Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

Laporan ini disusun secara baik, akurat dan bisa bermanfaat bagi yang

membacanya. Laporan ini mengulas tentang System EFI pada sepeda motor

Honda Vario 125 PGM-FI. Sesuai dengan perkembangan dunia Otomotif saat ini

bahwa kendaraan dirancang selain sebagai alat transportasi juga dirancang sebagai

alat transportasi yang ramah lingkungan dengan memaksimalkan pada system

pembuangan emisi gas yang di keluarkan oleh kendaraan sepeda motor.

Dalam laporan ini berisi tentang system efi yaitu bagaimana system efi

bekerja, komponen yang terdapat pada system efi dan bagaimana kelebihan dan

kekurangan pada system efi. Materi system efi yang saya temukan sangatlah

komplek sehingga tidak dapat tertuangkan secara keseluruhan dalam laporan ini

untuk itu saya batasi materi system efi hanya pada mereset ECM dan mensetting

attitude sesuai yang di kerjakan pada saat di tempan praktek kerja lapangan.

Laporan ini saya susun sesuai perkembangan dunia pendidikan khususnya pada

bidang otomotif. Semoga Laporan yang saya susun ini dapat memberi

pengetahuan pada pihak-pihak yang membaca khususnya pada dunia pendidikan

kejuruan otomoif.

Laporan ini disusun dengan berbagai sumber dan data yang dapat

dipertanggung jawabkan.Yang berisikan pengulasan tentang system EFI pada

Motor Honda Vario125 PGM - FI.


1.1 Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan (PKL) sebagai wujud kebijakan link and

match ,prosesnya di laksanakan pada dua tempat ,aspek normatif dan

adaptif kurikulum SMK akan di pelajari oleh peserta didik di sekolah

,sedangkan aspek produktif yang lebih di tekankan oleh orientasi pasar di

laksanakan di dunia usaha /industri.Upaya ini dilaksanahan dalam rangka

meningkatkan mutu SMK dan tamatannya ,sehingga tercapai relevansi

antara dunia pendidikan dengan lembaga yang membutuhkan tenaga kerja.


Penyelenggaraan praktik diindustri dimaksudkan agar siswa SMK

memiliki kemampuan profesional dalam rangka meningkatkan kualitas

(SDM). Kemampuan yang dimaksud meliputi pengorganisian dan

implementasi pekerjaan, komunikasi dan kerja sama penerapan teknik dan

metode kerja serta kemandirian dan tanggung jawab.

1.2 Tujuan
Praktek Kerja Lapangan didunia usaha dan didunia industri

merupakan suatu kewajiban bagi seluruh siswa SMK. Setelah

melaksanakan tugas Praktek Kerja Lapangan siswa dituntut untuk

membuat laporan terhadap semua kegiatan yang telah dilaksanakan selama

beberapa bulan berada didunia usaha dan dunia industri atau lembaga yang

bersangkutan.
Adapun tujuan dari pelaksanaan tugas Praktek Kerja Lapangan ini sebagai

berikut:

1. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan

para siswa sebagai bekal untuk terjun kelapangan pekerjaan


2. Manyiapkan siswa agar siap menjadi tenaga kerja yang

terampil, terdidik dan profesional serta mampu

mengembangkan diri seiring dengan perkembangan ilmu dan

teknologi
3. Memberi kesempatan kepada para siswa untuk memperoleh

pengalaman kerja nyata didunia usaha atau dunia


BAB II

PROFIL INDUSTRI

2.1 Sejarah

PT. Daya Anugrah Mandiri adalah salah satu perusahaan yang bergerak

dengan penjualan Motor Honda yang berlokasi JL. Sutisna Senjaya No 55 Kota

Tasikmalaya dengan induk perusahaan PT. Daya Adicipta Mustika yang berlokasi

di JL.Raya Cibeurem No 26-28 Cempaka Andir kota Bandung.

CV.Buana Jaya Cemerlang berdiri sejak 5 September 2005,perusahaan ini

merupakan perkembangan dari toko S-part Honda yang akhirnya pemiliknya

mengembangkan perusahaannya menjadi Dealer Resmi Honda.Di dalam

perusahaan ini terdapat dua cabang pergerakan usaha yang pertama yaitu bengkel

(AHASS 8024) yang menyediakan pelayanan kepada konsumen dalam bentuk

servis motor berstandar Honda dengan mekanik terlatih dan penjualan S-part

Honda yang di jamin mutu serta kualitas asli dari Honda dan yang kedua

Showroom CV.Buana Jaya Cemerlang yang menyediakan pelayanan kepada

konsumen untuk pembelian motor Honda secara tunai dan kredit untuk kredit

sendiri PT. Daya Anugrah Mandiribekerjasama dengan leasing-leasing seperti

FIF,Adira,Oto dan CSF.

Awal berdiri PT. Daya Anugrah Mandiriada beberapa produk Honda yang

di tawarkan oleh perusahaan Honda seperti revo series,supra x series,blade

series,vario 110 dengan teknologi kendaraan yang terbatas dan tidak secanggih

sekarang,seiring perkembangan zaman dan perubahan waktu dari tahun ke tahun


perusahaan Honda semakin mengembangkan kualitas serta model yang bervariasi

sesuai dengan kebutuhan setiapm konsumen sesuai zamannya dan tahun 2015

Honda semua produk Honda semua bertandar FGM-FI (Programmed fuel

Injection) merupakan sistem yang ramah lingkungan dan Honda sendiri menjadi

pelopor FGM FI.

2.2 Management Industri

2.2.1 Struktur organisasi

KEPALA
MEKANIK / SA
ANDI PRIANTO

FRONDESK S-PART
Ayus Susan Aceng

KASIR
Yuni

MEKANIK 1 MEKANIK 2 MEKANIK 3


Ramdani Yanyan Edwar
2.2.2 Denah industri

47
3

2 7

KET :

1. Meja Operator
2. Accesoris Honda
3. Gudang S-part
4. Back Life
5. Toilet
6. Mushola

BAB III
PROSES PENGERJAAN (PRAKTEK)

3.1 Uraian Materi


A. PRINSIP KERJA EFI
Sistem pengontrolan penginjeksian bahan bakar dewasa ini

berkembang dengan pesat , terutama pada mesin bensin. Namun harus kita

ingat bahwa tidak hanya kendaraan dengan bahan bakar bensin yang

menggunakan sistem control injeksi. Sistem EFI dirancang untuk

mengukur jumlah udara yang diisap dan untuk mengontrol penginjeksian

bahan bakar yang sesuai.


B. MACAM-MACAM SISTEM EFI
Sistem EFI dirancang untuk mengukur jumlah udara yang diisap

dan mengontrol penginjeksian bahan bakar yang sesuai. Besar udara yang

diisap diukur langsung berdasarkan tekanan di intake manipold atau

jumlah udara di airflow meter.


1. Tipe D-EFI
Mengukur udara yang masuk berdasarkan tekanan dalam intake

maniFold.

2. Tipe L-EFI
Dalam sistem L-EFI, airflow meter langsung mengukur jumlah

udara yang mengalir melalui intake manipold sehingga data

yang dihasilkan lebih akurat. Dewasa ini, pada kendaraan EFI

tipe L-EFI lebih banyak digunakan.


3. SUSUNAN DASAR SISTEM EFI
Sistem EFI secara umum dapat dibagi menjadi tiga sistem

fungsi, yaitu:
a. sistem control udara masuk ( Air Induction System )
b. sistem distribusi bensin ( Fuel Delivery System )
c. sistem control elektronik ( Electronic Control System )
Skema gambar susunan dasar EFI adalah :

4. NAMA KOMPONEN DAN FUNGSI SISTEM EFI


a. Throttle body
Therottle body Merupakan komponen sistem

kontrol udara sebagai saluran utama yang dilalui oleh

udara, sebelum masuk ke intake manipold.


Di dalam throttle body ini terdapat :
Throttle valve
TPS (Throttle Position Sensor)
IAC ( Idle Air Control )
FIAC ( Fast Idle Air Control )
ISAS ( Idle Speed Adjusting Screw )

b. Throttle Position Sensor


Throttle Position Sensor berfungsi mendeteksi sudut

pembukaan throttle valve. TPS dihubungkan langsung

dengan sumbu throttle valve, jika throttle valve bergerak,

TPS akan mendeteksi perubahan pembukaan throttle valve.

Selanjutnya dengan menggunakan tahanan geser, perubahan


tahanan ini dikirim ke ECU sebagai input untuk koreksi

rasio udara dan bensin.

c. Intake Air Temperatur


Sensor temperatur udara masuk ini biasa terpasang pada air

cleaner atau hose antara air cleaner dengan throttle body.

Sensor temperatur udara masuk ini berupa thermistor

dengan bahan semikonduktor yang mempunyai sifat

semakin panas temperatur maka nilai tahanannya semakin

kecil.

d. Air Flow Meter


MAF (Massa Air Flow Meter) salah satu jenis sensor

dengan tipe measuring plate, yang terdiri atas plat

pengukur, pegas pengembali, dan potensiometer.


Udara yang masuk ke intake air chamber akan dideteksi

dengan gerakan membuka dan menutup plat pengukur. Plat


pengukur ini ditahan oleh sebuah pegas pengembali. Plat

pengukur dan potensiometer bergerak pada poros yang

sama sehingga sudut membuka plat pengukur ini akan

diubah nilai tahanan potensiometer. Variasi nilai tahanan ini

akan dirbah menjadi output voltage sensor ke ECM sebagai

dasar untuk menentukan jumlah udara yang masuk ke

intake air chamber.

e. Fast Idle Air Control


Fast idle air control terbuat dari thermo wax yang

bekerjanya sesuai dengan temperatur mesin. Bila

temperatur masih dingin, thermo wax belum mengembang

sehingga jumlah udara yang masuk melalui saluran bypass

menjadi lebih banyak. Saat temperatur mesin panas, thermo

wax akan mengembang sehingga saluran bypass akan

menyempit. Jumlah udara yang masuk menjadi berkurang,

putaran mesin ke putaran idle.


5. SISTEM BAHAN BAKAR (Fuel System)

Perbedaan paling mendasar antara sistem karburator dengan

sistem injeksi pada suplai system bahan bakar adalah pada

sistem injeksi, suplai bahan bakar dari tangki bensin ke ruang

bakar dikontrol secara elektronik oleh ECM, sedangkan pada

sistem carburator, suplai bensin dari tangki ke ruang bakar

masih dikontrol oleh kunci kontak.


Komponen utama dari fuel delivery system adalah :

a. Fuel pump

b. Fuel filter

c. Fuel pressure regulator

d. Pulsation dumper

Injector

Diagram system bahan bakar EFI

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SYSTEM EFI


Kelebihan EFI
- Konsumsi bahan bakar lebih hemat(irit), karena takaran bahan bakar

yang diproduksi EFI sudah ditentukan sesuai dengan kebutuhan yang

ideal bagi mesin pada semua kondisi.Efisiensi bahan bakar = Irit.


- Mesin lebih bertenaga dan memiliki akselerasi yang responsif,

sehingga selalu dalam kinerja yang optimal.


- Pada motor dengan sistem EFI dilengkapi dengan fault code

indicator.Jika ada masalah/kerusakan pada sistem EFI, lampu

peringatan akan menyala sehingga segera diketahui untuk diperbaiki.


- Emisi gas buang yang lebih rendah,sehingga lebih ramah terhadap

lingkungan.
- Kinerja motor tetap stabil tanpa banyak terpengaruh oleh panas

dinginnya suhu mesin dan keadaan cuaca.


-
Kekurangan EFI
- Perawatan sistem EFI jauh lebih rumit dari pada sistem baha bakar

konvensional karburator. Untuk itu EFI membutuhkan perawatan yang

lebih teliti yang dilakukan hanya oleh tenaga mekanik yang

berpengalaman. Oleh karena itu, biaya perawatan yang harus

dikeluarkan relatif lebih tinggi.


- Rentan terjadi gangguan terutama oleh air, karena seluruh sistem EFI

diatur oleh mesin elektronik. Seperti yang kita ketahui, perangkat

elektronik lebih rentan/sensitif jika terkena air.


- Jika suatu saat diperjalanan sistem bahan bakar anda mengalami

kerusakan, kemungkinan besar motor anda harus naik mobil emergenci

untuk dibawa ke bengkel resmi. Karena Tidak ada cara darurat untuk

memperbaiki sistem EFI yang rusak. Lain halnya dengan karburator


5.2 Langkah Kerja
A. Setting Attitude
 Alat dan Bahan
Alat yang di perlukan :
- Obeng plus
- SCS Connectorr
Bahan yang diperlukan
- Sepedamotor HONDA VARIO PGM-FI 125

Langkah Pengejaan :

1. lepas 2 skrup pada cover depan (posisinya ada di bawah setang stir)

2. angkat cover bagian bawah …dan setelah terangkat dorong keatas (kearah

setang stir)
3. DLC connector terlihat di sisi atas batre

4. lepas dummy socketnya

5. hubungkan kabel pada kabel hijau strip biru dan cokelat untuk inisialisasi

setting dan melihat error system yg tersimpan pada memory internal ECU

Langkah reset Attitude :

1. Pastikan kunci kontak dalam keadaan “off” dan pasang SCS Connector ke

terminal DSLC speda motor


2. Buka handle gas secara penuh dan tahan kemudian kunci kontak hidupkan

“ON” dengan begitu seharusnya MIL menyala dan selanjutnya akan

berkedip cepat.
3. Setelah berkedip cepat maka dapat dimulai seting mode – mode yaitu :
a. Mode 1
- pastikan kunci kontak pada posisi OFF
- pasang jumper pada DLC connector
- putar throttle pada posisi2 full
- putar kunci kontak ke posisi ON
- mil akan menyala
- sesaat kemudian mil akan berkedip
- langsung lepaskan throttle
- mil akan berkedip 1 kedipan konstan tanda bahwa setting berhasil
b. Mode 2
- pastikan kunci kontak pada posisi OFF
- pasang jumper pada DLC connector
- putar throttle pada posisi2 full
- putar kunci kontak ke posisi ON
- mil akan menyala
- sesaat kemudian mil akan berkedip
- tutup-buka-tutup throttle dg interval 0,5 detik
- mil akan berkedip 2 kedipan konstan tanda bahwa setting berhasil
c. Mode 3 :
- pastikan kunci kontak pada posisi OFF
- pasang jumper pada DLC connector
- putar throttle pada posisi2 full
- putar kunci kontak ke posisi ON
- mil akan menyala
- sesaat kemudian mil akan berkedip
- tutup-buka-tutup – buka – tutup throttle dg interval 0,5 detik
- mil akan berkedip 3 kedipan konstan tanda bahwa setting berhasil

d. Mode 4
- pastikan kunci kontak pada posisi OFF
- pasang jumper pada DLC connector
- putar throttle pada posisi2 full
- putar kunci kontak ke posisi ON
- mil akan menyala
- sesaat kemudian mil akan berkedip
- tutup – buka – tutup – buka – tutup – buka – tutup throttle dg interval

0,5 detik
- mil akan berkedip 4 kedipan konstan tanda bahwa setting berhasil

Jika ML tidak mulai bekedip dengan cepat putar konci kontak de “off” dan

coba lagi
Jika anda tidak dapat melakukan setting attitude, pastikan MIL tidak

tersimpan di ECM

Jjka kode MIL sudah tidak ada tetapi tetap tidak bisa melakukan setting

attitude hal yang dilakukan adalah ganti ECM dengan yang baru dan coba

lagi.

Pastikan konci kontak dalam keadaan Off dan lepaskan scs connector dari

dslc sepeda motor. Perhatikan sebelumnya pastikan teggangan batrey lebih

dari 12,3 V dan tidak ada kode MIL pada ECM. Setelah setting attitudel

lanjutkan dengan setting RPM.

B. Setting RPM
Langkah – Langkah setting RPM yaitu sebagai berikut :
1. Mesin harus dalam keadaan panas untuk pemeriksaan putaran stasioner

yang akurat. Jka mesin dalam keadaan dingin, biarkan mesin bekerja

idle selama kurang lebih 20 menit, tergantung suhu udara


2. Dalam satu cycle (waktu putar Idle air Craw ¼ putaran c90) atau

kurang secara perlahan – lahan ( dalam 3 detik atau lebih). Jangan

memutar Idle Air Crew lebih dari ¼ putaran (90’) sekaligus atau

kurang dari 3 detik.


3. Setelah penyetelan tunggu lebih dari 10 detik dan periksa kembali

putaran stasionernya.
C. RESET ECM

Hal yang perlu diperhatikan yaitu :

- Lakukan setiap kali selesai memperbaiki komponen-komponen PGM-FI


- Kode kerusakan yang tersimpan di ECM tidak dapat di hapus dengan

hanya melepas kabel negatif battre.


Reset ECM

1. Putar Kunci kontak ke “off”


2. Cari DSLC pada motor yang akan di reset
3. Lepaskan penutup konektor dari dlc (1) lalu hubungan singkatan (jumper)

terminal dl dengan menggunakan spesial tool.


4. Putar kunci kokntak ke ON
5. Lepaskan SCS conector [2] dari dlc [3] hubungkan dengan scs connect ke

DLC kembali sementara MIL tetap on selama kurang lebih 5 detik


-Dlc harus dihubungkan singkatan (dijumper ) sementara mil menyala, jika

tidak MIL akan mati dan terus menyala (pola tidak berhasil) dan hal ini

putar kunci kontak ke off dan cobalah kembali kelangkah ke-3


- Perhatikan bahwa memory self-diagnosic tidak dapat dihapus jika kunci

kontak di putar ke off sebelum mil mulai berkedip.


6. Jika mil mati lalu berkedip – kedip kembali berarti kode kerusakan yang

tersimpan telah terhapus


7. Putar kunci kontak off dan lepaskn scs control diagnosic.

D. SETING THROTTLE POSITION (TP)

Hal yang harus diperhatikan

- Pastikan tidak ada kode mil yang tersimpan dalam ecm


- Lakukan apabila salah satu dari part berikut di ganti :
Throotlle body/ pipa intake
Idie air screw
Pompa bahan bakar/ sarungan bahan bakar
Injektor
Sesor 02
- Lakukan apabila komponen berikut diganti baru atau di bongkar
Cylinder head/vaalvve/value guirde value seat.
- Cylinder/ piston/ring piston

Setting Throttle Position

- Utar kunci kontak ke posisi off


- Hubungkan DLC dengan menggunakan SCS connector
- Lepaskan konektor 2p sensor EOT/ ECT lalu hubungkan singkatkan

(Jumper terminal konektor dengan menggunakan kabel jumper


- Putar kunci kontak k, kemudian lepaskan kabel (jumper) [1] dari konektor

2p sensor EOT/ECT [2] saat mil berkedip (pola penerimaan reset selama

10 detik.
- Mil seharusnya berkedip setelah kabel jumper dilepas. Jika mil tetap

menyala berarti setingan tp tidak berhasil karena langkah jumper lebih dari

10 detik, maka ulangi lagi ke langkah ke 2


- Putar kunci kontak ke off, lalu lepaskan scs connection dari DLC dan

hubungkan konektor 2p ke sensor EOT/ECT


- Set elahproses setting TP di lakukan, periksa putaran stationer mesin

Setting Throttle Position

1. Utar kunci kontak ke posisi off


2. Hubungkan DLC dengan menggunakan SCS connector
3. Lepaskan konektor 2p sensor EOT/ ECT lalu hubungkan singkatkan

(Jumper terminal konektor dengan menggunakan kabel jumper


4. Putar kunci kontak k, kemudian lepaskan kabel (jumper) [1] dari konektor

2p sensor EOT/ECT [2] saat mil berkedip (pola penerimaan reset selama

10 detik.
5. Mil seharusnya berkedip setelah kabel jumper dilepas. Jika mil tetap

menyala berarti setingan tp tidak berhasil karena langkah jumper lebih dari

10 detik, maka ulangi lagi ke langkah ke 2


6. Putar kunci kontak ke off, lalu lepaskan scs connection dari DLC dan

hubungkan konektor 2p ke sensor EOT/ECT


7. Set elahproses setting TP di lakukan, periksa putaran stationer mesin
.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dengan diadakanya kegiatan prakerin ini pengetahuan siswa semakin luas,

pengalaman-pengalaman baru banyak didapat, mereka menjadi semakin mengerti

dan siap untuk bersaing didalam dunia kerja.

Potensi dan kualitas yang baik tentunya akan membuat siswa berani dan

mampu meraih kesuksesan serta menggapai cita cita yang selama ini mereka

harapkan.

4.2 Saran

1. Lakukan Perawatan sepeda motor secara berkala supaya menjaga

performa sepeda motor secara optimal, sehingga mengurangi resiko


berkendara karena bagian sepeda motor tidak bekerja sebagaimana

mestinya.
2. Lakukan perawatan mesin secara teratur supaya mengurangi resiko

kerusakan, terutama kerusakan yang disebabkan oleh kotoran/kerak

akibat aktivitas mesin.


3. Ganti segera spare part jika sudah pada waktunya supaya motor lebih

tahan lama umurnya dan tetap terjaga kenyamanan motor khususnya

untuk pengendara

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRA

Anda mungkin juga menyukai