Anda di halaman 1dari 4

Corak dan gaya prasasti mulawarman/yupa, huruf yang diguakan untuk penulisan prasasti,

menunjukan gaya huruf Pallawa yang digunakan di India pada masa abad V M, sedangkan
bahasanya adalah sansekerta (SOejono dan Leirissa 2008, 36). Keseluruhan prasasti tersebut
diterbitkan pada masa pemerintahan Raja Mulawarman yang dapat dipastikan sebagai orang
Indonesia asli, karena kakeknya masih menggunakan nama lokal, yaitu Kudungga. Sayangnya,
bukti arkeologis yang minim ini tidak didukung dengan sumber sejarah lainnya. Berita Cina yang
paling awal menceritakan suatu daerah di Kalimantan, baru muncul pada masa Dinasti Tang (618-
906 M).

Maka berdasarkan hal tersebut diketahuilah adanya sebuah kerajaan kuno Indonesia yaitu
kerajaan Kutai. Kutai dalam konteks sejarah naional Indonesiabaku dikenal sebagai kerajaan tertua
yang bernafasakan agama Hindu.

Yupa adalah sebentuk tiang batu berukuran kurang lebih 1 meter sebahagian ditanam diatas
tanah. Pada tiang batu inilah tergurat prasasti dari kerajaan Kutai yang dianggap sebagai sumber
tulisan tertua sehingga Indonesia mulai memasuki masa sejarah dan mengakhiri masa
prasejarahnya.

Transkripsi:

srimatah sri-narendrasya,
kundungasya,mahatmanah,
putro svavarmmo vikhyatah,
vansakartta yathansuman,
tasya putra mahatmanah,
trayas traya ivagnayah,
tesan trayanam pravarah,
tapo-bala-damanvitah,
sri mulawarmma rajendro,
yastva bahusuvarnnakam,
tasya yajnasya yupo yam,
dvijendrais samprakalpitah.

Terjemahan :
Sang Maharaja Kudunga, yang amat mulia, mempunyai putra yang mashur, Sang Aswawarman
namanya, yang seperti Sang Ansuman (dewa Matahari) menumbuhkan keluarga yag sangat
mulia. Sang Aswawarman mempunyai putra tiga, seperti api (yang suci) tiga. Yang terkemuka
dari ketig putra itu ialah sang Mulawarman, raja yang berperadaban baik,kuat dan kuasa. Sang
Mulawarman telah mengadakan kenduri (selamatan yang dinamakan) emas-amat banyak. Buat
peringatan kenduri (selamatan) itulah tugu batu dudurikan oleh para brahmana.

Transkirpsi:

srimad-viraja-kirtteh,
rajnah sri-mulavarmmanah punyam,
srnvantu vipramukhyah,
ye canye sadhavah purusah,
bahudana-jivadanam,
sakalpavrksam sabhumidanan ca,
tesam punyagananam,
yupo yan stahapito vipraih

Terjemahan:

Dengarkanlah oleh kamu sekalian, Brahmana yang tekemuka, dan sekalian orang baik lain-
lainnya, tentang kebaikan budi Sang Mulawarman, raja besar yang sangat mulia. Kebaikan budi
ini ilaha wujud sedekah banyak sekali, seolah-olah sedekah kehidupan atau semata-mata pohon
kalpa (yang memberi segala keinginan), dengan sedekan tanah (yang dihadiahkan). Berhubung
dengan kebaikan itulah maka tugu ini didirikan oleh para Brahmana (buat peringatan).

Transkripsi:

sri-mulavarmmano rajnah,
yad dattan tilla-parvvatam,
sadipa-malaya sarddham,
yupo yam likhitas tayoh

Terjemahan:
Tugu ini ditulis buat (peringatan) dua (perkara) yang telah disedekahkan oleh Sang Raja
Mulawarman, yakni segunung minyak (kental), dengan lampu serta malai bunga.

Transkripsi:

srimato nrpamukhyasya,
rajnah sri-mulawarmmanah,
danam punyatame ksetre,
yad dattam vaprakesvare,
dvijatibhyo ‘gnikalpebhyah.
vinsatir ggosahasrikam,
tansya punyasya yupo ‘yam,
krto viprair ihagataih.

Terjemahan:

Sang Mulawarman, raja yang mulia dan terkemuka, telah memberi sedekah 20.000 ekor sapi
kepada para brahmana seperti api, (bertempat) di dalam tanah yang suci (bernama)
Waprakeswara. Buat (peringatan) akan kebaikan budi sang raja itu, tugu ini telah dibuat oleh
para Brahmana yang datang ke tempat ini.

Yang menjadi perhatian adalah isi dari prasasti-prasasti Kutai secara tersirat dapat disimpulkan
bahwasanya:

1. Sang Kudungga adalah nama asli pribumi Indonesia karena dalam kebudayaan India tdak
pernah mengenal nama ini.

2. Sang Aswawarman dianngap sebagai pendiri Kerajaan (=Vansakartta), dan bukan Sang
Kudungga yabng bernotaben maharaja dan ayah dari Aswawarman.

Aksara Pallawa yang digunakan dalam Prasasti Mulawarman/Yupa di Kutai merupakan


jenis aksara yang berasal dari India Selatan, kemudain tersebat dan berkembang di Asia Tenggara,
sampai Funan, Campa, Kamboja, Mon, Kutai (Kalimantan Timur), Semenanjung Malaysia, Jwa
Tengah, Jawa Barat, dan Sumatera.

Catatan-catatan epigrafi mencakup tidak hanya piagam-piagam piringan tembaga tetapi


juga pahatan-pahatan batu. Yang pertama adalah sajak-sajak Panjang dalam bahasa sanseketa
yang berisi informasi sejarah yang penting, khususnya dalam bagian pertama mengenai raja
Pallawa dan keturunannya.

Tiap yupa didirikan oleh mulawarman sebagai peringatan, bahwa ia telah memberikan
kurban sebesr-besarnya dan haadiah untuk kemakmuran negara dan rakyatnya (suatu kebiasaan
yang telah kita kenal pula dalam zaman prasejarah, yaitu mendirikan menhir.

SUMBER:

Sofwan Noerwidi , Beberap Hasil Penelitian Kutai Mulawarman 208: Situs Muara Kaman
Dalam Prespektif Kawasan, Vol. 4, Hal 157-174.

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/197706022003122-
YENI_KURNIAWATI_SUMANTRI/Bahan_ajar_SIK.pdf.

Soekomo, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia Djilid II, Penerbit Nasional Trikarya,
Djakarta, 1959.

Anda mungkin juga menyukai