Anda di halaman 1dari 38

HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Sistem Hidrolik adalah suatu sistem yang memanfaatkan tekanan
fluida sebagai power (sumber tenaga) pada sebuah mekanisme. Karena itu,
pada sistem hidrolik dibutuhkan power unit yang akan membuat fluida
bertekanan. Kemudian fluida tersebut dialirkan sesuai dengan kebutuhan
atau mekanisme yang diinginkan. Kata hidrolik berasal dari bahasa Inggris
hydraulic yang berarti cairan atau minyak. Prinsip dari peralatan hidrolik
memanfaatkan konsep tekanan, yaitu tekanan yang diberikan pada salah
satu silinder akan diteruskan ke silinder yang lain, sesuai dengan hukum
Pascal.
Pada kebanyakan aplikasi,sistem hidrolik banyak digunakan seperti
hal nya memindahkan beban yang berat, sebagai alat penekan dan
pengangkat. Dalam industri banyak ditemui penggunaan sistem hidrolik
pada alat-alat berat, seperti truk pengangkat (dump truck), mesin
moulding, mesin press, forklift, crane, dan lain-lain. Pada saat ini
penggunaan sistem hidrolik sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan
kontrol yang menunjang pengendalian dan ketepatan (presisi) dalam
penggunaannya.

1.2 Maksud dan Tujuan


Tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1 Mampu Memahami dan merangkai sirkuit sistem hidrolik kontrol
manual.
1. Mampu memahami fungsi tiap – tiap komponen pada sistem hidrolik.
2. Mampu memahami dan melakukan pengaturan pressure relief valve pada
sistem hidrolik kontrol manual.
3. Mampu menghitung besar gaya dan kecepatan aktuator serta daya pompa
dan motor listrik berdasarkan pengaturan (setting tekanan) pressure relief
valve.

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 1


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

Maksud dari tujuan tersebut adalah setelah melaksanakan


praktikum praktikan diharapkan mampu merangkai sistem hidrolik,
komponen-komponen yang digunakan dan mampu mengatur sistem
hidrolik pada sistem hidrolik kontrol manual.

1.3 Prosedur Praktikum


1. Siapkan alat alat yang dibutuhkan
2. Rangkai komponen hardware seperti selang, dan kemudian cek kembali
apakah selang terpasang dengan benar.
3. Hubungkan pengikat beban melalui katrol pada kepala aktuator.
4. Hidupkan pompa dengan mengubungkan sumber arus listrik 3 phasa.
5. Posisikan pengaturan pressure dengan benar.
6. Gerakan tuas DVC sesuai anjuran.
7. ukur waktu rata rata (t) gerakan maju (extend) dan mundur (rettract)
akuator.
8. Setelah pengamatan, matikan alat alat yang digunakan.

1.4 Sistematika Penulisan Jurnal

 BAB I : PENDAHULUAN, memberikan gambaran latar belakang

tentang sistem hidrolik.

 BAB II : TEORI DASAR, pembahasan mengenai teori-teori dasar

yang berhubungan dengan sistem hidrolik.

 BAB III : PENGOLAHAN DATA, membahas perhitungan hasil dari

pengamatan.

 BAB IV : ANALISIS, menganalisis hasil dari pengamatan.

 BAB V : KESIMPULAN, memberikan kesimpulan dari hasil

pengamatan.

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 2


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

BAB II
TEORI DASAR

2.1 Hidrolik
Sistem hidrolik adalah suatu system pemindah tenaga dengan
menggunakan zat cair atau fluida sebagai perantara. Sistem hidrolik ini
mempunyai banyak keunggulan dibanding jika menggunakan sistem
mekanikal.
Hidrolik terbagi dalam 2 bagian:
a. Hidrodinamika: yaitu Ilmu yang mempelajar tentang zat cair yang
bergerak.
b. Hidrostatik: yaitu Ilmu yang mempelajari tentang zat cair yang
bertekanan.
Pada hidrostatik adalah kebalikan dari Hidrodinamika yaitu zat
cair yang digunakan sebagai media tenaga, zat cair berpindah
menghasilkan gerakan dan zat cair berada dalam tabung tertutup.

2.2 Fluida
2.2.1 Jenis – Jenis Fluida

1. Fluida newton
yaitu fluida yang memenuhi persamaan hukum newton,
koefisien viskositas dinamikanya (µ) bergantung pada temperatur
dan tekanan namun tidak bergantung pada besar gradien kecepatan.
Pada fluida jenis ini grafik menghubungkan teganganan geserr
dengan gradien kecepatan adalah sebuah garis lurus yang melalui
titik asal dan condongnya menyatakan viskositas dinamik μ = τ
/(duldy).

2. Fluida bukan newton


yaitu fluida yang tidak memenuhi persamaan hukum
newton, prilaku viskousnya tidak terungkap melalui persamaan,

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 3


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

prilaku viskousnya kompleks dan sering hanya bisa diekspresikan


secara kira-kira.

3. Fluida viskous murni


Meliputi fluida-fluida newton dan bukan newton dengan
tegangan geser hanya tergantung pada laju geseran dan tidak
tergantung pada waktu. Udara dan air termasuk fluida newton. Gas
dan zat cair yang memiliki berat molekul rendah hampir selalu
termasuk fluida newton dan fluida-fluida itu τ = μ/(duldy).
Lumpur, larutan polimer dan polimer-polimer cair (termasuk
turunan-turunan selulosa) kebanyakan tergolong fluida bukan
newton. Fluida-fluida ini disebut pseudoplastik karena
viskositasnya seolah-olah berkurang dengan meningkatnya laju
geseran – kurva aliran berubah menjadi lebih rata apabila laju
geseran bertambah.

4. Fluida bergantung pada waktu


 Fluida Thiksotropik, yaitu fluida-fluida yang viskousitasnya
seolah semakin lama makin berkurang meskipun laju geseran
tetap.
 Fluida Rheopektik, yaitu fluida-fluida yang viskousitasnya
seolah makin lama makin besar.Perilaku ini merupakan
karakteristik pasta gibs, lumpur dan suspensi-suspensi zat padat
dalam zat cair. Ketergantungan pada waktu ini sering hanya
tampak nyata dalam periode yang singkat ketika tegangan geser
diberikan.

5. Fluida viskoelastik
Bahan-bahan seperti ter, tepung donat, dan beberapa
polimer padat atau cairmenunjukkan karakteristik baik zat padat
elastik maupun fluida viskous.

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 4


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

2.2.2 Aliran Fluida


1. Aliran Turbulen
Aliran Turbulen merupakan aliran fluida yang terjadi olakan
atau gumpalan ataupun gelombang saat mengalir. Penyebab
terjadinya turbulensi sangat banyak. Namun yang pasti ketika
fluida mengalir dari suatu penampang 1 ke penampang yang lebih
kecil maka besar kemungkinan akan terjadi turbulence seperti
dibawah ini
2. Aliran Laminer
Aliran laminar merupakan aliran fluida yang tidak terjadi
olakan dan sifatnya mendekati linier dan biasanya akibat tidak
terjadinya perubahan penampang yang tiba-tiba.
3. Aliran Transisi
Aliran transisi merupakan aliran fluida yang terjadi saat
perubahan dari aliran laminer menjadi turbulen. Pada kondisi ini
sebagian fluida masih mengalir secara laminer dan sebagian lagi
sudah berubah menjadi turbulen

2.3 Pneumatik

Pneumatik adalah semua sistem yang menggunakan tenaga yang


disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan
suatu kerja. Udara yang dimampatkan adalah udara yang diambil dari
udara lingkungan yang kemudian ditiupkan secara paksa ke dalam tempat
yang ukurannya relatif kecil. Pneumatik dalam pelaksanaan teknik udara
mampat dalam industri (dunia perusahaan) (dan khususnya dalam teknik
mesin) merupakan ilmu pengetahuan dari semua proses mekanis dimana
udara memindahkan suatu gaya atau suatu gerakan. Dalam pengertian
yang lebih sempit pneumatik dapat diartikan sebagai teknik udara mampat
(compressed air technology). Sedangkan dalam pengertian teknik
pneumatik meliputi : alat-alat penggerakan, pengukur-an, pengaturan,
pengendalian, penghubungan dan perentangan yang meminjam gaya dan
penggeraknya dari udara mampat. Dalam penggunaan sistem pneumatik

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 5


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

semuanya menggunakan udara sebagai fluida kerja dalam arti udara


mampat sebagai pendukung, pengangkut, dan pemberi tenaga. Adapun
ciri-ciri dari para perangkat sistem pneumatik yang tidak dipunyai oleh
sistem alat yang lain, adalah sebagai berikut :
1. Sistem pengempaan, yaitu udara disedot atau diisap dari atmosphere
kemudian dimampatkan (dikompresi) sampai batas tekanan kerja
tertentu (sesuai dengan yang diinginkan). Dimana selama terjadinya
kompresi ini suhu udara menjadi naik.
2. Pendinginan dan penyimpanan, yaitu udara hasil kempaan yang naik
suhunya harus didinginkan dan disimpan dalam keadaan bertekanan
sampai ke obyek yang diperlukan.
3. Ekspansi (pengembangan), yaitu udara diperbolehkan untuk
berekspansi dan melakukan kerja ketika diperlukan.
4. Pembuangan, yaitu udara hasil ekspansi kemudian dibebaskan lagi ke
atmosphere (dibuang).
Sistem pneumatik adalah suatu sistem yang menggunakan udara
sebagai media kerjanya, dimana untuk menghasilkan kerja tersebut udara
dimampatkan terlebih dahulu. Sistem-sistem pneumatik terutama terdiri
dari suatu kompresor udara atau perapat udara (sumber udara mampat),
motor-motor udara mampat (pemakai-pemakai udara mampat) ditambah
dengan bagian-bagian pengatur dan pengendali.

2.3.1 Macam – Macam Pneumatik


System pneumatic yang sering digunakan :
- Rem
- Buka dan tutup Pintu (seperti pintu busway)
- Pelepas dan penarik roda-roda pendaratan pesawat.
- pengikat part pada jig machining dan lain lain

2.4 Keuntungan dan Kerugian Hidrolik

Adapun keuntungannya adalah sebagai berikut:


a. Dapat menyalurkan torque dan gaya yang besar.

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 6


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

b. Pencegahan overload tidak sulit.


c. Kontrol gaya pengoperasian mudah dan cepat.
d. Pergantian kecepatan lebih mudah.
e. Getaran yang timbul relatif lebih kecil.
f. Daya tahan lebih lama

Namun system hidrolik ini juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu:


a. Peka terhadap kebocoran.
b. Peka terhadap perubahan temperature.
c. Kadang kecepatan kerja berubah.
d. Kerja system saluran tidak sederhana.

2.5 Flexible Hoses

Flexible hoses berfungsi sebagai saluran tempat mengalirnya oli


hidrolik dari reservoir ke pompa dan komponen sistem hidrolik bertekanan
(valve dan actuator) dan balik lagi ke reservoir. Flexible hoses mempunyai
harga yang lebih murah dibandingkan dengan pipa dan tube. Flexible hoses
juga merupakan isolator listrik dan panas yang baik serta tahan terhadap
korosi lingkungan dan getaran.

Gambar 2.1 Flexible Hosfdfes

https://id.aliexpress.com/w/wholesale-hydraulic-flexible-hose.html

2.5.1 Susunan Flexible Hoses


● Aliran turbulen

Aliran turbulen adalah aliran fluida yang partikel-partikelnya


bergerak secara acak dan tidak stabil dengan kecepatan berfluktuasi yang

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 7


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

saling interaksi. Akibat dari hal tersebut garis alir antar partikel fluidanya
saling berpotongan.

● Aliran laminer

aliran laminer adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi


lapisan-lapisan yang membentuk garis-garis alir dan tidak berpotongan
satu sama lain. Alirannya relatief mempunyai kecepatan rendah dan
fluidanya bergerak sejajar (laminae) & mempunyai batasan-batasan yang
berisi aliran fluida.

2.6 Komponen HPC -01 Beserta Fungsi dan Gambar

No. Simbol Keterangan fungsi


1 Pompa Mengalirkan fluida
Hidrolik

2 Reservoir Sebagai wadah


peyimpanan oli

3 Pressure Untuk membatasi


Relive Valve tekanan berlebih
sehingga tekanan
tetap konstan
4 Check Valve Menahan fluida agar
tidak bergerak dua
arah

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 8


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

5 Pressure Gage Sebagai alat


pengukur tekanan

6 DCV 4/3 NC Sebagai pengarah


fluida ke aktuator

7 Double Acting Sebagai media akhir


Cylinder yang menampilkan
fungsi hidrolik
bekerja.

2.7 DVC
Katup hidrolik directional atau katup kontrol arah yang digunakan
untuk mengontrol atau mengarahkan aliran air dan mengaturnya dalam
arah yang diinginkan. Katup ini juga digunakan untuk menghentikan atau
memulai aliran fluida. Arah katup hidrolik memiliki dua atau lima jalur di
mana mereka mengarahkan aliran air. Katup ini dapat digerakkan secara
pneumatik, hidrolik, elektrik, mekanik atau manual. Contoh yang paling
umum dari katup hidrolik directional adalah solenoid yang dapat
dioperasikan empat arah katup spool dan juga sekaligus dapat memeriksa
katup.

2.7.1 DVC Manual

Katup DCV (Directional Control Valve) merupakan katup


yang digerakan secara manual menggunakan tangan untuk
mengalirkan oli hidrolik ke aktuator sehingga aktuator dapat
bergerak extend atau retract. Tipe katup DCV yang digunakan pada
praktikum ini adalah DCV 4/3 Way NC Lever Spring Return yang
berarti memiliki 3 posisi, setiap posisi terdapat 4 port, dalam kondisi
normal adalah close dan ketika tuas dilepas maka katup akan

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 9


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

kembali dalam posisi NC karena aktifasi spring return. Ketika


pompa dihidupkan dan katup DCV mengarahkan aliran fluida ke
port extend maka silinder hidrolik akan melakukan gerakan maju
(extend), sebaliknya ketika katup DCV mengarahkan aliran fluida ke
port retract maka silinder hidrolik akan melakukan gerakan mundur
(retract).

2.7.2 Macam – Macam DVC

1. Simple Spool DCV


2. Valve Ditengah
3. Valve bergerak kekanan
4. Open Centre Directional Control Valve

2.8 Skema Sistem Hidrolik

Gambar 2.2 Skema hidrolik

http://software-comput.blogspot.com/2013/04/makalah-kliping-
sistem-pompa-hidrolik.html

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 10


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

2.9 Aktuator

Aktuator sistem hidrolik adalah komponen yang melakukan aksi atau


meneruskan daya dari pompa untuk melakukan kerja. Secara umum
aktuator dapat dibedakan menjadi dua yaitu linier actuator dan rotary
actuator.

Aktuator hidrolik dapat berupa silinder hidrolik, maupun motor


hidrolik. Silinder hidrolik bergerak secara translasi sedangkan motor
hidrolik bergerak secara rotasi.

Aktuator hidrolik seperti halnya pada sistim pneumatik, aktuator hidrolik


dapat berupa silinder hidrolik, maupun motor hidrolik. Silinder Hidrolik
bergerak secara translasi sedangkan motor hidrolik bergerak secara rotasi.
Dilihat dari daya yang dihasilkan aktuator hidrolik memiliki tenaga yang
lebih besar (dapat mencapai 400 bar atau 4x107 Pa), dibanding pneumatik.

Gambar 2.3 Aktuator


http://www.remosa-valves.com/photos/linear_actuators/08

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 11


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

2.9.1 Double Akting

Gambar 2.4 aktuator


http://belajartanggaponline.blogspot.com/2015/09/jenis-dan-macam-
silinder-pada-komponen.html

2.9.2 Single Akting

Gambar 2.5 Actuator


https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=
&ved=0ahUKEwj8542IoajS

2.10 Sistem Hidrolik Elektro Mekanik

Sistem hidrolik elektro mekanik dapat bekerja secara otomatis dan


kontinyu dibawah kontrol otomatis yang telah dirancang oleh operator.
Kontrol yang digunakan ialah sistem kontrol tipr ON-OFF atau juga dapat

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 12


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

disebut kontrol digital, dimana saat penggunaan kontrol ini bekerja mulai
mengoperasi sistem ini, listrik mengalir pada solenoid valve,dimana katup
yang dikendalikan dengan arus listrik AC maupun DC melalui kumparan.
Solenoid valve ini merupakan elemen kontrol yang paling sering digunakan
dalam sistem fluida. Seperti pada sistem pneumatik,sistem hidrolik ataupun
pada sistem kontrol mesin yang membutuhkan elemen kontrol otomatis.

2.11 Sistem Hidrolik Elektro Magnetik

Relay Contactor adalah suatu peranti yang menggunakan


elektromagnet untuk mengoperasikan seperangkat kontak sakelar.
Susunan paling sederhana terdiri dari kumparan kawat penghantar yang
dililit pada inti besi. Bila kumparan ini dienergikan, medan magnet yang
terbentuk menarik armatur berporos yang digunakan sebagai pengungkit
mekanisme sakelar. Relay Contactor digunakan sebagai alat penghubung
pada rangkaian dan pada beberapa aplikasi pada industri dan kontrol
proses memerlukan relay sebagai elemen kontrol penting.

Prinsip Kerja:

Relay Contactor pengendali adalah saklar magnetis. Relay ini


menghubungkan rangkaian beban on dan off dengan pemberian energi
elektro magnetis yang membuka dan menutup pada rangkaian. Relay
biasanya mempunyai satu kumparan, tetapi Relay dari beberapa tipe lain
dapat mempunyai beberapa kontak, sesuai dengan kegunaannya.

Kontak-kontak atau kutub kutub dari relay umumnya memiliki tiga


dasar pemakaian yaitu :

Bila kumparan di aliri arus listrik maka kontaknya akan menutup dan
disebut sebagai kontak Normally Open (NO). Bila kumparan dialiri listrik
maka kontaknya akan membuka dan disebut sebagai Normally Close (NC)
Tukar sambung (Change Over / NO), relay jenis ini mempunya kontak
tengah yang normalnya tertutup tetapi melepaskan diri dari posisi dan
membuat kontak dengan yang lain bila relay di aliri listrik.

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 13


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

2.12 Oli Hidrolik

Syarat- syarat cairan hidrolik

1. Kekentalan (viscositas) yang cukup


2. Indeks viscositas yang baik
3. Tahan api (tidak mudah terbakar)
4. Tidak berbusa (foaming)
5. Tahan dingin
6. Tahan korosi dan tahan aus
7. Demulsibility (water separable)
8. Minimal Compressibility

2.12.1 Klasifikasi Oli Hidrolik

Suatu fluida adalah bahan yang bisa mengalir dan bila dimasukkan ke
dalam suatu tempat/ wadah akan berbentuk seperti tempat/ wadah tersebut.
Fluida mempunyai gaya namun tidak mempunyai bentuk tertentu.Benda
yang disebut fluida bisa berbentuk cairan atau gas.
Bila fluida dianggap tidak bisa dipampatkan,fluida tersebut
digolongkan sebagai cairan yaitu air,fluida hidrolik atau oli hidrolik, oli
transmisi otomatis, fluida rem. Bila fluida dianggap bisa dipampatkan,
fluida tersebut digolongkan sebagai gas,yaitu udara atmosfir, udara yang
dipadatkan. Fluida hidrolik adalah darah kehidupan sistem hidrolik maka
bila perawatan fluida dilakukan secara tidak benar atau tidak baik akan
merusak sistem tersebut. Kebanyakan fluida hidrolik berbahan baku
minyak bumi yang diproses sampai menjadi sangat halus. Kemudian unsur
– unsur yang di sebut bahan tambahan (additives) tersebut mengontrol
kekentalan oli (viscocity) mengurangi proses berbuih, mencegah karat dan
mengurangi terjadinya karat.
Viscocity
Viscocity adalah nilai atau ukuran terhadap ketahanan gesekan suatu
fluida dari pengaruh tekanan dan tegangan yang ada di sekitarnya, sering

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 14


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

juga disebut dengan kekentalan ataupun penolakan terhadap penuangan.


Kekentalan suatu fluida sangat identik dengan lambatnya fluida tersebut
untuk mengalir, jadi dapat diartikan bahwa cairan yang memiliki viscocity
yang tinggi akan lebih susah mengalir sedangkan cairan yang memiliki
viskositas yang rendah akan lebih cepat mengalir. Viscocity pada cairan
merupakan adanya gesekan antara bagian dan lapisan cairan tersebut yang
bergerak satu sama lain.

Indeks Viscosity
Indeks viscosity adalah ukuran untuk perubahan fluida dalam viscositas
sehubungan dengan perubahan temperature. Bahan additive yang disebut
Viscosity index improper ditambahkan kedalam fluida supaya viscositas
yang sesuai selalu dipertahankan secara konstan pada segala kondisi
temperature.

Tekanan Ekstrim.
Fluida/ oli hidrolik mengandung bahan additive tekanan ekstrim (
extrem pressure additive) yang berguna untuk menjamin terjadinya
pelumasan komponen – komponen secara baik pada saat mengalami
tekanan dan temperature yang sangat tinggi, additive tersebut mengurangi
efek gesekan dan melindungi alat dari kerusakan akibat penerimaan beban
yang berlebihan (galling), lecet (scoring) kemacetan (seizure) dan keausan
(wear)

Anti Foaming
Gerakan sistem hidrolik yang benar adalah berdasarkan fakta bahwa
fluida/ oli pada dasarnya tidak bisa di pampatkan. Apabila fluida/oli
bercampur dengan udara atau foam (buih) akan mengakibatkan oli hidrolik
bisa terkompresi sehingga terjadi gangguan gelembung udara di dalam oil
(berbusa), hal demikian bisa mengakibatkan ganguan operasi dan
kerusakan parah pada komponen karena kekurangan pelumasan. Bahan
additive anti buih (anti foaming additive) di tambahkan kedalam fluida/ oli

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 15


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

hidrolik untuk mencegah terjadinya gelembung – gelembung udara dan


untuk mengurangi proses foaming ( terjadinya oli berbusa).

Klasifikasi oli berdasarkan penggunaannya ada 2 serie yaitu serire S


dan C. Baik serie S maupun C dimulai dari SA, SB, SC dst, demikian juga
CA, CB, CC, CD, dst. Serie S biasanya digunakan untuk Gasoline Engine,
dan serie C digunakan untuk keperluan Diesel Engine. Semakin jauh huruf
yang tercantum mengindikasikan semakin baik kualitas oli tersebut.
Standard klasifikasi berdasarkan kualitas ini biasa disebut API Service.
Oleh karena berhubungan dengan kualitas maka harus diperhatikan
penggunaannya. Klasifikasi oli juga dibedakan berdasarkan
kekentalannya. Untuk jenis Engine Oil tingkat kekentalan ditandai dengan
standard SAE yang diikuti dengan angka, misalnya SAE10, SAE30,
SAE40, SAE50, dan seterusnya. Semakin tinggi angkanya maka oli
tersebut semakin kental

Gambar 2.6 Oli Hidrolik


http://www.spareparttruk.com/kategori/2%204%206.html

2.13 Keuntungan dan Kerugian

2.13.1 Hidrolik

Adapun keuntungannya adalah sebagai berikut:

1) Dapat menyalurkan torque dan gaya yang besar

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 16


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

2) Pencegahan overload tidak sulit

3) Kontrol gaya pengoperasian mudah dan cepat.

4) Pergantian kecepatan lebih mudah

5) Getaran yang timbul relatif lebih kecil

6) Daya tahan lebih lama.

Kerugian penggunaan sistem hidrolik:

1) Polusi lingkungan sekitar karena oli yang terbuang

(Bahaya terjadinya kebakaran)

2) Sensitif terhadap kotoran

3) Bahaya akibat tekanan berlebih (saluran yang keras)

4) Mudah dipengaruhi perubahan temperature (berubah di viscositas)

5) Kerugian karena efisiensi

2.13.2 Pneumatik

Penggunaan udara kempa dalam sistim pneumatik memiliki

beberapa keuntungan antara lain dapat disebutkan berikut ini :

1. Ketersediaan yang tak terbatas, udara tersedia di alam sekitar kita

dalam jumlah yang tanpa batas sepanjang waktu dan tempat.

2. Mudah disalurkan, udara mudah disalurkan/pindahkan dari satu

tempat ke tempat lain melalui pipa yang kecil, panjang dan berliku.

3. Fleksibilitas temperatur, udara dapat fleksibel digunakan pada

berbagai temperatur yang diperlukan, melalui peralatan yang

dirancang untuk keadaan tertentu, bahkan dalam kondisi yang agak

ekstrem udara masih dapat bekerja.

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 17


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

4. Aman, udara dapat dibebani lebih dengan aman selain itu tidak

mudah terbakar dan tidak terjadi hubungan singkat (kotsleiting) atau

meledak sehingga proteksi terhadap kedua hal ini cukup mudah,

berbeda dengan sistim elektrik yang dapat menimbulkan kostleting

hingga kebakaran.

5. Bersih, udara yang ada di sekitar kita cenderung bersih tanpa zat

kimia yang berbahaya dengan jumlah kandungan pelumas yang

dapat diminimalkan sehingga sistem pneumatik aman digunakan

untuk industri obat-obatan, makanan, dan minuman maupun tekstil

6. Pemindahan daya dan Kecepatan sangat mudah diatur. udara dapat

melaj dengan kecepatan yang dapat diatur dari rendah hingga tinggi

atau sebaliknya. Bila Aktuator menggunakan silinder pneumatik,

maka kecepatan torak dapat mencapai 3 m/s. Bagi motor pneumatik

putarannya dapat mencapai 30.000 rpm, sedangkan sistim motor

turbin dapat mencapai 450.000 rpm.

7. Dapat disimpan, udara dapat disimpan melalui tabung yang diberi

pengaman terhadap kelebihan tekanan udara. Selain itu dapat

dipasang pembatas tekanan atau pengaman sehingga sistim menjadi

aman.

8. Mudah dimanfaatkan, udara mudah dimanfaatkan baik secara

langsung missal untuk membersihkan permukaan logam dan mesin-

mesin, maupun tidak langsung, yaitu melalui peralatan pneumatik

untuk menghasilkan gerakan tertentu.

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 18


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

Selain memiliki kelebihan seperti di atas, pneumatik juga

memiliki beberapa kelemahan antara lain:

1. Memerlukan instalasi peralatan penghasil udara. Udara kempa harus

dipersiapkan secara baik hingga memenuhi syarat. memenuhi

kriteria tertent2u, misalnya kering, bersih, serta mengandung

pelumas yang diperlukan untuk peralatan pneumatik. Oleh karena

itu sistem pneumatik memerlukan instalasi peralatan yang relatif

mahal, seperti kompressor, penyaring udara, tabung pelumas,

pengeering, regulator, dll.

2. Mudah terjadi kebocoran, Salah satu sifat udara bertekanan adalah

ingin selalu menempati ruang yang kosong dan tekanan udara susah

dipertahankan dalam waktu bekerja. Oleh karena itu diperlukan seal

agar udara tidak bocor. Kebocoran seal dapat menimbulkan

kerugian energi. Peralatan pneumatik harus dilengkapi dengan

peralatan kekedapan udara agar kebocoran pada sistim udara

bertekanan dapat ditekan seminimal mungkin.

3. Menimbulkan suara bising, Pneumatik menggunakan sistim terbuka,

artinya udara yang telah digunakan akan dibuang ke luar sistim,

udara yang keluar cukup keras dan berisik sehingga akan

menimbulkan suara bising terutama pada saluran buang. Cara

mengatasinya adalah dengan memasang peredam suara pada setiap

saluran buangnya.

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 19


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

2.14 Rumus – Rumus yang Digunakan Pada Modul HPC – 01

A. Mentukan gaya rod aktuator yang dihasilkan (F),Newton:

Extend : F = 𝑃𝑎𝑐𝑡 . 𝐴𝑝𝑖𝑠 & 𝐴𝑝𝑖𝑠 = 𝜋 𝐷𝑝𝑖𝑠2 /4

Retract : F = 𝑃𝑎𝑐𝑡 . (𝐴𝑝𝑖𝑠 − 𝐴𝑟𝑜𝑑 ) & (𝐴𝑝𝑖𝑠 − 𝐴𝑟𝑜𝑑 ) = 𝜋 (𝐷𝑝𝑖𝑠2 −


𝐷𝑟𝑜𝑑2 )/4

B. Mentukan kecepatan piston aktuator (V), m/s :

Extend : V =L/t
Retract : V = L/t

C. Mentukan Debit (Q), 𝒎𝟑 /𝒔:


Extend : Q = V. 𝐴𝑝𝑖𝑠
Retract : Q = V. (𝐴𝑝𝑖𝑠 − 𝐴𝑟𝑜𝑑 )

D. Menentukan Daya Pompa (𝑵𝒑𝒐𝒎𝒑𝒂 ) yang terpakai,Watt:


Extend : 𝑁𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = 𝑃𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 . 𝑄
Retract : 𝑁𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = 𝑃𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 . 𝑄

E. Menentukan daya motor listrik (𝑵𝒎𝒐𝒕𝒐𝒓 ) yang terpakai,Watt:


Extend : 𝑁𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 𝑁𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 /80%
Retract : 𝑁𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 = 𝑁𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 /80%

2.15 Pompa Hidrolik

Pompa hidrolik menggunakan energi kinetik dari cairan yang


dipompakan pada suatu kolom dan energi tersebut diberikan pukulan yang
tiba-tiba menjadi energi yang berbentuk lain (energi tekan). Pompa ini
berfungsi untuk mentransfer energi mekanik menjadi energi hidrolik.
Pompa hidrolik bekerja dengan cara menghisap oli dari tangki hidrolik dan
mendorongnya kedalam sistem hidrolik dalam bentuk aliran (flow). Aliran

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 20


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

ini yang dimanfaatkan dengan cara merubahnya menjadi tekanan. Tekanan


dihasilkan dengan cara menghambat aliran oli dalam sistem hidrolik.
Hambatan ini dapat disebabkan oleh orifice, silinder, motor
hidrolik, dan aktuator. Pompa hidrolik yang biasa digunakan ada dua
macam yaitu positive dan nonpositive displacement pump. Ada dua
macam peralatan yang biasanya digunakan dalam merubah energi hidrolik
menjadi energi mekanik yaitu motor hidrolik dan aktuator. Motor hidrolik
mentransfer energi hidrolik menjadi energi mekanik dengan cara
memanfaatkan aliran oli dalam sistem merubahnya menjadi energi putaran
yang dimanfaatkan untuk menggerakan roda, transmisi, pompa dan lain-
lain

2.15.1 Macam – Macam Pompa Hidrolik

1. Pompa Sirip Burung

Pompa ini bergerak terdiri dari dari banyak sirip yang dapat flexible
bergerak di dalam rumah pompanya. Bila volume pada ruang pompa
membesar, maka akan mengalami penurunan tekanan, oli hydrolik
akan terhisap masuk, kemudian diteruskan ke ruang kompressi. Oli
yang bertekanan akan dialirkan ke sistim hydrolik.

2. Pompa Torak Aksial

Pompa hydrolik ini akan mengisap oli melalui pengisapan yang


dilakukan oleh piston yang digerakkan oleh poros rotasi. Gerak
putar dari poros pompa diubah menjadi gerakan torak translasi,
kemudian terjadi langkah hisap dan kompressi secara bergantian.
Sehingga aliran oli hydrolik menjadi kontinyu.

3. Pompa Torak Radial

Pompa ini berupa piston-piston yang dipasang secara radial, bila


rotor berputar secara eksentrik, maka piston2 pada stator akan

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 21


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

mengisap dan mengkompressi secara bergantian. Gerakan torak ini


akan berlangsung terus menerus, sehingga menghasilkan alira oli /
fluida yang kontinyu.

4.Pompa Sekrup

Pompa ini memiliki dua rotor yang saling berpasangan atau


bertautan (engage), yang satu mempunyai bentuk cekung, sedangkan
lainnya berbentuk cembung, sehingga dapat memindahkan fluida oli
secara aksial ke sisi lainnya. Kedua rotor itu identik dengan
sepasang roda gigi helix yang saling bertautan.

2.16 Trouble yang Sering Terjadi Pada Sistem Hidrolik


1) Pompa Berisik (Noisy).

Tabel 2.1 Diagnosa pompa berisik.

Penyebab Mengatasi / memperbaikinya

1. Udara bocor masuk Pastikan bahwa permukaan oli dalam tangki

kedalam sistem. hidrolik masih pada garis batas sehingga pipa

intake masih di bawah permukaan oli, jadi tidak

menyedot udara.

Periksa setiap sambungan yang

memungkinkan adanya kebocoran seperti seal

poros pompa, sambungan pipa atau tubing

(konektor).

Cara menemukan kebocoran ialah dengan

menuangkan oli pada bagian yang dicurigai

bocor, kemudian bila berisiknya berhenti berarti

anda telah menemukannya.

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 22


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

2. Timbul gelembung Perbaikilah bagian tersebut dengan

udara dalam mengeraskan

saluran masuk. baut konektornya atau mengganti seal. (Ingat

mengeraskan baut hanya secukupnya asal bocor

telah berhenti).

Permukaan oli turun atau pipa intake terpasang

3. Terjadi cavitation di atas permukaan oli.

(ronggadalam Tambah oli atau betulkan pemasangan pipa

pipa/saluran hidrolik). intake.

Kemungkian saluran intake tersumbat, ada

bagian yang sobek (berlubang), saringan

tersumbat dan pipanya bocor, oli terlampau

kental dan sebagainya.

Atasi kemungkinan tersebut dengan

membersihkan bagian yang tersumbat,

mengganti yang sobek, mengganti oli yang

terlalu kental dan sebagainya.

Periksa manufacture’s maintenance

instruction.

4. Ada bagian yang Kencangkan semua baut-baut pengikat dimana

rusak atau hilang. terdapat kebocoran.

Ganti gasket atau packing yang kira-kira aus.

Bila kekentalan oli kurang cocok, ganti saja.

Bagian dari komponen mungkin tertusuk

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 23


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

(kemasukan) tatal logam atau sepotong benda

atau terlilit majun. Bila demikian bersihkanlah

dan setel kembali.

5. Sudu atau kipas Bila karena oli yang digunakan terlalu pekat

dari pompa ada ata benyak endapan sehingga komponen

yang macet atau menjadi seret (keset) atau susah bergerak, maka

pada katup atau bersihkan dengan larutan pembersih, keringkan

pada piston. baru dipasang lagi.

Bila karena korosi dan sudah terlalu jelek,

sebaiknya diganti saja dan periksa oli apakah

mempunyai daya tahan terhadap korosi.

Bersihkan filter dan strainer dengan pembersih

yang cocok.

Ganti filter dan strainer bila terlalu kecil.

Gunakan oli yang dengan kualitas baik yang

tidak mudah memberikan endapan.

Periksa buku manual untuk mengetahui berapa

putaran maksimum yang direkomendasikan.

6. Filter dan strainer Periksa motor penggerak, puli, dan ukuran

sangat kotor atau roda, barang kali ada yang mengganti. Untuk itu

terlalu kecil. sesuaikan/ betulkan sesuai dengan yang

direkomendasikan.

Periksa kelurusan (alignment) dari puli pompa

dan puli motor. Karena belt dapat lepas

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 24


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

7. Pompa berputar disebabkan puli tidak lurus (misalignment) atau

terlalu cepat. terlalu kendor. Keadaan ini kemungkinan

disebabkan overheating.

Betulkan alignment dengan menyetel kembali

8. Pompa lepas dari kelurusan puli-puli tersebut.

motornya. Setel juga jarak antara puli agar belt tidak

terlalu kendor.

2) Pompa tidak memompa

Tabel 2.2 Diagnosa pompa tidak memompa

Penyebab Mengatasi / memperbaikinya

1.Putaran poros pompa Bila terjadi demikian segeralah dimatikan.

terbalik. Periksa penginstalan motor, belt, roda gigi dan

sebaganya. Biasanya kesalahan penginstalasian

motor 3 phase sering membuat motor berputar

terbalik.

Betulkan penginstalasian motor dengan

memindahkan pemasangan kabel.

Bila belt terpasang bersilang juga

mengakibatkan putaran terbalik, maka luruskan.

Periksa pipa saluran dari tangki ke pompa.

Bila ada pipa yang tersumbat, bersihkan.

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 25


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

2. Saluran hisap Bila filter atau strainer tersumbat , bersihkan.

tersumbat. Tambahkan oli sehingga saluran intake

terendan oli.

Tuangkan oli pada bagian yang anda curigai

bocor, bila suara beisiknya berhenti berarti

3.Permukaan oli turun dibagian itulah yang bocor.

(terlalu rendah). Kencangkan baut-baut pengikatnya atau

perapatnya.

4.Udara masuk ke Putaran pompa hidrolik telah ditentukan sejak

dalam saluran hisap perencanaan. Bila putaran terlalu rendah

(intake). kemungkinan pompa tidak memompa. Untuk

itu periksa berapa putaran pompa yang

direkomendasikan.

Turunnya putaran kemungkinan terjadi selip

5. Putaran poros pompa pada belt, maka betulkan (kencangkan) atau

terlalu rendah. mungkin kena oli, bersihkan.

Mungkin salah puli yang dipasang (terlalu

besar), ganti dengan puli yang sesuai

perbandingannya.

6. Oli terlalu kental. Keluarkan oli yang terlalu kental kemudian

ganti dengan oli yang sesuai.

7. Kerusakan mekanik Gantilah bagian yang rusak tersebut dan ingat

seperti lepas kopling, penggantinya harus sesuai dengan spesifikasi

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 26


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

poros patah dan yang diganti.

sebagainya.

3) Bocor di sekeliling pompa

Tabel 2.3 Diagnosa bocor disekeliling pompa

Penyebab Mengatasi / memperbaikinya

1. Perfak (packing) aus. Kencangkan penjepitan perfak atau bila tidak

sembuh berarti packing beanar-benar sudah

aus. Maka gantilah dengan yang baru.

Bila kebocoran disebabkan oleh pengikisan

oli, maka segera periksa bagian mana yang

mengikis perfak dan perbaikilah.

4) Overheating

Tabel 2.4 Diagnosa Overheating

Penyebab Mengatasi / memperbaikinya

1. Viskositas oli terlalu Ganti dengan oli yang kekentalannya

tinggi. sesuai dengan yang direkomendasikan.

Bila bekerja pada suhu yang relatif tinggi

gunakan oli dengan indeks viskositas yang

tinggi.

2. Kebocoran dalam terlalu Periksalah keausan dan kehilangan

besar. perapatan, kemudian perbaiki dan setel

kembali.

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 27


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

Viskositas oli terlalu kecil (encer ),

gantilah dengan oli yang sesuai.

3. Terlalu sering Terlalu banyak oli yang dilepas lewat

4. membuang oli pada relief valve akan menyebabkan panas

relief valve. juga, maka bila demikian setel kembali

(reset) relief valve.

4..Penyetelan/perakitan Bagian-bagian yang kendor, tidak

bagian-bagian pompa sejajar, missalignment, menyebabkan

yang tidak sempurna gesekan yang besar dan menimbulkan

(kurang kencang, kurang panas.

lurus, kurang sejajar). Periksa dan setel kembali hingga

5.Pendingin oli tersumbat sempurna.

Bersihkan pendingin oli dengan meniup

hingga bersih atau semprotkan bahan

pelarut.

5) Mesin bekerja tak teratur (Erratic action).

Tabel 2.5 Diagnosa mesin bekerja tak teratur

Penyebab Mengatasi / memperbaikinya

1.Katup-katup, piston Pertama-tama periksalah bagian yang

dan sebagainya dicurigai mendapat kelainan mekanik seperti

kemungkinan bengkok misalignment pada poros, keausan bearing dan

atau seret. sebagainya.

Carilah tanda-tanda oli yang kotor, oli

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 28


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

2. Mesin sangat lamban mengandung vernish, endapan dan

pada waktu start sebagainya.

pertama. Untuk bagian yang aus perlu diganti, yang

bengkok diluruskan bila mungkin.

Tapi ingat bahwa pemakaian oli yang salah

dapat mengakibatkan kerusakan mekanik.

Ini biasanya disebabkan oli yang terlalu kental,

oleh karena itu warming up mesin beberapa

waktu.

6) Tekanan dalam sistem rendah

Tabel 2.6 Diagnosa Tekanan dalam sistem rendah

Penyebab Mengatasi / memperbaikinya

1. Relief valve disetel Untuk memeriksa penyetelan relief valve,

terlalu rendah. bloklah saluran buangnya dan periksalah

tekanan pada saluran dengan pressure gauge.

Setel relief untuk tekanan yang dikehendaki.

Bersihkan kotoran atau lumpur (endapan) yang

mengganjal relief valve.

2. Relief valve terbuka Katup yang terganjal ini menandakan bahwa

(terganjal). oli yang digunakan kotor, maka bersihkanlah

dengan menyaring lagi oli tersebut.

Periksalah seluruh sistem. Kebocoran yang

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 29


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

3. Kebocoran pada besar pada bagian yang terbuka mudah untuk

sistem dideteksi, tetapi kebocoran juga sering terjadi

pada pipa yang tersembunyi. Untuk mendeteksi

kebocoran tadi caranya, pasang pressure gauge

pada saluran, tekan dekat pompa, kemudian

bloklah sirkuit dengan cepat. Bila pressure

gauge menunjukkan penurunan tekanan berarti

ada kebocoran di antara titik pengecekan

sebelumnya dan titik pressure gauge ini.

Perbaiki kebocoran dengan mengganti pipa.

Untuk memeriksanya, pasang pressure gauge

dan bloklah sistem pada seberang (dekat) relief

valve. Bila tekanan tidak meningkat sedangkan

4. Rusak, aus atau relief valve adalah sehat berarti pompa tidak

macet pada memompa atau dikatakan ada kelainan atau

komponen pompa. kerusakan mekanik dalam pompa.

Gantilah bagian yang rusak atau aus itu

dengan komponen yang sesuai.

Kesalahan atau keausan pada katup-katup,

5. Salah penyetelan piston dan silider dapat menyebabkan kelainan

katup sehingga ini .

terjadi hubung Gantilah bagian-bagian yang aus tersebut

singkat oli ( oil dengan komponen baru yang sesuai. Sampai

shorted circuited) disini anda telah menyelesaikan bahasan

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 30


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

yang langsung tentang perbaikan komponen hidrolik,

kembali ke tangki . selanjutnya selesaikanlah tugas-tugas pada

lembar tugas anda.

2.17 Jenis-Jenis Fluida


Fluida pada dasarnya terbagi atas dua kelompok besar berdasarkan

sifatnya, yaitu fluida cairan dan fluida gas. Fluida diklasifikasikan atas 2,

yaitu:

1. Fluida Newton : Dalam fluida Newton terdapat hubungan linier antara

besarnya tegangan geser diharapkan dan laju perubahan bentuk yang

diakibatkan.

2. Fluida non Newton : Disini terdapat hubungan yang tak linier antara

besarnya tegangan geser yang diterapkan dengan laju perubahan

bentuk sudut.

Namun, dapat pula kita klasifikasikan berdasarkan hal berikut;

a. Berdasarkan kemampuan menahan tekanan :

 Fluida incompressible (tidak termampatkan), yaitu fluida yang tidak

dapat dikompressi atau volumenya tidak dapat ditekan menjadi lebih

kecil sehingga r-nya (massa jenisnya) konstan.

 Fluida compressible (termampatkan), yaitu fluida yang dapat

dikompressi atau volumenya dapat ditekan menjadi lebih kecil

sehingga r-nya (massa jenisnya) tidak konstan.

b. Berdasarkan struktur molekulnya :

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 31


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

 Cairan : Fluida yang cenderung mempertahankan volumenya karena

terdiri atas molekul-molekul tetap rapat dengan gaya kohesif yang

relatif kuat dan fluida cairan praktis tak compressible.

 Gas : Fluida yang volumenya tidak tertentu karena jarak antar

molekul-molekul besar dan gaya kohesifnya kecil sehingga gas akan

memuai bebas sampai tertahan oleh dinding yang mengukungnya.

Pada fluida gas, gerakan momentum antara molekulnya sangat tinggi,

sehingga sering terjadi tumbukan antar molekul.

c. Berdasarkan tegangan geser yang dikenakan :

 Fluida Newton adalah fluida yang memiliki hubungan linear antara

besarnya tegangan geser yang diberikan dengan laju perubahan bentuk

yang diakibatkan.

 Fluida non Newton adalah fluida yang memiliki hubungan tidak linear

antara besarnya tegangan geser dengan laju perubahan bentuk sudut.

d. Berdasarkan sifat alirannya :

 Fluida bersifat Turbulen, dimana alirannya mengalami pergolakan

(berputar-putar).

 Fluida bersifat Laminar (stream line), dimana alirannya memiliki

lintasan lapisan batas yang panjang, sehingga dikatakan juga aliran

berlapis-lapis.

2.18 Kavitasi

Kavitasi adalah fenomena perubahan fase uap dari zat cair yang

sedang mengalir, karena tekanannya berkurang hingga di bawah tekanan

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 32


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

uap jenuhnya. Pada pompa bagian yang sering mengalami kavitasi adalah

sisi hisap pompa. Misalnya, air pada tekanan 1 atm akan mendidih dan

menjadi uap pada suhu 100 derajat celcius.Tetapi jika tekanan

direndahkan maka air akan bisa mendidih pada temperatur yang lebih

rendah bahkan jika tekanannya cukup rendah maka air bisa mendidih pada

suhu kamar. Apabila zat cair mendidih, maka akan timbul gelembung-

gelembung uap zat cair. Hal ini dapat terjadi pada zat cair yang sedang

mengalir di dalam pompa maupun didalam pipa. Tempat-tempat yang

bertekanan rendah dan/atau yang berkecepatan tinggi di dalam aliran,

maka akan sangat rawan mengalami kavitasi. Misalnya pada pompa maka

bagian yang akan mudah mengalami kavitasi adalah pada sisi isapnya.

Kavitasi pada bagian ini disebabkan karena tekanan isap terlalu

rendah. Knapp (Karassik dkk, 1976) menemukan bahwa mulai

terbentuknya gelembung sampai gelembung pecah hanya memerlukan

waktu sekitar 0,003 detik. Gelembung ini akan terbawa aliran fluida

sampai akhirnya berada pada daerah yang mempunyai tekanan lebih besar

daripada tekanan uap jenuh cairan. Pada daerah tersebut gelembung

tersebut akan pecah dan akan menyebabkan shock pada dinding di

dekatnya. Cairan akan masuk secara tiba-tiba ke ruangan yang terbentuk

akibat pecahnya gelembung uap tadi sehingga mengakibatkan

tumbukan.Peristiwa ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan mekanis

pada pompa sehingga bisa menyebabkan dinding akan berlubang atau

bopeng. Peristiwa ini disebut dengan erosi kavitasi sebagai akibat dari

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 33


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

tumbukan gelembung-gelembung uap yang pecah pada dinding secara

terus menerus.

2.19 Foaming
Secara definisi foaming adalah melarutnya fasa gas ke dalam fasa
padat atau cairan. Secara teknis di industri migas foaming merujuk pada
timbulnya buih pada fasa cairan,bisa di crude oli, di produced water, di
glycol.
Foaming terjadi bila ada agitasi yang menyebabkan fasa gas tadi
masuk ke fasa liquid , dan foaming akan semakin banyak terbentuk bila ada
zat yang disebut foamer,umumnya berupa surfctant.

2.20 Silinder Kerja Ganda


Silinder ini mendapat suplai udara kempa dari dua sisi.
Konstruksinya hampir sama dengan silinder kerja tunggal.
Keuntungannya adalah bahwa silinder ini dapat memberikan tenaga
kepada dua belah sisinya. Silinder kerja ganda ada yang memiliki batang
torak (piston road) pada satu sisi dan ada pada kedua pula yang pada kedua
sisi. Konstruksinya yang mana yang akan dipilih tentu saja harus
disesuaikan dengan kebutuhan.

Silinder pneumatik penggerak ganda akan maju atau mundur


oleh karena adanya udara bertekanan yang disalurkan ke salah satu sisi
dari dua saluran yang ada. Silinder pneumatik penggerak ganda terdiri
dari beberapa bagian, yaitu torak, seal, batang torak, dan silinder.
Sumber energi silinder pneumatik penggerak ganda dapat berupa sinyal
langsung melalui katup kendali, atau melalaui katup sinyal ke katup
pemroses sinyal (processor) kemudian baru ke katup kendali.
Pengaturan ini tergantung pada banyak sedikitnya tuntutan yang
harus dipenuhi pada gerakan aktuator yang diperlukan. Secara detail
silinder pneumatik dapat dilihat seperti gambar

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 34


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

Gambar 2.7 Silinder Kerja Ganda


http://www.teknikmesin.org/wp-
content/uploads/2015/02/Screenshot_121.png

2.21 Silinder Kerja Tunggal


Silinder kerja tunggal mempunyai seal piston tunggal yang
dipasang pada sisi suplai udara bertekanan. Pembuangan udara pada sisi
batang piston silinder dikeluarkan ke atmosfir melalui saluran
pembuangan. Jika lubang pembuangan tidak diproteksi dengan sebuah
penyaring akan memungkinkan masuknya partikel halus dari debu ke
dalam silinder yang bisa merusak seal. Apabila lubang pembuangan ini
tertutup akan membatasi atau menghentikan udara yang akan dibuang pada
saat silinder gerakan keluar dan gerakan akan menjadi tersentak-sentak
atau terhenti. Seal terbuat dari bahan yang fleksibel yang ditanamkan di
dalam piston dari logam atau plastik. Selama bergerak permukaan seal
bergeser dengan permukaan silinder.

Gambar 2.8 Silinder Kerja Tunggal


https://maswie2000.wordpress.com/2007/11/03/silinder-pneumatik/

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 35


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

2.22 Silinder Bertingkat Ganda


Untuk memperoleh kapasitas dan tekanan yang lebih besar, maka
dibuatlah kompresor torak dengan jumlah silinder lebih dari satu. Kedua
silinder dihubungkan satu sama lain dengan hubungan seri atau hubungan
parallel.

Ukuran diameter silinder yang satu dengan yang lainnya berbeda.


Sedangkan tenaga penggerak torak dari engkol mempunyai panjang
langkah yang sama. Sehigga tekanan yang dihasilkan berbeda.

Gambar 2.8 Silinder Bertingkat Ganda


http://enda-wahyu.blogspot.co.id/p/blog-page_3907.html

2.23 Komponen-Komponen Filter

Gambar 2.10 Komponen-Komponen Filter


http://www.kitapunya.net/2015/03/komponen-komponen-alternator-
sistem-pengisian.html

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 36


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

Tugas penting penyaring ada di bagian mesin yakni filter oli.


Pelumasan mesin yang menjadi kunci utama daya tahan mesin sangat
membutuhkan penyaring berkualitas bagus.Bisa dibayangkan pelumas
yang 'jalan-jalan' dari bak penampung alias karter oli hingga ke dinding
piston, pastinya membawa kotoran seperti deposit sisa pembakaran
hingga partikel logam mesin yang ikut terbawa ke karter oli. Oli yang
memiliki suhu tinggi saat mesin bekerja juga memberikan kontribusi
endapan kotoran. Tak heran bila filter oli hanya memiliki masa pakai
10.000 km atau 500 jam kerja. Lewat dari itu, kemampuan filter oli tak
bisa diandalkan lagi karena kotoran yang berhasil disaring sudah terlalu
banyak.

Kemampuan menyaring pelumas sangat ditentukan dari besarnya


elemen penyaring. Semakin besar mesin dan pemakaian oli yang
konsumsi, biasanya filter oli juga berdimensi besar. Sebaliknya bila
pelumas yang digunakan hanya sedikit, besar filter oli juga kecil.

Filter oli mempunyai bagian-bagian yang terdiri dari metal end


gap, spiral centre tub, pleated paper & adhesive. Bagian penting dari
filter oli adalah kertas filter/penyaring. Mesin menggunakan sistem
pelumasan bertekanan untuk mendistribusikan oli ke bagian yang
bergerak. Yang ini adalah tugasnya pompa oli. Pompa oli dapat
menghasilkan tekanan hingga 500 Psi sedangkan mesin hanya butuh 40-
60 Psi untuk proses pelumasan & dapat meningkat menjadi 80-100 Psi
untuk pendinginan.

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 37


HPC-01 SISTEM HIDROLIK KONTROL MANUAL

LABORATORIUM HIDROLIK & PNEUMATIK 38

Anda mungkin juga menyukai