Anda di halaman 1dari 6

[TINJAUAN PUSTAKA]

Peran Split Thickness Skin Graft (STSG) pada Open Degloving


Muhamad Rizki Prayuda1 dan Anggraeni Janar Wulan 2
1 Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2 Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Open degloving merupakan s alah s atu tipe degloving soft tissue injuries (DSTIs), s uatu kondisi ya ng ditandai deng a n a vu l s i
kul it dan ja ringan subkutan dari otot ya ng mendasari dan fascia sekunder akibat gaya geser ti ba -tiba pada permukaan kulit ,
terbukti secara klinis sebagai hilangnya jaringan l unak dengan kulit avulsi, serta flap ja ringan subkutan dari jaringa n d a la m
ya ng mendasarinya , bersama dengan abrasi, ecchymosis atau l uka kulit. Ma najemen cedera degloving dalam kond i si a k ut
a da lah resusitasi, termasuk profilaksis tetanus dan manajemen cedera terkait, s eperti tra uma perut atau ka n dun g k em i h
da n fra ktur. Kemudian, pengobatan definitif dari cedera degloving ha rus dilakukan. Pa da ope n de gl ovi ng, d e b ri d emen
ja ri ngan nekrotik dan otot dasar ya ng non vi tal harus dilakukan, lalu ditutup menggunakan skin graft. Spl i t- thi ckne s s s ki n
grafts (STSG) digunakan untuk menutupi defek sehingga memungkinkan pengawasan luka ya ng l ebi h ba i k . Lo k a s i S TS G
bi a sanya diambil dari l engan bagian dalam, paha, bokong, kulit kepala, a tau perut . S TS G di tem pa tka n pa da l uka d a n
di perbaiki dengan jahitan ya ng dapat diserap. Kesimpulannya, STSG berperan s ebagai penutup l uka ya ng terjadi pada ope n
degloving soft tissue injury ka rena mampu menutup defek ya ng l ebih l uas dan membantu mem perce pa t p enyem bu ha n
l uka.

Kata Kunci : open degloving, skin graft, STSG

The Role Of Split Thickness Skin Graft (STSG) In Open Degloving

Abstract
Open degloving i s a type of degloving soft ti ssue inju ri es ( D STIs ) , a co n di ti o n ch a ra cteri z ed b y s ki n a vul s i on a nd
s ubcutaneous tissue of the underlying muscle and fascia s econdary to s udden shear forces on the s kin s urf a ce, cl i ni ca l ly
proven a s loss of soft tissue with skin a vulsion, as well a s subcutaneous ti ssue flaps of the underlying tissues, together w i th
a bra sion, ecchymosis or skin injuries. Ma nagement of degloving i njuries in acute conditions i s re s us ci ta ti o n, i n cl udi ng
teta nus prophylaxis and associated injury ma nagement, s uch as tra uma to the abdomen or bladder a nd fracture. Then, th e
defi nitive treatment of degloving i njuries should be done. In open degloving, necrotic tissue debri dem ent a nd n o n - vi ta l
ba s e muscles should be performed, then closed using a s kin graft. Split-thickness s kin grafts (STSGs) are used to m a sk th e
defects so a s to enable better wound control. STSG l ocation is usually ta ken from the inner a rm, thigh, butto cks , s ca l p o r
s tomach. STSG id placed on the wound and repaired with a bsorbable s utures. In conclusion, STSG a cts a s a w o und co ve r
tha t occurs i n open degloving soft tissue i njury because it is a ble to cover a wider defect a nd help accelerate wound healing.

Keywords: open degloving, skin graft, STSG

Korespondensi: Muha mad Rizki Pra yuda, email:rizkiprayuda60@yahoo.com, no hp: 081273751530, a l amat: Jalan Pulau
Ba ca n Gang Ja mbu no 30, Ba ndar Lampung

Pendahuluan Degloving injury terjadi akibat kekuatan


Degloving soft tissue injuries atau yang berintensitas tinggi yang memberikan
biasa dikenal dengan tersobeknya kulit dari kompresi, peregangan dan gesekan jaringan,
jaringan di bawahnya (cedera jaringan lunak menyebabkan avulsi kulit dan jaringan
degloving) adalah suatu bentuk avulsi jaringan subkutan dari fasia dan otot, dengan
lunak, di mana sebagian besar kulit dan kerusakan pada pembuluh darah
jaringan subkutan terlepas dari fascia dan otot muskulokutaneus dan fasiokutaneus. 2
yang mendasarinya. Cedera seperti itu dapat Degloving injury paling sering disebabkan oleh
mempengaruhi setiap bagian tubuh, kecelakaan industri dan lalu lintas. Cedera
khususnya ekstremitas, badan, kulit kepala, dapat terjadi pada seluruh bagian ekstremitas
wajah dan genitalia. Degloving soft tissue bawah, bahkan dapat meluas hingga ke bagian
injuries dapat terjadi bersama dengan fraktur bawah rangka tubuh (torso). Cedera tersebut
atau cedera vaskular dan/atau cedera lain. sering disertai dengan fraktur atau cedera lai n
Cedera berat yang terjadi dapat bersamaan yang dapat menyebabkan berbagai macam
dan pasien dapat kehilangan banyak darah. 1,2 komplikasi mulai dari infeksi hingga kematian.

J Agromedicine Unila | Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 632


Muha mad Rizki Pra yuda dan Anggraeni Janar Wulan,| Peran Split Thickness Skin Graft (STSG) pada Open Degloving

Apalagi jika pasien berusia lanjut, risiko sebagai lesi tertutup/internal atau
terjadinya komplikasi semakin meningkat.1 terbuka/eksternal. 2,6,8

Penatalaksanaan degloving soft tissue Hidalgo dalam Pilanci 4 membagi cedera


injuries memerlukan penilaian yang hati-hati degloving menjadi tiga kelompok utama,
terhadap luasnya jaringan yang terkena dan antara lain:
suplai darah ke jaringan yang terkena. Pri nsi p 1. Tipe 1 adalah rata-rata cedera avulsi, yang
penatalaksanaan secara umum termasuk merupakan tipe yang paling umum dan
pemeliharaan sebanyak mungkin struktur ditandai oleh laserasi dan area avulsi yang
yang mungkin, penutup kulit primer definitif terlihat.
awal, penutup kulit berkualitas baik, fungsi 2. Tipe 2 disebut sebagai cedera avulsi
kembali segera dan kebutuhan prosedur atipikal. Dari luar tampak tidak ada tanda
sekunder. Ketika kulit degloved dibuang trauma serius, namun sebenarnya ada
secara keseluruhan dari tubuh pasien, kulit avulsi di area yang luas.
tersebut dapat diletakkan kembali dengan 3. Tipe 3 disebut sebagai cedera avulsi di area
prosedur bedah yang disebut replantasi. tertentu. Jenis cedera seperti itu meliputi
Prosedur ini membutuhkan keahlian yang luar area plantar dan kulit kepala.
biasa dan sumber daya yang luas. Pada pasi e n Revaskularisasi dan replantasi diperlukan
dengan degloving injuries yang terbatas untuk sebagian besar cedera ini.
dengan abrasi dan/atau avulsi, transfer Cedera degloving terjadi akibat gaya
jaringan bebas dapat dilakukan untuk tangensial yang mengenai permukaan kulit
menutupi tendon, tulang dan sendi. Kulit dengan permukaan yang ireguler yang
avulsi telah digunakan sebagai sumber mencengkram kulit sehingga tidak licin. Ketika
cangkok kulit (split atau full thickness), gaya ini dilawan dengan gerakan yang
dikombinasikan dengan penghilangan kulit berlawanan, kulit tertarik dan terlepas dari
avulsi dengan fenestrasi, diikuti dengan jaringan di bawahnya. 9 Gaya deformasi
dressing tekanan negatif.3,4,5,6 Skin graft kompresi, torsi dan abrasif terjadi selama
adalah penempelan kulit dengan operasi dari trauma energi tinggi. Tulang panjang dapat
satu area tubuh dan ditransplantasikan atau mengalami fraktur dalam banyak pola dengan
melekat ke daerah lain. Skin graft digunakan berbagai tingkat fragmentasi dan kominusi,
dalam berbagai situasi klinis termasuk tetapi jaringan lunak menyerap gaya terse bu t
rekonstruksi luka bakar dan degloving injury. dengan cara yang dapat diprediksi. 5 Jika
Secara umum, skin graft diklasifikasikan lukanya bersifat terbuka, setelah terjadi
menjadi split thickness dan full thickness.7 cedera harus segera dilakukan tindakan
Karena cedera jaringan lunak degloving menutup area yang mengalami degloving.
merupakan suatu kondisi yang serius dan Tindakan ini dimaksudkan untuk mengurangi
membutuhkan perawatan yang tepat, namun risiko terjadinya infeksi.10
cukup sulit, maka pada tulisan ini akan Cedera jaringan lunak dideskripsikan
dibahas tentang peran split thickness skin dalam empat pola cedera:
graft pada open degloving injury. 1. abrasi/avulsi
2. degloving non-circumferential
Isi 3. circumferential single plane
Degloving soft tissue injuries (DSTIs) 4. circumferential multi-plane degloving.9
merupakan suatu kondisi bedah yang serius, Diagnosis DSTI dapat dilakukan dengan
terjadi suatu avulsi atau pelepasan kulit dan penilaian klinis serta menggunakan modali tas
jaringan subkutan dari otot dan fascia pencitraan seperti ultrasonografi, computed
sekunder akibat gaya geser tiba-tiba pada tomography dan magnetic resonance imaging
permukaan kulit. DSTI lebih sering terjadi pada (MRI). Penilaian klinis kulit yang robek
laki-laki karena beban trauma traumatis yang merupakan suatu prediktor lemah untuk
lebih tinggi. DSTI dapat terjadi di seluruh luasnya cedera. Degloving soft tissue injuries
bagian tubuh, namun lokasi utama DSTI (DSTI) dapat dibedakan menjadi open DSTI
adalah ekstremitas bawah, badan, kulit kepala dan closed DSTI. Open degloving soft tissue
dan wajah dengan kulit dan jaringan lunak injuries (lebih sering disebut dengan open
yang bervariasi. DSTI dapat dikategorikan degloving) adalah kondisi hilangnya jaringan
lunak dengan luas yang bervariasi bersamaan

J Agromedicine Unila | Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 633


Muha mad Rizki Pra yuda dan Anggraeni Janar Wulan,| Peran Split Thickness Skin Graft (STSG) pada Open Degloving

dengan avulsi kulit, lepasnya jaringan metabolik akibat luasnya permukaan yang
subkutan dari jaringan dalam dibawahnya hilang juga terjadi sebagai komplikasi
merupakan ciri khas dari temuan fisik, degloving seperti kehilangan albumin,
bersama dengan abrasi, ecchymosis atau l uka peningkatan metabolisme dan risiko infeksi.
kulit. Sedangkan diagnosis closed DSTI Degloving injuries pada area scalp, ekstremitas
biasanya sulit dan dapat dilupakan pada atas, tungkai dapat menyebabkan kehilangan
evaluasi klinis awal, membutuhkan darah yang signifikan dan instabilitas
pemeriksaan radiologi untuk diagnosis yang hemodinamik.3,14
akurat.3,8 Setelah manajemen penyakit yang
mendasari, pengobatan definitif dari cedera
degloving harus dilakukan. Pada open
degloving, debridemen jaringan nekrotik dan
otot dasar yang non-vital harus dilakukan.
Lalu, demarkasi flap. Setelah demarkasi
jaringan nekrotik bersih, langkah selanjutnya
adalah debridemen yang adekuat, termasuk
pengangkatan semua jaringan nekrotik dan
hematoma. Daerah gundul yang dihasilkan
dari debridemen harus ditutup menggunakan
graft baik full thickness atau split thickness
graft. Kulit avulsi harus dihilangkan lemaknya
Gambar 1. Open degloving 8 dan digunakan sebagai STSG. Luka akut adalah
resipien yang baik untuk graft. Namun
Penatalaksanaan DSTI mungkin teksturnya tidak merata, risiko infeksi pada
kompleks dan memerlukan penilaian yang penutupan segera, dan ketidakpastian tentang
cermat tentang sejauh mana jaringan yang vitalitas otot bisa menjadi ancaman bagi
dihancurkan dan suplai darah ke jaringan yang graft.14 Kulit avulsi telah digunakan sebagai
terkena. Prinsip-prinsip perawatan umum sumber skin graft (split atau full-thickness).
termasuk menjaga sebanyak mungkin Ahli bedah sering menggabungkan
jaringan, penutup kulit definitif primer awal, penghilangan kulit avulsi dengan fenestrasi,
penutup kulit berkualitas baik, kembalinya diikuti dengan dressing tekanan negatif. Jika
fungsi dan perlunya prosedur sekunder. 11 degloving sangat luas, pilihan lain adalah
Penatalaksanaan degloving injury melibatkan untuk melakukan pasien ke eksisi serial
beberapa aspek penting, seperti aspek sebelum rekonstruksi. kerugian teoritis adalah
pertama adalah manajemen dalam kondisi potensi untuk desikasi tulang dan infeksi
akut. Dalam kondisi darurat, resusitasi perlu nosokomial.3
dilakukan, terdiri atas profilaksis tetanus dan Skin graft yaitu tindakan memindahkan
manajemen cedera terkait, seperti trauma sebagian atau seluruh lapisan kulit dari satu
perut atau kandung kemih dan fraktur. 12 Luka tempat ke tempat lain. Skin graft telah
rawan tetanus adalah luka yang secara dilakukan di India sejak 2000 tahun yang lalu
signifikan terkontaminasi dengan material tetapi tidak mengalami perkembangan hingga
yang mungkin mengandung spora tetanus abad ke-19. Pada abad ke-19, skin graft mulai
dan/atau menunjukkan adanya jaringan diperkenalkan di dunia barat. Selama 100
nekrosis, termasuk salah satunya adalah luka tahun terakhir, alat dan metode yang
yang terkontaminasi dengan kotoran, feses, digunakan mengalami banyak perubahan.
atau tanah seperti luka avulsi pada open Beberapa nama berhubungan dengan
degloving.13 Jika pasien tidak mengetahui atau perkembangan awal skin graft yaitu Bunger
tidak melengkapi vaksin tetanus primer, maka tahun 1823 melakukan skin graft kulit dari
pasien perlu diberikan vaksin dan tetanus paha ke hidung. Reverdin tahun 1869
immune globulin (TIG). TIG diberikan sebanyak melakukan eksisi kulit kecil dan tipis
250 U IM untuk semua usia. 14 (epidermic graft) yang diletakkan pada
Masalah utama pada pasien dengan permukaan area dengan jaringan granulasi.
degloving yang luas adalah area robek yang Oilier (1872) dan Thiersch (1874)
luas membutuhkan penutup kulit. Perubahan mengemukakan dan mengembangkan tentang

J Agromedicine Unila | Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 634


Muha mad Rizki Pra yuda dan Anggraeni Janar Wulan,| Peran Split Thickness Skin Graft (STSG) pada Open Degloving

thin split thickness skin graft.15 Skin graft 2. Intermediate atau medium STSG,
melibatkan pengambilan potongan kulit dari berukuran 0,012 - 0,018 mm.
area yang tidak terluka (disebut dengan situs 3. Thick STSG (three quarterthickness graft),
donor) dan menggunakannya untuk menutup berukuran 0,018- 0,030 mm.19
sebuah luka terbuka. Graft tidak membawa STSG merupakan tindakan definitif
bagian apa-apa dari situs donor, sehingga sebagai penutup defek yang permanen atau
graft menerima semua nutrisi dari tempat hanya sebagai tindakan yang sementara
luka pada situs penerima. Graft diberi nama sambil menunggu tindakan yang definitif.
sesuai dengan komposisinya, seperti Tindakan sementara ini dimaksudkan untuk
epidermis, dermis, lemak, rambut, kartilago mengontrol, mengurangi kemungkinan terjadi
dan tulang.16 infeksi dan menutup struktur vital. 19 STSG
Skin grafts adalah tindakan diindikasikan pada sebagian besar luka yang
memindahkan bagian dari kulit yang telah tidak dapat ditutup secara primer dan ketika
dipisahkan dari tempat suplai darah lokalnya penutupan sekunder merupakan
ke lokasi lain. Skin grafts dapat dibagi menjadi kontraindikasi. STSG juga diindikasikan untuk
empat tipe, yaitu full-thickness skin grafts luka yang relatif besar (diameter >5-6cm) yang
(FTSG), split-thickness skin grafts (STSG), akan memakan waktu berminggu-minggu
composite grafts, dan free cartilage grafts.17,18 untuk penyembuhan. Skin graft memberikan
1. Full-thickness skin grafts terdiri atas cakupan lebih stabil untuk luka besar daripada
tindakan pemindahan keseluruhan bekas luka yang dihasilkan oleh penutupan
epidermis dan dermis, termasuk struktur sekunder. Luka besar juga sembuh lebih cepat
adneksa seperti folikel rambut dan kelenjar dengan skin graft dibandingkan dengan hanya
keringat. dressing saja. Lukanya harus bersih. Semua
2. Split-thickness skin grafts terdiri atas full jaringan nekrotik harus dibuang sebelum skin
thickness epidermis dan sebagian dermis. graft, dan harus tidak ada tanda-tanda infe ksi
3. Composite graft terdiri atas dua bagian di jaringan sekitarnya. 7
jaringan berbeda, umumnya kulit dan Karena ukuran graft yang harus diambi l
kartilago. relatif besar, pasien biasanya membutuhkan
4. Free cartilage graft terdiri atas cartilago anestesi umum atau spinal untuk kontrol nyeri
dengan perikondrium yang melapisi. 16,17,18 yang adekuat. Namun, jika diameter graft
Full-thickness skin grafts (FTSG) terdiri yang diperlukan tidak lebih dari beberapa
dari epidermis dengan dermis ketebalan sentimeter, situs donor dapat dibius oleh
penuh, sedangkan split-thickness skin grafts infiltrasi lokal jaringan dengan lidocaine atau
(STSG) terdiri dari epidermis dengan ketebalan bupivacaine. Situs donor yang paling umum
dermis yang bervariasi. Split-thickness skin adalah aspek anterior atau lateral dari paha.
grafts (STSG) digunakan untuk menutupi defek Jika luka yang akan ditutupi ada di belakang,
besar sehingga memungkinkan pengawasan cobalah mengambil cangkokan dari paha
luka yang lebih baik, untuk memasang flap lateral, tetapi paha posterior juga dapat
pedikel besar atau untuk menutup tempat diterima. Prosedur untuk mengambil graft
donor FTSG yang besar, serta untuk melapisi dapat dilakukan dengan menggunakan
permukaan mukosa. Lokasi STSG biasanya dermatom atau Humby knife (Watson knife).7
diambil dari lengan bagian dalam, paha,
bokong, kulit kepala, atau perut. STSG
ditempatkan pada luka dan diperbaiki dengan
jahitan atau staples yang dapat diserap.
Keuntungan utama dari STSG adalah STSG
Gambar 2. Skin-graft (Humby) knife7
akan mampu bertahan meskipun pada lokasi
dengan vaskularisasi yang buruk, seperti ulkus
kaki.16 Split thickness skin graft (STSG)
mengandung epidermis dan sebagian dermis,
dapat dibagi 3 bagian yaitu :
1. Thin STSG sering disebut Thiersch atau
Oilier graft, berukuran 0,008 - 0,012 mm.

J Agromedicine Unila | Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 635


Muha mad Rizki Pra yuda dan Anggraeni Janar Wulan,| Peran Split Thickness Skin Graft (STSG) pada Open Degloving

Pemilihan situs donor dipilih sesuai


dengan situs penerima dalam tekstur kulit,
ketebalan, warna, dan kepadatan struktur
appendiceal. Graft dipangkas agar tepat sesuai
dengan defek dan dihilangkan lemaknya. Situs
donor ditutup dengan penutupan sisi-ke-sisi
primer atau penyembuhan sekunder. Graft
tersebut dijahit ke situs penerima sesuai
kebutuhan. Dressing ditempatkan di atas graft
untuk menjaga graft tetap di tempatnya dan
Gambar 3. Pengambilan split-thickness skin graft untuk mencegah akumulasi cairan di
dengan menggunakan power-driven dermatome7 bawahnya. Karena graft kulit tidak membawa
suplai darah, graft lebih rentan terhadap
Setelah terapi definitif dengan STSG, nekrosis. Kesesuaian warna kulit sulit
beberapa masalah masih ditemui, termasuk diprediksi. Individu berkulit cerah bahkan
luka eksudatif, kondisi sistemik tidak stabil dan dengan pigmentasi dan sedikit kerusakan
kesulitan dalam imobilisasi graft. Untuk akibat sinar matahari berjalan dengan baik
meningkatkan peluang graft, STSG harus dengan FTSG. Semakin gelap pigmen atau
dievaluasi sejak awal dan perubahan dressing belang-belang kulit di sekitarnya, semakin
pertama dilakukan 2 atau 3 hari setelah sedikit kemungkinan warna yang cocok. Tepi
operasi untuk memastikan bahwa lukanya yang tidak rata di sekitar graft dapat
tidak eksudatif, tanpa hematoma. Untuk dihaluskan dengan dermabrasi 6 sampai 8
imobilisasi graft, dapat dilekatkan minggu setelah operasi. 16
menggunakan jahitan atau staples kulit.
Pemantauan kadar albumin dan elektrolit Simpulan
harus dilakukan secara teratur dan kelainan Split-thickness skin graft (STSG)
harus dikoreksi. Kebersihan daerah sekitarnya berperan sebagai penutup luka yang terjadi
harus dijaga ketat.12 pada open degloving soft tissue injury karena
mampu menutup defek yang lebih luas dan
membantu mempercepat penyembuhan luka.

Daftar Pustaka
1. Wojcicki P, Wojtkiewicz W, Drozdowski P.
Severe lower extremities degloving injuries -
medical problems and treatment results. J
Polski Przeglad Chirurgiczny. 2011; 83(5): 276-
282.
2. Mello DF, Assef JC, Solda SC. Degloving
injuries of trunk and limbs: comparison of
outcomes of early versus delayed assessment
by the plastic surgery team. J Rev Col Bras Cir.
Gambar 4. Luka dilapisi oleh split-thickness skin 2015; 42(3): 143-8.
graft7 3. Latifi R, Hennawy HE, Thani HA. The
therapeutic challenges of degloving soft-
Berbeda dengan STSG, full-thickness tissue injuries. J Emerg Trauma Shock. 2014;
skin grafts (FTSG) umumnya diindikasikan 7(3): 228–32.
untuk defek wajah full-thickness yang relatif 4. Pilanci O, Saydam FA, Basaran K, Datli A,
dangkal yang mungkin tidak bisa menerima Guven E. Management of soft tissue
penutupan primer atau perbaikan flap lokal extremity degloving injuries with full -
atau untuk sementara menutup defek yang thickness grafts obtained from the avulsed
flap. J Ulus Travma Acil Cerr Derg. 2013;
perlu diamati untuk kemungkinan
19(6): 516-20.
kekambuhan tumor. Lokasi donor FTSG
5. Arnez ZM, Khan U. Classification of soft-tissue
biasanya diambil dari area preaurikular, degloving in limb trauma. British Association
nasolabial, postaurikular, conchal bowl, of Plastic, Reconstructive and Aesthetic
supraklavikular, atau kelopak mata. 16 Surgeons. Published by Elsevier Inc; 2009.

J Agromedicine Unila | Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 636


Muha mad Rizki Pra yuda dan Anggraeni Janar Wulan,| Peran Split Thickness Skin Graft (STSG) pada Open Degloving

6. Antoniou D, Kyriakidis A, Zaharopoulos A. 13. Alberta Health Services. Immunization


Degloving injury. Eur J Trauma. 2015; 31(6): program standards manual. In Tetanus
593-596. prevention, prophylaxis and wound/injury
7. Semer NB. Skin grafts. Chapter 12. Practical management standard. 2018.
Plastic Surgery for Nonsurgeons. Philadelphia: 14. Minnesota MDH Department of Health.
Hanley and Belfus, Inc; 2001. Immunization Program[internet]. Tersedia
8. Hakim S, Ahmed K, Menyar AE, Jabbour G, dari: http://www.
Peralta R, Nabir S, et al. Patterns and health.state.mn.us/immunize.
management of degloving injuries: a single 15. Fuss H. Management of skin grafts [internet].
national level 1 trauma center experience. 2010. Tersedia dari :
World J of Emerg Surg. 2016; 11(35): 1-8. http://www.awma.com.au/publications/2010
9. Krishnamoorty R, Karthikeyan G. Degloving _sa_skin_grafts.pdf
injuries of the hand. Ind J Plast Surg .2011; 16. Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF,
44(2):227-236. GoldsmithLA, Katz S,et al. Fitzpatrick's
10. Fujiwara M, Fukamizu H. Delayed wraparound Dermatology In General Medicine. New York:
abdominal flap reconstruction for a totally McGraw-Hill; 2008.
degloved hand. J Hand Surg 2008; 13(2):115- 17. Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C,
119. editor. Rook’s textbook of dermatology
11. Latifi R. The diagnostic and therapeutic volume 2. Edisi ke-7. Massachusetts:
challenges of degloving soft tissue injuries. Blackwell Publishing; 2004.
SOJ Surgery. 2013; 1(1): 1. 18. Bolognia JL, Jorizzo JL, Rapini RP, editor.
12. Atmadja TM, Sudjatmiko G. Management of Dermatology volume 2. Edisi ke-2.
patient with closed degloving in the pelvic Philadelphia: Elsevier Limited; 2008.
region: a case series. J of Proteome Research. 19. Davies P. Skin adhesives and their role in
2015; 1(5): 472-7. wound dressings. J Wounds UK. 2007; 3(4):
76-86.

J Agromedicine Unila | Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 637

Anda mungkin juga menyukai