa
Masih kurangnya jumlah sarana sanitasi dasar Kurangnya intervensi dinas terkait dalam
di sekolah dan penerapan pengetahuan upaya pemuatan materi PHBS dan STBM di
tentang PROHISAN di lingkungan sekolah lingkungan sekolah

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 79
Tabel 3.4. Kondisi Sarana Sanitasi di Sekolah (SD/MI) (sumber air, toilet, SPAL dan tempat cuci tangan)
Fas. Siapa yang membersihkan
Cuci Persed toilet
Tempat Pembuangan Air Kotor
Jumlah Jumlah Sumber Jumlah Tang iaan
Pesuru
Siswa Guru Air Bersih Toilet an Sabun Siswa Guru
h Sklh
Nama Sekolah
PDAM SPT SGL Guru Murid Dari Dari Dari Dari
Toilet Talang Kamar Air
L P L P Y T Y T L P L P L P
S K T S K T S K T L P L P Mandi Hujan

SDN 01-07 Lubuk


Pinang 973 883 29 72 √ √ √ √ √ √
SDN 01-06 V Koto 504 458 31 64 √ √ √ √ √ √
SDN 01-07 XIV Koto 771 703 36 60 √ √ √ √ √ √
SDN 01-11,SDLB
Mukomuko 1164 1114 34 116 √ √ √ √ √ √

SDN 01-14 Penarik 1540 1372 64 97 √ √ √ √ √ √


SDN 01-06 Teras
Terujam 457 400 28 19 √ √ √ √ √ √ √
SDN 01-10
Teramang Jaya 825 673 24 31 √ √ √ √ √ √
SDN 01-06 Sungai
Rumbai 523 474 34 52 √ √ √ √ √ √
SDN 01-05 Pondok
Sunguh 621 648 23 29 √ √ √ √ √ √
SDN 01-08 Selagan
Raya 629 618 36 38 √ √ √ √ √ √ √
SDN 01-06 Air
Manjuto 566 528 42 42 √ √ √ √ √ √

SDN 01-04 Air Dilit 341 360 13 28 √ √ √ √ √ √

SDN 01-09 Ipuh 1059 959 30 85 √ √ √ √ √ √

SDN 01-11 Air Rami 898 836 45 67 √ √ √ √ √ √


SDN 01-08 Malin
Deman 600 504 30 19 √ √ √ √ √ √
Sumber : Data Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 2012

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 80
Keterangan:

L = laki-laki; P = perempuan
S = selalu tersedia air; K = kadang-kadang; T = tidak ada persediaan air
Y = ya; T = tidak
SPT = Sumur pompa tangan; SGL = Sumur gali
Tempat pembuangan air kotor sebutkan kemana salurannya:
Toilet : Septik Tank, Cubluk, sungai, kolam, dll
Talang : Saluran Pembuangan Air Limbah, Drainase Lingkungan, Halaman, Sungai, dll
Dari Kamar Mandi : Saluran Pembuangan Air Limbah, halaman, sungai, dll
Air Hujan : Saluran Pembuangan Air Kotor, Drainase lingkungan, halaman, dll

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 81
Sementara sarana pendidikan yang dinyatakan sehat ada 110 SD atau 80% dari 125
SD, 37 SMP/MTs atau 90,244 dari 41 SMP/MTs, 21 SLTA/SMA atau 95,455% dan 22
SLTA/SMA . Tingginya angka yang dinyatakan sehat, karena seluruh sekolah telah mendapat
pembinaan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko.
Selain ketersediaan tenaga pengajar yang memadai, keberhasilan pendidikan harus
ditunjang dengan ketersediaan sarana prasarana belajat yang cukup. Setiap tahun Diknas
telah berupaya untuk bisa memenuhi keperluan sarana dan prastana nesoklah melalui
program DAK. Prgram tersebut diarahkan unutk mncukupu kelerluan Perpustakaan, Buku
penunjang pendidikan, alat-alat laboratorium dan alat-alat peraga seperti alat-alat peraga
IPA, IPS, Matematika dan lain-lain.

Tabel 3.5. Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah di tingkat sekolah SD/MI (pengelolaan sampah dan
hygiene dan sanitasi
Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Apakah ada
Cara Pengelolaan Sampah
Sanitasi diberikan dana utk air
bersih / Kapan Tangki Kondisi Rencana
Nama Sekolah Ya, saat Ya, saat mata sanitasi / Septik Higiene perbaikan
pertemuan / pelajaran Tidak pend. higiene Dikumpu Dipisah Dibuat Dikosongkan Sekolah sanitasi
penyuluhan PenJas di pernah lkan kan kompos sekolah
tertentu kelas Ya Tidak

SDN 01-07
√ - √ - -
Lubuk Pinang
SDN 01-06 V
√ - √ - -
Koto
SDN 01-07 XIV
√ - √ - -
Koto
SDN 01- - - -
11,SDLB √ √
Mukomuko
SDN 01-14
√ - √ - -
Penarik
SDN 01-06
√ - √ - -
Teras Terujam
SDN 01-10
√ - √ - -
Teramang Jaya
SDN 01-06
√ - √ - -
Sungai Rumbai
SDN 01-05
√ - √ - -
Pondok Sunguh
SDN 01-08
√ - √ - -
Selagan Raya
SDN 01-06 Air
√ - √ - -
Manjuto
SDN 01-04 Air
√ - √ - -
Dilit

SDN 01-09 Ipuh √ - √ - -


SDN 01-11 Air
√ - √ - -
Rami
SDN 01-08
√ - √ - -
Malin Deman
Sumber : Data Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 2013

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 82
3.2 Pengelolaan Air Limbah Domestik

Sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) adalah sistem penanganan air
limbah domestik yang dilakukan secara individual/komunal dengan fasilitas dan pelayanan dari satu
atau beberapa bangunan, yang pengelolaannya diselesaikan secara setempat atau di lokasi sumber,
seperti : cubluk, tangki septik (septic tank) dan paket pengolahan skala kecil. Sistem pengolahan
limbah setempat ini lebih sesuai untuk Kabupaten Mukomuko karena umumnya topografinya yang
relatif landai dengan tingkat kepadatan penduduk yang relatif masih rendah.
Berdasarkan jumlah penduduk per kecamatan dan rata-rata kebutuhan buangan limbah cair
untuk daerah pedesaan yang sebesar 0,096 m3/orang/hari maka potensi buangan limbah cair di
kabupaten Mukomuko sebanyak 15.006 M³/hari . Lebih lengkapnya data kebutuhan buangan limbah
cair per kecamatan di kabupaten Mukomuko dapat dilihat dibawah ini:

Kebutuhan Buangan Limbah Cair per Hari per Kecamatan Tahun 2010

Jumlah Penduduk Buangan Limbah Cair


No Kecamatan
(Jiwa)* Rumah Tangga (M³/ Hari)

1 Lubuk Pinang 12,568 1,207

2 Air Manjunto 10,196 979

3 Lalang Luas 6,945 667

4 Lubuk Sanai 11,115 1,067

5 Mukomuko 13,732 1,318

6 DB V Koto 5,615 539

7 Penarik 20,519 1,970

8 Tunggal Jaya 2,543 244

9 Teras Terunjam 5,422 521

10 Bantal 9,873 948

11 Pondok Suguh 11,026 1,058

12 Retak Mudik 6,572 631

13 Ipuh 16,335 1,568

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 83
Jumlah Penduduk Buangan Limbah Cair
No Kecamatan
(Jiwa)* Rumah Tangga (M³/ Hari)

14 Malin Deman 6,364 611

15 Air Rami 10,224 982

16 Selagan Raya 7,263 697

156,312
Total Kab. Mukomuko 15,006
Sumber : Diolah dari data kependudukan Kabupaten Mukomuko

Praktek pengurasan tangki septic di Lokasi EHRA Tahun 2011

Sebanyak, 4,4 % responden mengaku masih ada balita dilingkungan tempat tinggalnya yang
sangat sering BABS, 18,3 % kadang-kadang, 33,9% tidak ada, dan 43,4% menyatakan tidak tahu
pasti.
Dari 640 orang responden, seluruhnya memiliki anak-anak usia 0-5 tahun, 21,2 % nya
mengaku mencebokkan anak dengan air, 13,8% dengan air dan sabun, 0,6 % dengan kain tissue,
0,2% dengan lainnya seperti kain basah dan lain sebagainya.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 84
Jenis jamban dan saluran pembuangan jamban per Kecamatan

Jumlah KK yang memiliki saluran pengelolaan air limbah sebanyak 49% yang terdiri
dari 10% sumur resapan dan 39% berupa parit. Sementara sebanyak 42% tidak memiliki
SPAL dan hanya 6% saja dalam bentuk lainnya.

Prosentase Keluarga yang Memiliki SPAL

3.2.1. Kelembagaan
Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Mukomuko dijalankan berdasarkan
mandat hukum dan kebijakan nasional, dan peraturan daerah Kabupaten Mukomuko;
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene.
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan.
4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian
Pencemaran Air.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 85
5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan.
6) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
7) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan.
8) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995
Tentang Program Kali Bersih.
9) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003
Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.
10) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852 /MENKED/SK/IX/2008
Tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
11) Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan
Perumahan.
12) Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi
Pengolahan Air Sistem Berpindah-pindah (Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik.
13) Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis
Pengelolaan Drainase Perkotaan.
14) Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara
Pengoperasian dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Non
Kakus.
15) Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis MCK.
16) Petunjuk Tenis Nomor KDT 363.72 Pet B judul Petunjuk Tenis Pembuatan Sumur
Resapan.
Komitmen keseriusan Pemerintah Kabupaten Mukomuko dalam hal pengelolaan limbah cair
secara efektif, dan aman bagi lingkungan hidup Kabupaten Mukomuko, telah tertuang secara
legal dalam beberapa peraturan daerah di bawah ini:
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Mukomuko. Dalam
RPJMD ini telah secara tegas dinyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan kapasitas
infrastruktur dasar dalam menunjang perekonomian daerah dan memenuhi kebutuhan
dasar masyarakat, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Mukomuko menetapkan arah
kebijakan untuk mengembangkan prasarana air limbah (pernyataan arah kebijakan dalam
Misi II RPJMD).
2. Perda Kabupaten Mukomuko Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
Sektor Sungai. Dalam pernyataan pasal 21 perda ini dinyatakan bahwa kegiatan
pengelolaan limbah dilakukan sebagai upaya pencegahan dini terhadap potensi daya
rusak air sungai dan danau, yang akan dilindungi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Mukomuko.
3. Perda Kabupaten Mukomuko Nomor 28 Tahun 2009 tentang Retribusi Izin Pembuangan
Air Limbah ke Air dan Badan Air. Dalam pernyataan pasal 3 perda ini dinyatakan bahwa
Pemerintah Daerah akan memberikan arahan, pedoman, dan pembinaan terhadap
kegiatan pembuangan limbah cair dalam rangka melindungi kelestarian lingkungan hidup

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 86
flora, fauna, dan mikroorganisme yang bermanfaat dan terdapat dalam sumber air sebagai
kebutuhan manusia.

Aspek Kelembagaan Pengelolaan Air Limbah Domestik Dalam Peraturan Bupati


Mukomuko No. 3 tahun 2011 dinyatakan secara jelas bahwa SKPD yang memiliki mandat
untuk melaksanakan aktivitas pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Mukomuko adalah
Seksi Sanitasi, Air Bersih, dan Drainase Kota Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum.
Dalam Peraturan Bupati ini urusan pengelolaan air limbah domestik merupakan diatur sebagai
bagian dari urusan pengelolaan air limbah secara makro.
Dalam hal pengelolaan air limbah, Seksi Sanitasi, Air Bersih, dan Drainase Kota
Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum memiliki uraian tugas sebagai berikut:
 Melaksanakan survey perencanaan, perencanaan, pembangunan, dan rehabilitasi sarana
dan prasarana permukiman sanitasi
 Penyediaan sarana sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin
 Pembinaan dan penataan sistem pengelolaan air limbah
 Melaksanakan program pelaksanaan limbah.

Dengan rentang tugas pokok sebagaimana dinyatakan di atas, maka Seksi Sanitasi,
Air Bersih, dan Drainase Kota merupakan lembaga operator Pemerintah Kabupaten Mukomuko
dalam layanan pengelolaan air limbah domestik.
Urusan pengelolaan air limbah domestik saat ini bukan merupakan satu-satunya
urusan yang ditangani oleh Seksi Sanitasi, Air Bersih, dan Drainase Kota. Selain tugas layanan
pengelolaan air limbah, tuntutan tupoksi menugaskan Seksi Sanitasi, Air Bersih, dan Drainase
Kota untuk memberikan layanan yang juga proporsional untuk subsektor lainnya yaitu air bersih
dan drainase kota. Dalam kondisi demikian, maka secara faktual bentuk organisasi operator
yang menjalankan fungsi pengelolaan air limbah domestik dalam organisasi Dinas Pekerjaan
Umum Pemerintah Kabupaten Mukomuko adalah unit sub-seksi. Secara diagramatis, posisi
operator pengelolaan air limbah domestik dalam struktur Dinas Pekerjaan Umum dijelaskan
sebagai berikut :

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 87
KEPALA DINAS

KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL

SEKRETARIS

SUBBAG SUBBAG BINA


SUBBAG UMUM
KEPEGAWAIAN PROGRAM

BIDANG PERTAMANAN BIDANG ENERGI DAN


BIDANG KEUANGAN BIDANG BINA MARGA BIDANG PENGAIRAN BIDANG CIPTA KARYA
DAN KEBERSIHAN SUMBER DAYA MINERAL

Seksi Permukiman,
Seksi Anggaran dan Seksi Sungai, Danau, Penataan Bangunan, dan
Seksi Jalan Seksi Pertamanan Seksi Energi
Perbendaharaan dan Pantai Jalan Lingkungan

Seksi Sanitasi, Air


Seksi Irigasi dan Bersih, dan Drainase Seksi Kebersihan Seksi Sumber Daya
Seksi Pembukuan Seksi Jembatan
Rawa Kota Kota Mineral
dan Verifikasi

Seksi Pemeliharaan Seksi Operasional Seksi Penataan Seksi Perizinan,


Jalan dan Jembatan dan Pemeliharaan Ruang dan Perizinan Monitoring dan Evaluasi

UPT

Sehubungan dengan komitmen Pemerintah Kabupaten Mukomuko yang tinggi dalam


pengelolaan lingkungan, maka dalam Peraturan Bupati Nomor 4 tahun 2011 tentang Uraian
Tugas Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Mukomuko telah dinyatakan adanya kewenangan
pengaturan (regulasi) dalam hal pengelolaan air limbah yang diserahkan pada SKPD Kantor
Lingkungan Hidup (KLH). Hal ini diatur demikian dengan pertimbangan bahwa layanan
pengelolaan air limbah akan selalu diupayakan dapat selaras dengan upaya pengelolaan
lingkungan secara makro. Operasionalisasi tugas ini dijalankan oleh Seksi Hukum,
Pengawasan, dan Pemantauan Lingkungan, Kantor Lingkungan Hidup, yang memiliki rincian
tugas pokok sebagai berikut:
 Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis yang
berkaitan dengan urusan pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup termasuk
diantaranya adalah pengelolaan air limbah.
 Melakukan pengawasan terhadap kegiatan/usaha di bidang lingkungan hidup termasuk
diantaranya adalah pengelolaan air limbah.
 Melakukan koordinasi teknis operasional pengendalian terhadap pengelolaan lingkungan
termasuk diantaranya adalah pengelolaan air limbah.
Dengan tupoksi ini maka Seksi Hukum, Pengawasan, dan Pemantauan Lingkungan KLH
memiliki kedudukan sebagai unit regulator pengelolaan air limbah.
Saat ini terdapat 2 (dua) potensi kelembagaan yang dapat dimanfaatkan untuk
mendorong optimalitas pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Mukomuko, yaitu:
 Penegasan tentang arah kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Mukomuko di dalam
Perda RPJMD 2010 – 2015 untuk mengembangkan prasarana air limbah. Penegasan
Perda RPJMD ini merupakan kekuatan komitmen yang dapat ditindaklanjuti dalam bentuk
penyusunan program dan kegiatan penyiapan, pembangunan, serta rehabilitasi sarana

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 88
dan prasarana air limbah (limbah cair) secara lebih intensif dalam rangka perbaikan
kondisi layanan pengelolaan air limbah di Kabupaten Mukomuko. Penuangan komitmen
ini dalam dokumen RPJMD akan dapat memperkuat Pemerintah Kabupaten Mukomuko
dalam memperjuangkan alokasi anggaran APBD tahunan Kabupaten Mukomuko yang
lebih optimal bagi perbaikan kondisi layanan pengelolaan air limbah di Kabupaten
Mukomuko hingga tahun 2015.
 Keterkaitan tupoksi antara Dinas Pekerjaan Umum, dan KLH, dengan SKPD Dinas
Kesehatan, Bappeda, Badan Pemberdayaan Masyarakat, dan Pemerintah Desa, Badan
Koordinasi Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan Perempuan, serta Dinas
Pendapatan dan Kekayaan Daerah.
Keterkaitan tugas Dinas Pekerjaan Umum dan KLH dengan SKPD-SKPD tersebut
sesungguhnya dapat dimanfaatkan dalam rangka sinergi program guna efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan tugas pengelolaan air limbah domestik. Beberapa potensi sinergi yang dapat
dibangun adalah sebagai berikut:
 Sinergi kegiatan pengintegrasian rencana penyediaan sarana dan prasarana air limbah di
suatu kawasan, dengan rencana tata ruang dan sarana prasarana infrastruktur fisik
Kabupaten Mukomuko. Sinergi ini dapat dilakukan oleh Seksi Sanitasi, Air Bersih, dan
Drainase Kota Dinas PU, dengan Subbid Perencanaan Fisik, dan Subbid Perencanaan
Prasarana (Bidang Perencanaan Fisik dan Prasarana), Bappeda.
 Sinergi program pembinaan, sosialisasi, dan penyuluhan tentang pengelolaan air limbah
domestik dan pengenalan teknologi pengelolaan air limbah domestik yang dipadukan
dengan upaya pembinaan pengelolaan lingkungan hidup pada masyarakat baik yang
berdomisili di wilayah perdesaan maupun perkotaan di Kabupaten Mukomuko. Sinergi ini
dapat dilakukan oleh Seksi Sanitasi, Air Bersih, dan Drainase Kota (Dinas PU), Seksi
Hukum, Pengawasan, dan Pemantauan Lingkungan (KLH), Subbid Sarana dan Prasarana
Teknologi Tepat Guna Pedesaan dan Kerjasama Bidang Pedesaan (Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa), Subbid Advokasi, Komunikasi,
Informasi, dan Edukasi (Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
Perempuan), dan Seksi Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat (Dinas
Kesehatan).
 Sinergi program dan kegiatan pembentukan dan pembinaan kelompok swadaya
masyarakat (KSM) dalam pengelolaan air limbah domestik. Sinergi ini dapat dilakukan
oleh Seksi Sanitasi, Air Bersih, dan Drainase Kota (Dinas PU), Subbid Sarana dan
Prasarana Teknologi Tepat Guna Pedesaan dan Kerjasama Bidang Pedesaan (Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa), dan Seksi Kesehatan Lingkungan
(Dinas Kesehatan).
 Sinergi kegiatan optimalisasi penagihan retribusi limbah. Hal ini dapat diupayakan dalam
rangka mengoptimalkan sumber pendanaan bagi layanan pengelolaan air limbah
domestik, dan juga penegakkan aturan Perda Kabupaten Mukomuko Nomor 28 Tahun
2009 tentang Retribusi Izin Pembuangan Air Limbah ke Air dan Badan Air. Sinergi ini
dapat dilakukan oleh Seksi Sanitasi, Air Bersih, dan Drainase Kota (Dinas PU), Seksi

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 89
Hukum, Pengawasan, dan Pemantauan Lingkungan (KLH), dan Seksi Penagihan
Retribusi (Dinas Pendapatan dan Kekayaan Daerah).
Meskipun komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Mukomuko begitu tinggi dalam
perbaikan pengelolaan air limbah domestik, namun demikian hingga saat ini Pemerintah
Kabupaten masih menghadapi sejumlah kendala atau masalah dalam aspek kelembagaan.
Masalah kelembagaan terkait pengelolaan air limbah domestik adalah sebagai berikut:
 Terbatasnya peluang optimalisasi program dan anggaran pengelolaan air limbah domestik
sehubungan dengan kondisi faktual mandat Seksi Sanitasi, Air Bersih, dan Drainase Kota
yang diarahkan bukan hanya untuk mengelola layanan pengelolaan air limbah domestik,
melainkan juga untuk subsektor air bersih, dan drainase kota.
 Tingkat eselon Kantor Lingkungan Hidup (KLH) sebagai lembaga regulator untuk
pengelolaan air limbah saat ini masih terlalu rendah untuk dapat melakukan upaya
penegakan aturan terkait pengelolaan air limbah yang telah diatur secara baik di
Kabupaten Mukomuko. Dalam bentuk institusi sebagai Kantor, maka lembaga ini berada
pada posisi eselon III. Dengan posisi eselon demikian, maka di tataran praktik KLH
mengalami kesulitan untuk mengkoordinasikan, memantau, mengevaluasi, serta
mengendalikan upaya penanganan air limbah domestik yang dilakukan oleh lembaga lain
yang berada dalam posisi eselon yang lebih tinggi, yaitu eselon II. Kondisi ini pun dalam
praktik jangka panjang dimungkinkan akan menghambat upaya penegakkan implementasi
perda terkait pengelolaan air limbah yang melekat pada lembaga KLH.
 Pernyataan tupoksi Seksi Sanitasi, Air Bersih, dan Drainase Kota (Bidang Cipta Karya,
Dinas Pekerjaan Umum) yang tertuang di dalam Peraturan Bupati Nomor 3 tahun 2011
Lampiran 6 Sub 6.2, masih memiliki potensi untuk diterjemahkan secara keliru dalam
praktik kerja pengelolaan air limbah domestik. Hal ini terjadi karena belum adanya definisi
yang tegas untuk membedakan urusan sanitasi dan air limbah yang tertuang dalam
peraturan ini. Dengan demikian masih terdapat potensi duplikasi kerja atau pengabaian
kerja dalam praktik pengelolaan air limbah domestik, karena pemahaman tugas yang
kurang jelas.
 Pemahaman terhadap peraturan terkait pengelolaan air limbah domestik yang masih
terbatas di kalangan masyarakat.
 Keterbatasan dana untuk memproduksi petunjuk-petunjuk teknis pengelolaan air limbah
domestik yang mudah dipahami oleh masyarakat Kabupaten Mukomuko.
 Keterbatasan dana untuk melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat
Kabupaten Mukomuko tentang pengelolaan air limbah domestik yang aman bagi manusia
dan lingkungan
Belum adanya peraturan daerah yang mengatur tentang pola pembagian (sharing) peran
antara pemerintah kabupaten, dan masyarakat dalam hal pengelolaan air limbah domestik.
Mengingat luasnya wilayah Kabupaten Mukomuko, serta keterbatasan kapasitas Seksi
Sanitasi, Air Bersih, dan Drainase Kota untuk memberikan jangkauan layanan pengelolaan air
limbah domestik secara merata ke seluruh wilayah, maka dalam jangka panjang ketiadaan

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 90
perda ini akan menimbulkan beban tupoksi yang semakin berat bagi Seksi Sanitasi, Air Bersih,
dan Drainase Kota Dinas Pekerjaan Umum, dan menghambat efektivitas layanan publik yang
dijalankan oleh Seksi ini.

Tabel 3.6. Pemangku Kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan Air Limbah Domestik
Fungsi Pemangku Kepentingan
Pemerintah Swasta Masyarakat
PERENCANAAN
· Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota Dinas KLH - -
· Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka Dinas KLH dan - -
pencapaian target Dinas PU
· Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam Dinas KLH dan - -
rangka pencapaian target Dinas PU
PENGADAAN SARANA
· Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestic Dinas KLH dan √ √
Dinas PU
· Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Dinas PU √ √
Septik)
· Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT - - -
(truk tinja)
· Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber - - -
ke IPAL (pipa kolektor)
· Membangun sarana IPLT dan atau IPAL - - -
PENGELOLAAN
· Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja - - -
· Mengelola IPLT dan atau IPAL - - -
· Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja - - -
· Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan Dinas KLH - -
atau penyedotan air limbah
· Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan Dinas KLH - -
(tangki septik, dan saluran drainase lingkungan) dalam
pengurusan IMB
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
· Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik Dinas KLH - -
(pengangkutan, personil, peralatan, dll)
· Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal Dinas KLH - -
pengelolaan air limbah domestic
· Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah Dinas KLH - -
domestic
MONITORING DAN EVALUASI
· Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target Dinas KLH dan - -
pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota Dinas PU
· Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas Dinas KLH dan √ √
infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestic Dinas PU
· Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan Dinas KLH dan - -
air limbah domestic, dan atau menampung serta mengelola Dinas PU
keluhan atas layanan air limbah domestic
· Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air Dinas KLH dan - -
limbah domestic Dinas
Kesehatan

Saat ini Pemerintah Kabupaten Mukomuko belum memiliki Perda dasar dan pendukung
yang lengkap dan memadai untuk mengarahkan pola tindak seluruh pihak baik pemerintah,
masyarakat maupun swasta terhadap pola pengelolaan sanitasi yang memadai benar. Apabila

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 91
tidak segara diantisipasi, kurang memadainya Perda terkait sanitasi ini dimasa mendatang
kemungkinan akan menyulitkan Pemerintah Kabupaten Mukomuko dalam mendorong
partisipasi positif seluruh pihak dalam pembangunan dan pengelolaan sanitasi.
Kondisi kebijakan daerah dikabupaten Mukomuko berupa peraturan daerah (perda)
yang terkait dengan sub sektor sanitasi antara lain seperti pada tabel berikut :

Tabel 3.7. Daftar Peraturan Terkait Air Limbah Domestik di Kabupaten Mukomuko
Ketersediaan Pelaksanaan
Peraturan ada Tidak Efektif Belum efektif Tidak efektif Ket.
(sebutkan) ada dilaksanakan dilaksanakan dilaksanakan
AIR LIMBAH DOMESTIK
Target capaian Mengacu
pelayanan pengolahan pada RAD
√ √
air limbah domestik di MDGs
kabupaten
Kewajiban dan sanksi √ √
bagi pemerintahan
kabupaten dalam
penyediaan layanan
pengolahan air limbah
domestik

Kewajiban dan sanksi √ √


bagi pemerintah
kabupaten dalam
memberdayakan
masyarakat dan badan
usaha dalam pengolahan
air limbah domestik

Kewajiban dan sanksi √ √


bagi masyarakat dan
atau
pengembang untuk
menyediakan sarana
pengolahan air limbah
domestik di hunian
rumah

Kewajiban dan sanksi √ √


bagi industri rumah
tangga untuk
menyediakan sarana
pengolahan air limbah
domestik di tempat
usaha

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 92
Ketersediaan Pelaksanaan
Peraturan ada Tidak Efektif Belum efektif Tidak efektif Ket.
(sebutkan) ada dilaksanakan dilaksanakan dilaksanakan
Kewajiban dan sanksi √ √
bagi
kantor untuk
menyediakan sarana
pengolahan air limbah
domestik di tempat
usaha

Kewajiban penyedot air √ √


limbah domestik untuk
masyarakat, industri
rumah tangga, dan
kantor pemilik
tangki septik

Retribusi penyedotan air √



limbah domestik
Tata cara perijinan untuk √ √
kegiatan pembuangan air
limbah domestik bagi
kegiatan permukiman,
usaha rumah tangga, dan
perkantoran

Peluang keterlibatan
swasta dalam
pengelolahan air limbah √ √
domestik
Kewajiban dan Sanksi √ √
bagi
swasta dalam
pengolahan air limbah
domestik

Layanan pemerintah
kab/kota bagi
masyarakat yang tidak √

mampu dalam
pengolahan air limbah
domestik

3.2.2. Sistem Cakupan Layanan


Praktek pembuangan kotoran anak balita di rumah responden yang di rumahnya ada
balita, hanya sekitar 10% yang dipastikan aman pencemaran, 20% dipastikan tidak aman dan
70% responden mengaku tidak tahu. Disebut tidak aman apabila kotoran anak tidak dibuang

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 93
ke WC/Jamban, tetapi dibuang ke tempat sampah, ke kebun/pekarangan/jalan, Ke
sungai/selokan/got/pantai/laut dan tempat terbuka lainnya.
Dari ibu yang mencebokkan anak dengan menggunakan air, hanya 18,8 % mengaku
membuang air bekas cebok ke WC/Jamban selebihnya ke tempat yang diduga tidak aman.
Sedangkan yang menggunakan tisu/kain lap, 0,9% membuangnya ke WC/Jamban.
Kondisi aman dan tidak aman dilihat dari praktik pembuangan kotoran balita antara lain
praktik pembuangan yang aman yang mencakup:
1) anak yang diantar untuk BAB di jamban
2) anak yang BAB di penampung (popok sekali pakai/ pampers, popok yang dapat dicuci,
gurita, ataupun celana), kotoran di buang ke jamban, dan penampung dibersihkan di WC
3) praktik pembuangan yang relatif tidak aman
4) anak BAB di ruang terbuka (lahan di rumah atau diluar rumah)
5) anak yang BAB di penampung (popok sekali pakai/ pampers, popok yang dapat dicuci,
gurita, ataupun celana), kotoran di buang ke ruang terbuka/ tidak di jamban dan
dibersihkan bukan di jamban.
Selain pencemaran akibat higienitas (kebersihan dan kesehatan) yang tidak aman,
risiko lingkungan juga dapat meningkat akibat pembuangan isi tinja yang tidak tepat, seperti
membuang kotoran ke sungai atau lahan di rumah yang tidak diolah lebih lanjut.
Dari 81% responden yang memiliki jamban pribadi dan memakai WC/MCK umum,
berdasarkan pengamatan enumerator, tipe WC/jamban yang digunakan, 60,2% merupakan
kloset jongkok leher angsa, 6,2 % kloset duduk leher angsa, 3% plengsengan, 19,4
cemplung, 5 lainnya, 5,8 tidak diketahui.
Berdasarkan pengamatan pembuangan dari kloset sebanyak 48,4% tehubung ke
tanki septic, 31,95 ke cubluk, 6,7% ke sungai, kanal, kolam/empang, selokan/parit, 1,1% ke
jalan, halaman, kebun, 1,46% saluran terbuka, 2% tertutup tertutup, 0,6% pipa saluran
pembuangan kotoran, 4,1% pia IPAL Sanimas, dan 3,8% tidak tahu,
Dari 81% responden yang memiliki jamban pribadi dan yang memakai WC/MCK
umum, 53% mengaku tempat penyaluran akhir tinja di tangki septic, 44,2% diantaranya
tangki septic-nya dibangun 1-5 tahun lalu, 26,8% nya dibangun 5-10 tahun lalu, dan yang
dibangun lebih dari 10 tahun sebanyak 11,8%. Namun 74% dari jumlah seluruh tangki septik
tersebut diakui tidak pernah dikosongkan.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 94
Grafik 3.9. Grafik Tempat penyaluran akhir tinja

Tingkat risiko kesehatan lingkungan terkait dengan kualitas tangki septic yang dimiliki
dapat diketahui dari prosentase keluarga yang menggunakan tangki septik suspek aman dan
tidak aman. Secara umum kondisi keluarga yang menggunakan jamban berdasarkan Studi
EHRA dengan suspek aman sekitar 75 %, dan masih ada sekitar 24 % dengan suspeck
tidak aman. Artinya walaupun telah menggunakan jamban septik tetapi secara kualitas belum
menjamin kondisinya aman atau tidak mencemari lingkungan. Ada sekitar 1 % tidak dapat
diketahui apakah menggunakan tangki septik aman atau tidak. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa sebagian besar tangki septik yang dimiliki keluarga di Kabupaten
Mukomuko memiliki indikasi aman.

Grafik 3.10. Prosentase Keluarga yang Menggunakan Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 95
Peta 3.1 Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah
Zona 4: Domestik
Kec. Lubuk Pinang Zona 5:
Kec. lainnya

Zona 3:
Zona 1: Kec. Penarik
Kec. Kota Mukomuko

Zona 5:
Kec. lainnya

LEGENDA

Sistem komunal
(ct. Sanimas)

Sistem Individual
(tangki septik SNI) Zona 2:
Kec. Ipuh

Pendekatan
STBM

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 96
Peta 3.2 Peta lokasi infrastruktur utama pengelolaan air limbah domestik tidak ditampilkan meningat
kabupaten mukomuko belum ada penanganan infrastruktur pengelolaan air limbah yang berjalan
secara optimal

Tabel 3.8: Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik

INPUT USER PENAMPUNGAN PENGALIRAN PENGOLAHAN PEMBUANGAN KODE/NAMA


INTERFACE AWAL AKHIR / DAUR ULANG ALIRAN
Black WC Tangki Septik - - - Aliran Limbah
Water AL1
Black WC - - - Sungai Aliran Limbah
Water AL2
Black WC Jumbleng - - - Aliran Limbah
Water AL3
Grey Tempat cuci Kubangan/ Tanah - - - Aliran Limbah
water piring dan terbuka AL4
kamar mandi
Tempat cuci Resapan - - - Aliran Limbah
piring dan AL5
kamar mandi
Tempat cuci Drainase - - Sungai Aliran Limbah
piring dan AL6
kamar mandi
Tempat cuci - - - Sungai Aliran Limbah
piring dan AL7
kamar mandi

Tabel 3.9:Sistem Pengelolaan Air Limbah yang ada di Kabupaten Mukomuko


Teknologi yang
Kelompok Fungsi Jenis Data Sekunder (Perkiraan) Nilai Data Sumber Data
digunakan
A B C D E

User Interface WC Jumlah KK yang 81,7% EHRA Dinas


mempunyai jamban Kesehatan
Pengumpulan & Tangki Septik Jumlah KK yang 53% EHRA Dinas
Penampungan/ mempunyai tangki Kesehatan
Pengolahan Awal septik

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 97
Teknologi yang
Kelompok Fungsi Jenis Data Sekunder (Perkiraan) Nilai Data Sumber Data
digunakan
A B C D E

Pengangkutan/ Off site komunal, Unit STBM - Dinas PU


pengaliran
Truk tinja (belum ada) - - Dinas PU

Pengolahan akhir IPLT (belum ada) - Dinas PU


terpusat
Pembuangan - - - Dinas PU
akhir/Daur Ulang

3.2.3. Kesadaran Masyarakat dan PMHSJK


Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Hal ini harus dicapai dengan memperhatikan aspek
perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirin, adil dan merata, serta pengutamaan
perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia), dan
keluarga miskin.
Sejauh ini keterlibatan masyarakat masih terbatas sebagai keterlibatan individu
masyarakat dalam mengolah air limbah domestik di kawasan rumah tinggal masing-masing.
Prinsip partisipasi adalah mendorong setiap masyarakat (laki-laki dan perempuan, kaya
dan miskin) dapat menggunakan haknya dan menyampaikan pendapat dalam proses
pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan masyarakat itu sendiri, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Analisa partisipatif ini dilakukan guna memahami suara
masyarakat baik kaya maupun miskin, laki-laki dan perempuan, tentang masalah-masalah
yang mereka hadapi serta mengakomodasikan suara masyarakat miskin dalam perumusan
kebijakan. Partisipasi masyarakat selalu memiliki ciri-ciri bersifat proaktif dan bukan reaktif
(artinya masyarakat ikut menalar baru bertindak), ada kesepakatan yang dilakukan oleh semua
yang terlibat, ada tindakan yang mengisi kesepakatan tersebut, ada pembagian kewenangan
dan tanggung jawab dalam kedudukan yang setara.
Partisipasi dimaksudkan untuk menjamin setiap kebijakan yang diambil dapat
mencerminkan aspirasi masyarakat baik laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin. Saluran
komunikasi sebagai salah satu wadah atau media yang sangat urgen bagi masyarakat dalam
memudahkan penyampaian pendapatnya, kerap menjadi salah satu kendala tersendiri dalam
memaksimalkan peran partisipasi masyarakat. Untuk itu, perlu penyediaan sarana maupun
jalur komunikasi yang efektif meliputi pertemuan-pertemuan atau rembug-rembug umum, temu

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 98
wicara, konsultasi dan penyampaian pendapat baik tertulis maupun tidak tertulis. Perencanaan
partisipatif juga merupakan salah satu metode yang efektif untuk menstimulan keterlibatan
masyarakat menyiapkan agenda pembangunan yang diawali dengan perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan pengawasan secara partisipatif dalam upaya penyelesaian
masalah-masalah di masyarakat, yang dilakukan secara bersama-sama.
Masyarakat merupakan komponen dalam suatu komunitas dan mempunyai posisi
penting dan tidak boleh ditinggalkan dalam pengelolaan sanitasi. Namun sejauh ini partisipasi
masyarakat belum mendapat perhatian yang proporsional dari pihak pemerintah. Oleh karena
itu perlu disusun suatu studi penilaian mengenai partisipasi masyarakat dan peran jender
dalam pengelolaan sanitasi, baik dalam skala Kabupaten/Kota maupun dalam skala nasional.
Studi ini melibatkan masyarakat sebagai subyek secara langsung dan partisipatif akan sangat
berguna dalam menyusun strategi pembangunan sistem sanitasi. Untuk mendapatkan sebuah
penilaian yang kredibel dibutuhkan data dan informasi yang valid dan kredibel pula. Untuk itu
diperlukan Mukomukokaian survey dan observasi langsung yang terencana dan komprehensif
terhadap kondisi partisipasi masyarakat dan jender dalam penanganan sistem sanitasi dalam
skala kabupaten beserta prospek pengembangannya di masa depan.
Pembangunan MCK belum begitu banyak di kabupaten Mukomuko. Hal ini disebabkan
masyarakat masih mempunyai tanah yang luas untuk membuat sarana jamban pribadi. Akan
tetapi MCK sudah dibangun di semua kecamatan kecuali kecamatan V Koto, seperti tampak
pada Grafik 2. Dinas PU Cipta Karya dan Dinas Kesehatan melalui proyek PNPM,
membangunkan sarana MCK lengkap dengan sarana cuci tangan di beberapa
desa/kelurahan/kecamatan seperti Koto Jaya, Air Dikit, Tanah Rehab, Lubuk Sanai, Bandar
Ratu, Pondok Lunang, XIV Koto, Lalang Luas, Lubuk Pinang, Ipuh, Penarik dan Pondok
Suguh. Pembangunan MCK baru dimulai pada tahun 2006 dan terakhir dibangun pada tahun
2009. Sumber air di MCK berasal dari sumur gali dan sumur pompa tangan, dan juga
dilengkapi dengan SPAL sehingga tidak ada air tergenang di sekitar MCK. Sarana MCK ada
umumnya dikelola oleh masyarakat dan pengguna sarana membayar tiap kali pakai.
Kebiasaan lain masyarakat di kota terjadi penumpukan sampah pada sore hari dan
malam sepulang kerja. Sampah tersebut dikumpulkan dalam kantong plastik atau karung yang
disimpaan dipinggir jalan, sering kantong sampah tersebut dicabik-cabik hewan, anjing liar,
sehingga berserakan. Untuk masalah ini pernah diusulkan secara insidentil untuk pengadaan
kendaraan Pick Up untuk menyapu tumpukan sampah pada shift sore, tapi belum pernah
dikabulkan.
Mengenai pengolahan sampah oleh masyarakat, mungkin saja masyarakat sudah
mendengar tentang upaya pengelolaan atau pemanfaatan sampah, tapi umumnya belum
begitu memikirkannya atau belum terpikirkan untuk melakukan itu.
Bisa dikatakan pengelolaan sampah oleh masyarakat di Kabupaten Mukomuko belum
ada. Umumnya mereka membuang sampah ke lahan terbuka, kebun, sungai, jembatan, pinggir
jalan, di belakang rumah. Sesekali ada yang melakukan pembakaran, biasanya ketika musim
kemarau sedang cuaca panas dan sampah mengering. Pada penangan sampah belum ada
informasi keterlibatan perempuan sejak dari tingkat rumah tangga sampai tingkat kelurahan
dan kecamatan. Semua aktifitas masih didominasi oleh laki-laki.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 99
Tabel 3.10. Pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh masyarakat

Jumlah Jumlah MCK Umum Jumlah Sanimas/SLBM


Tahun
Jumlah Jumlah Tahun
Sanimas/
Kecamatan Desa/Kelurahan Penduduk Jamban MCK
SLBM
Miskin Keluarga Dikelola Dikelola dibangun Dikelola Dikelola
Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola dibangun
RT RW Oleh Oleh Oleh Oleh
Oleh RT Oleh RW Oleh RT Oleh RW
LSM Lainnya CBO Lainnya

Desa Rawa Mulya Kec. XIV Koto 24 - - - 1 2011


Desa Rawa Bangun Kec. XIV Koto 15 - - - 1 2011
Desa Lubuk Sanai II Kec. XIV Koto 9 - - - 1 2011
Desa Lubuk Sanai III Kec. XIV
Koto 8 - - - 1 2011
Desa Pondok Lunang Kec. Air
Dikit 1 - - - 1 2011
Desa Talang Sakti - - - 1 2012
Desa Lubuk Pinang 5 - - - 1 2012
Desa Batu Ujung - - - 1 2012
Kelurahan Koto Jaya/Pantai Indah - - - 1 2012
Desa Tanah Rekah - - - 1 2013
Desa Gajah Mati - - - 1 2013
Desa Pondok Kopi - - - 1 2013
Desa Tirta Mulya - - - 1 2013
Desa Lubuk Bangko - - - 1 2013

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 100
Tabel 3.11. Kondisi sarana MCK

Jumlah Sumber Air Bersih Jumlah Jumlah Ada Biaya


Fas. Cuci Persediaa Tempat buangan
lokasi mck Pemakai Toilet atau Kamar Pemakaian
Tangan n Sabun Air Kotor Kapan Tangki
MCK WC Mandi MCK
Kecamatan Desa/Kelurahan PDAM SPT SGL Septik Tank di
kosongkan
Tangki
RT RW L P S K T S K T S K T L P L P Y T Y T Y T Cubluk
Septic

Desa Rawa Mulya Kec. XIV Koto 12 73 73 √ 1 1 1 1 √ √

Desa Rawa Bangun Kec. XIV Koto 4 77 77 √ 1 1 1 1 √ √

Desa Lubuk Sanai II Kec. XIV Koto 2 63 63 √ 1 1 1 1 √ √

Desa Lubuk Sanai III Kec. XIV Koto 55 55 √ 1 1 1 1 √ √

Desa Pondok Lunang Kec. Air Dikit 74 74 √ 1 1 1 1 √ √

Desa Talang Sakti √ 1 1 1 1 √ √

Desa Lubuk Pinang √ 1 1 1 1 √ √

Desa Batu Ujung √ 1 1 1 1 √ √

Kelurahan Koto Jaya/Pantai Indah √ 1 1 1 1 √ √

Desa Tanah Rekah √ 1 1 1 1 √ √

Desa Gajah Mati √ 1 1 1 1 √ √

Desa Pondok Kopi √ 1 1 1 1 √ √

Desa Tirta Mulya √ 1 1 1 1 √ √

Desa Lubuk Bangko √ 1 1 1 1 √ √


Keterangan:
L = laki-laki; P = perempuan
S = selalu tersedia air; K = kadang-kadang; T = tidak ada persediaan air
Y = ya; T = tidak
SPT = Sumur pompa tangan; SGL = Sumur gali

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 101
Masyarakat diharapkan mampu mengenali permasalahan terkait dengan sanitasi rumah
tinggal dan lingkungan mereka, merencanakan kegiatan, melaksanakan melalui kerjasama
dengan berbagai pihak, serta melakukan evaluasi dan pengembangan kegiatan program
secara mandiri. Sementara itu pelaksanaan program sanitasi juga diharapkan dapat secara
partisipatif, tanpa harus menunggu “perintah” dari pemerintah. Studi ini dilakukan melalui
kegiatan Diskusi Kelompok terfokus (Focus Group Disccusion) dengan kelompok
masyarakat.
Adapun program/proyek yang telah dilaksanakan antara lain a) pembangunan MCK, b)
pembangunan drainase lingkungan melalui PNPM, c) pengelolaan sampah rumah tangga &
kebersihan lingkungan, d) penyuluhan kesehatan & KB, e) Lomba Desa, f) Gotong Royong,
dan g) promosi produk kesehatan. Sementara itu yang menjadi kelompok sasaran program
adalah masyarakat yang terhimpun dalam a) Kelompok pengelola dan aktivis Posyandu, b)
Kelompok peserta UED-SP (Unit Ekonomi Desa-Simpan Pinjam), c) Kelompok TP-PKK, d)
Majlis Taklim (ibu-ibu), e) Badan Musyawarah Adat (kelompok berdasarkan adat), f) LPM
(Lembaga Perangkat/mitra desa), g). Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani), h) Karang Taruna,
dan i) RISAMA (Remaja Islam Masjid).
Aspek PMJK dalam setiap pelaksanaan program pemberdayaan belum mendapat
perhatian secara khusus. Tidak ada perencanaan/desain khusus untuk melibatkan jumlah atau
proporsi tertentu dalam kegiatan antara laki-laki, perempuan dan juga proporsi masyarakat
miskin. Namun demikian bisa dipastikan tidak ada program yang berjalan secara eksklusif
perempuan saja atau laki-laki saja. Hanya dalam beberapa hal proporsi jumlah itu bisa terjadi
dominasi perempuan atau laki-laki. Kegiatan fisik umumnya diikuti oleh laki-laki, namun
kelompok perempuan ikut berperan sebagai pendukung misalnya menyediakan konsumsi.
Kegiatan penyuluhan dari kegiatan yang teridentifikasi umumnya dominan perempuan,
biasanya kaum laki-laki terlibat dalam hal persiapan dan dukungan teknis.

Tabel 3.12. Dafter Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat


Kondisi Sarana Saat ini Aspek PMJK
Nama Program/ Tahun
No Komponen Pelaksana Tidak
Proyek/Layanan Mulai Fungsi Rusak PM JDR MBR
Fungsi
1. Air Limbah
SLBM Dinas PU 2013 √ √
Sanimas Dinas PU 2013 √ √
Sumber: Dinas PU data diolah
Keterangan:
PM = Pemberdayaan Masyarakat
JDR = Jender
MBR= Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 102
3.2.4. “Pemetaan” Media
Aspek komunikasi merupakan unsur penting dalam proses pembangunan air minum
dan sanitasi berkelanjutan yang membutuhkan keterlibatan multipihak, baik pemerintah pusat,
provinsi, pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, tokoh masyarakat, masyarakat,
dunia usaha dan media massa. Pemerintah Kabupaten Mukomuko menyadari minimnya
kegiatan non teknis terkait pemberdayaan dan penyadaran masyarakat akan berdampak
kepada minimnya dukungan masyarakat. Demikian halnya dengan kegiatan komunikasi lain
dengan target audience lain.
Studi media merupakan salah satu studi yang dilakukan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten
MukoMuko dalam rangka melengkapi data untuk Profil Kondisi sanitasi. Studi media dilakukan
dengan tujuan:
1. Mengetahui pengalaman-pengalaman dan kapasitas pemerintah Kabupaten dalam
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pemasaran sosial termasuk di sini adalah media
yang digunakan, jenis kegiatan, isu-isu yang diangkat, khalayak sasaran dan catatan
pembelajarannya
2. Mengetahui pandangan media massa terhadap isu-isu sanitasi yang akan diangkat oleh
pemda dan peluang-peluang kerjasama dengan media massa
3. Mengetahui pola pencarian informasi rumah tangga terkait dengan isu-isu kesehatan dan
isu sosial lainnya
4. Mendapatkan informasi mengenai konsumsi dan preferensi media dan kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan khalayak yang potensial menjadi saluran komunikasi isu-isu sanitasi.
Adapun hasil dari studi ini dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
1. Sebagai salah satu bahan untuk menyusun strategi kampanye kepedulian sanitasi.
2. Digunakan sebagai dasar perencanaan media untuk kampanye kepedulian sanitasi.
3. Media belajar bersama, khususnya bagi pokja AMPL-BM untuk kegiatan sejenis di masa
mendatang.
Selain itu manfaat lain dari studi ini adalah terinformasikannya program pembangunan
sanitasi kabupaten, pokja sanitasi kabupaten kepada nara sumber yang diwawancarai (instansi
pemerintah dan media massa). Mengingat studi media memerlukan update sebelum kampanye
dilakukan, metode yang digunakan adalah metode survey/pemantauan cepat (rapid
assessment). Metode ini merupakan cara yang cepat dan murah untuk mengumpulkan
informasi mengenai pandangan dan masukan dari populasi sasaran dan stakeholders lainnya
mengenai media komunikasi. Metode yang dipergunakan meliputi:
1. Wawancara informan kunci (key informant interview). Wawancara ini terdiri pemakaian
pertanyaan terbuka yang dilakukan terhadap individu-individu tertentu yang sudah
diseleksi karena dianggap memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai topik atau
keadaan di wilayahnya. Wawancara bersifat kualitatif, mendalam dan semi-terstruktur.
2. Pengamatan langsung (direct observation). Melakukan kunjungan lapangan atau
pengamatan langsung terhadap media komunikasi. Data yang dikumpulkan dapat berupa
informasi mengenai sumber-sumber informasi yang tersedia, kegiatan program
pemasaran sosial yang sedang dan telah berlangsung, pemanfaatan media formal dan
informal, kerjasama dengan media massa dll.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 103
Adapun informasi yang ingin diketahui dari survey ini adalah:
1. Isu-isu yang menarik bagi masyarakat miskin
2. Preferensi media massa sehari-hari, frekuensi terpaan dan waktu
3. Kegiatan kemasyarakatan sehubungan dengan sanitasi yang ada di lingkungan
Dalam struktur kelembagaan di kabupaten Mukomuko seperti kebanyakan daerah lain,
fungsi penyampai pesan untuk berbagai informasi pembangunan dan kepemerintahan di
Kabupaten Mukomuko umumnya ditangani oleh Humas Kabupaten. Dalam melakukan
pekerjaannya Humas Kabupaten Mukomuko bekerjasama dengan media setempat seperti
surat kabar, radio dan televisi menyampaikan pesan-pesan pebangunan dan berbagai kegiatan
pemerintahan.
Pemerintah daerah dapat memanfaatkan kerja sama dalam bentuk seperti advertorial,
dengan nilai tambah berupa berita investigasi yang relevan sebagai feedback dari berita
pemerintah tersebut, paling tidak hotspotnya (berita singkat) muncul tiap hari.
Selain kerjasama berupa bantuan operasional, pendapatan lain adalah iklan layanan
masyarakat dari pemerintah daerah. Yang pernah melakukannya adalah bidang peternakan
yang memasang iklan secara komersial selama 4 bulan, untuk promosi pasar hewan dan
masalah penyakit ternak. Jadi model iklan dari pemerintah sudah ada contohnya; dan berarti
pula ada dana di pemerintah untuk pemasangan iklan layanan informasi untuk mesyarakat ini.

Tabel 3.13. Kegiatan Komunikasi terkait komponen Air Limbah Domistik

Dinas Tujuan Khalayak Pesan


Kegiatan Tahun Pembelajaran
Pelaksana Kegiatan Sasaran kunci

1. Studi 2013 Humas 1. Mengetahui Individu 1. Isu-isu yang 1. Sebagai salah


media Kabupaten pengalaman- dan menarik satu bahan untuk
pengalaman kelompok bagi menyusun
dan kapasitas masyarakat masyarakat strategi
pemerintah miskin kampanye
Kabupaten 2. Preferensi kepedulian
dalam media sanitasi.
menyelenggar massa 2. Digunakan
akan kegiatan- sehari-hari, sebagai dasar
kegiatan frekuensi perencanaan
pemasaran terpaan dan media untuk
sosial waktu kampanye
termasuk di 3. Kegiatan kepedulian
sini adalah kemasyarak sanitasi.
media yang atan 3. Media belajar
digunakan, sehubungan bersama,
jenis kegiatan, dengan khususnya bagi
isu-isu yang sanitasi pokja AMPL-BM
diangkat, yang ada di untuk kegiatan
khalayak lingkungan sejenis di masa
sasaran dan mendatang.
catatan
pembelajarann

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 104
Dinas Tujuan Khalayak Pesan
Kegiatan Tahun Pembelajaran
Pelaksana Kegiatan Sasaran kunci

ya
2. Mengetahui
pandangan
media massa
terhadap isu-
isu sanitasi
yang akan
diangkat oleh
pemda dan
peluang-
peluang
kerjasama
dengan media
massa
3. Mengetahui
pola pencarian
informasi
rumah tangga
terkait dengan
isu-isu
kesehatan dan
isu sosial
lainnya
4. Mendapatkan
informasi
mengenai
konsumsi dan
preferensi
media dan
kegiatan-
kegiatan
kemasyarakata
n khalayak
yang potensial
menjadi
saluran
komunikasi
isu-isu sanitasi.

Tabel 3.14. Media Komunikasi dan Kerjasama terkait komponen Air Limbah Domistik

Isu yang
Jenis Media Khalayak Pendanaan Pesan kunci Efektifitas
diangkat

1. Media massa Masyarakat Humas pengelolaan air Sanitasi Total strategi


lokal (Radar Kabupaten Berbasis kampanye

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 105
Isu yang
Jenis Media Khalayak Pendanaan Pesan kunci Efektifitas
diangkat

Mukomuko, Mukomuko limbah domestik Masyarakat kepedulian


RRI, Radio berupa (STBM) sanitasi dan
Basecamp, Kerjasama media belajar
Radio Anak bantuan bersama
Negri ) operasional

2. Media lain
(Spanduk,
Poster, Leaflet, Dinas Terkait
Stiker,
Kalender, Dll)

3.2.5 Partisipasi Dunia Usaha

Keberadaan partisipasi sektor swasta dalam layanan sanitasi di Kabupaten Mukomuko


baru dijumpai pada sub sektor persampahan. Pada sub sektor air limbah domestic mesih
belum muncul. Hal ini tidak mngherenkan karena sebagaimana dibahas pada Bab sebelumnya,
khususnya berdasarkan hasil Studi EHRA, masih relative sedikit penduduk yang menguras
tangki septiknya. Walupun ada, umumnya menggunakan tukang biasa. Dengan demikian pasar
untuk jasa pengurasa tangki septic di Kabupaten Mukomuko belum terbentuk.
Untuk sub sektor pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Mukomuko, hingga
saat ini belum terdapat lembaga non-pemerintah, baik dalam bentuk perusahaan swasta
maupun BUMD yang memiliki kegiatan usaha pengelolaan air limbah domestik. Fakta lain dari
Studi EHRA menunjukkan bahwa sebagian besar tangki septik yang dimiliki keluarga di
Kabupaten Mukomuko memiliki indikasi aman. Hampir semua responden (96%) tidak
mengetahui kapan tangki septik mereka dikuras karena memang sebagian besar (82%) dari
tangki septik tersebut dibangun kurang dari 10 tahun.
Atas dasar fakta tersebut potensi pasar permintaan jasa pengurasan tangki septik di
Kabupaten Mukomuko belum berarti dan belum manarik sebagai alternatif lahan usaha.

Tabel 3.15. Penyedia layanan pengelolaan limbah domistik yang ada di Kabupaten Mukomuko.

Jenis
Nama Provider/Mitra Tahun mulai Kegiatan Potensi
No
Potensial operasi/Berkontribusi Terhadap Kerjasama
Sanitasi
a b c d e
Komponen : Limbah Domestik
1. - - - -
2. - - - -
Catatan : Tidak ada aktifitas/kegiatan

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 106
3.2.6 Pendanaan dan Pembiayaan

Dalam prakteknya, Dinas yang menganggarkan pengelolaan air limbah adalah Dinas
Lingkungan Hidup, dimana sejak tahun 2007, nomenklaturnya adalah peningkatan sarana dan
prasarana air limbah, dimana rata-rata pertahun alokasi anggarannya sebesar Rp. 918 juta.

Diagram Anggaran Prasarana Air Limbah - Kantor Lingkungan Hidup (Rp.Juta)

Rp Juta
1,400 1,270
1,200
929
1,000 823
800 651
600
400
200
0
2007 2008 2009 2010
Sumber : APBD, Diolah

Tabel 3.16. Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi

Belanja Sanitasi Tahun (Rp. Juta) Rata- Pertum


Sub Sektor rata buhan
2009 2010 2011 2012 2013 (%)
Air Limbah
Pendanan Investasi Air Limbah 823 651 1.106 1.804 659 1.008 10.09%
Pendanaan OM yang dialokasikan
dalam APBD 0 0 0 0 0 0 0%
Perkiraan biaya OM berdasarkan
infrastruktur terbangun 0 0 0 0 0 0 0%
Sumber : Realisasi APBD, diolah

Tabel 3.17. Realisasi dan Potensi retribussi Sanitasi per Kapita

SKPD Retribusi Sanitasi Tahun (Rp. Juta) Pertumbuhan


2009 2010 2011 2012 2013 (%)
Retribusi Air Limbah
Realisasi retribusi 0 14 0 0 0 0%
Potensi retribusi 420 420 420 420 420 0%
Sumber : Realisasi APBD, diolah

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 107
Di dalam draft dokumen RTRW juga ditemui bahwa perbaikan dan pembangunan
prasarana pemukiman sehat merupakan salah satu program yang diprioritaskan. Salah
satunya adalah program penyehatan lingkungan permukiman di perdesaan berupa program
pembangunan MCK dan tangki septik komunal.

3.2.7 Permasalahan mendesak dan isu strategis

Tabel 3.18. Permasalahan Mendesak dan Isu Strategis

Permasalahan Mendesak Isu Strategis

 Kelembagaan pengelolaan air limbah belum optimal Upaya penanganan oleh dua (2) SKPD, yaitu:
 Dinas Pekerjaan Umum, Seksi Sanitasi, Air Bersih,
dan Drainase Kota

 Kantor Lingkungan Hidup, Seksi Hukum,


Pengawasan, dan Pemantauan Lingkungan

 Rendahnya pemahaman masyarakat mengenai  Dari 81% responden yang memiliki jamban pribadi
aspek sanitasi dan memakai WC/MCK umum, 53% mengaku
tempat penyaluran akhir tinja ditangki septik,
44,2% diantaranya tangki septic-nya dibangun 1-5
tahun lalu, 26,8% nya dibangun 5-10 tahun lalu,
dan yang dibangun lebiih dari 10 tahun sebanyak
11,8%. Namun 74% dari jumlah seluruh tangki
septic tersebut diakui tidakn pernah dikosongkan

 Belum tersedianya dokumen perencanaan  Adanya dukumen Rencana Pembangaunan


pengolahan limbah domistik skala kabupaten yang Jangka Menengah Daerah (RPJMD), da Rencaa
menyeluruh dan terintegrasi. Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang sudah memuat
kebijakan Pemerintah Kabupaten Mukomuko
dalam pembangunan sanitasi.
 Belum ada masterplan/outineplan, studi pendukung
maupaun DED, baik konsep untuk pengembangan
system komunal (sani mas dll) maupaun system
kelembagaan.
 Berdasarkan Study EHRA diperkirakan masih 19%  Dan survey tersebut jumlah keluarga yang memiliki
penduduk yang masih melakukan BABs jamban di Kabupaten Mukomuko 81% dengan
rincian jamban pribadi 78% dan MCK/WC umum
3%.
 Sarana dan Prasarana Air Limbah Belum Memadai  Belum ada Truk Tinja, IPLT

Untuk upaya penanganan sub-sektor air limbah di Kabupaten Mukomuko, RPJMD


menyebutkan bahwa pengembangan infrastruktur pengelolaan air limbah ditujukan untuk
memenuhi sasaran SPM, yaitu
a. Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai dengan target pencapaian 60%.
b. Tersedianya sistem air limbah skala komunitas/kawasan/kota dengan target pencapaian
5%.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 108
Untuk mencapai dua (2) sasaran tersebut di atas, berbagai upaya penanganan telah
dilakukan maupun sedang direncanakan. Upaya penanganan ini ditangani oleh dua (2) SKPD,
yaitu:
1. Dinas Pekerjaan Umum, Seksi Sanitasi, Air Bersih, dan Drainase Kota, melalui
 Program penyediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana air baku dan air limbah.
 Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah.
 Selain kedua program tersebut, Dinas Pekerjaan Umum juga menjalankan kegiatan
pengelolaan air limbah yang didukung dengan pendanaan dari Dana Alokasi khusus
(DAK), yaitu Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) yang baru dimulai
pada tahun 2011.
2. Dan Kantor Lingkungan Hidup, Seksi Hukum, Pengawasan, dan Pemantauan Lingkungan
 Kegiatan pemantauan kualitas air limbah
 Pemantauan izin pembuangan air limbah ke sumber air, dan izin pemanfaatan air
limbah untuk aplikasi pada tanah.
 Selain kegiatan pengelolaan air limbah yang didanai dengan dana APBD, saat ini
KLH juga tengah menjalankan kegiatan pendukung pengelolaan air limbah yang
didanai dari DAK. Kegiatan tersebut adalah penyediaan alat uji laboratorium untuk
pemantauan air limbah

Belum optimalnya pendanaan pengelolaan sanitasi di Kabupaten Mukomuko


disebabkan beberapa kendala utama, yaitu masalah kelembagaan, penganggaran dan
terbatasnya informasi mengenai aspek sanitasi secara menyeluruh. Rendahnya pemahaman
mengenai aspek sanitasi mengakibatkan rendahnya kemampuan dalam menyususn program
dan kegiatan masing – masing SKPD tersebut. Hal tersebut mengakibatkan beberapa SKPD
belum memprioritaskan dan belum mengalokasikan pendanaan untuk pembangunan sanitasi
dalam proses penganggarannya. Atau apabila telah mengalokasikan, jumlahnya masih realtif
kecil, karena item program dan kegiatannya masih terbatas jumlahnya. Hal ini terbukti, dalam
realisasi APBD, untuk kegiatan pada SKPD selain Dinas PU, Dinas kesehatan dan Kantor
Lingkungan, tidak terdapat program dan kegiatan terkait pembangunan sanitasi.

3.3 Pengelolaan Persampahan


Penanganan limbah padat / persampahan di Kabupaten Mukomuko baru menjangkau
wilayah di sekitar ibukota kabupaten yaitu kota Mukomuko. Perkiraan volume timbulan sampah yang
dihasilkan di kota Mukomuko pada tahun 2011 sebanyak 15 m 3/hari. Dari volume sampah sebanyak
itu, sekitar 75% diangkut ke TPS yang berada di Kelurahan Koto Jaya. Sedangkan sisanya yaitu
sebesar 25% dikelola sendiri oleh masyarakat dengan dipilah untuk dimanfaatkan kembali, dibakar
maupun ada juga yang dibuang di sungai.

Lahan TPS Kotojaya seluas 0,5 Ha sudah menjadi milik Pemda Kabupaten Mukomuko. Saat
ini Pemda Kabupaten Mukomuko sedang mengupaya penyelasaian lahan untuk lokasi calon TPST

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 109
(Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) atau TPA (Tempat Pengolahan Akhir) di Desa Pondok Batu,
Kecamatan Kota Mukomuko
Sumber-sumber sampah Kabupaten Mukomuko terdiri dari:
1) Sampah Permukiman, Sampah ini berasal dari rumah tangga perkampungan maupun
permukiman jalan protokol. Sampah ini berasal dari aktivitas dapur, sampah pohon di
halaman maupun kegiatan rumah tangga lain.
2) Sampah dari pasar tradisional, merupakan sampah dari kegiatan pasar, baik sisa bahan
pembungkus maupun sisa bahan-bahan yang diperjualbelikan yang tidak dapat dimanfaatkan
lagi. Kebanyakan merupakan sisa sayur-mayur dan buah-buahan.
3) Sampah hotel dan penginapan, sumber sampah ini berasal dari semua kegiatan hotel atau
penginapan. Sampah yang dihasilkan biasanya berupa sampah kertas, makanan, sampah
dapur dan lain-lain.
4) Sampah Rumah Sakit, Merupakan sampah yang berasal dari aktifitas rumah sakit baik
termasuk sampah yang berasal dari kegiatan laboratorium. Biasanya sampah yang dibuang
di TPA adalah sampah jenis non B3.
5) Sampah Industri, Sampah jenis ini berasal dari sisa-sisa aktifitas pemrosesan di industri.
Pengelolaan limbah padat di buang ke TPS, pembakaran di incinerator, landfill.
6) Sampah Jalan, Merupakan sampah yang berasal dari pejalan kaki, pengendara kendaraan
maupun berasal dari pengguna jalan yang lain. Sampah jalan ditangani oleh penyapu jalan
baik dalam pengumpulan maupun pengangkutan.
7) Sampah Perkantoran, merupakan sampah yang berasal dari kantor-kantor di lingkup
Kabupaten Mukomuko. Dikelola oleh PU Kota Mukomuko.
Retribusi yang masuk dari pelayanan sampah hanya berasal dari Pasar Mingguan Koto Jaya.
Penagihan Pelayanan retribusi kebersihan pasar mingguan Koto Jaya terhitung tanggal 1 Agustus
2011 dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum Bidang Kebersihan.
Di dalam pengangkutan sampah, bidang Kebersihan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Mukomuko mempergunakan 2 unit dump truck dengan kondisi memprihatinkan karena sudah
berumur ± 6 tahun.
Kabupaten Mukomuko belum memiliki TPA Sampah. Lokasi pembangunan TPA masih dalam
proses ganti rugi lahan.

Perkiraan Timbulan Sampah per Kecamatan Tahun 2010


Timbulan Sampah
No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)
(M³/hr)
1 Lubuk Pinang 12,568 25
2 Air Manjunto 10,196 20
3 Lalang Luas 6,945 14

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 110
Timbulan Sampah
No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)
(M³/hr)
4 Lubuk Sanai 11,115 22
5 Mukomuko 13,732 27
6 DB V Koto 5,615 11
7 Penarik 20,519 41
8 Tunggal Jaya 2,543 5
9 Teras Terunjam 5,422 11
10 Bantal 9,873 20
11 Pondok Suguh 11,026 22
12 Retak Mudik 6,572 13
13 Ipuh 16,335 33
14 Malin Deman 6,364 13
15 Air Rami 10,224 20
16 Selagan Raya 7,263 15
Total 156,312 313
Sumber : Diolah dari data kependudukan, perhitungan tiap hari/perorang memproduksi sampah 0,002 M3

Sarana pengelolaan kompos, instalasi daur ulang maupun instalasi pembakaran sampah
belum tersedia di Kabupaten Mukomuko. Praktek 3 R (Reduce-Reuse-Recycle) di Kabupaten
Mukomuko Semestinya dapat dilakukan mulai dari sumbernya mengingat sebagian besar masyarakat
melakukan pengelolaan sampahnya sendiri meski dengan pembakaran yg dapat mencari udara.
Upaya sosialisasi terhadap masyarakat mengenai cara pemanfaatan kembali dan pengurangan
sampah dilakukan secara sporadis.

3.3.1 Kelembagaan

Pengelolaan persampahan di Kabupaten Mukomuko dijalankan berdasarkan mandat


hukum dan kebijakan nasional, dan peraturan daerah Kabupaten Mukomuko tentang
persampahan;
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Sampah.
3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan.
4) Permen PU No.21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
Pengelolaan Persampahan
5) Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 tentang Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos Rumah
Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan,

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 111
Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali Di TPA
Sampah.
6) Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 tentang judul Petunjuk Teknis Pengomposan
Sampah Organik Skala Lingkungan.

Upaya kebijakan yang saat ini telah diarahkan untuk mendorong layanan
pengelolaan sampah yang efektif, dan aman bagi lingkungan hidup Kabupaten Mukomuko,
telah tertuang secara legal dalam beberapa peraturan berikut ini:
 Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko Nomor 5 Tahun 2010 tentang Retribusi
Pelayanan Persampahan/Kebersihan Dalam Wilayah Kabupaten Mukomuko. Dalam
perda ini telah dinyatakan bahwa:
a. Obyek retribusi pelayanan persampahan/kebersihan yang dikenakan oleh
Pemerintah Daerah, meliputi upaya pengumpulan sampah dari sumber hingga ke
lokasi pemusnahan akhir sampah, serta penyediaan lokasi pemusnahan akhir
sampah.
b. Obyek retribusi dikecualikan untuk pelayanan kebersihan di jalan umum, taman,
tempat ibadah, dan tempat sosial, serta tempat yang dapat digunakan masyarakat
umum dan dikelola oleh Pemda
c. kewajiban pengemasan sampah di sekitar tempat tinggal, serta struktur dan
besarnya tarif retribusi.
Dalam peraturan daerah ini masih terdapat lubang pengaturan yang menyatakan
pencabutan terhadap pemberlakukan Perda Kabupaten Mukomuko No. 26 Tahun 2005
tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan.
 Peraturan Bupati Mukomuko Nomor… (yang merupakan pengganti dari Peraturan Bupati
No. 3 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko tentang
Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan).

Tabel 3.19. Pemangku Kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan Sampah


Fungsi Pemangku Kepentingan
Pemerintah Swasta Masyarakat
PERENCANAAN
 Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota, Dinas PU - -
 Menyusun rencana program persampahan dalam rangka
Dinas PU - -
pencapaian target
 Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam
Dinas PU - -
rangka pencapaian target
PENGADAAN SARANA
 Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah Dinas PU √ √
 Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber
Dinas PU √ √
sampah ke TPS)

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 112
 Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) Dinas PU - -
 Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat
- - -
Pembuangan Akhir (TPA)
 Membangun sarana TPA - - -
 Menyediakan sarana composting - - -
PENGELOLAAN
 Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS Dinas PU √ √
 Mengelola sampah di TPS Dinas PU - √
 Mengangkut sampah dari TPS ke TPA - - -
 Mengelola TPA - - -
 Melakukan pemilahan sampah* Dinas PU √ √
 Melakukan penarikan retribusi sampah Dinas PU - -
 Memberikan izin usaha pengelolaan sampah √ - -
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
 Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam
Dinas PU - -
pengangkutan, personil, peralatan, dll)
 Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal
Dinas PU - -
pengelolaan sampah
 Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah Dinas PU - -
MONITORING DAN EVALUASI
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target Dinas PU dan
- √
pengelolaan sampah skala kab/kota Dinas KLH
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas Dinas PU dan
- √
infrastruktur sarana pengelolaan persampahan Dinas KLH
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan
Dinas PU dan
persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan - √
Dinas KLH
atas layanan persampahan

Penanganan urusan pengelolaan sampah berdasarkan Peraturan Bupati Mukomuko


No. 3 tahun 2011, merupakan tanggungjawab Dinas Pekerjaan Umum. Operasionalisasi
penyelenggaraan urusan pengelolaan layanan sampah di dalam organisasi Dinas PU ini
dijalankan oleh Seksi Kebersihan Kota (Bidang Pertamanan dan Kebersihan).

Berdasarkan penegasan tugas tersebut tertuang di dalam Lampiran VI Sub 7


Peraturan Bupati No. 3 Tahun 2011, Seksi Kebersihan Kota memiliki tugas pokok sebagai
berikut:
 Pengumpulan, pengolahan data, informasi, inventarisasi masalah serta pemecahan
masalah yang berkaitan dengan kebersihan.
 Penyusunan kegiatan pembangunan, pemeliharaan, dan analisis pelaksanaan
operasional pembersihan sampah
 Pelaksanaan pembersihan sampah, penyapuan jalan dan lingkungan, pengumpulan,
dan pengangkutan sampah ke tempat pembuangan sementara.
 Pelaksanaan pemungutan retribusi kebersihan.
 Pelaksanaan pengadaan, pembangunan, pemeliharaan, dan peningkatan sarana
pembersihan sampah.
 Pengawasan, pemantauan, pengerahan dan pembinaan pelaksanaan kebersihan.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 113
 Pengaturan jadwal kegiatan personil kebersihan dan lingkungan Kabupaten
Mukomuko.

Dengan rincian tugas pokok tersebut, maka Seksi Kebersihan Kota merupakan
lembaga operator Pemerintah Kabupaten Mukomuko, yang memiliki fokus tanggungjawab
secara khusus untuk mengelola layanan persampahan. Secara diagramatis, posisi operator
pengelolaan persampahan dalam struktur Dinas Pekerjaan Umum dijelaskan dalam berikut ini:

KEPALA DINAS

KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL

SEKRETARIS

SUBBAG SUBBAG BINA


SUBBAG UMUM
KEPEGAWAIAN PROGRAM

BIDANG PERTAMANAN BIDANG ENERGI DAN


BIDANG KEUANGAN BIDANG BINA MARGA BIDANG PENGAIRAN BIDANG CIPTA KARYA
DAN KEBERSIHAN SUMBER DAYA MINERAL

Seksi Permukiman,
Seksi Anggaran dan Seksi Sungai, Danau, Penataan Bangunan, dan
Seksi Jalan Seksi Pertamanan Seksi Energi
Perbendaharaan dan Pantai Jalan Lingkungan

Seksi Sanitasi, Air


Seksi Irigasi dan Bersih, dan Drainase Seksi Kebersihan Seksi Sumber Daya
Seksi Pembukuan Seksi Jembatan
Rawa Kota Kota Mineral
dan Verifikasi

Seksi Pemeliharaan Seksi Operasional Seksi Penataan Seksi Perizinan,


Jalan dan Jembatan dan Pemeliharaan Ruang dan Perizinan Monitoring dan Evaluasi

UPT

Bagan Posisi Operator Pengelolaan Persampahan dalam Struktur Dinas Pekerjaan Umum
Pemerintah Kabupaten Mukomuko

Meskipun Seksi Kebersihan Kota memiliki mandat tugas yang fokus pada
pengelolaan layanan persampahan, namun layanan tersebut saat ini baru diarahkan pada
skope layanan di wilayah perkotaan Kabupaten Mukomuko. Adapun kegiatan pengelolaan
persampahan di wilayah perdesaan, dilakukan oleh masyarakat sendiri. Skope layanan
persampahan yang langsung diberikan di wilayah perkotaan adalah sebagai berikut:

 Pengambilan/pengumpulan sampah dari sumber ke lokasi pembuangan sementara


 Pengangkutan sampah dari sumbernya dan/atau lokasi pembuangan sementara ke
lokasi pembuangan/pemusnahan akhir sampah
 Penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan akhir sampah.
Untuk kegiatan layanan pengelolaan sampah tersebut di atas, Pemerintah Kabupaten
Mukomuko memberlakukan retribusi pelayanan persampahan.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 114
Dengan kondisi adanya batasan wilayah layanan Seksi Kebersihan Kota, dan juga
kondisi sebagian besar wilayah Kabupaten Mukomuko merupakan wilayah perdesaan, maka
upaya pengendalian pengelolaan sampah tidak hanya bertumpu pada Seksi Kebersihan
Perkotaan saja, melainkan juga sangat tergantung pada upaya yang dilakukan oleh SKPD-
SKPD lain Dinas Kesehatan, Badan Pemberdayaan Masyarakat, dan Pemerintahan Desa,
Kantor Lingkungan Hidup, Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
Perempuan, serta Bappeda.
Dalam rangka menjaga agar upaya pengelolaan sampah dapat senantiasa selaras
dengan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan, maka dalam tatanan Pemerintah
Kabupaten Mukomuko otoritas regulator pengelolaan sampah ini terletak pada lembaga KLH,
yang secara operasional dijalankan oleh Seksi Hukum, Pengawasan, dan Pemantauan
Lingkungan. Posisi Seksi Hukum, Pengawasan, dan Pemantauan Lingkungan sebagai
penyelenggara wewenang KLH dalam pengaturan tentang sampah, dioperasionalisasikan
dalam bentuk:
 Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis yang
berkaitan dengan urusan pengawasan dan pengendalian lingkugan hidup termasuk
diantaranya adalah pengelolaan sampah.
 Melakukan pengawasan terhadap kegiatan/usaha di bidang lingkungan hidup
termasuk diantaranya adalah pengelolaan sampah.
 Melakukan koordinasi teknis operasional pengendalian terhadap pengelolaan
lingkungan termasuk diantaranya adalah pengelolaan sampah.
Kondisi kebijakan daerah dikabupaten Mukomuko berupa peraturan daerah (perda)
yang terkait dengan sub sektor sanitasi antara lain seperti pada tabel berikut :

Tabel 3.20. Peraturan Daerah yang terkait dengan Sanitasi di Kabupaten Mukomuko
Ketersediaan Pelaksanaan
Peraturan ada Tidak Efektif Belum efektif Tidak efektif Ket.
(sebutkan) ada dilaksanakan dilaksanakan dilaksanakan
PERSAMPAHAN
Target capaian pelayanan Mengacu
pengelolaan pada UU
persampahan di Kab/Kota √ √
No.
ini 18/2008
Kewajiban dan sanksi bagi
Pemerintah
Kab/Kota dalam
√ √
menyediakan layanan
pengelolaan sampah

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 115
Ketersediaan Pelaksanaan
Peraturan ada Tidak Efektif Belum efektif Tidak efektif Ket.
(sebutkan) ada dilaksanakan dilaksanakan dilaksanakan
Kewajiban dan sanksi bagi √ √
Pemerintah
Kab/Kota dalam
memberdayakan
masyarakat dan badan
usaha dalam
pengelolaan sampah

Kewajiban dan sanksi bagi √ √


masyarakat
untuk mengurangi sampah,
menyediakan tempat
sampah di hunian
rumah, dan membuang ke
TPS

Kewajiban dan sanksi bagi √ √


kantor / unit
usaha di kawasan komersial
/ fasilitas
social / fasilitas umum untuk
mengurangi sampah,
menyediakan
tempat sampah, dan
membuang keTPS
Pembagian kerja √ √
pengumpulan sampah Peratura
dari sumber ke TPS, dari n Bupati
TPS ke TPA,
pengelolaan di TPA, dan
No. 3
pengaturan Tahun
waktu pengangkutan 2011

Kerjasama pemerintah √ √
kab/kota dengan
swasta atau pihak lain
dalam
pengelolaan sampah

Retribusi sampah atau √ √


kebersihan Peratura
n Bupati
No. 3
Tahun
2011

3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan

Saat ini Pemerintah Kabupaten Mukomuko belum memiliki Perda dasar dan
pendukung yang lengkap dan memadai untuk mengarahkan pola tindak seluruh pihak baik

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 116
pemerintah, masyarakat maupun swasta terhadap pola pengelolaan sanitasi yang memadai
benar. Apabila tidak segara diantisipasi, kurang memadainya Perda terkait sanitasi ini dimasa
mendatang kemungkinan akan menyulitkan Pemerintah Kabupaten Mukomuko dalam
mendorong partisipasi positif seluruh pihak dalam pembangunan dan pengelolaan sanitasi.

Berhubung kapasitas SDM serta prasarana dan sarana yang masih terbatas,
cakupan pelayanan masih terbatas di Kecamatan Mukomuko Utara (20,6%). Sarana
penanganan sampah yang dimiliki Kabupaten Mukomuko saat ini adalah:

 2 (dua) unit dump truck.


 4 unit Bak Penampungan Sementara, 2 unit dipasar Koto Jaya, 1 unit di Bandar Ratu
dan di 1 unit di Pantai.
 1 unit Tempat Penampungan Sementara (TPS) di Kelurahan Kotojaya, Kecamatan
Kota Mukomuko

Penanganan sampah yang aman adalah apabila sampah dari rumah tangga mendapat
layanan pengangkutan yang memadai. Untuk kepentingan identifikasi tingkat risiko kesehatan
lingkungan, rincian cara pembuangan di atas kemudian disederhanakan utamanya berdasarkan dua
kategori besar, yakni 1) penerima layanan sampah dan 2) non penerima layanan sampah.
Dari Studi EHRA menggambarkan bahwa baru 4 % total rumah tangga yang mendapat
layanan tukang sampah untuk diangkut ke TPS dan sebagian besar belum mendapatkan layanan
pengangkutan. Selebihnya sampah dikubur, dibakar, dibuang ke sungai dan dibuang ke lahan
kosong.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 117
Grafik 3.11. Pengelolaan Sampah pada Rumah Tangga

Warga Kabupaten Mukomuko yang cenderung memiliki kebiasaan membakar sampah sekitar
80%, diikuti kebiasaan memilah sampah sebanyak 30% dengan menyisihkan sampah organik,
plastik, gelas atau kaca, kertas, besi/logam dan lainnya. Kondisi per klaster untuk pemilahan sampah
diperlihatkan pada Grafik .

Grafik 3.12. Praktek Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 118
Peta 3.3 Peta Cakupan Layanan
Zona 4:
Kec. Lubuk Pinang Zona 5: Persampahan
Kec. lainnya

Zona 3:
Kec. Penarik

Zona 1:
Kec. Kota Mukomuko

Zona 5:
Kec. lainnya

LEGENDA

Minimal cakupan
layanan 70%, 3R,
dan penyapuan jalan

Minimal cakupan
layanan 70%, dan 3R

Cakupan seperlunya
dan pengelolaan Zona 2:
sampah individual
Kec. Ipuh

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 119
Peta 3.4 Peta Lokasi Infrastruktur Utama
Persampahan

TPA tidak resmi


Kec. Kota Mukomuko
Desa Koto Jaya
Luas lahan 0.5 Ha

LEGENDA

Minimal cakupan
layanan 70%, 3R,
dan penyapuan jalan

Minimal cakupan
layanan 70%, dan 3R

Cakupan seperlunya
dan pengelolaan
sampah individual

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 120
Tabel 3.21: Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan
Input USER PENGOLAH
Pengumpulan PENAMPUNG PENAMPUNGAN PEMBUANGAN AKHIR/ KODE/NAM A
INTERFAC PENGANGKUTAN AN AKHIR
setempat AN SETEMPAT SEMENTARA DAUR ULANG ALIRAN
E TERPUSAT

Rumah Tangga Tempat sampah Gerobak Bak sampah - Truk - Organik Komposting Sampah A1
dua warna sampah sampah (Banjaran)

Rumah Tangga Tempat sampah - Pengepul - - - Anorganik Sampah A2


dua warna dijual/dibuat
kerajinan
Rumah Tangga - - - - - Lubang di Sampah A3
Pekarangan sendiri
Rumah Tangga - - - - - sungai Sampah A4

Rumah Tangga Keranjang Gerobak Bak sampah TPS Dump Truk TPA tidak resmi Sampah A5
sampah sampah

Taman - - - TPS Dump Truk TPA tidak resmi Sampah A6


fasilitas
umum
Sampah Fasum Tempat TPS Dump Truk TPA tidak resmi Sampah A7
sampah di
pinggir jalan
Pasar Tempat TPS Dump Truk - TPA tidak resmi Sampah A8
sampah

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 121
Tabel 3.22: Sistem Pengelolaan Persampahan yang ada di Kabupaten Mukomuko
KELOMPOK TEKNOLOGI YANG JENIS DATA (PERKIRAAN)
SUMBER DATA
FUNGSI DIGUNAKAN SEKUNDER NILAI DATA
a B C D E
User Interface Keranjang sampah Jumlah 10 unit Kantor
Lingkungan Hidup
Penampungan Bak Sampah Jumlah 3 unit Kantor Pasar dan
Setempat Kebersihan

Penampungan TPS Jumlah 1 unit Kantor Pasar dan


Sementara Kebersihan
Pengangkutan Dump truk Jumlah 2 unit Kantor Pasar dan
Kebersihan
Pembuangan Akhir / TPA tidak resmi Jumlah 1 unit Kantor Pasar dan
Daur Ulang Kebersihan

3.3.3 Kesadaran Masyarakat dan PMHSJK

Dalam praktik pengelolaan sampah di Kabupaten Mukomuko, hingga saat ini belum
terdapat lembaga non-pemerintah, baik dalam bentuk swasta maupun masyarakat, yang
memiliki kegiatan usaha pengelolaan sampah yang melembaga. Peran serta masyarakat saat
ini telah ditunjukkan dalam bentuk keterlibatan individu masyarakat dalam mengolah sampah di
kawasan rumah tinggal.

Tabel 3.23: Pengelolaan persampahan di tingkat kelurahan/kecamatan

Dikelola oleh Sektor Dikelola


Dikelola oleh Masyarakat
Formal di Tingkat Pihak
Jenis Kegiatan Ket
kelurahan/kecamatan Swasta
RT RW
L P L P L P L P
Pengumpulan sampah dari rumah - - - - - - - -
Pemilahan sampah di TPS - - - - - - - -
Pengangkutan Sampah ke TPS - - - - - - - -
Pengangkutan sampah ke TPA - - - - - - - -
Pemilahan sampah di TPA - - - - - - - -
Para Penyapu Jalan - - - - - - - -
Sumber : Data PU Bidang Kebersihan dan Pertamanan (tidak ada aktifitas/kegiatan)

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 122
Tabel 3.24: Pengelolaan persampahan di tingkat kabupaten Mukomuko

Dikelola oleh
Dikelola oleh Dikelola oleh
Sektor Formal di Dikelola Pihak Swasta
Jenis Kegiatan Kabupaten Masyarakat
Tingkat
L P L P L P L P
Pengumpulan sampah dari rumah - - - - - - - -
Pemilahan sampah di TPS - - - - - - - -
Pengangkutan Sampah ke TPS 17 - - - - - - -
Pengangkutan sampah ke TPA - - - - - - - -
Pemilahan sampah di TPA - - - - - - - -
Para Penyapu Jalan - 11 - - - - - -
Sumber : Data PU Bidang Kebersihan dan Pertamanan

Tabel 3.25. Dafter Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat


Kondisi Sarana Saat ini Aspek PMJK
Nama Program/ Tahun
No Komponen Pelaksana Tidak
Proyek/Layanan Mulai Fungsi Rusak PM JDR MBR
Fungsi
1. Persampahan
Batuan Tong Perum 2013 √ - - - - -
Sampah Pegadaian

Sumber : Data PU Bidang Kebersihan dan Pertamanan (tidak ada aktifitas/kegiatan)

3.3.4 “Pemetaan” Media

Tabel 3.26. Kegiatan Komunikasi terkait komponen Persampahan

Dinas Tujuan Khalayak Pesan


Kegiatan Tahun Pembelajaran
Pelaksana Kegiatan Sasaran kunci

Desiminasi 2013 Satker Pemahaman Dinas LH Pola Partisipatif SDM


PPLP Prov. Pengelolaan prilaku terhadap
Persampahan Bapeda lingkungan penanganan
hijau dan sampah
Dinas PU bersih

Konsultan

Jambore 2013 Satker Pemahaman SLTP Pola Prilaku sejak


Sanitasi PPLP Prov. Pengelolaan prilaku usia dini
Persampahan lingkungan
hijau dan
bersih

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 123
Dinas Tujuan Khalayak Pesan
Kegiatan Tahun Pembelajaran
Pelaksana Kegiatan Sasaran kunci

Kampanye 2013 Satker Pemahaman SD Pola Prilaku sejak


dan PPLP Prov. Pengelolaan prilaku usia dini
Persampahan lingkungan
Edukasi hijau dan
(3R) bersih

Sosialisasi 2013 Satker Pemahaman Pengurus Pola Pemanfaatan


3R PPLP Prov. Pengelolaan Dharma prilaku daur ulang
Persampahan lingkungan sampah
Wanita hijau dan
Kab. bersih

Tabel 3.27. Media Komunikasi dan Kerjasama terkait komponen Persampahan

Isu yang
Jenis Media Khalayak Pendanaan Pesan kunci Efektifitas
diangkat

 Media massa Masyarakat Humas Penanganan Sanitasi Total strategi


lokal (Radar Kabupaten sampah Berbasis kampanye
Mukomuko, Mukomuko Masyarakat kepedulian
RRI, Radio berupa (STBM) sanitasi dan
Basecamp, Kerjasama media belajar
Radio Anak bantuan bersama
Negri ) operasional

 Media lain Dinas Terkait


(Spanduk,
Poster,
Leaflet,
Stiker,
Kalender, Dll)

3.3.5 Partisipasi Dunia Usaha

Belum ada partisipasi wasta (dunia usaha) yang berarti dalam pengolahan sampah.
Meskipun demikian sudah ada beberapa warga yang melakukan kegiatan usaha pengumpulan
dan penjualan barang-barang bekas dan sampah inorganic (plastic, logam dll).

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 124
Tabel 3.28. Penyedia layanan pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Mukomuko.

Jenis
Nama Provider/Mitra Tahun mulai Kegiatan Potensi
No
Potensial operasi/Berkontribusi Terhadap Kerjasama
Sanitasi
a b c d e
Komponen : Persampahan
1. Pengepul - Kurangi Bersih
pencemaran Lingkungan
2. -

3.3.6 Pendanaan dan Pembiayaan

Dalam realisasinya, Pemda Kabupaten Mukomuko, melalui, kantor Lingkungan Hidup adalah
Dinas yang memiliki alokasi anggaran untuk subsektor persampahan. Dimana dalam periode
2007 hingga 2010, rata-rata realisasi anggaran persampahan per tahunnya mencapai Rp.
317 juta.

Anggaran biaya operasi dan pemeliharaan sarana persampahan - Kantor Lingkungan Hidup
s(Rp.Juta)

Rp Juta 386
400
350 317 313
300 250
250
200
150
100
50
0
2007 2008 2009 2010
Sumber : APBD, Diolah

Tabel 3.29. Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi

Belanja Sanitasi Tahun (Rp. Juta) Rata- Pertum


Sub Sektor rata buhan
2009 2010 2011 2012 2013 (%)
Persampahan
Pendanan Investasi Persampahan 200 250 300 400 500 446 45%
Pendanaan OM yang dialokasikan 0 0 0 0 0 0 0%

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 125
dalam APBD
Perkiraan biaya OM berdasarkan
infrastruktur terbangun 0 0 0 0 0 0 0%
Sumber : Realisasi APBD, diolah

Tabel 3.30. Realisasi dan Potensi retribussi Sanitasi per Kapita

SKPD Retribusi Sanitasi Tahun (Rp. Juta) Pertumbuhan


2009 2010 2011 2012 2013 (%)
Retribusi Sampah
Realisasi retribusi (Pasar) 0 0 0 12 12 0%
Potensi retribusi 400 400 400 400 400 0%
Sumber : Realisasi APBD, diolah (2009-2011 diolah Deperindak)

3.3.7 Permasalahan mendesak dan Isu strategis

Berdasarkan kondisi kelembagaan yang ada saat ini, Pemerintah Kabupaten


Mukomuko masih menghadapi sejumlah kendala untuk dapat menjalankan fungsi pengaturan
dan pengelolaan layanan sampah secara optimal. Masalah kelembagaan pengelolaan sampah
tersebut adalah:
 Tingkat eselon Kantor Lingkungan Hidup (KLH) sebagai lembaga regulator untuk
pengelolaan sampah saat ini masih terlalu rendah untuk dapat melakukan upaya
penegakan aturan terkait pengelolaan sampah yang telah ada di Kabupaten Mukomuko.
Dalam bentuk institusi sebagai Kantor, maka lembaga ini berada pada posisi eselon III.
Dengan posisi eselon demikian, maka di tataran praktik akan sulit untuk
mengkoordinasikan hasil pemantauan dan evaluasi pada berbagai pihak termasuk
SKPD lain yang berada dalam posisi eselon yang lebih tinggi, yaitu eselon II. Kondisi ini
pun dalam praktiknya akan menghambat upaya penegakkan implementasi perda terkait
pengelolaan sampah yang menjadi tugas lembaga KLH.
 Pernyataan tupoksi Seksi Kebersihan Kota (Bidang Pertamanan dan Kebersihan, Dinas
Pekerjaan Umum) yang tertuang di dalam Peraturan Bupati Nomor 3 tahun 2011
Lampiran 6 Sub 7.2, memiliki potensi untuk overlap dengan pelaksanaan tugas Seksi
Penagihan Retribusi (Dinas Pendapatan dan Kekayaan Daerah).
 Saat ini Pemerintah Kabupaten Mukomuko belum memiliki dasar peraturan daerah yang
sesuai dengan tuntutan UU No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan dapat
diarahkan guna memperjelas pola pengelolaan sampah yang dapat dijadikan sebagai
acuan bagi pola tindak seluruh pemangku kepentingan (pemerintah, masyarakat, dan
juga swasta) dalam pengelolaan sampah. Peraturan yang ada saat ini barulah bersifat
mengatur retribusi pelayanan persampahan / kebersihan.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 126
 Adanya ketidakselarasan antara pernyataan Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko
Nomor 5 Tahun 2010, dengan Perda Kabupaten Mukomuko No. 26 Tahun 2005 tentang
Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan, Peraturan Bupati No. 3 Tahun 2010,
serta Peraturan Bupati No. 3 tahun 2011. (Belum adanya klausul pasal dalam Peraturan
Daerah Kabupaten Mukomuko Nomor 5 Tahun 2010 tentang Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan Dalam Wilayah Kabupaten Mukomuko, yang mempertegas
posisi perda ini terhadap Perda Kabupaten Mukomuko No. 26 Tahun 2005 tentang
Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan. Hal ini juga potensial menimbulkan
kendala karena Peraturan Bupati No. 3 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Daerah Kabupaten Mukomuko tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan,
yang digunakan sebagai dasar bagi Seksi Kebersihan Kota untuk melakukan penarikan
retribusi sampah masih mengacu pada Perda Kabupaten Mukomuko No. 26 Tahun
2005, dan sudah tidak sesuai dengan penataan organisasi Pemerintah Kabupaten
Mukomuko yang terbaru).
 Keterbatasan dana untuk memproduksi petunjuk-petunjuk teknis pengelolaan sampah
yang mudah dipahami oleh masyarakat Kabupaten Mukomuko.
 Keterbatasan dana untuk melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat
Kabupaten Mukomuko tentang pengelolaan sampah yang aman bagi manusia dan
lingkungan.
Upaya penanganan persampahan di Kabupaten Mukomuko pada tahun 2011 ini
diarahkan untuk terintegrasi dengan prioritas pembangunan ekonomi yang terpadu. Hal ini
secara tegas tertuang di dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Mukomuko
2011. Secara teknis pola penanganan sampah diarahkan pada prinsip “zero waste”1. Dengan
demikian dalam pengelolaan sampah ini, SKPD penanggungjawab pengelolaan sampah yaitu
Bidang Pertamanan dan Kebersihan Dinas Pekerjaan Umum mengupayakan agar realisasi
prinsip zero waste dapat dijalankan dengan pola yang memberdayakan dan menumbuhkan
ekonomi masyarakat Kabupaten Mukomuko.
Pada tahun 2011 ini upaya program penanganan sampah yang telah dan sedang
dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Mukomuko adalah:
1. Program Pengembangan dan Pengelolaan Persampahan
2. Program Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Persampahan, yang
dijalankan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut:
a. pembelian peralatan kebersihan dan bahan pembersih,
b. pemeliharaan peralatan kebersihan dan kelengkapan personel kebersihan.
3. Program Perluasan Cakupan Pelayanan Persampahan (Pengadaan Sarana
Persampahan)
4. Masterplan Pengelolaan Persampahan
5. Program Peningkatan Kualitas Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
6. Pelatihan Keterampilan Usaha Ekonomi Perempuan

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 127
Tabel 3.31. Permasalahan Mendesak dan Isu Strategis

Permasalahan Mendesak Isu Strategis


Peraturan terkait dengan Persampahan yang belum  Tersusunnya perencanaan untuk pengelola
ada persampahan, seperti masterplan, outlineplan,
DED
 Terbebtuknya Peraturan tentang Retribusi
Persampahan belum ada
Kelembagaan pengelolaan sampah yang belum optimal Adanya SKPD/UPTD yang menangani persampahan
secara khusus
Pemahaman Masyarakat terkait dengan pengelolaan  Pelatihan terkait pengolaaan sampah
persampahan  Peranserta masyarakat dalam pengolahan
sampah
Masih kurangnya Sarana dan Prasarana pengolahan  Belum ada TPA
persampahan  Berhubung cakupan pelayanan masih terbatas di
Kecamatan Mukomuko, penanganan sampah
yang dimiliki Kabupaten Mukomuko saat ini
adalah: 2 (dua) unit dump truck (dengan kondisi
yang memprihatinkan karena usianya diatas 6
tahun), 4 (empat) unit bak penampungan
sementara dan 1 unit (TPA tidak resmi) di
Keluraha Kota Jaya dengan luas 0,5 Ha di
Kecamatan Kota Mukomuko.
 Dari study EHRA menggambarkan bahwa baru
4% total rumah tangga yang mendapat layanan
tukang sampah untuk diangkut ke TPS dan
sebagian besar belum mendapatkan layanan
pengangkutan. Selebihnya sampah dikubur,
dibakar, dibuang ke sungai dan dibuang ke lahan
kosong.

3.4.1 Pengelolaan Drainase Lingkungan


Pengelolaan drainase di Kabupaten adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mukomuko .
Kabupaten Mukomuko secara keseluruhan telah memiliki desain dan konstruksi jaringan drainase
yang diperkeras serta jaringan drainase sederhana dan bersifat konvensional, namun masik
merupakan rencana pembangunan jangka menengah.
Pada jalur jalan arteri, drainase sudah menggunakan perkerasan dan tertutup. Untuk
drainase jalan lokal sudah terdapat jaringan yang diperkeras, tetapi masih terbuka dengan kedalaman
kurang lebih 50 cm. Sudah ada sistem drainase yang lain masih secara alami dan ditumbuhi semak
belukar dan merupakan sodetan tanah berbentuk kurva setengah lingkaran dan terputus.
Pembangunan sistim drainase sudah menunjukkan jaringan drainase secara terpadu, dimana
dimensinya sudah diperhitungkan dan didesain sesuai dengan standar baku, sejalan dengan
kabupaten Mukomuko telah memiliki sarana jalan dan fasilitas evakuasi menghadapi bencana alam.
Pada kondisi tertentu masih banyak rumah yang tidak memiliki drainase, sehingga limpahan
air hujan dan limbah rumah tangga di alirkan ditanah-tanah kosong yang berada di belakang rumah
membentuk kubakan-kubakan berupa genangan air.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 128
Menurut pengamatan dalam Studi EHRA 2011, ditemukan bahwa sekitar 9,4 % rumah
tangga di Kabupaten Mukomuko memiliki lingkungan sekitar rumah yang terdapat genangan air. Dari
jumlah tersebut paling banyak terdapat genangan di depan rumah 35,3%, disusul kemudian di dekat
kamar mandi 21,6%.

Lainnya 15.7%

Di dekat bak penampungan 7.8%

Di dekat kamar mandi 21.6%

Di dekat dapur 19.6%

Di halaman rumah 35.3%

0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0%

Lokasi Genangan di Sekitar Lingkungan Rumah

Topografi Kabupaten Mukomuko merupakan daerah dataran rendah disamping itu terdapat
beberapa Daerah Aliran Sungai, lahan gambut dan rawa-rawa sehingga pada saat curah hujan tinggi
desa-desa yang berada di hilir sungai menjadi terendam dan tergenang untuk beberapa saat.
Genangan umumnya terjadi karena terjadi penyempitan dan pendangkalan sungai.
Dari penilaian klastering yang dilakukan 15 kecamatan di Mukomuko, dari 151 kelurahan/
desa, terdapat 30 desa yang diindentifikasi sering terjadi banjir.
Kecamatan dengan kelurahan yang diindentifikasi paling banyak daerah banjir adalah
Kecamatan V Koto dengan 8 kelurahan dari 10 kelurahan yang ada, disusul kemudian Kecamatan
Terawang Jaya dengan 7 kelurahan dari 13 kelurahan yang ada selanjutnya dapat dilihat dibawah ini

Jumlah desa yang diindentifikasi sering terjadi banjir


Jumlah Jumlah Kelurahan/Desa
No. Kecamatan
Kelurahan/Desa Sering Banjir
1 Ipuh 9 1
2 Air Rami 7 1
3 Malin Deman 8 5
4 Pondok Suguh 7 3
5 Sungai Rumbai 10 8

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 129
Jumlah Jumlah Kelurahan/Desa
No. Kecamatan
Kelurahan/Desa Sering Banjir
6 Teramang Jaya 8 0
7 Teras Terunjam 8 0
8 Penarik 14 3
9 Selagan Raya 12 0
10 Kota Mukomuko 11 1
11 Air Dikit 9 0
12 XIV Koto 13 7
13 Lubuk Pinang 16 1
14 Air Manjunto 12 0
15 V Koto 7 0
Jumlah 151 30
Sumber : Klastering Kelurahan oleh Kecamatan studi EHRA 2011

Frekuensi genangan secara rutin dialami oleh sekitar 10 % rumah tangga sementara,
sebagian besar atau 90% tidak secara rutin mengalami .
40%
35%
30%
25% Bila Banjir:
28% tidak terjadi
20% secara rutin
15% Bila Banjir:
26% 17% terjadi secara
10% rutin
5% 13%
7% 6%
4%
0% 0% 0% 0%
Klaster 0 Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4

Berdasarkan wawancara diketahui bahwa dari 2 % responden yang mengalami banjir,


mengaku jika banjir lebih dari 1 hari, sementara 8 % lainya mengaku jika banjir kurang dari setengah
hari.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 130
40%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
Klaster 0 Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4
Jika banjir: Tidak tahu 26% 11% 28% 19% 6%
Jika banjir: Lebih dari 1 hari 0% 0% 2% 0% 0%
Jika banjir: Satu hari 0% 0% 0% 2% 0%
Jika banjir: Kurang dari setengah
0% 2% 6% 0% 0%
hari

Di Kabupaten Mukomuko 58 % rumah memiliki SPAL, 39% berupa parit, 12% berupa sumur
resapan dan 7% dalam bentuk lain. Dari jumlah tersebut ada 49% nya air tidak dapat mengalir artinya
ada penyumbatan, biasanya oleh sampah. Sebanyak 51 % kondisinya terpelihara dengan baik,
karena airnya mengalir atau tidak ada air.

40%

30%

11% 12% Tidak ada saluran

20% 11% Saluran air kering


3% 1%
1% 3%
1% Air di saluran tidak mengalir
1%
10%
16% Air di saluran dapat mengalir
15%
1% 12%
0% 2%
0%
5% 3%
0%
Klaster 0 Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4

3.4.2 Kelembagaan

Pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Mukomuko saat ini dijalankan


berdasarkan mandat hukum dan kebijakan yang berlaku secara nasional. Dasar hukum dan
kebijakan tersebut adalah:

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 131
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan
Pemukiman
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air
4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.
5) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829/MENKES/1999 Tentang
Persyaratan Kesehatan Perumahan
6) Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I tentang Panduan Dan Petunjuk Praktis
Pengelolaan Drainase Perkotaan.
7) Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P tentang Manual Teknis Saluran Irigasi.

Tabel 3.32. Pemangku Kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan Drainase


Lingkungan
Pemangku Kepentingan
Fungsi
Pemerintah Swasta Masyarakat
PERENCANAAN
 Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan skala
Dinas PU - -
kab/kota
 Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka
Dinas PU - -
pencapaian target
 Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan
dalam rangka pencapaian target Dinas PU - -

PENGELOLAAN
 Membersihkan saluran drainase lingkungan Dinas PU - -
 Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak Dinas PU - -
 Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan
Dinas PU - -
(saluran drainase lingkungan)
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
 Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan
permukiman, termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah Dinas PU - -
yang akan dibangun
 Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder)
Dinas PU - -
dengan sistem drainase sekunder dan primer
 Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal
√ √ √
pengelolaan drainase lingkungan
 Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase
√ - -
lingkungan
MONITORING DAN EVALUASI
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target
Dinas PU - -
pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas
Dinas PU - -
infrastruktur sarana pengelolaan drainase lingkungan
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan
drainase lingkungan, dan atau menampung serta mengelola Dinas PU - -
keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan

Dalam Peraturan Bupati No. 3 tahun 2011, dan Peraturan Bupati No. 4 tahun 2011
belum ada pengaturan mandat bagi unit SKPD untuk melaksanakan aktivitas pengelolaan
drainase lingkungan di Kabupaten Mukomuko. Berdasarkan kedua Peraturan Bupati ini, hal
yang dapat dijamin dan dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Mukomuko adalah:

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 132
 memastikan terintegrasinya drainase lingkungan dengan drainase kota
 memberikan pelayanan penyediaan sarana drainase lingkungan yang sifatnya
pemicuan, dan subsidi bagi kelompok miskin di wilayah perkotaan Kabupaten
Mukomuko.

Kondisi kebijakan daerah dikabupaten Mukomuko berupa peraturan daerah (perda)


yang terkait dengan sub sektor sanitasi antara lain seperti pada tabel berikut :

Tabel 3.33. Peraturan Daerah yang terkait dengan Sanitasi di Kabupaten Mukomuko
Ketersediaan Pelaksanaan
Peraturan ada Tidak Efektif Belum efektif Tidak efektif Ket.
(sebutkan) ada dilaksanakan dilaksanakan dilaksanakan
DRAINASE LINGKUNGAN
Target capaian pelayanan
pengelolaan
drainase lingkungan di √ √
Kab/Kota ini
Kewajiban dan sanksi bagi
Pemerintah
Kab/Kota dalam menyediakan
drainase √ √
lingkungan

Kewajiban dan sanksi bagi


Pemerintah
Kab/Kota dalam
memberdayakan
masyarakat dalam pengelolaan √ √
drainase lingkungan

Kewajiban dan sanksi bagi


masyarakat
dan atau pengembang untuk
menyediakan sarana drainase √ √
lingkungan, dan
menghubungkannya

Kewajiban dan sanksi bagi


masyarakat
untuk memelihara sarana
drainase
lingkungan sebagai saluran
pematusan
√ √
air hujan

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 133
Pelaksanaan tugas ini dijalankan oleh Seksi Sanitasi, Air Bersih, dan Drainase Kota
Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum. Pengaturan demikian dilakukan sehubungan
dengan pertimbangan bahwa drainase dengan kategori drainase lingkungan, yaitu drainase
yang memiliki dimensi maksimal 0,4 meter merupakan tanggungjawab masyarakat. Adapun
Pemerintah Kabupaten Mukomuko bertanggungjawab untuk menangani drainase kota
(sekunder, dan makro). Dengan demikian, dalam hal pengelolaan drainase lingkungan Seksi
Seksi Sanitasi, Air Bersih, dan Drainase Kota (Bidang Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum)
berada dalam posisi sebagai regulator pengelolaan drainase lingkungan. Adapun pihak yang
menjadi operator untuk pengelolaan subsektor ini adalah kelompok masyarakat. Posisi
regulator pengelolaan drainase lingkugan dalam struktur Dinas Pekerjaan Umum dijelaskan
dalam Bagan berikut ini:

Bagan Posisi Regulator Pengelolaan Drainase Lingkungan Dalam Struktur Dinas Pekerjaan Umum

KEPALA DINAS

KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL

SEKRETARIS

SUBBAG SUBBAG BINA


SUBBAG UMUM
KEPEGAWAIAN PROGRAM

BIDANG PERTAMANAN BIDANG ENERGI DAN


BIDANG KEUANGAN BIDANG BINA MARGA BIDANG PENGAIRAN BIDANG CIPTA KARYA
DAN KEBERSIHAN SUMBER DAYA MINERAL

Seksi Permukiman,
Seksi Anggaran dan Seksi Sungai, Danau, Penataan Bangunan, dan
Seksi Jalan Seksi Pertamanan Seksi Energi
Perbendaharaan dan Pantai Jalan Lingkungan

Seksi Sanitasi, Air


Seksi Irigasi dan Bersih, dan Drainase Seksi Kebersihan Seksi Sumber Daya
Seksi Pembukuan Seksi Jembatan
Rawa Kota Kota Mineral
dan Verifikasi

Seksi Pemeliharaan Seksi Operasional Seksi Penataan Seksi Perizinan,


Jalan dan Jembatan dan Pemeliharaan Ruang dan Perizinan Monitoring dan Evaluasi

UPT

3.4.3 Sistem dan Cakupan Pelayanan

Penanganan drainase lingkungan di Kabupaten Mukomuko merupakan urusan yang


pada dasarnya menjadi tanggungjawab masyarakat. Adapun Pemerintah Kabupaten, dalam
hal ini adalah Seksi Sanitasi, Air Bersih, dan Drainase Kota Bidang Cipta Karya DInas
Pekerjaan Umum memiliki tugas untuk memastikan agar:
 Kesadaran masyarakat tentang tanggungjawab pembangunan dan pemeliharaan
drainase lingkungan semakin berkembang dengan baik
 Prasarana dan sarana drainase lingkungan yang terbangun dapat terintegrasi dengan
drainase kota di Kabupaten Mukomuko.
Tujuan utamanya adalah untuk menghindari terjadinya genangan di Kabupaten
Mukomuko yang dapat mengganggu aktivitas perekonomian dan juga kesehatan masyarakat.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 134
Kriteria teknis genangan ini telah diatur dalam SPM yaitu tinggi genangan lebih dari 30 cm dan
lama genangan lebih dari 2 jam dengan intensitas terjadinya genangan lebih dari 2 kali dalam
setahun.
Oleh karena itu secara tegas di dalam RPJMD Kabupaten Mukomuko telah dinyatakan
bahwa arah kebijakan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan diarahkan bukan hanya
pada aspek pembangunannya semata, melainkan juga pada aspek perencanaan,
pemeliharaan, dan rehabilitasi yang berkelanjutan.
Upaya program yang sedang dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Mukomuko dalam
rangka mendorong pengelolaan drainase lingkungan yang sehat dan terintegrasi adalah:
1. Kegiatan perencanaan pembangunan saluran drainase dan gorong-gorong
2. Pembangunan dan pemeliharaan jalan, jembatan, irigasi, dan drainase.
3. Pemeliharaan dan rehabilitasi saluran drainase dan gorong-gorong
4. Program percontohan kawasan sehat di pemukiman nelayan.
5. Kegiatan bulan bakti gotong royong.

Pemda kabupaten Mukomuko memiliki anggaran terbesar dalam APBD nya, yaitu
untuk pembangunan, rehabilitasi, pemeliharaan , dan perencanaan subsektor drainase,
namun drainasenya sebagian besar masih meliputi drainase utama, dan sebagian kecil
drainase lingkungan.

Berdasarkan hasil Studi EHRA ditemukan bahwa sebagian besar rumah tangga 91 %
tidak mengalami banjir secara rutin dalam kurun waktu tertentu. Hanya sebagian kecil sebesar
4% rumah tangga saja yang mengalami banjir dalam kurun waktu tertentu secara rutin.
Selengkapnya dapat dilihat di bawah ini:

35%

30% 1%
0% 1%
2%
25% 1% Tidak tahu
0%
20%
Pernah terjadi banjir
15% 30% 28%
23%
10% Tidak pernah terjadi
0% banjir
5% 2%
0%
4% 6%
0%
Klaster 0 Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4

Grafik 3.13. Grafik Persentase Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Rutin

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 135
Wilayah Cakupan Jaringan
Drainase

Peta 3.5 Peta Cakupan Areal


Jaringan Drainase

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 136
Peta 3.6 Peta Wilayah Genangan

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 137
Tabel 3.34: Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan

Input User Penampungan Pengaliran Pengolahan Pembuangan/ Kode/Nama


Interface Awal Akhir Daur Ulang Aliran
Tempat cuci - - Drainase - Sungai Drainase A1
piring lingkungan
Tempat cuci - - - - Sungai Drainase A2
piring
Pembuangan - - Drainase - Sungai Drainase A3
kamar mandi lingkungan
Pembuangan - - - - Sungai Drainase A4
kamar mandi
Atap Rumah Sumur - Drainase - Sungai Drainase A5
Resapan lingkungan

Jalan Kota Tersier - Sekunder - Sungai Drainase A6

Jalan Kota - - Sekunder - Sungai Drainase A7

Jalan Kota - - - - Sungai Drainase A8

Jalan - Tersier - Sungai Drainase A10


Lingkungan
Jalan - - Sekunder - Sungai Drainase A11
Lingkungan

Tabel 3.35 Sistem Pengelolaan Drainase Yang Ada Di Kabupaten Mukomuko

Kelompok Fungsi Teknologi yang Jenis Data (Perkiraan) Nilai Data Sumber Data
digunakan Sekunder
a b C d e
User interface Atap rumah Unit rumah unit rumah Dinas Kesehatan

Jalan M2 Dinas PU

Tempat cuci piring Unit % unit Dinas Kesehatan

Pembuangan kamar Unit % unit Dinas Kesehatan


mandi

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 138
3.4.4 Kesadaran Masyarakat dan PMHSJK

Pembangunan drainase lingkungan di Kabupaten Mukomuko baru dimulai tahun 2009 melalui
program PNPM. Pembangunan pu baru dilaksanakan di beberapa lokasi saja antara lain Kelurahan
Bandar Ratu, Desa Pondok Baru, Kecamatan Teramang Jaya, Kecamatan XIV Koto, Kecamatan V
Koto dan Kecamatan Malin Deman. Di lokasi yang dibangunkan drainase dibentuk Kelompok
Pemelihara dan Pemanfaat (KPP) sarana, dimana anggotanya masih mayoritas laki-laki yaitu 75% dan
perempuan 25%. Akan tetapi mereka belum secara rutin membersihkan saluran drainase tersebut.
Kelompok ini mempunyai potensi untuk dilibatkan sebagai pengelola sarana-sarana komunal lainnya
bilamana akan dibuatkan sarana komunal di lokasi-lokasi tersebut.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 139
Tabel 3.36: Kondisi drainase lingkungan di tingkat kecamatan/kelurahan
Kondisi Drainase Bangunan Di Atas
Jumlah Pembersihan Drainase Pengelola oleh
Saat Ini Saluran
Kelurahan/Desa Rutin Tidak Rutin Masyarakat (RT /RW)
Pemerintah Tidak
RT RW Lancar Mampet Kelurahan Swasta Ada
L P L P Kota L P Ada
Pasar Sebelah √ - - - √ - √ - - - - - √
Bandar Ratu √ - - - √ - √ - - - - - √
Ujung Padang √ - - - √ - √ - - - - - √
Pasar Mukomuko √ - - - √ - √ - - - - - √
Koto Jaya √ - - - √ - √ - - - - - √
Selagan Jaya √ - - - √ - √ - - - - - √
Pondok Batu √ - - - √ - √ - - - - - √
Tanah Rekah √ - - - √ - √ - - - - - √
Sumber : :Data Dinas PU Bid. CK, diolah

Tabel 3.37: Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat

Kondisi Sarana Saat ini Aspek PMJK


Nama Program / Proyek
No Komponen Pelaksana/PJ Tahun Mulai Tidak
/ Layanan Fungsi Rusak PM JDR MBR
Fungsi
1. Drainase Lingkungan
-
-
Sumber :Data Dinas PU Bid. CK Kabupaten Mukomuko (tidak ada kegiatan/aktifitas)

Keterangan:
PM = Pemberdayaan Masyarakat
JDR = Jender
MBR= Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 140
3.4.5 “Pemetaan” Media

Tabel 3.38. Kegiatan Komunikasi terkait komponen Drainase Lingkungan

Dinas Tujuan Khalayak Pesan


Kegiatan Tahun Pembelajaran
Pelaksana Kegiatan Sasaran kunci

Desiminasi 2013 Satker Pemahaman Dinas LH Pengelolaan


PPLP Pengelolaan dan
Drainase Bapeda pemeriharaan
Prov. Lingkungan untuk
Dinas PU mengurangi
risiko
Konsultan genangan

Jambore 2013 Satker Pemahaman SLTP Pengelolaan


Sanitasi PPLP Drainase dan
Lingkungan pemeriharaan
Prov. untuk
mengurangi
risiko
genangan

Tabel 3.39. Media Komunikasi dan Kerjasama terkait komponen Drainase Lingkungan

Isu yang
Jenis Media Khalayak Pendanaan Pesan kunci Efektifitas
diangkat

 Media Masyarakat Humas pengelolaan Sanitasi Total strategi


massa lokal Kabupaten drainase Berbasis kampanye
(Radar Mukomuko Masyarakat kepedulian
lingkungan
Mukomuko, berupa
(STBM) sanitasi dan
RRI, Radio Kerjasama
Basecamp, bantuan media belajar
Radio Anak operasional bersama
Negri )
Dinas Terkait
 Media lain
(Spanduk,
Poster,
Leaflet,
Stiker,
Kalender,
Dll)

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 141
3.4.6 Partisipasi Dunia Usaha

Keberadaan partisipasi sektor swasta dalam layanan sanitasi di Kabupaten Mukomuko


tidak dijumpai pada sub sektor drainase lingkungan, Penanganan drainase lingkungan ini
merupakan urusan yang pada dasarnya menjadi tanggungjawab masyarakat.

Tabel 3.40. Penyedia layanan pengelolaan drainase lingkungan yang ada di Kabupaten Mukomuko.

Jenis
Nama Provider/Mitra Tahun mulai Kegiatan Potensi
No
Potensial operasi/Berkontribusi Terhadap Kerjasama
Sanitasi
a b c d e
Komponen : Drainase Lingkungan
1. - - - -
2. - - - -
Sumber :Data Dinas PU Bid. CK Kabupaten Mukomuko (tidak ada kegiatan/aktifitas)

3.4.7 Pendanaan dan Pembiayaan

Pemda kabupaten Mukomuko memiliki anggaran terbesar dalam APBD nya, yaitu
untuk pembangunan, rehabilitasi, pemeliharaan , dan perencanaan subsektor drainase,
namun drainasenya sebagian besar masih meliputi drainase utama, dan sebagian kecil
drainase lingkungan.

Tabel 3.41. Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi

Belanja Sanitasi Tahun (Rp. Juta) Rata- Pertum


Sub Sektor rata buhan
2009 2010 2011 2012 2013 (%)
Drainase Lingkungan
Pendanan Investasi Drainase 0 648 0 0 552 100 10%
Pendanaan OM yang dialokasikan
dalam APBD 0 0 0 0 0 0 0%
Perkiraan biaya OM berdasarkan
infrastruktur terbangun 0 0 0 0 0 0 0%
Sumber :Data Dinas PU Bid. CK Kabupaten Mukomuko

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 142
Tabel 3.42. Realisasi dan Potensi retribussi Sanitasi per Kapita

SKPD Retribusi Sanitasi Tahun (Rp. Juta) Pertumbuhan


2009 2010 2011 2012 2013 (%)
Retribusi Drainase
Realisasi retribusi 0 0 0 0 0 0%
Potensi retribusi 0 0 0 0 0 0%
Sumber :Data Dinas PU Bid. CK Kabupaten Mukomuko (tidak ada kegiatan/aktifitas)

3.4.8 Permasalahan mendesak dan Isu strategis

Dalam upaya untuk menjamin pengelolaan drainase lingkungan yang aman dan
terintegrasi dengan drainase kota, terdapat beberapa masalah kelembagaan yang muncul
dalam praktik:
 Terbatasnya peluang optimalisasi program dan anggaran untuk pemicuan dan
pengintegrasian drainase lingkungan dan drainase kota sehubungan dengan kondisi
faktual mandat Seksi Sanitasi, Air Bersih, dan Drainase Kota yang diarahkan bukan
hanya untuk menjadi regulator dalam pengelolaan drainase lingkungan, melainkan juga
harus menjadi operator untuk pengelolaan subsektor air bersih, dan limbah cair.
 Belum ada peraturan daerah yang mengatur secara tegas tentang pola pembagian
(sharing) peran antara pemerintah kabupaten, dan masyarakat dalam hal pengelolaan
drainase lingkungan. Mengingat kesadaran dan partisipasi masyarakat yang saat ini
masih terbatas, serta keterbatasan kapasitas Seksi Sanitasi, Air Bersih, dan Drainase
Kota untuk mengkondisikan pengelolaan drainase lingkungan yang terintegrasi secara
baik terutama di wilayah perkotaan, maka kondisi ini mengakibatkan banyaknya sarana
drainase lingkungan di wilayah perkotaan Kabupaten Mukomuko yang tidak terpelihara
dengan baik.
 Pemahaman terhadap peraturan terkait pengelolaan drainase lingkungan yang masih
terbatas di kalangan masyarakat.
 Keterbatasan dana untuk memproduksi petunjuk-petunjuk teknis perencanaan,
pembangunan, serta pemeliharaan drainase lingkungan yang mudah dipahami oleh
masyarakat Kabupaten Mukomuko.
 Keterbatasan dana untuk melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat
Kabupaten Mukomuko tentang pengelolaan drainase lingkungan yang sehat.
Pada dasarnya pengelolaan infrastruktur drainase lingkungan merupakan aktivitas
yang tidak menghasilkan pendapatan operasional sehingga menjadi kewajiban layanan publik
(public service obligation). Dengan demikian merupakan sebuah kewajaran apabila tidak ada
sektor swasta yang berpartisipasi dalam pengelolaan infrastruktur drainase lingkungan ini.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 143
Dapat dilihat secara keseluruhan di Kabupaten Mukomuko 56 % tidak ada pencemaran
SPAL atau masih 44% ada pencemaran SPAL.

35%

30%

25%
18%
20% 22% Tidak tahu
15% 19% Tidak aman
Aman
10%
8%
5% 7%
5% 3% 6%
5% 3%
0% 1%
0% 2% 0%
Klaster 0 Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4

Tabel 3.43. Permasalahan Mendesak dan Isu Strategis

Permasalahan Mendesak Isu Strategis

 Belum ada dokumen perencanaan drainase  Belum ada Master plan


 Belun ada DED

 Sarana dan Prasarana Drainase Belum Optimal  Saluran Drainase yang belum memadai (Dimensi
Saluran Prmer)
 Masih adanya wilayah genangan
 Diidentifikasi dari study EHRA, ada 5 kecamatan
yang sering mengalami banjir, walaupun bukan
banjir rutin

 Belum Optimalnya Pendanaan terkait Drainase  Alokasi anggaran terkaita sub bidang drainase
yang masih kurang

3.5 Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi


Di Kabupaten Mukomuko terdapat relative banyak perusahaan besar pengelola sumber daya
alam. Perusahaan-perusahaan seperti ini terkena aturan undang-undang perseroan terbatas yang
mewajibkan mereka menyelenggarakan program Corporate Social Responsibility (CSR) atau
Community Development (Commdev). Pemerintah Kabupaten Mukomuko bisa mengajak mereka
untuk mensinergikan program CSR dan/atau Commdev mereka dengan program pembangunan

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 144
sektor sanitasi di Kabupaten Mukomuko. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Mukomuko bisa melakukan
pendekatan khusus kepada para pengusaha tersebut agar mereka bersedia bekerja sama mendanai
sebagian program pembangunan sanitasi. Potensi ke arah ini cukup terbuka karena berdasarkan
informasi yang diperolah dari Studi Partisipasi Dunia Usaha, ternyata audah ada perusahaan yang
menyelanggarakan Program CSR dan Program Community Development/ Commdev.

1.5.1 Pengelolaan Air Bersih

Pelayanan penyedian air bersih perpipaan di Kota Mukomuko dilakukan oleh PDAM
Tirta Selagan. Saat ini, sumber air bakunya bersumber dari sungai Setagan di Desa Pondok
Batu. Sehubungan dengan kondisi lingkungan atau tingkat pencemaran yang sangat tinggi
yaitu; pada musim penghujan tercemar dengan air rawa (gambut) dan pada musim kemarau
tercemar dengan air taut (asin); sehingga dengan kondisi yang tersebut di atas PDAM Tirta
Setagan Kabupaten Mukomuko mengusulkan pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA)
baru pada Hulu Sungai Selagan di bendungan Selagan Desa Sungai Ipuh dengan rencana
kapasitas 60 - 80 l/dt pada ketinggian 88 m diatas permukaan laut. Detailed Engineering
Design (DED) untuk sistem ini saat ini sudah tersedia. Pengaliran direncanakan dilakukan
menggunakan sistem gravitasi yang terhubung ke sub-sistem sungai Rengas Pondok Kopi.
Dengan sendirinya IPA yang ada di Desa Teras Terunjam, sungai Rengas Pondok Kopi dan
IPA di Kota Mukomuko tidak dipakai lagi dan dapat di pindahkan ke kecamatan lain yang
membutuhkan. Pemindahan IPA memungkinkan karena konstruksi IPA yang ada terbuat dari
baja.
Menurut data PDAM kabupaten Mukomuko, cakupan pelayanan pelanggan air minum
yang diberikan oleh PDAM Tirta Selagan Kabupaten Mukomuko sebanyak 15 Kecamatan
dengan jumlah penduduk yang dapat dilayani sebanyak 16.954 orang atau hanya 37,04% yang
baru dapat di layani PDAM Kabupaten Mukomuko. Sumber air baku yang digunakan pada saat
ini sangatlah buruk / jelek, sebab sudah banyak terkontaminasi dengan berbagai macam
limbah, antara lain limbah CPO dan diperparah lagi dengan limbah Drainase
pengurasan/saluran air perkembangan lahan gambut. Air gambut ini diprediksi sangat sulit
untuk diolah karena menggunakan bahan kimia yang tidak sedikit.

Pompa Intake yang digunakan pada saat ini kondisinya sangat memprihatinkan sebab
pompa yang terpasang merupakan pompa terdahulu, dalam arti kata pompa tersebut belu
pernah diganti dan diremajakanm mungkin kapasitas terpasang sudah banya mengalami
penyusutan atau sudah melemah diperparah lagi kita tidak punya pompa pompa cadangan
padahal pompa cadangan sangat dibutuhkan sekali apabila mengalami gangguan / tribel, bisa
dibayangkan apabila terjadi tribel pada pompa maka operasional terpaksa dihentikan selama
perbaikan pompa dimaksud, keadaan ini sangat sering terjadi baik dip DAM Pusat Mukomuko
maupun di PDAM Cabang ataupun PDAM Unit. Kejadian ini mempunyai efek yang sangat
signifikan dan sangat berpengaruh sekali terhadap pendapat / penerimaan Rekening Air. Hal
ini menyebabkan penerimaan PDAM Tirta Selagan menjadi menurun.
Kondisi pipa transmisi dan pipa distribusi di PDAM Pusat Mukomuko , PDAM Cabang
dan PDAM Unit dari segi umur maupun dari segi tata system perpompaan sangat jauh sekali
dari Kwantitas system.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 145
Hal ini bisa kita lihat dari umur pipa yang digunakan / dipasang di PDAM Pusat
Mukomuko banyak sekali ditemui jenis pipa GI yang masih digunakan sebagai pipa distribusi.
Untuk di daerah pinggir pantai seperti Kabupaten Mukomuko ini sangat tidak dianjurkan
memakai pipa GI ini. Karena sangat dekat dengan karat dan pengumpalan, dalam waktu yang
cukup lama akan terjadi penyempitan diameter pipa, bisa saja pipa 100 mm menjadi 40 mm
dikarenakan terjadi karat di dalam diameter pipa yang mengakibatkan penyumbatan,
diperparah lagi dengan pembangunan infrastruktur perpipaan yang dibangun oleh Pihak Dinas
Pekerjaan Umum ( PU ) kurang berkoordinasi dengan Pihak PDAM Tirta Selagan, maka terjadi
pemasangan pipa yang kurang bermanfaat bagi PDAM Tirta Selagan, padahal yang kami
harapkan saat ini penambahan kapasitas dan mengoptimalkan potensi yang ada.
Akses masyarakat terhadap air minum didapat sebesar 58,65% masyarakat
memperoleh air bersih dari sumur gali dan 0,47 % mendapatkannya dari Sumur Pompa
tangan.
Berdasarkan hasil Studi EHRA terlihat bahwa sebagian besar responden mendapatkan
air bersih dari sumur sebanyak 81% dengan rincian 42% sumur gali terlindungi dan 39% sumur
gali tak terlindungi. Sedangkan layanan PDAM baru menjangkau 4% penduduk, dan 4% dari
sumur bor/pompa tangan.

sumur Lainnya
bor/pompa 11% air ledeng
tangan PDAM
4% 4%

sumur gali
terlindungi
sumur gali 42%
tidak
terlindungi
39%

Terkait dengan sumber air minum dan untuk memasak, hasil analisis data EHRA
menunjukkan bahwa mayoritas rumah tangga di Kabupaten Mukomuko memakai sumber air
yang relatif aman.
Untuk minum sekitar 54,4% dari air isi ulang, 39,3% dari air sumur gali terlindungi,
airbotol kemasan dan air sumur pompa tanga masing-masing sebesar 2,4% sedangkan air
ledeng dari PDAM hanya 1,5% .
Untuk memasak, air sumur gali terlindungi digunakan oleh mayoritas rumah tangga di
Kabupaten Mukomuko dengan 78,5%, disusul kemudian air isi ulang sebesar 8,6%, air ledeng
PDAM 7% dan air sumur pompa tangan 4,8%. Lebih jelasnya diperlihatkan pada Grafik
dibawah ini:

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 146
Air sumur gali terlindungi 78.5%
39.3%
Air sumur pompa tangan 4.8%
2.4%
Air kran umum -PDAM/PAMSIMAS 0.0%
0.0%
Air hidran umum - PDAM 0.0% Masak
0.0%
Air Ledeng dari PDAM 7.0% Minum
1.5%
Air isi ulang 8.6%
54.4%
Air botol kemasan 1.1%
2.4%
0.0% 20.0% 40.0% 60.0% 80.0% 100.0%

Grafik 3.14. Akses Terhadap air Bersih

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 147
Presentase Keluarga yang Memiliki Akses Air Minum Kabupaten Mukomuko
Jumlah % Akses Air Minum Berdasarkan Sarana
Jumlah % Jumlah KK yang %
Nama Jumlah
No KK Yang KK Yang memiliki Ledeng/ Lainnya Keluarga
Puskesmas KK Spt Sgl Pah Pma Kemasan
Diperiksa Diperiksa Akses Air PDAM (Masy.) Akses Air
Minum Minum
1 Lubuk Pinang 3,041 3,041 100 3,041 4.74 - 85.00 - - - 10.26 100
2 Air Manjunto 2,863 2,863 100 2,863 - - 70.87 1.47 0.73 - 26.93 100
3 Lalang Luas 1,716 1,716 100 1,716 11.01 - 65.15 - - - 23.83 100
4 Lubuk Sanai 2,596 2,596 100 2,596 - 6.39 55.43 7.36 15.06 - 15.76 100
5 Mukomuko 3,041 3,041 100 3,041 24.93 0.10 56.76 - - - 18.22 100
6 DB V Koto 1,282 1,282 100 1,282 30.42 - 37.99 - - - 31.59 100
7 Penarik 4,952 4,952 100 4,952 - - 46.85 5.17 - - 47.98 100
8 Tunggal Jaya 616 616 100 616 - 2.11 48.05 12.18 5.19 - 32.47 100
9 Teras Terunjam 1,400 1,400 100 1,400 - - 26.79 - - - 73.21 100
10 Bantal 2,442 2,442 100 2,442 20.93 - 77.76 - - - 1.31 100
11 Pondok Suguh 2,487 2,487 100 2,487 17.73 - 53.28 - - - 28.99 100
12 Retak Mudik 1,907 1,907 100 1,907 - - 78.24 - - - 21.76 100
13 Ipuh 4,449 4,449 100 4,449 15.73 - 64.08 2.00 - - 18.18 100
14 Malin Deman 1,235 1,235 100 1,235 - - 68.58 4.62 - - 26.80 100
15 Air Rami 3,088 3,088 100 3,088 - 0.13 41.61 20.11 6.61 - 31.54 100
16 Selagan Raya 2,132 2,132 100 2,132 5.21 - 44.37 0.09 - - 50.33 100
JUMLAH 39,247 39,247 100 39,247 8.27 0.47 58.65 3.40 1.65 - 27.56 100
Sumber : Laporan Kesling Kabupaten Mukomuko, Dinas Kesehatan

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 148
PDAM Tirta Selagan Kabupaten Mukomuko dibangun pada tahun 1982 yang
berlokasi, terletak di desa Pondok Batu kecamatan kota Mukomuko Kabupaten Mukomuko
PDAM Mukomuko di buat untuk memenuhi kebutuhan sarana air minum yang berkualitas dan
bermutu yang dapat maningkatkan derajat kesehatan bagi masyarakat yang berkualitas dan
berkelanjutan.
System pengolahan air di PDAM Tirta Selagan dibuat dengan sistem pengolahan
lengkap, sistem produksi dan distribusi menggunakan tenaga sumber penggerak listrik dan
sumber full grafitasi seperti pompa penggerak pengambilan air baku dari sungai dan pompa
penggerak Distribusi air kepada konsumen sambungan langganan.
PDAM Kabupaten Mukomuko sampai saat ini masih mengalami kerugian yang cukup
besar dalam hal pembiayaan operasional setiap bulannya karena perbandingan biaya
operasional penerimaan sangat tidak memadai sebagai contoh : biaya operasional dan biaya
tenaga kerja setiap bulannya Rp. 93.343.700,- sedangkan penerimaan hasil rekening terjual
Se Kabupaten Mukomuko Pusat, Cabang dan Unit Pelayanan hanya Rp. 42.650.000,-.
Kondisi PDAM Tirta Selagan sampai dengan saat ini masih mengalami krisis
pelayanan air bersih kepada konsumen yang jumlahnya sampai saat ini sebanyak 732
sambungan rumah, belum dapat terlayani secara keseluruhan terbukti dari jumlah rekening air
yang dibuat sebanyak 732 buah, yang membayar hanya kurang lebih 60% sedangkan 40%
tidak pernah bayar dengan alasan tidak mendapat air, permasalahannya sarana pompa
produksi dan pompa distribusi belum pernah ada penggantian.
Masalah yang paling mendesak pada saat ini adalah penggantian pompa Distribusi
dan Pompa Intake sebanyak 3 (tiga) Unit, masing-masing :
 Pompa Distribusi PDAM Kota Mukomuko 15 L/det.
 Pompa Distribusi PDAM Unit Lubuk Pinang 15 L/det
 Pompa Intake Unit Bantal 5 L/det
Sedangkan mengandalkan dana dari PDAM Kabupaten Mukomuko untuk penggantian
3 (tiga) unit Pompa tersebut jelas tidak akan ada, Dana untuk Operasional perbulan PDAM
masih Defisit, maka dari itu kami mohon untuk memikirkan bersama bagaimana solusi dalam
pemecahan masalah ini.
Sebagaimana Kondisi PDAM yang sampai saat ini sangat memprihatinkan maka kami
mohon dukungan dari semua pihak terkait untuk memberikan solusi dan pertimbangan –
pertimbangan mengatasi krisis tersebut hingga dapat bangkit dari ketinggalan dengan PDAM
yang sudah maju hingga dapat tercapai Break – Open Point (Mandiri).
Pelayanan air minum di Kabupaten Mukomuko dilayani oleh perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kabupaten Mukomuko yang menyediakan kebutuhan air minum bagi
masyarakat Kabupaten Mukomuko. Masih ada sekitar 56 desa dari 152 desa/ kelurahan di
Kabupaten Mukomuko yang belum terlayani Air minum PDAM.
Di Kota Mukomuko yang belum terlayani Air minum PDAM terdiri dari Desa :
1. Desa Pasar Sebelah

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 149
2. Desa Atap seng kecamatan Banda Ratu
3. Dusun Talang karet Kecamatan Banda Ratu
4. Perumahan Nelayan Kec. Banda Ratu
5. Perum Perumnas Kacamatan Banda Ratu
6. Trans Bandep Desa Pondok Batu
7. Koto Jaya KM3 ( Tiga )
8. Pantai Indah Kec. Koto Jaya
9. Masyarakat di sekitar Jl. Teluk Rumbia Kec. Pasar Mukomuko
10. Perumnas RSH Tanah rekah

Di Kecamatan XIV Koto belum tersedia Air Minum PDAM terdiri dari Desa :
1. Desa Rawa Mulya
2. Dusun Baru Pelokan
3. Desa Lubuk sanai
4. Desa Pauh Terenja
5. Desa Tanjung Mulya
6. Desa Rawa Bangun

Di Kecamatan Lubuk Pinang yang belum terlayani Air Minum PDAM terdiri dari Desa :
1. Dusun Jarang
2. Desa Arah Tiga
3. Desa Lubuk Gedang
4. Desa Tanjung Alai
5. Desa Pasar Belakang
6. Desa Pasar Gedang

Di Kecamatan Teramng jaya yang belum terlayani Air Minum PDAM terdiri dari Desa :
1. Desa Teramang Jaya
2. Deas Bandar Jaya
3. Desa Sido Makmur
4. Desa Lubuk Selandak
5. Desa Bunga Tanjung

Di Kecamatan Pondok Suguh yang belum terlayani Air Minum PDAM terdiri dari Desa :
1. Dusun Tunggang
2. Desa Pondok Kandang
3. Desa Bumi Mekar Jaya
4. Desa Lubuk Bento
5. Desa Sinar laut

Di Kecamatan Medan Jaya yeng belum terlayani Air minum PDAM terdiri dari Desa :
1. Desa Pulau Baru
2. Desa Semundam

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 150
3. Desa Tanjung Jaya
4. Desa Menunggal Jaya
5. Desa Pulai Payung
6. Deas Tirta Mulya
7. Desa Pasar Baru
8. Desa Pulau Makmur

Di Kecamatan Teras Terunajm yang belum dapat dilayani Air Minum PDAM akibat gangguan
peralatan Pompa dan mesin pengerak utama rusak terdiri dari Desa :
1. Desa Teras Terunjam
2. Desa Suka Budi
3. Desa Pondok Kopi
4. Desa Tunggal Jaya
5. Desa Mekar Jaya
6. Desa karang jaya
7. Dasa Terutung
8. Desa Talang Kuning

Di Kecamatan Manjuto Jaya yang belum terjangkau pelayanan Air Minum terdiri dari Desa :
1. Desa Agung jaya
2. Desa Pondok Makmur
3. Desa Manjuto Jaya
4. Desa Tirta Makmur
5. Desa Tirta Mulya
6. Desa Koto Praja
7. Desa Sinar Jaya
8. Desa Sido Makmur

Oleh karena itu pemerintah Kabupaten Mukomuko saat in tengah mengajukan


kegiatan Revitalisasi Pompanisasi dan Sarana Produksi Air Bersih, dengan Sub Kegiatan
Peningkatan SPAM Daerah yang belum terlayani Air Minum, dengan Judul Program,
Pengembangan Kinerja Pengolahan Air Minum Kabupaten Mukomuko. Adapun lokasi kegiatan
PDAM Kabupaten Mukomuko di 7 Unit PDAM dalam wilayah Kabupaten Mukomuko :
1. Unit PDAM Pusat Kota Mukomuko
2. Unit PDAM Kecamatan Lubuk Pinang
3. Unit PDAM Kecamatan Teramang Jaya
4. Unit PDAM Kacamatan Pondok suguh
5. Unit PDAM Kecamatan Medan Jaya Ipuh
6. Unit PDAM Kecamatan Teras Terunjam
7. Unit PDAM Kecamatan Manjuto Jaya

PDAM Tirta Selagan Kabupaten Mukomuko memang sudah pernah membuat /


menyusun RKAP Tahun 2009 tetapi kurang lengkap dan terinci, hal ini disebabkan oleh

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 151
keterbatasan kemampuan SDM dan personil di bagian pembukuan dan Anggaran, hal ini
sudah kami usahakan untuk mengadakan pembelajaran ke pihak BPKP Bengkulu dengan
system program yang cukup sederhana, untuk proyeksi rencana inventaris yang sejalan
dengan dasar akuntansi yang dianut, yang disebabkan waktu pemisahan antara Kabupaten
induk dengan kabupaten pemekaran mengenai aset tidak dilakukan dengan aturan yang
berlaku, seperti tidak adanya Berita Acara penyerahan aset dan daftar aset yang ada, tidak
jelas penempatan dan jumlah barang serta harga. Rencana dalam Anggaran 2010 ini pihak
PDAM Tirta Selagan kabupaten Mukomuko akanmembuat RKAP yang sebenarnya dan sesuai
dengan aturan akuntansi.
Draft RTRW Kabupaten Mukomuki menyebutkan secara rencana pengembangan
dalam bidang pelayanan air minum (untuk sistem perpipaan) ini dilakukan melalui kegiatan
berikut ini:
1. Penyusunan masterplan sistem penyediaan air minum
2. Peningkatan sistem penyediaan air minum, dan
3. Pembangunan IPA, intake dan reservoir.
Untuk saat ini belum tersedia rencana pengelolaan sistem penyediaan air minum non-
perpipaan atau yang bersifat rumah tangga.

Realisasi Anggaran Sarpras Air Minum Pada Dinas Pekerjaan Umum (Rp.Juta)

Uraian 2007 2008 2009 2010


Pembangunan Jaringan Transmisi 0 0 0 1,6227
Pembangunan Sarpras bagi MBR 2,603 0 0 0
Pembangunan Jaringan Air bersih/Air Minum 0 2,658 2,922 0
Sumber : APBD, Diolah

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 152
Peta 3.7 Peta Cakupan Layanan
Air Bersih
Kec. Lubuk Pinang
Jumlah Kapasitas 5 L/Det Kec. Selaga Raya
Jumlah Pelanggan 384 KK ( Aktif ) Jumlah Kapasitas 30 L/Det
Produksi Aktif 5 L/Det
Jumlah Pelanggan 280 KK ( Non Aktif )
Produksi Aktif

Kec. Teras Terunjam


Jumlah Kapasitas -
Jumlah Pelanggan 260 KK ( Non Aktif )
Kec. Mukomuko
Jumlah Kapasitas 10 L/Det
Jumlah Pelanggan 593

Kec. Teramang Jaya Kec. Pondok Suguh


Jumlah Kapasitas 2,5 L/Det Jumlah Kapasitas 5 L/Det
Jumlah Pelanggan 321 KK ( Aktif ) Jumlah Pelanggan 336 KK ( Aktif )
Produksi Aktif Produksi Aktif

Kec. Ipuh
Jumlah Kapasitas 20 L/Det
Jumlah Pelanggan 662 KK ( Aktif )
Produksi Aktif

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 153
Tabel 3.44. Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Kabupaten Mukomuko

No Uraian Satuan Sistem Perpipaan Keterangan

1 Pengelola PDAM
2 Tingkat Pelayanan % 37.04
3
Kapasitas Produksi Lt/detik 42.5
4 42.5 Beroperasi
Kapasitas Terpasang Lt/detik 60 Belum
beroperasi
5
Jumlah Sambungan Rumah (Total) Unit 2.322
6
Jumlah Kran Air Unit 4.644
7 Kehilangan Air (UFW) % 40
8 Retribusi/Tarif (rumah tangga) KII
0 – 10 M3 Rp 1.000.-
11 – 20 M3 Rp 1.250.-
21 – dst M3 Rp 1.500.-
9 Jumlah pelangan per kecamatan
i. Mukomuko Pelangan 702
ii. Ipuh Pelangan 642
iii. Pondok Suguh Pelangan 336
iv. Selagan Raya Pelangan 280
v. Lubuk Pinang Pelangan 362
Sumber : PDAM TIRTA SELAGAN 2013

3.5.2 Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga

Limbah Industri di Kabupaten Mukomuko tidak teramat besar pengaruhnya bagi


pencemaran. Kendati demikian dapat diindentifikasi kegiatan industri, peternakan, hotel,
perkebunan dan kegiatan lainnya seperti energi, pertambangan, kepelabuhan dan lain-lain.
Tiap perusahaan atau pelaku industri diwajibkan untuk melakukan pengelolaan limbah industri.
Namun dengan tidak adanya IPAL untuk limbah cair, pembuatan TPS, pembakaran di
incinerator dan landfil (limbah padat) serta dikerjasamakan dengan pemanfaat, pengolah dan
pengumpul.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 154
Tabel 3.45. Pengelolaan limbah industri rumah tangga kabupaten mukomuko

Jenis Industri Rumah Jumlah industri Kapasitas


Lokasi Jenis Pengelolaan
Tangga RT (m3/hari)

Tahu Kedelai Mukomuko 2 - -


Vulkanisir ban Mukomuko 1 - -
Alat Potong Mukomuko 1 - -
Kerupuk Keripik Mukomuko 12 - -
Gula Merah Mukomuko 4 - -
Furniture Mukomuko 1 - -
Tempe Kedelai Mukomuko 3 - -
Roti dan Kue Mukomuko 2 - -
Bangunan dari Kayu Mukomuko 2 - -
Batu Bata Mukomuko 2 - -
Pengolahan Herbal Mukomuko 1 - -
Anyaman Rotan Mukomuko 2 - -
Makanan dari Kedelai Mukomuko 1 - -
Minuman Mukomuko 1 - -
Sumber. Dinas Lingkungan Hidup

3.5.3 Pengelolaan Limbah Medis

Limbah medis di Kabupaten Mukomuko berasal dari Rumah Sakit, Puskesmas serta
layanan kesehatan lainnya. Limbah Medis ini terbagi atas limbah infeksius dan limbah non
infeksius. Limbah infeksius berasal dari pelayanan medik dan pelayanan penunjang medik
seperti : laboratorium, instalasi farmasi, instalasi gizi, rehabilitasi medik, radiologi, instalasi
pencuci hama, instalasi pemeliharaan sarana, instalasi pemulasaraan jenazah dan pelayanan
terpadu, sedangkan limbah non medis bersumber dari pelayanan administrasi dan dapur.
Limbah Medis ini belum ada penanganan yang spesifik ataupun keseriusan dibidangnya
dikarenakan upaya penanganan oleh tenaga ataupun subtansi dibidangnya yang belum jelas
akan tugas dan fungsinya.

Sarana Kesehatan yang ada di Kabupaten Mukomuko

No Sarana Kesehatan Jumlah


1 Rumah Sakit 1
2 Puskesmas Perawatan 5
3 Puskesmas Non Perawatan 11

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 155
No Sarana Kesehatan Jumlah
4 Pustu (Puskesmas Pembantu) 53
5 Posyandu 201
6 Poskesdes 41
7 Puskesmas Keliling 16
8 Desa Siaga 151
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko 2010

Tabel 3.46. Pengelolaan limbah medis di fasilitas-fasilitas kesehatan

Nama Fasilitas Lokasi Jenis Pengolahan Limbah Medis Kapasitas


Kesehatan (m3/hari)
RSUD Mukomuko Mukomuko Limbah Cair : IPAL 2 m3
Limbah padat : Incenerator 2 m3
- -
Puskesmas Lubuk Pinang Lubuk Pinang
- -
Puskesmas Air Manjunto Air Manjunto
- -
Puskesmas Lalang Luas Lalang Luas
- -
Puskesmas Lubuk Sanai Lubuk Sanai
- -
Puskesmas Mukomuko Mukomuko
- -
Puskesmas DB V Koto DB V Koto
- -
Puskesmas Penarik Penarik
- -
Puskesmas Tunggal Jaya Tunggal Jaya
Puskesmas Teras - -
Terunjam Teras Terunjam
- -
Puskesmas Bantal Bantal
- -
Puskesmas Pondok Suguh Pondok Suguh
- -
Puskesmas Retak Mudik Retak Mudik
- -
Puskesmas Ipuh Ipuh
- -
Puskesmas Malin Deman Malin Deman
- -
Puskesmas Air Rami Air Rami
- -
Puskesmas Selagan Raya Selagan Raya

Sumber : RSUD Kabupaten Mukomuko 2013

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 156
BAB IV
Program Pengembangan Sanitasi Saat ini dan yang Direncanakan

4.1. Promosi Higiene dan Sanitasi (Prohisan)


Saat ini, sebagaimana dinyatakan dalam RPJMD Kabupaten Mukomuko, prioritas paling tinggi
diarahkan pada pengamanan air baku air minum untuk dapat mencapai target SPM, yaitu terpenuhinya
kebutuhan minimal sebesar 60 liter/orang/hari yang merupakan kebutuhan pokok minimal untuk
mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih dan produktif, dengan penggunaan air hanya untuk
minum-masak, cuci pakaian, mandi (termasuk sanitasi), bersih rumah dan ibadah.

Draft RTRW Kabupaten Mukomuki menyebutkan secara rencana pengembangan dalam


bidang pelayanan air minum (untuk sistem perpipaan) ini dilakukan melalui kegiatan berikut ini:
4. Penyusunan masterplan sistem penyediaan air minum
5. Peningkatan sistem penyediaan air minum, dan
6. Pembangunan IPA, intake dan reservoir.
Untuk saat ini belum tersedia rencana pengelolaan sistem penyediaan air minum non-perpipaan atau
yang bersifat rumah tangga.

Tabel 4.1: Rencana Program dan Kegiatan Promosi Higienis dan Sanitasi tahun 2014

Indikasi Sumber SKPD Sumber


Nama Volu
No Satuan biaya x Rp pendanaan/pe penanggung dokumen
program/kegiatan me
1.000,- mbiayaan jawab perencanaan
1 Pembangunan Sanimas Paket 1 4,900,000 APBN Bidang Cipta Review
Karya Dinas Program
Pekerjaan Investasi
Umum Jangka
Menengah
(RPJM)
Tahun 2014-
2018
2 Pembnagunan IPAL kawasan 1 4,000,000 APBN Bidang Cipta Review
Karya Dinas Program
Pekerjaan Investasi
Umum Jangka
Menengah
(RPJM)
Tahun 2014-
2018
Sumber data: Review Program Investasi Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2014-2018

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 157
Tabel 4.2: Kegiatan Promosi Higienis dan Sanitasi yang sedang berjalan

Nama Volu Biaya x Lokasi Pelaksana


No Satuan Sumber dana
program/kegiatan me Rp1.000,- kegiatan kegiatan
1 Pembangunan Sanimas Paket 1 500,000 APBN Pesanten Dinas Pu
Modern Al-
Imam sp.V

2
Sumber data: Review Program Investasi Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2014-2018

4.2. Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik


Untuk upaya penanganan sub-sektor air limbah di Kabupaten Mukomuko, RPJMD
menyebutkan bahwa pengembangan infrastruktur pengelolaan air limbah ditujukan untuk memenuhi
sasaran SPM, yaitu
c. Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai dengan target pencapaian 60%.
d. Tersedianya sistem air limbah skala komunitas/kawasan/kota dengan target pencapaian 5%.

Untuk mencapai dua (2) sasaran tersebut di atas, berbagai upaya penanganan telah dilakukan maupun
sedang direncanakan. Upaya penanganan ini ditangani oleh dua (2) SKPD, yaitu:
3. Dinas Pekerjaan Umum, Seksi Sanitasi, Air Bersih, dan Drainase Kota, melalui
 Program penyediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana air baku dan air limbah.
 Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah.
 Selain kedua program tersebut, Dinas Pekerjaan Umum juga menjalankan kegiatan
pengelolaan air limbah yang didukung dengan pendanaan dari Dana Alokasi khusus (DAK),
yaitu Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) yang baru dimulai pada tahun 2011.
4. Dan Kantor Lingkungan Hidup, Seksi Hukum, Pengawasan, dan Pemantauan Lingkungan
 Kegiatan pemantauan kualitas air limbah
 Pemantauan izin pembuangan air limbah ke sumber air, dan izin pemanfaatan air limbah untuk
aplikasi pada tanah.
 Selain kegiatan pengelolaan air limbah yang didanai dengan dana APBD, saat ini KLH juga
tengah menjalankan kegiatan pendukung pengelolaan air limbah yang didanai dari DAK.
Kegiatan tersebut adalah penyediaan alat uji laboratorium untuk pemantauan air limbah

Tabel 4.3: Rencana Program dan Kegiatan Pengolahan Air Limbah Domistik tahun 2014

Indikasi Sumber SKPD Sumber


Nama Volu
No Satuan biaya x Rp pendanaan/pe penanggung dokumen
program/kegiatan me
1.000,- mbiayaan jawab perencanaan
1 Master Plan Air Limbah Paket 5 800,000 APBD PROV. Bidang Cipta Review
Karya Dinas Program
Pekerjaan Investasi
Umum Jangka
Menengah
(RPJM)
Tahun 2014-
2018

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 158
Indikasi Sumber SKPD Sumber
Nama Volu
No Satuan biaya x Rp pendanaan/pe penanggung dokumen
program/kegiatan me
1.000,- mbiayaan jawab perencanaan
2 DED IPLT Kota Paket 1 800,000 APBN Bidang Cipta Review
Mukomuko Karya Dinas Program
Pekerjaan Investasi
Umum Jangka
Menengah
(RPJM)
Tahun 2014-
2018
3 DED IPLT Ipuh Paket 1 300,000 APBD PROV. Bidang Cipta Review
Karya Dinas Program
Pekerjaan Investasi
Umum Jangka
Menengah
(RPJM)
Tahun 2014-
2018
4 DED IPLT Penarik- Paket 1 300,000 APBD PROV. Bidang Cipta Review
Bantal Karya Dinas Program
Pekerjaan Investasi
Umum Jangka
Menengah
(RPJM)
Tahun 2014-
2018
5 Pembnagunan IPAL Paket 1 4,000,000 APBD Bidang Cipta Review
Karya Dinas Program
Pekerjaan Investasi
Umum Jangka
Menengah
(RPJM)
Tahun 2014-
2018
6 DED IPAL Kawasan Paket 1 200,000 APBD PROV. Bidang Cipta Review
Pasar Belakang Karya Dinas Program
Mukomuko Pekerjaan Investasi
Umum Jangka
Menengah
(RPJM)
Tahun 2014-
2018
7 DED IPAL Kawasan Paket 1 250,000 APBD PROV. Bidang Cipta Review
Pasar Bantal Karya Dinas Program
Pekerjaan Investasi
Umum Jangka
Menengah
(RPJM)
Tahun 2014-
2018

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 159
Tabel 4.4: Rencana Program dan Kegiatan Pengolahan Air Limbah Domistik yang sedang berjalan

Nama Volu Biaya x Lokasi Pelaksana


No Satuan Sumber dana
program/kegiatan me Rp1.000,- kegiatan kegiatan
1 Master Plan Air Limbah Paket 5 700,000 APBD 5 Kecamatan Dinas Pu
KAB/KOTA
2
Sumber data: Review Program Investasi Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2014-2018

4.3.Peningkatan Pengelolaan Persampahan


Upaya penanganan persampahan di Kabupaten Mukomuko pada tahun 2011 ini diarahkan
untuk terintegrasi dengan prioritas pembangunan ekonomi yang terpadu. Hal ini secara tegas tertuang
di dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Mukomuko 2011. Secara teknis pola
penanganan sampah diarahkan pada prinsip “zero waste” 2 . Dengan demikian dalam pengelolaan
sampah ini, SKPD penanggungjawab pengelolaan sampah yaitu Bidang Pertamanan dan Kebersihan
Dinas Pekerjaan Umum mengupayakan agar realisasi prinsip zero waste dapat dijalankan dengan pola
yang memberdayakan dan menumbuhkan ekonomi masyarakat Kabupaten Mukomuko.
Pada tahun 2011 ini upaya program penanganan sampah yang telah dan sedang dijalankan
oleh Pemerintah Kabupaten Mukomuko adalah:
7. Program Pengembangan dan Pengelolaan Persampahan
8. Program Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Persampahan, yang dijalankan dalam
bentuk kegiatan sebagai berikut:
a. pembelian peralatan kebersihan dan bahan pembersih,
b. pemeliharaan peralatan kebersihan dan kelengkapan personel kebersihan.
9. Program Perluasan Cakupan Pelayanan Persampahan (Pengadaan Sarana Persampahan)
10. Masterplan Pengelolaan Persampahan
11. Program Peningkatan Kualitas Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
12. Pelatihan Keterampilan Usaha Ekonomi Perempuan

Tabel 4.5: Rencana Program dan Kegiatan Pengolahan Persampahan tahun 2013

Indikasi Sumber SKPD Sumber


Nama Volu
No Satuan biaya x Rp pendanaan/pe penanggung dokumen
program/kegiatan me
1.000,- mbiayaan jawab perencanaan
1 DED TPA Ipuh Paket 1 500,000 APBD Bidang Cipta Review
KAB/KOTA Karya Dinas Program
Pekerjaan Investasi
Umum Jangka
Menengah
(RPJM)
Tahun 2014-
2018
2 DED TPA Bantal Paket 1 300,000 APBD Bidang Cipta Review
KAB/KOTA Karya Dinas Program
Pekerjaan Investasi
Umum Jangka
Menengah

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 160
Indikasi Sumber SKPD Sumber
Nama Volu
No Satuan biaya x Rp pendanaan/pe penanggung dokumen
program/kegiatan me
1.000,- mbiayaan jawab perencanaan
(RPJM)
Tahun 2014-
2018
3 Pembangunan TPA Paket 1 10,000,000 APBN Bidang Cipta Review
Kota Mukomuko Karya Dinas Program
Pekerjaan Investasi
Umum Jangka
Menengah
(RPJM)
Tahun 2014-
2018
4 Work Shop TPA unit 1 150,000 APBD Bidang Cipta Review
KAB/KOTA Karya Dinas Program
Pekerjaan Investasi
Umum Jangka
Menengah
(RPJM)
Tahun 2014-
2018
5 Container unit 3 150,000 APBD Bidang Cipta Review
KAB/KOTA Karya Dinas Program
Pekerjaan Investasi
Umum Jangka
Menengah
(RPJM)
Tahun 2014-
2018
6 Jalan Akses Menuju 600,000 Bidang Cipta Review
TPA Karya Dinas Program
Pekerjaan Investasi
Umum Jangka
Menengah
(RPJM)
Tahun 2014-
2018
7 Pembangunan Paket 1 880,000 APBN Bidang Cipta Review
Infrastruktur Tempat Karya Dinas Program
Pengolahan Sampah Pekerjaan Investasi
Terpadu Sistem 3R Umum Jangka
Menengah
(RPJM)
Tahun 2014-
2018
8 Pembangunan Paket 1 990,000 APBN Bidang Cipta Review
Infrastruktur Tempat Karya Dinas Program
Pengolahan Sampah Pekerjaan Investasi
Terpadu Sistem 3R Umum Jangka
Menengah
(RPJM)
Tahun 2014-
2018

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 161
Tabel 4.6: Program dan Kegiatan Pengolahan Persampahan yang sedang berjalan

Nama Volu Biaya x Lokasi Pelaksana


No Satuan Sumber dana
program/kegiatan me Rp1.000,- kegiatan kegiatan
1 Desain DED TPA Kab Paket 1 500,000
APBD Mukomuko Dinas Pu
Mukomuko KAB/KOTA
2 Motor Sampah unit 2 50,000 APBD Mukomuko Dinas Pu
KAB/KOTA
3 Pintu Gerbang TPA unit 1 50,000 APBD Mukomuko Dinas Pu
KAB/KOTA
4 Rumah Jaga TPA unit 1 90,000 APBD Mukomuko Dinas Pu
KAB/KOTA
5 Pagar Keliling TPA unit 1 60,000 APBD Mukomuko Dinas Pu
KAB/KOTA
Sumber data: Review Program Investasi Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2014-2018

4.4.Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan


Dalam RPJMD Kabupaten Mukomuko telah dinyatakan bahwa arah kebijakan dalam hal
pengelolaan drainase lingkungan diarahkan bukan hanya pada aspek pembangunannya semata,
melainkan juga pada aspek perencanaan, pemeliharaan, dan rehabilitasi yang berkelanjutan.
Upaya program yang sedang dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Mukomuko dalam rangka
mendorong pengelolaan drainase lingkungan yang sehat dan terintegrasi adalah:
6. Kegiatan perencanaan pembangunan saluran drainase dan gorong-gorong
7. Pembangunan dan pemeliharaan jalan, jembatan, irigasi, dan drainase.
8. Pemeliharaan dan rehabilitasi saluran drainase dan gorong-gorong
9. Program percontohan kawasan sehat di pemukiman nelayan.
10. Kegiatan bulan bakti gotong royong.

Tabel 4.7: Rencana Program dan Kegiatan Pengolahan Drainase Lingkungan tahun 2013

Indikasi Sumber SKPD Sumber


Nama Volu
No Satuan biaya x Rp pendanaan/pe penanggung dokumen
program/kegiatan me
1.000,- mbiayaan jawab perencanaan
1 DED Drainase Paket 1 250,000 APBD Bidang Cipta Review
Mukomuko KAB/KOTA Karya Dinas Program
Pekerjaan Investasi
Umum Jangka
Menengah
(RPJM)
Tahun 2014-
2018
2 Pembangunan Drainase Paket 1 4,000,000 APBN Bidang Cipta Review
Kawasan Bandaratu Karya Dinas Program
Pekerjaan Investasi
Umum Jangka
Menengah
(RPJM)

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 162
Indikasi Sumber SKPD Sumber
Nama Volu
No Satuan biaya x Rp pendanaan/pe penanggung dokumen
program/kegiatan me
1.000,- mbiayaan jawab perencanaan
Tahun 2014-
2018
3 Pembangunan Drainase Paket 1 400,000 APBD Bidang Cipta Review
Skunder/Tersier KAB/KOTA Karya Dinas Program
Kawasan Bandaratu Pekerjaan Investasi
Umum Jangka
Menengah
(RPJM)
Tahun 2014-
2018
4 Pembangunan Drainase Paket 1 450,000 APBD Bidang Cipta Review
Primer Kawasan Pasar KAB/KOTA Karya Dinas Program
Mukomuko Pekerjaan Investasi
Umum Jangka
Menengah
(RPJM)
Tahun 2014-
2018
5 Pembangunan Drainase Paket 1 1,300,000 APBN Bidang Cipta Review
Primer Kawasan Pasar Karya Dinas Program
Mukomuko Pekerjaan Investasi
Umum Jangka
Menengah
(RPJM)
Tahun 2014-
2018
6 Pembangunan Drainase Paket 1 7,900,000 APBN Bidang Cipta Review
Kawasan Pemukiman Karya Dinas Program
Pekerjaan Investasi
Umum Jangka
Menengah
(RPJM)
Tahun 2014-
2018
Sumber data: Review Program Investasi Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2014-2018

Tabel 4.8: Program dan Kegiatan Pengolahan Drainase Lingkungan yang sedang berjalan

Nama Volu Biaya x Lokasi Pelaksana


No Satuan Sumber dana
program/kegiatan me Rp1.000,- kegiatan kegiatan
1 Riview Desain DED Paket 1 3,300,000 APBN Mukomuko Dinas Pu
Drainase Kota
Mukomuko
2 DED Drainase Kawasan Paket 1 250,000 APBD Bandaratu Dinas Pu
Bandaratu KAB/KOTA
3 DED Drainase Kawasan Paket 1 250,000 APBD Pasar Dinas Pu
Pasar Mukomuko KAB/KOTA Mukomuko
4 Pembangunan Drainase Paket 1 450,000 APBD Kws.Pasar Dinas Pu
Primer Kawasan Pasar KAB/KOTA Mukomuko
Mukomuko
Sumber data: Review Program Investasi Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2014-2018

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 163
4.5.Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi
Konsekuensi bahwa program dan kegiatan pemicuan PHBS di Kabupaten Mukomuko saat ini
sesungguhnya diarahkan pada:
 Program dan kegiatan yang bersifat sosialisasi dan pembinaan yang diarahkan pada target
pemberdayaan individu, melainkan juga keluarga, dan masyarakat dalam unit desa (kampong).
 Program dan kegiatan yang bersifat peningkatan kuantitas dan kualitas sumberdaya masyarakat
dalam rangka menjamin pemerataan sumber daya kesehatan.

Upaya program dan kegiatan yang dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Mukomuko untuk
pemicuan PHBS adalah:
1. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, yang dijalankan melalui kegiatan
pembinaan desa siaga tingkat kecamatan
2. Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga di kecamatan
3. Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SD, SMP dan SMA
4. Pembinaan dan penyuluhan social pada organisasi karang taruna
5. Pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat perdesaan dalam rangka penyusunan profil
kesehatan
6. Penyemprotan/fogging sarang nyamuk
7. Penyuluhan rutin Posyandu yang difasilitasi oleh petugas Promkes di Puskesmas dengan dibantu
oleh 1046 kader Posyandu. Substansi penyuluhan kesehatan berdasarkan diarahkan pada lima
tatanan PHBS yaitu: PHBS di rumah tangga, PHBS di sekolah, PHBS di institusi kesehatan, PHBS
di tempat-tempat umum dan PHBS di tempat kerja.
8. Penyebaran infomasi promosi kesehatan melalui media masa local dan pemasangan baliho.
9. Kampanye kesehatan dalam rangka hari CTPS sedunia
10. Kampanye kesehatan dalam rangka HUT Kabupaten Mukomuko melalui pawai pembangunan dan
pameran, lomba desa, rumah sehat dan perkantoran sehat.

Tabel 4.9: Rencana Program dan Kegiatan Pengolahan Terkait Sanitasi tahun 2013

Indikasi Sumber SKPD Sumber


Nama Volu
No Satuan biaya x Rp pendanaan/pe penanggung dokumen
program/kegiatan me
1.000,- mbiayaan jawab perencanaan
1 Pembuatan Media Paket 1 36.522 APBD Dinas Rekapitulasi
Kesehatan KAB/KOTA Kesehatan Belanja
Langsung
Berdasarkan
Program dan
Kegiatan
2 Pembinaan Petugas Paket 1 17.492,5 APBD Dinas Rekapitulasi
Promokes TK KAB/KOTA Kesehatan Belanja
Puskesmas Langsung
Berdasarkan
Program dan
Kegiatan
3 Pembinaan Desa Siaga Paket 1 52.380 APBD Dinas Rekapitulasi
Aktif KAB/KOTA Kesehatan Belanja
Langsung

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 164
Indikasi Sumber SKPD Sumber
Nama Volu
No Satuan biaya x Rp pendanaan/pe penanggung dokumen
program/kegiatan me
1.000,- mbiayaan jawab perencanaan
Berdasarkan
Program dan
Kegiatan
4 Pelatihan Kader Desa Paket 1 43.9923,5 APBD Dinas Rekapitulasi
Siaga Aktif KAB/KOTA Kesehatan Belanja
Langsung
Berdasarkan
Program dan
Kegiatan
5 Lomba Desa Siaga Aktif Paket 1 41.225,5 APBD Dinas Rekapitulasi
Tk Kabupaten KAB/KOTA Kesehatan Belanja
Langsung
Berdasarkan
Program dan
Kegiatan

Tabel 4.10: Program dan Kegiatan Pengolahan Terkait Sanitasi yang sedang berjalan

Nama Volu Biaya x Lokasi Pelaksana


No Satuan Sumber dana
program/kegiatan me Rp1.000,- kegiatan kegiatan
1 Program promosi Desa 151 35.035 APBD Kecamatan Dinas
kesehatan dan KAB/KOTA Ksehatan
pemberdayaan
masyarakat, yang
dijalankan melalui
kegiatan pembinaan
desa siaga tingkat
kecamatan
2 Penyemprotan/fogging Rumah 6000 105.000 APBD Kabupaten/K Dinas
sarang nyamuk KAB/KOTA ota Ksehatan
Sumber data: Rekapitulasi Realisasi Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 165
BAB V
Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi

5.1.Area Beresiko Sanitasi

Ada 3 cara dalam menetapkan area beresiko akibat sanitasi buruk, yaitu:
1. Berdasarkan data sekunder,
2. Berdasarkan persepsi SKPD, dan
3. Berdasarkan hasil studi EHRA.
Ketiga metoda tersebut di atas menggunakan penilaian area beresiko dalam 4 skala, yaitu :
- Nilai 1 = area beresiko rendah
- Nilai 2 = area beresiko sedang
- Nilai 3 = area beresiko tinggi
- Nilai 4 = area beresiko sangat tinggi

Area Beresiko Menurut Data Sekunder

Penetapan area beresiko berdasarkan data sekunder menggunakan indikator-indikator


sebagai berikut :
1. Kepadatan penduduk. Merupakan jumlah penduduk per hektar yang bertempat di masing-
masing desa/ kecamatan. Kategori kepadatan penduduk yang digunakan adalah sebagai
berikut :
a. Rural : merupakan desa dengan kerapatan penduduk < 25 orang/ha;
b. Peri urban : merupakan desa dengan kerapatan penduduk antara 25-100 orang/ha;
c. Urban rendah : merupakan desa dengan kerapatan penduduk 101-175 orang/ha;
d. Urban medium : merupakan desa dengan kerapatan penduduk 176-250 orang/ha;
e. Urban high : merupakan desa dengan kerapatan penduduk > 250 orang/ha.
Berdasarkan data yang ada di Kabupaten Mukomuko bila menggunakan kepadatan jiwa/ha
maka angka yang di dapat antara 0 -1 jiwa/ha, jadi termasuk rural semua sehingga yang
dipergunakan kepadatan jiwa/km2.
2. Akses untuk mendapatkan air minum. Merupakan sumber air minum yang digunakan oleh
sebagaian besar rumah tangga di masing-masing desa/ kecamatan.
3. Jamban sehat atau cara membuang air limbah domestik/ black water. Merupakan
prosentase jumlah pembuangan air limbah rumah tangga yang tidak memiliki tangki septik
di masing-masing desa/ kecamatan.
4. Rumah sehat. Makin banyak rumah sehat terdapat di sebuah desa/ kecamatan maka
tingkat risikonya semakin rendah

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 166
5. Timbulnya penyakit diare. Merupakan prosentase jumlah penduduk yang teridentifikasi
menderita penyakit diare di masing-masing desa/ kecamatan.
6. Banjir atau jumlah genangan. Merupakan jumlah titik genangan yang ada di tiap-tiap desa/
kecamatan.
7. Kemiskinan. Merupakan prosentase jumlah KK miskin yang teridentifikasi di masing-masing
desa/ kecamatan.
Dampak yang diakibatkan oleh sebuah indikator tidak sama dengan indikator lainnya.
Oleh karena itu, diperlukan pembobotan untuk masing-masing indikator yang disepakati
bersama oleh anggota Pokja Kabupaten/Kota. Pembobotan diberikan sama besar bila asumsi
dibuat bahwa seluruh indikator sama pentingnya terhadap resiko yang ditimbulkan. Dalam
analisa Kabupaten Mukomuko di buat bobot seperti yang ada di tabel. Mengingat ketersediaan
data sekunder untuk parameter indicator di atas terdapat pada tingkat kecamatan, maka
penetapan area beresiko berdasarkan data sekunder ini dilakukan pada tingkat kecamatan.

Penghitungan nilai tingkat risiko sesuai dengan data dasar yang telah disusun. Masing-
masing indikator dilihat % max dan % minimal, dibuat ke dalam 4 group, sesuai dengan
tingkatan area beresiko (4, Sangat beresiko, 3 resiko tinggi, 2 resiko rendah, 1 resiko sangat
rendah). Misalnya untuk kepadatan : di beri score 4 untuk tingkat kepadatan paling tinggi,
sedangkan untuk layanan akan di beri score rendah untuk % layanan (Air minum, jamban) yang
sudah tinggi.

Dari sheet ini dapat ditentukan masing-masing score untuk tiap kecamatan sesuai
datanya. Demikian seterusnya, penghitungan total score dilakukan dengan menjumlahkan
masing-masing score dikalikan bobot nya masing-masing. Terakhir dibuat interval masing-
masing score max dan minimal. Berdasarkan score interval tersebut hitung total score akhir.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 167
Peta 5.1. Peta area berisiko berdasarkan data sekunder

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 168
Area Beresiko Menurut Persepsi SKPD

Penetapan area beresiko berdasarkan persepsi SKPD dilakukan pada skala klaster.
Papameter yang dijadikan bahan pertimbangan bagi SKPD untuk memberikan nilai berdasarkan 5
pilar STBM. Klaster dinilai berisiko tinggi bila:
1. Sumber air
a. Sumber air tercemar
b. Adanya Kelangkaan air
2. Air limbah domestik.
a. Tangki septik dicurigai tidak aman (tidak kedap air)
b. Air limbah non tinja di jamban tidak tersalurkan dengan baik
3. Persampahan.
a. Tidak ada Pengelolaan sampah (dibuang sembarangan)
b. Frekuensi pengangkutan sampah tidak teratur dan cenderung jarang atau tidak diangkut
c. Tidak ada pengolahan setempat (pemilahan dan pembuatan kompos)
4. Adanya genangan air disekitar permukiman.
5. Perilaku hidup bersih sehat: rendahnya praktek CTPS di lima waktu penting dan/ atau masih
adanya praktek BABS

Area Beresiko Menurut Hasil Studi EHRA

Parameter untuk menentukan area beresiko berdasarkan hasil studi EHRA juga
berdasarkan 5 pilar STBM: sumber air, air limbah domestik, persampahan, drainase, dan PHBS.
Hasil penilaian berdasarkan hasil studi EHRA dapat dilihat pada Error! Reference source not
found..

Index Risiko Maksimum 380, Index Risiko Minimum 319 dan Interval 15,17 maka diperoleh
katagori risiko tiap Klaster.

Hasil Akhir Penentuan Area Beresiko

Hasil akhir penetapan area beresiko terdiri atas dua jenis hasil pendekatan di atas yang
saling melengkapi, yaitu hasil berdasarkan data sekunder untuk skala analisis tingkat kecamatan
dan gabungan dari hasil berdasarkan studi EHRA dan persepsi SKDP. Penetapan area beresiko
persepsi SKDP menunjukkan kondisi yang netral dan moderat, sehingga bisa dianggap sejalan
dengan apa yang diperoleh dari hasil berdasarkan studi EHRA. Keduanya dilakukan pada skala
klaster.
Mengingat peta Kabupaten Mukomuko yang ada tidak memperlihatkan batas wilayah
sampai dengan tingkat desa/ kelurahan, maka hasil penilaian berdasarkan studi EHRA cukup
disajikan dalam sebuah table referensi. Pada proses klastering dalam studi EHRA, desa/ kelurahan
lain di luar area studi dianggap identik dengan desa/ kelurahan yang menjadi area studi selama ada
pada klaster yang sama. Untuk selanjutnya dijadikan referensi klaster untuk melihat pada level risiko
mana sebuah desa/ kelurahan yang tidak menjadi area studi EHRA.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 169
Tabel 5.1. Referensi Area Berisiko Sanitasi dan Penyebab Utamanaya
Areal
No. Jumlah Wilayah Prioritas Penyebab Utama
Berisiko
1 4 4 1. Lubuk Pinang, Drainase, Air Limbah,
3. Sumber Makmur, Persampahan, Prohisan, Sumber
2. Tanjung Alai, Air Bersih
4. Air Buluh

2 3 32 1. Pondok Batu, Sumber Air Bersih, Prohisan


2. Tanah Harapan, Air Bersih, Drainase, Prohisan
3. Sari Bulan, Air Bersih, Drainase, Prohisan
4. Air Dikit, Air Bersih, Sampah, Prohisan
5. Rawa Mulya, Air Bersih, Drainase, Prohisan
6. Tanjung Mulya, Air Bersih, Drainase, Prohisan
7. Lubuk Sanaai III, Air Bersih, Drainase, Prohisan
8. Lubuk Gedang, Air Bersih, Drainase, Prohisan
9. Suka Pindah, Air Bersih, Drainase, Prohisan
10. Lalang Luas, Air Bersih, Prohisan
11. Pondok Panjang, Air Bersih, Drainase, Prohisan
12. Talang Petai, Air Bersih, Prohisan
13. Talang Sakti, Air Bersih, Drainase, Prohisan
14. Talang Sepakat, Air Bersih, Drainase, Prohisan
15. Lubuk Cabau, Air Bersih, Drainase, Prohisan
16. Tirta Mulya, Air Bersih, Drainase, Prohisan
17. Teras Terunjam, Air Bersih, Drainase, Prohisan
18. Pondok Kopi, Air Bersih, Prohisan
19. Penarik, Air Bersih, Prohisan
20. Bumi Mulya, Air Bersih, Drainase, Prohisan
21. Mekar Mulya, Air Bersih, Drainase, Prohisan
22. Sido Mulyo, Air Bersih, Drainase, Prohisan
23. Sendang Mulyo, Air Bersih, Drainase, Prohisan
24. Pondok Suguh, Air Bersih, Prohisan
25. Gajah Mati, Air Bersih, Prohisan
26. Pasar Bantal, Air Bersih, Prohisan
27. Medan Jaya, Air Bersih, Prohisan
28. Sibak, Air Bersih, Prohisan
29. Serami Baru, Air Bersih, Prohisan
30. Talang Arah, Air Bersih, Prohisan
31. Lubuk Talang, Air Bersih, Prohisan
32. Air Merah Air Bersih, Prohisan

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 170
Areal
No. Jumlah Wilayah Prioritas Penyebab Utama
Berisiko
3 2 57 1. Pasar Sebelah, Drainase, Air Bersih
2. Ujung Padang, Drainase, Air Bersih, Sampah
3. Kel. Pasar Mukomuko, Drainase, Air Bersih, Sampah
4. Tanah Rekah, Drainase, Air Bersih
5. Selagan Jaya, Drainase, Air Bersih
6. Kel. Bandar Ratu, Drainase, Air Bersih, Sampah
7. Pondok Lunang, Drainase, Air Bersih
8. Dusun Baru V Koto, Drainase, Air Bersih
9. Sari Makmur, Drainase, Air Bersih
10. Sumber Sari, Drainase, Air Bersih
11. Rawa Bangun, Drainase, Air Bersih
12. Pauh Terenja, Drainase, Air Bersih
13. Lubuk Sanai II, Drainase, Air Bersih
14. Arah Tiga, Drainase, Air Bersih
15. Ranah Karya, Drainase, Air Bersih
16. Resno, Drainase, Air Bersih
17. Tirta Makmur (SP5), Air Bersih, Prohisan
18. Teruntung, Air Bersih, Prohisan
19. Lubuk Mukti, Air Bersih, Prohisan
20. Suka Maju, Air Bersih, Prohisan
21. Bukti Makmur, Air Bersih, Prohisan
22. Wonosobo, Air Bersih, Prohisan
23. Mekar Mulya, Air Bersih, Prohisan
24. Sido Dadi, Air Bersih, Prohisan
25. Marga Mulya, Air Bersih, Prohisan
26. Pondok Baru, Air Bersih, Prohisan
27. Sungai Jerinjing, Air Bersih, Prohisan
28. Sungai Ipuh, Air Bersih, Prohisan
29. Sungai Gading, Air Bersih, Prohisan
30. Surian Bungkal, Air Bersih, Prohisan
31. Lubuk Sahung, Air Bersih, Prohisan
32. Lubuk Bangko, Air Bersih, Prohisan
33. Talang Buai, Air Bersih, Prohisan
34. Aur Cina, Air Bersih, Prohisan
35. Sungai Ipuh Satu, Air Bersih, Prohisan
36. Sungai Ipuh Dua, Air Bersih, Prohisan
37. Talang Medan, Air Bersih, Prohisan
38. Air Bikuk, Air Bersih, Prohisan
39. Tunggang, Air Bersih, Prohisan
40. Air Berau, Air Bersih, Prohisan
41. Pondok Kandang, Air Bersih, Prohisan
42. Lubuk Bento, Air Bersih, Prohisan
43. Karya Mulya, Air Bersih, Prohisan
44. Retak Mudik, Air Bersih, Prohisan

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 171
Areal
No. Jumlah Wilayah Prioritas Penyebab Utama
Berisiko
45. Padang Gading, Air Bersih, Prohisan
46. Gading Jaya, Air Bersih, Prohisan
47. Bunga Tanjung, Air Bersih, Prohisan
48. Nenggalo, Air Bersih, Prohisan
49. Mandi Angin Jaya, Air Bersih, Prohisan
50. Nelan Indah, Air Bersih, Prohisan
51. Pernyah, Air Bersih, Prohisan
52. Batu Enjung, Air Bersih, Prohisan
53. Mundam Marap, Air Bersih, Prohisan
54. Air Rami, Air Bersih, Prohisan
55. Gajah Makmur Air Bersih, Prohisan
56. Kelurahan Koto Jaya, Air Bersih, Prohisan
57. Air Kasai, Air Bersih, Prohisan

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 172
Air Bersih, Prohisan

4 1 53 1. Lubuk Sanai, Air Bersih, Prohisan, Drainase


2. Dusun Baru Pelokan, Air Bersih, Prohisan, Drainase
3. Sungai Lintang, Air Bersih, Prohisan, Drainase
4. Pondok Tengah, Air Bersih, Prohisan, Drainase
5. Sungai Rengas, Air Bersih, Prohisan, Drainase
6. Pondok Makmur (SP2), Air Bersih, Prohisan
7. Agung Jaya (SP6), Air Bersih, Prohisan
8. Sinar Jaya, Air Bersih, Prohisan
9. Sido Makmur, Air Bersih, Prohisan
10. Setia Budi, Air Bersih, Prohisan
11. Tunggal Jaya, Air Bersih, Prohisan
12. Mekar Jaya, Air Bersih, Prohisan
13. Karang Jaya, Air Bersih, Prohisan
14. Talang Kuning, Air Bersih, Prohisan
15. Marga Mukti,
Air Bersih, Prohisan
16. Sumber Mulya,
Air Bersih, Prohisan
17. Maju Makmur,
Air Bersih, Prohisan, Drainase
18. Air Hitam,
Air Bersih, Prohisan, Drainase
19. Bumi Mekar Jaya,
20. Sinar Laut, Air Bersih, Prohisan, Drainase
21. Teluk Bakung, Air Bersih, Prohisan, Drainase
22. Mekar Sari, Air Bersih, Prohisan, Drainase
23. Semambang Makmur Air Bersih, Prohisan, Drainase
24. Pondok Baru, Air Bersih, Prohisan, Drainase
25. Teramang Jaya, Air Bersih, Prohisan, Drainase
26. Sumber Makmur, Air Bersih, Prohisan, Drainase
27. Talang Gading, Air Bersih, Prohisan, Drainase
28. Sido Dadi, Air Bersih, Prohisan, Drainase
29. Banjar Sari, Air Bersih, Prohisan, Drainase
30. Sido Makmur, Air Bersih, Prohisan, Drainase
31. Lubuk Selandak, Air Bersih, Prohisan, Drainase
32. Bandar Jaya, Air Bersih, Prohisan, Drainase
33. Brangan Mulya, Air Bersih, Prohisan, Drainase
34. Pulau Baru, Air Bersih, Prohisan, Drainase
35. Pasar Ipuh, Air Bersih, Prohisan, Drainase
36. Retak Ilir, Air Bersih, Prohisan, Drainase
37. Tanjung Harapan, Air Bersih, Prohisan, Drainase
38. Tanjung Jaya, Air Bersih, Prohisan, Drainase
39. Manunggal Jaya, Air Bersih, Prohisan, Drainase
40. Pulau Payung, Air Bersih, Prohisan, Drainase
41. Tanjung Medan, Air Bersih, Prohisan, Drainase
42. Tirta Mulya, Air Bersih, Prohisan, Drainase
43. Pulau Makmur, Air Bersih, Prohisan, Drainase
44. Dusun Pulau, Air Bersih, Prohisan, Drainase
45. Talang Rio,

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 173
46. Makmur Jaya, Air Bersih, Prohisan, Drainase
47. Arga Jaya, Air Bersih, Prohisan, Drainase
48. Marga Mulya, Air Bersih, Prohisan, Drainase
49. Bukit Harapan, Air Bersih, Prohisan, Drainase
50. Tirta Kencana, Air Bersih, Prohisan, Drainase
51. Bukit Mulya, Air Bersih, Prohisan, Drainase
52. Cinta Asih, Air Bersih, Prohisan, Drainase
53. Talang Baru, Air Bersih, Prohisan, Drainase
Air Bersih, Prohisan, Drainase
5 0 5 1. Manjunto Jaya (SP1), Prohisan
2. Kota Praja, Prohisan
3. Pasar Baru, Prohisan
4. Rami Mulya, Prohisan
5. Mekar Jaya Prohisan
Keterangan :
Beresiko sangat tinggi Beresiko sedang

Beresiko tinggi Beresiko rendah

Klaster yang mempunyai resiko rendah terdapat di Klaster 0 yang terdiri dari 5 desa/
kelurahan. Sebagian besar desa/ kelurahan di Kabupaten Mukomuko berada di klaster 1,2 dan3
dengan kategori beresiko sedang. Klaster 4 merupakan klaster beresiko sangat tinggi meliputi 4
desa yaitu Lubuk Pinang, Sumber Makmur, Tanjung Alai, dan Air Buluh.
Permasalahan utama sanitasi di area beresiko secara umum di seluruh klaster Kabupaten
Mukomuko adalah sebagai berikut:
1. Sumber air: permasalahan sumber air pada klaster beresiko sangat tinggi adalah masih
terdapat penduduk yang menggunakan sumber air yang tidak terlindungi dan masih terdapat
beberapa tempat yang mengalami kelangkaan air.
2. Air limbah domestik : pembuangan air limbah domestik masih belum memenuhi syarat teknis
dan kesehatan lingkungan, dimana tangki septik suspek tidak aman dan masih terjadi
pencemaran karena SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah), dan pencemaran karena
pembuangan isi tangki septik.
3. Persampahan: pengelolaan sampah di klaster yang beresiko sangat tinggi masih belum baik,
dimana masyarakat masih membuang sampah tidak pada tempatnya dan belum mengolah
sampah.
4. Genangan air: masih terdapat genangan air di depan rumah dan sekitarnya pada beberapa titik.
5. Perilaku hidup bersih dan sehat: sebagian besar masyarakat di desa-desa beresiko sangat
tinggi masih belum menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari. Hampir seluruh
masyarakat belum melaksanakan indikator PHBS cuci tangan pakai sabun pada lima waktu
penting.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 174
Belum banyak program/proyek yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Mukomuko di bidang sanitasi, dan masih ada kekurangan yang perlu ditingkatkan. Tetapi ada
beberapa program dengan pelibatan masyarakat yang bisa direplikasi antara lain:
 Pembangunan MCK Komunal yang dikelola oleh Kelompok Masyarakat (Pokmas)
 Pengelolaan sampah rumah tangga dengan metoda 3R
 Pembangunan drainase lingkungan yang dikelola oleh KPP
 Sosialisasi dan penyuluhan PHBS oleh Kader Kesehatan Lingkungan, Kader Posyandu, Karang
Taruna, kelompok-kelompok keagamaan dan tokoh-tokoh panutan masyarakat.

5.2.Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini

Posisi pengelolaan sanitasi saat ini komponen air limbah domestic

Pada tahap ini, sudah diidentifikasi isu-isu strategis dan kemungkinan hambatan, serta berhasil
merumuskan arah pengembangan sektor sanitasi kota/kabupaten. Pada bab ini akan dirumuskan strategi
pembangunan sanitasi yang mencakup semua subsektor dan seluruh aspek. Strategi yang dirumuskan ini
akan menjadi salah satu dasar identifikasi untuk merumuskan program dan kegiatan.

Strategi sanitasi bisa dirumuskan dengan menganalisis SWOT isu-isu strategis dan kemungkinan
hambatan tersebut, yakni dengan analisis S-O, S-T, W-O, dan W-T. Selanjutnya, hasilnya menjadi strategi
sanitasi kota/kabupaten yang mencakup semua sub sektor (teknis) dan seluruh aspek non teknis
(kelembagaan, keuangan, partisipasi masyarakat, komunikasi, peran swasta). Jika perumusan dengan
analisis SWOT masih dipandang kurang, maka dapat ditambahkan rumusan strategi lain dengan merujuk
pada sasaran sanitasi.

Seperti telah di jelaskan di atas, untuk merumuskan strategi aspek non teknis, akan dipergunakan
analisis SWOT. Analisis SWOT (strong, weakness, opportunity, threat) adalah sebuah bentuk analisa
situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisis SWOT dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut, yaitu :
- Penentuan faktor internal dan eksternal
- Penentuan bobot dan nilai dari faktor internal dan eksternal
- Penggunaan analisis SWOT matriks untuk menghasilkan alternative strategi (S-O, S-T, W-O dan
W-T)

A. Penentuan Faktor Stategik Internal dan Eksternal


Faktor internal yaitu segala kondisi dan komponen internal pengembangan sanitasi di
kabupaten yang secara stratejik berpengaruh besar terhadap kemungkinan keberhasilan
pembangunan sanitasi data teridentifikasi, sedangkan faktor eksternal kondisi lingkungan makro yang
berpengaruh terhadap pengembangan sanitasi, meliputi:

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 175
a. Lingkungan Internal
 Kekuatan (strong), adalah semua potensi pengembangan sanitasi yang ada di dalam
kota/kabupaten seperti halnya ; adanya kebijakan daerah dalam pengelolaan sanitasi,
ketersediaan lembaga yang mengelola sanitasi (operator-regulator), ketersediaan prasarana
dan sarana sanitasi, adanya anggaran dari APBD yang memadai , ketersediaan SDM yang
berkualitas, adanya keterlibatan pelaku bisnis dan sebagainya;
 Kelemahan (weakness), adalah semua permasalahan pengembangan sanitasi yang ada di
dalam kota/kabupaten, seperti halnya; belum adanya peraturan daerah yang terkait dengan
sanitasi, rendahnya anggaran APBD, rendahnya kualitas SDM, belum adanya pelibatan
swasta dan masyarakat dan sebagainya

b. Lingkungan Eksternal:
 Peluang (opportunity) ,adalah potensi dari faktor-faktor determinan yang mempengaruhi
pengembangan sanitasi di kota/kabupaten, seperti adanya program dana hibah sanitasi,
adanya peningkatan anggaran sanitasi dalam APBN, adanya program sanitasi dari Negara
donor (Amerika dan Australia) dan sebagainya
 Tantangan (threat), permasalahan dari faktor-faktor determinan yang mempengaruhi
pengembangan sanitasi di kota/kabupaten, seperti ; kondisi fisik wilayah kabupaten,
perkembangan dan kepadatan penduduk dn sebagainya.

B. Penentuan bobot dan Nilai


Setelah ditetapkan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan sanitasi,
maka ditentukan bobot kepentingan dari masing-masing faktor strategic (eksternal maupun internal),
maka ditetapkan bobot dari 0,0 sampai 1,0, dimana bobot 0,0 berarti faktor tersebut tidak penting dan
bobot 1,0 berarti faktor tersebut sangat penting.

Sedangkan nilai ditetapkan dari angka 1 sampai 4, dimana 1 merupakan faktor yang
mempunyai pengaruh yang minimum, sedangkan nilai 4 mempunyai pengaruh sangat besar terhadap
kondisi pengembangan sanitasi. Untuk fator kekuatan (streng) 1 berarti kekuatannya kurang
berpengaruh, sedangkan 4 kekuatnnya sangat berpengaruh, untuk faktor ancaman (threats) nilai 1
berarti ancaman eksternal berpengaruh minimum, sedangkan 4 berarti ancaman sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan pengembangan sanitasi.

Kemudian bobot dikalikan dengan nilai, skor ini menunjukan bagaimana pembangunan
sanitasi bereaksi terhadap faktor eksternal dan internalnya.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 176
Gambar 3.1
Internal-Eksternal matrix

C. SWOT Matriks
SWOT matriks adalah merupakan matriks yang disusun dengan menggunakan variable
berupa faktor peluang (O), faktor ancaman (T), faktor kekuatan (S) dan faktor kelemahan (W). matriks
ini akan menghasilkan 4 set kemungkinan alternative strategi yaitu strategi S-O, strategi S-T, strategi
W-O dan strategi W-T dengan penjelasan sebagai berikut (Lihat Gambar 3.2):

Gambar 3.2
SWOT matrix

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 177
- Strategi S-O
Strategi ini dibuat berdasarkan keinginan untuk tumbuh secara cepat, yaitu dengan memanfaatkan
seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

- Strategi S-T
Strategi ini dibuat dengan cara menggunakan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi
ancaman

- Strategi W-O
Strategi ini diterapkan dengan tujuan agar dapat memanfaatkan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.

- Strategi W-T
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat sangat defensive, dengan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman

Melalui matriks ini, strategi dalam bentuk detail dapat ditentukan dengan melakukan pilihan
yang paling tepat terhadap alternative-alternatif strategi yang ada. Pada prinsipnya masing-masing
strategi tersebut memiliki karakteristik tersendiri, sehingga dapat digunakan secara terpisah, namun
juga dapat digunakan secara bersama-sama untuk saling mendukung. Keputusan menggunakan
kemungkinan-kemungkinan alternative strategi yang dimaksud, disesuaikan dengan posisi dan profil
dari daerah yang bersangkutan dan prioritas yang hendak dicapai.

Berikut ini proses perumusan strategi, menggunakan analisis SWOT untuk setiap sub-sektor sanitasi
Air Limbah

Faktor Internal
Faktor Kekuatan (strong) Bobot Nilai Bobot x
Nilai
1 Kesungguhan upaya Pemerintah Kabupaten Mukomuko untuk
meningkatkan kinerja pengelolaan air limbah secara optimal
dilakukan dengan mengikuti PPSP dan membentuk sebuah
lembaga koordinasi ad-hoc Pokja Sanitasi Kabupaten 0,16 4 0.64
Mukomuko (SK Bupati Mukomuko No. 107 Tahun 2011)

2 Adanya Perda Kabupaten Mukomuko Nomor 28 Tahun 2009


tentang Retribusi Izin Pembuangan Air Limbah ke Air dan 0,09 3 0.27
Badan Air.
3 Telah ada lembaga yang mengelola (operator) air limbah,
yaitu seksi sanitasi, air minum dan drainase kota di Dinas 0,08 2 0.24
pekerjaan umum
4 Pemerintah Kabupaten telah memisahkan fungsi regulator dan
operator untuk pengelolaan air limbah, yang ditujukan untuk
mengoptimalkan layanan air limbah bagi masyarakat 0,08 2 0.16
Kabupaten Mukomuko

Faktor Kelemahan (weakness)


1 Kelembagaan pengelola air limbah di kabupaten Mukomuko
(regulator dan operator) masih setingkat seksi (seksi 0,12 3 0.36
sanitasi,air bersih dan drainase) sehingga terbatas SDM,

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 178
pengawasan, pengembangan program dan anggaran
2 masih rendahnya SDM (pengetahuan dan keterampilan)
dalam pengelolaan air limbah baik Seksi sanitasi, air bersih
dan drainase dinas pekerjaan umum maupun di POKJA 0,08 3 0.24
sanitasi
3 hingga saat ini belum terdapat lembaga non-pemerintah, baik
dalam bentuk perusahaan swasta maupun BUMD yang 0,08 2 0.16
memiliki kegiatan usaha pengelolaan air limbah domestik
4 berdasarkan laporan Kesehatan Lingkungan Tahun 2010, dari
39.247 KK yang diamati, yang memiliki dan pemanfaatan
jamban ada 18.481 KK atau 47,1%, sedangkan 52,9 % masih 0.07 2 0.14
memanfaatkan jamban umum dan lainnya

5 di Kabupaten Mukomuko belum ada IPLT (instalasi pengolah


lumpur tinja) dan pengolahan limbah off site sistem dan IPAL 0.06 2 0.12
(instalasi pengolahan air limbah)
6 berdasarka studi EHRA baru 58 desa (38 %) dari 152 desa di
Kabupaten Muko-Muko, ikut program Sanitasi Total Berbasis 0.05 2 0.10
Masyarakat (STBM) dan telah dinyatakan Stop BABS.
7 belum ada perencanaan untuk pengelolaan air limbah, seperti
masterplan, outlineplan, DED untuk pengembangan on site
system komunal (sanimas dll) dan off site system, maupun 0,13 3 0.39
IPAL dan IPLT
TOTAL 1,00 2.82
Sumber : hasil analisis

Faktor Eksternal
Faktor Peluang (opportunity) Bobot Nilai Bobot x
Nilai
1 Pemerintah pusat berencana menganggarkan hingga Rp14
trilun untuk keperluan sanitasi yang terprogram hingga lima
tahun ke depan (2010-2015), naik lima kali daripada 0.25 4 1.00
sebelumnya. (Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian
Pekerjaan Umum, Budi Yuwono)
2 adanya dana dari negara donor untuk pengembangan sanitasi
antara lain : program IUWASH (indonesia urban water, 0.15 3 0.45
sanitation and hygiene) dari USAID
3 Pemerintah Australia melalui AusAID akan memberikan dana
hibah total sekitar AUD 40 juta atau Rp 10 Miliar per
kota/kabupaten yang berminat dalam Program Percepatan
0.18 3 0.54
Hibah Pembangunan Sanitasi tahun 2012-2014 dalam
program Australia Indonesia Infrastructure Grants for
Sanitation (AIIGS) (Direktur Bina Program Antonius Budiono)
4 adanya program dari pembiayaan APBN-PHLN AusAID
berupa percepatan pembangunan sanitasi (P2S/IEG) untuk
sektor persampahan dan air limbah dan program hibah air 0.16 3 0.48
limbah terpusat/WSI
5 Sudah ada program Corporate Social Responsibility (CSR)
dari beberapa perusahaan di Kabupaten Mukomuko namun
belum terkoordinasi dengan baik khususnya dalam sektor 0.08 2 0.16
sanitasi.

Faktor Tantangan (Threats)


1 Jumlah penduduk kabupaten Mukomuko (2010) sebanyak
156.312 jiwa yang terus meningkat dengan pertumbuhan rata-
rata sebesar 2,90 % per tahun (2003-2010) dan diproyeksikan 0.08 2 0.16
tahun 2015 sebanyak 180.331 jiwa atau meningkat sebesar
24 019 jiwa selama 5 tahun
2 belanja sanitasi per kapita/tahun di kabupaten Mukomuko
tahun 2010 hanya Rp. 8.456 atau (16,3 %) dari standar ideal 0.10 3 0.30
belanja sanitasi menurut Bank Dunia sebesar Rp.52.000 per

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 179
kapita/tahun
TOTAL 1,0 3.09
Sumber : hasil analsis

Setelah diketahui posisi pengembangan air limbah di Kabupaten Mukomuko, maka tahapan
selanjutnya menggunakan SWOT matriks (lihat Gambar 3.2), dengan analisis ini akan menghasilkan 4 set
kemungkinan alternative strategi yaitu strategi S-O, strategi S-T, strategi W-O dan strategi W-T dengan
penjelasan dapat dilihat pada Gambar 3.3

Gambar 3.3 SWOT matriks untuk pengembangan Air limbah di Kabupaten


Mukomuko

faktor kekuatan (Strength)-S Faktor Kelemahan (weakness)- W


adanya Kesungguhan upaya Pemerintah Kabupaten Kelembagaan pengelola air limbah di kabupaten
Mukomuko untuk meningkatkan kinerja pengelolaan Mukomuko (regulator dan operator) masih setingkat
air limbah secara optimal dilakukan dengan seksi (seksi sanitasi,air bersih dan drainase) sehingga
ISFAS mengikuti PPSP dan membentuk sebuah lembaga
koordinasi ad-hoc Pokja Sanitasi Kabupaten
terbatas SDM, pengawasan, pengembangan
program dan anggaran
Mukomuko (SK Bupati Mukomuko No. 107 Tahun
2011)
Adanya Perda Kabupaten Mukomuko Nomor 28 masih rendahnya SDM (pengetahuan dan
Tahun 2009 tentang Retribusi Izin Pembuangan Air keterampilan) dalam pengelolaan air limbah baik
Limbah ke Air dan Badan Air. Seksi sanitasi, air bersih dan drainase dinas
pekerjaan umum maupun di POKJA sanitasi

telah ada lembaga yang mengelola (operator) air hingga saat ini belum terdapat lembaga non-
limbah, yaitu seksi sanitasi, air minum dan drainase pemerintah, baik dalam bentuk perusahaan swasta
kota di Dinas pekerjaan umum maupun BUMD yang memiliki kegiatan usaha
pengelolaan air limbah domestik
Pemerintah Kabupaten telah memisahkan fungsi belum ada perencanaan untuk pengelolaan air
regulator dan operator untuk pengelolaan air limbah, seperti masterplan, outlineplan, DED untuk
ESFAS limbah, yang ditujukan untuk mengoptimalkan
layanan air limbah bagi masyarakat Kabupaten
pengembangan on site system komunal (sanimas dll)
dan off site system, maupun IPAL dan IPLT
Mukomuko

Faktor Peluang (oportunity)- 0 Strategi S-O Strategi W-O


Pemerintah pusat berencana menganggarkan hingga mengikuti program sanitasi yang ditetapkan oleh Untuk menyongsong program-program dari
Rp14 trilun untuk keperluan sanitasi yang terprogram pemerintah pusat untuk tahun 2010-2015 pemerintah dan negara donor, maka lembaga
hingga lima tahun ke depan (2010-2015), naik lima pengelola air limbah perlu ditingkatkan, sehingga
kali daripada sebelumnya. (Direktur Jenderal Cipta dapat menjadi seksi air limbah (tidak bersatu dengan
Karya Kementerian Pekerjaan Umum, Budi Yuwono) seksi air minum dan drainase) dan jangka panjang
menjadi bagian atau bahkan UPTD dari dinas
pekerjaan umum
adanya dana dari negara donor untuk pengembangan mengikuti program IUWASH (indonesia urban water, Untuk menyongsong program-program dari
sanitasi antara lain : program IUWASH (indonesia sanitation and hygiene) dari USAAID pemerintah dan negara donor, maka perlu adanya
urban water, sanitation and hygiene) dari USAAID peningkatan SDM dari lembaga pengelola limbah
dan POKJA
Pemerintah Australia melalui AusAID akan mengikuti program dana hibah dari AusAID, Untuk menyongsong program-program dari
memberikan dana hibah total sekitar AUD 40 juta sehingga dapat dana hibah sebesar Rp. 10 milyar pemerintah dan negara donor, dan dalam rangka
atau Rp 10 Miliar per kota/kabupaten yang berminat dalam program percepatan hibah pembangunan menunjukan kesiapan (readiness), maka
dalam Program Percepatan Hibah Pembangunan sanitasi tahun 2012-2014 perencanaan yang terkait dengan pengembangan air
Sanitasi tahun 2012-2014 dalam program Australia limbah dilakukan seperti, penyusunan masterplan,
Indonesia Infrastructure Grants for Sanitation (sAIIG) DED dll.
(Direktur Bina Program Antonius Budiono)

adanya program dari pembiayaan APBN-PHLN Dengan adanya berabagai program dari pemerintah
AusAID berupa percepatan pembangunan sanitasi mengikuti program dari pembiayaan APBN-PHLN pusat dan negara donor, maka akan mendorong
(P2S/IEG) untuk sektor persampahan dan air limbah AusAID berupa percepatan pembangunan sanitasi pihak swasta untuk berperan dalam pengelolaan air
dan program hibah air limbah terpusat/WSI (P2S/IEG) untuk sektor persampahan dan air limbah limbah
dan program hibah air limbah terpusat/WSI

Faktor Tantangan (treath) - T Strategi S-T Strategi W-T


Jumlah penduduk kabupaten Mukomuko (2010) Melakukan replikasi Sanimas pada wilayah padat meningkatkan SDM pengelola air limbah dan POKJA
sebanyak 156.312 jiwa yang terus meningkat dengan penduduk, kumuh dan miskin perkotaan.
pertumbuhan rata-rata sebesar 2,90 % per tahun
(2003-2010) dan diproyeksikan tahun 2015 sebanyak
180.331 jiwa atau meningkat sebesar 24 019 jiwa
selama 5 tahun
belanja sanitasi per kapita/tahun di kabupaten meningkatkan belanja sanitasi dari Rp.8.456 per mengundang pihak swasta/CSR dannegara donor
Mukomuko tahun 2010 hanya Rp. 8.456 atau (16,3 %) orang/tahun mendekati atau melebihi dari angka untuk pembangunan sarana dan prasarana air
dari standar ideal belanja sanitasi menurut Bank ideal sebesar Rp. 52.000 per orang/tahun limbah terutama yang investasinya besar (IPAL -
Dunia sebesar Rp.52.000 per kapita/tahun IPLT)

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 180
Gambar 5.1 Posisi pengelolaan sanitasi saat ini komponen air limbah domestic

Kuadran III Kuadran I


Pengembangan Selektif Pengembangan Agresif
Sistem off-site Sistem off-site

Optimalisasi Pengembangan Dengan


Sistem on-site Teknologi Lebih Maju

Kuadran IV Kuadran I

Kuadran III (negatif, positif)


Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi
yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya.
Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus
memperbaiki kinerja organisasi.

Posisi pengelolaan sanitasi saat ini komponen persampahan

Prosesnya pada analisis SWOT untuk sub sektor sampah sama seperti diatas. Total skor faktor
strategic internal untuk pengembangan sub sektor sampah di Kabupaten Mukomuko sebesar 2,85 Dan
skor faktor strategic eksternal sebesar 3,01. Berdasarkan Gambar 4.1 internal-eksternal matriks di atas,
dapat diketahui posisi pengembangan sanitasi sub sektor sampah di Kabupaten Muko-muko berada di sel
2 pada sel tersebut berarti tumbuh (growth) dengan konsentrasi melalui integrasi horizontal artinya strategi
mengarah kepada usaha konsolidasi di kelembagaan yang mengelola sampah. (table bobot dan nilai sub
sektor persampahan dapat dilihat di Lampiran)
Selanjutnya menggunakan SWOT matriks dengan analisis ini akan menghasilkan 4 set
kemungkinan alternative strategi yaitu strategi S-O, strategi S-T, strategi W-O dan strategi W-T dengan
penjelasan dapat dilihat pada Gambar 3.4

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 181
Gambar 3.4
SWOT matriks untuk pengembangan Sampah di Kabupaten Mukomuko

faktor kekuatan (Strength)-S Faktor Kelemahan (weakness)- W


Kesungguhan upaya Pemerintah Kabupaten di kabupaten Mukomuko belum ada perda yang
Mukomuko untuk meningkatkan kinerja pengelolaan terkait langsung dengan pengelolaan sampah (UU no
sampah secara optimal dilakukan dengan mengikuti 18/2008) baru ada pada restribusi pelayanan
ISFAS PPSP dan membentuk sebuah lembaga koordinasi ad-
hoc Pokja Sanitasi Kabupaten Mukomuko (SK Bupati
persampahan/ kebersihan

Mukomuko No. 107 Tahun 2011)

telah ada lembaga yang mengelola (operator) masih rendahnya SDM (pengetahuan dan
persampahan, yaitu seksi kebersihan kota drainase keterampilan) dalam pengelolaan persampahan
di Dinas pekerjaan umum baik di lembaga pengelola (seksi kebersihan kota
dinas PU) maupun POKJA sanitasi

Pemerintah Kabupaten telah memisahkan fungsi belum ada perencanaan untuk pengelolaan sampah,
regulator (KLH) dan operator (kasi kebersihan kota) seperti masterplan, outlineplan, DED
untuk pengelolaan sampah, yang ditujukan untuk
ESFAS mengoptimalkan layanan sampah bagi masyarakat
Kabupaten Mukomuko

ESFAS
Faktor Peluang (oportunity)- 0 Strategi S-O Strategi W-O
Pemerintah pusat berencana menganggarkan hingga mengikuti program sanitasi yang ditetapkan oleh Untuk menyongsong program-program dari
Rp14 trilun untuk keperluan sanitasi yang terprogram pemerintah pusat untuk tahun 2010-2015 pemerintah dan negara donor, maka lembaga
hingga lima tahun ke depan (2010-2015), naik lima pengelola sampah perlu ditingkatkan, sehingga
kali daripada sebelumnya. (Direktur Jenderal Cipta dapat menjadi dapat menjadi bagian atau bahkan
Karya Kementerian Pekerjaan Umum, Budi Yuwono) UPTD dari dinas pekerjaan umum

mengikuti program IUWASH (indonesia urban water, Untuk menyongsong program-program dari
adanya dana dari negara donor untuk pengembangan sanitation and hygiene) dari USAAID pemerintah dan negara donor, maka perlu adanya
sanitasi antara lain : program IUWASH (indonesia peningkatan SDM dari lembaga pengelola sampah
urban water, sanitation and hygiene) dari USAAID dan POKJA
mengikuti program dana hibah dari AusAID, Untuk menyongsong program-program dari
Pemerintah Australia melalui AusAID akan sehingga dapat dana hibah sebesar Rp. 10 milyar pemerintah dan negara donor, dan dalam rangka
memberikan dana hibah total sekitar AUD 40 juta dalam program percepatan hibah pembangunan menunjukan kesiapan (readiness), maka
atau Rp 10 Miliar per kota/kabupaten yang berminat sanitasi tahun 2012-2014 perencanaan yang terkait dengan pengembangan
dalam Program Percepatan Hibah Pembangunan sampah dilakukan seperti, penyusunan masterplan,
Sanitasi tahun 2012-2014 dalam program Australia DED dll.
Indonesia Infrastructure Grants for Sanitation (sAIIG)
(Direktur Bina Program Antonius Budiono)
Dengan adanya berabagai program dari pemerintah
adanya program dari pembiayaan APBN-PHLN mengikuti program dari pembiayaan APBN-PHLN pusat dan negara donor, maka akan mendorong
AusAID berupa percepatan pembangunan sanitasi AusAID berupa percepatan pembangunan sanitasi pihak swasta untuk berperan dalam pengelolaan
(P2S/IEG) untuk sektor persampahan dan air limbah (P2S/IEG) untuk sektor persampahan dan air limbah sampah,
dan program hibah air limbah terpusat/WSI dan program hibah air limbah terpusat/WSI

Faktor Tantangan (treath) - T Strategi S-T Strategi W-T


Jumlah penduduk kabupaten Mukomuko (2010) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam meningkatkan SDM pengelola air sampah dan POKJA
sebanyak 156.312 jiwa yang terus meningkat dengan pengelolaan sampah dengan sistem 3R (reduce,
pertumbuhan rata-rata sebesar 2,90 % per tahun reuse dan recycle) skala rumah tangga
(2003-2010) dan diproyeksikan tahun 2015 sebanyak
180.331 jiwa atau meningkat sebesar 24 019 jiwa
selama 5 tahun
meningkatkan belanja sanitasi dari Rp.8.456 per mengundang pihak swasta/CSR dan negara donor
belanja sanitasi per kapita/tahun di kabupaten orang/tahun mendekati atau melebihi dari angka untuk pembangunan sarana dan prasarana
Mukomuko tahun 2010 hanya Rp. 8.456 atau (16,3 %) ideal sebesar Rp. 52.000 per orang/tahun persampahan terutama yang investasinya besar
dari standar ideal belanja sanitasi menurut Bank (TPA)
Dunia sebesar Rp.52.000 per kapita/tahun

Gambar 5.2. Posisi pengelolaan sanitasi saat ini komponen persampahan

Kuadran III Kuadran I


Pengembangan Selektif Pengembangan Agresif
Sistem off-site Sistem off-site

Optimalisasi Pengembangan Dengan


Sistem on-site Teknologi Lebih Maju

Kuadran IV Kuadran II

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 182
Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi
yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya.
Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus
memperbaiki kinerja organisasi.

Posisi pengelolaan sanitasi saat ini komponen drainase lingkungan

Prosesnya sama seperti diatas, pada analisis SWOT untuk sub sektor drainase. Total skor faktor
strategic internal untuk pengembangan sub sektor drainase di Kabupaten Mukomuko sebesar 2,88 Dan
skor faktor strategic eksternal sebesar 3,11. Berdasarkan Gambar 4.1 internal-eksternal matriks di atas,
dapat diketahui posisi pengembangan sanitasi sub sektor drainase di Kabupaten Muko-muko berada di
sel 2 pada sel tersebut berarti tumbuh (growth) dengan konsentrasi melalui integrasi horizontal artinya
strategi mengarah kepada usaha konsolidasi di kelembagaan yang mengelola drainase. (table bobot dan
nilai sub sektor persampahan dapat dilihat di Lampiran)

Selanjutnya menggunakan SWOT matriks dengan analisis ini akan menghasilkan 4 set kemungkinan
alternative strategi yaitu strategi S-O, strategi S-T, strategi W-O dan strategi W-T dengan penjelasan dapat
dilihat pada Gambar 3.5

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 183
Gambar 3.5
SWOT matriks untuk pengembangan Drainase Lingkungan di Kabupaten
Mukomuko

faktor kekuatan (Strength)-S Faktor Kelemahan (weakness)- W


Kelembagan pengelola drinase di kabupaten
Kesungguhan upaya Pemerintah Kabupaten Mukomuko (regulator dan operator) masih setingkat
Mukomuko untuk meningkatkan kinerja pengelolaan seksi (seksi sanitasi,air bersih dan drainase),
ISFAS drainase secara optimal dilakukan dengan mengikuti
PPSP dan membentuk sebuah lembaga koordinasi ad-
sehingga terbatas SDM, pengawasan,
pengembangan program dan anggaran
hoc Pokja Sanitasi Kabupaten Mukomuko (SK Bupati
Mukomuko No. 107 Tahun 2011)
telah ada lembaga yang mengelola (regulator) masih rendahnya SDM (pengetahuan dan
drainase, yaitu seksi sanitasi, air minum dan drainase keterampilan) dalam pengelolaan sanitasi baik di
kota di Dinas pekerjaan umum lembaga pengelola drainase (dinas sanitasi, air
bersih dan drainasee) maupun pokja sanitasi

belum ada perencanaan untuk pengelolaan drainase,


Pemerintah Kabupaten telah memisahkan fungsi seperti masterplan, outlineplan, DED
regulator (seksi sanitasi air bersih dan drainase) dan
ESFAS operator (masyarakat) untuk pengelolaan drainase,
yang ditujukan untuk mengoptimalkan layanan
sanitasi bagi masyarakat Kabupaten Mukomuko

Faktor Peluang (oportunity)- 0 Strategi S-O Strategi W-O


mengikuti program sanitasi yang ditetapkan oleh Untuk menyongsong program-program dari
Pemerintah pusat berencana menganggarkan hingga pemerintah pusat untuk tahun 2010-2015 pemerintah dan negara donor, maka lembaga
Rp14 trilun untuk keperluan sanitasi yang terprogram pengelola sampah perlu ditingkatkan, sehingga
hingga lima tahun ke depan (2010-2015), naik lima dapat menjadi dapat menjadi bagian atau bahkan
kali daripada sebelumnya. (Direktur Jenderal Cipta UPTD dari dinas pekerjaan umum
Karya Kementerian Pekerjaan Umum, Budi Yuwono)
mengikuti program IUWASH (indonesia urban water, Untuk menyongsong program-program dari
adanya dana dari negara donor untuk pengembangan sanitation and hygiene) dari USAAID pemerintah dan negara donor, maka perlu adanya
sanitasi antara lain : program IUWASH (indonesia peningkatan SDM dari lembaga pengelola sampah
urban water, sanitation and hygiene) dari USAAID dan POKJA
mengikuti program dana hibah dari AusAID, Untuk menyongsong program-program dari
Pemerintah Australia melalui AusAID akan sehingga dapat dana hibah sebesar Rp. 10 milyar pemerintah dan negara donor, dan dalam rangka
memberikan dana hibah total sekitar AUD 40 juta dalam program percepatan hibah pembangunan menunjukan kesiapan (readiness), maka
atau Rp 10 Miliar per kota/kabupaten yang berminat sanitasi tahun 2012-2014 perencanaan yang terkait dengan pengembangan
dalam Program Percepatan Hibah Pembangunan sampah dilakukan seperti, penyusunan masterplan,
Sanitasi tahun 2012-2014 dalam program Australia DED dll.
Indonesia Infrastructure Grants for Sanitation (sAIIG)
(Direktur Bina Program Antonius Budiono)

Faktor Tantangan (treath) - T Strategi S-T Strategi W-T


kabupaten mukomuko didominasi oleh wilayah datar meningkatkan SDM pengelola drainase meningkatkan SDM pengelola drainase
dengan kelerengan lahan 0-8 % dengan luas
183.283,13 Ha atau 45,41 % akan menyulitkan dalam
pengelolaan drainase
Kabupaten Mukomuko memiliki 10 DAS dan 41 sub meningkatkan SDM pengelola drainase menyusun masterplan, outline plan drainase dan
DAS, dengan wilayah cukup luas dengan kondisi DED, sehingga perencanaan sistem drainase dapat
bentuk wilayah tangkapan bergelombang sampai terintegrasi dan komprehensif di seluruh wilayah
terjal, ditambah dengan jumlah curah hujan yang Kabupaten Mukomuko
tinggi serta perbedaan elevasi yang tinggi pada jarak
hulu-hilir yang relatif pendek, menyebabkan fluktuasi
debit aliran sungai pada waktu-waktu tertentu sangat
besar, sehingga beberapa daerah kadang terjadi
banjir pada musim hujan.

meningkatkan belanja sanitasi dari Rp.8.456 per mengundang pihak swasta/CSR dannegara donor
belanja sanitasi per kapita/tahun di kabupaten orang/tahun mendekati atau melebihi dari angka untuk pembangunan sarana dan prasarana drainase
Mukomuko tahun 2010 hanya Rp. 8.456 atau (16,3 %) ideal sebesar Rp. 52.000 per orang/tahun terutama yang investasinya besar (drainase primer,
dari standar ideal belanja sanitasi menurut Bank pond dll)
Dunia sebesar Rp.52.000 per kapita/tahun

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 184
Gambar 5.3 Posisi pengelolaan sanitasi saat ini komponen drainase lingkungan

Kuadran III Kuadran I


Pengembangan Selektif Pengembangan Agresif
Sistem off-site Sistem off-site

Optimalisasi Pengembangan Dengan


Sistem on-site Teknologi Lebih Maju

Kuadran IV Kuadran II

Kuadran II (positif, negatif)


Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi
mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan
mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya,
organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

Gambar 5.4 Posisi pengelolaan sanitasi saat ini komponen promosi higiene sanitasi (Prohisan)
tatanan rumah tangga

Kuadran III Kuadran I


Pengembangan Selektif Pengembangan Agresif
Sistem off-site Sistem off-site

Optimalisasi Pengembangan Dengan


Sistem on-site Teknologi Lebih Maju

Kuadran IV Kuadran II

Kuadran II (positif, negatif)


Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi
mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan
mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya,
organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

Dokumen Buku Putih Sanitasi


Kelompok Kerja (POKJA) Sanitasi Kabupaten Mukomuko 185

Anda mungkin juga menyukai