Abstrak
Open degloving merupakan s alah s atu tipe degloving soft tissue injuries (DSTIs), s uatu kondisi ya ng ditandai deng a n a vu l s i
kul it dan ja ringan subkutan dari otot ya ng mendasari dan fascia sekunder akibat gaya geser ti ba -tiba pada permukaan kulit ,
terbukti secara klinis sebagai hilangnya jaringan l unak dengan kulit avulsi, serta flap ja ringan subkutan dari jaringa n d a la m
ya ng mendasarinya , bersama dengan abrasi, ecchymosis atau l uka kulit. Ma najemen cedera degloving dalam kond i si a k ut
a da lah resusitasi, termasuk profilaksis tetanus dan manajemen cedera terkait, s eperti tra uma perut atau ka n dun g k em i h
da n fra ktur. Kemudian, pengobatan definitif dari cedera degloving ha rus dilakukan. Pa da ope n de gl ovi ng, d e b ri d emen
ja ri ngan nekrotik dan otot dasar ya ng non vi tal harus dilakukan, lalu ditutup menggunakan skin graft. Spl i t- thi ckne s s s ki n
grafts (STSG) digunakan untuk menutupi defek sehingga memungkinkan pengawasan luka ya ng l ebi h ba i k . Lo k a s i S TS G
bi a sanya diambil dari l engan bagian dalam, paha, bokong, kulit kepala, a tau perut . S TS G di tem pa tka n pa da l uka d a n
di perbaiki dengan jahitan ya ng dapat diserap. Kesimpulannya, STSG berperan s ebagai penutup l uka ya ng terjadi pada ope n
degloving soft tissue injury ka rena mampu menutup defek ya ng l ebih l uas dan membantu mem perce pa t p enyem bu ha n
l uka.
Abstract
Open degloving i s a type of degloving soft ti ssue inju ri es ( D STIs ) , a co n di ti o n ch a ra cteri z ed b y s ki n a vul s i on a nd
s ubcutaneous tissue of the underlying muscle and fascia s econdary to s udden shear forces on the s kin s urf a ce, cl i ni ca l ly
proven a s loss of soft tissue with skin a vulsion, as well a s subcutaneous ti ssue flaps of the underlying tissues, together w i th
a bra sion, ecchymosis or skin injuries. Ma nagement of degloving i njuries in acute conditions i s re s us ci ta ti o n, i n cl udi ng
teta nus prophylaxis and associated injury ma nagement, s uch as tra uma to the abdomen or bladder a nd fracture. Then, th e
defi nitive treatment of degloving i njuries should be done. In open degloving, necrotic tissue debri dem ent a nd n o n - vi ta l
ba s e muscles should be performed, then closed using a s kin graft. Split-thickness s kin grafts (STSGs) are used to m a sk th e
defects so a s to enable better wound control. STSG l ocation is usually ta ken from the inner a rm, thigh, butto cks , s ca l p o r
s tomach. STSG id placed on the wound and repaired with a bsorbable s utures. In conclusion, STSG a cts a s a w o und co ve r
tha t occurs i n open degloving soft tissue i njury because it is a ble to cover a wider defect a nd help accelerate wound healing.
Korespondensi: Muha mad Rizki Pra yuda, email:rizkiprayuda60@yahoo.com, no hp: 081273751530, a l amat: Jalan Pulau
Ba ca n Gang Ja mbu no 30, Ba ndar Lampung
Apalagi jika pasien berusia lanjut, risiko sebagai lesi tertutup/internal atau
terjadinya komplikasi semakin meningkat.1 terbuka/eksternal. 2,6,8
dengan avulsi kulit, lepasnya jaringan metabolik akibat luasnya permukaan yang
subkutan dari jaringan dalam dibawahnya hilang juga terjadi sebagai komplikasi
merupakan ciri khas dari temuan fisik, degloving seperti kehilangan albumin,
bersama dengan abrasi, ecchymosis atau l uka peningkatan metabolisme dan risiko infeksi.
kulit. Sedangkan diagnosis closed DSTI Degloving injuries pada area scalp, ekstremitas
biasanya sulit dan dapat dilupakan pada atas, tungkai dapat menyebabkan kehilangan
evaluasi klinis awal, membutuhkan darah yang signifikan dan instabilitas
pemeriksaan radiologi untuk diagnosis yang hemodinamik.3,14
akurat.3,8 Setelah manajemen penyakit yang
mendasari, pengobatan definitif dari cedera
degloving harus dilakukan. Pada open
degloving, debridemen jaringan nekrotik dan
otot dasar yang non-vital harus dilakukan.
Lalu, demarkasi flap. Setelah demarkasi
jaringan nekrotik bersih, langkah selanjutnya
adalah debridemen yang adekuat, termasuk
pengangkatan semua jaringan nekrotik dan
hematoma. Daerah gundul yang dihasilkan
dari debridemen harus ditutup menggunakan
graft baik full thickness atau split thickness
graft. Kulit avulsi harus dihilangkan lemaknya
Gambar 1. Open degloving 8 dan digunakan sebagai STSG. Luka akut adalah
resipien yang baik untuk graft. Namun
Penatalaksanaan DSTI mungkin teksturnya tidak merata, risiko infeksi pada
kompleks dan memerlukan penilaian yang penutupan segera, dan ketidakpastian tentang
cermat tentang sejauh mana jaringan yang vitalitas otot bisa menjadi ancaman bagi
dihancurkan dan suplai darah ke jaringan yang graft.14 Kulit avulsi telah digunakan sebagai
terkena. Prinsip-prinsip perawatan umum sumber skin graft (split atau full-thickness).
termasuk menjaga sebanyak mungkin Ahli bedah sering menggabungkan
jaringan, penutup kulit definitif primer awal, penghilangan kulit avulsi dengan fenestrasi,
penutup kulit berkualitas baik, kembalinya diikuti dengan dressing tekanan negatif. Jika
fungsi dan perlunya prosedur sekunder. 11 degloving sangat luas, pilihan lain adalah
Penatalaksanaan degloving injury melibatkan untuk melakukan pasien ke eksisi serial
beberapa aspek penting, seperti aspek sebelum rekonstruksi. kerugian teoritis adalah
pertama adalah manajemen dalam kondisi potensi untuk desikasi tulang dan infeksi
akut. Dalam kondisi darurat, resusitasi perlu nosokomial.3
dilakukan, terdiri atas profilaksis tetanus dan Skin graft yaitu tindakan memindahkan
manajemen cedera terkait, seperti trauma sebagian atau seluruh lapisan kulit dari satu
perut atau kandung kemih dan fraktur. 12 Luka tempat ke tempat lain. Skin graft telah
rawan tetanus adalah luka yang secara dilakukan di India sejak 2000 tahun yang lalu
signifikan terkontaminasi dengan material tetapi tidak mengalami perkembangan hingga
yang mungkin mengandung spora tetanus abad ke-19. Pada abad ke-19, skin graft mulai
dan/atau menunjukkan adanya jaringan diperkenalkan di dunia barat. Selama 100
nekrosis, termasuk salah satunya adalah luka tahun terakhir, alat dan metode yang
yang terkontaminasi dengan kotoran, feses, digunakan mengalami banyak perubahan.
atau tanah seperti luka avulsi pada open Beberapa nama berhubungan dengan
degloving.13 Jika pasien tidak mengetahui atau perkembangan awal skin graft yaitu Bunger
tidak melengkapi vaksin tetanus primer, maka tahun 1823 melakukan skin graft kulit dari
pasien perlu diberikan vaksin dan tetanus paha ke hidung. Reverdin tahun 1869
immune globulin (TIG). TIG diberikan sebanyak melakukan eksisi kulit kecil dan tipis
250 U IM untuk semua usia. 14 (epidermic graft) yang diletakkan pada
Masalah utama pada pasien dengan permukaan area dengan jaringan granulasi.
degloving yang luas adalah area robek yang Oilier (1872) dan Thiersch (1874)
luas membutuhkan penutup kulit. Perubahan mengemukakan dan mengembangkan tentang
thin split thickness skin graft.15 Skin graft 2. Intermediate atau medium STSG,
melibatkan pengambilan potongan kulit dari berukuran 0,012 - 0,018 mm.
area yang tidak terluka (disebut dengan situs 3. Thick STSG (three quarterthickness graft),
donor) dan menggunakannya untuk menutup berukuran 0,018- 0,030 mm.19
sebuah luka terbuka. Graft tidak membawa STSG merupakan tindakan definitif
bagian apa-apa dari situs donor, sehingga sebagai penutup defek yang permanen atau
graft menerima semua nutrisi dari tempat hanya sebagai tindakan yang sementara
luka pada situs penerima. Graft diberi nama sambil menunggu tindakan yang definitif.
sesuai dengan komposisinya, seperti Tindakan sementara ini dimaksudkan untuk
epidermis, dermis, lemak, rambut, kartilago mengontrol, mengurangi kemungkinan terjadi
dan tulang.16 infeksi dan menutup struktur vital. 19 STSG
Skin grafts adalah tindakan diindikasikan pada sebagian besar luka yang
memindahkan bagian dari kulit yang telah tidak dapat ditutup secara primer dan ketika
dipisahkan dari tempat suplai darah lokalnya penutupan sekunder merupakan
ke lokasi lain. Skin grafts dapat dibagi menjadi kontraindikasi. STSG juga diindikasikan untuk
empat tipe, yaitu full-thickness skin grafts luka yang relatif besar (diameter >5-6cm) yang
(FTSG), split-thickness skin grafts (STSG), akan memakan waktu berminggu-minggu
composite grafts, dan free cartilage grafts.17,18 untuk penyembuhan. Skin graft memberikan
1. Full-thickness skin grafts terdiri atas cakupan lebih stabil untuk luka besar daripada
tindakan pemindahan keseluruhan bekas luka yang dihasilkan oleh penutupan
epidermis dan dermis, termasuk struktur sekunder. Luka besar juga sembuh lebih cepat
adneksa seperti folikel rambut dan kelenjar dengan skin graft dibandingkan dengan hanya
keringat. dressing saja. Lukanya harus bersih. Semua
2. Split-thickness skin grafts terdiri atas full jaringan nekrotik harus dibuang sebelum skin
thickness epidermis dan sebagian dermis. graft, dan harus tidak ada tanda-tanda infe ksi
3. Composite graft terdiri atas dua bagian di jaringan sekitarnya. 7
jaringan berbeda, umumnya kulit dan Karena ukuran graft yang harus diambi l
kartilago. relatif besar, pasien biasanya membutuhkan
4. Free cartilage graft terdiri atas cartilago anestesi umum atau spinal untuk kontrol nyeri
dengan perikondrium yang melapisi. 16,17,18 yang adekuat. Namun, jika diameter graft
Full-thickness skin grafts (FTSG) terdiri yang diperlukan tidak lebih dari beberapa
dari epidermis dengan dermis ketebalan sentimeter, situs donor dapat dibius oleh
penuh, sedangkan split-thickness skin grafts infiltrasi lokal jaringan dengan lidocaine atau
(STSG) terdiri dari epidermis dengan ketebalan bupivacaine. Situs donor yang paling umum
dermis yang bervariasi. Split-thickness skin adalah aspek anterior atau lateral dari paha.
grafts (STSG) digunakan untuk menutupi defek Jika luka yang akan ditutupi ada di belakang,
besar sehingga memungkinkan pengawasan cobalah mengambil cangkokan dari paha
luka yang lebih baik, untuk memasang flap lateral, tetapi paha posterior juga dapat
pedikel besar atau untuk menutup tempat diterima. Prosedur untuk mengambil graft
donor FTSG yang besar, serta untuk melapisi dapat dilakukan dengan menggunakan
permukaan mukosa. Lokasi STSG biasanya dermatom atau Humby knife (Watson knife).7
diambil dari lengan bagian dalam, paha,
bokong, kulit kepala, atau perut. STSG
ditempatkan pada luka dan diperbaiki dengan
jahitan atau staples yang dapat diserap.
Keuntungan utama dari STSG adalah STSG
Gambar 2. Skin-graft (Humby) knife7
akan mampu bertahan meskipun pada lokasi
dengan vaskularisasi yang buruk, seperti ulkus
kaki.16 Split thickness skin graft (STSG)
mengandung epidermis dan sebagian dermis,
dapat dibagi 3 bagian yaitu :
1. Thin STSG sering disebut Thiersch atau
Oilier graft, berukuran 0,008 - 0,012 mm.
Daftar Pustaka
1. Wojcicki P, Wojtkiewicz W, Drozdowski P.
Severe lower extremities degloving injuries -
medical problems and treatment results. J
Polski Przeglad Chirurgiczny. 2011; 83(5): 276-
282.
2. Mello DF, Assef JC, Solda SC. Degloving
injuries of trunk and limbs: comparison of
outcomes of early versus delayed assessment
by the plastic surgery team. J Rev Col Bras Cir.
Gambar 4. Luka dilapisi oleh split-thickness skin 2015; 42(3): 143-8.
graft7 3. Latifi R, Hennawy HE, Thani HA. The
therapeutic challenges of degloving soft-
Berbeda dengan STSG, full-thickness tissue injuries. J Emerg Trauma Shock. 2014;
skin grafts (FTSG) umumnya diindikasikan 7(3): 228–32.
untuk defek wajah full-thickness yang relatif 4. Pilanci O, Saydam FA, Basaran K, Datli A,
dangkal yang mungkin tidak bisa menerima Guven E. Management of soft tissue
penutupan primer atau perbaikan flap lokal extremity degloving injuries with full -
atau untuk sementara menutup defek yang thickness grafts obtained from the avulsed
flap. J Ulus Travma Acil Cerr Derg. 2013;
perlu diamati untuk kemungkinan
19(6): 516-20.
kekambuhan tumor. Lokasi donor FTSG
5. Arnez ZM, Khan U. Classification of soft-tissue
biasanya diambil dari area preaurikular, degloving in limb trauma. British Association
nasolabial, postaurikular, conchal bowl, of Plastic, Reconstructive and Aesthetic
supraklavikular, atau kelopak mata. 16 Surgeons. Published by Elsevier Inc; 2009.