Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN SATUAN ACARA PENYULUHAN DIET JANTUNG

DI RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

Disusun Oleh :
1. Amelia Pramudyawardani (2015030059)
2. Janah Mayasari (2015030077)
3. Muhammad Alif N (2015030082)
4. Nur Aisyiah (2015030087)

PROGRAM STUDI S1 GIZI


INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN
PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN SATUAN ACARA PENYULUHAN DIET JANTUNG


DI RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

Disusun Oleh :

1. Amelia Pramudyawardani (2015030059)


2. Janah Mayasari (2015030077)
3. Muhammad Alif N (2015030082)
4. Nur Aisyiah (2015030087)

Kepala Instalasi Gizi Kepala Ruang Instalasi Gizi


RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen
RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen

dr. Niffa Carlisa


NIP. 19840508 201001 2 033

Isnain Agung Legowo, S. Gz


NIP. 19730108 199603 1 004

Ka. Prodi S1 Gizi CI Klinik Akademik


ITS PKU Muhammadiyah Surakarta ITS PKU Muhammadiyah Surakarta

Tuti Rahmawati, S.Gz., M.Si Retno Dewi Noviyanti, S.Gz., M.Si


NIDN. 0617068201 NIDN. 0622118704

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan dan melimpahkan segala karunia, Nikmat dan Rahmat-Nya yang tak
terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus Mendalam

ii
dengan judul “Laporan Satuan Acara Penyuluhan Diet Jantung Di RSUD dr.
Soehadi Prijonegoro Sragen.”
Selesainya laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. dr. Didik Hariyanto, selaku Direktur RSUD dr. Soehadi Prijonegoro
Sragen
2. dr. Niffa Carlisa, selaku Kepala Instalasi Gizi RSUD dr. Soehadi
Prijonegoro Sragen.
3. Isnain Agung Legowo, S.Gz, selaku Kepala Ruang Instalasi Gizi RSUD
dr. Soehadi Prijonegoro Sragen yang telah memberikan bimbingan, arahan
dan bantuan sehingga kegiatan PKL ini dapat berjalan dengan lancar..
4. Endang Lestari Handayani, SST, selaku CI Klinik Rumah Sakit yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan bantuan sehingga kegiatan PKL ini
dapat berjalan dengan lancar.
5. Weni Hastuti, S.Kep, M.Kes, selaku Rektor ITS PKU Muhammadiyah
Surakarta.
6. Cemy Nur Fitria, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Rektor I ITS PKU
Muhammadiyah Surakarta.
7. Tuti Rahmawati S.Gz, M.Si. selaku Ketua Program Studi S1 Gizi ITS
PKU Muhammadiyah Surakarta dan CI Klinik Akademik yang telah
memberikan izin dan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan PKL
ini.
8. Retno Dewi Noviyanti, S.Gz., M.Si, selaku CI Klinik Akademik yang
telah memberikan bimbingan, arahan serta masukkan dalam penyusunan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Penulis berharap
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Sragen, Agustus 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................vii
BAB I SATUAN ACARA PENYULUHAN...........................................................1
BAB II KEGIATAN PENYULUHAN.....................................................................2
A. Materi Penyuluhan........................................................................................2
B. Metode Yang Digunakan...............................................................................8
C. Media Yang Digunakan.................................................................................9
D. Langkah Kegiatan dan Estimasi Waktu........................................................9
BAB III PENUTUP................................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................11
B. Saran............................................................................................................11

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Makanan Yang Dianjurkan dan Yang Tidak Dianjurkan............................8


Tabel 2. Langkah Kegiatan dan Estimasi Waktu......................................................9

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi

vii
BAB I
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Hari/ Tanggal : Kamis/ 1 Agustus 2019


B. Waktu : 09.00
C. Materi : Diet Jantung
D. Sasaran : Pasien dan keluarga pasien Penyakit
Jantung Koroner serta pengunjung poli klinik
E. Tempat : Poli Klinik Penyakit Dalam
F. Penyaji : Mahasiswa Gizi ITS PKU Muhammadiyah
Surakarta
G. Tujuan
1. Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu
memahami dan mengaplikasikan tentang diet jantung.
2. Khusus
Setelah penyuluhan diharapkan peserta dapat mengetahui tentang :
a. Pengertian penyakit jantung koroner
b. Etiologi penyakit jantung koroner
c. Prinsip dan syarat diet jantung
d. Bahan makanan yang dianjurkan dan bahan makanan yang dihindari

BAB II
KEGIATAN PENYULUHAN

A. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan berupa
penyempitan pembuluh darah sehingga menganggu suplei darah dan
oksigen ke otot jantung terutama di bagian pembuluh darah koroner. Infark
miokard atau iskemia pada satu atau lebih arteri koronarial disertai
kerusakan jaringan adalah bentuk utama penyakit jantung yang

1
menyebabkan kematian. Terminologi PJK saat ini telah berubah dan lebih
tepat disebut atherosclerotic cardiovascular disease (ASCVD) karena
penyempitan pembuluh darah yang mengoksigenasi otot jantung
disebabkan oleh adanya plak. Plak merupakan lesi yang terjadi pada
pembuluh darah. Plak, diketahui sebagai aterosklerosis, dapat pecah dan
menyebabkan terbentuknya gumpalan darah yang menyumbat arteri atau
berjalan ke tempat lain di dalam tubuh dan menyumpat bagian tersebut
(WHO, 2015).
Prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) di Indonesia
berdasarkan wawancara yang didiagnosis dokter dan yang didiagnosis
dokter atau gejala meningkat seiring dengan bertambahnya umur, tertinggi
pada kelompok umur 65-74 tahun yaitu 2,0 % dan 3,6%, menurun sedikit
pada kelompok umur ≥75 tahun. Prevalensi PJK yang didiagnosis dokter
maupun berdasarkan diagnosis dokter atau gejala lebih tinggi pada
perempuan (0,5% dan 1,5%). Prevalensi PJK lebih tinggi pada masyarakat
tidak bersekolah dan tidak bekerja. Berdasarkan PJK terdiagnosis dokter
prevalensi lebih tinggi di perkotaan, tetapi di perdesaan dan pada kuintil
indeks kepemilikan terbawah (Riskesdas, 2013).
2. Etiologi Penyakit Jantung
ASCVD diketahui disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti
merokok, obesitas, hipertensi, peningkatan kadar kolesterol LDL dan
trigliserida, serta penurunan kolesterol HDL. Tingginya diet tinggi
kolesterol dan asam lemak jenuh, diabetes, disfungsi endotel, dan
hiperhomosistenemia diketahui juga dapat menjadi faktor terjadinya
penyakit ini. Selain itu, adanya faktor genetik, stress, proses penuaan, dan
kurangnya aktivitas fisik meningkatkan juga risiko penyakit
kardiovaskular. Semua faktor risiko tersebut menyebabkan terjadinya
akumulasi plak, penurunan produksi nitric oxide (NO) yang
mengakibatkan terjadinya vasokontriksi. Kolesterol LDL yang teroksidasi
ditelan oleh makrofag sebagai salah satu respons sistem imun dan
menyebabkan pembentukan sel busa serta garis-garis lemak (Raymond
J.L. dan Couch S.C., 2012).

2
a. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi mencakup :
1) Usia dan jenis kelamin
Seiring pertambahan usia, angka kematian akibat penyakit
kardiovaskular juga semakin tinggi, baik pada laki-laki maupun
perempuan. Kejadian penyakit jantung dini pada laki-laki berusia
35-44 tahun 3 kali lebih tinggi dibanding wanita pada usia yang
sama. Oleh sebab itu, laki-laki yang berusia lebih dari 45 tahun
lebih beresiko terkena penyakit jantung dibandingkan wanita
(NCEP, 2002).
2) Riwayat keluarga dan genetik
Adanya riwayat penyakit keluarga merupakan faktor risiko
yang kuat meski faktor risiko lain juga dipertimbangkan. Saat
infark miokard dan kematian mendadak terjadi sebelum usia 55
tahun pada laki-laki atau sebelum usia 65 tahun pada perempuan
maka dapat dipertimbangkan bahwa faktor riwayat penyakit
keluarga ada pada hubungan kekerabatan pertama (orang tua,
saudara, atau anak) (Raymond J.L dan Couch S.C., 2012).
3) Menopause
Hormon estrogen memberikan perlindungan melawan
ASCVD pada wanita pre-menopause dengan cara mencegah
kerusakan vascular. Kehilangan estrogen secara alami maupun
akibat operasi berhubungan dengan peningkatan risiko ASCVD.
Tingkat kejadian ASCVD pada wanita pre-menopause rendah,
kecuali pada wanita dengan banyak faktor risiko. Selama masa
menopause terjadi peningkatan total kolesterol, LDL, dan
trigliserida serta penurunan kadar HDL khususnya pada wanita
yang mengalami kenaikan berat badan (Raymond J.L dan Couch
S.C., 2012).
b. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi mencakup :
1) Rendahnya kualitas makan
Asupan seseorang merupakan faktor lingkungan utama
yang berperan dalam proses aterosklerosis dan modifikasi diet
diketahui dapat menurunkan risiko penyakit jantung. Terdapat
peningkatan porsi makan selama 20 tahun terakhir, kurangnya

3
konsumsi serat merupakan contoh rendahnya kualitas makan
masyarakat yang berdampak pada kejadian obesitas (Anderson,
2009).
2) Aktivitas fisik
Kurangnya aktivitas fisik merupakan faktor risiko
terjadinya ASCVD. Aktivitas fisik berhubungan dengan ASCVD
(terlepas dari faktor risiko kardiometabolik umum dari obesitas,
serum lipid, serum glukosa, dan hipertensi) pada pria dan wanita
(McGuire, dkk., 2009). ACC/AHA (2013) merekomendasikan
olahraga berdasarkan penelitian pada peran olahraga untuk
mencegah dan mengobati penyakit jantung ketika olahraga tidak
dikombinasikan dengan intervensi apa pun. Rekomendasi yang
sesuai dengan bukti ilmiah adalah tiga hingga empat sesi olahraga
erobik tiap minggu dengan durasi rata-rata 40 menit.
3) Stress
Kondisi stress dapat mengaktifkan respons neurohormonal
yang menyebabkan peningkatan nadi, tekanan darah, dan kerja
jantung. Hormon stress, yaitu angiotensin \II, dilepaskan setelah
adanya rangsangan ke sistem saraf simpatis. Pengeluaran
angiostensin II ini meningkatkan pembentukan plak (Mehta dan
Griendling, 2007).
4) Merokok
Risiko penyakit jantung lebih tinggi terjadi pada orang yang
merokok dan memengaruhi kejadian aterosklerosis secara langsung
(seperti pembentukan thrombus, ketidakstabilan plak, dan aritmia).
Wanita yang merokok dan menggunakan alat kontrasepsi memiliki
risiko 10 kali lebih tinggi menderita penyakit jantung dibanding
yang tidak. Risiko juga meningkat seiring dengan jumlah rokok
yang dikonsumsi per hari. Risiko penyakit jantung meningkat juga
pada perokok pasif (Thom dkk., 2006).
c. Faktor risiko yang dapat dikontrol
1) Diabetes. Diabetes merupakan faktor risiko independen terjadinya
ASCVD. Diabetes dapat meningkatkan risiko ASCVD dan terjadi
pada usia yang lebih muda. Sebagian besar pasien diabetes

4
meninggal akibat penyakit jantung. Sebanyak 75% orang dengan
diabetes berisiko dua kali lebih besar terkena ASCVD (McCollum,
dkk, 2006)
2) Obesitas. Obesitas merupakan suatu kondisi yang mencapai
epidemik pada anak dan dewasa di berbagai negara berkembang.
Indeks massa tubuh (IMT) dan penyakit adalah dua hal yang sangat
terkait. Peningkatan IMT dihubungkan dengan peningkatan risiko
penyakit jantung. Prevalensi terbesar status gizi di Amerika Serikat
adalah 65% dewasa memiliki status gizi overweight dan 31%
orang dewasa Amerika menderita obesitas (Blumenthal dkk., 2010)
Semakin tinggi obese-year (tahun mengalami obesitas)
dihubungkan dengan risiko penyakit jantung yang semakin tinggi.
Pengukuran dengan cara seperti ini diketahui menyediakan hasil
yang lebih akurat untuk melihat risiko kejadian penyakit jantung
dibandingkan obesitas saja (Abdullah dkk., 2014).
Kelebihan jaringan adiposa sangat memengaruhi jantung
melalui mekanisme berbagai macam faktor risiko yang sering
terjadi, seperti hipertensi, intoleransi glukosa, peningkatan maker
inflamasi (IL-6, TNF-ᾱ, CRP), keadaan protrombik. Banyak
protein inflamasi diketahui berasal dari adiposa. Faktor risiko ini
secara bersama dapat membantu menjelaskan tingginya angka
kesakitan dan kematian pada orang dengan obesitas (Raymond J.L.
dan Couch S.C., 2012)
Distribusi lemak (abdominal versus ginoid) juga merupakan
faktor risiko yang dapat diprediksi terhadap risiko penyakit
jantung, toleransi glukosa, dan kadar lemak. Penumpukan lemak
sentral atau abdominal berhubungan sangat kuat dengan inflamasi,
khususnya CRP. Penurunan berat badan yang rendah (4,5-9 kg)
dapat memperbaiki profil LDL, HDL, trigliserida, tekanan darah
tinggi, toleransi glukosa, dan kadar CRP, bahkan jika IMT ideal
tidak tercapai. Penurunan berat badan berhubungan dengan lebih
rendahnya kadar CRP. Namun untuk meningkatkan fungsi vaskular,

5
banyaknya berat badan yang harus diturunkan, waktu untuk
menjaga berat badan, atau banyaknya perbaikan fungsi endotel
yang dapat mengurangi kejadian penyakit jantung belum diketahui
(Raymond J.L. dan Couch S.C., 2012)
3) Tekanan darah tinggi. Hipertensi merupakan faktor risiko yang
secara signifikan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner,
stroke, dan gagal jantung (Raymond J.L. dan Couch S.C., 2012)
3. Prinsip dan Syarat Diet Penyakit Jantung
a. Perhitungan kalori dilakukan dengan memeperhitungkan asupan dan
pengeluaran energi yang seimbang untuk menjaga berat badan atau
mencegah kenaikan berat badan.
b. Protein diberikan cukup, yaitu 15% dari kebutuhan energi total.
c. Karbohidrat diberikan 50 – 60% dari kebutuhan energi total, didapatkan
dari sumber bahan makanan whole grain, sayur dan buah.
d. Lemak total diberikan 25 – 35% dari kebutuhan energi total.
e. Lemak jenuh diberikan kurang dari 7% dari kebutuhan energi total.
f. Lemak trans diberikan serendah mungkin atau nol.
g. Lemak tak jenuh ganda diberikan sampai 10% dari kebutuhan energi
total.
h. Lemak tak jenuh tunggal diberikan sampai 20 % dari kebutuhan energi
total.
i. Kolesterol kurang dari 200 mg/hari
j. Serat sebesar 25 – 30 gr/hari dengan mengutamakan konsumsi serat
larut antara 10 – 25 gr
k. Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen kalium,
kalsium dan magnesium jika tidak dibutuhkan.
l. Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas.

6
4. Makanan yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan
Tabel 1. Makanan Yang Dianjurkan dan Yang Tidak Dianjurkan

Bahan Dianjurkan Tidak Dianjurkan


Makanan
Karbohidra Beras ditim/disaring, roti, mie, Makanan yang mengandung gas
t kentang, macaroni, biscuit, / alkohol, seperti ubi, singkong,
tepung beras / terigu / sagu tape singkong, dan tape ketan.
aren / sagu ambon, gula pasir,
gula merah, madu dan sirup
Protein Daging sapi, ayam dengan Daging sapi dan ayam yang
Hewani lemak rendah, ikan, telur, susu berlemak, gajih, sosis, ham,
rendah lemak dalam jumlah hati, limpa, babat, otak, kepiting
yang telah ditentukan dan kerang-kerangan, keju dan
susu penuh
Protein Kacang-kacangan kering, Kacang-kacangan kering yang
Nabati seperti kacang kedelai dan mengandung lemak cukup
hasil olahannya, seperti tahu tinggi seperti kacang tanah,
dan tempe kacang mete, dan kacang bogor
Sayuran Sayuran yang tidak Semua sayuran yang
mengandung gas, seperti mengandung gas, seperti kol,
bayam, kangkung, kacang kembang kol, lobak, sawi, dan
buncis, kacang panjang, nangka muda.
wortel, tomat, labu siam, dan
tauge.
Buah- Semua buah-buahan segar, Buah-buahan segar yang
buahan seperti pisang, pepaya, jeruk, mengandung alkohol atau gas,
apel, melon, semangka, dan seperti durian dan nangka
sawo matang
Lemak Minyak jagung, minyak Minyak kelapa dan minbyak
kedelai, margarin, mentega kelapa sawit, santan kental
dalam jumlah terbatas dan
tidak untuk menggoreng tetapi
untuk menumis, kelapa atau
santan encer dalam jumlah
terbatas
Minuman Teh encer, coklat, sirup Teh/kopi kental, minuman yang
mengandung soda dan alkohol,
seperti bird an wisk
Bumbu Semua bumbu selain bumbu Lombok, cabe rawit, dan
tajam dalam jumlah terbatas bumbu-bumbu lain yang tajam.

B. Metode Yang Digunakan

7
Metode yang digunakan penyuluhan adalah ceramah dan tanya jawab.

C. Media Yang Digunakan


Media yang digunakan untuk penyuluhan adalah dengan
menggunakan leaflet dan Power Point Text
D. Langkah Kegiatan dan Estimasi Waktu
Tabel 2. Langkah Kegiatan dan Estimasi Waktu
KEGIATAN
No TAHAP WAKTU
PENYULUH PESERTA
1. Pembukaan 5 menit a. Memberikan salam, a. Peserta menjawab
memperkenalkan diri salam
b. Menjelaskan maksud b. Peserta menjawab
dan tujuan sesuai dengan
pengetahuan yang
dimiliki
2. Pelaksanaan 20 menit a. Membagikan leaflet a. Peserta menerima
b. Menjelaskan pengertian leaflet
Penyakit Jantung b. Peserta
Koroner mendengarkan
c. Menjelaskan Etiologi dengan seksama
Penyakit Jantung c. Peserta menjawab
Koroner pertanyaan
d. Menjelaskan prinsip d. Peserta yang
dan syarat diet Penyakit bertanya menerima
Jantung Koroner reward
e. Menjelaskan bahan
makanan yang
dianjurkan dan yang
tidak dianjurkan
f. Memberikan contoh
menu sehari diet
jantung
g. Memberikan
pertanyaan tentang
materi yang sudah
disampaikan
h. Memberikan reward
terhadap terhadap
peserta yang bertanya
3. Penutup 15 menit a. Menyimpulkan materi a. Peserta
penyuluhan memperhatikan
b. Mengakhiri kegiatan b. Peserta menjawab
dengan mengucapkan salam
salam

8
E. Evaluasi
1. Waktu atau proses
Evaluasi terkait waktu yang digunakan pada proses penyuluhan
tentang “Diet Jantung” yaitu penyuluhan dimulai pukul ± 09.30 WIB.
Proses penyuluhan berjalan dengan lancar.
2. Sasaran
Evaluasi terkait sasaran yaitu audiens di RSUD dr. Soehadi
Prijonegoro Sragen terutama audiens di Klinik Jantung. Awal pembukaan
penyuluhan, audiens sudah mulai sedikit interaktif dengan moderator.
Setelah pemateri mulai menyampaikan materi, audiens mulai
memperhatikan materi yang diberikan, dibuktikan dengan adanya
pertanyaan dari audiens tentang materi penyuluhan yang disampaikan.
Antusias pengunjung juga cukup tinggi, dibuktikan dengan daftar hadir
penyuluhan.
3. Tempat
Evaluasi terkait tempat yaitu di depan Klinik Jantung RSUD dr.
Soehadi Prijonegoro Sragen.
4. Materi
Evalusai terkait materi “Diet Jantung” yaitu materi disampaikan oleh
2 pemateri. Materi yang disampaikan tentang Pengertian Penyakit Jantung
Koroner, etiologi, tujuan diet jantung, prinsip/syarat diet jantung, makanan
yang boleh dan yang tidak boleh dikonsumsi pada diet jantung.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penyuluhan berjalan dengan lancar
2. Audiens mengetahui pengertian Penyakit Jantung Koroner
3. Audiens mengetahui etiologi Penyakit Jantung Koroner
4. Audiens mengetahui prinsip dan syarat diet jantung
5. Audiens mengetahu bahan makanan yang dianjurkan dan bahan makanan
yang dihindari
B. Saran

9
1. Mahasiswa lebih mempersiapkan segala sesuatu dalam kegiatan
penyuluhan.
2. Mahasiswa lebih komunikatif terhadap audiens.

10

Anda mungkin juga menyukai