Disusun oleh :
NIM : 201610070311042
2018
Daftar Isi
1
heran awalnya tanaman ini dimanfaatkan sebagai bahan baku
pembuatan tali dan karung goni. Akan tetapi seiring
perkembangan zaman penggunaan rosela Hibiscus sabdariffa
sebagai serat alami tergantikan oleh adanya serat sintetis.
Sabdariffa memiliki potensi yang lebih besar, selain
batangnya digunakan sebagai bahan baku pengganti rami,
biji dan kelopaknya dapat digunakan dalam bahan pangan. Di
dalam biji rosela terdapat kandungan menyerupai jarak pagar
kasar dan pada kelopak bunga rosella dapat digunakan sebagai
pewarna alami yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
(Moeksin, 2009)
Daerah terbaik untuk menanam rosela adalah tempat
tropis atau subtropis yang hangat dengan ketinggian 0-900 meter
di atas permukaan laut. Pada 4-5 bulan setelah tanam, tanaman ini
memerlukan banyak sinar matahari untuk mencegah
munculnya bunga prematur yang dapat menyebabkan
kualitasnya menjadi buruk. Curah hujan yang diperlukan selama
pertumbuhan rosela adalah 182 cm/ tahun. Rosela dapat
langsung diolah setelah dipanen atau dikeringkan agar lebih
awet dalam penyimpanannya. Rasio pengeringan rosela
umumnya 10 : 1, artinya dari setiap 10 kg kelopak segar
akan menghasilkan 1 Kg kelopak kering
Terdapat beberapa macam rosella, berdasarkan warna
bunganya terdapat 3 jenis rosella, yaitu : Rosella Merah (kaliks
berwarna merah menyala, panjang, batang kuat tidak mudah
patah, dan menjari. Rosella Ungu (Kaliks berwarna merah gelap,
agak bulat, berbulu lebih banyak dibanding yang merah, daun
2
menjari tebal, dan agak membulat, batang gampang patah, kaliks
kering berwarna merah kehitaman, aromanya kuat. Rosella Putih
(Kaliks berwarna putih kekuningan dengan kapsul dan biji hojau
segar, daun menjari bulat, pertumbuan lambat, batang kuat)
(Haidar, 2016)
A. Klasifikasi
Menurut Haidar (2016) Saat ini terdapat lebih dari 100
varietas yang tersebar di seluruh dunia. Rosella yang sering kita
temui adalah rosella merah, Dalam taksonomi tumbuhan, rosella
merah diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus sabdariffa
B. Morfologi
Rosella merupakan herba tahunan yang bisa mencapai
ketinggian 0,5-3 m. batang bulat berkayu dan berwarna
merah. Daun tunggal, berbentuk bulat telur, pertulangan
menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi dan pangkal berlekuk.
Panjang daun 6-15 cm dan lebarnya 5-8 cm. Tangkai daun
bulat berwarna hijau dengan panjang 4-7 cm
3
setelah mekar, diikuti dengan menutupnya kelopak tambahan
sebagai pelindung biji. Bunga rosella disebut juga sebagai bunga
duduk karena ukuran tangkainya yang pendek. (Maryani,
2005)
4
Mahkota bunga berbentuk corong terdiri dari 5 helaian
panjnagnya 3-5cm. tnagkai sari yang merupakan tempat
melekatnya kumpulan benang sari seukuran pendek dan tebal,
panjangnya sekitar 5 mm dan lebar sekitar 5 mm. putiknya juga
berbentuk tabung, berwarna kuning atau merah. (Maryani, 2005)
C. Anatomi
Kelopak bunga Hibiscus sabdariffa memiliki struktur
anatomi yang terdiri dari kristal kalsium oksalat, dengan liang
berisi lendir, sel epidermis kelopak, sel epidasia polygonal,
dengan stoma anisositik, serat sclerenchymatous, pembuluh yang
jarang diadu, fragmen dari lengkungan halus uniseluler dan
stellata yang meliputi trikoma, trikoma kelenjar, dan banyak
fragmen bundel vaskular dengan pembuluh spiral dan
scalariform.
5
Gambar 3 Anatomi Kelopak Hibiscus sabdariffa
(Ozdogan, 2011)
Keterangan :
6
D. Kandungan Zat
Kelopak bunga rosella adalah bagian tanaman yang bisa
diproses menjadi produk pangan. Kelopak bunga tanaman ini
berwarna merah tua, tebal, dan berair. Kelopak bunga rosela
merah yang rasanya sangat masam ini biasanya diproses
menjadi jeli, saus, teh, sirup, selai, puding, dan manisan.
Bahan penting yang terkandung dalam kelopak bunga rosella
adalah gosipetin, antosianin, dan glusida hibiskin. Selain itu
kelopak bunga rosella juga mengandung asam organik,
polisakarida, dan flavonoid yang bermanfaat mencegah
penyakit kanker, mengendalikan tekanan darah, melancarkan
peredaran darah, dan melancarkan buang air besar.(Ali, 2013)
7
Kelopak bunga mengandung vitamin C, vitamin A,
dan asam amino. Asam amino yang diperlukan tubuh
terdapat dalam kelopak bunga rosella, termasuk arginin dan
lisin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh. Selain
itu, rosella juga mengandung protein dan kalsium. Tumbuhan
herbal ini ternyata mampu berfungsi sebagai bahan antiseptik,
penambah syahwat, dan agen astringen. Tanaman banyak
digunakan dalam pengobatan tradisional seperti batuk, lesu,
demam, tekanan perasaan, gusi berdarah ( skurvi) dan
mencegah penyakit hati. . (Ali, 2013)
8
Kandungan Kimia dan Nilai Gizi Rosella :
E. Potensi Pigmen
Salah satu kandungan kimia pada bunga Rosella adalah
Flavonoid. Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang
tersebar ditemukan dialam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat
warna merah, ungu, biru, dan kuning yang ditemukan dalam
tumbuh-tumbuhan
9
Selain itu didalam kelopak bunga rosella juga terkandung
coloring mater.Coloring mater inilah yang menjadi substansi
yang terkandung pada antosianin sebagai pewarna alami.Setiap
tanaman dapat dijadikan sebagai sumber warna alam karena
mengandung pigmen alami.Potensi ini ditentukan oleh intensitas
warna yang dihasilkan dan sangat tergantung pada jenis coloring
mater yang ada. Coloring materi adalah sustansi yang
menentukan arah warna dari zat warna alam dan merupakan
senyawa organik yang terkandung dalam sumber zat warna
alam.Satu jenis tumbuhan dapat mengandung lebih dari satu
coloring mater. (Bisri, 2014)
10
Penetapan antosianin dilakukan dengan metode perbedaan
pH yaitu pH 1,0 dan pH 4,5. Pada pH 1,0 antosianin berbentuk
senyawa oxonium. Keadaan yang semakin asarn apalagi
mendekati pH I akan menyebabkan semakin banyaknya pigmen
antosianin berada dalam bentuk kation flavilium atau oxonium
yang berwarna dan pengukuran absorbansi akan menunjukkan
jumlah antosianin yang semakin besar. Pada pH 4,5 yakni pada
asam yang lemah kation flavilium berubah ke bentuk yang lebih
stabil hemiketal yang tak berwama dan bentuk kalkon. Perbedaan
absorbansi antara dua larutan buffer sepadan dengan pigmen
11
tumbuhan dengan pelarut yang mengandung asam asetat atau
asam hidroklorida (misalnya metanol yang mengandung HCl
pekat 1%) dan larutannya harus disimpan ditempat gelap
serta sebaiknya didinginkan. (Ali, 2013)
12
antosianin. Bagian bukan gula dari glukosida itu disebut
suatu antosianidin dan merupakan suatu tipe garam
flavilium. . (Ali, 2013)
13
Tabel 3 : Gugus Pengganti pada struktur kation flavium
pada antosianin utama
14
sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut,
dan tipe pelarut (Depkes RI 1995)
15
1. Jumlah solvent,
2. Suhu ekstraksi
3. Jenis solvent,
4. Ukuran partikel solid,
5. Waktu ekstraksi,
6. Jumlah tahap (stage),
7. Viskositas pelarut,
8. Laju alir pelarut.
Semakin tinggi suhu ekstraksi maka nilai pH pewarna
merah cair dari ekstrak bunga rosella akan semakin meningkat
sedangkan perbandingan bunga rosella:asam asetat dan asam
sitrat yang semakin meningkat akan meningkatkan nilai
pH. Nilai pH meningkat seiring dengan meningkatnya
perbandingan bunga rosella:asam asetat dan asam sitrat.
Peningkatan pH sejalan dengan peningkatan jumlah asam
asetat dan asam sitrat yang ditambahkan. Perbandingan Bunga
Rosella: asam asetat dan asam sitrat yang lebih tinggi akan
menghasilkan volume ekstrak yang lebih besar. Larutan
dengan volume yang lebih besar menyebabkan konsentrasi
asam lebih rendah dibandingkan dengan larutan yang
volumenya sedikit walaupun jumlah asamnya sama. semakin
rendah nilai pH maka warna konsentrat akan semakin merah. Jika
pH mendekati 1 maka antosianin akan semakin stabil. Nilai pH
asam cendrung lebih rendah dibandingkan asam karena
semakin rendah nilai pH maka semakin tinggi warna merah
yang dihasikan dan sebaliknya semakin tinggi nilai pH maka
semakin rendah warna merah yang dihasikan
16
Semakin tinggi suhu ekstraksi maka derajat
kemerahan pewarna merah cair dari ekstrak bunga rosella
akan semakin menurun sedangkan perbandinganrasio
bunga rosella:asam asetat dan asam sitrat yang semakin
meningkat akan menurunkan derajat kemerahan. Terjadi
peningkatan kecerahan seiring meningkatnya suhu ekstraksi
Hal ini dikarenakan antosianin yang terekstrak memiliki
kecenderungan berwarna pekat sehingga menyebabkan warna
ekstrak bunga rosella yang dihasilkan mengalami penurunan
tingkat kecerahan. Selain itu juga diduga karena kerusakan
antosianin akibat dekomposisi struktur pigmen oleh panas
pada proses ekstraksi sehingga terjadi pemucatan dan
menyebabkan warna semakin terang. Penurunan derajat
kemerahan ekstrak pewarna akibat rasio bunga rosella:asam
asetat dan asam sitrat dan suhu. Kemerahan ekstrak bunga
rosella sangat dipengaruhi oleh konsentrasi antosianin. Hal ini
karena semakin banyaknya volume pelarut yang digunakan,
konsentrasi antosianin yang terekstrak akan juga semakin kecil.
Dengan semakin menurun konsentrasi antosianin akan
membuat kemerahan warna larutan tersebut semakin rendah.
Pada konsentarsi antosianin tinggi, intensitas warnanya juga
tinggi dan jika terjadi penurunan konsentrasi antosianin,
intensitas merah juga menurun diiringi dengan meningkatnya
nilai kecerahan. Nilai absorbansi etanol cendrung lebih rendah
disbanding dengan asam karena semakin tinggi konsentrasi
antosianin yang dihasilkan maka semakin tinggi juga nilai
absorbansi yang dihasikan. (Ali, 2013)
17
Pemilihan jenis pelarut dilakukan dengan melihat derajat
kepolarannya. Untuk mendapatkan pemgekstrak yang baik
diperlukan pelarut yang memiliki polaritas yang sama dengan
senyawa yang akan diekstrak karena senyawa polar hanya larut
dengan baik dalam pelarut yang polar begitu pula senyawa non
polar dapat larut dengan baik pada pelarut non polar. Derajat
kepolaran suatu senyawa ditentukan oleh tetapan dielektriknya
dimana senyawa yang memiliki konstanta dielektrik yang tinggi
akan memiliki polaritas yang lebih tinggi.
Dalam proses ekstraksi ini jenis pelarut yang digunakan
adalah pelarut air, hal ini dikarenakan pigmen antosianin pada
kelopak bunga rosella merupakan senyawa yang larut dalam
pelarut yang polar seperti air, etanol, dan metanol. Dalam hal ini
pelarut air memiliki polaritas yang lebih tinggi dibandingkan
dengan pelarut etanol maupun metanol Senyawa flavanoid dalam
kelopak bunga rosella memiliki sifat sangat larut dalam air
sehingga dengan terikatnya unsur ini pada molekul pigmen
antosianin menyebabkan sifat kepolaran pigmen antosianin
menjadi bertambah. (Mahfud, tanpa tahun)
Evaporasi
Evaporasi adalah menguapkan cairan yanga ada pada
larutan, sehingga diperoleh suatu larutan yang lebih pekat (thick
liquor). Alat untuk melakukan evaporasi adalah evaporator.
Evapaorator merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengevaporasi sebagian atau seluruh pelarut dari suatu larutan.
Hasilnya biasanya berupa zat padat atau konsentrat dari larutan.
Jika hasilnya zat padat, panas yang dibutuhkan untuk
18
penguapan larutan harus disuplai ke suspensi zat padat pada
larutan, jika tidak alat tersebut dikasifikasikan sebagai
pengering
19
G. Indeks
ekstraksi
Evaporasi
flavanoid
polar
20
Daftar Pustaka
Ali, Farida, dan Arqomah, Risma. 2013. Ekstraksi Zat Warna
Dari Kelopak Bunga Rosella (Study Pengaruh
Konsentrasi Asam Asetat Dan Asam Sitrat). Jurnal
Teknik Kimia. Vol 19(1): 26-34
21
Moeksin, Rosdiana, Stefanus Ronald. Pengaruh Kondisi,
Perlakuan Dan Berat Sampel Terhadap Ekstraksi
Antosianin Dari Kelopak Bunga Rosela Dengan Pelarut
Aquadest Dan Etanol. Jurnal Teknik Kimia. Vol 16 (1) :
11-18
Moulana, Ryan., Juanda., Rohaya, Syarifah., dan Rosika, Ria.
2012. Efektivitas Penggunaan Jenis Pelarut dan Asam
dalam Proses Ekstraksi Pigmen Antosianin Kelopak
Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L). Jurnal Teknologi
dan Industri Pertanian Indonesia. Vol 4 (3) : 20-25
22