Disusun Oleh:
b. NIM : 16.20.018
c. Jurusan : S1-Keperawatan
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah in dengan
Judul Gerakan Pemberian Asi Esklusif Dan MP-Asi Untuk Mencegah Stunting
(GRASIGATING).
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bimbingan dan
bantuan semua pihak. Umtuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih
kepada:
Malang, 22Agustus2019
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 3
1.4 Manfaat .................................................................................................... 3
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan .............................................................................................. 20
4.2. Saran ........................................................................................................ 20
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
infeksi berulang, dan kekurangan zat gizi mikro. Selain itu, juga terdapat
factor lain seperti berat bayi lahir rendah, rendahnya pendapatan orang tua,
dan usia kehamilan. Berdasarkan factor diatas, asupan ASI dan makan
pendamping ASI merupakan salah satu factor yang dapat diperbaiki terutama
dalam dua tahun pertama kelahiran (Sulistio Djais, 2018).
Pemberian ASI yang kurang sesuai di Indonesia menyebabkan bayi
menderita gizi kurang dan gizi buruk. Padahal kekurangan gizi pada bayi
akan berdampak pada gangguan psikomotor, kognitif dan social serta secara
klinis terjadi gangguan pertumbuhan. Dampak lainnya adalah derajat gizi
anak Indonesia masih memprihatinkan (Haryono, dkk, 2014).
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi memerlukan masukan
zat-zat gizi yang seimbang dan relative besar. Namun, kemampuan bayi
untuk makan dibatasi oleh keadaan saluran pencernaannya yang masih dalam
tahap pendewasaan. Satu - satunya makanan yang sesuai dengan keadaan
saluran pencernaan bayi dan memenuhi kebutuhan selama bulan – bulan
pertama adalah ASI (Maryunani, 2010).
Anak yang tidak mendapatkan ASI esklusif berisiko lebih tinggi untuk
kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk proses pertumbuhan. Gangguan
pertumbuhan akan mengakibatkan terjadinya stunting pada anak (Anshori,
2013). Oleh karena itu penting diberikannya ASI esklusif untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi pada saatawal-awal bulan kelahiran selama pendewasaan
pada system pencernaannya. Sedangkan MP-ASI diperlukan saat usia 6-24
bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi karena memerlukan energy lebih
banyak.
2
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk menggerakkan
pencegahan stunting melalui pemberian ASI Esklusif dan MP-ASI sesui usia
yang telah ditentukan.
3
BAB II
TIJAUAN TEORI
4
mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem
saraf (Yahya, 2007).
1. Untuk Bayi
Ketika bayi berusia 0-6 bulan, ASI bertindak sebagai makanan
utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan
bayi, ASI memang terbaik untuk bayi manusia sebagaimana
susu sapi yang terbaik untuk bayi sapi, ASI merupakan
komposisi makanan ideal untuk bayi, pemberian ASI dapat
mengurangi resiko infeksi lambung dan usus, sembelit serta
alergi, bayi yang diberi ASI lebih kebal terhadap penyakit dari
pada bayi yang tidak mendapatkan ASI, bayi yang diberi ASI
5
lebih mampu menghadapi efek penyakit kuning, pemberian
ASI dapat semakin mendekatkan hubungan ibu dengan
bayinya.
Hal ini akan berpengaruh terhadap kemapanan emosinya di
masa depan, apabila bayi sakit, ASI merupakan makanan yang
tepat bagi bayi karena mudah dicerna dan dapat mempercepat
penyembuhan, pada bayi prematur, ASI dapat menaikkan berat
badan secara cepat dan mempercepat pertumbuhan sel otak,
tingkat kecerdasan bayi yang diberi ASI lebih tinggi 7-9 poin
dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI ( Roesli, 2000 ).
2. Untuk Ibu
Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat
kondisi ibu untuk kembali ke masa prakehamilan, serta
mengurangi resiko perdarahan, lemak yang ditimbun di sekitar
panggul dan paha pada masa kehamilan akan berpindah ke
dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali, resiko
terkena kanker rahim dan kanker payudara pada ibu yang
menyusui bayi lebih rendah dari pada ibu yang tidak menyusui,
menyusui bayi lebih menghemat waktu, karena ibu tidak perlu
menyiapkan botol dan mensterilkannya.
ASI lebih praktis lantaran ibu bisa berjalan-jalan tanpa
membawa perlengkapan lain, ASI lebih murah dari pada susu
formula, ASI selalu steril dan bebas kuman sehingga aman
untuk ibu dan bayinya, ibu dapat memperoleh manfaat fisik
dan emotional ( Dwi Sunar, 2009 ).
3. Untuk Keluarga
Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu
formula, botol susu, serta peralatan lainnya, jika bayi sehat,
berarti keluarga mengeluarkan lebih sedikit biaya guna
perawatan kesehatan, penjarangan kelahiran lantaran efek
kontrasepsi dari ASI eksklusif, jika bayi sehat berarti
6
menghemat waktu keluarga, menghemat tenaga keluarga
karena ASI selalu tersedia setiap saat, keluarga tidak perlu
repot membawa berbagai peralatan susu ketika bepergian (
Roesli, 2005 ).
7
terbatas dan normal, dimana cairan yang dihasilkan tidak
berlebihan karena kadar prolaktin cukup tinggi, pengeluaran air
susu dihambat oleh hormon estrogen (Maryunani, 2009).
Setelah persalinan, kadar estrogen dan progesteron menurun
dengan lepasnya plasenta, sedangkan prolaktin tetap tinggi
sehingga tidak ada lagi hambatan terhadap prolaktin oleh estrogen.
Hormon prolaktin ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi
untuk membuat air susu ibu (Maryunani, 2009).
Penurunan kadar estrogen memungkinan naiknya kadar
prolaktin dan produksi ASI pun mulai. Produksi prolaktin yang
berkesinambungan disebabkan oleh bayi menyusui pada payudara
ibu. Pada ibu yang menyusui, prolaktin akan meningkat pada
keadaan : stress atau pengaruh psikis,anestesi, operasi, rangsangan
puting susu, hubungan kelamin, pengaruh obat-obatan. Sedangkan
yang menyebabkan prolaktin terhambat pengeluarannya pada
keadaan: ibu gizi buruk, dan pengaruh obat-obatan (Badriul, 2008).
Pengeluaran ASI (Refleks Letdown/pelepasan ASI) merupakan
proses pelepasan ASI yang berada dibawah kendali neuroendokrin,
dimana bayi yang menghisap payudara ibu akan merangsang
produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel.
Kontraksi dari sel-sel ini akan memeras air susu yang telah terbuat
keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus untuk selanjutnya
mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi sehingga
ASI tersedia bagi bayi (Maryunani, 2009).
Faktor-faktor yang memicu peningkatan refleks
”letdown/pelepasan ASI” ini yaitu pada saat ibu melihat bayinya,
mendengarkan suara bayi, mencium bayi, dan memikirkan untuk
meyusui bayi. Sementara itu, faktor-faktor yang menghambat
refleks ”letdown/pelepasan ASI yaitu stress seperti keadaan
bingung atau psikis kacau, takut, cemas, lelah, malu, merasa tidak
pasti atau merasakan nyeri.
8
Oksitosin juga mempengaruhi jaringan otot polos uterus
berkontraksi sehingga mempercepat lepasnya plasenta dari dinding
uterus dan membantu mengurangi terjadinya perdarahan. Oleh
karena itu, setelah bayi lahir maka bayi harus segera disusukan
pada ibunya (Inisiasi Menyusui Dini ). Dengan seringnya
menyusui, penciutan uterus akan terjadi makin cepat dan makin
baik. Tidak jarang perut ibu akan terus terasa mulas yang sangat
pada hari-hari pertama menyusui, hal ini merupakan mekanisme
alamiah yang baik untuk kembalinya uterus ke bentuk semula
(Maryunani, 2009).
9
6. Taurin – Berupa asam amino dan berfungsi sebagai
neuororansmitter, berperan penting dalam maturasi otak bayi.
7. Laktobacilus – Berfungsi menghambat pertumbuhan
microorganisme seperti becteri ecoli yang sering menyebabkan
diare pada bayi.
8. Laktoferin – Sebuah besi batas yang mengikat protein
ketersediaan besi untuk bakteri dalam intestines, serta
memungkinkan bakteri sehat tertentu untuk berkembang.
9. Lizozim – Dapat memecah dinding bakteri sekaligus
mengurangi insidens, caries,dentis,dan maloklusi atau
kebiasaan lidah yang mendorong kedepan akibat menyusu
dengan botol dan dot.
10
2. Jangan masukkan dalam gelas plastik minuman kemasan
maupun plastik styrofoam.
3. Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah.
4. Dinginkan dalam refrigerator (kulkas). Simpan sampai batas
waktu yang diijinkan ( + 2 minggu).
5. Jika hendak dibekukan, masukkan dulu dalam refrigerator
selama semalam, baru masukkan ke freezer (bagian kulkas
untuk membekukan makanan).
6. Gunakan sebelum batas maksimal yang diijinkan. (+ 3-6
bulan)
2.2. MP - Asi
2.2.1. Definisi MP - Asi
MP-ASI adalah makanan atau minuman selain ASI yang
mengandung nutrien yang diberikan kepada bayi selama periode
pemberian makanan peralihan (complementery feeding) yaitu pada
saat makanan/minuman lain diberikan bersama pemberian ASI.
MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat
gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna
memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. MP-ASI merupakan
makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan
pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk
maupun jumlah. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan
kemampuan alat pencernaan bayi dalam menerima MP-ASI.
11
pemberian makanan khusus selain ASI secara bertahap jenis,
jumlah, frekuensi maupun tekstuer dan konsistensinya sampai
seluruh kebutuhan nutrisi anak dipenuhi oleh makanan keluarga.
Masa peralihan ini berlangsung antara 6 bulan sampai 23 bulan
yang merupakan masa rawan pertumbuhan anak.
Bayi mengalami perkembangan keterampilan makan bayi
seiring bertambahnya usia. Pola perkembangan keterampilan
makan bayi adalah sebagai berikut :
0-4 bulan : menelan makanan cair (ASI) tetapi
mendorong keluar makanan yang padat
4-6 bulan : dapat mengontrol posisi makanan dalam
mulut dan menelan makanan tanpa tersedak
6-9 bulan : mampu makan pure, makanan lumat atau
cincang, makan memakai sendok dengan mudah
9-12 bulan: mampu makan makanan lunak, cincang kasar, dan
mulai mencoba makan dengan tangannya sendiri
12-23 bulan : makanan keluarga, makan sendiri, masih
dengan bantuan.
Pemberian ASI yang tidak tepat waktu, terlalu dini diberikan
ataupun terlalu lambat dapat mengakibatkan hal-hal yang
merugikan. Waktu yang baik dalam memulai pemberian MP-ASI
pada bayi adalah umur 6 bulan. Pemberian makanan pendamping
pada bayi sebelum umur tersebut akan menimbulkan risiko sebagai
berikut :
Rusaknya sistem pencernaan karena perkembangan usus bayi
dan pembentukan enzim yang dibutuhkan untuk pencernaan
memerlukan waktu 6 bulan. Sebelum sampai usia ini, ginjal
belum cukup berkembang untuk dapat menguraikan sisa yang
dihasilkan oleh makanan padat.
Tersedak disebabkan sampai usia 6 bulan, koordinasi syaraf
otot (neuromuscular) bayi belum cukup berkembang untuk
mengendalikan gerak kepala dan leher ketika duduk dikursi.
12
Jadi, bayi masih sulit menelan makanan dengan menggerakan
makanan dari bagian depan ke bagian belakang mulutnya,
karena gerakan ini melibatkan susunan refleks yang berbeda
dengan minum susu.
Meningkatkan resiko terjadinya alergi seperti asma, demam
tinggi , penyakit seliak atau alergi gluten (protein dalam
gandum).
Batuk, penelitian bangsa Scotlandia adanya hubungan antara
pengenalan makanan pada umur 4 bulan dengan batuk yang
berkesinambungan.
Obesitas, penelitian telah menghubungkan pemberian makanan
yang berlebih di awal masa perkenalan dengan obesitas dan
peningkatan resiko timbulnya kanker, diabetes dan penyakit
jantung di usia lanjut.
13
1. Berikan ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan,
selanjutnya tambahkan MP-ASI mulai usia 6 bulan (180 hari)
sementara ASI diteruskan.
2. Lanjutkan ASI on demand sampai usia 2 tahun atau lebih
3. Lakukan responsive feeding dengan menerapkan prinsip
asuhan psikososial
4. Terapkan perilaku hidup bersih dan higienis serta penanganan
makanan yang baik dan tepat
5. Mulai pemberian MP-ASI pada usia 6 bulan dengan jumlah
sedikit, bertahap dinaiikkan sesuai usia bayi, sementara ASI
tetap sering diberikan
6. Bertahap konsisten dan variasi ditambah sesuai kebutuhan dan
kemampuan bayi
7. Frekuensi pemberian MP-ASI semakin sering sejalan dengan
bertambahnya usia bayi
8. Berikan variasi makanan yang kaya akan nutrien untuk
memastikan bahwa seluruh kebutuhan nutrien terpenuhi
9. Gunakan MP-ASI yang diperkaya vitamin-mineral atau
berikan preparat vitamin-mineral bila perlu.
10. Tambahkan asupan cairan saat anak sakit, termasuk lebih
sering menyusu, dan dorong anak untuk makan makanan lunak
dan yang disukainya. Setelah sembuh, beri makan lebih sering
dan dorong anak makan lebih banyak.
14
Dari hanya mampu menghisap dan menelan yang cair
menjadi menelan makanan yang lebih kental dan padat.
Memindahkan makanan dari bagian depan ke bagian
belakang mulut.
Mampu menahan kepala tetap tegak
Duduk tanpa/hanya dengan sedikit bantuan dan mampu
menjaga keseimbangan badan ketika tangannta meraih
benda di dekatnya
b. Kesiapan psikologis :
Bayi kanan memperlihatkan perilaku makan lanjut :
Dari reflektif ke imitatif
Lebih mandiri dan eksploratif
Pada usia 6 bulan bayi mampu menunjukkan keinginan
makan dengan cara membuka mulutnya, rasa lapar dengan
memajukan tubuhnya ke depan/ ke arah makanan, tidak
berminat atau kenyang dengan menarik tubuh ke
belakang/menjauh
15
menjangkaunya
16
kasar mangkok (=125 ml)
9-11 Makanan yang dicincang 3-4x/hari, ASI tetap ½ mangkok
bulan halus atau disaring kasar, diberikan. Tergantung (=125ml)
ditingkatkan semakin nafsu makannya, dapat
kasar sampai makanan diberikan 1-2x selingan
biasa dipegang/diambil
dengan tanagn
12-23 Makanan keluarga, bila 3-4xhari. ASI tetap ¾ sampai 1
bulan perlu masih dicincang diberikan. Tergantung mangkok (175-
atau disaring kasar nafsu makannya, dapat 250ml)
diberikan 1-2x selingan
17
BAB III
GAGASAN
TAHAPAN GRASIGATING
1. Tahap Pertama:
Mengajak kader, perawat desa, bidan desa dan tenaga kesehatan
lainnya untuk bekerjasamadalampencegahan stunting melalui
program GRASIGATING.
18
Memperkenalkan cara kerja serta program-program yang terdapat
dalam GRASIGATING.
2. Tahap Ke-dua (proses kerja):
Memperkenalkan stunting pada masyarakat mulai sejak dini.
Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI
Esklusif serta MP-ASI untuk bayi dan balita.
Mengajak orang tua untuk ikut serta aktif dalam memantau
perkembangan anaknya (melalui buku check list)
Pemberian buku check list pada ibu yang memeriksakan bayinya
untuk memantau pemberian ASI dan MP-ASI yang tepat.
Manfaat buku checklist:
1. Memantau pemberian ASI dan MP-ASI.
2. Memberi informasi pada orang tua mengenai jenis-jenis MP-
ASI yang tepat pada anaknya sesuai usia.
3. Memberikan informasi mengenai kebutuhan gizi yang
diperlukan sesui usia anak.
4. Sebagai catatan pertumbuhan serta perkembangan anak setiap
bulannya. (sehingga orang tua dapat ikut serta memantau
perkembangan anak).
3. Tahap Ke-tiga: mengevaluasi terhadap program yang telah dilakukan.
19
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kami mengajukan sebuah gagasan yaitu ‘GRASIGATING’ yang
bertujuan untuk pencegahan stunting melalui pemberian ASI Esklusif dan
MP-ASI sesui usia yang telah ditentukan dengan Pemberian buku ceklis yang
bertujuan untuk memantau pemberian ASI dan MP-ASI yang tepat. Dalam
pelaksanaannya kami berkolaborasi dengan kader, perawat desa, bidan desa
dan tenaga kesehatan lainnya untuk bekerja sama dalam pencegahan stunting
melalui program GRASIGATING agar tercapai hasil yang maksimal.
4.2. Saran
Perlu langkah-langkah awal sebelum penerapan Konsep ini. Perlu
pengembangan lebih lanjut dan analisa dari beberapa Pihak yang terkait
dalam Konsep ini. Kami menyarankan untuk ada pembicaraan dengan
pemangku kepentingan mengenai implementasi atau manfaat dari konsep ini.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
Lampiran 1
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SMP TAMAN
Nama Instansi SDN 3 DOLO SMAN 1 TUREN
DEWASA
Jurusan - - MIPA
Tahun Masuk - Lulus 2004-2010 2010-2013 2013-2016
22
Curriculum Vitae Anggota 1
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instansi MI Tarbiyatul SMPN 1 Ngajum SMK NU Miftahul
Athfaliyah Huda
Jurusan - - Keperawatan
Tahun Masuk - Lulus 2004-2010 2010-2013 2013-2016
23
Curriculum Vitae Anggota 2
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instansi SDN O1 SMPN 02
SMK Kepanjen
Maggunrejo Kepanjen
Jurusan - - Akuntansi
Tahun Masuk - Lulus 2004-2010 2010-2013 2013-2016
24